Pembuatan Artificial Sea Water Salsa18003mailunpadacid PDF Free
Pembuatan Artificial Sea Water Salsa18003mailunpadacid PDF Free
Abstrak
Air laut adalah air yang berasal dari laut atau samudra. Air laut memiliki kadar
garam rata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 gram garam
(terutama, tetapi tidak seluruhnya, garam dapur/NaCl). Kandungan garam utama yang
terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), Natrium (31%), Sulfat (8%), Magnesium
(4%), Kalsium (1%), Potasium (1%), dan sisanya (kurang dari 1%) yang terdiri dari
bikarbonat, bromide, asam borak, strontium dan florida. Sedangkan air tawar adalah
air dengan kadar garam (salinitas) dibawah 0.5ppt. Karakteristik dari air laut secara
umum antara lain temperature, salinitas dan densitas. Air laut sangat dibutuhkan untuk
penelitian maupun memelihara biota laut. Maka dari itu, untuk mempermudah
mendapatkan air laut, kita dapat membuat air laut buatan sendiri tanpa harus pergi ke
laut terlebih dahulu. Air laut buatan adalah air laut yang dibuat menggunakan air tawar
dengan menambahan bahan-bahan yang sesuai dengan kandungan air laut. Bedanya,
dalam air laut buatan atau artificial sea water tidak terdapat mikroorganisme yang hidup
didalamnya. Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan air
laut buatan untuk kepentingan penelitian atau yang lainnya.
1
karena curah hujan yang sangat rendah didalamnya seperti bakteri, microalgae,
dan suhu yang tinggi. Missal, laut yang protozoa dan lainlain. Maka dari itu
berdampingan dengan gurun, seperti tujuan dalam melakukan percobaan ini
laut merah 4%, laut tengan 3.8%, teluk selain untuk dapat mengetahui cara
Persia 4%, dan laut mati sebuah danau pembuatan artificial sea water juga
yang berkadar garam 26%. Sebaliknya, dapat membedakan nilai salinitas
kadar garam air laut rendah, jika laut itu larutan artificial sea water yang diaduk
banyak mendapatkan tambahan air menggunakan alat dengan yang diaduk
tawar dari muara sungai dan cairan es, manual.
seperti laut Baltik 1.9%.
Karakteristik perairan massa air METODE PRAKTIKUM
perairan Indonesia umunya dipengaruhi Praktikum ini dilaksanakan
oleh system angina muson yang bertiup pada Hari Selasa tanggal 1 Oktober
di wilayah Indonesia dan adanya arus 2019 di laboratorium ….
lintas Indonesia (Arlindo) yang Alat yang digunakan adalah
membawa massa air lautan Pasifik ember/baskom yang berfungsi sebagai
Utara dan Selatan menuju lautan tempat untuk menampung air,
Hindia. timbahngan yang berfungsi untuk
Bagaimana cara membuat air menibang bubuk Artificial Sea Water
laut buatan dari air tawar? Jika Anda instan yang telah tersedia, pengaduk
ingin memelihara ikan laut di yang berfungsi untuk mengaduk bubuk
akuarium, atau sebagai bahan ASW dalam air pada beaker glass,
penelitian. Maka Anda membutuhkan refraktometer untuk mengukur nilai
air laut sebagai media salinitas pada larutan tersebut serta
pemeliharaannya. Buat Anda yang Magnetic Stirrer with Hot Plate yang
tinggal di tempat pesisir, sangat mudah berfungsi untuk mengaduk larutan
untuk menerima air laut ini. Begitu pun ASW. Bahan yang kita gunakan adalah
jika ada toko perikanan di sekitar hanya Artificial Sea Water instan dan
rumah tinggal, Anda mampu air tawar yang berasal dari sumur yang
mendapatkannya di sana. Tetapi telah diendapkan selama 24 jam.
bagaimana kesannya kalau Anda Metode yang dilakukan adalah
berada di dataran tinggi? Anda harus dengan menyiapkan dua beaker glass
berjuang ekstra untuk menerima air laut berukuran 1 liter, masing-masing
ini. Oleh karena itu, untuk beaker glass diisi air tawar sebanyak 1
mempermudah. Kita dapat membuat air liter. Kemudian, bubuk ASW instan
laut buatan sendiri. ditimbang sebanyak 42 gram
Lalu apa perbedaannya antara menggunakan timbangan sebanyak 2
air laut asli dengan air laut buatan? kali. Setelah itu dimasukan kedalam
Bedanya, mungkin untuk unsur yang dua beaker glass tadi masing-masing 42
terkandung didalamnya akan serupa. gram ASW. Untuk beaker glass A
Akan tetapi yang membedakannya diaduk menggunakan Magnetic Stirrer
adalah pada air laut buatan itu tidak ada With Hot Plate dan beaker glass B
mikroorganisme yang hidup diaduk secara manual selama masing-
2
masing satu menit. Setelah satu menit, dapat mempengaruhi nilai salinitas
ukur nilai salinitas kedua larutan larutan tersebut. Karena pada saat kita
menggunakan refraktometer dengan mengaduk secara manual, kita bisa
cara bersihkan terlebih dahulu kaca dan memecahkan bongkahan kecil dari
penutupnya, kemudian teteskan satu bubuk ASW. Sedangkan jika
tetes larutan A ke kaca tersebut, lalu menggunakan alat, bongkahan kecil itu
tutup dan arahkan refraktometer ke tidak dapat pecah dan sulit untuk larut.
cahaya matahari, kemudian kita dapat Dan mengapa kita
membaca nilai dari salinitas larutan A. menggunakan air tawar yang berasal
Langkah yang sama dilakukan terhadap dari sumur yang telah diendapkan
larutan B. Setelah itu, bandingkan selama 24 jam, itu karena jika kita
antara larutan A yang diaduk menggunakan air PDAM itu
menggunakan alat dengan larutan B mengandung kaporit, yang dimana
yang diaduk secara manual. Serta amati akan mengganggu keseimbangan unsur
apakah terdapat perbedaan. unsur yang akan di tambahkan.
3
Unsur-unsur dan nilai salinitas 3–10.
didalamnya bisa saja mirip, tetapi Nasjono, J. K. (2010). Pola
proses pembuatan juga berpengaruh Penyebaran Salinitas Pada
terhadap nilai salinitasnya karena Akuifer Pantai Pasir. Jurnal Bumi
beberapa factor. Contoh pada kasus ini Lestari, 10(2), 263–269.
adalah karna waktu yang terlalu singkat Nofiani, R. (2008). Artikel Ulas Balik
saat mengaduk sehingga bubuk ASW Urgensi dan Mekanisme
tidak terlarut dengan sempurna dan jika Biosintesis Metabolit Sekunder
mengaduk menggunakan alat pun tidak Mikroba Laut. Jurnal Natur
menjamin bubuk dapat larut dengan Indonesia Nofiani Jurnal Natur
sempurna juga karena sulit memecah Indonesia, 10(102), 120–125.
bubuk ASW yang berbentuk Nur, M. D. (2013). Air Laut. (May),
bongkahan. Dan itu yang 15–18.
mempengaruhi nilai salinitasnya Yanuar, A. P., Pratikno, H., & Titah,
kemudian. H. S. (2017). Pengaruh
Penambahan Inhibitor Alami
Daftar Pustaka terhadap Laju Korosi pada
Material Pipa dalam Larutan Air
Laut Buatan. Jurnal Teknik ITS,
Arief D. (1984). Pengukuran Salinitas 5(2), 8–13.
Air Laut Dan Peranannya Dalam https://doi.org/10.12962/j2337353
Ilmu Kelautan. Oseana, Volume 9.v5i2.18938
IX, Nomor 1 : 3-10,1984, IX(1),
4
LAMPIRAN
1.1 Magnetic Stirrer with Hotplate 1.2 Mengukur nilai salinitas 1.3 Larutan B diaduk menggunakan
menggunakan refraktometer Magnetic stirrer with hotplate