Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Diare :

Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan Penyakit potensial Kejadian
Luar Biasa (KLB) yang kerap disertai dengan Kematian.

KLB diare masih sering terjadi dengan jumlah penderita dan kematian yang banyak. Rendahnya
cakupan higiene sanitasi dan perilaku yang rendah sering menjadi faktor risiko terjadinya KLB diare.

Untuk mengetahui proses dalam pelaksanaan surveilans KLB Diare, diperlukan langkah – langkah
sebagai berikut :

A. Tahap Persiapan
1. Menetapkan Tujuan Surveilans
Tujuan Sistem Surveilans diare adalah untuk menurunkan angka kesakitan diare di
wilayah tersebut
2. Menetapkan Definisi Kasus (Misalnya : Penyakit Diare)
Menetapkan definisi kasus ini dengan cara menyelaraskan hasil verifikasi diagnosis mulai
dari hasil laboratorium hingga dugaan terinfeksi. Menetapkan definisi kasus ini bisa
dilihat dari kriteria klinis (tanda dan gejala), hasil laboratorim,informasi epidemioloi dan
riwayat kontak (tingkat paparan)

3. Menentukan Sumber Data


Dalam menentukan sumber Data program diare dikumpulkan berdasarkan sistem
pencatatan dan pelaporan rutin yang dikelola oleh pihak puskesmas berupa Indikator
dan target yang digunakan dalam sistem surveilans diare berdasarkan puskesmas yang
ditentukan.
4. Menentukan instrumen yang akan digunakan
Instrumen yang akan digunakan adalah melakukan laporan harian dan mingguan yang
telah dikumpulkan oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Wilayah tersebut dengan
catatan harian dan laporan mingguan yang dilaporkan ke Kementerian Kesehatan.
5. Menentukan Sistem Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data surveilans diare ini ada yang bersifat pasif, yaitu berasal dari
data kunjungan penderita yang dilaporkan rutin di puskesmas. Pengumpulan data secara
aktif seperti berdasarkan studi kasus atau survei dan investigasi penderita diare pada
saat KLB belum pernah dilakukan,karena belum pernah terjadi KLB diare.

B. Tahap Pengumpulan Data


1. Data yg dikumpulkan harus sistematis, lengkap,benar dan terus menerus
2. Sumber data yang digunakan harus cukup banyak
3. Pengumpulan Data (Primer dan Sekunder)

Ada tiga cara pengumpulan data Surveilans KLB diare, yaitu :

a. Laporan Rutin

Dilakukan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit Melalui SP2TP (LB), SPRS (RL), STP dan
Rekapitulasi diare. Karena diare termasuk penyakit yang dapat menimbulkan wabah
maka perlu dibuat laporan mingguan (W2). Untuk dapat membuat laporan rutin perlu
pencatatan setiap hari (register) penderita diare yang datang ke sarana kesehatan,
posyandu atau kader agar dapat dideteksi tanda–tanda akan terjadinya KLB/wabah
sehingga dapat segera dilakukan tindakan penanggulangan secepatnya.

b. Laporan KLB Diare


Setiap terjadi KLB/wabah harus dilaporkan dalam periode 24 jam (W1) dan
dilanjutkan dengan laporan khusus yang meliputi :
1. Kronologi terjadinya KLB
2. Cara penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
3. Keadaan epidemiologis penderita
4. Hasil penyelidikan yang telah ddilakuka
5. Hasil penanggulangan KLB dan rencana tindak lanjut

c. Pengumpulan data melalui studi kasus

Pengumpulan data ini dapat dilakukan satu tahun sekali, misalnya pada pertengahan
atau akhir tahun. Tujuannya untuk mengetahui “base line data” Sebelum atau
setelah program dilaksanakan dan hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk
perencanaan ditahun yang akan datang.

C. Analisis dan Interpretasi


Data-data yang telah dikumpulkan akan diolah dan ditampikan dalam bentuk tabel-tabel
atau grafik, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Analisis ini sebaiknya dilakukan
berjenjang dari Puskesmas hingga Pusat, sehingga kalau terdapat permasalahan segera
dapat diketahui dan diambil tindakan pemecahannya.

D. Diseminasi
Hasil analisis dan interpretasi terhadap data yang telah dikumpulkan, diumpan balikkan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada pimpinan di daerah (kecamatan
hingga Dinkes Propinsi) untuk mendapatkan tanggapan dan dukungan penangganannya.

E. Tahap Evaluasi
1. Efektivitas sistem
2. Dampak diseminasi
3. Waktu, dana dan tenaga yang diperlukan

Anda mungkin juga menyukai