Anda di halaman 1dari 26

Penanggulangan Kejadian Luar

Biasa Diare

The,Melita Mulyani
102013118
Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Keputusan Dirjen PPM & PLP No. 451-I/PD.03.04/1999 tentang Pedoman Penyelidikan
Epidemiologi dan Penanggulangan KLB.
• Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau
tidak dikenal.
• Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3
kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari,
minggu).
• Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih
dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan tahun sebelumnya.
• Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2
kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata
perbulan dalam tahun sebelumnya.
• Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan
> 2 kali dibandingkan angka rata-rata per bulan tahun sebelumnya.
• Case Fatality Rate (CFR) suatu penyakit dalam satu kurun waktu
tertentu menunjukkan kenaikan 50 % atau lebih dibanding CFR
periode sebelumnya.
• Proporsional Rate penderita baru dari suatu periode tertentu
menunjukkan kenaikan > 2 kali dibandingkan periode yang sama
dan kurun waktu/tahun sebelumnya.
• Beberapa penyakit khusus, seperti kolera dan DHF/DSS: 1) Setiap
peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah
endemis); 2) Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada
periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas
dari penyakit yang bersangkutan.
• Beberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita, seperti
keracunan makanan dan keracunan pestisida.
Diare
• buang air besar yang frekuensinya lebih sering
dari biasanya (>3) perhari dengan konsistensi cair
dan berlangsung kurang dari 7 hari.
• Diare sering menimbulkan KLB dengan jumlah
penderita dan kematian yang besar, terutama
diare akut yang disebabkan oleh infeksi dan
keracunan pangan.
• KLB sering terjadi di daerah dengan kualitas
sanitasi buruk, air bersih tidak memadai dan
banyaknya gizi buruk.
Diare
Cara Penularan
• Cara penularan diare adalah secara fecal-oral.
Tinja penderita diare mengandung kuman
yang dapat mencemari sumber air bersih dan
makanan. Penyebarannya melalui lalat, tangan
tercemar, dan sanitasi yang buruk
Etiologi
Micro Planning
• Perencanaan mikro tingkat puskesmas adalah
penyusunan rencana tingkat puskesmas untuk 5 tahun,
termasuk rincian tiap tahunnya
Tujuan umum
• Meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas
sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh puskesmas,
sehingga dapat meningkatkan fungsi puskesmas.
Tujuan khusus
• 1. Tersusunnya rencana kerja puskesmas untuk jangka
waktu lima tahun secara tertulis.
• 2. Tersusunnya rencana kerja tahunan puskesmas,
sebagai penjabaran rencana kerja lima tahunan.
Micro Planning
• Ruang lingkup
• 1. Rencana yang mencakup seluruh kegiatan
pokok puskesmas.
• 2. Dibatasi sesuai dengan masalah yang
dihadapi, dengan memperhatikan prioritas,
kebijaksanaan, dan strategi yang telah
ditetapkan oleh pusat, Dati I dan Dati II
Identifikasi keadaan dan masalah
• Mengetahui kebijakan yang telah ditetapkan baik oleh pusat
maupun daerah.
• Pengumpulan data yang mencakup: Data umum, Data
wilayah, Data penduduk, Sumber daya puskesmas: sarana dan
prasarana fisik, tenaga, dana, dan sumber daya masyarakat,
Data status kesehatan, Data cakupan program sesuai dengan
indicator dan variabel
• Analisa data : Analisa derajat kesehatan, kependudukan,
lingkungan, perilaku, upaya pelayanan kesehatan
• Perumusan masalah
• Penentuan prioritas masalah
Penyusunan Rencana
• Perencanaan yang disusun berdasarkan
prioritas masalah yang disususn secara
sistematis, dengan urutan sebagai berikut:
• Perumusan tujuan dan sasaran
• Perumusan kebijaksanaan dan langkah-
langkah
• Perumusan kegiatan
• Perumusan sumber daya
Penyusunan rencana pelaksanaan
(Plan of Action)
a. Penjadwalan :
Penentuan waktu
Penentuan lokasi dan sasaran
Pengorganisasian
b. Pengalokasian sumber daya meliputi:
Dana: sumber dana, besarnya, dan pemanfaatannya
Jenis dan jumlah sarana yang diperlukan
Jumlah dan tenaga yang diperlukan
c. Pelaksanaan Kegiatan, meliputi:
Persiapan
Penggerakan dan pelaksanaan
Pengawasan, pengendalian dan penilaian
Penulisan Dokumen perencanaan
Pendahuluan
Keadaan dan masalah
Tujuan dan sasaran
Pokok kegiatan dan pentahapan tahunannya
Kebutuhan sumber daya
Pemantauan dan penilaian
Penutup
Lampiran lampiran dokumen
Manajemen KLB Diare
Pra-KLB/Wabah
• 1. Kab/Kota, Propinsi dan Pusat perlu membuat surat
edaran atau instruksi kesiapsiagaan di setiap tingkat
• 2. Meningkatkan kewaspadaan dini (SKD) di wilayah
Puskesmas terutama di Desa rawan KLB
• 3. Mempersiapkan tenaga dan logistik yang cukup di
Puskesmas, Kabupaten/Kota dan Propinsi dengan
membentuk Tim Gerak Cepat (TGC).
• 4. Meningkatkan upaya promosi kesehatan
• 5. Meningkatkan kegiatan lintas program dan sektor
Manajemen KLB Diare
Saat KLB/Wabah
1. Penyelidikan KLB
• Tahapan penyelidikan KLB :
• Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis
informasi termasuk faktor risiko yang
ditemukan.
• Membuat kesimpulan berdasarkan :
a) Faktor tempat b) Faktor waktu c) Faktor orang
Manajemen KLB Diare
2. Pemutusan rantai penularan meliputi :
• a. Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan
yang mencakup : air bersih, jamban,
pembuangan sampah dan air limbah.
• b. Promosi kesehatan yang mencakup :
pemanfaatan jamban, air bersih dan minum
air yang sudah dimasak, pengendalian
serangga/lalat
Manajemen KLB Diare
3. Penanggulangan KLB
• a. Mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)
• b. Pembentukan Pusat Rehidrasi (Posko KLB
Diare)
Pusat Rehidrasi dibentuk dengan maksud untuk
menampung penderita diare yang memerlukan
perawatan dan pengobatan, dipimpin oleh
seorang dokter dan dibantu oleh tenaga
kesehatan yang dapat melakukan tatalaksana
kepada penderita diare.
Manajemen KLB Diare
• c. Penemuan penderita Diare secara aktif untuk mencegah
kematian di masyarakat, dengan kegiatan :
1) Penyuluhan intensif agar penderita segera mencari pertolongan.
2) Mengaktifkan Posyandu sebagai Pos Oralit.
3) Melibatkan Kepala Desa/RW/RT atau tokoh masyarakat untuk
membagikan oralit kepada warganya yang diare

• d. Analisis tatalaksana penderita untuk memperoleh gambaran :


1) Ratio pengunaan obat (oralit, Zinc, RL, antibiotika)
2) Proporsi derajat dehidrasi
3) Proporsi penderita yang dirawat di Pusat Rehidrasi.
4) Dan lain-lain
• Tugas-tugas di Pusat Rehidrasi :
• 1) Memberikan pengobatan penderita diare sesuai dengan
tatalaksana standar serta mencatat perkembangan penderita
• 2) Melakukan pencatatan penderita : nama, umur, jenis kelamin,
alamat lengkap, masa inkubasi, gejala, diagnosa/klasifikasi dan lain-
lain.
• 3) Mengatur logistik obat–obatan dan lain lain.
• 4) Pengambilan sampel usap dubur penderita sebelum diterapi.
• 5) Penyuluhan kesehatan kepada penderita dan keluarganya.
• 6) Menjaga agar Pusat Rehidrasi tidak menjadi sumber penularan
(dengan mengawasi pengunjung, isolasi dan desinfeksi).
• 7) Membuat laporan harian/mingguan penderita diare baik rawat
jalan maupun rawat inap.
• 8) Sistem rujukan
Manajemen KLB Diare
Pasca dan Saat KLB
• a. Pengamatan intensif masih dilakukan
selama 2 minggu berturut-turut (2 kali masa
inkubasi terpanjang), untuk melihat
kemungkinan timbulnya kasus baru.
• b. Perbaikan sarana lingkungan yang diduga
penyebab penularan.
• c. Promosi kesehatan tentang PHBS
Surveilans
• kegiatan pengamatan secara sistematis dan
terus menerus terhadap penyakit atau
masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang
mempengaruhi risiko terjadinya penyakit atau
masalah-masalah kesehatan tersebut agar
dapat melakukan tindakan penanggulangan
secara efektif dan efisien
Surveilans
• Pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran
informasi epidemiologi kepada penyelenggara
program kesehatan.
• Tujuan surveilans adalah mengetahui perubahan
epidemiologi kasus, mengidentifikasi populasi
risiko tinggi, memprediksi dan mencegah
terjadinya KLB, dan penyelidikan epidemiologi
setiap KLB
• Jenis laporan surveilans penyakit menular dapat
berupa: W1 (KLB/Wabah), W2 dan EWARS
(mingguan), STP (bulanan)
Perilaku Sehat
• ASI
• MP-ASI
• Air Bersih
• Cuci Tangan
• Penggunaan Jamban
• Pembuangan Tinja
Penyehatan Lingkungan
• Penyediaan Air Bersih
• Pengolahan Sampah
• Pembuangan Limbah
Kesimpulan
Setiap kasus penyakit yang dinyatakan sebagai
KLB/wabah dapat diketahui penyebab, tahu
cara terjadinya, tahu sumber terjadinya dan
tahu faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya pada individu sebagai host dari
kasus penyakit yang terjadi. Dengan mengerti
dan memahami ini semua maka upaya
pencegahan dapat dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai