Anda di halaman 1dari 41

HERNIA umbilikalis, Hernia Diafragmatika,

Hernia Hiatus

Dewi Dyanwahyuni pps 112019047


Dokter Pembimbing : dr. Melvin P. Togatorop, M.Ked. (Surg.), Sp.B
Definisi

• Tonjolan (protusion) dari


organ intra peritoneal keluar
dari rongga perut melalui
lubang (defect) dan masih
diliputi peritoneum.
Etiologi
• Kongenital :
- inguinalis lateralis
- umbilikalis
- foramen Bochdalek
• Acquired :
- sikatrikalis
- inguinalis medialis
- femoralis, dll
• Faktor penyebab acquired :
- Tek. Intraabdomen meningkat
- Kelemahan otot dinding abdomen
Macam-macam Hernia

• Berdasarkan terjadinya, dibagi menjadi :


- Hernia bawaan (kongenital)
- Hernia dapatan (akuisita)

• Berdasarkan letaknya, diberi nama sesuai dengan


lokasi anatominya :
- Hernia Diafragma
- Hernia Inguinal
- Hernia umbilikalis
- Hernia Femoralis, dll
Macam-macam Hernia
• Hernia Eksterna ( menonjol keluar melalui dinding perut,
pinggang atau perineum)
- H. Inguinalis Lateralis
- H. Inguinalis Medialis
- H. Femoralis
- H. Umbilikalis, dll
• Hernia Interna (tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui
lubang dalam rongga perut )
- H. Obturatoria
- H. Diafragmatika
- H. Foramen Winslowi
- H. Ligamen Treitz
• Berdasarkan sifatnya, dibagi menjadi :
H.Reponibel
H.Irreponibel
H.Inkarserata
H.Strangulata
Hernia Reponibel Hernia Irreponibel

Hernia inkarserata Hernia Strangulata

Penyebab Obstruksi usus no.1 di


Indonesia
Menurut sifatnya hernia dibedakan menjadi :

1. Hernia Reponibel
isi hernia dapat keluar dan masuk lagi kedalam
rongga asal

2. Hernia Irreponibel / Hernia Akreta


isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan
kedalam rongga asal perlengketan isi kantong
dengan peritonium kantong hernia.
3. Hernia Inkarserata
isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi
kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam
rongga perut disertai terjadinya gangguan pasase usus

4. Hernia Strangulata
isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong
terperangkap dan terjadi gangguan pasase usus serta
gangguan vaskularisasi sehingga dapat terjadi nekrosis.
Bagian-Bagian Hernia
Kantong Hernia
Isi Hernia
Pintu Hernia
Leher Hernia
Locus Minoris
Resistance (LMR)
Hernia umbilikalis

• Hernia kongenital pada umbilikus yang hanya ditutup peritoneum


dan kulit akibat penutupan yang inkomplet dan tidak adanya fasia
umbilikalis
• Berupa penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk
melalui cincin umbilikalis
Hernia umbilikalis
Epidemiologi • Etiologi :
1. kongenital
• Terdapat pada kira-kira 20%
bayi 2. acquired : sering hamil,
• Lebih tinggu pada bayi ascites, obesitas, tumor abd.
prematur (BB <2500 gram ) besar.
• Gejala pada anak :
Bila menangis umbilicus
menonjol
• Jarang mengalami inkarserata
• Penonjoan isi rongga perut yang
masuk melaui cincin umbilikus,
akibat peningkatan tekanan
intraabdomen
Patofisiologi

• Waktu lahir pada fasia terdapat celah yang hanya dilalui tali pusat.
Setelah pengikatan, puntung tali pusat sembuh dengan granulasi dan
epitelisasi. Namun pada beberapa bayi waktu lahir banyak bayi
dengan hernia umbilikalis karena defek yang tidak menutup
sempurna dan linea alba tetap terpisah.
HERNIA UMBILIKALIS
• Hernia umbilical: hernia jenis umum (10% -30%).
• Ciri hernia ini adalah pada saat lahir sebagai tonjolan di pusar
(umbilikus).
• Hal ini disebabkan ketika sebuah lubang di dinding perut, yang
biasanya menutup sebelum kelahiran, tidak menutup
sepenuhnya.
• Jika kecil (kurang dari setengah inci), jenis penyakit hernia ini
biasanya menutup pada usia 2 tahun secara bertahap.
• Jika hernia lebih besar dari itu dan tidak mengalami proses
penutupan sendiri memerlukan operasi pada usia 2-4 tahun. Jika
daerah tersebut ditutup pada lahir, hernia umbilikalis dapat
muncul di kemudian hari.
GEJALA KLINIS

• Terlihat adanya penonjolan pada umbilikus


• Hernia umbilikalis pada anak biasanya tidak
menimbulkan rasa sakit/nyeri
• Hernia umbilikalis yang muncul selama masa dewasa
dapat menyebabkan ketidaknyamanan perut.
PENATALAKSANAAN

• Bila cincin hernia < 2cm regresi spontan akan terjadi sebelum bayi beumur
6 bulan, kadang cincin baru tertutup setelah 1 tahun.

• Bila sampai usia 1,5 tahun hernia masih menonjol, umumnya diperlukan
koreksi operasi. Pada cincin hernia yang > 2cm jarang terjadi regresi
spontan dan lebih sukar diperoleh pentupan dengan tindakan konservatif.

• Perbaikan diindikasikan pada bayi dengan defek hernia yang diameternya >
2cm dan pada semua anak dengan hernia umbilikalis yang masih tetap ada
pada usia 3 atau 4 tahun.

• Perbaikan klasik untuk hernia umbulikalis adalah Hernioplasti Mayo.

• Terapi hernia umbilikalis pada orang dewasa hanya operatif.


KOMPLIKASI

• Hernia umbilikalis jarang mengalami inkarserasi. Jika hal ini


terjadi, kerusakan usus lebih cepat dibanding pada hernia
inguinal. Pada beberapa kasus yang mengalami inkarserasi,
dalam kantong terdapat usus yang tidak mengalami
nekrosis, hanya ada satu kasus dengan nekrosis omentum.
HERNIA DIAFRAGMATIKA
• Hernia diafragmatika adalah herniasi dari organ abdomen ke dalam
hemitoraks biasanya sebeiah kiri-dan disebabkan oleh defek pada
diafragma.
Secara umum terdapat tiga tipe dasar hernia diafragmatika kongenital yaitu
• Hernia Bochdalek (posterolateral)
• Hernia Morgagni (retrosternal atau anterior)
• Hiatus hernia yaitu masuknya esofagus abdominal dan cardia gaster ke
dalam rongga dada melalui pelebaran hiatus esofagus. Hernia Bochdalek
terjadi karena kegagalan penutupan membran pleuroperitoneal kiri,
sedangkan hernia Morgagni timbul karena kegagalan bersatunya otot
rusuk dansternala
EPIDEMIOLOGI

• Laporan insidensi hernia diafragmatika bervariasi dari 1 dalam 5.000


kelahiran hidup sampai 1 dalam 2.000 jika lahir mati dimasukkan.
Insidensi dilaporkan berimbang antara bayi laki-laki dan perempuan.
Hanya sekitar 10% hernia diafragmatika terjadi pada setelah
neonatus dan bahkan pada masa dewasa. Defek lebih sering terjadi
pada sisi kiri (70 — 85%) dan kadang-kadang (5%) bilateral.
• Hernia diafragmatika kongentinal yang paling sering ditemui adalah
hernia Bochdalek dengan insiden 1 dari 2000-4000 kelahiran hidup.
ETIOLOGI

Etiologi dari hernia diafragma kongenital hingga saat ini masih


belum diketahui pasti, namun diduga melibatkan berbagai
faktor, terutama kelainan genetik atau kromosom. Hernia
diafragma kongenital bisa muncul sendiri atau isolated,
namun bisa juga disertai dengan suatu sindrom atau anomali
kromosom seperti trisomi, 9p tetrasomi, duplikasi 11q23-qter,
dan delesi 15q24-26
Patofisiologi

• Tujuh puluh sampai delapan puluh persen dart hernia diafragmatika


kongenital merupakan hernia posterolateral melalui foramen Bochdalek
yang terbentuk akibat kegagalan penutupan kanalis pleuro-peritoneal pada
minggu kesepuluh kehidupan janin dalam kandungan. Usus halus, easter,
limpa, serta sebagian kolon transversum dart rongga peritoneum dapat
masuk ke rongga toraks (90% di sebelah kiri). Selanjutnya paru-paru di
rongga toraks yang bersangkutan tidak berkembang (hipoplasia) dan tidak
berfungsi baik pada waktu lahir.

• Hernia retrosternal melalui foramen Morgagni hanya sekitar 10% dart semua
kasus hernia diafragmatika dan jarang meni.mbulkan masalah selama usus
halus masuk ke mediastinum perlahan-lahan
HERNIA DIAFRAGMATIKA
• Gangguan pernafasan yang berat
• Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen).
• Takipneu (laju pernafasan yang cepat).
• Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris).
• Takikardia (denyut jantung yang cepat).
• Gejala-gejala hernia hiatus sliding biasanya disebabkan oleh. abnonnalitas
fungsional yang berkaitan dengan refluks gastroesofagus dan mencakup
pirosis, regurgitasi, dan disfagia.
HERNIA DIAFRAGMATIKA

PEMERIKSAAN FISIK
• Diagnosa dapat ditegakkan langsung pada saat lahir atau setelah 2-3 hari
setelah kelahiran dengan adanya sindroma distres pernafasan. Sisi toraks
yang terkena terlihat lebih menonjol.
• Gerakan pernafasan yang tertinggal

• Perkusi pekak

• Fremitus menghilang

• Suara pernafasan menghilang dan mungkin terdengar bising usus pada


hemitoraks yang mengalami gangguan.
• Sianosis, takipnue, takikardi
Pemeriksaan penunjang

• Pada foto dada ditemukan gambaran udara intestinal dalam rongga


dada. Pemasangan pipa orogastric dapat membantu menentukan
posisi lambung (intra abdominal atau intra thorakal). Pada hernia
Bochdalek kiri dapat ditemukan adanya gambaran udara atau
cairan usus pada hemitorak kiri dan pergeseran bayangan jantung ke
kanan. Pemeriksaan radiologis dada juga dapat menentukan ada
tidaknya pneumothorax
• Ultrasonografi (USG), pemeriksaan USG jantung untuk mengetahui
adanya kelainan jantung bawaan. USG ginjal diperlukan untuk
menentukan ada tidaknya kelainan saluran urogenita
• Pemasangan pulse oximetry, sangat membantu dalam diagnosis dan
tata laksana hipertensi pulmonal persisten yang timbul akibat adanya
hipoplasia pulmonal.
• Ekokardiografi
Gambar Anteroposterior (AP) pada pasien dengan
Hernia
Diafragmatika Kongenital menunjukan herniasi di
hemitoraks kiri
Tatalaksana

• Proses persalinan dan unit perawatan intensif neonatus


• Stabilisasi preoperatif : Pada hernia diafragmatika terdapat paru yang
hipoplastik, tidak atelektasis vaskularisasi arteriolar yang abnormal dan
hipertensi pulmonal sehingga dipertimbangkan pembedahan ditunda
atau dipersiapkan dahulu. Umur rata-rata untuk melakukan
pembedahan adalah sekitar 72 jam.
• Ventilasi mekanik konvensional : Ventilasi dengan inspirasi bertekanan
rendah dipilih karena menurunkan kemungkinan terjadinya
pneumothorax kontralateral yang dapat meningkatkan mengungkapkan
bahwa pembedahan yang dipersiapkan lebih dahulu diikuti dengan
terapi ECMO memberikan hasil yang lebih baik.Waktu yang tepat untuk
melakukan pembedahan belum diketahui dengan pasti, beberapa ahli
menganjurkan pembedahan dapat dilakukan 24 jam setelah bayi stabil,
tetapi penundaan sampai 7-10 hari dapat juga ditoleransi. Banyak ahli
bedah ketidakstabilan sistem kardiorespirasi dan dekompensasi
• Extracorporeal Membrane Oxygenation (ECMO) Alat ECMO adalah
perlengkapan paru buatan yang digunakan untuk mengembangkan
sisa jaringan paru agar oksigenasi tetap adekuat selama
pembedahan untuk mencegah gagal napas dan hipoksia berat.
• Pemberian surfaktan : Gagal nafas pada bayi dengan hernia
diafragmatika dapat berhubungan dengan perkembangan paru yang
abnormal dan defisiensi surfaktan
• Terapi antenatal: Pemberian glukokortikoid antenatal untuk
memperbaiki maturitas paru dan meningkatkan oksigenasi serta
kemampuan paru.
DIAGNOSA BANDING
• Hernia diafragmatika mirip dengan :
• Eventrasio diafragmatika
• Malformasi adenomatoid kistik
• Kelainan kavum toraks dan pleura
• Pneumotoraks
• Hipertensi pulmonal persisten pada
neonatus
PROGNOSIS

Mortalitas hernia diafragmatika sebesar 40-50%.


mengungkapkan prognosis bervariasi tergantung
pada institusi tempat pasien dirawat; apabila
fasilitas memadai termasuk perawatan dengan
ECMO tersedia, maka angka keberhasilan hidup
berkisar antara 40-69%. Hal- hal yang mungkin
timbul dan dapat mempersulit kondisi pasien
yang bertahan hidup dengan morbiditas jangka
panjang Meliputi kelainan fungsi paru dan
penyakit paru kronis,Gastroesophageal reflux,
rehernia,volvulus, scoliosis, hearing loss dan
gangguan perkembangan.
Herinia Hiatus

Hernia hiatus esophagus adalah suatu keadaan defek pada diafragma


yang mengakibatkan isi dalam kavum abdomen masuk ke dalam
kavum thorak yang pada umumnya adalah gaster yang masuk
melalui hiatus esophagus.
Epidemiologi

• Insidensi hernia hiatal meningkat sesuai pertambahan usia.


Diperkirakan 60% dari individu yang berusia 50 tahun atau
lebih mengalami hernia hiatal

• Prevalensi tertinggi hernia hiatus terjadi di Negara dengan


ekonomi maju seperti di Amerika utara dan Eropa bagian
barat.

• Hernia hiatal lebih sering terjadi pada wanita dibanding laki


laki karena adanya kenaikan tekanan intra abdomen
selama kehamilan
Etiologi
Pada anak anak biasanya karena cacat bawaan

Pada orang dewasa


1. traumatik
2. usia
3. peningkatan tek. intraabdominal
Ada 2 jenis utama hernia hiatal, yaitu :
• Sliding hiatal hernia. Pada jenis ini sambungan antara esofagus dan
lambung demikian juga bagian lambung itu sendiri, yang normalnya
terletak dibawah diafragma, menonjol naik ke atas. Risikio terjadinya
hernia jenis ini meningkat seiring dengn proses penuan.
• Rolling Hiatal Hernia (Paraesophageal hernia). Pada hernia jenis ini,
sambungan antara esofagus dan lambung berada pada tempatnya yang
normal, yaitu di bawah diafragma, tetapi bagian lambung terdorong naik
ke atas diafragma dan berada di sebelah esofagus.
Manifestasi Klinis
Gejala sliding hernia :
• gejala esofagitis refluk, yaitu regurgitasi asam, rasa terbakar, nyeri
dada, mual dan muntah disertai nyeri epigastrium
• Dalam keadaan lanjut bisa terjadi perdarahan dan obstruksi
esophagus
• Pada hernia para esophagus sering tanpa gejala klinis.
• Manifestasi klinik hernia paraesophagus sering timbul akibat
komplikasi barupa volvulus lambung, obstruksi esophagus, tukak
lambung, strangulasi, gangguan penapasan dan perdarahan.
Patofisiologi.
• Hilangnya tonus otot pada usia menengah atau
setelah menderita penyakit yang lama,
kelemahan otot membuatnya lebih lemas dan
merupakan predisposisi untuk timbulnya hernia
hiatus.
• meningkatnya tekanan intra abdominal yang
memudahkan (membantu) bagian atas lambung
untuk melewati pembukaan diafragma.
• Diet yang rendah serat merupakan penyebab
utama konstipasi dan penyakit divertikel.
• Keadaan obesitas biasa dijumpai pada pasien
hernia hiatus.
Pemeriksaan penunjang
• Foto sinar-X , seringkali bisa menunjukkan dengan jelas adanya
hernia hiatal. Seringkali, penderita perlu menelan cairan barium
sebelum dilakukan foto sinar-X. Barium akanmelapisi saluran cerna,
sehingga kelainan yang ada lebih muda untuk dilihat.
Tatalaksana
• Sebagian besar sliding hiatal hernia tidak membutuhkan penanganan, kecuali jika
timbul gejala gejala refluks. Beberapa penanganan sederhana yang bisa dilakukan
antara lain :

• Tidur dengan kepala lebih tinggi

• Makan dalam porsi kecil

• Menurunkan berat badan

• Tidak berbaring atau berolahraga setelah makan

• Tidak menggunakan pakaian yang ketat

• Tidak mengkonsumsi atau membatasi yang asam (misalnya jus jeruk dan minuman
cola ), alkohol, kopi , dan makanan tertentu (misalnya bawang, coklat, serta
makanan yang pedas, asam, dan berlemak )
Terapi

Kalau gejala tidak ada dan diagnosis ditemukan secara kebetulan, maka
hernia ini dibiarkan tanpa diberi pengobatan karena jarang menjadi
progresif.
• Antasida
• Antagonis reseptor H2
ranitidin, cimetidin, famotidine, dan nizatidine
• Proton Pump Inhibitor
omeprazole, lanzoprazol, rabeprazole, dan esomeprazole
Terapi pembedahan

Bila terapi konservatif gagal atau terjadi komplikasi.


1. Nissen fundoplikasi
2. Belsey fundoplikasi
3. Hill gastropexi
Komplikasi
• Striktur esophagus
• Barrett’s esophagus
• Perlengketan organ abdominal
• Ulkus peptic
• Gastric volvulus
• Komplikasi pernapasan
Prognosis

• Kebanyakan individu dengan hernia hiatal sliding dapat mengatasi gejala


dengan menggunakan antasida atau obat obatan yang dapat mengurangi
sekresi asam lambung dan dengan merubah gaya hidup

• Kebanyakan individu yang telah di operasi mendapati mereka sembuh dari


gejala tersebut. Walaupun begitu, setelah operasi, beberapa gejala dari hernia
hiatal esophagus seperti nyeri dada, mungkin masih timbul pada beberapa
individu dan pada sejumlah kecil individual dapat terjadi rekurensi.

• Strangulasi jarang terjadi dan hanya timbul pada hernia paraesophagus.


Individu dengan hernia paraesophagus mungkin bisa berkembang menjadi
strangulasi dan gastric volvulus. Dan apabila mengarah ke perforasi, resiko
kematian menjadi tinggi.

Anda mungkin juga menyukai