Anda di halaman 1dari 66

1

DZIKIR, FIKIR, AMAL SHOLEH


NAMA :

ALAMAT :

TTL :

NIM :

JURUSAN / FAKULTAS :

MINAT BAKAT :

MOTIVASI :

MOTTO :

Pekalongan, september 2021

2
DZIKIR, FIKIR, AMAL SHOLEH
DAFTAR ISI

SAMBUTAN KETUA PK PMII KI AGENG GANJUR IAIN PEKALONGAN ............................

SAMBUTAN KETUA RAYON .......................................................................................................

SAMBUTAN KETUA OC ................................................................................................................

MATRIKS KEGIATAN....................................................................................................................

STRUKTUR PENGURUS RTIK......................................................................................................

APA ITU MAPABA ? .......................................................................................................................

AHLUSSUNAH WAL JAMAAH ...................................................................................................

NILAI DASAR PERGERAKAN ......................................................................................................

SEJARAH DAN KEORGANISASIAN PMII ..................................................................................

STUDY GENDER, KEORGANISASIAN DAN KELEMBAGAAN KOPRI .................................

ANALISIS SOSIAL ..........................................................................................................................

LAGU-LAGU PERGERAKAN ........................................................................................................

ABSENSI FOLLOW UP ...................................................................................................................

3
DZIKIR, FIKIR, AMAL SHOLEH
Sambutan Ketua Komisariat Ki Ageng Ganjur IAIN Pekalongan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Bimillahirrahkamirrahim alhamdulillahirabil‟alamin wabihi mastain wa‟ala umuriddunya waddin, wassholatu
wassalamu „ala ashrofil anbiyaai wal mursalin wa‟ala „alihi wasshohbihi ajma‟in amma ba‟du.

Kepada yang terhormat ketua cabang PMII beserta jajarannya


Yang saya hormati ketua rayon dibawah naungan Komisariat Ki Ageng Ganjur berserta jajarannya.
Serta peserta MAPABA yang saya banggakan.

Berbicara mengenai mahasiswa, banyak hal yang harus diketahui dan juga dipahami oleh
mahasiswa. Ketika sudah memutusakan pilihan untuk menjadi mahsiswa, akan melekat pula sebuah tanggung
jawab akan apa yang telah disandangnya. Sebagai seorang yang belajar diperguruan tinggi, mahasiswa
mempunyai tanggung jawab sosial kepada masyarakat disekitarnya. Sejarah telah membuktikan bahwa
mahasiswa adalah golongan yang bisa merubah suatu tatanan sosial dalam masyarakat. Tentunya mereka
(mahasiswa) berjuang tidak hanya dengan bekal apa yang mereka dapatkan didalam kampus. Diperlukan
adnaya semangant atau ruh yang dapat memperkokoh perjuangan. Buku ini insyaallah akan menghantarkan
sahabat-sabahat menjadi mahasiswa yang diharapkan oleh masyarkat dan bangsa.
Untuk sahabat-sahabati semangat berproses dan merubah pemikiran yang tadinya masih siswa
menjadi mahasiswa dimana pola pemikiran mahasiswa harus lebih moderat, seimbang dan tidak terlalu
condong kesalah satu hal. Sebagai mahasiswa kita juga harus pintar-pintar membaca pola-pola yang sedang
terjadi dikehidupan kita baik itu pola dilingkup kampus, masyarakat, dan pertemanan, karena pola
pertemanan itu juga bisa mempengaruhi pola piker dan juga pola bergerak kita di dunia akademik maupun
organisasi dan jangan puas dengan cuma mengikuti gerbang awal masuk di PMII, karena masih banyak
tingkatan pengkaderan selanjutnya baik itu formal, informal, maupun non formal.
Harapan saya MAPABA ini merupakan proses yang menghantarkan sahabat-sahabat untuk mengerti
peran dan tanggung jawab sebagai mahasiswa. Saya ucapkan selamat bergabung dan bersama-sama
memperkokoh perjuangan sebagai penerus bangsa.
Sekian dari saya kurang lebihnya mohon maaf, Wallahu „a‟lam.
Tangan terkepal dan maju kemuka. Salam pergerakan.
Wasaalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

4
DZIKIR, FIKIR, AMAL SHOLEH
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Sambutan Ketua Rayon Tarbiyah Ilmu Keguruan

Assalamu’alaikum wr.wb.
Hidup Mahasiswa !!!
Salam Pergerakan saya sampaikan kepada
Ketua PC PMII Pekalongan beserta jajarannya yang terhormat ;
Ketua PK PMII Ki Ageng Ganjur PMII IAIN Pekalongan beserta jajarannya yang terhormat ;
Yang terhormat Ketua Rayon dibawah naungan PK PMII Ki Ageng Ganjur IAIN Pekalongan beserta
jajarannya ;
Yang saya hormati calon kader PMII Rayon Tarbiyah Ilmu Keguruan beserta pengurus PMII Rayon
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 2021 ;
Panitia MAPABA 2021 PMII Rayon Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Pertama, marilah kita selalu bersyukur akan segala yang diberikan Allah swt. Tiada pernah berhenti
selama diri kita selalu memohon kepada Allah agar senantiasa terhaturkan pada baginda MUHAMMAD
SAW, sang revolusioner sejati yang visinya tiada pernah mati sampai detik ini, hingga memberikan jalan
untuk menuju sebuah kebahagiaan dan keagungan islam.
Pada kesempatan hari ini PMII Rayon Tarbiyah dan Ilmu Keguruan kembali melakukan sebuah ritual
yang sacral dan syarat akan sebuah makna pergerakan, proses pertama dari sekian proses kaderisasi yang ada
di PMII, yaitu masa penerimaan anggota baru MAPABA.
Masa penerimaan anggota baru atau MAPABA adalah fase orientasi dan pengenalan awal PMII
kepada mahasiswa, dalam rangka rekuitmen mahasiswa untuk menjadi anggota PMII. MAPABA merupakan
tahap pertama dalam jenjang pengkaderan Formal PMII. MAPABA merupakan tahap yang harus dilalui oleh
calon kader untuk menjadin anggota PMII dengan predikat mu‟takid, secara khusus, setelah mengikuti
MAPABA anggota diharapkan: Memiliki keyakinan bahwa PMII adalah organisasi kemahasiswaan yang
paling tepat untuk pengembangan diri mahasiswa islam.
Memiliki keyakinan bahwa PMII adalah organisasi mahasiswa islam yang paling tepat untuk
memperjuangkan Idealisme. Memiliki keyakinan apa yang diperjuangkan PMII hari ini adalah merupakan
suara bangsa Indonesia. Mengikuti ahlussunah wal jamaah (ASWAJA) sebagai prinsip pemahaman,
pengalaman, dan penghayatan islam di Indonesia. Berbicara mengenai mahasiswa banyak hal yang harus
dipahami mahasiswa hari ini, saat sudah berani melangkah dan memutuskan sebuah pilihan menjadi
mahasiswa maka akan melekat sebuah tanggung jawab akan apa yang bisa disandangnya hari ini, mahasiswa
sebagai seorang yang belajar diperguruan tinggi mempunyai nalar kritis, berfikir radikal, dan bertindak elegan
adalah sifat yang melekat pada mahsiswa, selain itu juga tanggung jawab terhadap diri sendiri dan social.
Maka PMII ada sebagai sebuah jawaban akan semua problematika yang menjadi tanggung jawab mahasiswa
hari ini, yaitu bangsa, agama, dan Negara. Oleh karenanya mahasiswa hari ini harus sadar dengan tanggung
jawab itu.

5
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Harapan saya MAPABA ini sebagai sebuah fasilitas untuk mengantarkan sahabat-sahabat semua
untuk mengerti peran dan tanggung jawab seorang mahasiswa, maka ikuti segala prosedur dengan benar dan
ikhlas, maka semua tidak aka nada yang sia-sia untuk anda menjadi mahasiswa yang sesungguhnya.
Yang terakhir, saya ucapkan selamt berproses dan bergabung bersama sahabat-sahabat generasi
pengurus bangsa ini. Sekian sambutan yang bisa saya sampaikan, kiranya ada salah dan kurang berkenan, saya
sampaikan mohon maaf.
Tetap Tangan Terkepal dan Maju Kemuka !!!

Wallohul muwaffieq, ila akwamithoriq.


Wassalamu’alaikum Wr. Wb

6
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Sambutan Ketua OC (Organizing Communittee)


Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam Pergerakan!!
Yang terhormat ketua Pengurus Cabang PMII Pekalongan
Yang terhormat ketua Pengurus Komisariat Ki Ageng Ganjur IAIN Pekalongan
Yang terhormat ketua dan segenap Pengurus Rayon Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pekalongan
Serta sahabat-sahabati peserta MAPABA Rayon Tarbiyah dan Ilmu Keguruan angkatan 2021 yang saya
cintai dan banggakan
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya
sehingga atas izin-Nya penyelenggaraan acara Masa Penerimaan Anggota Baru PMII Rayon Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan dapat terlaksana dengan baik dan sesuai prosedur yang ada. Tak lupa sholawat serta salam kita
sanjungkan kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW. semoga kita mendapatkan syafa'tnya di Yaumil
Qiyamah. Aamiin ya rabbal'alamiin.
Saya sebagai ketua OC mewakili segenap pengurus PMII Rayon Tarbiyah dan Ilmu Keguruan mengucapkan
selamat datang kepada calon anggota PMII, manfaatkan moment ini sebaik-baiknya untuk wadah pengembangan
bakat dan karakter masing-masing anggota. Semoga menjadi kader yang mu'taqid berpegang teguh pada ajaran
Ahlussunah wal jama'ah. PMII sebagai salah satu wadah organisasi ekstra dalam dunia perkuliahan mengajak kita
sadar akan pentingnya membentuk pribadi yang berkualitas dan peduli terhadap sesama serta lingkungan sekitar.
Selanjutnya, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia baik SC maupun Mentor yang telah
bersama-sama bekerja keras untuk mensukseskan dalam acara MAPABA tahun ini dan terima kasih kepada senior
yang telah membantu dan membimbing kami agar acara ini berjalan dengan lancar. Saya juga minta maaf kepada
seluruh Panitia dan Peserta karena pasti dalam acara ini banyak terjadi kesalahan maupun kekurangan baik
disengaja dan tidak disengaja. Demikian sambutan dari saya kurang lebihnya mohon maaf apabila ada kata-kata
yang kurang berkenan di hati kalian semua.
Mundur satu langkah adalah bentuk penghianatan
Sekali bendera berkibar, hentikan tangisan dan ratapan
Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thoriq
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Salam Pergerakan!!!

Modul “MAPABA” XXI


copyright© PMII Komisariat Ki Ageng Ganjur
Jl. Dr. Sutomo No. 27, Noyontaan, Kec. Pekalongan Timur, Kota Pekalongan

Penyusun : Biro Pengembangan Swadaya Anggota (PSDA)


7
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Penyunting : Biro Pengembangan Swadaya Anggota (PSDA)

Penata letak : Biro Pengembangan Swadaya Anggota (PSDA)

Desain sampul : Rayon ...


Cetakan ke- : Pertama, September 2021
Penerbit : PMII Komisariat Ki Ageng Ganjur IAIN Pekalongan

“Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis penerbit”.

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang Undang No.19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta • Barangsiapa dengan
sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat(1) atau Pasal 49 ayat
(1) danayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda
paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). • Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan,
memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak
Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). All rights reserved Hak
cipta dilindungi oleh Undang-undang

All rights reserved


Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang

8
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Ketua : Ahmad Syafiq


Wakil Ketua : Shinta Alviyaini
Sekretaris I : Atim Khilmiyati Khikmah
Sekretaris II : Nailatus Zulfa
Bendahara I : Tatik Lalang Diana
Bendahara II : Umi Musyarofah

BIRO-BIRO
Biro Kaderisasi Biro Ke-Agamaan Biro Advohum
1. Kurniawan Widyantoko
(Kordinator) 1. Nasikhatul Karimah (Koordinator) 1. Shinta Amelia (Koordinator)

2. Laila Syarifah 2. Qorryul Azrul 2. Sulistiana

3. Lies Naeni 3. Muammar kadavi 3. M. Chotibul Umam

4. Nur Abidah 4. M. Najib Salsabila 4. M. Zidni Khilman

5. Novia Agustina 5. Irwandi Yuliansyah 5. M Khoirudin Gmynastiar

6. Adi Saputra 6. Aminatuz Zuhriyah 6. Marela Zul Is Yus Annaya

7. M. Safik Fakih 7. Azizatul Maimunah 7. Nanda Khofifatun Naila

8. Akhmad Dalil Rohman 8. Lutfiatunnisa 8. Nabilatul Khanifah

9. Ririn Novita Sari 9. Alfiatun Nafiah

10. Nurul chikmah


11. Fatkhatur Rizqiyah
12. Itsna Amanatus Sholehah
13. Khomsan Nur Asih
14. Mutia Alfina Zahro
15. Fatma wati
16. Lailatul Mufrifah
17. Lailatuz Zahra
18. Dian dewi lestaria
19. Novita sari
20. Widad mukharrirotul fiqih
21. Sulis Setiawati
22. Susmita dwi lestari
23. Iklima nur Laila
24. Siti rofiqoh
25. Niswatul Mahsunah

9
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Biro Kajian Rayon Biro Kominfo dan Jurnalistik Biro Swadaya Rayon

1. M. Husain Haekal 1. Urfan Hadi Rahman 1. Nurul Safitri (Kordinator)


(Koordinator) (Koordinator) 2. Syahrul Mubarok
2. Teguh Handoyo 2. Firda Amelia 3. Diah Ayu Pertiwi
3. Asyfaq Mubayinul M 3. M. Bagus Dwi Ramaputra 4. Irva Ramadilla
4. Lukluk Ussakinah 4. Maulana Zidni 5. Mita Midayanti
5. Nadliyatur Rohmah 5. Ani Fitriyah 6. Nabila Shofa
6. Syafa'atul Khusna 6. Ani Khofifah 7. Ulfatun Khasanah
7. Tri Mulyani 7. Ianatus Sa'adah 8. Yunita Anisatul Zuhriyah
8. Yuyun Fitrianingsih 8. Naila Rosyida

10
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

SUSUNAN PENGURUS LEMBAGA SEMI OTONOM

PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA


RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN IAIN PEKALONGAN
MASA KHIDMAD 2021 – 2022

BADAN PENGURUS HARIAN

Direktur : M. Misbakhul Ulum

Sekretaris : Risti Listiani

Bendahara : Wulandari Lestari

BIDANG-BIDANG

Ahbaburrosul Tari Srikandi Pergerakan


1. Mahin (Koordinator)
2. Imam Bahruddin 1. Maelanis Tofah (Koordinator)
3. Miftakhurrohman 2. Fatmahwati
4. Fatkhur Robbani 3. Lutfiyah Anjarsari
5. Nila Syifa Ziadah 4. Ismi Nur Azizah
5. Khusna Rabiatul Adawiyah

Tadabbur Alam Pencak Silat Pagar Nusa


1. M. Nazalul Fawwadz (Koordinator)
2. Meilia Dwi Arifiani 1. Muhammad Wafa Kharisma
3. Siti Miskiyah (Koordinator)
4. Vivi Fasihatul Harfiyah 2. Alfian Muzaki
5. Laila Akrimil Matswa 3. Akhmad Bakhtiar
6. Nurani Sukma S. 4. Bayu Irawan
5. Silva Ainul Lutviati
6. Dini Nur Fadhilah
7. Muhammad Nailul Fahmi

Ditetapkan di : Pekalongan
Pada Tanggal :13 September 2021

11
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

PENGURUS RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

IAIN PEKALONGAN

AHMAD SYAFIQ ATIM KHILMIYATI KHIKMAH


Ketua PR PMII Rayon Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Sekretaris Rayon Tarbiyah dan Ilmu
Pekalongan Keguruan

12
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

SUSUNAN PANITIA MAPABA

PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESA


RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
KOMISARIAT KI AGENG GANJUR IAIN PEKALONGAN

Penanggung Jawab : 1. Ahmad Syafiq


2. Shinta alviyaini
Steering Comite
Ketua : Kurniawan Widyantoko
Seketaris : Atim Khilmiyati Khikmah
Anggota : Nur Abidah

Organizing Comite
Ketua Pelaksana : Adi Saputra
Sekretaris : Ririn Novita Sari
Bendahara : Umi Musyarofah

Sie Acara : Laila Syarifah (Koordinator)


Shinta Amelia
M. Safik fakih
Teguh Handoyo
Nabilatul Khanifah
Yuyun Fitrianingsih
Bakhtiar
Khoirudin Gymnastiar
Aminatuz Zuhriyah
Lies naeni
M. Najib Salsabila
Sie Konsumsi : Nurul Safitri (Koordinator)
Urfan Hadi Rahman
M. Nazalul fawadz
M. Bagus Dwi Ramaputra
Ulfatun khasanah
Mita midayanti
Syafa'atul Khusna
Yunita Anisatul Z
Irva ramadila
13
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Marela Zul is yus A


Alfiatun Nafiah
Diah ayu P

Sie Humas & Keamanan : M. Misbakhul ulum (Koordinator)


Risti listiani
Tatik Lalang Diana
Chotibul Umam
Vivi Fasikhatul H
Syahrul Mubarok
Azizatul Maimunah
Nailatus Zulfa
Muhammad Wafa K
Wulandari Lestari
Muhammad Nailul Fahmi
Dini Nur F
Ismi Nur A
Nila Syifa Z

Sie Kestari Dok : Nasikhatul Karimah (Koordinator)


Lutfiatunnisa'
Nanda Khofifatun Naila
Maelanis Tofah
Ani Khofifah
Maulana Zidni
Naila Rosyada
Ani Fitriyah
Ianatus sa'adah
Sulistiana
Sie Perkap : M. Husain Haekal (Koordinator)
Mahin
Imam Baharuddin
Muammar Kadavi
Asyfaq Mubayinul M
Irwandi Yuliansyah
Silva Ainul L
Fatmah Wati
14
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Fatkhur Robbani
Alfian Muzaki
Qory ul Azrul
M. Dalil Rokhman
Tri Mulyani
Meilia Dwi A
Zidni Khilman
Lutfia A
Siti Miskiyah
Nabila Shofa
Nadliyatur Rohmah
Lukluk Ussakinah
Firda Amelia
Laila Akrimil M
Sukma
Notulen : Yuyun fitrianingsih
Aminatuz zuhriyah
Nabilatul Khanifah
Pj kelas : Khoirudin Gymnastiar
Muhammad safik fakih
Ahmad Bakhtiar
Mentor
Koordinator : Novia Agustina
1. Ahmad dalil Rohman
2. Susmita Dwi lestari
3. Siti rofiqoh
4. Iklimah nur Laila
5. Khomsan nur asih
6. Nurul Chikmah
7. Itsna amanatuz Soleha
8. Lailatul mufridah
9. Laelatul Zahra
10. Novita Sari
11. Niswatul Mahshunah
12. Sulis Setiawati
13. Widad Mukharirotul Fiqih
14. Dian Dewi Lestari
15
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

15. Mutia Alfina Z


16. Fatkhatur rizqiyah
17. Fatma wati
Lutfiatunnisa'
Nanda Khofifatun Naila
Maelanis Tofah
Ani Khofifah
Maulana Zidni
Naila Rosyada
Ani Fitriyah
Ianatus sa'adah
Sulistiana
Sie Perkap : M. Husain Haekal (Koordinator)
Mahin
Imam Baharuddin
Muammar Kadavi
Asyfaq Mubayinul M
Irwandi Yuliansyah
Silva Ainul L
Fatmah Wati
Fatkhur Robbani
Alfian Muzaki
Qory ul Azrul
M. Dalil Rokhman
Tri Mulyani
Meilia Dwi A
Zidni Khilman
Lutfia A
Siti Miskiyah
Nabila Shofa
Nadliyatur Rohmah
Lukluk Ussakinah
Firda Amelia
Laila Akrimil M
Sukma
Notulen : Yuyun fitrianingsih
Aminatuz zuhriyah
16
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Nabilatul Khanifah
Pj kelas : Khoirudin Gymnastiar
Muhammad safik fakih
Ahmad Bakhtiar
Mentor
Koordinator : Novia Agustina
18. Ahmad dalil Rohman
19. Susmita Dwi lestari
20. Siti rofiqoh
21. Iklimah nur Laila
22. Khomsan nur asih
23. Nurul Chikmah
24. Itsna amanatuz Soleha
25. Lailatul mufridah
26. Laelatul Zahra
27. Novita Sari
28. Niswatul Mahshunah
29. Sulis Setiawati
30. Widad Mukharirotul Fiqih
31. Dian Dewi Lestari
32. Mutia Alfina Z
33. Fatkhatur rizqiyah
34. Fatma wati

17
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

MATRIKS KEGIATAN
MASA PENERIMAAN ANGGOTA BARU (MAPABA) RAYON TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII)IAIN
PEKALONGAN 2021

WAKTU KEGIATAN PJ KET.

Hari Jum’at, 24 September 2021


07.00-
Pengkondisian Peserta Sie. Humas Menyesuaikan
08.00

08.00- Sie. Humas


Perjalanan On The Road
09.00 dan mentor

09.00-
Registrasi Peserta Sie. Kestari Menyesuaikan
09.30

09.30-
Pembukaan Sie Acara Aula
10.30

10.30-
Bina suasana Sie. Acara Aula
11.30

11.30-
ISHOMA All panitia Aula
13.00

Kls A : Ahmad Wahib


13.00- MATERI I : Aswaja Moderator Maulana
15.00
Kls B : T a u f i k
Hidayatulloh
Kls C : Zakaria
15.00- Instruktur
FGD I Kelas
15.30 dan

18
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Fasilitator

15.30-
Sholat Ashar All Panitia Tempat ibadah
16.00

Kls A : M.
16.00- MATERI II : NDP Moderator Abdul Hafidh
18.00
Kls B : Nurul
Badiyah
Kls C : Abdul Aziz
18.00- ISHOMA + Tahlil +
All Panitia Aula
20.00 Simtuduror

Instrukturdan
20.00- FGD II Kelas
Fasilitator
20.30

Kls A : Abdul Jalil


20.30- MATERI III: ke-PMII-an Moderator
22.30 Kls B : Muhibin

Kls C : Afifudin

Instruktur
22.30- FGD III Kelas
23.00 dan Fasilitator

23.00-
Istirahat All Panitia Aula
04.00

Hari Sabtu, 25 September 2021

04.00-
Sholat subuh All panitia Tempat Ibadah
05.30

Estafet Air Naga


05.30- balon Estafet
Senam dan Out Bound Sie Acara
08.00 sarung
Gelas kelereng

08.00-
Bersih diri dan sarapan Sie Acara Lapangan
08.30

19
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

08.30- MATERI IV : KOPRI Moderator Kls A : Arifah Ulfa Z.


Kls B : Mursyidatul Ulfiah
10.00 Kls C : Farida

Instrukturdan
10.00- FGD IV Kelas
Fasilitator
10.30

Kls A : Iza Maulina


MATERI V : Geneologi Gerakan Kls B : H i l m i M u b a r o k
10.30- Moderator
Faham Islam Indonesia Kls C : Izul Haq
12.00

12.00- ISHOMA ALL Panitia Tempat Ibadah


1300

Instruktur
13.00- FGD V Kelas
13.30 dan Fasilitator

Kls A : M. Alwi Maliq


13.30- MATERI VI: Sejarah Moderator Kls B : Ikhyak Ulmudin
15.00 Perjuangan Bangsa
Kls C : Khulwatul Janah

15.00-
Sholat Asar Fasilitator Tempat Ibadah
15.30

Instruktur
15.30- FGD VI Kelas
16.00 dan Fasilitator

Koor Mentor
16.00- GENERAL REVIEW Aula
17.00 dan Instruktur

20
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

17.00-
ISHOMA + Maulid Sie. Acara Aula
20.00

20.00- Persiapan Inagurasi dan


All Panitia Kelas
20.30 Kumpul Fasilitator

20.30-
Sarasehan Sie acara Aula
21.30

21.30-
Inagurasi Sie acara Aula
23.00

Hari Minggu, 26 September 2021


23.00-
Pemantapan + Evaluasi Sie. Acara Menyesuaikan
03.00

03.00-
Renungan All Panitia Kelas
03.30

03.30-
Pembaiatan All Panitia Lapangan
04.30

04.30- Sie.
Sholat Subuh Tempat Ibadah
05.00 Konsumsi

05.00-
Istirahat dan Ishoma Sie. Acara Aula
08.00

08.00- Sc + Koor
RTL Menyesuaikan
09.30 Mentor

09.30-
Penutupan Sie acara Aula
10.00

21
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

MUKADDIMAH

Insyaf dan sadar bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan permusyawaratan/ perwakilan dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan idiologi negara dan falsafah bangsa Indonesia. Sadar dan yakin bahwa Islam
merupakan panduan bagi umat manusia yang kehadirannya memberikan rahmat sekalian alam. Suatu keharusan bagi
umatnya mengejawantahkan nilai Islam dalam pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dalam
kehidupan masyarakat dunia.

Bahwa keutuhan komitmen keislaman dan keindonesiaan merupakan perwujudan kesadaran beragama dan
berbangsa bagi setiap insan muslim Indonesia dan atas dasar itulah menjadi keharusan untuk mempertahankan bangsa
dan negara dengan segala tekad dan kemampuan, baik secara perseorang maupun bersama – sama.

Maka atas berkat rahmat Allah SWT, dibentuklah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang berhaluan
Ahlussunah Wal Jama‟ah sebagai salah satu eksponen pembaharu bangsa dan pengemban misi intelektual yang
berkewajiban dan bertangungjawab mengemban komitmen keislaman dan keindonesiaan demi meningkatkan harkat
dan martabat umat manusia dan membebaskan bangsa Indonesia dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan
baik spritual maupun material dalam segala bentuk.

22
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH (Historisitas Aswaja


dan Aswaja sebagai Manhajul Fikr)

A. Pengertian ASWAJA
Ahlussunnah Wal Jamaah atau yang biasa disebut dengan ASWAJA, secara bahasa berasal dari
kata Ahlun yang artinya keluarga, golongan atau pengikut. Ahlussunnah berarti orang-orang yang mengikuti
sunnah (perkataan, pemikiran atau amal perbuatan Nabi Muhammad SAW). Sedangkan al Jama’ah adalah
sekumpulan orang yang memiliki tujuan.
Aswaja dapat dibedakan dalam dua segi : dari sudut manhaj dan dari sudut madzhab. Sebagai manhaj,
aswaja menyeimbangkan aqli dan naqli, bathin dan dhohir dan menempuh jalan tawasuth (pertengahan), dan
adil, tasamuh (toleransi), dan tawazun (seimbang), bukan tathruf (ekstrem). Kemudian Jika dengan madzhab
mempunyai arti sekumpulan orang yang berpegang teguh pada salah satu imam madzhab dengan tujuan
mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Ketika aswaja menjadi madzhab, maka manhaj atau pola fikir
yang moderat dikembangkan oleh masing-masing madzhab secara berbeda-beda, baik oleh imam hanafi, maliki,
syafi‟I, dan hambali.
Inti dari keseluruhan manhaj aswaja, dengan penekanan yang berbeda-beda ketika menjadi madzhab
adalah mengompromikan akal dan naql, bathin dan dhohir. Sedangkan dalam sikap bermasyarakat menjunjung
tinggi sikap tawasuth, I‟tidal, tasamuh dan tawazun..
Sedangkan secara istilah berarti golongan umat Islam yang dalam bidang Aqidah menganut pemikiran
Imam Abu Hasan Al Asy‟ari dan Abu Mansur Al Maturidi, sedangkan dalam bidang ilmu fiqih menganut Imam
Madzhab 4 (Hanafi, Maliki, Syafi‟i, Hambali) serta dalam bidang tasawuf menganut pada Imam Al Ghazali dan
Imam Junaid al Baghdadi.
B. Historis ASWAJA
Istilah Ahl al-Sunnah wa al-Jama‟ah sendiri, sebenarnya baru dikenal setelah adanya sabda Nabi
SAW, yakni seperti pada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Ibnu Abu Asim dan Abu Dawud dalam
sunnahnya dan lain-lain :
“Dari Anas ibn Malik berkata Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Bani Israil akan
berkelompok menjadi 71 golongan dan sesungguhnya umatku akan berkelompok menjadi 72 golongan, semua
adalah di neraka kecuali satu golongan, yaitu al-jama’ah”.
Ada hadis lain yang subtansinya sama, ada tambahan ketika rosulullah ditanya “siapakah mereka itu ya
rosulullah ?” nabi menjawab “mereka adalah yang berpegang teguh pada apa yang telah aku perbuat, dan
perbuatan-perbuatan para sahabatku” (HR. Tirmidzi)
Istilah tersebut bukan Ahlus Sunnah Wal-Jama‟ah tetapi al-jam‟ah sebagai komunitas yang selamat
dari api neraka. Menurut hemat penulis meskipun secara tersurat penyebutan istilah dalam hadits tersebut
adalah al-jam‟ah, tetapi secara tersirat yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah Ahlus Sunnah Wal-
Jama‟ah.

23
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Pada masa Al-Imam Abu Hasan Al-Asy‟ari (w. 324 H) umpamanya, orang yang disebut-sebut sebagai
pelopor mazhab Ahlus sunnah wal jama‟ah itu, istilah ini belum digunakan. Sebagai terminologi, Ahlus sunnah
wal jama‟ah baru diperkenalkan hampir empat ratus tahun pasca meninggalnya Nabi Saw, oleh para Ashab
Asy‟ari (pengikut AbuHasan Al-Asy‟ari) seperti Al-Baqillani (w. 403 H), Al-Baghdadi (w. 429 H), Al-
Juwaini (w. 478 H), Al-Ghazali (w.505 H), Al-Syahrastani (w. 548 H), dan al-Razi (w. 606 H).

Memang jauh sebelum itu kata sunnah dan jama‟ah sudah lazim dipakai dalam tulisan-tulisan arab,
meski bukan sebagai terminologi dan bahkan sebagai sebutan bagi sebuah mazhab keyakinan. Ini misalnya
terlihat dalam surat-surat Al-Ma‟mun kepada gubernurnya Ishaq ibn Ibrahim pada tahun 218 H, sebelum
Al-Asy‟ari sendiri lahir, tercantum kutipan kalimat wa nasabu anfusahum ilas sunnah (mereka mempertalikan
diri dengan sunnah), dan kalimat ahlul haq wad din wal jama’ah (ahli kebenaran, agama dan jamaah).
Dari aliran ahlussunnah waljamaah atau disebut aliran sunni dibidang teologi kemudian juga
berkembang dalam bidang lain yang menjadi ciri khas aliran ini, baik dibidang fiqh dan tasawuf. sehingga
menjadi istilah, jika disebut akidah sunni (ahlussunnah waljamaah) yang dimaksud adalah pengikut
Asy‟aryah dan Maturidyah. Atau Fiqh Sunni, yaitu pengikut madzhab yang empat ( Hanafi, Maliki, Syafi‟I dan
Hanbali). Yang menggunakan rujukan Al-Qur‟an, al-hadits, ijma‟ dan qiyas. Atau juga Tasawuf Sunni, yang
dimaksud adalah pengikut metode tasawuf Imam Al-Ghazali dan Imam Junaid al-Baghdadi. Yang
memadukan antara syari‟at, hakikat dan makrifaat.
C. ASWAJA Sebagai Manhajul Fikr
Tahun 1994, dimotori oleh KH Said Agil Siraj muncul gugatan terhadap Aswaja yang sampai saat itu
diperlakukan sebagai sebuah madzhab. Padahal di dalam Aswaja terdapat berbagai madzhab, khususnya dalam
bidang fiqh. Selain itu, gugatan muncul melihat perkembangan zaman yang sangat cepat dan membutuhkan
respon yang kontekstual dan cepat pula. Dari latar belakang tersebut dan dari penelusuran terhadap bangunan isi
Aswaja sebagaimana selama ini digunakan, lahirlah gagasan ahlussunnah wal-jama‟ah sebagai manhaj al-fikr
(metode berpikir) di eksplesitkan oleh NU dalam muktamar Kediri (1999), dengan hasil keputusan yang
berjudul “deklarasi aswaja dan perkembangan sosial budaya”
PMII melihat bahwa gagasan tersebut sangat relevan dengan perkembangan zaman, selain karena
alasan muatan doktrinal Aswaja selama ini yang terkesan terlalu kaku. Sebagai manhaj, Aswaja menjadi lebih
fleksibel dan memungkinkan bagi pengamalnya untuk menciptakan ruang kreatifitas dan menelorkan ikhtiar-
ikhtiar baru untuk menjawab perkembangan zaman. Bagi PMII Aswaja juga menjadi ruang untuk menunjukkan
bahwa Islam adalah agama yang sempurna bagi setiap tempat dan zaman. Islam tidak diturunkan untuk sebuah
masa dan tempat tertentu. Kehadirannya dibutuhkan sepanjang masa dan akan selalu relevan. Namun relevansi
dan makna tersebut sangat tergantung kepada kita, pemeluk dan penganutnya, memperlakukan dan
mengamalkan Islam. Di sini, PMII sekali lagi melihat bahwa Aswaja merupakan pilihan paling tepat di tengah
kenyataan masyarakat kepulauan Indonesia yang beragam dalam etnis, budaya dan agama
Aswaja yang seperti ini digunakan sebagai metode alternatif untuk menyelesaikan suatu masalah
keagamaan ketika dua metode sebelumnya yakni metode Qauly dan Ilhaqy tidak dapat menyelesaikan problem
keagamaan tersebut. Di NU sendiri metode seperti ini terkategorikan sebagai salah satu metode ber-madzhab
24
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

dan disebut dengan metode Manhajy yang menurut Masyhuri adalah suatu cara menyelesaikan masalah
keagamaan yang ditempuh Lajnah Bahtsul Masa’il dengan mengikuti jalan pikiran dan kaidah penetapan
hukum yang telah disusun imam madzhab.
Pada kenyataannya Aswaja tidak hanya dapat dimaknai sebagai ajaran teologis saja, karena problem
yang dihadapi oleh umat saat ini tidaklah sesederhana dan se-simple periode Islam terdahulu. Lebih luasnya
Aswaja dapat ditransformasikan ke dalam aspek ekonomi, politik, dan social. Pemaknaan seperti ini berangkat
dari kesadaran akan kompleksitas masalah di masa kini yang tidak hanya membutuhkan solusi bersifat konkret
akan tetapi lebih pada solusi yang sifatnya metodologis, sehingga muncul term Aswaja sebagai Manhajul
Fikr (metode berpikir).
Sebagai upaya kontektualisasi dan aktualisasi aswaja tersebut, rupanya perlu bagi PMII untuk
melakukan pemahaman metodologis dalam menyentuh dan mencoba mengambil atau menempatkan Aswaja
sebagai sudut pandang/perspektif dalam rangka membaca realitas Ketuhanan, realitas manusia dan
kemanusiaan serta realitas alam semesta.
Namun tidak hanya berhenti sampai disitu , Aswaja sebagai Manhajul Fikri harus bisa menjadi
‟busur‟ yang bisa menjawab berbagai macam realitas tersebut sebagai upaya mengkontekstualisasikan ajaran
Islam sehingga benar-benar bisa membawa Islam sebagai rohmatan Lil Alamin, dengan tetap memegang
empat prinsip dasar Aswaja , yaitu :
a. Tawasuth Moderat, penengah . Selalu tampil dalam upaya untuk menjawab tantangan umat dan
sebagai bentuk semangat ukhuwah sebagai prinsip utama dalam memanivestasikan paham Aswaja.
Mengutip Maqolah Imam Ali Ibn Abi Thalib R.A.;
“kanan dan kiri itu menyesatkan, sedang jalan tengah adalah jalan yang benar”
b. Tawazun Penyeimbang. Sebuah prinsip istiqomah dalam membawa nilai-nilai aswaja tanpa intervensi
dari kekuatan manapun, dan sebuah pola pikir yang selalu berusaha untuk menuju ke titik pusat ideal
(keseimbangan)
c. Tasamuh Toleransi, sebuah prinsip yang fleksibelitas dalam menerima perbedaan, dengan membangun
sikap keterbukaan dan toleransi. Hal ini lebih diilhami dengan makna “lakum dinukum waliyadin” dan
“walana a’maluna walakum a’maluku”, sehingga metode berfikir ala aswaja adalah membebaskan, dan
melepaskan dari sifat egoistik dan sentimentil pribadi ataupun bersama.
d. Al-I’tidal
Kesetaraan/Keadilan, adalah konsep tentang adanya proporsionalitas yang telah lama menjadi metode
berfikir ala aswaja. Dengan demikian segala bentuk sikap amaliah, maqoliah dan haliah harus diilhami
dengan visi keadilan.
Empat prinsip dasar tersebut adalah solusi metodis yang diberikan Aswaja. Dengan metode ini
problem-problem dari realitas masa kini sangat mungkin untuk menemukan solusi. Dan yang terpenting adalah
empat prinsip tersebut sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW, dan justru
merupakan prinsip- prinsip dasar Universalitas ajaran Islam sebagai Rohmatan Lil Alam

25
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

SEJARAH DAN KEORGANISASIAN PMII

1. Latar belakang berdirinya PMII


Lahirnya PMII bukannya berjalan mulus, banyak sekali hambatan dan rintangan.Hasrat mendirikan
organisasi NU sudah lama bergolak.namun pihak NU belum memberikan green light. Belum menganggap
perlu adanya organisasi tersendiri buat mewadahi anak-anak NU yang belajar di perguruan tinggi.melihat
fenomena yang ini, kemauan keras anak-anak muda itu tak pernah luntur, bahkan semakin berkobar-kobar
saja dari kampus ke kampus. hal ini bisa dimengerti karena, kondisi sosial politik pada dasawarsa 50-an
memang sangat memungkinkan untuk lahirnya organisasi baru. Banyak organisasi Mahasiswa bermunculan
dibawah naungan payung induknya.misalkan saja. HMI (dengan MASYUMI), SEMMI (dengan PSII), GMNI
(dengan PNI) dan KMI (dengan PERTI), CGMI (dengan PKI).Wajar saja jika kemudiaan anak-anak NU
ingin mendirikan wadah tersendiri dan bernaung dibawah panji bintang sembilan, dan benar keinginan itu
kemudian diwujudkan dalam bentuk IMANU (Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama) pada akhir 1955 di
Jakarta yang dipelopori oleh Wa'il Harits Sugianto. Sedangkan di Surakarta berdiri KMNU (Keluarga
Mahasiswa Nahdhatul Ulama) yang dipelopori oleh Mustahal Ahmad dan PMNU (Persatuan Mahasiswa NU)
berdiri di Bandung.Namun keberadaan beberapa organisasi nahdiyin tersebut tidak direstui bahkan ditentang
oleh Pimpinan Pusat IPNU dan PBNU dengan alasan IPNU baru saja berdiri dua tahun sebelumnya yakni
tanggal 24 Februari 1954 di Semarang. IPNU punya kekhawatiran jika IMANU dan KMNU akan
memperlemah eksistensi IPNU.
Gagasan pendirian organisasi mahasiswa NU muncul kembali pada Muktamar II IPNU di
Pekalongan (1-5 Januari 1957). Gagasan ini pun kembali ditentang karena dianggap akan menjadi pesaing
bagi IPNU. Sebagai langkah kompromis atas pertentangan tersebut, maka pada muktamar III IPNU di
Cirebon (27-31 Desember 1958) dibentuk Departemen Perguruan Tinggi IPNU yang diketuai oleh Isma'il
Makki (Yogyakarta).Namun dalam perjalanannya antara IPNU dan Departemen PT-nya selalu terjadi
ketimpangan dalam pelaksanaan program organisasi. HAal ini disebabkan oleh perbedaan cara pandang yang
diterapkan oleh mahasiswa dan dengan pelajar yang menjadi pimpinan pusat IPNU. Disamping itu para
mahasiswa pun tidak bebas dalam melakukan sikap politik karena selalu diawasi oleh PP IPNU.
Oleh karena itu, Ide besar berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (selanjutnya disingkat
PMII) tidak dapat dipisahkan dari eksistensi IPNU-IPPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama-Ikatan Pelajar
Putri Nahdlatul Ulama).Secara kesejarahan, PMII merupakan mata rantai dari Departemen Perguruan Tinggi
IPNU yang dibentuk pada Muktamar III IPNU di Cirebon pada tanggal 27-31 Desember 1958.
Upaya yang dilakukan IPNU dengan membentuk Departemen Perguruan Tinggi tidak banyak
memberi arti bagi perkembangan mahasiswa nahdliyin pada waktu itu. Hal itu disebabkan karena:
a. Kondisi obyektif menunjukkan bahwa mahasiswa sangat berbeda dengan siswa dalam hal
keinginan, dinamika, dan perilaku.

26
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

b. Kenyataan bahwa gerak Departeman Perguruan Tinggi IPNU sangat terbatas untuk dapat duduk
dalam anggota PPMI (Persatuan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia) dan MMI (Majlis Mahasiswa
Indonesia), departemen tersebut tidaklah mungkin bisa.
Selain itu, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan
dalam menjawab tantangan zaman.Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula
dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi
Ahlusssunnah wal Jama'ah. Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai latar belakang
berdirinya PMII:
a. Bahwa PMII karena ketidak mampuan Departemen Perguruan Tinggi IPNU (dibentuk pada
Muktamar III IPNU di Cirebon pada tanggal 27-31 Desember 1958) dalam menampung aspirasi
anak muda NU yang ada di Perguruan Tinggi .
b. PMII lahir dari rekayasa politik sekelompok mahasiswa muslim (NU) untuk mengembangkan
kelembagaan politik menjadi underbow NU dalam upaya merealisasikan aspirasi politiknya.
c. PMII lahir dalam rangka mengembangkan paham Ahlussunah Waljama‟ah dikalangan mahasiswa.
d. Bahwa PMII lahir dari ketidakpuasan mahasiswa NU yang saat itu ada di HMI, karena HMI tidak
lagi mempresentasikan paham mereka (Mahasiwsa NU) dan HMI ditengarai lebih dekat dengan
partai MASYUMI.
e. Bahwa lahirnya PMII merupakan wujud kebebasan berpikir, artinya sebagai mahasiswa harus
menyadari sikap menentukan kehendak sendiri atas dasar pilihan sikap dan idealisme yang
dianutnya.
Hal-hal tersebut diatas menimbulkan kegelisahan dan keinginan yang kuat dikalangan intelektual-
intelektual muda NU untuk mendirikan organisasi sendiri sebagai wahana penyaluran aspirasi dan
pengembangan potensi mahasiswa-mahsiswa yang berkultur NU.Disamping itu juga ada hasrat yang kuat
dari kalangan mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah Wal
Jama‟ah.
Konferensi Besar IPNU
Oleh karena itu gagasan legalisasi organisasi mahasiswa NU senantisa muncul dan mencapai
puncaknya pada konferensi besar (KONBES) IPNU I di Kaliurang pada tanggal 14-17 Maret 1960.Dari
forum ini kemudian kemudian muncul keputusan perlunya mendirikan organisasi mahasiswa NU secara
khusus di perguruan tinggi. Selain merumuskan pendirian organ mahasiswa, KONBES Kaliurang juga
menghasilkan keputusan penunjukan tim perumus pendirian organisasi yang terdiri dari 13 tokoh mahasiswa
NU. Mereka adalah:
a. Khalid Mawardi (Jakarta)
b. M. Said Budairy (Jakarta)
c. M. Sobich Ubaid (Jakarta)
d. Makmun Syukri (Bandung)
e. Hilman (Bandung)

27
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

f. Ismail Makki (Yogyakarta)


g. Munsif Nakhrowi (Yogyakarta)
h. Nuril Huda Suaidi (Surakarta)
i. Laily Mansyur (Surakarta)
j. Abd. Wahhab Jaelani (Semarang)
k. Hizbulloh Huda (Surabaya)
l. M. Kholid Narbuko (Malang)
m. Ahmad Hussein (Makassar)
Sebelum melakukan musyawarah mahasiswa nahdliyin tiga dari 13 orang tersebut (yaitu Hisbullah
Huda, Said Budairy, dan M Makmun Syukri BA) pada tanggal 19 Maret 1960 berangkat ke Jakarta untuk
menghadap Ketua Tanfidziah PBNU KH Dr Idham Khalid untuk meminta nasehat sebagai pedoman pokok
permusyawaratan yang akan dilakukan. Pada pertemuan dengan PBNU pada tanggal 24 Maret 1960 ketua
PBNU menekankan hendaknya organisasi yang akan dibentuk itu benar-benar dapat diandalkan sebagai kader
partai NU dan menjadi mahasiswa yang berprinsip ilmu untuk diamalkan bagi kepentingan rakyat, bukan
ilmu untuk ilmu.
Selanjutnya diadakan musyawarah mahasiswa nahdliyin di Taman Pendidikan Putri Khadijah
(Sekarang UNSURI/ Sekolah Mu‟amalat NU Wonokromo) Surabaya pada tanggal 14 – 16 April 1960 yang
menghasilkan keputusan :
a. Berdirinya organisasi nahdliyin, dan organisasi tersebut diberi nama Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia.
b. Penyusunan peraturan dasar PMII yang dalam mukodimahnya jelas dinyatakan bahwa PMII
merupakan kelanjutan dari departemen perguruan tinggi IPNU – IPPNU.
c. Persidangkan dalam musyawarah mahasiswa nadhiyin itu dimulai tanggal 14 – 16 April 1960,
sedangkan peraturan dasar PMII dinyatakan berlaku mulai 21 Syawal 1379 H atau bertepatan pada
tanggal 17 April 1960, sehingga PMII dinyatakan berdiri pada tanggal 17 April 1960.
d. Memutuskan membentuk tiga orang formatur yaitu H. Mahbub Junaidi sebagai ketua umum,
A.Cholid Mawardi sebagai ketua I, dan M.Said Budairy sebagai sekretaris umum PB PMII. Susuan pengurus
pusat PMII periode pertama ini baru tersusun secara lengkap pada bulan Mei 1960. Berikut adalah ketua
umum PB PMII dari masa ke masa:
1. 1960-1961 Mahbub Junaidi
2. 1961-1963 Mahbub Junaidi
3. 1963-1967 Mahbub Junaidi
4. 1967-1970 M Zamroni
5. 1970 -1973 M Zamroni
6. 1973-1976 Abduh Paddare
7. 1977-1981 Ahmad Bagdja
8. 1981-1984 Muhyiddin Arubusman

28
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

9. 1985-1988 Suryadharma Ali


10. 1988-1991 M Iqbal Assegaf
11. 1991-1994 Ali Masykur Musa
12. 1994-1997 Muhaimin Iskandar
13. 1997-2000 Syaiful Hari Anshori
14. 2000-2002 Nusron Wahid
15. 2003-2005 Malik Haramain
16. 2005-2007 Hery Herianto Azumi
17. 2008-2011 Rodli Kaelani
18. 2011-2013 Adin Jauharuddin
19. 2014-2016 Aminuddin Ma'ruf
20. 2017-2019 M. Agus Herlambang
Seperti organisasi yang dependen terhadap NU, maka PB PMII dengan surat tanggal 8 Juni 1960
mengirim surat permohonan kepada PBNU untuk mengesahkan kepengurusan PB PMII. Pada tanggal 14 Juni
1960 PBNU menyatakan bahwa organisasi PMII dapat diterima dengan sah sebagai keluarga besar partai NU
dan diberi mandat untuk membentuk cabang-cabang diseluruh Indonesia.
Musayawarah mahasiswa nahdliyin di Surabaya hanya menghasilkan peraturan dasar organisasi
PMII, maka untuk melengkapinya dibentuk suatu panitia kecil yang diketuai oleh M. Said Budairy dan
Fahrurrozi AH untuk membuat anggaran rumah tangga PMII.Dalam sidang pleno II PB PMII yang
diselenggarakn pada tanggal 8 – 9 September 1960 peraturan rumah tangga PMII dinyatakan sah
berlaku.Pada sidang itu pula disahkan lambang PMII dan pokokpokok aturan mengenai anggota baru.
Independensi
Salah satu momentum sejarah perjalanan PMII yang membawa perubahan besar pada perjalanan PMII adalah
dicetuskannya “Independensi PMII” pada tanggal 14 Juni 1972 di Murnajati Lawang Malang, Jawa Timur,
yang kemudian kita kenal dengan Deklarasi Murnajati. Lahirnya deklarasi ini berkenaan dengan situasi
politik Nasional, ketika peran partai politik dikebiri dan mulai dihapuskan, termasuk terhadap partai
NU.Ditambah lagi dengan digiringnya peran mahasiswa dengan komando back to campus.Keterlibatan PMII
dalam dunia politik praktis yang terlalu jauh pada pemilu 1971 sangat merugikan PMII.Kondisi ini akhirnya
disikapi dengan deklarasi berpisahnya PMII secara structural dari partai NU. Deklarasi tersebut adalah
DEKLARASI MURNAJATI
Bismillahirrahmanirrahiem
“Kamu sekalian adalah sebaik-baik umat yang dititahkan kepada manusia untuk memerintahkan
kebaikan dan mencegah perbuatan yang mungkar” (Al-Qur‟an) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) insyaf dan yakin serta tanggung jawab terhadap masa depan kehidupan bangsa yang sejahtera selaku
penerus perjuangan dalam mengisi kemerdekaan Indonesia dengan pembangunan material dan spiritual.
Bertekat untuk mempersiapkan dan mengembangkan diri dengan sebaik-baiknya:

29
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Bahwa pembangunan dan pembaharuan mutlak memerlukan insan-insan Indonesia yang memiliki
pribadi luhur, taqwa kepada Allah, berilmu dan cakap serta bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmu
pengetahuannya
Bahwa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) selaku generasi muda Indonesia sadar akan
peranannya untuk ikut serta bertanggungjawab bagi berhasilnya pembangunan yang dapat dinikmati secara
merata oleh seluruh rakyat Bahwa perjuangan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang
menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan idealisme sesuai dengan deklarasi Tawangmangu menuntut
berkembangnya sifat-sifat kreatif, keterbukaan dalam sikap dan pembinaan rasa tanggung jawab
berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
serta dengan memohon rahmat Allah SWT, dengan ini menyatakan diri sebagai organisasi independent yang
tidak terikat dalam sikap dan tindakan kepada siapa pun dan hanya komited dengan perjuangan organisasi
dan cita-cita perjuangan nasional yang berlandaskan pancasila. Tim Perumus:
1. Umar Basalim (Yogyakarta)
2. Madjidi Syah (Bandung)
3. Slamet Efendi Yusuf (Yogyakarta)
4. Man Muhammad Iskandar (Bandung)
5. Choirunnisa Yafizham (Medan)
6. Tatik Farikhah (Surabaya)
7. Rahaman Idrus (Sulawesi)
8. Muis Kabri (Malang)
Keputusan Musyawarah besar II tentang independensi itu kemudian diperkuat dengan manifesto
independensi yang dihasilkan Kongres V PMII di Ciloto Bandung Jawa Barat pada tanggal 28 Desember
1973.Selanjutnya kembali diperkokoh dengan Penegasan Cibogo yang dihasilkan pada rapat pleno PB PMII
di Cibogo, 8 Oktober 1989. Deklarasi ini lahir sebagai penyikapan atas banyaknya keinginan menjelang
Muktamar NU ke-28 yang mengharapkan PMII mempertimbangkan kembali independensinya
Keputusan Musyawarah besar II tentang independensi itu kemudian diperkuat dengan manifesto
independensi yang dihasilkan Kongres V PMII di Ciloto Bandung Jawa Barat pada tanggal 28 Desember
1973.Selanjutnya kembali diperkokoh dengan Penegasan Cibogo yang dihasilkan pada rapat pleno PB PMII
di Cibogo, 8 Oktober 1989. Deklarasi ini lahir sebagai penyikapan atas banyaknya keinginan menjelang
Muktamar NU ke-28 yang mengharapkan PMII mempertimbangkan kembali independensinya
Interdependensi PMII
Sejarah mencatat, PMII dilahirkan dari pergumulan panjang mahasiswa nahdliyin, dan kemudian
menyatakan independensinya pada tahun 1972. Di sisi lain ada kenyataan bahwa kerangka berpikir,
perwatakan dan sikap sosial antara PMII dan NU mempunyai persamaan. PMII insaf dan sadar bahwa dalam
melaksanakan perjuangan diperlukan saling tolong. Karena PMII dengan NU mempunyai persamaan–
persamaan dalam persepsi keagamaan dan perjuanagn, visi sosial dan kemasyarakatan, serta ikatan historis,
maka untuk menghilangkan keragu-raguan serta saling curiga dan sebaliknya untuk menjalin kerjasama

30
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

program secara kualitatif dan fungsional, baik melalui program nyata maupun persiapan sumber daya
mannusia, PMII siap meningkatkan kualitas hubungan dengan NU atas prinsip kedaulatan organisai penuh,
interdependensi, dan tidak ada interfensi secara strutural dan kelembagaan. Deklarasi ini dicetuskan dalam
kongres X PMII pada tanggal 27 Oktober 1991 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.
Untuk mempertegas deklarasi interdependensi PMII-NU melalui musyawarah nasional PB PMII
tanggal 24 Desember 1991 di Cimacan Jawa Barat, PB PMII mengeluarkan keputusan tentang implementasi
interdependensi PMII – NU. Penegasan hubungan itu didasarkan pemikiran – pemikiran antara lain :
a. Dalam pandangan PMII, ulama adalah pewaris para nabi.Ulama merupakan panutan karena
kedalamannya dalam pemahaman keagamaan. Oleh karena itu, interdependensi PMII–NU
ditempatkan dalam konteks keteladanan ulama dalam kehidupan bermasyarakat, bebangsa dan
bernegara. 6 PMII Cabang Tasik malaya
b. Adanya ikatan kesejarahan yang bertautan antara PMII–NU. Realitas sejarah menunjukkan
bahwa PMII lahir dari NU dan dibesarkan oleh NU, demikian juga latar belakang mayoritas kader
PMII berasal dari NU, sehingga secara lagsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi
perwatakan PMII. Adapun pernyataan independensi PMII hendaknya tidak dipahami sebagai upaya
mengurangi, apalagi menghapus arti kesejarahan tersebut.
c. Adanya persamaan paham keagamaan antara PMII dan NU. Keduanya sama-sama
mengembangkan wawasan keislaman dengan paradigma pemahaman Ahlussunah Wal Jama‟ah.
implikasi dari wawasan keagamaan itu tampak pula pada persamaan sikap sosial yang bercirikan
tawasuth, tasamuh, tawazun, I‟tidal dan amar ma‟ruf nahi munkar. Demikian juga didalam pola
pikir, pola sikap, serta pola tindak PMII dan NU menganut pola selektif, akomodatif dan integrative
sesuai prinsip dasar Almuhafadhotu „ala qodimi `i-sholih wa `l-ahdzu bi `l-jadidi `l-aslah
d. Adanya persamaan kebangsaan. Bagi PMII dan NU keutuhan komitmen keislaman dan
keindonesiaan merupakan perwujudan kesadaran beragama dan berbangsa bagi setiap insan muslim
Indonesia, dan atas dasar tersebut maka menjadi keharusan untuk mempertahankan bangsa dan
negara Indonesia.
e. Adanya persamaan kelompok sasaran. PMII dan NU memiliki mayoritas anggota dari kalangan
masyarakat kelas menengah kebawah,. Persamaan lahan perjuangan ini, semestinya melahirkan
format perjuangan yang relatif sama pula. Sekurang - kurangnya terdapat lima prinsip pokok yang
semestinya dipegang bersama untuk merealisasikan interdependensi PMII – NU :
a. Ukhuwah islamiyah
b. Amar ma‟ruf nahi munkar
c. mabadi khoiri umah
d. l-musawah
e. Hidup bedampingan dan berdaulat secara benar Implementasi interdependensi PMII –
NU diwujudkan dalam berbagai bentuk kerjasama:
a. Pemikiran. Kerja sama dibidang ini untuk mengembangkan pemikiran keislaman.

31
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

b. Sumber daya manusia. Kerja sama dibidang ini ditekankan pada penmanfaatan secara
maksimal manusia – manusia PMII maupun NU.
c. Pelatihan kerja sama dibidang pelatihan ini dirancang untuk pengembangan sumber daya
manusia baik PMII maupun NU.
d. Rintisan program. Kerja sama in berbentuk pengelolaan
suatu program secsara bersama.
Selain menghasilkan deklarasi interdependensi, pada waktu itu juga ditetapkan:
a. Motto PMII : Dzikir, Fikir dan Amal Shaleh
b. Tri Khidmat PMII : Taqwa, intelektualitas, dan profesionalitas
c. Tri Komitmen PMII : Kejujuran, kebenaran, dan keadilan
d. Ekacitra Diri PMII : Ulul albab
2. Identitas dan Citra Diri PMII
Identitas PMII adalah cerminan dari kualitas kader PMII, seperti empat huruf kata 'PMII', yaitu
Suatu wadah atau perkumpulan organisasi kemahasiswaan dengan label 'Pergerakan' yang Islam dan
Indonesia yang mempunyai tujuan: Terbentuknya Pribadi Muslim Indonesia Yang;
a. Bertaqwa kepada Allah swt
b. Berbudi luhur
c. Berilmu
d. Cakap, dan
e. Bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya. (Bab IV AD PMII)
f. Komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
g. Menuju capaian ideal sebagai mahluk Tuhan, sebagai ummat yang sempurna, yang kamil, yaitu mahluk
Ulul Albab.
3. Makna Filosofis PMII
PMII terdiri dari 4 penggalan kata, yaitu :
a. Pergerakan
Adalah dinamika dari hamba (mahluk) yang senantiasa maju bergerak menuju tujuan idealnya, memberikan
rahmat bagi sekalian alam. Perwujudannya :

• Membina dan Mengembangkan potensi Ilahiah


• Membina dan mengembangkan potensi kemanusiaan
• Tanggungjawab memberi rahmat pada lingkungannya
• Gerak menuju tujuan sebagai Kahalifah Fil Ardl
b. Mahasiswa
Adalah generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri, diantaranya:
• sebagai insan religius
• sebagai insan akademik
• sebagai insan social
32
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

• sebagai insan yang mandiri


Perwujudannya :
• Tanggungjawab keagamaan
• Tanggungjawab intelektual
• Tanggungjawab sosial kemasyarakatan
• Tanggugjawab individual sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga negara.
c. Islam
Adalah agama yang dianut, diyakini dan dipahami dengan haluan atau paradigma Ahlussunnah Wal Jama‟ah.
ASWAJA sebagai Manhaj Al Fikr (metode berfikir), yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran-ajaran islam
secara proporsional antara iman, islam dan ihsan.
d. Indonesia
Adalah masyarakat bangsa dan negara indonesia yang mempunyai falsafah dan idiologi bangsa (pancasila)
dan UUD 1945 dengan landasan kesatuan dan keutuhan bangsa dan negara yang terbentang dari sabang
sampai merauke, serta diikat dengan kesadaran wawasan nusantara.
4. Filosofi Lambang PMII
Lambang PMII diciptakan oleh H. Said Budairi.Lazimnya lambang, lambang PMII memiliki arti yang
terkandung di setiap goresannya.Arti dari lambang PMII bisa dijabarkan dari segi bentuknya (form) maupun dari
warnanya.
 Dari bentuk :
 Perisai berarti ketahanan mahasiswa Islam terhadap berbagai tantangan dan pengaruh luar
 Bintang adalah perlambang ketinggian dan semangat cita- cita yang selalu memancar
 Lima bintang sebelah atas menggambarkan Rasulullah dengan empat Sahabat terkemuka (Khulafau al
Rasyidien)
 Empat bintang sebelah bawah menggambarkan empat mazhab yang berhauan Ahlussunnah Wal
Jama‟ah
 Sembilan bintang sebagai jumlah bintang dalam lambing dapat diartikan ganda yakni: Rasulullah dan
empat orang sahabatnya serta empat orang Imam mazhab itu laksana bintang yang selalu bersinar
cemerlang, mempunyai kedudukan tinggi dan penerang umat manusia.
 Sembilan orang pemuka penyebar agama Islam di Indonesia yang disebut walisongo.
 Dari Warna :
 Biru, sebagaimana warna lukisan PMII, berarti kedalaman ilmu pengetahuan yang harus dimiliki dan
digali oleh warga pergerakan. Biru juga menggambarkan lautan Indonesia yang mengelilingi kepulauan
Indonesia dan merupakan kesatuan Wawasan Nusantara.
 Biru muda, sebagaimana warna dasar perisai sebelah bawah, berarti ketinggian ilmu pengertahuan, budi
pekerti dan taqwa.

33
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

 Kuning, sebagaimana warna dasar perisai- perisai sebelah bawah, berarti identitas kemahasiswaan yang
menjadi sifat dasar pergerakan lambing kebesaran dan semangat yang selalu menyala serta penuh
harapan menyongsong masa depan.
Kegunaan Lambang :
Lambang digunakan pada : papan nama, bendera, kop surat, stempel, badge, jaket/pakaian, kartu
anggota PMII dan benda atau tempat lain yang tujuannya untuk menunjukkan identitas organisasi. Ukuran
lambang disesuaikan dengan besar wadah penggunaan.
5. Visi dan Misi
Visi dasar PMII :
Dikembangkan dari dua landasan utama, yakni visi ke-Islaman dan visi kebangsaan.Visi ke-Islaman
yang dibangun PMII adalah visi ke-Islaman yang inklusif, toleran dan moderat.Sedangkan visi kebangsaan
PMII mengidealkan satu kehidupan kebangsaan yang demokratis, toleran, dan dibangun di atas semangat
bersama untuk mewujudkan keadilan bagi segenap elemen warga-bangsa tanpa terkecuali.
Misi dasar PMII :
Merupakan manifestasi dari komitmen ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, dan sebagai perwujudan
kesadaran beragama, berbangsa, dan bernegara. Dengan kesadaran ini, PMII sebagai salah satu eksponen
pembaharu bangsa dan pengemban misi intelektual berkewajiban dan bertanggung jawab mengemban
komitmen ke-Islaman dan ke-Indonesiaan demi meningkatkan harkat dan martabat umat manusia dan
membebaskan bangsa Indonesia dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan baik spiritual maupun
material dalam segala bentuk.
6. Tujuan didirikannya PMII
PMII berdiri tidak lain memiliki maksud dan tujuan sebagai penjaga paham ahlussunah wal jamaah
di lingkup kampus. Secara totalitas PMII sebagai suatu organisasi merupakan suatu gerakan yang bertujuan
merubah kondisi sosial di Indonesia yang dinilai tidak adil, terutama dalam tatanan kehidupan sosial. Selain
itu juga melestarikan perbedaan sebagai ajang dialog dan aktualisasi diri, menjunjung tinggi pluralitas, dan
menghormati kedaulatan masing-masing kelompok dan individu. Dalam lingkup yang lebih kecil PMII
mencoba menciptakan kader yang memiliki pandangan yang luas dalam menghadapi realitas sosial, ekonomi,
politik, dan budaya. Memiliki pemahaman yang komprehensif tentang berbagai macam paham pemikiran
yang digunakan dalam menganalisa realitas yang ada, sehingga diharapkan seorang kader akanmampu
memposisikan diri secara kritis dan tidak terhegemoni oleh suatu paham atau oordina yang dogmatis.
7. Struktural Organisasi
PMII memiliki produk hukum dari mulai tingkatan PB sampai dengan rayon, yang mana dalam bentuk
apapun produk hukum dari tingkatan structural terdendah harus mengikuti dan berlandaskan pada produk
hukum di atasnya. Dalam structural PMII terdapat :
• Pengurus Besar (PB) berpusat di Ibu Kota
• Pengurus Koordinator Cabang (PKC) berpusat di Provinsi
• Pengurus Cabang (PC) berpusat di Kabupaten
• Pengurus Komisariat (PK) berpusat di Kampus
• Pengurus Rayon (PR) berpusat di Fakultas

34
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

NILAI DASAR PERGERAKAN

Tata letak belum bener,ditata lagi sng rti munip


A. Terminologi NDP
Nilai Dasar Pergerakan (NDP) adalah nilai-nilai yang secara mendasar merupakan sublimasi nilai-nilai
ke-Islaman, seperti kemerdekaan (al-hurriyyah), persamaan (al- musawa), keadilan (al-adl), toleran
(tasamuh), damai (al-shuth), dan ke Indonesiaan (pluralisme suku, agama, ras, pulau, persilangan
budaya) dengan kerangka paham ahlussunah wal jama' ah yang menjadi acuan dasar pembuatan aturan
dan kerangka pergerakan organisasi. NDP merupakan pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam
mendasari dan memberi spirit serta elan vital pergerakan yang meliputi iman (aspek aqidah), Islam
(aspek syariah), ihsan (aspek etika, akhlaq dan tasawuf) dalam rangka memperoleh kesejahteraan
hidup di dunia dan akherat. Dalam upaya memahami, menghayati dan mengamalkan Islam tersebut,
PMII menjadikan ahlussunah wal jama'ah sebagai manhaj al-fikr sekaligus manhaj al-taghayyur al-
ijtima'i (perubahan sosial) untuk mendekonstruksi dan merekonstruksi bentuk-bentuk pemahaman dan
aktualisasi ajaran-ajaran agama yang toleran, humanis, anti-kekerasan, dan kritis transformatif.

B. Fungsi NDP
NDP memiliki beberapa fungsi, pertama, Kerangka Refleksi. Sebagai kerangka refleksi NDP bergerak
dalam pertarungan ide-ide, paradigma, nilai-nilai yang akan memperkuat level kebenaran-kebenaran ideal.
Subtansi ideal tersebut menjadi suatu yang mengikat, absolut, total, universal berlaku menembus ruang dan
waktu (muhlamul qat‟i) kerangka refleksi ini menjadi moralitas gerakan sekaligus sebagai tujuan
absolut dalam mencapai nilai-nilai kebenaran, kemerdekaan, kemanusiaan. Kedua, Kerangka Aksi. Sebagai
kerangka aksi NDP bergerak dalam pertarungan aksi, kerja-kerja nyata, aktualisasi diri, analisis sosial
untuk mencapai kebenaran faktual. Kebenaran sosial ini senantiasa bersentuhan dengan pengalaman
historis, ruang dan waktu yang berbeda dan berubah. Kerangka aksi ini memungkinkan warga
pergerakan menguji, memperkuat dan bahkan memperbaharui rumusan kebenaran historisitas atau
dinamika sosial yang senantiasa berubah.
Ketiga, Kerangka Ideologis. Kerangka ideologis menjadi rumusan yang mampu memberikan proses
ideologisasi disetiap kader, sekaligus memberikan dialektika antara konsep dan realita yang
mendorong proses progressif dalam perubahansosial. Kerangka ideologis juga menjadi landasan pola
pikir dan tindakan dalam mengawal perubahan sosial yang memberikan tempat pada demokratisasi dan
Hak Asasi Manusia (HAM).
C. Kedudukan NDP
Pertama, NDP menjadi sumber kekuatan ideal-moral dari aktivitas pergerakan. Kedua, NDP
menjadi pusat argumentasi dan pengikat kebenaran dati kebebasan berfikir, berucap, bertindak dalam
aktivitas pergerakan.

35
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

D. Rumusan NDP
1. Tauhid

Mengesakan Allah SWT merupakan nilai paling asasi dalam sejarah agama samawi.
Didalamnya terkandung hakikat kebenaran manusia. (Al-Ikhlas, AI- Mukmin: 25, AI-Baqarah: 130-131).
Subtansi tauhid;

a. Allah adalah Esa dalam Dzat, sifat dan perbuatan-Nya,

b. Tauhid merupakan keyakinan atas sesuatu yang lebih tinggi dari alam semesta, serta
merupakan manifestasi dati kesadaran dan keyakian kepada haI yang ghaib (AI-Baqarah:3,
Muhammad:14-15, AI-Alaq: 4, A l-Isra: 7).

c. Tauhid merupakan titik puncak keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan dan perwujudan nyata
lewat tindakan,

d. Dalam memaharni dan mewujudkannya pergerakan telah memilih ahlussunah wal jama' ah sebagai
metode pemahaman dan keyakinan itu.

2. Hubungan Manusia dengan Allah (Hablum Minal Allah)

Allah SWT adalah pencipta segala sesuatu. Dia mencipta manusia sebaik- baik kejadian dan
menempatkan pada kedudukan yang mulia. Kemuliaan manusia antara lain terletak pada kemampuan
berkreasi, berfikir dan memiliki kesadaran moral. Potensi itulah yang menempatkan posisi
manusia sebagai khalifah & hamba Allah (AI-Anam:165, Yunus: 14.)
3. Hubungan Manusia dengan Manusia (Hablum Minan Nas)

Allah meniupkan ruh dasar pada materi manusia. Tidak ada yang lebih utama antara yang satu
dengan yang lainnya kecuali ketaqwaannya (AIHujurat:13). Pengembangan berbagai aspek budaya dan
tradisi dalam kehidupan manusia dilaksanakan sesuai dengan nilai dari semangat yang dijiwai oleh sikap
kritis dalam kerangka religiusitas. Hubungan antara muslim dan non-muslim dilakukan guna
membina kehidupan manusia tanpa mengorbankan keyakinan terhadap kebenaran universalitas Islam.
4. Hubungan Manusia dengan Alam (Hablum Minal Alam)

Alam semesta adalah ciptaan Allah. Allah menunjukkan tanda-tanda keberadaan, sifat dan
perbuatan Allah. Berarti juga tauhid meliputi hubungan manusia dengan alam (As-Syura: 20)

36
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Perlakukan manusia dengan alam dimaksudkan untuk memakmurkan kehidupan dunia dan akherat. Jadi
manusia harus mentransendentasikan segala aspek kehidupan manusia. NDP yang digunakan PMII
dipergunakan sebagai landasan teologis, normatif dan etis dalam pola pikir dan perilaku. Dati
dasar-dasar pergerakan tersebut muaranya adalah untuk mewujudkan pribadi muslim yang berakhlaq
dan berbudi luhur, dan memiliki konstruksi berfikir kritis dan progressif.
E. NDP: Landasan Gerak Berbasis Teologis

NDP adalah sebuah kerangka gerak, ikatan nilai atau landasan pijak. Didalam PMII maka kita akan
kenal dengan istilah NDP (Nilai Dasar Pergerakan). NDP adalah sebuah landasan fundamental bagi kader
PMII dalam segala aktivitas baik-vertical maupun horizontal. NDP sesungguhnya kita atau PMII akan
mencoba berbicara tentang posisi dan relasi yang terkait dengan apa yang akan kita gerakkan. PMII berusaha
menggali sumber nilai dan potensi insan warga pergerakan untuk kemudian dimodifikasi didalam tatanan nilai
baku yang kemudian menjadi citra diri yang diberi nama Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII. Hal ini
dibutuhkan untuk memberi kerangka, arti motifasl, wawasan pergerakan dan sekaligus memberikan dasar
pembenar terhadap apa saja yang akan mesti dilakukan untuk mencapai cita-cita perjuangan.
Insaf dan sadar bahwa semua ini adalah keharusan bagi setiap kader PMII untuk memahami dan
menginternalisasikan nilai dasar PMII tersebut, baik secara personal maupun secara bersama-sama,
sehingga kader PMII diharapkan akan paham betul tentang posisi dan relasi tersebut. Posisi dalam
artina, di diri kita sebagai manusia ada peran yang harus kita lakukan dalam satu waktu sebagai sebuah
konsekuensi logis akan adanya kita. Peran yang dimaksud adalah diri kita sebagai hamba, diri kita
sebagai makhluq, dan diri kita sebagai manusia.
Ketiga posisi di atas merupakan sebuah kesatuan yang koheren dan saling menyatu. Sehingga Relasi
yang terbentuk adalah relasi yang saling topang dan saling menyempurnakan. Akibat dari posisi
tersebut maka akan muncul relasi yang sering diistilahkan sebagai hablun mina Allah, hablun mina an-
naas dan mu'amalah.
Dalam ihtiar untuk mewujudkan perintah Tuhan Yang Maha Kuasa maka ketiga relasi di atas harus
selaiu dan selalu berangkat dari sebuah keyakinan IMAN, prinsip ISLAM, dan menuju IHSAN. Inilah yang
nantinya akan menjadi acuan dasar bagi setiap warga pergerakan dalam melakukan segala ihtiar dalam
segala posisi.
F. Materi Pemaknaan dan Arti Nilai Dasar Pergerakan (NDP)

Secara esensial NDP PMII adalah suatu sublimasi nilai ke-Islam-an dan ke- Indonesia-an
dengan kerangkan pemahaman Ahlussunnah waf Jama'ah yang terjiwai oleh berbagai aturan, memberi
arah, mendorong serta menggerakkan apa yang dilakoni PMII sebagai sumber keyakinan dan pembenar
mutlak. Islam mendasar dan menginspirasi NDP yang meliputi cakupan Aqidah, Syari'ah dan Akhlaq dalam
upaya memperolah kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Dalam kerangka inilah PMII menjadikan

37
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Ahussunah wal Jama'ah sebagai Manhaj af-fikr (methodologi mencari) untuk mendekonstruksi bentuk-
bentuk pemahaman keagamaan yang benar.
G. Fungsi, Peran dan Kedudukan NDP

Secara garis besarnya Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII akan berfungsi dan berperan sebagai:
1. Landasan Pijak PMII. Landasan pijak dalam artian bahwa NDP diperankan sebagai landasan pijak bagi
setiap gerak dan langkah serta kebijakan yang dilakukan oleh PMII.
2. Landasan Berfikir PMII. Bahwa NDP menjadi landasan pendapat yang dikemukakan
terhadap persoalan-persoalan yang akan dan sedang dihadapi oleh PMII.
3. Sumber Motifasi PMII. NDP juga seyogyanya harus menjadi pendorong bagi anggota PMII
untuk berbuat dan bergerak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dan terkandung didalamnya.
Sedangkan kedudukan NDP dalam PMII bisa kita letakkan pada, Pertama; NDP haruslah
menjadi rumusan nilai-nilai yang dimuat dan menjadi aspek ideal dal.am berbagai aturan dan
kegiatan PMII. Kedua; NDP harus menjadi pemicu dan pegangan bagi dasar pembenar dalam berfikir,
bersikap dan berperilaku.

Internalisasi dari nilai-nilai teologis tersebut menumbuhkan filosofi gerak PMII yang disandarkan
pada dua nilai yang sangaf fundamental yakni liberasi dan independensi. Liberasi merupakan
kepercayaan dan komitmen kepada pentinya (dengan epistemologi gerak-paradigma) untuk mencapai
kebebasan tiap-tiap individu. Praktek dan pemikian liberasi mempunyai dua tema pokok. Pertama; tidak
menyetujui adanya otoritas penuh yang melingkupi otoritas masyarakat. Kedua; menentang segala bentuk
ekspansi dan hegemoni negara (kekuasaan) terhadap keinginan keinginan bebas individu dan masyarakat dalam
berkreasi, berekspresi, mengeluarkan pendapat, berserikat dan lain sebagainya. Liberasi didasarkan oleh
adanya kemampuan (syakilah) dan kekuatan (wus'a) yang ada dalam setiap individu.
Dengan bahasa lain setiap individu mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk mengembangkan
dirinya. tanpa harus terkungkung oleh pemikiran, kultur dan struktur yang ada disekitarnya,
sehingga pada akhirnya akan melahirkan apa yang namnya keadilan (al-adalah), persamaan (al-musawah), dan
demokrasi (as-syura). Kebebasan dalam arti yang umum mempuntai dua makna, yakni kebebasan dari
(freedom from) dan kebebasan untuk (freedom for). Kebebasan dari merupakan kebebasan dari
belenggu alam dan manusia. Sedangkan kebebasan untuk bermakna bebas untuk berbuat sesuatu yang pada
dasarnya sebagai fungsi untuk mencapai tingkat kesejahteraan seluruh manusia di muka bumi. Dalam
kaitan ini maka sesungguhnya capaian yang harus memuat pada Usulul al-Khamsah (lima prinsip
dasar) yang meliputi; Hifdz al-nasl wa al-irdh, hifdzul al-'aql, hifdzul ai -nasi, dan hifdz al-mal.

38
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

STUDI GENDER, KEORGANISASIAN DAN KELEMBAGAAN KOPRI

1. Dasar Studi Gender


a. Hakikat gender dalam Islam
Gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan
dilihat dari segi pengaruh sosial budaya. Gender dalam arti ini adalah suatu bentuk rekayasa masyarakat
(social constructions), bukannya sesuatu yang bersifat kodrati. Dalam konteks tersebut, gender harus
dibedakan dari jenis kelamin (seks). Jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin
manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Sedangkan konsep
gender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara
sosial maupun kultural, misalnya perempuan dikenal lembut dan cantik. Tidak berlebihan jika dikatakan
bahwa gender adalah interpretasi budaya terhadap perbedaan jenis kelamin. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa gender pada hakikatnya lebih menekankan aspek sosial, budaya, psikologis, dan aspek non biologis
lainnya.
Hal ini berarti bahwa gender lebih menekankan aspek maskulinitas atau feminitas seseorang dalam
budaya tertentu. Dengan demikian, perbedaan gender pada dasarnya merupakan konstruksi yang dibentuk,
disosialisasikan, diperkuat, bahkan dilegitimasi secara sosial dan budaya. Pada gilirannya, perbedaan gender
dianggap kodrati hingga melahirkan ketidakseimbangan perlakuan jenis kelamin. Perspektif gender dalam
al-Qur‟an tidak sekedar mengatur keserasian relasi gender maupun hubungan laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat, tetapi lebih dari itu al-Qur‟an juga mengatur keserasian pola relasi antara mikro-kosmos
(manusia), makrokosmos (alam), dan Tuhan. Secara umum tampaknya al-Qur‟an mengakui adanya
perbedaan (distinction) antara laki-laki dan perempuan, tetapi perbedaan tersebut bukanlah pembedaan
(discrimination) yang menguntungkan satu pihak dan merugikan yang lainnya melainkan untuk mencapai
kesetaraan semua pihak.
b. Prinsip – prinsip kesetaraan gender dalam Islam
1) Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba
Salah satu tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah kepada Tuhan. Dalam kapasitas
manusia sebagai hamba, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan siapa yang banyak amal
ibadahnya, maka itulah mendapat pahala yang besar tanpa harus melihat dan mempertimbangkan jenis
kelaminnya terlebih dahulu. Keduanya mempunyai potensi dan peluang yang sama untuk menjadi
hamba ideal. Hamba ideal dalam Al-Qur‟an biasa diistilahkan dengan orang-orang bertakwa (muttaqûn),
dan untuk mencapai derajat muttaqûn ini tidak dikenal adanya perbedaan jenis kelamin, suku bangsa
atau kelompok etnis tertentu.
2) Laki-laki dan perempuan sebagai khalifah di bumi
Maksud dan tujuan penciptaan manusia di muka bumi ini adalah, disamping untuk menjadi
hamba (âbid) yang tunduk dan patuh serta mengabdi kepada Allah Swt., juga untuk menjadi khalifah di
bumi (khalifah fî al-ard). Kata khalifah dalam ayat alquran tidak menunjuk kepada salah satu jenis

39
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

kelamin atau kelompok etnis tertentu. Laki-laki dan perempuan mempunyai fungsi yang sama sebagai
khalifah, yang akan mempertanggungjawabkan tugas-tugas kekhalifahannya di bumi, sebagaimana
halnya mereka harus bertanggung jawab sebagai hamba Tuhan.
3) Laki-laki dan perempuan menerima perjanjian primordial
Laki-laki dan perempuan sama-sama mengemban amanah dan menerima perjanjian primordial
dengan Tuhan. Seperti diketahui, menjelang seorang anak manusia keluar dari rahim ibunya, ia terlebih
dahulu harus menerima perjanjian dengan Tuhannya. Menurut Fakhr al-Razi tidak ada seorang pun anak
manusia lahir di muka bumi ini yang tidak berikrar akan keberadaan Tuhan, dan ikrar mereka disaksikan
oleh para malaikat. Tidak ada seorang pun yang mengatakan “tidak”. Dalam Islam, tanggung jawab
individual dan kemandirian berlangsung sejak dini, yaitu semenjak dalam kandungan. Sejak awal
sejarah manusia. Dengan demikian dalam Islam tidak dikenal adanya diskriminasi jenis kelamin. Laki-
laki dan perempuan sama-sama menyatakan ikrar ketuhanan yang sama.
2. Sejarah Studi Gender di Indonesia
Di Indonesia pada abad XIX gerakan kaum perempuan terfokus pada menuntut untuk hak persamaan
dalam bidang pendidikan. Perempuan pada waktu itu terkekang dengan budaya setempat yang tidak
membolehkan kaum perempuan untuk memiliki pendidikan yang tinggi seperti kaum laki-laki. Perempuan
bertugas menurut pada suami dan mengurus pekerjaan rumah tangga lainnya. Perempuan sebagai the second
sex yang bahkan tercermin dalam ungkapan-ungkapan yang lebih mengutamakan laki-laki. Ungkapan
Suwargo nunut neroko katut, yang berarti bahwa kebahagiaan atau penderitaan istri hanya tergantung pada
suami adalah contoh dimana perempuan dianggap tidak berperan dalam kehidupan. Situasi kebudayaan
dengan semangat yang tercermin dalam ungkapan itu sangat dominan hingga pergantian abad ke-20.
Sejarah menunjukkan bahwa hal itu harus berakhir karena datangnya kebudayaan modern. Contohnya
ketika para pemuda Jawa yang terpelajar sudah tidak tahan pada dengan kondisi pada waktu itu, kemudian
para pemuda tersebut mendirikan Budi Utomo, dan yang terjadi adalah pemberontakan kebudayaan.
Pemberontakan tersebut sangat penting dalam sejarah Indonesia, karena menjadi tanda bangkitnya
nasionalisme dan sekaligus mundurnya kebudayaan Jawa.
RA. Kartini yang telah berjuang mengangkat kaum perempuan dengan istilah Emansipasi Wanita
melalui peningkatan dalam bidang pendidikan, telah mengalami kemajuan yang luar biasa dalam pergerakan
kaum perempuan. Perkembangan tersebut tidak hanya dalam bidang pendidikan saja tetapi dalam bidang
politik, ekonomi, sosial budaya, dengan dibuktikan adanya pergerakan kaum perempuan dalam bidang-
bidang tersebut. Undang-Undang Dasar 1945 yang menjamin semua warga negara mempunyai hak dan
kedudukan yang sama bagi pergerakan perempuan untuk memperbaiki nasib dan meningkatkan
kedudukannya. Untuk itulah kaum perempuan selalu berupaya melakukan yang terbaik untuk kaumnya,
tentunya dengan membentuk organisasi-organisasi wanita. Tuntutan-tuntutan organisasi tersebut akhirnya
didengar oleh pemerintah.
Kepedulian pemerintah terhadap tuntutan pergerakan wanita dibuktikan dengan disediakannya jabatan
menter muda urusan Peranan Wanita pada tahun 1978; yang kemudian ditingkatkan menjadi Menteri Negara

40
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Urusan Peranan Wanita. Dalam GBHN tahun 1978 menyatakan bahwa wanita mempunyai hak, kewajiban
dan kesempatan yang sama dengan pria untuk ikut serta sepenuhnya dalam segala kegiata pembangunan.
Sekarang ini Kementriannya disebut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Berdasarkan pemaparan tersebut di atas bahwa munculnya gender di Indonesia berawal dari adanya tradisi
budaya yang kuat yang mengikat kaum perempuan pada waktu itu. Perempuan dianggap sebagai the second
sex yang hanya bertugas membantu suami saja. Hal tersebut yang mendorong adanya pemberontakan oleh
kaum perempuan itu sendiri terhadap budaya mereka, dengan munculnya RA Kartini sebagai pelopor
pemberontakan tersebut. Dengan memajukan perempuan dalam bidang pendidikan.
Akhirnya muncullah berbagai pergerakan kaum perempuan dalam berbagai bidang seperti, sosial,
politik, budaya pertahanan dan sebagainya. Untuk itulah gerakan perempuan adalah pondasi dasar munculnya
gender di Indonesia. Gerakan perempuan adalah salah satu usaha untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan
dalam masyarakat dunia, dan Indonesia khususnya. Tentunya dengan adanya dukungan oleh kaum laki-laki
dan wanita dari berbagai generasi, organisasi, dan lembaga-lembaga pemerintahan dan swasta serta oleh
dunia internasional sehingga kaum perempuan mampu hidup adil dan sejahtera.
3. Implementasi Studi Gender dalam Lingkup Tatanan Sosial dan Pendidikan
Keadilan seringkali menjadi alasan untuk menafsirkan isu gender sebagai suatu ketimpangan dalam
kehidupan bermasyarakat. Dalam tata sosial bermasyarakat masih seringkali ditemukan kasus diskriminasi
terhadap gender, terutama pada kaum perempuan. Alasan utama yang kerapkali mendasari diskriminasi tersebut
adalah masih lekatnya budaya patriarki dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia. Budaya patriarki megajarkan
bahwa kaum laki-laki sebagai pihak yang mendominasi, melakukan operasi dan mengeksploitasi kaum
perempuan. Diskriminasi gender meluas kedalam segala lingkup tatanan sosial, seperti keluarga, pendidikan,
budaya dan politik.
Pemenuhan hak yang sama dalam bidang pendidikan sudah banyak dilakukan oleh masyarakat.
Berangkat dari persepsi masyarakat bahwa pendidikan merupakan investasi bagi mereka dan anak-anaknya
sehingga tidak ada batasan gender untuk memenuhi hak anak dalam bidang pendidikan baik bagi anak laki-laki
maupun anak perempuan. Jika pada masa lampau para orang tua hanya memperbolehkan anak laki-laki saja yang
menempuh pendidikan tinggi, akan tetapi saat ini sudah banyak yang mendukung anak perempuannya untuk
mengenyam pendidikan setinggi-tingginya.
Meskipun sudah banyak yang sadar akan kesetaraan gender dalam hal pendidikan, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa diskriminasi juga masih berkembang dalam lapisan masyarakat tertentu. Masyarakat dari
kalangan keluarga miskin masih menganggap bahwa perempuan tidak pantas untuk disekolahkan setinggi-
tingginya lebih baik langsung dinikahkan, bekerja saja sebagai pembantu rumah tangga, buruh pabrik dan
pekerjaan lain yang tidak menuntut status pendidikan. Berbeda dengan laki-laki yang mendapatkan perlakuan
istimewa baik dalam hal pendidikan dan realita kehidupan yang ada. Bias gender juga dapat kita lihat dalam
dunia pembelajaran itu sendiri, seperti banyak ditemukannya gambar maupun kalimat yang tidak mencerminkan
kesetaraan gender. Sebut saja gambar seorang pilot yang seringkali digambarkan sebagai seorang laki-laki karena
pekerjaan sebagai pilot dipandang memerlukan kecakapan dan kekuatan yang hanya dimiliki oleh laki-laki.

41
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Fenomena lain yang terjadi adalah orang tua dan orang dewasa melarang keras anak laki-laki untuk
menangis karena dianggap tidak sesuai dengan sifat laki-laki yang gagah perkasa. Hal serupa juga dialami oleh
anak perempuan yang sering dikatakan agresif, ingin menang sediri dan tidak rasional apabila mengekspresikan
keinginan dan kebutuhannya. Dampak yang terjadi akibat peristiwa kesalahpahaman dalam pendidikan gender
terhadap perkembngan anak adalah sensitivitas anak terhadap aspek perkembanga soaialnya krang optimal. Hal
ini cenderung akan menimbulkan pemahaman yang salah pada pola pikir masyarakat bahwa setiap laki-laki itu
kuat dan permpuan itu lemah, sehingga hal ini dapat berpotensi besar menimbulkan terjadinya diskriminasi dan
intimidasi laki-laki terhadap perempuan. Contoh nyata yang kerapkali terjadi yaitu adanya peristiwa kekerasan
dalam rumah tangga, pelecehan seksual, dan lainnya yang biasanya korban tersebut adalah pihak perempuan.
4. Ke-KOPRI-an
a. Landasan normatif KOPRI
Dalam Bab VII Anggaran Rumah Tangga (ART) PMII tentang Kuota Kepengurusan, Pasal 20
dinyatakan, ayat (1) Kepengurusan di setiap tingkat harus menempatkan anggota perempuan minimal 1/3
keseluruhan anggota pengurus; dan ayat (2) Setiap kegiatan PMII harus menempatkan anggota perempuan
minimal 1/3 dari keseluruhan anggota. Penjelasan soal pemberdayaan anggota perempuan PMII ada dalam
bab VIII Pasal 21 ayat (1) Pemberdayaan Perempuan PMII diwujudkan dengan pembentukan wadah
perempuan yaitu KOPRI (Korp PMII Putri), dan ayat (2) Wadah Perempuan tersebut di atas selanjutnya
diataur dalam Peraturan Organisasi (PO).
Adapun wadah pemberdayaan anggota putri PMII ditegaskan dengan pembentukan lembaga khusus
bernama Korp PMII Putri (KOPRI) sebagaimana dalam Bab IX tentang Wadah Perempuan. Dalam Pasal 22,
ayat (1): Wadah perempuan bernama KOPRI; ayat (2) KOPRI adalah wadah perempuan yang didirikan oleh
kader-kader Putri PMII melalui Kelompok Kerja sebagai keputusan Kongres PMII XIV; ayat (3) KOPRI
didirikan pada 29 September 2003 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta dan merupakan kelanjutan sejarah
dari KOPRI yang didirikan pada 26 November 1967; dan ayat (4) KOPRI bersifat semi otonom dalam
hubungannya dengan PMII. Struktur KOPRI sebagaimana struktur PMII, terdiri dari : PB KOPRI, PKC
KOPRI dan PC KOPRI.
b. Visi dan misi KOPRI
Visi KOPRI adalah Terciptanya masyarakat yang berkeadilan berlandaskan kesetaraan dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Sedangkan Misi KOPRI adalah Mengideologisasikan nilai keadilan gender
dan mengkonsolidasikan gerakan perempuan di PMII untuk membangun masyarakat berkeadilan gender.
c. Perjalanan sejarah KOPRI
Perjalanan sejarah organisasi yang bernama Korps PMII Putri yang disingkat KOPRI mengalami proses
yang panjang dan dinamis. KOPRI berdiri pada kongres III PMII pada tanggal 7-11 Februari 1967 di Malang
Jawa Timur dalam bentuk Departemen Keputrian dengan berkedudukan di Surabaya Jawa Timur dan lahir
bersamaan Mukernas II PMII di Semarang Jawa Tengah pada tanggal 25 September 1976. Musyawarah
Nasional pertama Korp PMII Putri diselenggarakan pada kongres IV PMII 1970.

42
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

KOPRI dari masa ke masa mengalami ketidakharmonisan karena minimnya koodinasi. Hanya pada saat
Ali Masykur Musa (1991-1994) yang memiliki keharmonisan dengan Ketua KOPRI-nya dari Lampung
(Jauharoh Haddad). KOPRI pada awalnya diposisikan menjadi badan otonom dari PMII namun sekarang
menjadi semi otonom yang mana pimpinan KOPRI dipilih atau ditunjuk oleh Ketua Umum PB PMII.
Konsekuensinya KOPRI harus berada di cabang-cabang di setiap daerah.
KOPRI mengalami keputusan yang pahit ketika status KOPRI dibubarkan melalui voting beda suara
pada Kongres KOPRI VII atau PMII XIII di Medan pada tahun 2000. Merasa pengalaman pahit itu terasa,
bahwa kader-kader perempuan PMII pasca kongres di Medan mengalami stagnasi yang berkepanjangan dan
tidak menentu, oleh sebab itu kader-kader perempuan PMII mengganggap perlu dibentuknya wadah kembali,
kongres XIII di Kutai Kertanegara Kalimantan Timur pada tanggal 16-21 April 2003 sebagai momentum
yang tepat untuk memprakarsai adanya wadah.
Maka, terbentuklah POKJA perempuan dan kemudian lahirlah kembali KOPRI di Jakarta pada tanggal
29 September 2003 karena semakin tajam semangat kader perempuan PMII maka pada kongres di Bogor
tanggal 26-31 Mei tahun 2005 terjadi perbedaan kebutuhan maka terjadi voting atas status KOPRI denga
suara terbanyak menyatakan KOPRI adalah Otonom sekaligus memilih ketua umum PB KOPRI secara
langsung sehingga terpilih dalam kongres sahabati Ai‟ maryati Shalihah. Dalam Kongres PMII ke-16 di
Batam, Maret 2008, setelah melalui sidang dan voting yang menegangkan dan melelahkan hingga subuh,
memutuskan status KOPRI Semi Otonom.
d. Ketua umum KOPRI dari masa ke masa
Tahun Tahun
No Nama No Nama
Menjabat Menjabat
1 Mahmudah Nahrowi 1967-1968 15 Ulha Soraya 1991
2 Tien Hartini 1968-1970 16 Jauharoh Haddad 1991-1994
3 Ismi Maryam BA 1970 17 Diana Mutiah 1994-1997
4 Zazilah Rahman BA 1971 18 Luluk Nur Hamidah 1997-2000
5 Siti Fatimah Bsc 1972 19 Umi Wahyuni 2000-2003
6 Adiba Hamid 1973 20 Efri Nasution 2003
7 Wus‟ah Suralaga 1973-1977 21 Winarti 2003-2005
8 Choirunnisa Yafishsham 1977 22 Ai‟ Maryati Shalihah 2005-2007
232
9 Fadilah Suralaga 1977-1981 Eem Marzu Hiz 2008-2010
4
10 Ida Farida 1981 25 Irma Muthoharoh 2010-2013
11 Lilis Nurul Husna 1981-1984 26 Ai Rahmawati 2014-2016
12 Iis Kholila 1985-1988 27 Septi Rahmawati 2017-2020
13 Iriani Suaida 1988 28 Maya Muizatil Lutfillah 2021-2023
14 Khofifah Indar parawansa 1988-1991

43
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

GENEOLOGI GERAKAN FAHAM ISLAM INDONESIA

1. Kepercayaan Sebelum Masuknya Agama Dakwah

Sebelum masuknya agama-agama seperti yang kita kenal sekarang di Indonesia, berbagai suku yang tinggal
nusantara memiliki kepercayaan yang disebut animisme dan dinamisme. Animisme mengajarkan bahwa benda-benda
yang ada di bumi ini seperti laut, pohon, hutan, dan lain lain memiliki jiwa yang harus dihormati. Sedangkan
dinamisme adalah pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Dalam sisi lain menyebutkan bahwa Agama yang paling awal berkembang di Nusantara adalah Kapitayan.
Sebuah kepercayaan yang memuja sesembahan utama yang disebut, “Sanghyang Taya”yang bermakna hampa atau
kosong. Orang Jawa/Sunda Wiwitan mendefinisikanSanghyang Taya dalam satu kalimat, “tan kena kinaya ngapa”
alias tidak bisa diapa-apakan keberadaannya. Untuk itu, supaya bisa disembah, Sanghyang Taya mempribadi dalam
nama dan sifat yang disebut “Tu” atau “To”, yang bermakna “daya gaib”, yang bersifat adikodrati.
Dalam bahasa Jawa kuno, Sunda kuno juga Melayu kuno, kata “taya” artinya kosong atau hampa namun
bukan berarti tidak ada. Ini adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan sesuatu yang tidak bisa didefinisikan,
tan kena kinaya ngapa, sesuatu yang tidak bisa dilihat, juga tidak bisa diangan-angan seperti apapun. Ia ada tetapi tidak
ada.
Dalam sistem ajaranKapitayan yang begitu sederhana waktu itu, Sanghyang Taya tidak bisa dikenali kecuali
ketika muncul dalam bentuk kekuatan gaib yang disebut “Tu”. “Tu” adalah bahasan kuno yang artinya benang atau tali
yang menjulur. “Tu” inilah yang dianggap sebagai kemungkinan pribadi Sanghyang Taya.“Tu” kemudian diketahui
mempunyai sifat utama yaitu sifat baik (positif) dan sifat tidak baik (negatif). Yang baik bersifat terang dan yang tidak
baik begitu gelap namun dalam satu kesatuan. “Tu” yang baik disebut Tuhan, dan“Tu” yang tidak baik disebut
Hantu.“Tu” bisa didekati ketika dia muncul di dunia dalam sesuatu yang terdapat kata-kata „tu‟. Seperti wa-tu, tu-gu,
tu-nggak, tu-nggul, tu-ban, dan sebagainya, yang menyiratkan adanya kekuatan ghaib dari “tu” yang bersemayam.
Biasanya orang-orang memberikan sesajen. Ini jaman purba sekali

2. Potret Kehidupan Masyarakat Era Hindu-Budha

Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat di Nusantara sudah memiliki kebudayaan yang
maju. Kebudayaan asli Nusantara telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Bangsa
Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak serta merta menerima budaya baru. Proses masuknya
pengaruh budaya Indonesia terjadi karena adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India.
Dalam buku Kehidupan Masyarakat Pada Masa Praakasara, Masa Hindu Budha, dan Masa Islam (2019)
karya Tri Worosetyaningsih, tata kehidupan masyarakat yang diatur melalui lembaga kesukuan, berubah menjadi
lembaga kerajaan atau lembaga negara. Perubahan tersebut dimotori oleh datangnya pengaruh India selain membawa
agama Hindu dan Buddha. Kemajuan yang menyolok dari sistem kerajaan ini adalah birokrasi yang merupakan alat
menjalankan pemerintahan. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia dapat dilihat dari peninggalan-
peninggalan sejarahdalam berbagai bidang, di antaranya:
44
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

 Bidang keagamaan

Indonesia telah memiliki kepercayaan berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan tersebut
memiliki dua sifat, yaitu: Animisme, suatu kepercayaan terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau
jiwa. Dinamisme, suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gain. Masuknya Hindu-Buddha di
Indonesia, membuat masyarakat Nusantara berangsur-angsur memeluk agama Hindu-Buddha yang diawali oleh
kalangan elite di sekitar istana.
 Bidang sosial

Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal kasta, yaitu:


o Brahmana, kaum pendeta dan sarjana
o Ksatria, para prajurit, pejabat, dan bangsawan
o Waisya, para pedagang, petani, pemilik tanah, dan prajurit
o Sudra, para rakyat jelata dan pekerja kasar

Sistem kasta yang berlaku di Indonesia berbeda dengan yang ada di India. Hal ini dapat dilihat dari masyarakat
dan agama di Kerajaan Kutai. Berdasarkan silsilahnya, Raja Kudungga adalah orang Indonesua yang pertama
menyentuh budaya India. Pada masa pemerintahannya. Kudungga masih mempertahankan budaya Indonesia.
Kemudian anaknya, Aswawarman diangkat menjadi raja, karena adanya pengaruh India mengakibatkan
Kudungga tidak dianggap sebagai pendiri Kerajaan Kutai.
 Bidang politik

Dalam sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala
suku yang terbaik dan terkuat berhak atas kekuasaan kerajaan. Pemimpin ditentukan secara turun-temurun
berdasarkan hak waris sesuai dengan peraturan hukum kasta. Sehingga lahir kerajaan-kerajaan, seperti, Kutai,
Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha.
 Bidang pendidikan

Lembaga pendidikan seperti asrama merupakan salah satu bukti pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha di
Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan.
 Bidang sastra dan bahasa

Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa oleh
masyarakat Indonesia. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni sastra sangat berkembang terutama
pada zaman Kerajaan Kediri.
3. Strategi Dakwah Islam Era Awal

Kedatangan Islam di berbagai daerah di Indonesia tidak hadir secara bersamaan. Demikian pula dengan
kerajaan-kerajaan dan daerah yang didatanginya, ia mempunyai situasi politik dan sosial budaya yang berlainan. Pada

45
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

waktu kerajaan Sriwijaya mengembangkan kekuasaannya pada sekitar abad ke-7 dan ke-8, Selat Malaka sudah mulai
dilalui oleh para pedagang Muslim dalam pelayarannya ke negeri-negeri di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Berdasarkan berita Cina zaman T‟ang pada abad-abad tersebut, diduga masyarakat Muslim telah ada, baik di
Kanfu (Kanton) maupun di daerah Sumatra sendiri. Perkembangan pelayaran dan perdagangan yang bersifat
internasional antara negeri-negeri di Asia bagian barat atau timur mungkin disebabkan oleh kegiatan kerajaan Islam di
bawah Bani Umayah di bagian barat maupun kerajaan Cina zaman dinasti T‟ang di Asia Timur serta kerajaan
Sriwijaya di Asia Tenggara.
Menjelang abad ke-10 para pedagang Islam telah menetap di pusat-pusat perdagangan yang penting di
kepulauan Indonesia, terutama di pulau-pulau yang terletak di Selat Malaka, terusan sempit dalam rute pelayaran laut
dari negeri-negeri Islam ke Cina. Tiga abad kemudian, menurut dokumen-dokumen sejarah tertua, permukiman orang-
orang Islam didirikan di Perlak dan Samudra Pasai di Timur Laut pantai Sumatera.
Saudagar-saudagar dari Arab Selatan semenanjung tanah Arab yang melakukan perdagangan ke tanah
Melayu sekitar 630 M (tahun ke-9 Hijriah) telah menemui bahwa di sana banyak yang telah memeluk Islam. Hal ini
membuktikan bahwa Islam telah masuk ke Indonesia sejak abad-abad pertama Hijriah, atau sekitar abad ke-7 dan ke-8
Masehi yang dibawa langsung oleh saudagar dari Arab. Dengan demikian, Islam telah tiba di tanah Melayu sekitar
tahun 630 Masehi tatkala Nabi Muhammad SAW masih hidup. Namun, di sini harus dibedakan antara Islam mulai
masuk dan menyebar ke Nusantara. Karena belum tentu ketika Islam masuk kemudian langsung disebarkan. Pada
masa selanjutnya, Islam dengan ajaran-ajarannya mulai disebarkan oleh para dai sufi (Wali Songo) pada tahun 1400-
an masehi.
Keterangan lebih lanjut tentang masuknya Islam ke Indonesia ditemukan pada berita dari Marcopolo, bahwa
pada tahun 1292 ia pernah singgah di bagian utara daerah Aceh dalam perjalanannya dari Tiongkok ke Persia melalui
laut. Di Perlak ia menjumpai penduduk yang telah memeluk Islam dan banyak para pedagang Islam dari India yang
giat menyebarkan agama itu.
Para pedagang Muslim menjadi pendukung daerah-daerah Islam yang muncul kemudian, dan daerah yang
menyatakan dirinya sebagai kerajaan yang bercorak Islam ialah Samudra Pasai di pesisir timur laut Aceh. Munculnya
daerah tersebut sebagai kerajaan Islam yang pertama diperkirakan mulai abad ke-13.
Hal itu dimungkinkan dari hasil proses Islamisasi di daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi para
pedagang Muslim sejak abad ke-7. Sultan yang pertama dari kerajaan Islam Samudera Pasai adalah Sultan Malik al-
Saleh yang memerintah pada tahun 1292 hingga 1297. Sultan ini kemudian digantikan oleh putranya yang bernama
Sultan Muhammad Malik az-Zahir. Kerajaan Islam Samudra Pasai menjadi pusat studi agama Islam dan meru pakan
tempat berkumpul para ulama Islam dari berbagai negara Islam untuk berdis kusi tentang masalah-masalah keagamaan
dan masalah keduniawian.
Berdasarkan berita dari Ibnu Batutah, seorang pengembara asal Maroko yang mengunjungi Samudra Pasai
pada 1345, dikabarkan bahwa pada waktu ia mengunjungi kerajaan itu, Samudra Pasai berada pada puncak
kejayaannya.
Dari catatan lain yang ditinggalkan Ibnu Batutah, dapat diketahui bahwa pada masa itu kerajaan Samudra
Pasai merupakan pelabuhan yang sangat penting, tempat kapal-kapal datang dari Tiongkok dan India serta dari tempat-

46
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

tempat lain di Indonesia, singgah dan bertemu untuk memuat dan membongkar barang-barang dagangannya. Kerajaan
Samudra Pasai makin berkembang dalam bidang agama Islam, politik, perdagangan, dan pelayaran. Hubungan dengan
Malaka makin ramai, sehingga di Malaka pun sejak abad ke-14 timbul corak masyarakat muslim. Perkembangan
masyarakat muslim di Malaka makin lama makin meluas dan akhirnya pada awal abad ke-15 berdiri kerajaan Islam
Malaka. Para penganut agama Islam diberi hak-hak istimewa, bahkan telah dibangunkan sebuah masjid untuk mereka.
Para pedagang yang singgah di Malaka kemudian banyak yang menganut agama Islam dan menjadi penyebar agama
Islam ke seluruh kepulauan Nusantara, tempat mereka mengadakan transaksi perdagangan. Kerajaan Malaka pertama
kali didirikan oleh Paramisora pada abad ke-15.
4. Strategi Dakwah Islam Era Walisongo

Wali Songo, menurut Agus Sunyoto, semacam lembaga dakwah yang beranggotakan sembilan tokoh
penyebar agama Islam. Mereka berdakwah secara sistematis dan terorganisasi melakukan usaha-usaha pengislaman
masyarakat Jawa dan pulau-pulau lainnya. Anggota dewan dakwah ini tetap sembilan orang, sehingga jika ada salah
seorang anggotanya yang meninggal, maka anggota lain masuk menggantikan.
Semuanya bergelar sunan selaku gelar kehormatan penguasa dunia sekaligus gelar guru spiritual yang memiliki
sejumlah keistimewaan. Masing-masing memiliki tugas dalam dakwah Islam melalui berbagai perbaikan sistem nilai
dan sistem sosial budaya masyarakat. Kesembilan anggota Wali Songo yang termasyhur adalah Sunan Gresik; Sunan
Ampel; Sunan Bonang; Sunan Drajat; Sunan Kudus; Sunan Giri; Sunan Kalijaga; Sunan Muria.
Secara umum, dapat dikatakan, meski kegiatan dakwah di Nusantara sudah dimulai sejak abad ke-7, tetapi Islam
belum diterima secara masif oleh penduduk pribumi. Dan itu berlangsung hingga pertengahan abad 15. Baru pada
abad ke-15, tepatnya era dakwah yang dipelopori para sufi yang dikenal Wali Songo, Islam dengan cepat diserap
melalui asimilasi dan sinkretisme budaya Nusantara. Lantas, mengapa di tangan para Wali Songo, Islam begitu cepat
diterima penduduk Nusantara, khususnya penduduk pulau Jawa?
Fakta sejarah menunjukkan bahwa kunci gerakan dakwah Wali Songo adalah damai, toleran, dan berpijak pada dua
prinsip, yaitu bil-mau‟izhatil-hasanah wajadilhum billati hiya ahsan dan prinsip al-muhafazhatu alal-qadimish shalih
wal-akhdzu bil-jadidil-ashlah. Artinya, dakwah dikemas dalam nasihat-nasihat yang bijak dan argumen yang kuat,
disampaikan secara bertahap dan tidak frontal, sambil melestarikan budaya-budaya lokal yang baik dan sudah ada,
menyerapnya ke dalam Islam, dan mewarnainya dengan ajaran tauhid.
Dakwah mereka dilakukan dengan pendekatan persuasif, keteladanan, kasih sayang, dan kedermawanan. Jalan dakwah
yang ditempuh Wali Songo melalui proses asimilasi dan sinkretisme antara Islam yang terbuka, luwes, dan akomodatif
dengan agama asli Nusantara, yakni agama Kapitayan sebagai penganut animisme-dinamisme dan pemuja dewa-dewa
Hindu-Budha, tanpa terlibat konflik yang berarti. Dakwah dikemas dalam bahasa yang bijak, diramu dalam ajaran
yang sederhana, dan disesuaikan dengan pemahaman masyarakat sesuai dengan adat dan kepercayaan setempat
Demikian halnya strategi dakwah yang ditempuh oleh para Wali Songo di pulau Jawa pada abad ke-15 dan 16,
tepatnya di pantai utara pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di
Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat. Seiring dengan merosot dan berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam
budaya Nusantara, dan gencarnya aktivitas dakwah Wali Songo, maka Islam jadi lebih mudah tersebar ke seantero
Jawa, bahkan ke luar Jawa.
47
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Di bidang pendidikan, asimilasi dilakukan para Wali Songo dalam pengembangan pesantren, pesulukan,
peguron yang terbuka bagi seluruh masyarakat. Media seni juga menjadi sarana dakwah yang cukup efektif bagi Wali
Songo. Melalui nyanyian religi, selawatan, pupujian, dan tembang rakyat seperti Kinanthi, Pucung, dan
Maskumambang, mereka memasukkan ajaran-ajaran Islam. Begitu pula pertunjukan wayang, yang kala itu digemari
masyarakat, dijadikan sebagai sarana pemenarik. Namun cerita wayang yang semula bernuansa Hindu-Budha, diganti
para Wali Songo dengan kisah para nabi dan rasul, tauhid, akhlak, tasawuf, dan ajaran Islam lainnya.

5. Peta Islam Indonesia Pasca Walisongo – Kekinian

Islam Nusantara merupakan Islam yang tetap berpegang teguh pada aqidah Tauhid yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad Saw. Islam yang dekat dengan budaya dengan tetap berdampingan dengan Islam, selagi budaya itu tidak
menyimpang dari ajaran Islam. Karakteristik Islam Nusantara yaitu toleran dan cinta damai. Penjiwaan dari
rahmatan lil alamin yaitu Islam yang merangkul, menuntun, memakai hati, mengajak taubat serta memberikan
pemahaman. Sedangkan prinsip Islam itu sendiri yaitu keselarasan dengan budaya setempat, sehingga terciptanya
Islam yang indah dan harmonis.
Maka dari itu, Islam di Indonesia tidak harus seperti Islam yang ada di Arab, melainkan Islam yang
mempunyai ciri khas dari Indonesia, atau yang sering disebut dengan Islam ala Indonesia, yaitu Islam yang tetap
mempertahankan budaya asli Indonesia dengan tidak melupakan ajaran-ajaran Islam yang telah diajarkan oleh Nabi
Muhammad Saw. Prinsip Islam dalam beradaptasi dengan budaya yaitu menjadikan Islam dengan keragaman akibat
perbedaan kebudayaan dimasing-masing daerah.
Maka dari itu, umat Islam Indonesia saat ini harus memikirkan untuk bagaimana merumuskan sebuah gerakan
yang mampu mengkotomi dan merangkul seluruh ormas yang saling bersinggungan dan berbeda faham. Perbedaan
pemahaman yang dianut pada hakikatnya adalah suatu kewajaran, akan tetapi fanatisme golongan yang berlebihan
tidak boleh untuk ditampilkan apalagi dipelihara, karena itu semua akan memberikan dampak negatif yang akan
berimbas pada kesatuan umat Islam dan juga bangsa Indonesia. Islam merupakan sesuatu bagian, sedangkan umat
Islam adalah bagian yang lain. Meski berbeda, namun merupakan sebah sistem dan kesatuan yang utuh dan tidak
bisa dipisahkan.

48
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

INDONESIA SEBELUM ABAD XX


Indonesia memperoleh kemerdekaan dalam waktu yang lama. Banyak para pahlawan yang gugur demi
mempertahankan bumi pertiwi tercinta. Mereka mengorbankan seluruh jiwa dan raga untuk mengejar sebuah
kata merdeka. Sebelum tahun 1908, telah banyak bangsa lain yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia.
Mereka banyak memeras, menindas, dan merampas hak-hak rakyat Nusantara. Banyak perlawanan dari
pahlawan-pahlawan kita yang masih bersifat kedaerahan. Muncul banyak tokoh-tokoh yang memegang andil
besar dalam perlawanan terhadap penjajahan yang bangsa lain lakukan.
Tugas kita sebagai penerus bangsa adalah mempertahankan kemerdekaan ini, tetap menjaga semangat
perjuangan dan mempertahankan kebudayaan nenek moyang kita. Namun di jaman globalisasi sekarang ini,
semangat generasi muda penerus bangsa kian menurun dan sangat memprihatinkan. Melihat akan gigihnya para
pejuang daerah kita terdahulu, harusnya para pemuda merasa malu. Semestinya para pemuda generasi baru harus
bisa melanjutkan perjuangan para pendahulu yang rela berkorban tanpa jasa dan berani memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia. Sebagai generasi muda seharusnya dapat melanjutkan tonggak harapan ini untuk
mengisi kemerdekaan dengan cara meningkatkan akhlak.

A. Perjuangan melawan penjajah portugis


Perjuangan bangsa Indonesia terhadap penjajah hampir dilakukan di seluruh wilayah Nusantara terutama di
daerah yang menjadi pusat kekuasaan penjajah. Perjuangan melawan portugis dilakukan oleh rakyat Malaka,
Johor, Aceh, Maluku, Demak, dan Sunda Kelapa
a) Perjuangan Rakyat Malaka
Pada tahun 1511 rakyat Malaka dibawah pimpinan Sultan Mahmud Syah I melakukan perlawanan terhadap
pendudukan portugis. Namun akhirnya portugis dapat mendesak pasukan Malaka sehingga mereka terpaksa
menyingkir ke pulau Bintan. Malaka akhirnya jatuh ke portugis tahun 1511. Pada tahun 1526 pulau Bintan
diserbu oleh portugis. Sultan Mahmud Syah I kemudian lari ke Kampar hingga wafatnya pada tahun 1528.
b) Perjuangan Rakyat Johor
Pimpinan Alauddin Ri‟ayat Syah II, putra dari Sultan Mahmud Syah I, rakyat Johor melakukan perlawanan
terhadap Portugis mulai tahun 1530. Perjuangan ini kemudian dilanjutkan oleh Abdul Jalil Syah I (1580-1597)
yang dapat menangkis serangan Portugis.
c) Perjuangan Rakyat Demak
Dibawah pimpinan Dipati Unus pasukan Demak (Jawa Tengah) pada tahun 1512-1523 melakukan
perlawanan terhadap Portugis. Dengan dibantu oleh armada Aceh, Palembang, dan Bintan, Dipati Unus berusaha
merebut kembali Malaka dari kekuasaan Portugis, namun tidak berhasil.
d) Perjuangan Rakyat Maluku
Portugis mampu menaklukan Malaka pada tahun 1511, Portugis kemudian menuju ke Maluku utara yang
merupakan pusat rempah-rempah. Pada tahun 1912 Portugis melakukan hubungan dagang dengan Sultan Hairun
49
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

dari Ternate ternyata sikap Portugis berusaha memonopoli perdagangan, memeras dan menindas rakyat, dan juga
melakukan penyebaran agama Kristen secara paksa terhadap penduduk Maluku utara mendorong rakyat Maluku
melakukan perlawanan. Pada pimpinan Sultan Hairun rakyat Ternate melakukan perlawanan terhadap Portugis
mulai tahun 1550. Dengan mengadakan perundingan damai, Portugis menipu dan membunuh Sultan Hairun
sehingga membuat rakyat Terante semakin marah. Perjuangan rakyat Ternate kemudian diteruskan oleh Sultan
Baabullah, putra Sultan Hairun. Dibawah pimpinan Sultan Baabullah, rakyat Ternate, Tidore, dan Halmahera
bersatu padu melawan Portugis pada tahun 1570 sampai 1575. Pada tanggal 28 Desember 1577 rakyat Ternate
berhasil mengusir Portugis dari Ternate
e) Perjuangan Rakyat Sunda Kelapa
Fatahilla atau Paletehan seorang ulama dari Demak yang bertugas menyebarkan agama islam di Jawa Barat
memimpin rakyat untuk melakukan perlawanan terhadap Portugis. Pada tahun 1527 pasukan Fatahilla
menyerang orang-orang Portugis di Sunda Kelapa dan berhasil mengalahkannya. Portugis akhirnya kembali ke
Malaka. Nama Sunda Kelapa oleh Fatahilla kemudian diganti dengan nama Jayakarta (disingkat menjadi
Jakarta), yang berarti kemenangan akhir. Setelah kemenangan itu, kemudian kerajaan Banten berdiri.
B. Perjuangan Menentang Penjajah Belanda
Perjuangan bangsa menentang penjajah Belanda menggunakan kekerasan senjata dimulai pada abad 17, abad
ke 19 dan sampai awal abad ke 20. Perjuangan menentang Belanda pada abad ke 16 antara lain dilakukan oleh
Sultan Agung dari Mataram (1613-1645), Sultan Hasanuddin dari kerajaan Gowa, Sulawesi Selatan (sampai
tahun 1667), Sultan Ageng Tirtayasa (1684), Sultan Iskandar Muda dari Aceh (1635), Untung Suropati dan
Trunojoyo (1670), Ibnu Iskandar dari Minangkabau (1680). Sementara itu mereka yang berjuang pada abad ke
19 antara lain:
a) Pattimura dari Maluku (1817)
b) Pangeran Diponegoro (1825-1830)
c) Imam Bonjol dari Minagkabau (1822-1837)
d) Sultan baddarudin dari Palembang ( 1817)
e) Pangeran Antasari dari Kalimantan (1860)
f) Jelantik dari Bali (1850)
g) Anak Agung Made dari Lombok (1895)
h) Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Cut Nyak Dien dari Aceh (1673-1904)
i) Sisimangamaraja dari Batak (1900)
Perjuangan yang dilakukan oleh Sultan agung dari Mataram dan Sultan Hasanuddin dari Gowa Sulawesi
Selatan membahas tentang beberapa perjuangan kemerdekaan yaitu peperangan yang dilakukan oleh Pangeran
Diponegoro, perang Padri dan peperangan rakyat Aceh.
1. Perang Diponegoro
Pangeran Diponegoro merupakan keluarga anggota kerajaan di Yogyakarta, namun ketika terjadi
perselisihan diantara keluarga kerajaan yang berkuasa yang juga turut dicampuri oleh Belanda. Pangeran
Diponegoro bersama neneknya pindah ke Tegalrejo di sebuah desa dekat dengan Yogyakarta. Perang

50
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Diponegoro terjadi diawali dengan persengketaan antara Belanda dan Pangeran Diponegoro. Persengketaan
terjadi ketika Belanda memasang tonggak-tonggak untuk membuat jalan ke tanah Tegalrejo tanpa seizin
Diponegoro sehingga menimbulkan amarah pada Diponegoro dan rakyatnya. Peristiwa yang terjadi pada 20 Juli
1825 itu ternyata tidak dapat diselesaikan oleh kedua belah pihak. Karena perdamaian tidak tercapai,
Belanda kemudian melakukan serangan terhadap pasukan Diponegoro, Maka mulai pecahlah perang yang
dikenal dengan perang Diponegoro. Pangeran Diponegoro mendapat dukungan yang luas, baik dari
rakyat,petani,dan lain-lain.Para pangeran dan juga dari para ulama. Dalam perang itu 15 dari 29 pangeran dan 41
dari 88 bupati mendukung Diponegoro. Seorang ulama besar yaitu Kyai Mojo bergabung dengan Diponegoro,
begitu juga turut bergabung Sentot Alibasiah Prawirodirdjo, seorang bangsawan yang kemudian menjadi
panglima utamanya. Perang Diponegoro banyak menimbulkan kerugian bagi Belanda. Dari tahun 1825 sampai
1827 pasukan Diponegoro selalu unggul dalam perang. Jendral de Kock pernah menawarkan perdamaian kepada
Diponegoro tetapi tidak mendapat tanggapan.
Mulai tanggal 1827 Belanda menggunakan taktik “Benteng Stelsel” dalam menghadapi pasukan
Diponegoro. Disetiap daerah didirikan benteng yang berhubungan dengan benteng yang sebelumnya lewat
prasarana jalan, perbekalan, dan patrol yang teratur. Taktik ini bertujuan untuk mempersempit ruang gerak
pasukan Diponegoro dan taktik itu ternyata membawa hasil dengan menyerahnya panglima perang Diponegoro
dan pasukannya, termasuk Sentot Alibasiah dan pangeran Mangkubumi.
Pasukan Diponegoro mulai terdesak terutama setelah bertambahnya kekuatan pasukan Belanda dengan
datangnya pasukan dari daerah-daerah lain. Meningkatnya jumlah pemimpin pasukan Diponegoro yang
tertangkap oleh Belanda ternyata juga menyebabkan makin lemahnya pasukan Diponegoro.
Usaha Belanda untuk segera mengakhiri perang antara lain dilakukan dengan memberi pengumuman
pemberian hadiah 20.000 ringgit kepada siapapun yang dapat menangkap Dponegoro, tetapi usaha ini tidak
berhasil. Kemudian Belanda berusaha lagi untuk membujuk Diponegoro guna mengadakan perundingan yang
diadakan pada tanggal 28 Maret 1830 ternyata berakhir dengan kegagalan. Namun dengan siasat licik Jenderal
de Kock, kemudian Diponegoro ditangkap. Kegiatan perlawanan di daerah-daerah menjadi menurun sejak awal
1830 dan menjadi semakin lemah dan akhirnya tidak berarti lagi.
Pangeran Diponegoro oleh Belanda kemudian dibawa ke Batavia dan selanjutnya pada tanggal 3 Mei 1830
ia diasingkan ke Menado. Pada tahun 1834 ia dipindahkan oleh Belanda ke Ujungpandang sampai wafatnya pada
tanggal 8 Januari 1855.
2. Perang Padri
Perang ini terjadi di Minangkabau Sumatera Barat. Bermula dari pertentangan dua pihak dalam masyarakat,
yakni antara kaum Padri dengan kaum adat. Kaum Padri atau kaum ulama melakukan gerakan untuk
memperbaiki keadaan masyarakat Minangkabau dengan cara mengembalikan kepada ajaran Islam yang murni,
ternyata ini mendapat reaksi keras dari kaum adat yang ingin mempertahankan kebiasaan mereka.
Perang saudara makin meluas dan keadaan ini dimanfaatkan betul oleh Belanda, terutama sesudah kaum
adat meminta bantuan kepada Belanda. Langkah Belanda bukan saja untuk melawan kaum Padri, tetapi juga

51
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

ditujukan untuk menanamkan kekuasaannya di Minangkabau. Pada tanggal 18 Februari 1821 dimulailah perang
Padri melawan Belanda.
Jalannya Perang Padri dibagi ke dalam tiga masa. Masa pertama berlangsung antara 1821-1825 ditandai
dengan meluasnya perlawanan rakyat ke seluruh Minangkabau. Masa kedua antara 1825-1830 ditandai dengan
meredanya pertempuran, karena Belanda mengadakan perjanjian dengan kaum Padri yang melemah, dan ketika
pihak Belanda sedang memusatkan perhatiannya pada perang Diponegoro di Jawa. Masa ketiga antara tahun
1830-1838, ditandai dengan perlawanan Padri yang meningkat dan penyerbuan Belanda secara besar-besaran,
kemudian diakhiri dengan tertangkapnya para pemimpin Padri.
Dalam beberapa pertempuran pasukan Padri cukup kuat dan banyak merugikan pihak Belanda. Kemudian
pihak Belanda mengajak mengadakan perundingan, yang isinya banyak menguntungkan pihak Belanda dan
menunda waktu guna memperkuat diri. Sementara pada tahun 1825 Belanda sedang menghadapi kesulitan
dengan adanya perang Diponegoro di Jawa. Kesempatan ini digunakan oleh kaum Padri untuk melakukan
perlawanan lagi, dan semakin meluas setelah kekuatan Belanda di berbagai daerah pertempuran dirasakan lemah.
Salah satu kekuatan perlawanan kaum Padri terhadap Belanda adalah di Bonjol yang dipimpin oleh Tuanku
Imam Bonjol. Pasukannya banyak melakukan serangan yang merugikan Belanda. Karena Belanda ingin segera
mengakhiri peperangan di Sumatera Barat dan ingin segera menguasainya, kemudian Belanda mendatangkan
bantuan pasukan dari Batavia. Dengan bantuan militer dari Jawa ini pasukan Belanda bertambah kuat sehingga
beberapa daerah yang dikuasai kaum Padri dapat didudukinya.
Pada akhir tahun 1834 Belanda memusatkan kekuatannya untuk menyerang Bonjol, setelah jalan-jalan yang
menghubungkan Bonjol dengan daerah pantai dikuasai Belanda dan ditutupnya jalan-jalan penghubung daerah
lain. Mulai tahun 1835 sebagian besar kekuatan militer Belanda diarahkan untuk meruntuhkan kaum Padri di
Bonjol, namun selama tahun 1936 kekuatan Padri masih belum dapat dipatahkan sama sekali.
Pada bulan Oktober 1837 Belanda mengepung dan menyerang benteng Bonjol, dan pada tanggal 25
Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol beserta pasukannya menyerah kepada Belanda. Tuanku Imam Bonjol
kemudian dibuang oleh Belanda ke Cianjur Jawa Barat, kemudian dibuang lagi ke Ambon dan dipindahkan lagi
ke Menado. Ia meninggal disana pada tanggal 6 November 1864. Dan secara umum perlawanan kaum Padri baru
dapat dipatahkan pada akhir tahun 1838.
3. Perang Aceh
Pada bulan Maret 1973 Belanda meminta Sultan Aceh yaitu Sultan Muhammad Daud Syah untuk mengakui
kedaulatan Hindia Belanda atas daerahnya. Sultan Aceh tidak bersedia mengkuinya walaupun Belanda
memintanya berulang kali. Hingga pada tanggal 26 Maret 1873 datang maklumat perang dari pihak Belanda,
maka mulailah perang rakyat Aceh dalam memperjuangkan kemerdekaannya.
Pada bulan April 1873 Belanda melakukan penyerangan ke kerajaan Aceh. Rakyat Aceh mampu memukul
mundur pasukan Belanda, sehingga Belanda meninggalkan pantai Aceh. Serangan Belanda yang pertama
mengalami kegagalan. Serangan kedua dilakukan pada bulan Desember 1873, akhirnya Belanda berhasil
memukul pasukan Aceh sehingga istana Sultan pun jatuh ke tangan Belanda.

52
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Dalam perang dengan rakyat Aceh, Belanda harus mengeluarkan biaya besar karena perang berlangsung
sangat lama. Belanda kemudian mengirimkan Dr. Snouck Hurgronje yang paham agama islam untuk
mempelajari rakyat Aceh. Atas nasehatnya maka Belanda mulai menaklukan Aceh dengan cara memecah belah
kekuatan masyarakat aceh.
Pada tanggal 11 Februari 1899 Belanda menyerang markas pertahanan Teuku Umar dan gugurlah ia.
Perjuangannya kemudian diteruskan oleh istrinya, Cut Nya‟ Dhien. Namun beliau dapat ditangkap oleh Belanda
dan pada tahun 1906 beliau dibuang ke Sumedang, Jawa Barat. Sementara itu, karena terdesak oleh Belanda,
Sultan Alaudin Muhammad Daud Syah terpaksa menyerah kepada Belanda pada tanggal 20 Januari 1903.
Panglima Polem pun akhirnya menyerah juga pada tanggal 6 September 1903. Dengan kejadian tersebut maka
Pemerintah Hindia Belanda telah menanamkan kekuasaannya di Aceh.
C. Kelemahan dari Perjuangan Bangsa Indonesia
Kegagalan perjuangan dengan kekerasan senjata oleh para pahlawan bangsa baik ketika melawan Portugis
maupun Belanda karena ada beberapa kelemahan dari perjuangan bangsa Indonesia sendiri. Kelemahan-
kelemahan tersebut yaitu:
1. Perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan. Artinya bahwa perjuangan yang dilakukan itu terbatas pada
daerah tertentu saja. Tidak ada kordinasi satu sama lain antara para pejuang disatu daerah dengan
daerah lainya. Misalnya Pangeran Siponegoro berjuang didaerah Yogyakarta dan sekitarnya saja. Imam
Bonjol hanya berjuang didaerah Minangkabau. Tidak ada kerjasama antar daerah dalam menentang
penjajah.
2. Perlawanan terhadap penjajah dilakukan secara sporadis dan tidak dalam waktu yang
bersamaan. Sebagai akibatnya kekuatan penjajah lebih terkonsentrasi untuk menghadapi satu
perlawanan saja. Jadi penjajah dapat dengan mudah memadamkan perlawanan itu satu demi satu.
3. Perjuangan pada umumnya dipimpin oleh pemimpin yang kharismatik. Ketika pemimpin ini meninggal
dunia atau diasingkan penjajah, maka perjuangan pun berhenti karena tidak ada yang melanjutkanya.
4. Perjuangan menentang penjajah sebelum masa 1908 dilakukan dengan kekerasan senjata. Dalam hal
persenjataan pihak penjajah lebih modern. Persenjataan penjajah sudah menggunakan senjata api,
sementara para pejuang Indonesia lebih banyak menggunakan senjata tradisional.
5. Para pejuang dapat diadu domba oleh pihak penjajah, sehingga perselisihan sering terjadi antar para
pemimpin Indonesia sendiri. Penjajah belanda memang lihai menerapkan politik devide et impera, yakni
politik memecah belah bangsa Indonesia.

Beberapa kelemahan ini menjadi pelajaran yang berarti bagi bangsa Indonesia dalam menentukan strategi
perjuangan dalam masa berikutnya. Bangsa Indonesia sadar bahwa kekuatan penjajah yang terorganisasi dengan
baik tidak dapat dengan mudah ditaklukan oleh perjuangan yang bersifat lokal dan tidak terorganisasi dengan
baik. Oleh karena itu perlu dicari strategi perjuangan yang baru yang lebih terorganisasi dan lebih modern.
Setelah dirasa perjuangan melawan Belanda dengan jalan kekerasan dirasa kurang maksimal, maka
muncullah pandangan – pandangan dari para kaum muda yang telah mengenyam pendidikan dari bangsa
53
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Belanda. Mereka menginginkan rakyat mereka juga bisa bebas dan merdeka, dan juga mendapat hak yang sama.
Dengan pandangan seperti itu, mulailah muncul tokoh – tokoh revolusioner dan gerakan – gerakan yang
mengusung unsur nasionalisme untuk sebuahkemerdekaandankebebasandariBelanda.
A. Budi Oetomo
Budi Oetomo dikatakan sebagai organisasi pemuda pertama yang didirikan oleh kaum muda yang memiliki
pandangan untuk kebebsan dari kekakngan Belanda. Digagas oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dan didirikan oleh
Dr. Sutomo bersama para pelajar STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji, Budi Oetomo resmi
menjadi organisasi pemuda pada tanggal 20 Mei 1908.
Berdirinya Budi Oetomo menjadi tonggak awal perlawanan bangsa Indonesia dalam melanwan Belanda,
dari yang semula menggunakan perlawanan fisik dan kontak senjata yang dirasa sangat tidak efektif karena
senjata yang digunakan oleh bangsa Indonesia tidak dapat mengimbangi senjata yang dimiliki oleh Belanda dan
akhirnya beralih ke perlawanan yang bersifat politik dan diplomatis. Sebagai awal dari perubahan pemikiran
bangsa Indonesia akhirnya tanggal 20 Mei 1908 ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
B. Sarekat Dagang Islam
Organisasi ini dipelopori oleh Haji Samanhudi pada tahun 1905 yang merupakan himpunan dari pedagang-
pedagang Islam pribumi yang bergerek dibidang ekonomi. Namun, setelah kepemimpinannya dipegang oleh
H.O.S. Cokroaminoto pada tahun 1912, nama dari Sarekat Dagang Islam diubah menjadi Sarekat Islam dan tidak
hanya bergerak dibidang ekonomi saja, melainkan juga di bidang politik Sarekat Islam yang merangkul semua
lapisan masyarakat menjadikan organisasi ini sebagai organisasi yang mampu menyalurkan aspirasi-aspirasi
seluruh rakyat tidak hanya kaum cendikiawan saja melainkan juga pribumi-pribumi kecil.
C. Muhammadiyah
Organisasi kemasyarakatan islam modernis ini berdiri pada tanggal 18 November 1912 M. dipelopori oleh
sosok kyai alim, cerdas, dan berjiwa pembaharu, yakni KH. Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis dari kota
Kauman, Yogyakarta. Setelah berguru dengan ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syaikh
Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Faqih
dari Maskumambang, dari tahun 1903. Embrio kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk
mengaktualisasikan gagasan-gagasannya merupakan hasil interaksi dengan kawan-kawan Boedi Oetomo yang
tertarik dengan gagasan yang diajarkan Kyai Dahlan, yakni R. Budiraharjo dan R. Sosrosugondo.
D. Indische Partij
Berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912, Indische Partij menjadi organisasi pertama yang
bergerak dibidang politik. Tiga Serangkai yaitu E.F.E Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar
Dewantara merupakan pendiri dari organisasi ini.
Indische Partij merupakan organisasi yang secara terang-terangan menginginkan kemerdekaan Indonesia
dan menanamkan rasa patriotisme serta cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia. IP singakatan untuk Indische
Partij menggunakan surat kabar De Express sebagai sarana untuk membangkitkan rasa cinta tanah air dan
patriotisme bangsa Indonesia tersebut. Pada tahun 1913, IP secara resmi dilarang oleh pemereintahan Belanda
karena tuntutan kemerdekaan bangsa Indonesia tersebut.

54
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

E. Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama atau yang biasa disingkat jadi NU, yang artinya kebangkitan ulama. sebuah organisasi
islam terbesar di Indonesia bahkan di dunia yang didirikan pada 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1344 H. Di
kampung Kertopaten Surabaya. Berdirinya NU tak lepas dari perkembangan pemikiran keagamaan dan politik
dunia islam kala itu. Pada tahun 1924 di Arab Saudi sedang terjadi arus pembaharuan. Syekh Syarif Husyein,
Raja Hijaz (Makkah) yang beraliran Sunni ditaklukan oleh Abdul Aziz bin Saud yang beraliran Wahabi. Pada
tahun itu juga di Indonesia K.H Hasyim Asyari mulai mempunyai gagasan untuk mendirikan Nahdlatul Ulama.
Sampai dua tahun kemudian pada tahun 1926 K.H Asyari baru diizinkan oleh gurunya yaitu Syaikh Kholil dari
Bangkalan, Madura untuk mengumpulkan ulama seluruh pulau Jawa dan Madura, dan dari perkumpulan ulama
itu lahirlah organisasi Nahdlatul Ulama yang beraliran Ahlusunnah Wal Jama‟ah.
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
Sumpah Pemuda merupakan bukti nyata dari perjuangan pemuda-pemuda Indonesia dari berbagai daerah di
seluruh negeri ini untuk bersatu jiwa, keinginan dan tekat supaya terbebas dari penjajahan bangsa Indonesia.
Sumpah Pemuda merupakan tonggak awal lahirnya bangsa Indonesia untuk bersatu dan mengesampingkan
perbedaan mereka (suku, bahasa dan budaya) untuk bersatu melawan kolonialisasi Belanda.
Pada tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Oost Java-Bioscoop diadakan kongres para pemuda yang dihadiri
oleh wakil-wakil organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatera
Bond, Jong Islamienten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi dan beberapa pemuda Tionghoa.
Dalam kongres tersebut menghasilkan suatu sumpah para pemuda bangsa Indonesia yang dikenal dengan
Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda merupakan bukti nyata dari berkobarnya dan kuatnya niat para pemuda
Indonesia untuk memerdekakan bangsa Indonesia dan terus berlanjut hingga tercapainya kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945.
F. Era Kemerdekaan
Setelah beratus-ratus tahun lamanya bangsa Indonesia berjuang untuk membebaskan diri dari berbagai
penjajahan, akhirnya kemerdekaan itu diperoleh pada tanggal 17 Agustus 1945. Tepatnya tiga hari setelah jepang
menyerahkan diri kepada tentara sekutu. Proklamasi Indonesia adalah: pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 12.00
(waktu Tokyo) atau jam 10.00 WIB. Teks proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs.
Mohammad Hatta di tempat kediamannya, jalan Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta. Dengan proklamasi itu,
tercapailah Indonesia merdeka yang susunan Negara itu diatur dengan Undang-undang Dasar 45.
Dengan demikian, hal tersebut merupakan tonggak dari kerajaan baru berdirinya Negara Republik
Indonesia yang terlepas dari segala penjajahan atau segala bentuk ikatan yang timbul dari colonial asing di
Indonesia. Proklamasi kemerdekaan merupakan titik puncak kematangan pemikiran, pengorganisasian dan
pencetusan revolusi dari rakyat Indonesia setelah berjuang puluhan tahun dan bahkan ratusan tahun lamanya.
Negara yang diproklamasikan kemerdekaan nya itu bukanlah merupakan tujuan semata-mata, melainkan hanya
sebagai alat untuk mencapai cita-cita dan tujuan Negara, yakni: Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa, Ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi, keadilan social.

55
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Setelah kemerdekaan Indonesia, maka bangsa Indonesia bukan lagi berjuang merebut kemerdekaan tetapi
untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan itu dengan pembangunan demi keselamatan rakyat dan
Negara. Dalam perjalanan NKRI muncul beberapa ancaman yang berasal dari beberapa gerakan dan peristiwa
yang dapat merongrong kesatuan dan keutuhan bangsa Indonesia, salah satunya agresi militer belanda,
kedatangan pasukan sekutu setelah proklamasi kemerdekaan dengan diboncengi NICA pada waktu itu yang ingin
merongrong kemerdekaan bangsa Indonesia. Melihat kondisi saat itu Nadhatoel oelama‟ tanggal 22 oktober 1945
melalui K.H. Hasyim Asy‟ari memberikan tanggapan yaitu mengeluarkan RESOLUSI JIHAD yang berisi
pernyataan bahwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan hukumnya adalah WAJIB AIN bagi umat islam,
dan perang mempertahankan kemerdekaan adalah perang suci (JIHAD FISABILILLAH).
G. Pasca Kemerdekaan
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia ternyata perjuangan masih terus berlanjut. Kondisi kehidupan
berbangsa dan bernegara diliputi ketegangan setelah kekalahan Jepang dari Sekutu. Sekutu yang datang ke
Indonesia untuk melakukan pelucutan senjata terhadap Jepang dilihat sebagai musuh yang akan mengembalikan
Indonesia ke tangan Belanda kembali. Terbukti tentara Sekutu diboncengi oleh tentara Belanda (NICA). Selama
periode 1945-1949, Tentara Nasional dan laskar-laskar rakyat melakukan perlawanan sengit terhadap Sekutu dan
Belanda.
Para kiai dan pengikutnya dalam jumlah yang sangat besar sejak awal terlibat aktif dalam perang
kemerdekaan. Banyak dari mereka yang tergabung dalam barisan Hizbullah yakni kelompk semi-reguler yang
dilatih kemiliteran oleh tentara Jepang. Komandan Hizbullah adalah Zainul Arifin tokoh NU dari Sumatera
Utara. Pada saat yang sama laskar-laskar yang terdiri dari kiai desa bersama dengan pengikutnya muncul dengan
nama Sabilillah yang dikomandani KH. Masykur, tokoh NU yang kelak menjadi politisi terkenal dan pernah
menjabat sebagai Menteri Agama berkali-kali. Pada permulaan tahun 1944 setelah empat bulan Hizbullah
terbentuk, seluruh Jawa-Madura dan beberapa daerah di Kalimantan dan Sumatera juga sudah terbentuk.
Sabilillah adalah laskar pendamping Hisbullah yang terdiri dari kelompok rakyat non reguler.
Tentara Inggris mendarat pada bulan September 1945 yang menduduki Jakarta atas nama Netherlands
Indies Civil Administration (NICA). Pada pertengahan bulan Oktober tentara Jepang merebut kembali beberapa
kota di Jawa (Semarang dan Bandung) yang telah jatuh ke tangan Indonesia dan menyerahkan kepada Inggris.
Pemerintah Republik Indonesia yang telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menahan diri untuk
tidak melakukan perlawanan dan mengharapkan penyelesaian secara diplomatik. Pemerintah tampaknya
menerima saja ketika bendera Belanda dikibarkan di Jakarta. Kondisi dan kenyataan ini membuat para
pempimpin Indonesia sangat marah, termasuk para ulama NU.
NU kemudian ikut terlibat aktif dalam perjuangan ini dengan fatwa yang sangat terkenal “Resolusi Jihad”.
Pada tanggal 21-22 Oktober wakil-wakil cabang NU di seluruh Jawa dan Madura berkumpul di Surabaya dan
menyatakan perjuangan kemerdekaan sebagai jihad. Resolusi jihad ini meminta pemerintahan RI
mendeklarasikan perang suci dengan Resolusi tentang jihad Fisabilillah.
Isi resolusi Jihad itu adalah,”berperang menolak dan melawan pendjadjah itoe Fardloe „ain (jang harus
dikerdjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata atau tidak (bagi jang

56
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

berada dalam djarak lingkaran 94 Km dari tempat masoek dan kedodoekan moesoeh. Bagi orang-orang jadi
berada di loear djarak lingkaran tadi, kewadjiban itu djadi fardloe kifayah (jang tjoekoep, kalau dikerdjakan
sebagian sadja).Apabila kekoetan dalam no 1 beloem dapat mengalahkan moesoeh, maka orang-orang jang
berada diloear djarak lingkaran 94 Km wajib berperang djoega membantoe No 1, sehingga moesoeh kalah. Kaki
tangan moesoeh adalah pemedjah teqat dan kehendak ra‟jat, dan haroes dibinasakan, menoeroet hoekoem Islam
sabda Chadist, riwajat Moeslim.” Resoloesi ini disampaikan kepada: P.J.M Presiden Repoeblik Indonesia dengan
perantaraan Delegasi Moe‟tamar; Panglima Tertinggi T.R.I.; M.T. Hizboellah; M.T. Sabilillah dan Ra‟jat
Oemoem.
Resolusi Jihad sangat berpengaruh besar terhadap umat Islam, khususnya NU. Banyak santri dan pemuda
NU ataupun rakyat umum yang kemudian bergabung ke pasukan-pasukan non reguler seperti Hizbullah dan
Sabillilah. Pada tanggal 10 Nopember, dua minggu setelah Surabaya kedatangan Inggris (diboncengi Belanda)
pecah perang, yang dikenal sebagai perang 10 Nopember 1945.
Banyak santri dan kaum muda NU terlibat aktif dalam perang tersebut. Banyak pejuang-pejuang NU ini
„memakai jimat‟ yang diberikan kiai-kiai mereka di pesantren atau di desanya. Bung Tomo yang menggerakkan
massa melalui pidato radio, mungkin tidak pernah menjadi santri, tetapi diketahui meminta nasehat kepada K.H.
Hasyim Asy‟ari. Perang juga terjadi dibeberapa daerah seperti di Ambarawa dan Semarang.
Dengan Resolusi Jihad dan kritiknya terhadap pemerintahan RI yang dianggap pasif menghadapi serangan
kaum agresor penjajah, NU telah menampilkan dirinya sebagai kelompok yang cinta tanah air dengan
membangun kekuatan radikal melawan musuh dengan perang. Sikap ini muncul berkali-kali dengan terus
mengkritik pemerintah yang menandatangani “Perjanjian Linggarjati dan Renville” dengan Belanda. Perubahan
sikap NU yang berpegang pada tradisi Sunni, yang kadang bisa moderat dan kadang bisa radikal dipicu oleh
sebuah kaidah fikih yang menjadi dasar pegangan keagamaan mereka.
Dalam konteks ini penguasa sah adalah pemimpin-pemimpin RI, walaupun dalam sejarahnya NU juga
mengakui pemerintah Hindia Belanda sebagai pemerintah de facto yang sah yang wajib ditaati (walaupun bukan
muslim) selama masih memperbolehkan umat Islam menjalankan agamanya. Jepang telah mengakhiri
pemerintahan Hindia Belanda, dan ketika Belanda ingin kembali, sebuah pemerintahan pribumi sudah
menggantikannya. Dari sudut pandang ini, Belanda dan sekutunya tidak lain adalah musuh kafir yang harus
dilawan. Perang suci menjadi kewajiban agama. Muktamar NU yang pertama setelah perang adalah pada bulan
Maret 1946, dan NU kembali mengeluarkan resolusi yang kali ini dikhususkan kepada mereka yang diwajibkan
agama untuk ikut serta dalam memperjuangkan mempertahankan Negara Kesatuan Indonesia.

57
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

ANTROPOLOGI KAMPUS

A. ANTROPOLOGI KAMPUS DAN PERANYA


1. Pengertian Antropologi Kampus
Kata dasar Antropologi berasal dari yunani yaitu: anthros yang berarti manusia dan logos berarti ilmu.
Sederhananya, Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia. Para ahli antropologi
mendefisinikan antropologi sebagai berikut:
I. William A.Haviland (seorang Antropolog Amerika) Antropologi adalah studi tentang umat manusia,
berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk
memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
II. David Hunter. Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat
manusia.
III. Koentjaraningrat (Bapak Antropolog Indonesia) Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat
manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat sertakebudayaan
yang dihasilkan.
Dari ke-tiga definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa Antropologi merupakan ilmu atau bidang studi
yang mempelajari tentang segala sesuatu apa-apa yang berkaitan dengan manusia baik berupa fisik maupun
budaya sehingga dapat disimpulkan kecendrungan manusia sebagai makhluk sosial.
2. Peran PMII pada Antropologi Kampus
Antropologi kampus pada dasarnya berusaha menjelaskan bagaimana kehidupan (manusia) dalam
lingkungan kampus, khususnya mahasiswa sebagai pemeran utama. Antropologi sebenarnya kata yang sudah
tidak asing lagi di telinga kita apabila disematkan dengan kata Antropologi budaya, antropologi politik,
antropologi agama dan lain sebagainya. Namun begitu asing ketika kata antropolog itu sendiri disandingkan
dengan kata kampus. Karena memang belum ada suatu cabang yang secara terstruktur dan pembahasan yang
tuntas mengenai antropologi kampus.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia sebagai organisasi gerakan mahasiswa menganggap bahwa
kader-kadernya seharusnya dapat memahami bahkan membaca kampus mereka sendiri. Hal ini penting sebagai
pijakan mereka berproses di bangku perkuliahan.
Kampus merupakan tempat belajar mengajar berlangsungnya misi dan fungsi perguruan tinggi, tempat
berinteraksi antara dosen dengan mahasiswa, mahasiswa dengan mahasiswa. Kampus boleh dikatakan miniatur
negara karena didalamnya ada politik dan kebudayaan yang bermacam-macam.
Kampus sebagai lingkungan akademis terdiri dari berbagai warna kehidupan, ada yang berperan sebagai
dosen, mahasiswa, pegawai, yang menjadi peran paling penting dan ciri utama sebuah kampus adalah dosen dan
mahasiswa yang mempresentasikan adanya hubungan saling bertukar informasi atau pengetahuan.
Kampus adalah ruang kaderisasi bangsa. Kampus memiliki pemerintahan dan rakyat, oleh karenanya kita
akan menemukan berbagai kelompok yang akan bertaruh dalam memperebutkan eksistensi dikampus. Benturan

58
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

ideologi antar gerakan mahasiswa pun akan terjadi dikampus, inilah yang menjadikan kehidupan dikampus
menjadi sangat kondusif.
Kampus memiliki pemerintahan DEMA (Dewan Eksekutif Mahasiswa atau SEMA, PEMIRA sebagai
momentum mengakselerasikan perubahan-perubahan yang dianggap penting oleh gerakan mahasiswa dengan
segala karakteristik perjuangannya.
PMII sebagai organisasi ekstra kampus membina dan mendistribusikan kader-kadernya untuk aktif dalam
lembaga-lembaga kampus, agar kader PMII bisa menempa dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
Dan disinilah PMII akan semakin meneguhkan perjuangannya dalam menyalurkan aspirasi mahasiswa disegala
lapisan baik akademisi, organisatoris hingga preman kampus.
B. TIPOLOGI MAHASISWA
Adakampus pasti ada civitas akademika, baik rektor, pembantu rektor, dekan, dosen, pegawai, dan
mahasiswa. Semua civitas akademika tersebut satu sama lainnya saling terkait. Mahasiswa sebagai komponen
utama (karena jumlahnya lebih banyak ketimbang yang lainnya) sangat penting duperhatikan bagi denyut nadi
kampus. Mahasiswa datang dari berbagai penjuru daerah tentu mempunyai latar belakang dan karakter yang
berbeda-beda.
Sebagai mahasiswa, mayoritas anggota baru PMII perlu memahami berbagai jenis tipologi mahasiswa, dan
kira-kira ingin menampatkan dirinya dalam tipe seperti apa. Kita meconba melakukan klasifikasi atas tipologi
mahasiswa, walau ini tidak bersifat paten karena setiap diri kita bisa membuat tipologi sesuai dengan yang kita
lihat dan rasakan. Anda sendiri bisa memegang dua katagori atau tiga bahkan empat sekaligus dari tipologi yang
kitra susun ini. Bahkan mungkin masih membuka munculnya jenis tipologi lainnya. Yang penting semoga Anda
bisa berguna bagi diri Anda sendiri dan bagi orang lain dalam lingkungan kehidupan keluarga, organisasi dan
masyarakat.
1. Mahasiswa Pemimpin
Tipikal mahasiswa seperti ini selalu terlihat mencolok dan aktif dibandingkan mahasiswa lainnya.
Hidupnya di perkuliahan sangat bervariatif –diisi dengan berbagai kegiatan, dan ia tidak hanya belajar dari kuliah
semata, namun juga belajar dari lingkungan. Ia akan aktifg di organisasi, baik intra maupun ektra kampus.
Biasanya –tapi tidak mengikat- tipe mahasiswa seperti ini tidak memiliki keinginan yang besar untuk lulus terlalu
cepat, karena ia mencari pengalaman sebanyak-banyaknya untuk menjadi pemimpin di masa depan. Cita-citanya,
biasanya ingin menjadi pemimpin perusahaan, lurah, bupati, DPR, menteri, bahkan presiden.
2. Mahasiswa Pemikir
Tipikal mahasiswa jenis ini selalu berpikir dan terus berpikir. Hobinya membaca buku, diskusi dan
menulis. Terkadang orang jenis ini –karena terus belajar- tanpa menghiraukan sekitarnya, agar bisa mendapatkan
jawaban atas apa yang dipikirkannya. Biasanya tipe mahasiswa seperti ini jika telah lulus ingin jadi ilmuwan,
peneliti, dosen atau akademisi.
3. Mahasiswa Study Oriented

59
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Tipikal mahasiswa jenis ini selalu rajin masuk kuliah dan melaksanakan tugas-tugas akademik.
Mahasiswa jenis ini tidak mau tahu dengan apa yang terjadi di kampus. Pokoknya yang penting mendapatkan nilai
bagus dan cepat lulus.
4. Mahasiswa Hedonis
Tipe mahasiswa seperti ini tiada banyak berpikir, tidak mau aktif di organisasi. Ia selalu menjalani
kehidupan dengan hedonis, glamour, dan happy-happy. Kalau ke kampus sering memakai pakaian yang norak,
memakai mobil, dan nongkorong di mall, kafe, dan tempat hiburan lainnya.
5. Mahasiswa Santai Semaunya Sendiri
Tipe mahasiswa seperti ini tiada banyak berpikir, selalu menjalani kehidupan apa adanya. Enjoy aja!
Biasanya tipikal mahasiswa seperti ini aktif di bidang seni dan olahraga. Dia tidak terlalu memikirkan kuliah,
karena yang penting dalam hidupnya adalah santai. Biasanya mahasiswa seperti ini lama sekali lulusnya, karena
nilainya juga santai.
6. Mahasiswa Tak Jelas
Tipikal mahasiswa seperti ini tak bisa dikategorikan, karena terkadang ia seperti pemimpin, terkadang
seniman, terkadang pemikir, terkadang santai, terkadang pecinta, terkadang usil, dll. Terkadang aktif keliatan
terus, terkadang lenyap hilang entah ke mana.
7. Mahasiswa Abadi
Jelas, mahasiswa jenis ini paling betah di kampus, yang di kuliahnya di atas semester 10 tapi masih santai-
santai dan belum mikir lulus.
C. PMII DAN REKAYASA KAMPUS
Dunia perpolitikan mahasiswa yang tak pernah lepas dari wilayah kampus membuat PMII mau atau tidak
mau akan terlibat dalam pusaran rebutan kekuasaan kampus. Meskipun diakui ataupun tidak, mahasiswa pada
umunya cenderung bersikap apolitis dengan berbagai isu kebijakan birokrat kampus dan para pejabat mahasiswa,
namun tetap saja mahasiswa berpolitik dalam arti yang lebih luas. Dikarenakan politik memiliki lingkup yang
menyeluruh dalam setiap aspek kehidupan, tergantung sudut pandang masing-masing.
PMII sebagai organisasi ekstra kampus membina dan mendistribusikan kader-kadernya untuk aktif dalam
lembaga-lembaga kampus, bahkan akan mendorong kadaer-kader terbaik memimpin lembaga-lembaga tersebut.
Keberadaan lembaga-lembaga tersebut, bagi PMII adalah sebagai ruang distribusi kader karena di lembaga
tersebut kader PMII bisa menempa dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya agar lebih maju dan
profesional.
PMII memandang lembaga intra kampus sangat strategis sebagai wahana kaderisasi. Pada umumnya, ada
beberapa jenis lembaga kampus yang memiliki otoritas tertentu dalam mengayomi kampus dan mahasiswa, yaitu
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Fakultas/Jurusan (HMF/J) dan Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM). Lembaga-lembaga tersebut bermain dalam wilayah internal kampus dan kepengurusannya
berisikan mahasiswa yang tercatat masih aktif program studinya. Secara umum ke tiga jenis lembaga ini memiliki
andil penting dalam rekayasa kampus. Mau kemana dan bagaimana nantinya kampus akan dikelola, lembaga
inilah yang akan mewujudkannya dalam tataran kerja nyata di lapangan.

60
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

Dengan menguasai lembaga intra kampus, PMII akan semakin meneguhkan perjuangannya dalam menyalurkan
aspirasi mahasiswa di segala lapisan baik akademisi, organisatoris hingga preman kampus. Perlu diingat bahwa
Perguruan Tinggi merupakan salah satu sarana yang dibuat dalam meningkatkan pembangunan negara secara
umum, oleh karena itu tak heran bahwa banyak perubahan besar yang diawali dari gerakan lembaga
kemahasiswaan ini. Adanya lapangan bola, internet, pustaka hingga tempat parkir merupakan fasilitas yang
diberikan karena adanya sebuah permintaan yang dalam hal ini diajukan oleh mahasiswa secara umum dan
disampaikan kepada pihak birokrat melalui lembgaga kemahasiswaan jalur komunikasi antara mahasiswa dan
birokrat kampus. Ketika birokrat kampus serta lembaga-lembaga ini tidak mampu berkoordinasi dalam
mengaspirasikan harapan civitas kampus umum, maka akan timbul saling ketidakpercayaan, stagnansi hingga
kemerosotan akreditasi kampus dalam tataran akademis, fasilitas dan budaya.
Demikianlah paparan seputar kehidupan perkuliahan, dimana kampus dan mahasiswa berada. Kampus
bisa menjadi tempat bagi mahasiswa untuk mengembangkan aktualisasi dan apresiasinya sesuai dengan
kebutuhannya. Hal ini merupakan sisi positif yang dimiliki mahasiswa. Kesempatan seperti ini tentu tidak dimiliki
mereka yang tidak sempat belajar di kampus.
Sebagai bagian dari elemen mahasiswa, PMII memandang sangat vital keberadaan kampus, tidak hanya
semata-mata untuk tempat pembelajaran, tetapi juga sebagai wahana untuk menempa dan mengembangkan bakat
potensi yang dimiliki para anggotanya.

61
‫‪PENGURUS RAYON‬‬
‫‪PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA‬‬
‫)‪(Indonesian Moslem Student Movement‬‬
‫‪RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN‬‬
‫‪IAIN PEKALONGAN‬‬
‫‪Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.‬‬
‫‪Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com‬‬

‫‪Sesungguhnya Allah memiliki 99 Nama, yaitu 100 kurang‬‬ ‫صبَ٘ب َدخَ ًَ ْاٌ َجَّٕخَ‬
‫اد ٍذ َِ ْٓ أَدْ َ‬
‫إَِّْ ِ َّّلِلِ تِ ْس َعخً َ‪ٚ‬تِ ْس ِع‪ َٓ١‬ا ْس ًّب ِِبئَخً َغ‪َْ ١‬ش َ‪ِ ٚ‬‬
‫)‪satu, barang siapa memelihara-Nya(membaca setiap hari‬‬
‫‪maka ia pasti masuk surga (HR. At Tirmidzi Shohifah 411‬‬
‫)‪Juz 11 Hadits ke 3428 Maktabah Syaamilah‬‬

‫‪َ٠‬ب ظَب ِ٘ ُش ‪َ٠‬ب ثَ ِ‬


‫بطُٓ‬ ‫‪َ٠‬ب اَ َّ‪ُ ٚ‬ي ‪َ٠‬ب ِ‬
‫اخ ُش‬ ‫َّد‪ُِْ ١‬‬ ‫ثِس ُِْ هللاِ اٌشَّدْ ِ‬
‫ّٓ اٌش ِ‬

‫‪َ٠‬ب ثَشُّ ‪َ٠‬ب تَ‪َّٛ‬اةُ‬ ‫‪َ٠‬ب َ‪ٚ‬اٌِ ْ‪ُِ ٟ‬تَ َعبٌِ ْ‪ٟ‬‬ ‫َ‪ْ ٚ‬اٌ َذ ّْ ُذ ٌِ َشثَِّٕب‬ ‫ثِس ُِْ هللاِ ثَذ َْأَٔب‬

‫‪َ٠‬ب َسءُ‪ ْٚ‬فُ ‪َ٠‬ب َِبٌِهُ‬ ‫‪َ٠‬ب ُِ ْٕتَمِ ُُ ‪َ٠‬ب َعفُ‪ُّٛ‬‬ ‫ٌٍَِّٕجِ ِّ‪َ ٝ‬دجِ‪ِْ ١‬جَٕب‬ ‫صالَحُ َ‪ٚ‬اٌ َّسالَ َُ‬
‫َ‪ٚ‬اٌ َّ‬

‫َرا ْاٌ َجالَ ِي َ‪ْ ٚ‬ا ِال ْو َش ِاَ‬ ‫َِبٌِهَ ْاٌ ُّ ٍْ ِ‬


‫ه‬ ‫أَ ْٔتَ َِ ْمصُ‪ُ ْٛ‬دَٔب‬ ‫‪َ٠‬ب َهللاُ ‪َ َ٠‬‬
‫بسثََّٕب‬

‫‪َ٠‬ب َغِٕ ُّ‪َ٠ ٟ‬ب ُِ ْغِٕ ْ‪ٟ‬‬ ‫‪َ٠‬ب ُِ ْم ِسطُ ‪َ٠‬ب َجب ِِ ُع‬ ‫ُد ْٔ‪َ١‬بَٔب َ‪ٚ‬أُ ْخ َشأَب‬ ‫ضبنَ َِ ْ‬
‫طٍُ‪ ْٛ‬ثَُٕب‬ ‫ِس َ‬

‫‪َ٠‬ب َٔبفِ ُع ‪َ٠‬ب ُٔ‪ ْٛ‬سُ‬ ‫‪َ٠‬ب َِبِٔ ْع ‪َ٠‬ب َ‬


‫ضآسُّ‬ ‫ه ‪َ٠‬ب لُ ُّذ‪ ْٚ‬طُ‬
‫‪َ٠‬ب َِبٌِ ُ‬ ‫‪َ٠‬ب َسدْ ُّٓ ‪َ٠‬ب َس ِد ْ‪ُُ ١‬‬

‫اس ُ‬
‫ث‬ ‫‪َ٠‬ب ثَبلِ ْ‪َ٠ ٟ‬ب َ‪ِ ٚ‬‬ ‫‪َ٠‬ب َ٘ب ِد‪َ٠ ْٞ‬ب ثَ ِذ ْ‪ُ ٠‬ع‬ ‫َض‪ُْ ٠‬ض‬
‫‪َ٠‬ب ُِ‪َ٠ ُِّٓ ١ْ َٙ‬ب ع ِ‬ ‫‪َ٠‬ب َسالَ َُ ‪َ٠‬ب ُِ ْؤ ُِِٓ‬

‫َع َّض َ‪َ ٚ‬ج ًَّ ِر ْو ُشُٖ‬ ‫‪َ٠‬ب َس ِش ْ‪ُ ١‬ذ ‪َ٠‬ب َ‬
‫صجُ‪ ْٛ‬سُ‬ ‫بسئُ‬ ‫‪َ٠‬ب خَ بٌِ ُ‬
‫ك ‪َ٠‬ب ثَ ِ‬ ‫‪َ٠‬ب َججَّب ُس ُِتَ َىجِّشُ‬

‫اٌ ُّذعَآ ُء‬ ‫‪َ٠‬ب لَ‪َّٙ‬ب ُس ‪َ٠‬ب َ‪َّ٘ٚ‬بةُ‬ ‫ص ِّ‪ُ ٛ‬س ‪َ٠‬ب َغفَّبسُ‬
‫‪َ٠‬ب ُِ َ‬

‫اِ ْغفِشْ ٌََٕب ُرُٔ‪ ْٛ‬ثََٕب‬ ‫ثِب َ ْس َّآئِهَ ْاٌ ُذ ْسَٕ‪ٝ‬‬ ‫‪َ٠‬ب َعٍِ ْ‪َ٠ ُُ ١‬ب لَبثِضُ‬ ‫ق ‪َ٠‬ب فَتَّبحُ‬
‫‪َ٠‬ب َس َّصا ُ‬

‫َ‪ُ ٚ‬رسِّ ‪َّ٠‬بتَِٕب‬ ‫َ‪َٛ ٌِٚ‬اٌِ ِذ ْ‪َٕ٠‬ب‬ ‫‪َ٠‬ب َسافِ ُع ‪َ٠‬ب ُِ ِع ُّض‬ ‫بسطُ ‪َ٠‬ب خَ بفِضُ‬
‫‪َ٠‬ب ثَ ِ‬

‫َ‪ٚ‬ا ْستُشْ َعٍَ‪ُ ٝ‬ع‪ ُْٛ١‬ثَِٕب‬ ‫َوفِّشْ ع َْٓ َس‪ِّ١‬ئَبتَِٕب‬ ‫ص ْ‪ُ ١‬ش ‪َ٠‬ب َد َى ُُ‬
‫‪َ٠‬ب ثَ ِ‬ ‫‪َ٠‬ب ُِ ِزيُّ ‪َ٠‬ب َس ِّ ْ‪ُ ١‬ع‬

‫َ‪ٚ‬اسْ فَ ْع د ََس َجبتَِٕب‬ ‫َ‪ٚ‬اجْ جُشْ َعٍَ‪ْ ُٔ ٝ‬م َ‬


‫صبَِٕٔب‬ ‫‪َ٠‬ب خَجِ ْ‪ُ ١‬ش ‪َ٠‬ب َدٍِ ْ‪ُُ ١‬‬ ‫‪َ٠‬ب َع ْذ ُي ‪َ٠‬ب ٌَ ِط‪ْ١‬فُ‬

‫َ‪ِ ٚ‬س ْصلًب َ‪ٚ‬ا ِسعًب‬ ‫َ‪ِ ٚ‬ص ْدَٔب ِع ٍْ ًّب َٔبفِعًب‬ ‫‪َ٠‬ب َش ُى‪ُ ْٛ‬س ‪َ٠‬ب َعٍِ ُّ‪ٝ‬‬ ‫َظ ْ‪َ٠ ُُ ١‬ب َغفُ‪ ْٛ‬سُ‬
‫‪َ٠‬ب ع ِ‬

‫َ‪َ ٚ‬ع َّالً َ‬


‫صبٌِذًب‬ ‫َدالَالً طَ‪ِّ١‬جًب‬ ‫‪َ٠‬ب ُِمِ‪ُ ١‬‬
‫ْت ‪َ٠‬ب َد ِس‪ْ١‬تُ‬ ‫‪َ٠‬ب و َِج ْ‪ُ ١‬ش ‪َ٠‬ب َدفِ‪ْ١‬عُ‬

‫َ‪َ٠ٚ‬سِّشْ اُ ُِ‪َ ْٛ‬سَٔب‬ ‫َ‪َِّٛ ٔٚ‬سْ لٍُُ‪ ْٛ‬ثََٕب‬ ‫‪َ٠‬ب َسلِ‪ْ١‬تُ ‪َ٠‬ب ُِ ِج‪ْ١‬تُ‬ ‫َش ْ‪ُُ ٠‬‬
‫‪َ٠‬ب َجٍِ ْ‪َ٠ ًُ ١‬ب و ِ‬

‫دَآئِ َُ َد‪َ١‬ب تَِٕب‬ ‫صذِّ خْ اَجْ َسب َدَٔب‬


‫َ‪َ ٚ‬‬ ‫‪َ٠‬ب َ‪ُ ٚ‬د‪ُ ْٚ‬د ‪َ٠‬ب َِ ِج ْ‪ُ ١‬ذ‬ ‫اس ُع ‪َ٠‬ب َد ِى ْ‪ُُ ١‬‬
‫‪َ٠‬ب َ‪ِ ٚ‬‬

‫ع َِٓ اٌ َّششِّ ثَب ِع ْذَٔب‬ ‫اٌَِ‪ْ ٝ‬اٌخَ ‪ِْ ١‬ش لَشِّ ْثَٕب‬ ‫‪َ٠‬ب َد ُّ‬
‫ك ‪َ٠‬ب َ‪ِ ٚ‬و‪ًُْ١‬‬ ‫‪َ٠‬ب ثَب ِع ُ‬
‫ج ‪َ٠‬ب َش ِ‪ُ ١ْ ٙ‬ذ‬

‫اَ ِخ‪ْ١‬شً ا ِٔ ٍَْٕب ْاٌ ُّٕ‪ٝ‬‬ ‫َ‪ْ ٚ‬اٌمُشْ ث‪َ ٝ‬س َجآ ُؤَٔب‬ ‫‪َ٠‬ب َ‪َ٠ ُّٝ ٌِٚ‬ب َد ِّ ْ‪ُ ١‬ذ‬ ‫‪َ٠‬ب لَ ِ‪َ٠ ُّٜٛ‬ب َِتِ‪ُْٓ١‬‬

‫َ‪ٚ‬ا ْل ِ‬
‫ض َد َ‪ٛ‬آئِ َجَٕب‬ ‫ثٍَِّ ْغ َِمَ ِ‬
‫بص َذَٔب‬ ‫‪َ٠‬ب ُِ ِع ْ‪ُ ١‬ذ ‪َ٠‬ب ُِذْ ‪ْٝ ِ١‬‬ ‫ص ْ‪َ٠ ٝ‬ب ُِ ْج ِذ ُء‬
‫‪َ٠‬ب ُِذْ ِ‬

‫اٌََّ ِز‪َ٘ ْٞ‬ذَأَب‬ ‫َ‪ْ ٚ‬اٌ َذ ّْ ُذ ِ ِِلٌـ ِ‪َٕٙ‬ب‬ ‫‪َ٠‬ب لَ‪َ٠ َُ ُّْٛ١‬ب َ‪ِ ٚ‬‬
‫اج ُذ‬ ‫‪َ٠‬ب ُِ ِّ‪ُ ١‬‬
‫ْت ‪َ٠‬ب َد ُّ‪ٟ‬‬

‫طٗ خَ ٍِ‪ ًِْ ١‬اٌشَّدْ ِ‬


‫ّٓ‬ ‫صًِّ َ‪َ ٚ‬سٍِّ ُْ عٍَ‪ٝ‬‬
‫َ‬ ‫‪َ٠‬ب اَ َد ُذ ‪َ٠‬ب َ‬
‫ص َّ ُذ‬ ‫اد ُذ‬
‫بج ُذ ‪َ٠‬ب َ‪ِ ٚ‬‬
‫‪َ٠‬ب َِ ِ‬

‫اخ ِش اٌ َّض َِ ِ‬
‫بْ‬ ‫اٌِ‪ِ ٝ‬‬ ‫صذْ جِٗ‬
‫َ‪ٚ‬اٌِٗ َ‪َ ٚ‬‬ ‫‪َ٠‬ب ُِمَ ِّذ َُ ‪َ٠‬ب ُِ ِّ‬
‫ؤَخ ُش‬ ‫‪َ٠‬ب لَ ِذ ْ‪ُ ٠‬ش ‪َ٠‬ب ُِ ْمتَ ِذ ُس‬

‫‪62‬‬
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

LAGU-LAGU PERJUANGAN

MARS PMII HYMNE PMII

Inilah kami wahai Indonesia Bersemilah... Bersemilah...


Satu barisan dan satu cita Tunas PMII
Pembela bangsa, penegak agama Tumbuh subur,tumbuh subur
Tangan terkepal dan maju ke muka Kader PMII
Masa depan di tanganmu
Habislah sudah masa yang suram Untuk meneruskan perjuangan
Selesai sudah derita yang lama Bersemilah… bersemilah…
Bangsa yang jaya Kau harapan bangsa
Islam yang benar
Bangun tersentak dari bumiku
subur INDONESIA BARU
Bergerak dan bersatu
Denganmu PMII Pergerakanku Menuju Indonesia baru
Ilmu dan bakti kuberikan Singsingkan lengan baju
Adil dan makmur kuperjuangkan Singkirkan semua musuh – musuh
Untukmu satu tanah airku Rakyat pasti menang
Untukmu satu keyakinanku Melawan penindasan
Rakyat kita pasti akan menang
Inilah kami wahai Indonesia Revolusi.....Revolusi....
Satu angkatan dan satu jiwa sampai mati 2x
Putera bangsa bebas merdeka
Tangan terkepal dan maju ke muka
BERJUANGLAH PMII TOTALITAS

Berjuanglah PMII berjuang Kepada para mahasiswa


Marilah kita bina persatuan Yang merindukan kejayaan
Berjuanglah PMII berjuang Kepada rakyat yang kebingungan
Marilah kita bina persatuan Di persimpangan jalan
Hancur leburkanlah angkara murka
Perkokohlah barisan kita… Siiiap! Kepada pewaris peradaban
Yang telah menggoreskan
Sinar api Islam kini menyala Sebuah catatan kebanggaan
Tekad bulat jihad kita membara Di lembar sejarah manusia
Sinar api Islam kini kenyala
Tekad bulat jihad kita membara Wahai kalian yang rindu
Berjuanglah PMII berjuang kemenangan
Menegakkan kalimat Tuhan Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan
Menegakkan kalimat Tuhan raga
Untuk negeri tercinta

63
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

BURUH TANI DARAH JUANG

Buruh, tani, mahasiswa, rakyat miskin Di sini negeri kami


kota Tempat padi terhampar
Bersatu padu rebut demokrasi Samudranya kaya raya
Gegap gempita dalam satu suara Tanah kami subur tuan...
Demi tugas suci yang mulia
Di negeri permai ini
Hari-hari esok adalah milik kita Berjuta rakyat bersimpah ruga
Terciptanya masyarakat sejahtera Anak buruh tak sekolah
Terbentuknya tatanan masyarakat Pemuda desa tak kerja...
Indonesia baru tanpa orba
Mereka dirampas haknya
Marilah kawan mari kita kabarkan Tergusur dan lapar
Di tangan kita tergenggam arah bangsa Bunda relakan darah juang kami
Marilah kawan mari kita nyanyikan Tuk bebaskan rakyat...
Sebuah lagu tentang pembebasan
Mereka dirampas haknya
Di bawah kuasa tirani Tergusur dan lapar
Kususuri garis jalan ini Bunda relakan darah juang kami
Berjuta kali turun aksi Padamu kami berjanji...
Bagiku satu langkah pasti

Berjuta kali turun aksi


Bagiku satu langkah pasti
Bagiku satu langkah pasti

64
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

LAMPIRAN PENILAIAN ALMAPABA

Nama :
Jurusan :
Angkatan :
Status : Anggota Mu’taqid

1. Kompetensi

Waktu TTD
No Kompetensi Setoran Nilai
(Tgl/Bln/Thn) Mentor
1. Sejarah dan Keorganisasian PMII
2. Aswaja (Historisitas dan Aswaja Manhajul Fikr)
3. Study Gender dan KOPRI
4. Nilai Dasar Pergerakan PMII
5. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
6. Geneologi Gerakan Faham Islam Indonesia
7. Sejarah Gerakan Mahasiswa
8. Lagu kebangsaan Indonesia
9. Mars dan Hymne PMII
10. Syubbanul Wathon

Ket. Nilai: Untuk kolom nomor 1 -7 penilaian menggunakan taksonomi bloom ( C1. Pengetahuan, C2.
Pemahaman, C3. Aplikasi, C4. Analisis).
 A = Jika pemaparan mencakup C1, C2, C3, C4.
 B = Jika pemaparan hanya mencakup C1, C2, C3.
 C = Jika pemaparan hanya mencakup C1, C2.
 D = Jika pemaparan hanya mencakup C1.
Sedangkan untuk kolom nomor 8-9 dinilai sesuai abjad (A, B, C, D) berdasarkan pelafalan dan intonasi
.
2. Afektif dan Psikomotorik
a. Mengikuti Kegiatan Rayon
Waktu TTD
NO Keterangan Kegiatan
(Tgl/Bln/Thn) Mentor
1.
2.
3.
4.
5.
Ket : Kegiatan diluar pertemuan mentoring.

b. Mengunjungi Sekretariat Rayon dan atau Komisariat dibawah naungan PC PMII Pekalongan
Waktu TTD
NO Keterangan Lembaga
(Tgl/Bln/Thn) Mentor
1.
2.
3.

65
PENGURUS RAYON
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Indonesian Moslem Student Movement)
RAYON TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
Sekretariat: Jl. Sendang Palian, Cokrah, Ds. Wangandowo, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan.
Cp. 0815-7505-1820 (Syafiq), Email : pmiirayontarbiyah60@gmail.com

4.
5.

c. Mengikuti kaderisasi non formal PMII


Waktu TTD
NO Keterangan Kegiatan
(Tgl/Bln/Thn) Mentor
1.
2.
3.
4.
5.

d. Mengkhatamkan buku sesuai rumpun keilmuan (Jurusan/ Fakultas)


Waktu TTD
NO Judul Buku
(Tgl/Bln/Thn) Mentor
1.
2.
3.
4.
5.

e. Mengikuti kegiatan Intra Kampus


Waktu TTD
NO Keterangan Kegiatan
(Tgl/Bln/Thn) Mentor
1.
2.
3.
4.
5.

66

Anda mungkin juga menyukai