Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

OTORITAS MONETER DAN KEBIJAKAN MONETER

Dosen Pengampu: Fitria Haquei, SE., MM

Kelompok 2

Disusun oleh:

1. Anggun Vebiyanti (200043)


2. Hestin Danisa (200641)
3. Humairoh (200667)
4. Ide Bagus (200148)
5. Mila Sari (200665)
6. Nurul Aeni Falah (200628)
7. Renita (200640)
8. Umi Nurhalisah (200660)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PRIMAGRAHA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
OTORITAS MONETER DAN KEBIJAKAN MONETER ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang otoritas moneter dan kebijakan
moneter bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fitria Haquei, SE., MM selaku
dosen mata kuliah Bank dan lembaga keuangan laninya, yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Otoritas
moneter dan kebijakan moneter.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Serang, 06 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

C. Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II ........................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

1. Pengertian Otoritas Moneter dan Kebijakan Moneter ....................................... 3

2. Tujuan dari Kebijakan Moneter ......................................................................... 4

Inflasi .............................................................................................................. 5

Nilai Tukar Mata Uang................................................................................... 5

Memperbaiki Neraca Perdagangan Kerja Masyarakat ................................... 5

3. Instrumen Kebijakan Moneter............................................................................ 5

Kebijakan Operasi Pasar Terbuka .................................................................. 5

Kebijakan Diskonto ........................................................................................ 6

Kebijakan Cadangan Kas ............................................................................... 6

Penyesuaian tingkat suku bunga ..................................................................... 6

4. Tugas Kebijakan Moneter .................................................................................. 7

ii
5. Jenis-jenis Kebijakan Moneter ........................................................................... 8

6. Peranan Bank Indonesia Dalam Memelihara Stabilitas Sistem Keuangan ........ 9

BAB III........................................................................................................................ 12

PENUTUP ................................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 12

B. Saran................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki wewenang untuk


mengendalikan jumlah uang yang beredar pada suatu negara dan memiliki hak
untuk menetapkan suku bunga dan parameter lainnya yang menentukan biaya
dan persediaan uang. Umumnya otoritas moneter adalah bank sentral,
meskipun kadang lembaga eksekutif pemerintah mempunyai hak tertinggi
untuk menetapkan kebijakan moneter dengan cara mengendalikan bank
sentral.
Ada berbagai jenis otoritas moneter lainnya, seperti dibentuknya satu
bank sentral untuk beberapa negara, terdapatnya suatu dewan yang
mengontrol jumlah uang yang beredar terhadap mata uang lain, dan juga
diperbolehkannya beberapa entitas untuk mencetak uang kertas ataupun uang
logam. Undang-undang ini bertujuan agar otoritas moneter dapat menetapkan
dan melaksanakan kebijakan moneter yang efektif dan efisien melalui sistem
keuangan yang sehat, transparan dan terpercaya dan dapat
dipertanggungjawabkan yang didukung oleh sistem pembayaran yang lancar,
cepat, tepat dan aman, serta pengaturan dan pengawasan bank yang memiliki
prinsip kehati-hatian.
Kebijakan Moneter adalah suatu kebijakan yang diambil oleh bank
sentral dengan tujuan memelihara dan menstabilkan mata uang agar
perekonomian negara tersebut tidak anjlok. Kebijakan moneter dapat

1
2

dilakukan dengan mengambil tindakan pengendalian jumlah uang yang


beredar di masyarakat dan penetapan suku bunga. Kebijakan moneter meliputi
langkah-langkah kebijakan yang dilaksanakan oleh bank sentral atau Bank
Indonesia untuk dapat mengubah penawaran uang atau mengubah suku bunga
yang ada, dengan tujuan untuk memengaruhi pengeluaran dalam
perekonomian.

B. Rumusan Masalah

Apa saja peranan Bank Indonesia dalam memelihara stabilitas sistem


keuangan?

C. Tujuan

Pembaca dan penulis dapat memahami lebih dalam tentang otoritas


moneter dan kebijakan moneter serta mengetahui peranan Bank Indonesia
dalam memelihara stabilitas keuangan.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Otoritas Moneter dan Kebijakan Moneter

 Otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki wewenang untuk


mengendalikan jumlah uang yang beredar pada suatu negara dan
memiliki hak untuk menetapkan suku bunga dan parameter lainnya
yang menentukan biaya dan persediaan uang. Otoritas moneter
sebagai lembaga yang berwenang dalam pengambilan kebijakan di
bidang moneter, juga merupakan sumber uang primer, baik bagi
perbankan, masyarakat maupun pemerintah. Di samping
mengeluarkan uang kartal, otoritas moneter juga menerima simpanan
giro dari perbankan atau pemerintah. Simpanan giro tersebut bagi
otoritas moneter merupakan uang primer sedangkan bagi bank-bank
uang tersebut merupakan alat likuid. Dalam kaitan tersebut semua
bank diharuskan memiliki rekening giro pada bank sentral dan
mewajibkan setiap bank mempertahankan sejumlah tertentu dana
dalam rekening gironya tersebut di Bank Indonesia sebagai bank
sentral. Fungsi giro tersebut pada dasarnya adalah untuk
memperlancar transaksi antar bank melalui mekanisme kliring di
samping sebagai alat kebijakan moneter dalam rangka pengendalian
jumlah uang beredar.
Fungsi Otoritas Moneter :

a). Menciptakan uang kertas dan logam

b). Menciptakan uang primer

3
4

c). Memelihara cadangan devisa nasional

d). Mengawasi sistem moneter

 Kebijakan Moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah


negara untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menahan inflasi,
mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter juga
dikenal sebagai upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan
kestabilan harga. peran kebijakan moneter dalam menjaga stabilitas
sistem keuangan adalah bagaimana bank sentral merespon
ketidakseimbangan yang terjadi di sektor keuangan (financial
imbalances). Isu yang telah lama menjadi perdebatan ini muncul
kembali setelah krisis global karena adanya argumen bahwa krisis
global yang terjadi sebagaian disebabkan oleh kebijakan moneter yang
melakukan pembiaran terjadinya akumulasi imbalances dan kenaikan
harga aset yang berlebihan. IMF (2009), misalnya, mengatakan bahwa
pendekatan “benign neglect” seperti itu telah menyebabkan moral
hazard dan speculative booms yang menyebabkan kenaikan harga aset
jauh melebihi fundamentalnya

2. Tujuan dari Kebijakan Moneter

Tujuannya adalah untuk mensejahterahkan rakyat dengan cara


menaikan perekonomian Indonesia, meminimalisirkan pengangguran serta
mengatur mata uang dalam satu negara. Tetapi tidak selalu terpaku dengan
satu tujuan karena tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat
dinamis karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian suatu
negara.
5

 Inflasi

Kebijakan moneter dapat menargetkan tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang


rendah dianggap sehat bagi perekonomian sebuah negara. Namun, jika
inflasi sudah sangat tinggi, kebijakan moneter diharapkan dapat mengatasi
masalah ini.

 Nilai Tukar Mata Uang

Dengan menggunakan otoritas fiskal, bank sentral dapat mengatur nilai


tukar antara mata uang domestik dan asing. Sebagai contoh, bank
Indonesia dapat meningkatkan jumlah uang beredar dengan mengeluarkan
lebih banyak uang cetak. Dalam kasus seperti itu, mata uang negara
tersebut menjadi lebih murah dibandingkan dengan mata uang negara lain.

 Memperbaiki Neraca Perdagangan Kerja Masyarakat

Meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk
ke dalam negeri atau sebaliknya. Dengan cara ini maka persaingan produk
dalam negeri akan bersaing dan pastinya akan mempunyai kualitas
sehingga dapat di ekspor ke luar negeri.

3. Instrumen Kebijakan Moneter

 Kebijakan Operasi Pasar Terbuka

Ini merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh bank sentral untuk
mengurangi atau menambah jumlah uang yang sedang beredar di
masyarakat dengan cara melakukan pembelian atau penjualan Sertifikat
6

Bank Indonesia (SBI) atau dengan melakukan pembelian atau penjualan


surat berharga yang dijual di pasar modal.

 Kebijakan Diskonto

Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang


beredar dengan cara mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral
memperhitungkan jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala
inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku
bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang
untuk menabung.

 Kebijakan Cadangan Kas

Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan


cadangan kas (cash ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah
dalam bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito, dan jenis
tabungan lainnya. Ada persentase tertentu dari uang yang disetorkan
nasabah dan tidak boleh dipinjamkan.

 Penyesuaian tingkat suku bunga

Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah tingkat


diskonto. Tingkat diskonto (tarif dasar) adalah suku bunga yang dikenakan
oleh bank sentral kepada bank untuk pinjaman jangka pendek. Sebagai
contoh, jika bank sentral meningkatkan tingkat diskonto, biaya pinjaman
untuk bank meningkat.

Selanjutnya, bank akan meningkatkan suku bunga yang mereka tetapkan


kepada pelanggan mereka. Dengan demikian, biaya pinjaman dalam
perekonomian akan meningkat, dan jumlah uang beredar akan berkurang.
7

4. Tugas Kebijakan Moneter

1) Mempertahankan iklim investasi Dengan tingkat inflasi yang rendah,


maka iklim investasi akan tetap hidup. Jika inflasi rendah, suku bunga
bank juga cenderung rendah. Rendahnya suku bunga bank akan
mendorong orang untuk melakukan investasi atau usaha baru.

2) Memperluas kesempatan kerja Kebijakan moneter dapat menciptakan


iklim kondusif bagi berlangsungnya berbagai kegiatan ekonomi.
Setiap kegiatan ekonomi membutuhkan tenaga kerja. Adanya kegiatan
ekonomi berarti pula memperluas kesempatan kerja.

3) Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi Keadaan ekonomi


yang kondusif memungkinkan terjadinya pertumbuhan ekonomi.
Adanya kestabilan nilai kurs mata uang serta kestabilan harga barang
dan jasa sangat dibutuhkan para investor atau pengusaha dalam
menjalankan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang berjalan baik
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

4) Memperbaiki kondisi neraca pembayaran Neraca pembayaran nasional


dikatakan baik jika mengalami surplus atau nilai ekspor melebih nilai
impor. Untuk mencapai kondisi tersebut, kebijakan moneter yang
terkait dengan mata uang atau nilai kurs sangat diperlukan. Kebijakan
moneter dapat mempertahankan stabilitas kurs maupun menurunkan
ke tingkat yang diinginkan.

5) Menjaga kestabilan nilai kurs mata uang Untuk menjaga agar nilai
kurs mata uang stabil sesuai yang diharapkan, maka Bank Indonesia
melakukan kebijakan moneter berupa operasi pasar terbuka. Dalam
8

6) keadaan apabila nilai kurs mata uang rupiah merosot tajam dibanding
dollar Amerika Serikat, maka Bank Indonesia melakukan intervensi
pasar dengan menjual dollar.

7) Menjaga kestabilan harga barang dan jasa Masyarakat membutuhkan


keadaan dimana harga barang dan jasa tetap stabil sehingga dapat
menjalankan usahanya. Untuk menciptakan keadaan seperti itu, maka
Bank Indonesia dapat melakukan kebijakan moneter berupa
menaikkan atau menurunkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI).

8) Menurunkan laju inflasi Apabila terjadi inflasi yang tinggi, Bank


Indonesia dapat melakukan kebijakan moneter untuk menurunkan
jumlah uang yang beredar (JUB). Untuk menurunkan jumlah uang
yang beredar, kebijakan moneter yang diambil dapat berupa
menaikkan atau menurunkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) atau pun dengan kebijakan moneter lainnya yaitu reserve
requirements. Untuk menurunkan laju inflasi berarti jumlah uang yang
beredar harus dikurangi. Untuk itu, dengan kebijakan reserve
requirements, Bank Indonesia menetapkan kenaikan cadangan
minimum dari bank-bank umum.

5. Jenis-jenis Kebijakan Moneter

 Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy) Suatu


kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Untuk
mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat
(permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau
9

 depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy


money policy).

 Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy) Suatu


kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Dilakukan
pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan
uang ketat (tight money policy).

6. Peranan Bank Indonesia Dalam Memelihara Stabilitas Sistem


Keuangan

a) Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara


lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank
Indonesia dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara
tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan stabilitas moneter
memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan
moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung
bersifat mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh
karena itu, untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah
menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflation targeting framework.

b) Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga


keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga
perbankan seperti itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan
regulasi. Seperti halnya di negara-negara lain, sektor perbankan memiliki
pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu, kegagalan
di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan
mengganggu perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan
10

c) tersebut, sistem pengawasan dan kebijakan perbankan yang efektif


haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui kewenangan dalam
pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law
enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan bahwa
negara-negara yang menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem
keuangan yang kokoh. Sementara itu, upaya penegakan hukum (law
enforcement) dimaksudkan untuk melindungi perbankan dan stakeholder
serta sekaligus mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk
menciptakan stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan, Bank
Indonesia telah menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia dan rencana
implementasi Basel II.

d) Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga


kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle)
pada salah satu peserta dalam sistem sistem pembayaran, maka akan
timbul risiko potensial yang cukup serius dan mengganggu kelancaran
sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang
bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang
bersifat sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan
pengaturan untuk mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang
cenderung semakin meningkat. Antara lain dengan menerapkan sistem
pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan nama sistem
RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih meningkatkan
keamanan dan kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam
sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki informasi dan keahlian
untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem pembayaran.

e) melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat


mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas
11

f) keuangan. Melalui pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia


dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi potensi
kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan.
Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan
indikator macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan.
Hasil riset dan pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi
rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil langkah-langkah yang
tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.

g) Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan


melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR).
Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank
sentral dalam mengelola krisis guna menghindari terjadinya
ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup
penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini
hanya diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan
berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Pada kondisi
normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami
kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan untuk
membayar kembali. Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank
Indonesia harus menghindari terjadinya moral hazard. Oleh karena itu,
pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang ketat harus diterapkan
dalam penyediaan likuiditas tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki wewenang untuk


mengendalikan jumlah uang yang beredar pada suatu negara dan memiliki hak
untuk menetapkan suku bunga dan parameter lainnya yang menentukan biaya
dan persediaan uang.

Fungsi Otoritas Moneter :

a). Menciptakan uang kertas dan logam

b). Menciptakan uang primer

c). Memelihara cadangan devisa nasional

d). Mengawasi sistem moneter

Kebijakan Moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah


negara untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menahan inflasi, mencapai
pekerja penuh atau lebih sejahtera, tujuannya adalah untuk mensejahterahkan
rakyat dengan cara menaikan perekonomian Indonesia, meminimalisirkan
pengangguran serta mengatur mata uang dalam satu negara. Tetapi tidak
selalu terpaku dengan satu tujuan karena tujuan kebijakan moneter tidak statis,
namun bersifat dinamis karena selalu disesuaikan dengan kebutuhan
perekonomian suatu negara.

12
13

Ada berbagai jenis otoritas moneter lainnya, seperti dibentuknya satu


bank sentral untuk beberapa negara, terdapatnya suatu dewan yang
mengontrol jumlah uang yang beredar terhadap mata uang lain. Bank
Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui
instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut
untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang.

B. Saran

Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter yang mempunyai


wewenang dalam mengendalikan jumlah uang beredar di Indonesia, harus
lebih berhati-hati dalam penentuan tingkat suku bunga sebagai salah satu jalur
kebijakan moneter.

Kebijakan suku bunga bank lebih diarahkan pada sasaran untuk


mendorong pemanfaatan secara maksimal penyerapan untuk menjaga agar
jumlah uang beredar di masyarakat relatif stabil dan pada akhirnya
perekonomian tidak bergejolak. Selain itu Bank Indonesia juga harus dapat
menjaga dan memelihara kestabilan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Nilai tukar yang stabil diperlukan agar mata uang rupiah tidak terdepresiasi
terhadap dollar AS.
DAFTAR PUSTAKA

https://kamus.tokopedia.com/k/kebijakan-moneter

https://makalahiainibpadang.blogspot.com/2016/04/otoritas-moneter-dan-
kebijakan-moneter.html?m=1

http://e-journal.uajy.ac.id/2806/6/5EP15708.pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/otoritas-moneter-dan-
kebijakan-moneter.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai