Disusun oleh :
SURABAYA
2021
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT, Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-
Nya atas segala limpahan rahmat serta hidayah yang selalu diberikan kepada Kami,
sehingga dapat menyelesaikan tugas sitem informasi manajemen ini. Kami juga
berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan Makalah
ini, diantaranya yaitu :
Namun tidak lepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi memaksimalkan makalah kami. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terlebih bagi penulis. Kurang
lebihnya kami mohon ma’af. Hanya kepada Allah sajalah kami memohon agar amal
ini ikhlas karena-Nya dan semoga termasuk dalam perbuatan yang menambah berat
amal baik kami diakhirat nanti, serta menjadikan amal yang bermanfaat.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 3
1.3 Tujuan dan Maksud................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 System reseller Stiesia leasehold Camp.................................. 4
2.2 Reseller cara menarik pelangan Stiesia leasehold Camp……. 4
2.3 Strategi reseller pemasaran Stiesia Leasehold Camp…………. 6
Dari uraian di atas jelas tampak bahwa pada dasarnya kekayaan bank sentral diperoleh
denganmenciptakan hutang terhadap dirinya sendiri. Seperti pada contoh pembelian surat
berharga,kekayaan yang berupa surat berharga ini dapat diperoleh dengan menciptakan
hutang berupa deposito bank umum.
Independensi bank sentral adalah kebebasan bank sentral dari campur tangan
pemerintah untuk dapat melaksanakan kebijakan moneternya yang bebas dari pertimbangan-
pertimbangan politik (Fraser 1994). Meyer (2000) juga mendefinisikan bank sentral (Bank
Sentral Republik Indonesia) sebagai tinjauan kelembagaan, kebijakan dan organisasi yang
mencangkup bahwa bank sentral bebas dari pengaruh, instruksi atau arahan, control baik dari
badan eksekutif maupun dari badan legislatif.
1. Goal Independence
2. Instrument Independence
sangat terbatas. Demikian juga hamper semua bank sentral masih dapat memberikan kredit
kepada pemerintah. Sementara itu ECB masih memiliki wewenang dalam penetapan nilai
3. Personal Independence
menolak campur tangan pemerintah. Personal Independence ini meliputi masa jabatan,
jumlah anggota dan masa jabatan berjenjang dari anggota badan pembuatan kebijakan,
tingkat keragaman lembaga yang terkait dalam proses pengangkatan anggota badan pembuat
kebijakan, serta status hukum khusus undang-undang bank sentral. Sebagai gambaran,
beberapa bank sentral yang memiliki tingkat personal independence yang tinggi sehingga
dapat mengurangi campur tangan pemerintah di bank sentral, antara lain ECB, FedRes, BOC
dan BoJ.
Bank Sentral Republik Indonesia adalah Bank Indonesia, suatu lembaga Negara yang
independen, bebas dari campur tangan pemerintah pemerintah dan atau pihak-pihak lainnya
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang (pasal 4). Pencantuman
status independen dalam undang-undang ini diperlukan untuk memberikan dasar hukum yang
kuat, menjamin kepastian hukum dan konsistensi status kelembagaan Bank Indonesia.
Sebagai lembaga independen Bank Indonesi memiliki otonomi penuh dalam pelaksaanaan
tugasnya, dan untuk menjamin independensi, kedudukan Bank Indonesia berada di luar
Menurut UU No. 23 Tahun 1999 dan UU No. 3 Tahun 2004, semua pihak termasuk
pemerintah dilarang untuk melakukan segala bentuk campur tangan terhadap pelaksanaan
tugas Bank Indonesia, yang meliputi, menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; mengatur dan mengawasi Bank.
Meskipun tidak dianggap sebagai bentuk campur tangan, kalau Bank Indonesia melakukan
kerjasama dengan pihak lain, atau jika Bank Indonesia mendapat bantuan teknis dalam
Kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral adalah Kebijakan Moneter dan Makroprudensial
tujuannya yaitu untuk mencapai stabilitas harga dan stabilitas sistem keuangan di Indonesia.
Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan meningkatkan ketahanan
sistem keuangan dan untuk mengurangi risiko yang timbul akibat keterkaitan antarinstitusi,
serta kecenderungan institusi keuangan untuk mengikuti siklus ekonomi sehingga
memperbesar risiko sistemik. Sedangkan kebijakan moneter bertujuan mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Dimensi pertama kestabilan nilai rupiah adalah
kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin dari perkembangan laju
inflasi. Sementara itu, dimensi kedua terkait dengan perkembangan nilai tukar rupiah
terhadap mata uang negara lain.
Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas
sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam
menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah:
1. Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui
instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia harus mampu
menetapkan kebijakan moneter secara tepat agar tidak salah dalam mengambil
keputusan. Hal ini mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak
langsung terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan moneter melalui penerapan
suku bunga yang terlalu ketat, akan memberikan dampak yang tidak baik untuk
kegiatan ekonomi, hingga bisa saja mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula
sebaliknya, dengan demikian Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang
disebut Inflation Targeting Framework dengan tujuan untuk menciptakan stabilitas
moneter.
2. Bank Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kinerja
lembaga keuangan yang baik, khususnya dalam sekrtor perbankan. Penciptaan
kinerja lembaga perbankan itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan
regulasi. Karena sektor perbankan memiliki peran yang dominan dalam sistem
keuangan. Oleh sebab itu, kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan
ketidakstabilan keuangan dan mengganggu perekonomian. Untuk mencegah
terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan kebijakan perbankan yang
efektif haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui kewenangan dalam
pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum harus dijalankan guna
menjaga kestabilan keuangan, melindungi perbankan dan stakeholder serta
mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan.
5. Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistem keuangan melalui
fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan
peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis,
dengan tujuan untuk menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan.
Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun
krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas
dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Oleh karena itu,
pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam
penyediaan likuiditas tersebut.
Cadangan moneter adalah nilai total mata uang asing, emas dan logam mulia lainnya
yang disimpan oleh bank sentral. Kepemilikan bank sentral terhadap cadangan tersebut
memungkinkan pengaturan mata uang dan suplai uang negara, serta mengelola transaksi di
pasar global. Cadangan moneter membantu pemerintah untuk memenuhi kewajiban keuangan
saat ini dan jangka pendek. Cadangan adalah aset dalam neraca pembayaran suatu negara.
Dolar AS adalah aset cadangan dominan, sehingga sebagian besar bank sentral negara
menyimpan sebagian besar cadangan mereka dalam dolar AS.
Otoritas moneter bank sentral suatu negara akan menggunakan aset cadangan yang
tersedia untuk mendanai kegiatan manipulasi mata uang dalam perekonomian negara. Bank-
bank sentral juga akan memelihara cadangan internasional yang merupakan dana yang dapat
dilewati oleh bank-bank itu sendiri untuk melakukan transaksi global.
Dalam perbincangan awam, istilah tingkat bunga mengacu pada biaya dana yang
dikeluarkan oleh institusi keuangan, khususnya bank, untuk dana yang dipercayakan kepada
mereka (bunga simpanan, lending rate), atau biaya dana yang dibebankan institusi keuangan
kepada peminjam (bunga pinjaman, borrowing rate).
Tingkat bunga biasanya dinyatakan dalam persentase dari pokok dana dalam satuan
tahun. Tentu saja gambaran demikian oversimplified. Karena simpanan masuk ke institusi
keuangan dalam berbagai bentuk, tergantung kreativitas institusi keuangan tersebut
merancang produk finansial dalam rangka memobilisasi dana dari masyarakat.
Yang paling umum di sistem perbankan kita adalah deposito berjangka (sumber
utama dana perbankan Indonesia), sertifikat deposito (certificate of deposit, tidak populer di
sini, merupakan sumber dana terbesar bank umum di Amerika Serikat), dan demand deposit
(simpanan yang bisa diambil atau digunakan untuk transaksi, setiap saat, current and saving
account/CASA). Karena CASA merupakan sumber dana perbankan paling murah, maka bank
yang memiliki CASA dalam jumlah dan proporsi yang besar akan lebih unggul dari segi
pendanaan dari bank pesaingnya.
Tanpa intervensi kebijakan moneter, tingkat bunga akan bergerak mengikuti hukum
pasar. Misalnya ketika ekonomi sedang booming, unit usaha melakukan ekspansi, kebutuhan
dana meningkat, permintaan akan uang meningkat, dan tingkat bunga sebagai harga uang
akan naik pula.
Namun, tingkat bunga kemudian dijadikan ‘objek mainan’ oleh otoritas moneter,
untuk tujuan-tujuan makro yang lebih bernilai tambah bagi perekonomian negara. Otoritas
moneter suatu negara umumnya dipegang oleh bank sentral, menggunakan tingkat bunga
sebagai alat kebijakan moneter dalam rangka mencapai target tertentu.
Dari sudut ekonomi makro, salah satu teori mengenai penentuan keseimbangan umum tingkat
suku bunga adalah loanable funds theory (teori dana). Teori ini diawali dengan Struktur Pembentukan
Suku Bunga dari Sisi Perbankan 5 Penawaran dan permintaan berinteraksi untuk membentuk harga
dana (suku bunga) di pasar keuangan. Tingkat keseimbangan suku bunga ditentukan dengan
mempertemukan penawaran dan permintaan di pasar surat-surat berharga secara simultan.
Kurva penawaran dan permintaan biasanya bergeser ke kanan dari waktu ke waktu karena
adanya peningkatan pendapatan sedangkan kurva permintaan biasanya bergeser ke kanan karena
adanya pertumbuhan di pasar dan perkembangan teknologi. Jika pergeseran kurva permintaan lebih
besar daripada pergeseran kurva penawaran maka akan terjadi peningkatan pada suku bunga
keseimbangan. Dengan kata lain peningkatan permintaan pasar yang lebih pemikiran bahwa suku
bunga adalah harga, sehingga sebagaimana harga-harga lainnya, pembentukannya tergantung kepada
interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran di pasar.
Dalam teori ini dinyatakan bahwa tingkat suku bunga riil (tingkat suku bunga nominal
dikurangi dengan tingkat inflasi) ditentukan oleh interaksi antara ketersediaan tabungan untuk
dipinjamkan (penawaran dana) dengan permintaan dana. Penawaran dana ditentukan oleh tingkat
tabungan agregat yang merupakan fungsi positif dari suku bunga. Permintaan dana terbagi menjadi
dua komponen, yaitu investasi swasta dan utang pemerintah. Perusahaan swasta membutuhkan dana
untuk tujuan investasi sedangkan pemerintah mencari pinjaman (utang) dari masyarakat untuk
membiayai defisit anggaran belanjanya.
Permintaan investasi oleh swasta (I) merupakan fungsi negatif dari suku bunga sehingga
kurvanya berslope negatif sedangkan kurva permintaan dana oleh pemerintah (G) berbentuk vertikal
karena utang pemerintah biasanya berkaitan dengan rencana pembangunan jangka panjang dan tidak
berhubungan dengan tingkat suku bunga pasar saat ini. LF1 LF2 Loanable Funds i1 i2 D1 D2 S1 S2
Interest Rate Grafik 2.1 Keseimbangan di Pasar Dana Grafik 2.1 Keseimbangan di Pasar Dana
Interest Rate Loanable Funds 6 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, September 2000 besar
daripada peningkatan penawaran di pasar akan menyebabkan suku bunga pasar meningkat, demikian
pula sebaliknya.
BAB III
PENUTUP
Daftar Pustaka
“Risiko Tingkat Suku Bunga Di Pasar Keuangan Turki Pada Periode Waktu Yang
Berbeda”.https://www.bmeb-bi.org/index.php/BEMP/article/download/21/14.diunduh pada
14 Oktober 2021.Pukul 18.16 WIB.