Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

DINAS KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN HIDUP


UPTD KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG BIAK NUMFOR
Jalan Sorido Raya No. 06 Telp. (0981) 26043 Fax. (0981) 26043
BIAK
KODE POS 98116

LAPORAN
MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN DI WILAYAH
PENGELOLAAN UPTD KPHL BIAK NUMFOR TAHUN 2020

LOKASI KEGIATAN :
BEBERAPA KAMPUNG DALAM KAWASAN HUTAN

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Tahun 2020 Di Wilayah KPHL Biak Numfor

1
A. LATAR BELAKANG
UPTD KPHL Unit XX Biak Numfor memiliki luas kawasan hutan yang dikelola
seluas 176.018 ha dan sebagai unit manajemen hutan di tingkat tapak KPHL Biak
Numfor secara khusus bertugas dan berfungsi sebagai pelaku tata hutan dan
penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan,
rehabilitasi hutan dan lahan, dan konservasi sumber daya hutan.
Kegiatan-kegiatan pengelolaan hutan yang telah dilaksanakan selama ini di
KPHL Biak Numfor, antara lain: pengembangan HHBK (kayu putih, gaharu, damar,
buah mangrove, jahe), pengembangan pupuk organik, pengembangan lebah madu,
pengembangan ekowisata alam, dan Perhutanan Sosial (hutan desa, hutan tanaman
rakyat dan kemitraan kehutanan).
Dalam mengimplementasikan seluruh kegiatan-kegiatan teknis di tingkat
lapangan KPHL Biak Numfor juga bertanggung jawab untuk melaksanakan
monitoring dan evaluasi setiap kegiatan-kegiatan di wilayah kelolanya sebagai salah
satu bagian dari tugas dan fungsi KPH secara umum. Pelaksanaan kegiatan
monitoring dan evaluasi tersebut dilaksanakan pada beberapa lokasi yang menjadi
lokus kegiatan di tahun 2020.

B. TUJUAN
Untuk mengetahui sejauh mana progres kegiatan yang sudah dilaksanakan dan
bagaimana capaiannya beserta kendala-kendala yang dihadapi di lapangan, agar
dapat dijadikan sebagai masukan dan acuan/tolok ukur dalam menyusun
perencanaan kegiatan tahun berikutnya.

2
C. NARASI
Kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan mulai dari bulan Juni
sampai dengan bulan November 2020 pada wilayah pengelolaan UPTD KPHL Unit
XX Biak Numfor meliputi:
1. Monitoring dan evaluasi kegiatan Pemeliharaan Tanaman Kayu Putih seluas 5
ha di Kampung Sunde Distrik Biak Timur.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu tanggal 28-29 September
2020. Hasilnya; telah dilakukan kegiatan pemeliharaan tanaman dan
ditemukan jumlah bibit penyulaman yang tidak mencukupi dibandingkan
dengan jumlah persentase kematian tanamannya.
2. Monitoring dan evaluasi kegiatan Pemeliharaan Tanaman Kayu Putih seluas 5
ha di Kampung Warsansan Distrik Biak Utara.
Kegiatan ini dilaksanakan juga selama 2 (dua) hari dari tanggal 28-29
September 2020. Hasilnya; sama dengan di Kampung Sunde yaitu ditemukan
jumlah bibit penyulaman yang tidak mencukupi dibandingkan dengan jumlah
persentase kematiannya. Telah dilakukan kegiatan pemeliharaan tanaman.
3. Monitoring dan evaluasi kegiatan Pengelolaan Minyak Kayu Putih di Kampung
Rimba Jaya Distrik Biak Timur.
Pelaksanaan kegiatan selama 2 (dua) hari mulai dari tanggal 21-22 Oktober
2020. Hasilnya; kegiatan produksi pengolahan minyak kayu putih agak
menurun dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya disebabkan kondisi
cuaca yang curah hujannya tinggi dan kurangnya tenaga pemetik/penyurut
daun kayu putih.
4. Monitoring dan evaluasi kegiatan Pemeliharaan Tanaman RHL seluas 10 ha
di Kampung Yendidori Distrik Yendidori.
Hasil yang diperoleh, antara lain: telah dilakukan kegiatan pemeliharaan
tanaman (penyulaman, pemupukan, penyiangan dan pendangiran).
Persentase tumbuhnya mencapai 78 %.
5. Monitoring dan evaluasi kegiatan Pemeliharaan Tanaman Jati seluas 5 ha di
Kampung Makmakerbo Distrik Oridek.
Hasil yang diperoleh, antara lain: telah dilakukan kegiatan pemeliharaan
tanaman (penyulaman, pemupukan, penyiangan dan pendangiran).
Persentase tumbuhnya mencapai 82 %.

3
6. Monitoring dan evaluasi kegiatan Pemeliharaan Tanaman Jati seluas 5 ha di
Kampung Dernafi Distrik Biak Utara.
Hasil yang diperoleh, antara lain: telah dilakukan kegiatan pemeliharaan
tanaman (penyulaman, pemupukan, penyiangan dan pendangiran).
Persentase tumbuhnya mencapai 80 %.
7. Monitoring dan evaluasi kegiatan Pengembangan Lebah Madu di Kampung
Warbefondi Distrik Supiori Selatan.
Hasilnya; kelompok tani sudah melakukan pemanenan madu namun masih
dalam skala kecil dan belum adanya dukungan untuk mendapatkan legalitas
produk dari BPOM.
8. Monitoring dan evaluasi kegiatan Pengelolaan Ekowisata Telaga Biru
Opersnondi dan Pantai Samares di Kampung Sepse Distrik Biak Timur.
Hasilnya; pengelolaan eksowisata sudah mendatangkan nilai manfaat bagi
pendapatan anggota kelompok ekowisata dan masyarakat sekitar melalui
penarikan retribusi biaya masuk kawasan ekowisata, yang dikelola oleh
kelompok ekowisata Samares.
9. Monitoring dan evaluasi kegiatan Pengelolaan Ekowisata Telaga Hijau di
Kampung Mambesak Distrik Biak Utara.
Hasilnya; belum dilakukan kegiatan penarikan retribusi oleh kelompok
masyarakat yang mengelola kawasan ekowisata Telaga Hijau. Hal ini
disebakan karena kelompok ini termasuk dalam Lembaga Pengelola Hutan
Desa Mambesak yang masih menunggu ijin pengelolaannya dari Kementerian
LHK.
10. Monitoring dan evaluasi kegiatan Perhutanan Sosial (Hutan Tanaman Rakyat)
di Kampung Warsansan Distrik Biak Utara.
Hasil yang diperoleh; anggota kelompok telah melakukan kegiatan
penanaman tanaman kayu-kayuan (jati dan sengon) dan pengembangan
tanaman HHBK berupa gaharu dan tanaman jahe.
11. Monitoring dan evaluasi kegiatan Perhutanan Sosial (Hutan Desa) di
Kampung Sunde Distrik BiakTimur.
Hasil yang diperoleh: anggota kelompok telah melakukan kegiatan
pemanenan perdana kayu jati tahun lalu dan sudah dikirim ke Jepara Provinsi
Jawa Tengah. Kendala yang ditemui belum adanya dukungan sarana
ekonomi produktif berupa alat bandsaw untuk mengolah kayu jati.

4
12. Monitoring dan evaluasi kegiatan Pengelolaan Hutan di Wilayah Resort
Pengelolaan Hutan (RPH) Pulau Numfor di Kampung Kameri Distrik Numfor
Barat dan Kampung Bawei Distrik Bruyadori.
Hasil yang didapat antara lain: masih adanya kegiatan peredaran hasil hutan
kayu yang dikirim keluar secara ilegal karena kurang pengawasan, luas
tutupan kawasan hutan yang semakin berkurang/terbuka sehingga luas lahan
kritis juga semakin bertambah, demikian halnya dengan kondisi vegetasi
mangrove dimana luas mangrove di Pulau Numfor merupakan luas terbesar di
kabupaten Biak Numfor.
Selain kegiatan di atas dilakukan juga kegiatan pembersihan lokasi Kantor
RPH Numfor beserta barak pegawai karena sudah lama tidak digunakan.

5
D. KESIMPULAN
Kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan
pengelolaan hutan di KPHL Biak Numfor telah dilakukan sejak bulan September
sampai dengan bulan November tahun 2020 dengan lokasi kegiatan yang dikunjungi
sebanyak 11 (sebelas) kampung yang tersebar di wilayah kerja KPHL Biak Numfor.
Secara umum dilihat dari hasil yang diperoleh di lapangan menunjukkan progres
dan kinerja yang secara signifikan menghasilkan kinerja yang baik. Salah satunya
pengembangan tanaman kayu putih dan tanaman jati dengan presentase tumbuh
yang tinggi walaupun masih terkendala dengan kekurangan jumlah bibit penyulaman.
Selain itu pengembangan lebah madu yang dilakukan di Kampung Warbefondi
menunjukkan potensi yang menjanjikan untuk dapat dipasarkan secara global namun
masih terbatas pada sarana dan prasarana produksinya.
Khusus di Kampung Sunde pemungutan dan pengolahan kayu jati sudah
dilaksanakan oleh Kelompok Tani Warmo sejak tahun 2019, untuk itu yang menjadi
kendala bagi kelompok tani yaitu belum dimilikinya alat pengolahan kayu berupa
Band Saw Mil yang sangat diperlukan oleh kelompok tani.

Anda mungkin juga menyukai