Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol. 15 No.

2 Tahun 2018 | 170 – 179

Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan


https://journal.uny.ac.id/index.php/civics/index
1829-5789 (print)
2541-1918 (online)

Peran karang taruna dalam mewujudkan tanggung jawab sosial pemuda


sebagai gerakan warga negara
Febri Fajar Pratama a,1*, Rahmat b,2
a,b
Departemen Pendidikan kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung Indonesia
1
febri.pratama@student.upi.edu*; 2 rawides@yahoo.com
*korespondensi penulis
Informasi artikel ABSTRAK
Sejarah artikel: Generasi muda merupakan aset bangsa, namun banyak dari pemuda yang
Diterima : 03-04-2018 saat ini kurang memiliki rasa tanggung jawab sosial dalam dirinya. Selain
Revisi : 14-07-2018 melalui pendidikan, rasa tanggung jawab pemuda dapat diwujudkan
Dipublikasikan : 31-10-2018 melalui organisasi, salah satunya adalah Karang Taruna sebagai
Kata kunci: organisasi sosial berbasis kepemudaan yang memiliki peran penting
pemuda dalam mewujudkan tanggung jawab sosial pemuda. Teknik pengumpulan
tanggung jawab sosial data yang digunakan yakni wawancara, studi literatur, dokumentasi dan
karang taruna pengamatan (observasi). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Karang
warga negara Taruna Nagasari memiliki konsep pembentukan tanggung jawab sosial
pendidikan kewarganegaraan dengan memaksimalkan potensi wilayah, pemberdayaan pemuda dan
masyarakat, mengedepankan konsep berdikari untuk melahirkan
entrepreneur muda, membuat program produktif secara kontinu dengan
memperhatikan aspek lingkungan serta permasalahan sosial yang
dihadapi masyarakat desa, khususnya mengenai kepemudaan, mengajak
pemuda untuk peka terhadap lingkungan sosial, serta membantu sesama
dengan tulus.
ABSTRACT
Keywords: The young generation is a national asset, but many of the youth currently
youth lack a sense of social responsibility in themselves. In addition to
social responsibility education, the sense of responsibility of youth can be realized through
youth organization organizations, one of which is Youth Organization as a youth-based
citizen social organization that has an important role in realizing youth social
citizenship education responsibility. Data collection techniques used are interviews, literature
studies, documentation, and observations. From the results of the study,
it was found that the Nagasari Karang Taruna had the concept of forming
social responsibility by maximizing the potential of the region,
empowering youth and society, promoting a self-sufficient concept to
create young entrepreneurs, making productive programs continuously
by paying attention to environmental aspects and social problems faced
by rural communities, especially regarding youth, invites youth to be
sensitive to the social environment, and help others sincerely.
Copyright © 2018 Febri Fajar Pratama & Rahmat. All Right Reserved

Pendahuluan muda tahun 1928 misalnya, dan kelahiran


Generasi muda lahir sebagai bagian dari organisasi-organisasi kepemudaan yang
peradaban dunia. Semangat perubahan bernafaskan semangat pemuda dengan istilah
terhadap hal yang dianggap bertentangan “jong” atau pemuda. Mereka pada akhirnya
dengan nilai-nilai luhur yang diyakini para berhasil menekan para imperialis dan
pemuda menjadi landasan utama mereka memaksa para kaum tua seperti Bung Karno
dalam bergerak menentang sistem yang tidak kala itu untuk memproklamirkan
sesuai. Sejarah membuktikan bahwa gerakan kemerdekaan, meski pada saat itu Bung Karno
para kaum muda berhasil mempengaruhi lebih cenderung menekankan diplomasi
semangat kebangsaan rakyat Indonesia untuk daripada perang.
merdeka. Pergerakan yang dipelopori kaum
email: journalcivics@uny.ac.id
Febri Fajar Pratama dan Rahmat | Peran karang taruna dalam mewujudkan…

Namun saat ini, dalam proses dan usia produktif lebih banyak ketimbang usia
perkembangannya, pemuda menghadapi yang sudah tidak produktif (Konadi & Iba,
permasalahan sosial yang justru membuat 2011). Bonus demografi ini bisa saja menjadi
semangat pemuda masa pra kemerdekaan pedang bermata dua, artinya bisa saja menjadi
yang dahulu sudah tidak nampak lagi pada baik, bahkan bisa saja menjadi buruk. Apabila
pemuda saat ini. Terlepas dari pengaruh ledakan usia muda lebih dari 20%, yang
modernisasi dan juga globalisasi, hanya disebut sebagai “angka kritis” maka dapat
sedikit pemuda yang dapat berkontribusi memicu adanya tindakan korupsi dan
dalam peranannya sebagai agen perubahan ketidakstabilan politik, khususnya di negara
serta kontrol sosial, pun juga dengan hakikat yang memang angka korupsinya tinggi
mereka sebagai makhluk sosial, yang dalam disebut dengan “kutukan” dari bonus
etika politik makhluk sosial dijelaskan dalam demografi (Farzanegan & Witthuhn, 2016).
salah satu dimensi politis manusia yang Periode masa ‘kanak-kanak’ dan juga
menekankan pada tanggung jawab atas ‘dewasa’ merupakan istilah konotasi netral
tindakan-tindakan yang dilakukan, dimana yang secara umum dipandang sebagai masa
suara hati menjadi pengingat bahwa dia normatif dalam kehidupan. Sedangkan
sendirilah yang bertanggung jawab atas setiap ‘pemuda’ dan ‘remaja’ biasanya memiliki
hal yang dilakukan (Suseno, 2015). Tentunya, berbagai permasalahan. Hal yang dimaksud
berdasarkan hakikat pemuda yang sadar adalah seperti kebebasan yang tak dapat
bahwa mereka merupakan makhluk sosial, dikendalikan, kekerasan, kurangnya tanggung
rasa tanggung jawab dapat dipupuk dengan jawab, ketidaksopanan, pemberontakan,
baik melalui program-program yang dapat mudah terluka/lemah, lalai, melanggar hak
menjadi stimulus untuk menumbuhkan orang lain dan ketidakdewasaan. Bagi anak
perasaan nasionalisme, patriotisme, rasa muda, istilah ‘kriminal’, ‘penyimpangan’, dan
gotong royong, serta kepekaan sosial mereka, ‘pelanggaran’ menjadi perhatian khusus dari
agar dikemudian hari permasalahan sosial kebanyakan permasalahan perilaku
dalam diri pemuda yang dapat menyebabkan ketimbang pada orang dewasa (Muncie,
dekadensi moral tidak meluas dan bahkan 2014).
menjadi hal yang sulit ditanggulangi. Maka dari itu, pembinaan perlu dilakukan
Dalam pelaksanaan pembinaan pemuda sebagai upaya untuk mengembangkan
dalam membentuk rasa tanggung jawab sosial suasana kepemudaan yang sehat serta tanggap
secara formal dapat dilakukan melalui terhadap pembangunan masa depan yang akan
institusi pendidikan. Salah satu upaya yakni meningkatkan kualitas pemuda yang berdaya
dengan memberikan materi tentang guna dan berdaya saing tinggi ditengah
pendidikan kewarganegaraan di setiap kemajuan jaman yang pesat. Perlu adanya
jenjang, dari tingkat dasar hingga perguruan pemantapan fungsi dan peranan wadah bagi
tinggi. Pendidikan kewarganegaraan generasi muda seperti KNPI (Komite
menekankan pada pembentukan karakter Nasional Pemuda Indonesia), Karang Taruna,
warga negara yang baik (good citizenship) dan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah),
bertanggung jawab. Tetapi tentu saja apa yang Pramuka, organisasi mahasiswa di lingkungan
dipelajari di dalam ruang kelas hanya sebatas Perguruan Tinggi dan organisasi fungsional
teori dan pemahaman saja. Sehingga fungsi lainnya (Muslam, Fatkuroji, & Muntoli’ah,
pemberdayaan pemuda dalam mewujudkan 2016). Karang Taruna secara eksplisit
tanggung jawab sosial di lingkungan merupakan wadah pembinaan dan
masyarakat tidak dapat dilakukan secara pengembangan generasi muda yang aktif
optimal. dalam pembangunan nasional serta dalam
Dewasa ini pembinaan pemuda menjadi bidang kesejahteraan sosial dimana Karang
begitu krusial, hal tersebut tentunya sangat Taruna sebagai salah satu wadah kreativitas
berpengaruh pada perkembangan bangsa generasi muda yang memiliki peranan sangat
Indonesia yang diperkirakan pada tahun 2020- penting bagi tumbuh kembangnya kegiatan
2039 akan memiliki bonus demografi ketika yang dilakukan (Muslam et al., 2016).

Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan |171


Febri Fajar Pratama dan Rahmat | Peran karang taruna dalam mewujudkan…

Karang Taruna merupakan sebuah yang digambarkan melalui kata-kata dan


organisasi sosial masyarakat berbasis penjabaran untuk mengungkap makna dibalik
kepemudaan yang didirikan atas dasar realitas (Al-Muchtar, 2016; Indrawan &
kepedulian kaum muda terhadap Yaniawati, 2016). Adapun metode yang
permasalahan sosial yang terjadi di digunakan adalah studi kasus, yang
lingkungan masyarakat. Menurut Peraturan mengkhususkan kepada permasalahan pada
Mentersi Sosial Nomor 77/Huk/2010 tentang situasi tertentu dan tempat tertentu yang
Pedoman Dasar Karang Taruna, Karang kontekstual, mendalam dan terperinci
Taruna di definisikan sebagai organisasi terhadap seluruh subyek yang terkait dengan
sosial kemasyarakatan yang menjadi wadah kelembagaan atau gejala tertentu yang ada di
dan sarana pengembangan setiap anggota suatu daerah atau subyek yang terfokus (Al-
masyarakat yang tumbuh dan berkembang Muchtar, 2016) Subjek penelitian ini yaitu
atas dasar kesadaran dan tanggung jawab Karang Taruna Nagasari dengan penentuan
sosial dari, oleh dan untuk masyarakat informan dan juga key person menggunakan
terutama generasi muda di wilayah metode purposive sampling yang sengaja
Desa/kelurahan yang bergerak dibidang usaha dipilih dengan berdasarkan pada
kesejahteraan sosial. Dalam kajian pendidikan pertimbangan tertentu (Al-Muchtar, 2016).
kewarganegaraan, maka peran Karang Taruna Adapun informan pada penelitian ini yaitu
masuk kepada implementasi dari gerakan Ketua Karang Taruna Nagasari, anggota,
community civic dan civic education perwakilan pemuda, tokoh masyarakat,
movement yang bertujuan agar pendidikan Kepala Desa serta perwakilan dari Pemerintah
kewarganegaraan lebih fungsional (Hepburn, Daerah.
1997; Wuryan & Syaifullah, 2008). Desain penelitian ini adalah penelitian
Sedangkan dalam pembagian domain kualitatif deskriptif yang mengkhususkan
Pendidikan kewarganegaraan, peran Karang pada interpretasi data serta penggambaran
Taruna masuk dalam domain sosial kultural fenomena atau permasalahan sosial secara
yang menekankan kepada konsep dan praksis mendalam dengan mengumpulkan data yang
Pendidikan kewarganegaraan di lingkungan berdasarkan kata kata (misalnya dengan
masyarakat (Wahab & Sapriya, 2011) wawancara), gambar (misalnya dari foto) dan
Berdasarkan uraian tersebut, pengamatan (misalnya dengan observasi) dari
permasalahan yang diangkat adalah “mengapa sejumlah kecil individu dan tempat guna
Karang Taruna berperan penting dalam dianalisis dan menginterprestasikan makna
mewujudkan tanggung jawab sosial pemuda yang lebih besar dari temuannya (Creswell,
sebagai gerakan warga negara?” Penelitian ini 2010). Selain itu, penelitian dilakukan pada
dilakukan pada Karang Taruna Nagasari Desa kondisi objek yang alamiah (sebagai
Sindanglaya Kec. Cipanas, Kab. Cianjur yang lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
pada tahun 2016 mendapatkan juara 2 tingkat adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan
nasional sebagai Karang Taruna berprestasi, sampel sumber dan data dilakukan secara
sehingga penelitian ini nantinya diharapkan purposive, teknik pengumpulan data
dapat menghasilkan output berupa gambaran dilakukan dengan triangulasi (gabungan)
lengkap dan mendalam mengenai peranan analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan
Karang Taruna dalam mewujudkan tanggung hasil penelitian yang lebih menekankan pada
jawab sosial pemuda, yang kemudian dapat makna daripada generalisasi.
dijadikan sebagai role model bagi Karang
Hasil dan Pembahasan
Taruna lain. Permasalahan tentang pemuda selalu
Metode menjadi pembahasan yang tidak ada habisnya,
Pendekatan yang digunakan dalam karena pada dasarnya issue yang berkenaan
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan pemuda merupakan hal yang bisa
yakni pendekatan penelitian yang lebih dalam dibilang sangat krusial bagi perkembangan
membahas atau mengamati masalah-masalah suatu bangsa, bahkan negara. Pemuda
sosial serta fenomena sosial dari sebuah kasus merupakan harapan bangsa dimana baik
172|Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan
Febri Fajar Pratama dan Rahmat | Peran karang taruna dalam mewujudkan…

buruknya bangsa terletak di tangan mereka, pemuda dalam menanggapi jati diri mereka
jika pemudanya baik, maka niscaya bangsa sebagai kaum yang di masa depan akan
tersebut akan baik, namun jika sebaliknya, menjadi seorang pemimpin dan juga penerus
maka kehancuran bangsa tersebut tinggal tongkat estafet generasi terdahulu.
menunggu waktu saja (Widodo, 2017). Ibarat Usia remaja atau pemuda sangat rentan
tunas, pemuda merupakan tunas muda yang dengan permasalahan sosial, sehingga
siap menggantikan tanaman yang lama. tanggung jawab pemuda kepada masyarakat
Seperti hal nya daun teh yang selalu dipetik, sangatlah besar, mengingat bahwa pemuda
atau rebung yang selalu diambil untuk merupakan tonggak penerus estafet bangsa
dimasak, tunas muda akan terus tumbuh yang sangat krusial. Tanggung jawab sosial
sebagai pengganti. merupakan hal yang berkenaan dengan
Kaum muda diasumsikan untuk tindakan atau tingkah laku dan inisiatif untuk
mewujudkan masa depan dan perubahan menghormati hak orang lain guna membentuk
secara kontinuitas, mereka sering menjadi karakter warga negara yang bertanggung
pusat perhatian tentang bagaimana lokal, jawab dan menghindari kekerasan serta
nasional, dan proses global berdampak pada prilaku yang merusak (McDonough, Ullrich-
negara dan bangsa (Bondy, 2016). Generasi French, Anderson-Butcher, Amorose, &
mudan dibagi ke dalam usia persiapan masuk Riley, 2013). Tentunya dalam konteks
dunia kerja atau usia produktif antara 15-40 berbangsa dan bernegara, sikap tangung
tahun (Irhandayaningsih, 2012). Sementara jawab ini harus dimiliki oleh semua warga
dari sudut pandang sosial budaya. Generasi negara, terutama generasi muda untuk
muda dari sudut pandang ini memiliki sifat menekan apatisme terhadap lingkungan
majemuk dengan aneka ragam etnis, agama, sekitar dan memupuk rasa tanggung jawab
ekonomi, domisili, dan bahasa. Mereka sosial kepada masyarakat. Salah satu upaya
memiliki ciri ekosistem kehidupan yang yang dilakukan guna membentuk tanggung
terbagi ke dalam masyarakat nelayan, petani, jawab sosial generasi muda, salah satunya
pertambangan, perdagangan, perkantoran dan adalah dengan mengembangkan wadah
sebagainya. Dengan jumlah atau ratio berkumpul / organisasi bagi generasi muda
penduduk usia muda yang lebih banyak, tentu yang dapat diwujudkan melalui peran serta
saja akan menjadi keuntungan bagi suatu organisasi yang berada di lingkungan
negara. Karena dengan banyaknya jumlah pendidikan maupun masyarakat salah satunya
usia produktif, maka hal tersebut dapat yakni dengan mengikuti organisasi sosial
meningkatkan produktifitas di berbagai sektor Karang Taruna (Muslam et al., 2016).
seperti ekonomi, pendidikan, angkatan kerja, Dalam konteks pendidikan
pembangunan dan lain sebagainya (Noor, kewarganegaraan, maka tanggung jawab
2015). sosial pemuda merupakan hal yang menjadi
Banyak dari permasalahan bangsa yang landasan dasar bagi mereka ketika terjun
ada saat ini diakibatkan oleh dalam lingkungan sosial masyarakat. Melalui
ketidakberdayaan pemerintah dan masyarakat pendidikan kewarganegaraan, pemuda
yang mulai terpengaruh oleh faham asing, diajarkan untuk tidak hanya menjadi warga
sehingga krisis multidimensional tidak dapat negara yang aktif, dan bertanggung jawab
dihindarkan. Beberapa permasalahan secara individu, tetapi juga mereka harus bisa
kompleks yang saat ini sedang menimpa bertanggung jawab kepada keluarga, kepada
bangsa Indonesia, mulai dari isu HAM, masyarakat, dapat menghormati hak orang
pembalakan hutan, penangkapan ikan secara lain, dan mampu berinteraksi dengan
illegal, kekerasan terhadap anak, korupsi, masyarakat (Neufeld & Davis, 2010; Wahab
demonstrasi anarkis serta kebakaran lahan & Sapriya, 2011). Pendidikan
yang belum bisa benar-benar diatasi kewarganegaraan sebagai bidang keilmuan
(Andriani, 2016). Permasalahan- yang merupakan pengembangan dari tradisi
permasalahan tersebut tidak lepas dari ilmu sosial yakni transmisi kewarganegaraan
bagaimana pendidikan karakter serta peran yang berkembang menjadi struktur keilmuan

Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan |173


Febri Fajar Pratama dan Rahmat | Peran karang taruna dalam mewujudkan…

yang dikenal dengan istilah “citizenship tatanan, aturan, maupun kebijakan politik
education” yang secara paradigmatik secara menyeluruh berdasarkan kepentingan
memiliki 3 domain, yakni : domain akademis kelompok tertentu. Apabila gerakan sosial
(berbagai pemikiran pendidikan merupakan aksi untuk merubah suatu sistem,
kewarganegaraan yang berkembang dalam memobilisasi massa berdasarkan isu-isu
lingkungan komunitas keilmuan), domain konfliktual dan mengedepankan bentuk
kurikuler (konsep dan praksis dari Pendidikan protes, maka gerakan warga negara lebih
kewarganegaraan dalam dunia pendidikan), berfokus pada hakikat manusia sebagai warga
dan terakhir adalah domain sosial kultural negara, yakni lebih mengutamakan
(konsep dan praksis pendidikan kepentingan bersama idak bertentangan
kewarganegaraan di lingkungan masyarakat) secara konstitusi, dan lebih menekankan
(Wahab & Sapriya, 2011). kepada partisipasi warga negara melalui
Organisasi sosial masyarakat berbasis organisasi dan gerakan dalam memberikan
kepemudaan atau Karang Taruna tentunya pengalaman serta praktik secara normatif dan
merupakan salah satu wadah bagi pemuda ideologis sebagai pembentukan identitas
untuk dapat berpartisipasi (civic engagement) kewarganegaraan yang konstruktif (Widjaja.
sebagai warga negara dalam melayani H.A.W, 2000; Youniss, McLellan, & Yates,
masyarakat (service learning) untuk 1997).
meningkatkan kepedulian dan tanggung Karang Taruna Nagasari merupakan
jawab sosial mereka. Karena pada dasarnya wadah pengembangan generasi muda Desa
Karang Taruna mampu menjadi agen perubah Sindanglaya yang didirikan pada tanggal 12
pemberdaya masyarakat untuk oktober 1985. Didirikannya karang taruna di
membangkitkan energi, inspirasi, antusiasme Desa Sindanglaya karena didorong oleh
masyarakat, termasuk mengaktifkan, semangat dan keinginan memajukan dan
menstimulasi dan mengembangkan motivasi mensejahterakan masyarakat khususnya
warga untuk bertindak (Arief & Adi, 2014). pemuda/remaja ditengah sumberdaya lokal
Salah satu cara meningkatkan kesadaran ini yang serba terbatas. Adapun peran dari
yakni dengan memberikan materi terkait Karang Taruna Nagasari yaitu sebagai
bagaimana hak dan kewajiban kita sebagai pelopor, penggerak, agen perubah
warga negara yang salah satunya kita dinamisator, fasilitator dan motivator bagi
dapatkan melalui Pendidikan masyarakat Desa Sindanglaya terutama dalam
kewarganegaraan, selain daripada rujukan pengembangan potensi sosial ekonomi dan
lainnya mengenai service learning yang penguatan nilai-nilai kearifan lokal seperti
biasanya terintegrasi pada pendidikan politik, pemeliharaan tradisi budaya yang efektif
dan pendidikan ilmu politik, sebagai rumpun mendorong peningkatan taraf kesejahteraan
ilmu sosial sehingga mata pelajaran ini sosial masyarakat Sindanglaya, yang
berfungsi sebagai pengantar bagi calon orang memiliki fungsi: (1) penyelenggaraan
dewasa yang kelak menjadi warga negara kesejahteraan sosial masyarakat Desa
yang tahu akan hak dan kewajibannya kelak. sindanglya; (2) penyelenggara pendidikan dan
Mengacu pada hal tersebut, gerakan pelatihan bagi masyarakat terutama dibidang
warga negara pada dasarnya berkaitan dengan keagamaan; (3) penyelenggara pemberdayaan
gerakan sosial, namun berbeda pada konteks masyarakat, terutama generasi muda baik
dan tataran pengertian secara khusus. Gerakan dibidang ekonomi maupun bidang sosial dan
sosial adalah tindakan kolektif yang budaya; (4) pemelihara dan pengembang
diorganisir secara longgar, tanpa cara kesadaran tanggung jawab sosial generasi
terlembaga untuk menghasilkan perubahan muda Desa Sindanglaya; (5) penumbuh
dalam masyarakat mereka (Sztompka, 2010). kembang semangat kebersamaan yang
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat memperkuat kesetiakawanan sosial dan
disimpulkan bahwa gerakan sosial merupakan persatuan pemuda Sindanglaya; (6) pemupuk
upaya mobilisasi yang dilakukan dengan kreatifitas generasi muda dengan
sadar dan terencana untuk merubah suatu

174|Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan


Febri Fajar Pratama dan Rahmat | Peran karang taruna dalam mewujudkan…

mendayagunakan segala sumber dan potensi tingkat Desa se-kecamatan Cipanas tahun
kesejahteraan sosial lokal secara swadaya. 2015; (4) diangkat sebagai satgas anti narkoba
Selanjutnya, ada 3 program utama dari oleh BNNK tahun 2016; (5) juara Karang
Karang Taruna Nagasari yang menjadi Taruna berprestasi tingkat Kabupaten tahun
unggulan, sekaligus menjadi bentuk tanggung 2016; (6) juara Karang Taruna berprestasi
jawab KT dalam pembentukan lingkungan tingkat Provinsi tahun 2016; (7) dan juara II
sosial melalui pemberdayaan pemuda dan Karang Taruna berprestasi tingkat nasional
masyarakat yakni dalam bidang pelayanan tahun 2016.
kesejahteraan sosial yang meliputi: usaha Hasil dari temuan dilapangan
kesejahteraan sosial rumah singgah sampah; mengindikasikan bahwa Karang Taruna
pembinaan anak jalanan (anjal); car free day memiliki peranan yang sangat baik dalam
cipanas; pengobatan gratis untuk pmks; pemberdayaan pemuda, memupuk rasa
pendataan pmks secara rutin; santunan untuk tanggung jawab sosial pemuda, serta
anak yatim; pembagian sembako untuk warga membantu pemerintah daerah dalam
miskin; kerja bakti pencegahan bencana menangani pengentasan Penyandang Masalah
longsor (penghijauan); kerja bakti Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang menjadi
membersihkan jalan dan lingkungan desa; pokok daripada tujuan Karang Taruna
bantuan swadaya tenaga dan barang untuk dibentuk. Melihat bagaimana Karang Taruna
rutilahu; pembuatan dan pemeliharaan batas Nagasari melaksanakan tugas sebagai wadah
desa. pemuda, berusaha memberdayakan
Dalam bidang pengembangan UEP masyarakat dan pemuda dengan ikhlas, tanpa
(Usaha Ekonomi Produktif) dan KUBE pamrih, bahkan dengan pengorbanan yang
(Kelompok Usaha Bersama), yang meliputi: tidak dapat dibilang sedikit, tergambar bahwa
janas fresh (pengembangan ekonomi mikro apa yang dilakukan mereka dapat dikatakan
dalam bidang pertanian yang terfokus pada sebagai tri tugas sebagai manusia pembelajar,
tanaman lettuce/selada), peternakan kelinci, yang menekankan bahwa manusia dilahirkan
dan bengkel las. Namun saat ini, Karang dengan tiga tugas pokok utama : yaitu menjadi
Taruna Nagasari memiliki tambahan manusia pembelajar yang terus menerus di
pengembangan dalam bidang ekonomi yakni “sekolah besar” kehidupan nyata untuk
dengan memanfaatkan pembudidayaan ikan semakin memanusiakan dirinya; kedua,
lele sangkuriang dan ikan nila, serta sayuran menjadi pemimpin sejati dengan cara
hidroponik yang berada di Karang Taruna unit mengambil prakarsa dengan menerima
Rw. 09 Desa Sindanglaya. Kemudian tanggung jawab untuk menciptakan masa
program yang terakhir adalah pengembangan depan bagi dirinya, lingkungannya,
Rekreatif, Olahraga dan Kesenian (ROK) perusahaan atau organisasi dimana ia bekerja;
meliputi: olahraga sepakbola, volly ball, ketiga, bertumbuh bagi bangsanya, bagi
karate, pencak silat, jalan santai, bulu tangkis, bangsa-bangsa dan bagi umat manusia di
tenis meja, dll. Selain itu ada program lain “sekolah dasar” kehidupannya, hal inilah yang
yang menjadi rutinitas tiap tahun yakni disebut sebagai tri tugas, tanggung jawab, dan
perayaan hari-hari besar nasional dan kemanusiaan (the three tasks, responsibility,
keagamaan (khususnya hari besar Islam). and humanity calling) (Harefa, 2008).
Dengan kontinuitas serta komitmen para Pemberdayaan yang dilakukan oleh
anggota Karang Taruna Nagasari masa bakti Karang Taruna Nagasari sangat bervariasi dan
2015-2018 dalam melaksanakan program- beranekaragam. Meskipun tidak dapat
program tersebut, khususnya pengentasan mengandalkan dana lebih untuk setiap
PMKS, Karang Taruna menuai banyak kegiatan dan implementasi program, Karang
prestasi, diantaranya adalah: (1) pemuda Taruna Nagasari tetap berkomitmen dengan
pelopor tingkat Kabupaten tahun 2015; (2) berdikari dan mengandalkan swadaya dari
diangkat sebagai pengawas tourism oleh masyarakat serta bantuan dari desa. Beberapa
KESBANGPOL Kabupaten Cianjur tahun program tersebut diantaranya telah
2015; (3) juara dalam pengelolaan tata ruang memberdayakan banyak pemuda serta

Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan |175


Febri Fajar Pratama dan Rahmat | Peran karang taruna dalam mewujudkan…

masyarakat yang mengalami permasalahan penghijauan (tanam pohon) di wilayah yang


sosial seperti pengangguran, pengamen menjadi langganan longsor. Kemudian dalam
jalanan, putus sekolah, preman, kemiskinan pengentasan masalah kemiskinan, Karang
dan lain sebagainya. Salah satu program Taruna Nagasari juga bekerjasama dengan
tersebut yakni dengan membuka berbagai pihak Desa Sindanglaya untuk membangun
macam lapangan pekerjaan dan juga sebuah rumah milik warga yang sudah tidak
pemanfaatan potensi sumber daya alam yang layak huni. Karang Taruna Nagasari juga
bernilai ekonomis tinggi. memiliki program “cinta mayit” yang
Dalam hal pengentasan masalah pemuda dilakukan guna membantu warga Desa
atau remaja yang mengalami masalah sosial di Sindanglaya yang kurang mampu. Ketika ada
lingkungannya seperti pengangguran, sanak keluarga dari warga desa meninggal,
pengamen jalanan dan para pemuda yang gerakan cinta mayit yang digagas Karang
sering mabuk-mabukan, Karang Taruna Taruna ini menyediakan perlengkapan
Nagasari membuat program seperti pemakaman secara gratis bagi warga, seperti
pembinaan anak jalanan yang diberikan kain kafan, mobil ambulance dan lain
keterampilan khusus beserta sertifikat, sebagainya.
kemudian Karang Taruna juga membuat Hal tersebut menunjukkan bahwa
semacam bengkel las yang mempekerjakan sebenarnya tanggung jawab sosial muncul
para pemuda yang belum mendapat pekerjaan dari setiap individu yang memiliki tujuan
tetap. Ada juga pemanfaatan bank sampah yang sama untuk mau bekerjasama dan
yang dikelola Karang Taruna untuk menaruh empati terhadap sesama dengan cara
menanggulangi permasalahan sampah yang bertindak sesuai kemampuan dan kapasitas
menumpuk di lingkungan desa. Kemudian yang dimiliki agar dapat berguna bagi orang
dalam bidang usaha ekonomi produktif (UEP) lain. Tanggung jawab adalah ketika seseorang
Karang Taruna Nagasari memberikan opsi diberikan kekuatan dan kemampuan untuk
untuk menanam sayuran lettuce atau selada melakukan sesuatu maka tanggung jawab
organik yang bernilai ekonomis tinggi guna merupakan sebuah kewajiban individu
menggantikan beberapa tanaman sayuran terhadap semua yang dilakukan, dimana
yang sebelumnya kurang begitu menjanjikan tanggung jawab tersebut bersifat sangat
ketika masa panen tiba. Dengan menanam pribadi dalam diri seseorang yang merasa
lettuce, masyarakat diharapkan dapat maupun tidak merasakan setiap tanggung
memperbaiki ekonomi mereka, karena jawab dari apa yang mereka lakukan.
harganya cukup tinggi. Saat ini program Jonas Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanggung
Fresh sudah menjalin kerjasama dengan jawab sesungguhnya adalah hal yang secara
beberapa perusahaan, salah satunya adalah sadar maupun tidak sadar, merasa maupun
perusahaan makanan cepat saji. tidak merasa, merupakan kewajiban bagi
Selain itu, Karang Taruna Nagasari juga seseorang yang diberikan kemampuan dan
membuat tempat pembudidayaan lele juga kekuasaan ataupun kelebihan untuk
sangkuriang serta ikan nila yang dilakukan menanggung setiap kegiatan, setiap tindakan,
secara swadaya oleh Karang Taruna unit dan setiap langkah yang sudah dilakukan.
beserta masyarakat untuk dikonsumsi Untuk memaksimalkan peran pemuda,
bersama dan sebagian dijual. Ada juga perlu adanya pemberdayaan, dimana
program pembuatan material hidroponik dan pemberdayaan tersebut dapat digambarkan
aquaponik untuk menanam beberapa jenis melalui teori analisis sosial pemberdayaan
sayuran seperti tomat hitam, lettuce dan lain pemuda yang meliputi dimensi : (1) a
sebagainya. Saat ini, hasil dari tanaman sayur welcoming, safe environment (menyambut
hidroponik dan aquaponik ini masih sebatas lingkungan yang aman), (2) meaningful
pemanfaatan untuk konsumsi warga sekitar. participation and engagement (partisipasi dan
Tak hanya itu, Karang Taruna Nagasari juga keterlibatan yang bermakna), (3) equitable
berusaha untuk berkontribusi terhadap power-sharing between youth and adults
lingkungan dengan membuat program (berbagi pengalaman yang layak antara

176|Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan


Febri Fajar Pratama dan Rahmat | Peran karang taruna dalam mewujudkan…

pemuda dan orang dewasa), (4) engagement in hasil yang diperoleh melalui program
critical reflection on interpersonal and pemberdayaan masyarakat (yang merupakan
sociopolitical processes (keikutsertaan dalam inisisasi dari Karang Taruna) diusahakan
refleksi kritis pada proses interpersonal dan untuk dikembalikan kepada masyarakat
sosiopolitik), (5) participation in (seperti hasil pertanian, pengolahan sampah,
sociopolitical processes to affect change hasil berternak dan lain sebagainya) sehingga
(partisipasi dalam proses sosiopolitik untuk masyarakat dapat merasakan manfaatnya, (6)
membuat perubahan), and (6) integrated setiap anggota diharapkan mengidentifikasi
individual- and community-level potensi di wilayahnya masing-masing, serta
empowerment (tingkatan pemberdayaan yang permasalahan sosial apa yang sedang terjadi,
saling terintegrasi antara individu dengan (7) adanya pembinaan terhadap calon ketua
masyarakat) (Jennings, Parra-Medina, Karang Taruna selanjutnya melalui
Messias, & McLoughlin, 2006). Karang pendampingan dan arahan dari ketua Karang
Taruna Nagasari berusaha untuk menjalin Taruna periode sebelumnya, (8) bersinergi
kerjasama dan komunikasi pada tiap masing- dengan perangkat desa untuk memudahkan
masing individu untuk mau bergerak dan koordinasi, (9) merangkul para pemuda
melakukan suatu perubahan yang dapat penyandang masalah kesejahteraan sosial
memunculkan rasa tanggung jawab serta (PMKS) untuk dibina dan diberdayakan.
kepedulian terhadap sesama. Tidak ada Tanggung jawab sosial memiliki kriteria:
batasan antara yang tua dan yang muda, (1) self-control and respect for the rights of
mereka saling bekerjasama untuk others (kontrol diri dan menghormati hak
mengentaskan permasalahan yang terjadi di orang lain); (2) effort and participation (usaha
lingkungan sosial mereka. dan partisipiasi); (3) self-direction
Selain itu, hasil dari temuan di lapangan (pengarahan diri); and (4) helping others
didapati bahwa konsep tanggung jawab sosial (membantu sesama) (Martinek, Schilling, &
yang diterapkan oleh Karang Nagasari Johnson, 2001). Melalui teori ini, didapati
merupakan konsep pembentukan tanggung bahwa Karang Taruna Nagasari berperan
jawab yang didasari kepada: (1) tanggung dalam bagaimana cara mereka mengontrol
jawab muncul dari dalam diri seperti DNA diri dengan tidak egois dan lebih
(natural), (2) kepedulian (careness), (3) mementingkan kepentingan orang lain yang
empati (emphaty), (4) pengorbanan mengarah kepada sikap altruisme demi
(sacrifice), (5) kemandirian (autonomy), dan terciptanya kehidupan masyarakat yang
(6) kerelaan untuk berjuang (willingness). Hal sejahtera. Usaha dan partisipasi dari warga
tersebut yang menjadi landasan bagaimana Karang Taruna, baik yang pasif maupun aktif
Karang Taruna Nagasari berperan membentuk sangat bersinergi, bahkan tingkat partisipasi
pemuda yang memiliki tanggung jawab sosial. pemuda untuk mengikuti Karang Taruna
Beberapa peran yang dilakukan Karang sangat tinggi. Hal tersebut didasari oleh rasa
Taruna Nagasari dalam membentuk tanggung kebersamaan, empati, kepedulian, kerelaan
jawab sosial pemuda desa Sindanglaya, untuk berjuang dan juga perasaan untuk ingin
sebagai bagian dari warga Karang Taruna membantu satu sama lain.
yakni : (1) mengajak pemuda untuk berperan Tentu saja hasil temuan di lapangan ini
aktif dalam organisasi Karang Taruna, (2) membuktikan bahwa Karang Taruna memiliki
menanamkan sikap disiplin kepada setiap peranan penting dalam membentuk tanggung
anggota untuk berkomitmen secara penuh jawab sosial pemuda, karena dengan adanya
dalam setiap kegiatan yang dilakukan dengan Karang Taruna, dapat menjadi wadah untuk
cara menghadiri perkumpulan paling tidak 2 membantu sesama dan lingkungan. Tentu saja
kali dalam seminggu, (3) setiap anggota aktif hal ini menjadi sangat penting mengingat
Karang Taruna diharuskan mengerti tugas dan bahwa, rasa tanggung jawab generasi muda
fungsi Karang Taruna, (4) setiap anggota saat ini kurang begitu tertanam dengan baik,
Karang Taruna diharapkan untuk aktif di mengingat bahwa jaman semakin maju dan
lingkungannya masing-masing, (5) setiap tingkat individualistis makin tinggi, rasa

Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan |177


Febri Fajar Pratama dan Rahmat | Peran karang taruna dalam mewujudkan…

tanggung jawab dan kepedulian terhadap Ucapan Terima Kasih


sesama semakin kabur. Steinitz (1976) Tak pernah terlepas ucapan syukur dan
mengategorikan dilema tanggung jawab sosial rasa terimakasih terbesar penulis panjatkan
ini kedalam 2 karakter dasar yakni: “self-made kehadirat Allah SWT yang telah
person” dan “good neighbour”. Seseorang melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
dengan karakter self-made person cenderung setiap hamba-Nya atas segala kelancaran yang
menganggap bahwa semua orang memiliki diberikan. Kepada orang tua, kepada Ketua
tanggung jawab moral yang sama terhadap serta pengurus Karang Taruna Nagasari
orang lain, yang mana hal tersebut dapat periode 2015-2018, Kepala Desa
menghancurkan inisiatif individu untuk Sindanglaya, Pemerintah Daerah Kabupaten
membantu orang lain karena dia merasa Cianjur, Universitas Pendidikan Indonesia,
bahwa tidak hanya kita yang memiliki serta seluruh pihak yang terlibat dalam
kewajiban, namun orang lain juga sama. penelitian ini.
Sedangkan karakter good neighbour,
Referensi
merupakan karakter yang cenderung Al-Muchtar, S. (2016). Dasar penelitian
menganggap bahwa jangankan membantu kualitatif. Bandung: Gelar Pustaka
orang lain, untuk berjuang dan bertahan hidup Mandiri.
sendiri saja sulit. Andriani, A. (2016). Melatif kearifan
Membantu orang lain hanya akan intelektual, emosional, dan spiritual
membuang waktu dan juga tenaga yang dapat pemuda guna menghadapi pasar bebas
mengakibatkan hidup semakin suram. Asia Tenggara (Masyarakat Ekonomi
Tentunya prilaku yang seperti ini bukan Asean-MEA). JPIS, Jurnal Pendidikan
merupakan ciri dari bangsa Indonesia yang Ilmu Sosial, 25(2), 15–20.
kental dengan nilai, budaya, adab serta gotong Arief, M. R., & Adi, A. S. (2014). Peran
royong. Rasa peduli dan tanggung jawab karang taruna dalam pembinaan remaja
sosial bukanlah harus dilakukan orang lain, di dusun candi Desa Candinegoro
atau menganggap bahwa membantu orang Kecamatan Wonoayu Kabupaten
lain akan menambah kesusahan kita, justru Sidoarjo. Kajian Moral dan
dengan membantu orang lain, meskipun kita Kewarganegaraan, 2(1), 190–205.
dalam keadaan susah, maka kita akan Diambil dari
bermanfaat bagi sesama. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jur
Simpulan nal-pendidikan-
Karang Taruna Nagasari memiliki kewarganegaraa/article/view/6700
peranan dalam mewujudkan tanggung jawab Bondy, J. M. (2016). Latina youth, education,
sosial pemuda yang berada di Desa and citizenship: A feminist transnational
Sindanglaya. Program-program yang analysis. Theory and Research in Social
berkaitan dengan pengentasan masalah sosial Education, 44(2), 212–243.
masyarakat dan masalah pemuda dituangkan https://doi.org/10.1080/00933104.2016.
dalam program-program inovatif dan 1170644
produktif seperti adanya pengembangan Creswell, J. W. (2010). Reseach design.
dalam bidang pelayanan kesejahteraan sosial Pendekatan, kualitatif, kuantitatif, dan
seperti adanya pemberdayaan pemuda dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
masyarakat, bidang pengembangan UEP Farzanegan, M. R., & Witthuhn, S. (2016).
(Usaha Ekonomi Produktif) dan KUBE Corruption and political stability: Does
(Kelompok Usaha Bersama), serta Olahraga the youth bulge matter? European
dan Kesenian (ROK) yang terbukti membantu Journal of Political Economy, 49, 47–70.
masyarakat dalam membentuk rasa tanggung https://doi.org/10.1016/j.ejpoleco.2016.
jawab sosial pemuda untuk peduli terhadap 12.007
lingkungan sosial nya. Harefa, A. (2008). Menjadi manusia
pembelajar. Jakarta: Kompas.
Hepburn, M. A. (1997). Service Learning in
178|Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan
Febri Fajar Pratama dan Rahmat | Peran karang taruna dalam mewujudkan…

civic education: A concept with long, respect, civic education, and the family.
sturdy roots. Theory into Practice, 36, Educational Philosophy and Theory,
136–142. 42(1), 94–111.
Indrawan, R., & Yaniawati, P. (2016). https://doi.org/10.1111/j.1469-
Metodologi penelitian. Bandung: Refika 5812.2008.00506.x
Aditama. Noor, M. (2015). Kebijakan pembangunan
Irhandayaningsih, A. (2012). Peranan kependudukan dan bonus demografi.
Pancasila dalam menumbuhkan Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG
kesadaran nasionalisme generasi muda di Semarang, 4(1), 121–128.
era global. Humanika, 16(9), 1–10. Steinitz, V. (1976). “People need help, but
https://doi.org/10.1016/S1359- people take advantage” the dilemma of
6446(04)03042-9\rS1359644604030429 social responsibility for upwardly mobile
[pii] youth. Youth & Society, 7(4), 399–438.
Jennings, L. B., Parra-Medina, D. M., https://doi.org/10.1177/0044118X76007
Messias, D. K. H., & McLoughlin, K. 00403
(2006). Toward a critical social theory of Suseno, F. M. (2015). Etika politik. Prinsip-
youth empowerment. Journal of prinsip moral dasar kenegaraan
Community Practice, 14(1–2), 31–35. maodern. Jakarta: Gramedia Pustaka
https://doi.org/10.1300/J125v14n01 Utama.
Konadi, W., & Iba, Z. (2011). Bonus Sztompka, P. (2010). Sosiologi perubahan
demografi modal membangun bangsa sosial. Jakarta: Prenada Media Group.
yang sehat dan bermartabat. Majalah Wahab, A. A., & Sapriya. (2011). Teori dan
Ilmiah Unimus, 2(6), 18–24. landasan pendidikan kewarganegaraan.
Martinek, T., Schilling, T., & Johnson, D. Bandung: Alfabeta.
(2001). Transferring personal and social Widjaja. H.A.W. (2000). Penerapan nilai-
responsibility of underserved youth to nilai Pancasila & HAM di Indonesia.
the classroom. The Urban Review, 33(1), Jakarta: PT. Rineka Cipta.
29–45. Widodo, S. K. (2017). Memaknai sumpah
McDonough, M. H., Ullrich-French, S., pemuda di era reformasi. HUMANIKA,
Anderson-Butcher, D., Amorose, A. J., 91(9), 399–404.
& Riley, A. (2013). Social responsibility Wuryan, S., & Syaifullah. (2008). Ilmu
among low-income youth in physical kewarganegaraan. Bandung:
activity-based positive youth Laboratorium PKn UPI.
development programs: scale Youniss, J., McLellan, J. A., & Yates, M.
development and associations with social (1997). What we know about
relationships. Journal of Applied Sport engendering civic identity. American
Psychology, 25(4), 431–447. Behavioral Scientist, 40(5), 620–631.
https://doi.org/10.1080/10413200.2012. https://doi.org/10.1177/0002764297040
751563 005008
Muncie, J. (2014). Youth and crime. Youth
and Crime (Second). London;
California; New Delhi: Sage Publication.
Muslam, Fatkuroji, & Muntoli’ah. (2016).
Pemberdayaan pemuda karang taruna
melalui program remaja pintar berbasis
agama desa wisata Kandri Kota
Semarang. DIMAS, 16(1), 145–166.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.2158
0/dms.2016.161.896
Neufeld, B., & Davis, G. (2010). Civic

Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan |179

Anda mungkin juga menyukai