Keberhasilan atau kegagalan dari hasil kepemimpinan seseorang dapat diukur atau
ditandai oleh empat hal, yaitu : moril, disiplin, jiwa korsa (esprit de corps), dan
kecakapan.
1 . M o r i a d a l a h k e a d a a n j i w a d a n e m o s i s e s e o r a n g y a n g mempengaruhi
kemauan untuk melaksanakan tugas dan akan mempengaruhi hasil pelaksanaan tugas
perorangan maupun organisasi.
kepemimpinan atasan.
kepercayaan dan keyakinan akan kebenaran.
penghargaan atas penyelesaian tugas.
solidaritas dan kebanggaan organisasi.
pendidikan dan latihan.
kesejahteraan dan rekreasi.
kesempatan untuk mengembangkan bakat.
struktur organisasi.
pengaruh dari luar.
2. Disiplin adalah ketaatan tanpa ragu-ragu dan tulus ikhlas terhadap perintah atau
petunjuk atasan serta peraturan yang berlaku. Disiplin yang terbaik adalah disiplin yang
didasarkan oleh disiplin pribadi.
3. Jiwa korsa adalah loyalitas, kebanggan dan antusiasme yang tertanam pada
anggota termasuk pimpinannya terhadap organisasinya. Dalam suatu organisasi yang
mempunyai jiwa korsa yang tinggi, rasa ketidakpuasan bawahan dapat dipadamkan oleh
semangat organisasi.
Survey yang dilakukan PT NBO Indonesia terhadap 1.000 responden dari kalangan manager dan direktur,
menyatakan bahwa ada 9 faktor yang mengakibatkan kegagalan dalam memimpin. 5 faktor dominan (dari 9)
secara berurutan adalah :
1. Gaya Kepemimpinan
2. Kurangnya Visi dan arahan yang jelas
3. Komunikasi yang buruk
4. Kurangnya kemampuan interpersonal
5. Tidak dapat membangun tim.
Gaya kepemimpinan menjadi faktor Utama dalam menentukan kegagalan pemimpin suatu organisasi.
Gaya pemimpin yang tidak cocok dengan strategi pengembangan organisasi, cenderung kaku, tidak bisa
menyesuaikan dengan yang dipimpin, sehingga menurunkan bahkan memadamkan semangat, serta loyalitas
followernya. Yang terjadi adalah produktivitas turun, beberapa orang menjadi resah, dan selanjutnya dengan
senang hati mereka mengundurkan diri.
Penyebab yang ke dua adalah kurangnya visi dan arah yang tidak jelas. Jika dilihat dari “Leadership
Code – 5 rules to Lead by” Dave Ulrich, satu Code yang harus dimiliki pemimpin adalah “shape the future” yaitu
punya visi atau pemikiran yang strategis yang lebih berorientasi ke depan. Hal ini akan mewarnai team, dan itu
harus bisa dirasakan oleh anggota team. Sasaran-sasaran jangka pendek dan panjang, dikomunikasikan, dan
mengilhami anggota team, sehingga team lebih termotivasi untuk mencapainya secara bersama-sama.
Yang terakhir adalah komunikasi yang buruk . Komunikasi bukan hanya menyampaikan informasi, data,
signal, atau lainnya, namun lebih dari itu. Bagaimana komunikasi bisa lebih efektif & efisien , dan terjadi
“engagement” terhadap team / personal. Komunikasi seringkali satu arah (yang bersifat direction), sehingga tidak
layak disebut komunikasi. Komunikasi adalah 2 arah, saling memahami, dan dilandasi “trust”. Perhatikan “body
language” partner bicara, dan temukan apa yang dikatakan dari sana.