Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sedekah Obat Dalam Tradisi Masyarakat Deling Kecamatan Pangkalan

Lampam Kabupaten Ogan Komering Ilir

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di masyarakat Deling

Kecamatan Pangkalan Lampam Kabupaten Ogan Komering Ilir sedekah Obat ini

adalah tradisi bentuk rasa hormat kepada leluhur yang tinggal didesa deling

sebelum mereka. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengjauhkan mala

petaka dan segala penyakit yang akan datang pada setiap rumah, tradisi ini

dilakukan setiap 1 Tahun sekali. Tradisi ini dilakukan dihutan dengan membawa

makanan seperti ayam dan kambing yang dipinta oleh makhluk alus yang dipandu

oleh pemangku adat atau ketip yang ada di desa deling tersebut.1

Tradisi ini bisa dilakukan dengan 3 cara, yang pertama bisa dilakukan

dengan bersama-sama mengumpulkan ayam dankambing yang dijadikan satu dan

di sedekahkan dihutan dengan makhluk halus yang dipimpin oleh lembaga adat,

dan kedua bisa dilakukan ditiap rumah masing-masing dengan menyiapkan

bunga-bunga, dedaunan dan bambu kuning dan diletakkan di pintu rumah, dan

yang ketika yaitu mengubur kepala ayam ataupun kambing di ujung dusun. Ketiga

cara tradisi ini dilakukan dengan tujuan yang sama untuk menghindari penyakin

dan malapetaka yang akan datang. 2

1
Wawancara, Andi, Warga Desa Deling, Tanggal 24 Januari 2019, Jam 13:00
2
Wawancara, Agus, Warga Desa Deling, Tanggal 24 Januari 2019, Jam 13:00

24
25

Setelah semua sudah disiapkan dalam tradisi ini ada doa yang berisikan doa

selamat, masyarakat sangat mempercayai tradisi ini mampu menghindari penyakit

yang datang, karena menurut masyarakat deling dengan adanya tradisi ini benar-

benar terhindar dari penyakit. Dulunya tradisi ini masih sangat sakral sekali

dimasyarakat deling namun setelah masuknya Agama dimasyarakat tersebut

perlahan tradisi mulai menghilang dan diganti dengan membaca yasin dan

mengaji di masjid dan tradisi ini pun sudah tidak dilakukan lagi.3

Dapat disimpulkan bahwa tradisi ini adalah bentuk sedekah kepada makhluk

halus yang disebut leluhur bagi masyarakat deling, dan sedekah ini berisikan

makanan, bunga-bunga, daun-daun dan bambu sesuai yang dipinta oleh leluhur,

sedekah ini disipkan dan dilakukan dihutan dengan membaca doa selamat untuk

meminta kepada leluhur agar melindungi masyarakat deling dari segala penyakit

dan malapetaka yang akan datang.4

B. Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Adat Terhadap Sedekah Obat Dalam

Tradisi Masyarakat Deling Kecamatan Pangkalan Lampam Kabupaten

Ogan Komering Ilir

Masyarakat Deling Kecamatan pangkalan Lampan Kabupaten Ogan Komering Ilir

adalah masyarakat yang masih memegang teguh tradisi yang ditinggalkan oleh

leluhur tersebut, awal munculnya tradisi sedekah obat adalah adalah dari nenek

moyang yang dianggap sesuatu yang sangat harus dipatuhi apabila tidak dilakukan

3
Wawancara, Dedi, Warga Desa Deling, Tanggal 24 Januari 2019, Jam 13:20.
4
Wawancara, Firman, Warga Desa Deling, Tanggal 24 Januari 2019, Jam 14:00
26

akan mendapatkan bencana. Itulah yang terjadi karena adat sudah membudaya dan

menjadi sebuah kebiasaan di desa Deling yang melaksanakan tradisi tersebut.5

Setiap satu tahun sekali tradisi sedekah obat ini dilaksanakan oleh masyarakat

deling kecamatan pangkalan lampam kabupaten ogan komering ilir, tradisi ini

sudah menjadi kebiasaan masyarakat deling yang harus dilaksanakan, begitu

kuatnya kepercayaan masyarakat deling dengan adanya tradisi sedekah obat ini,

karna mereka menganggap bahwa dengan sedekah obat ini segala penyakit tidak

akan menghampiri kerumah mereka.6

Sedekah obat adalah salah satu tradisi di desa deling kecamatan pangkalan

lampam kabupaten ogan komering ilir, sedekah obat ini mejadi bagian terpenting

dalam tradisi di desa deling. Di dalamnya terdapat simbol-simbol yang

mempunyai makna tersendiri, proses sedekah obat ini berbentuk seperti sesajen

yang dihidangkan untuk leluhur yang mereka percayai di desa deling tersebut.

Sesajen dalam sedekah obat ini berisi bunga-bunga, bambu, dedaunan dan lain

sebagainya sesuai yang dipinta oleh makhluk halus atau penunggu desa tersebut.7

Menurut Rahmat Syafe’i seperti yang dikatakan sebelumnya bahwasannya suatu

keadaan, ucapan, perbuatan atau ketentuan yang telah dikenal manusia dan telah

menjadi tradisi untuk melaksanakannya atau meninggalkannya. Dikalangan

masyarakat ‘urf ini sering disebut sebagai adat.8 Kata ‘urf juga disini tidak melihat

dari segi berulang kalinya suatu perbuatan yang dilakukan, tetapi dari segi bahwa

perbuatan sudah sama-sama dikenal dan diakui oleh orang banyak. Sedangkan

5
Wawancara, Dedi, Warga Desa Deling, Tanggal 24 Januari 2019, Jam 14:10
6
Wawancara, Dedi, Warga Desa Deling, Tanggal 24 Januari 2019, Jam 14:15
7
Wawancara, Firman, Warga Desa Deling, Tanggal 24 Februari 2019, Jam 14:30
8
Imam Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), h. 128.
27

adat disini yaitu apa-apa yang dibiasakan oleh manusia dalam pergaulannya dan

telah menetap dalam urusan-urusannya. Dalam hal ini sebenarnya tidak ada

perbedaan prinsip karena dua kata pengertiannya sama, yaitu perbuatan yang telah

berulang-ulang dilakukan secara berulang kali.9

Menurut jenis cakupannya, tradisi sedekah obat ini termasuk dalam adat yang

khusus (‘urf al-khas) yaitu kebiasaan yang berlaku didaerah tertentu. Tradisi

sedekah obat ini termasuk dalam cakupan khusus karena tradisi ini hanya terdapat

di daerah-daerah tertentu yang salah satunya di kecamatan pangkalan lampam

kabupaten ogan komering ilir.

jadi dapat disimpulkan menurut Hukum Islam dari segi pelaksanaannya bahwa

sedekah obat ini bnyak kekurangannya yakni banyak masyarakat yang menyakini

sedekah obat tersebut dan tidak hanya itu sesajen yang dilakukan oleh masyarakat

untuk para leluhur atau roh-roh yang dipercayai desa deling itu merupakan suatu

kemusyrikan atau perbuatan musyrik karena menyembah selain Allah dan dari ini

Islam melarangnya, sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

“(Dan Janganlah kamu menyeru) menyembah (kepada selain Allah, yaitu


apa-apa yang tidak memberikan manfaat kepadamu), jika kamu
menyembahnya (dan tidak pula memberikan mudharat kepadamu) jika
kamu tidak menyembahnya (sebab jika kamu berbuat) hal itu, umpamanya
(maka sesungguhnya kamu begitu termasuk orang yang zalim).”
Dari ayat tersebut bahwa acara yang dilakukan dalam sedekah obat ini tidak

sesuai dengan ajaran Islam dan perlu pembenahan. Di kaitkan dengan tolak bala’,

Islam mengajarkan bahwa balak ditolak dengan adanya shodaqoh, tapi bukan

bersedekah kepada leluhur atau roh-roh yang dipercayai, melainkan kepada

9
Amir syarifuddin, ushul fiqh, jilid 2 (jakarta: kencana, 2011) h. 387-388.
28

masyarakat yang membutuhkan agar menjadi bermanfaat kepada siapapun (yang

membutuhkannya).

Dan dari segi Hukum Adat atau ‘Urf bahwa adat ini dapat diakui selama tradisi

atau adat ini tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan Sunah Rasulullah.

Kedatangan Islam bukan menghapuskan sama sekali tradisi yang telah menyatu

dengan masyarakat tapi secara selektif ada yang dilestarikan serta ada pula yang

dihapuskan. Dari sini dapat disimpulkan bhawa menurut Hukum Adat tradisi

sedekah obat ini harus dilakukan pembenahan yaitu menghapus sesajen yang

dilakukan masyarakat yang ditujukan kepada leluhur atau makhluk halus dengan

menggantinya melakukan yasinan rutin dimasjid dan shodaqoh kepada yang

membutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai