Anda di halaman 1dari 30

BAB III

PELAKSANAAN AKTUALISASI (HABITUASI)

A. Pendalaman Core Issue Terpilih dan Analisis Dampak

Pelaksanaan aktualisasi dan habituasi ini dilaksanakan selama off


campus 40 dari tanggal 23 Februari 2021 sampai dengan 3 April 2021 terkait
isu yang terpilih yaitu “Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) pada
Pelayanan Informasi Obat (PIO) di RSUD Kabupaten Empat Lawang”. Nilai-
nilai ANEKA telah diinternalisasikan dalam melaksanakan tugas dan fungsi
pada unit kerja penulis yaitu Instalasi Farmasi RSUD Kab. Empat Lawang,
khususnya dalam pelayanan informasi obat
Setiap tahap kegiatan dideskripsikan secara umum, diinternalisasikan
keterkaitan dengan nilai-nilai ANEKA, kontribusi kegiatan dengan capaian visi
dan misi organisasi serta penguatan nilai- nilai organisasi, dan bukti dalam
lampiran diuraikan dalam masing-masing kegiatan. Adapun tahapan kegiatan
yang dilakukan untuk memecahkan core issue terpilih ini adalah :
1. Melakukan koordinasi rancangan aktualisasi dengan Mentor
2. Mencari referensi dan membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) serta
Formulir Pelayanan Informasi Obat (PIO) di RSUD Kab. Empat Lawang
3. Menyediakan buku-buku pustaka sebagai penunjang untuk Pelayanan
Informasi Obat (PIO) dan optimalisasi pelaksanaan Standar Operasional
Prosedur (SOP) untuk RSUD Kab. Empat Lawang
4. Mencetak poster dan standing banner yang berisi Pelayanan Informasi
Obat (PIO) untuk RSUD Kab. Empat Lawang
5. Melakukan sosialisasi Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien dan
pegawai RSUD Kab. Empat Lawang
6. Evaluasi kemampuan pasien dan pegawai setelah menerima sosialisasi
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Berdasarkan tahapan kegiatan di atas, dapat terlihat bahwa solusi akhir
yang dihasilkan dalam pemecahan core issue yaitu Pembuatan Standar
Operasional Prosedur (SOP) pada Pelayanan Informasi Obat (PIO) di RSUD
Kab. Empat Lawang.
Penerapan aktivitas pemecahan core issue terdiri dari beberapa

1
2

kegiatan yang tujuannya menemukan solusi dari isu yang diangkat.


Penerapan aktivitas ini terdiri dari 6 kegiatan yang menjelaskan tentang
kegiatan secara umum dan pencapiaan terhadap masing-masing kegiatan
yang telah dilaksanakan, dituangkan dengan rincian sebagai berikut :
1. Melakukan koordinasi rancangan aktualisasi dengan Mentor
Pada kegiatan ini penulis melakukan koordinasi rancangan dengan
kepala puskemas Tambang Rambang pada tanggal 23 Februari sampai
dengan 2 Maret 2021 hasil dari Koordinasi rancangan aktualisasi ini dapat
berupa Surat Tugas dan Lembar Persetujuan untuk melakukan kegiatan
aktualisasi. Tujuannya dilakukan koordinasi ini agar dapat meningkatkan
kualitas kerja dan mencegah terjadinya miskonsepsi demi mencapai hasil
yang diinginkan.
a. Output
1. Surat Tugas menjalankan kegiatan rancangan aktualisasi
2. Lembar Persetujuan melakukan kegiatan aktualisasi
3. Foto kegiatan konsultasi

Gambar 4. Kegiatan konsultasi dengan mentor di RSUD Kab.


Empat Lawang
b. Tahapan Kegiatan
1. Melaporkan rancangan aktualisasi dan kegiatan-kegiatan yang
akan dikerjakan di RSUD Kab. Empat Lawang
Pada tahapan kegiatan ini, penulis melaporkan rancangan
aktualisasi kepada mentor, serta kegiatan – kegiatan yang akan
3

dikerjakan di RSUD Kab. Empat Lawang. Penulis juga membuat


surat permohonan izin melakukan aktualisasi untuk menjalankan
kegiatan rancangan aktualisasi. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal
23 Februari 2021 – 3 April 2021.
2. Meminta persetujuan melakukan kegiatan aktualisasi
Pada tahapan kegiatan ini, penulis mengajukan
surat/lembar persetujuan mengenai kegiatan
aktualisasi, kemudian meminta persetujuan kepada
Direktur RSUD Kab. Empat Lawang

c. Keterkaitan dengan nilai-nilai mata diklat

1. Akuntabilitas
Diperlukan kejelasan untuk memaparkan rancangan
aktualisasi dan kegiatan yang akan dilakukan. Dalam
melaksanakan koordinasi dengan atasan dibutuhkan tanggung
jawab, sehingga pelaksanaan aktualisasi dapat dimulai dengan
baik.
2. Nasionalisme
Kegiatan koordinasi dengan atasan merupakan wujud
pelaksanaan musyawarah mufakat dalam pelaksanaan kegiatan
aktualisasi.
3. Etika Publik
Kegiatan koordinasi dengan atasan merupakan salah satu
cara untuk menghargai atasan dengan komunikasi yang santun dan
kerjasama dengan atasan.
4. Komitmen Mutu
Bekerjasama agar kegiatan dapat berlangsung dengan baik
dan lancar agar kegiatan yang akan dilakukan selesai tepat waktu
dan semua berkas yang diperlukan dapat diperoleh (efektif dan
efisien)
5. Anti Korupsi
Jujur, mandiri, dan berani dalam mengemukakan gagasan dan
ide terhadap segala kegiatan serta bertanggung jawab atas semua
4

kegiatan yang akan dilakukan


6. Manajemen ASN
Melaksanakan tugas sebagai Apoteker (ASN) secara
profesional, bertanggung jawab, integritas dalam menyampaikan
ide
d. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
Kontribusi Terhadap Visi :
Menjadikan Rumah Sakit yang memberikan pelayanan yang
terbaik, berkualitas, dan profesional karena kerja sama yang baik
dengan atasan
Kontribusi Terhadap Misi :
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dikarenakan
koordinasi yang baik dengan atasan
e. Penguatan nilai-nilai organisasi
Dengan melakukan koordinasi dengan atasan, maka nilai-nilai
yang diperkuat yaitu Mantap (Kerjasama dan koordinasi dengan
atasan secara bertanggung jawab menimbulkan kemantapan dalam
pelaksanaan aktualisasi)
f. Analisis Dampak
1. Dampak Positif
Koordinasi dengan pimpinan dan mentor RSUD Kab. Empat
Lawang mengenai kegiatan aktualisasi dapat meningkatkan
kualitas kerja dan mencegah terjadinya miskonsepsi demi
mencapai hasil yang diinginkan yaitu Pembuatan Standar
Operasional Prosedur (SOP) pada Pelayanan Informasi Obat (PIO)
di RSUD Kab. Empat Lawang.
2. Dampak Negatif
Jika tidak dilakukan kegiatan koordinasi dengan pimpinan dan
mentor RSUD Kab. Empat Lawang mengenai kegiatan aktualisasi
maka dapat terjadi menurunnya kualitas kerja, miskonsepsi, serta
kurangnya dukungan dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi.
5

2. Mencari referensi dan membuat Standar Operasional Prosedur (SOP)


serta Formulir Pelayanan Informasi Obat di RSUD Kab. Empat
Lawang
Pada kegiatan ini penulis mencari referensi dan membuat Standard
Operational Procedure (SOP) serta Formulir Pelayanan Informasi Obat di
RSUD Kab. Empat Lawang pada Tanggal 3 s.d 8 Maret 2021, hasil dari
kegiatan ini berupa SOP Pelayanan Informasi Obat dan Formulir
Pelayanan Informasi Obat. Tujuannya agar dapat meningkatkan kualitas
Pelayanan Informasi Obat yang diberikan kepada pasien sesuai dengan
standar SOP.
a. Output
1. Dokumen Standar Operasional Porsedur (SOP)
2. Blangko Formuir Pelayanan Informasi Obat (PIO)
3. Foto Kegiatan
b. Tahapan Kegiatan
1. Mencari dan mengumpulkan referensi SOP tentang Pelayanan
Informasi Obat
Pada tahapan kegiatan ini, penulis mencari dan
mengumpulkan referensi SOP tentang Pelayanan Informasi Obat..
Kemudian penulis menelaah SOP PIO, sebagai referensi untuk
membuat SOP PIO RSUD Kab. Empat Lawang.
2. Telaah Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pada tahapan kegiatan ini, penulis menelaah SOP Pemberian
Informasi Obat yang ada di RSUD Kab. Empat Lawang, yang akan
dijadikan acuan atau referensi untuk pembuatan SOP PIO RSUD
Kab. Empat Lawang.
3. Menyusun rancangan SOP Pelayanan Informasi Obat sebelum
dicetak untuk dikoreksi dan disetujui oleh atasan dan mencetak
SOP
Pada tahapan kegiatan ini, penulis menyusun rancangan SOP
Pelayanan Informasi Obat RSUD Kab. Empat Lawang sebelum
dicetak dan ditunjukkan kepada Mentor dan Direktur RSUD Kab.
6

Empat Lawang untuk dilakukan koordinasi serta finalisasi SOP PIO


RSUD Kab. Empat Lawang. Setelah finalisasi SOP PIO dengan
Mentor dan Direktur RSUD Kab. Empat Lawang, penulis mencetak
SOP PIO untuk RSUD Kab. Empat Lawang
4. Membuat dan mencetak Formulir Pelayanan Informasi Obat untuk
RSUD Kab. Empat Lawang
Pada tahapan kegiatan ini, penulis membuat dan mencetak
formulir PIO untuk Instalasi Farmasi RSUD Kab. Empat Lawang,
formulir PIO dibuat untuk memudahkan dilakukannya kegiatan
Pelayanan Informasi Obat di RSUD Kab. Empat Lawang
5. Dokumentasi kegiatan

Pada tahapan ini, penulis mendokumentasikan setiap kegiatan


berupa foto.

Gambar 5. Kegiatan mencari, mengumpulkan, menelaah, dan


menyusun rancangan SOP Pelayanan Informasi Obat
(PIO) di RSUD Kab. Empat Lawang
7

Gambar 6. Kegiatan konsultasi dan menunjukan rancangan SOP


Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada atasan di
RSUD Kab. Empat Lawang

c. Keterkaitan dengan nilai-nilai mata diklat

1. Akuntabilitas
Diperlukan kejelasan dalam menyusun rancangan SOP dan
formulir PIO serta tanggung jawab dan integritas dalam
pelaksanaannya
2. Nasionalisme
Kegiatan membuat SOP dan formulir PIO yang dirancang
secara bijak dengan mengutamakan kepentingan negara dan
masyarakat
3. Etika Publik
Kegiatan membuat SOP dan formulir PIO diperlukan
kecermatan dan ketelitian dalam proses pembuatannya dan jujur
serta bertanggung jawab dalam pelaksanaannya
4. Komitmen Mutu
Pembuatan SOP adalah inovasi dalam Pelayanan Informasi
Obat agar tercipta pelayanan yang efektif dan efisien
8

5. Anti Korupsi
Jujur, mandiri, tanggung jawab, dan kerja keras dalam
melaksanakan kegiatan mencari referensi dan mebuat SOP serta
Formulir PIO
6. Manajemen ASN
Melaksanakan tugas sebagai Apoteker (ASN) secara
profesional, bertanggung jawab, integritas dalam kegiatan ini
7. Pelayanan Publik
Pembuatan SOP dan Formulir PIO bertujuan agar pelayanan
menjadi efektif dan efisien (tidak berbelit-belit)
d. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
Kontribusi Terhadap Visi :
Menjadikan Rumah Sakit yang memberikan pelayanan yang
terbaik, berkualitas, dan profesional karena adanya SOP untuk PIO
Kontribusi Terhadap Misi :
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dikarenakan
adanya SOP untuk PIO
e. Penguatan nilai-nilai organisasi
Dengan membuat SOP dan Formulir PIO, maka nilai-nilai yang
diperkuat yaitu memiliki tujuan agar pasien aman, selamat, dan
sembuh
f. Analisis Dampak
1. Dampak Positif

Pembuatan Standart Operational Procedure (SOP) Pelayanan


Informasi Obat di Instalasi Farmasi RSUD Kab. Empat Lawang
dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan. Kegiatan
Pelayanan Informasi Obat yang diberikan lebih terstandar sesuai
SOP.

2. Dampak Negatif

Jika tidak dibuat Standart Operational Procedure (SOP)


Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi RSUD Kab. Empat
Lawang, kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan standar yang
9

ada. Sehingga ini berpotensi menurunkan kualitas pelayanan yang


diberikan
3. Menyediakan buku-buku pustaka sebagai penunjang untuk
Pelayanan Informasi dan optimalisasi pelaksanaan Standar
Operasional Prosedur (SOP) untuk RSUD Kab. Empat Lawang

Pada kegiatan ini penulis menyediakan buku-buku pustaka sebagai


penunjang untuk PIO untuk Instalasi Farmasi RSUD Kab. Empat Lawang
pada tanggal 3 s.d 8 Maret 2021, hasil dari kegiatan ini berupa buku-buku
referensi di Instalasi Farmasi RSUD Kab. Empat Lawang. Tujuannya dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di Instalasi
Farmasi khususnya Apoteker dan asisten apoteker, sehingga dapat
memberikan pelayanan informasi obat yang jelas dari sumber terpercaya.

a. Output

1. Dokumen buku-buku pustaka (MIMS dan ISO)

2. Foto Kegiatan

b. Tahapan Kegiatan
1. Mencari dan mengumpulkan buku-buku pustaka seperti MIMS dan
ISO
Pada tahapan kegiatan ini, penulis mencari dan mengumpulkan
buku-buku yang diperlukan sebagai penunjang untuk kegiatan
Pelayanan Informasi Obat, penulis memilih MIMS dan ISO sebagai
penunjang dikarenakan mudah didapat, ekonomis, dan berkualitas
sebagai penunjang untuk kegiatan Pelayanan Informasi Obat.
2. Mengenalkan buku-buku pustaka seperti ISO dan MIMS kepada
pegawai Instalasi Farmasi
Pada tahapan ini, penulis memperkenalkan dan mempraktekan
cara memakai dan pemanfaatan buku-buku pustaka MIMS dan ISO
Indonesia kepada Asisten Apoteker Instalasi Farmasi RSUD Kab.
Empat Lawang
3. Dokumentasi Kegiatan
10

Gambar 7. Kegiatan mencari dan mengumpulkan buku-buku


pustaka seperti MIMS dan ISO

Gambar 8. Kegiatan mengenalkan buku-buku pustaka seperti


ISO dan MIMS kepada pegawai Instalasi Farmasi
RSUD Kab. Empat Lawang

c. Keterkaitan dengan nilai-nilai mata diklat

1. Akuntabilitas
Penyediaan buku-buku pustaka diperlukan kejelasan sebagai
penunjang PIO untuk pegawai Instalasi Farmasi
11

2. Nasionalisme
Keadilan sosial dapat terwujud dalam kegiatan penyediaan
buku-buku pustaka sebagai penunjang untuk melakukan PIO agar
seluruh masyarakat mendapatkan informasi dan hak yang sama
dalam pelayanan kesehatan
3. Etika Publik
Diperlukan kecermatan dan ketelitian untuk menentukan buku-
buku pustaka sebagai penunjang
4. Komitmen Mutu
Penyediaan buku-buku pustaka bertujuan untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan terkhusus PIO
5. Anti Korupsi
Sikap peduli terhadap pasien dan masyarakat terpresentasi
dalam kegiatan tersebut, serta dilakukan dengan mandiri
6. Pelayanan Publik
Mudah dan murah dalam melakukan kegiatan penyediaan
buku-buku pustaka sebagai penunjang untuk PIO
d. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
Kontribusi Terhadap Visi :
Menjadikan Rumah Sakit yang memberikan pelayanan yang
terbaik, berkualitas, dan profesional karena adanya buku-buku pustaka
sebagai penunjang PIO
Kontribusi Terhadap Misi :
Meningkatkan sarana dan prasarana Rumah Sakit dikarenakan
adanya buku-buku pustaka sebagai penunjang PIO
e. Penguatan nilai-nilai organisasi
Dengan melakukan penyediaan buku-buku pustaka sebagai
penunjang untuk PIO, maka nilai-nilai yang diperkuat yaitu dengan
terpenuhnya hak akan informasi mengenai PIO diharapkan pasien
mendapatkan keamana, selamat, dan sembuh
f. Analisis Dampak
1. Dampak Positif
Menyediakan buku-buku referensi / pustaka di Instalasi Farmasi
12

RSUD Kab. Empat Lawang dapat meningkatkan kualitas sumber


daya manusia yang ada di Instalasi Farmasi. Apoteker dan asisten
apoteker dapat memberikan pelayanan informasi obat yang jelas dari
sumber terpercaya
2. Dampak Negatif
Jika tidak disediakan buku-buku pustaka / referensi untuk
Instalasi Farmasi RSUD Kab. Empat Lawang maka pelayanan
informasi obat yang diberikan kurang didukung oleh pustaka /
referensi yang terpercaya

4. Mencetak poster dan standing banner yang berisi Pelayanan


Informasi Obat untuk RSUD Kab. Empat Lawang
Pada kegiatan ini penulis mencetak poster dan standing banner yang
berisi Pelayanan Informasi Obat pada tanggal 4 – 12 Maret 2021, hasil
dari kegiatan ini berupa poster dan standing banner di area pelayanan
RSUD Kab. Empat Lawang. Poster dan standing banner merupakan
informasi aktif. Tujuannya dapat meningkatkan pengetahuan pasien
mengenai obat atau terapi yang berhubungan dengan obat, tingkat
pengetahuan serta kepedulian pasien mengenai obat akan meningkat
sehingga dapat menunjang penggunaan obat yang rasional.
13

a. Output
1. Foto poster dan standing banner Pelayanan Informasi Obat

Gambar 9. Poster Pelayanan Informasi Obat


14

Gambar 10. Standing banner Pelayanan Informasi Obat


2. Foto Kegiatan
15

Gambar 11. Kegiatan mencari referensi dan mendesain poster dan


standing banner tentang Pelayanan Informasi Obat (PIO)
di RSUD Kab. Empat Lawang

Gambar 12. Kegiatan konsultasi dan menunjukan desain poster dan


standing banner kepada atasan sebelum dicetak
16

Gambar 13. Kegiatan Meletakan poster Pelayanan Informasi Obat di


area pelayanan RSUD Kab Empat Lawang

Gambar 14. Kegiatan meletakan standing banner Pelayanan


Informasi Obat di area pelayanan RSUD Kab Empat
Lawang
17

b. Tahapan Kegiatan
1. Mencari referensi untuk poster dan standing bannernya tentang
PIO
Pada tahapan ini, penulis mengumpulkan materi dan referensi
dari berbagai sumber tentang Pelayanan Informasi Obat untuk
dicetak poster dan standing banner. Kegiatan ini dilakukan pada
tanggal 4 Maret 2021.
2. Mendesain dan mencetak poster dan standing banner tentang
Pelayanan Informasi Obat serta menunjukkan kepada atasan
sebelum dicetak
Pada tahapan ini, penulis mendesain poster dan standing
banner tentang Pelayanan Informasi Obat supaya terlihat menarik
untuk dilihat dan dibaca, kegiatan ini dilakukan pada tanggal 4
Maret 2021.
3. Meletakan poster dan standing banner Pelayanan Informasi Obat di
area pelayanan RSUD Kab Empat Lawang
Pada tahapan ini, penulis menempel dan meletakan poster
dan standing banner Pelayanan Informasi Obat di area pelayanan
RSUD Kab Empat Lawang supaya dapat menambah edukasi
masyarakat

c. Keterkaitan dengan nilai-nilai mata diklat

1. Akuntabilitas
Mencetak poster dan standing banner diperlukan kejelasan dan
tanggung jawab dalam penyampaiaan informasi yang terkandung
dalam isi poster dan standing bannernya

2. Nasionalisme
Keadilan sosial dapat terwujud dalam kegiatan mencetak poster
dan standing banner bila penyampaiaan informasi dari poster dan
standing banner itu mencapai semua kalangan

3. Etika Publik

Diperlukan kecermatan dan ketelitian untuk menentukan isi


18

informasi PIO untuk RSUD Kab. Empat Lawang

4. Komitmen Mutu
Mencetak poster dan standing banner yang berisi Pelayanan
Informasi Obat merupakan inovasi yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RSUD Kab. Empat
Lawang

5. Anti Korupsi
Kegiatan mencetak poster dan standing banner dilakukan
secara mandiri dan bertanggung jawab atas isi informasi PIO yang
dibuat, sikap peduli juga tercermin pada kegiatan tersebut

6. Manajemen ASN
Melaksanakan tugas sebagai Apoteker (ASN) secara
profesional, bertanggung jawab, integritas dalam kegiatan ini
d. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
Kontribusi Terhadap Visi :
Menjadikan Rumah Sakit yang memberikan pelayanan yang
terbaik, berkualitas, dan profesional dikarenakan manfaat poster dan
standing banner
Kontribusi Terhadap Misi :
Meningkatkan sarana dan prasarana Rumah Sakit
dikarenakan adanya poster dan standing banner yang membantu
memberikan Informasi dalam pelayanan
e. Penguatan nilai-nilai organisasi
Dengan melakukan kegiatan mencetak poster dan standing
banner yang berisi PIO,, maka nilai-nilai yang diperkuat yaitu : dengan
terpenuhnya hak akan informasi mengenai PIO melalui poster dan
standing banner diharapkan pasien mendapatkan keamanan, selamat,
dan sembuh.
f. Analisis Dampak
1. Dampak Positif

Mencetak poster dan standing banner yang berisi Pelayanan


19

Informasi Obat merupakan bentuk Pelayanan Informasi Obat secara


aktif. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien
mengenai obat atau terapi yang berhubungan dengan obat. Dengan
dilakukannya kegiatan ini, tingkat pengetahuan dan kepedulian
pasien mengenai obat akan meningkat sehingga dapat menunjang
penggunaan obat yang rasional.

2. Dampak Negatif

Jika kegiatan mencetak poster dan standing banner yang berisi


Pelayanan Informasi Obat tidak dilakukan maka Pelayanan Informasi
Obat yang diberikan hanya bersifat pasif. Tingkat pengetahuan
pasien mengenai obat atau terapi yang berhubungan dengan obat
tidak bertambah sehingga berpotensi menimbulkan kejadian
penggunaan obat yang tidak rasional oleh pasien.

5. Melakukan Sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP)


Pelayanan Informasi Obat kepada pegawai RSUD Kab. Empat Lawang
dan Sosialisasi Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien dan
pegawai RSUD Kab. Empat Lawang

Pada kegiatan ini penulis melakukan sosialisasi Standar Operasional


Prosedur (SOP) Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pegawai RSUD
Kab. Empat Lawang pada tanggal 17 Maret 2021 dan Sosialisasi
Pelayanan Informasi Obat dengan tema “Cerdas Menggunakan Antibiotik”
kepada pasien dan pegawai RSUD Kab Empat Lawang dilakukan pada
tanggal 19 Maret 2021. Tujuannya untuk memberikan pelayanan
kefarmasian yang berorientasi pharmaceutical care atau langsung kepada
pasien, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan
meningkatkan kualitas hidup pasien. Kegiatan ini dapat memperkuat dan
mengoptimalkan pencapaian misi RSUD Kab. Empat Lawang.

a. Output

1. Bahan materi Sosialisasi


20

2. Daftar hadir

3. Soal pre test dan post test

4. Video Sosialisasi

5. Notulensi

6. Terlaksananya kegiatan Sosialisasi

7. Foto kegiatan

b. Tahapan Kegiatan
1. Membuat materi dan daftar hadir Sosialisasi
Pada tahapan kegiatan ini, penulis membuat materi dalam
bentuk power point, materi diambil dari gema cermat (gerakan
masyarakat cerdas menggunakan obat). Penulis juga membuat
daftar hadir Sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pelayanan Informasi Obat dilaksanakan pada tanggal 17 Maret
2021 dan Sosialisasi Pelayanan Informasi Obat (PIO) “Cerdas
Menggunakan Antibiotik” dilaksanakan pada tanggal 19 Maret
2021.
2. Membuka Sosialisasi
Pemateri membuka acara sosialisasi dengan mengucap
salam dan kata sambutan singkat
3. Memberikan soal pretest untuk pasien dan pegawai sebelum
menerima materi Sosialisasi.
Pemateri membagikan soal pretest untuk peserta sosialisasi
sebelum memberikan materi. Waktu untuk pengisian pretest adalah
10 menit.
4. Menyampaikan materi Sosialisasi
Pemateri memberikan materi Sosialisasi, waktu pemberian
materi adalah 20 menit
5. Melakukan sesi tanya jawab dengan pasien dan pegawai
Sesi Tanya jawab peserta dibatasi hanya 4 penanya dari
peserta Sosialisasi
6. Memberikan soal post test untuk pasien dan pegawai setelah
21

menerima materi Sosialisasi


Pemateri membagikan soal post test untuk peserta sosialisasi
setelah diberikan materi. Waktu untuk pengisian post test adalah 10
menit.
7. Mengumpulkan notulensi kegiatan Sosialisasi.
Pemateri mengumpulkan notulensi kegiatan. Notulensi
berisikan tempat, hari/tanggal, pemateri, peserta, susunan acara,
pertanyaan dan jawaban untuk sesi tanya jawab.
8. Menutup kegiatan Sosialisasi
Pemateri menutup acara sosialisasi dengan mengucap salam
dan kata penutup singkat
9. Dokumentasi kegiatan
Pada tahapan ini, penulis mendokumentasikan setiap kegiatan
berupa foto, video, dan dokumen

Gambar 15. Kegiatan Sosialisasi Standar Operasional Prosedur


(SOP) pada Pelayanan Informasi Obat di RSUD
Kab. Empat Lawang
22

Gambar 16. Kegiatan Sosialisasi Pelayanan Informasi Obat


“Cerdas Menggunakan Antibiotik” di RSUD Kab.
Empat Lawang

c. Keterkaitan dengan nilai-nilai mata diklat’


1. Akuntabilitas
Kegiatan Sosialisasi Pelayanan Informasi Obat dapat
menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan rasa tanggung jawab untuk
terus mengedukasi pasien, serta kepercayaan pasien dan pegawai
lain, kejelasan dalam pemberian materi juga diperlukan
2. Nasionalisme
Sosialisasi PIO menggambarkan diskusi tanya jawab yang
mengedepankan musyawarah mufakat
3. Etika Publik
Sosialisasi PIO dilakukan dengan menggunakan bahasa yang
sopan dan disampaikan dengan jujur dan bertanggung jawab
4. Komitmen Mutu
Sosialisasi PIO dilakukan dengan kreatif dan berorientasi pada
peningkatan mutu pelayanan kefarmasian
23

5. Anti Korupsi
Berani tampil di depan pasien untuk memberikan Sosialisasi
Pelayanan Informasi Obat. Sosialisasi PIO merupakan tanggung
jawab apoteker untuk meningkatkan pengetahuan pasien mengenai
penggunaan obat.
6. Pelayanan Publik
Sosialisasi PIO merupakan partisipatif pasien dan pegawai
RSUD Kab. Empat Lawang
d. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
Kontribusi Terhadap Visi :
Menjadikan Rumah Sakit yang memberikan pelayanan yang
terbaik, berkualitas, dan profesional tercipta karena pasien diharapkan
lebih paham akan penggunaan obat
Kontribusi Terhadap Visi :
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dengan sosialisasi
PIO kepada pegawai RSUD Kab. Empat Lawang
e. Penguatan nilai-nilai organisasi
Dengan melakukan kegiatan sosialisasi PIO, maka nilai-nilai yang
diperkuat yaitu diharapkan pasien dan pegawai lebih mengetahui dan
paham tentang penggunaan obat yang baik dan benar sehingga
menimbulkan keamanan, selamat, dan kesembuhan untuk pasien)
f. Analisis Dampak
1. Dampak Positif

Sosialisasi Pelayanan Informasi Obat bertujuan untuk


memberikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi
pharmaceutical care atau langsung kepada pasien. Adanya interaksi
langsung antara Apoteker dan pasien dapat meningkatkan
pengetahuan pasien sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien. Kegiatan ini dapat memperkuat dan mengoptimalkan
pencapaian misi RSUD Kab. Empat Lawang

2. Dampak Negatif
Apabila kegiatan sosialisasi Pelayanan Informasi Obat ini tidak
24

dilakukan, maka pelayanan kefarmasian yang dilakukan hanya drug


oriented atau pelayanan yang hanya berfokus pada mutu sediaan
obat yang diberikan. Sehingga tidak ada interaksi langsung antara
apoteker dan pasien dan tidak ada upaya untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien.

6. Evaluasi kemampuan pasien dan pegawai setelah menerima


Sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Sosialisasi
Pelayanan Informasi Obat (PIO).
Pada kegiatan ini penulis melakukan evaluasi kemampuan pasien
dan pegawai setelah menerima Sosialisasi Standar Operasional Prosedur
(SOP) pada tanggal 17 Maret 2021 dan Sosialisasi Pelayanan Informasi
Obat (PIO) pada tanggal 19 Maret 2021. Tujuannya untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh kegiatan sosialisasi yang dilakukan terhadap
pengetahuan pasien RSUD Kab. Empat Lawang terutama mengenai obat,
sehingga dapat memberikan gambaran untuk perbaikan dan peningkatan
kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya.
a. Output
1. Hasil pre test dan post test peserta sosialisasi.
2. Analisis perbandingan hasil pre test dan post test peserta sosialisasi
b. Tahapan Kegiatan
1. Mengumpulkan hasil pretest dan post test peserta sosialisasi
Pada tahapan ini, penulis mengumpulkan serta mengoreksi pre
test dan post test peserta sosialisasi
2. Menghitung rata-rata hasil pre test dan post test peserta sosialisasi.
Penulis menghitung nilai pretest dan post test peserta
sosialisasi, kemudian dihitung nilai rata- ratanya.
3. Menganalisa hasil evaluasi dengan membandingkan hasil pre test
dan post test peserta sosialisasi.
Dilakukan analisa hasil evaluasi hasil pre test dan post test
peserta sosialisasi, jika nilai pre test peserta sosialisasi lebih kecil
dibandingkan nilai post test sosialisasi hal ini menandakan sosialisasi
berhasil dilakukan dan peserta diharapkan telah memahami Standar
25

Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan


cerdas dalam menggunakan Antibiotik. Sedangkan jika nilai pre test
peserta lebih besar dibandingkan nilai post test, maka sosialisasi
dianggap gagal, sehingga peserta kurang memahami materi yang
telah disampaikan.

c. Keterkaitan dengan nilai-nilai mata diklat

1. Akuntabilitas
Bertanggung jawab melakukan evaluasi dari kegiatan
Sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Informasi
Obat dan Sosialisasi Pelayanan Informasi Obat (PIO).

2. Nasionalisme

Hasil evaluasi memberikan gambaran tentang kegiatan


Pelayanan Informasi obat yang diberikan, dan informasi yang didapat
oleh pegawai bisa diterapkan secara bijak sesuai sila ke 4

3. Etika Publik
Dapat mengevaluasi pelayanan secara cermat, teliti, dan jujur

4. Komitmen Mutu

Hasil evaluasi dapat digunakan untuk peningkatan mutu


pelayanan kefarmasian

5. Anti Korupsi
Kegiatan evaluasi dilakukan dengan jujur merupakan wujud
nilai anti korupsi.

6. Pelayanan Publik

Hasil evaluasi dilakukan dengan transparansi dan efisien


d. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
Kontribusi Terhadap Visi :
Menjadikan Rumah Sakit yang memberikan pelayanan yang
terbaik, berkualitas, dan profesional, dan diharapkan hasil evaluasinya
sangat baik sehingga visi tercapai
Kontribusi Terhadap Misi :
26

Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit, dengan melihat hasil


evaluasi dan dapat menentukan cara pelayanan yang lebih efektif lagi
e. Penguatan nilai-nilai organisasi
Dengan mengevaluasi kemampuan pasien dan pegawai dari
sosialisasi, maka nilai-nilai yang diperkuat yaitu diharapkan pasien dan
pegawai lebih mengetahui dan paham tentang penggunaan obat yang
baik dan benar sehingga menimbulkan keamanan, selamat, dan
kesembuhan untuk pasien
f. Analisis Dampak
1. Dampak Positif
Kegiatan evaluasi kemampuan peserta setelah menerima
sosialisasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
kegiatan sosialisasi yang dilakukan terhadap pengetahuan pegawai
dan pasien RSUD Kab. Empat Lawang terutama mengenai obat.
Jika kegiatan evaluasi ini dilakukan maka dapat memberikan
gambaran untuk perbaikan dan peningkatan kegiatan yang akan
dilakukan selanjutnya. Hasil analisa yang dilakukan dengan
melakukan perbandingan rata-rata nilai peserta Pre Test dan Post
Test Sosialisasi “Standar Operasional Prosedur (SOP) pada
Pelayanan Informasi Obat (PIO)”, Rata-rata hasil pre test peserta
yaitu sebesar 4,9 sementara rata-rata hasil post test peserta yaitu
8,54. Dan perbandingan rata-rata nilai peserta Pre Test dan Post
Test Sosialisasi Pelayanan Informasi Obat “Cerdas Menggunakan
Antibiotik”. Rata-rata hasil pre test peserta yaitu sebesar 5,22
sementara rata-rata hasil post test peserta yaitu 7,89. Hal ini
menunjukkan bahwa Sosialisasi yang diberikan kepada peserta
berpengaruh meningkatkan hasil post test peserta.
2. Dampak Negatif
Jika kegiatan evaluasi kemampuan pasien setelah
menerima sosialisasi tidak dilakukan maka tidak akan ada
gambaran hasil dari kegiatan yang dilakukan, sehingga
perbaikan dan peningkatan kegiatan yang akan dilakukan
selanjutnya berpotensi untuk tidak dilakukan.
27

B. Capaian Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi yang telah dirancang dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat waktu. Terdapat beberapa perubahan jadwal kegiatan dan
kendala-kendala selama proses aktualisasi, namun dengan koordinasi dan
bantuan dari coach, mentor, serta rekan kerja di RSUD Kab. Empat Lawang
akhirnya kegiatan Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) pada
Pelayanan Informasi Obat (PIO) di RSUD Kabupaten Empat Lawang dapat
teraktualisasi seluruhnya.
Pelaksanaan aktualisasi dan habituasi ini dilaksanakan selama off
campus 40 hari dari tanggal 23 Februari sampai dengan 3 April 2021. Semua
kegiatan habituasi ini diharapkan mampu untuk mendukung visi dan misi serta
memperkuat nilai-nilai yang terdapat pada RSUD Kab. Empat Lawang. Berikut
capaian dari kegiatan Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) pada
Pelayanan Informasi Obat (PIO) di RSUD Kabupaten Empat Lawang:
el 6. Capaian kegiatan aktualisasi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Waktu Persentas Persentase Nilai Dasar Profesi Output Ke
Pelaksanaan e Capaian Capaian PNS dan Kedudukan
Kegiatan Tahapan dan Peran PNS dalam 28
(%) (%) NKRI yang terkait
Melakukan 1. Melaporkan 23 Februari- 100% 100% Akuntabilitas : 1. Surat tugas Terca
koordinasi rancangan 2 Maret Diperlukan kejelasan menjalankan
rancangan aktualisasi dan 2021 untuk memaparkan kegiatan rancangan
aktualisasi kegiatan- kegiatan rancangan aktualisasi aktualisasi
dengan yang akan dan kegiatan yang 2. Lembar
Mentor dikerjakan di akan dilakukan. Dalam persetujuan
RSUD Kab. koordinasi dengan melakukan
Empat Lawang. atasan dibutuhkan kegiatan aktualisasi
2. Meminta tanggung jawab, 3. Foto kegiatan
persetujuan sehingga pelaksanaan konsultasi
melakukan aktualisasi dapat
kegiatan dimulai dengan baik.
aktualisasi Nasionalisme :
Kegiatan koordinasi
dengan atasan
merupakan wujud
pelaksanaan
musyawarah mufakat
dalam pelaksanaan
kegiatan aktualisasi.
Etika Publik :
Kegiatan koordinasi
dengan atasan
merupakan cara untuk
menghargai atasan
dengan komunikasi
yang santun dan
kerjasama dengan
atasan.
Komitmen Mutu :
Bekerjasama agar
kegiatan dapat
berlangsung dengan
baik dan lancar agar
kegiatan yang akan
dilakukan selesai tepat
waktu dan semua
berkas yang diperlukan
dapat diperoleh
(efektif dan efisien)
Anti Korupsi :
Jujur, mandiri, dan
berani dalam
mengemukakan
gagasan dan ide
terhadap segala
kegiatan serta
bertanggung jawab
atas semua kegiatan
yang akan dilakukan
Manajemen ASN:
Melaksanakan tugas
sebagai Apoteker
(ASN) secara
profesional,
bertanggung jawab,
integritas dalam
menyampaikan ide.
Mencari 1. Mencari dan 3 Maret-8 100% 100% Akuntabilitas : 1. Dokumen SOP Terca
referensi dan mengumpulkan Maret 2021 Diperlukan kejelasan 2. Blangko Formulir
membuat referensi SOP dalam menyusun PIO
Standar tentang rancangan SOP dan 3. Foto Kegiatan
Operasional Pelayanan formulir PIO serta
Prosedur Informasi Obat tanggung jawab dan
(SOP) serta 2.Telaah SOP integritas dalam
Formulir 3. Menyusun pelaksanaannya
Pelayanan rancangan SOP Nasionalisme :
29
30

C. Kendala Dalam Pelaksanaan Aktualisasi Dan Solusinya


Berikut adalah kendala-kendala dalam pelaksanaan saat aktualisasi nilai-nilai
pada habituasi dan Solusinya.
Tabel 6. Kendala dalam pelaksanaan aktualisasi dan Solusinya
No Kendala Solusi
1. Keterbatasan dan izin untuk Menjalin komunikasi dengan
tempat melakukan pimpinan, mentor dan kepala
sosialisasi karena adanya ruangan, apabila memungkinkan
protokol kesehatan sosialisasi dilakukan di aula dengan
menerapkan protokol kesehatan
2. Adanya biaya yang harus Berkoordinasi dengan Mentor
dikeluarkan untuk
melakukan
aktualisasi
3. Penyelesaian kegiatan yang tidak Harus segera melakukan
sesuai jadwal pelaksanaan sesuai jadwal tanpa
menunda-nunda

Anda mungkin juga menyukai