Anda di halaman 1dari 6

PENGELOLAAN LIMBAH B3 INFEKSIUS TAJAM

DAN NON TAJAM DI PELAYANAN VAKSINASI


COVID-19

No. Dokumen : /SOP/UKP/2021

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 21 Januari 2021

Halaman : 2

PUSKESMAS dr.Marlia Refianti,M.Kes


KAMPUS
197903092007012020

1. Pengertian - Limbah B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah Sisa suatu usaha atau
kegiatan yang yang selanjutnya di singkat B3 adalah Zat, energy dan/atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan atau merusak
lingkungan hidup dan membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta
kelangsungan hidup manusia dan mahluk lain.
- Limbah Infeksius tajam dan non tajam adalah hasil buangan akibat
akivitas manusia yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan baik rumah
sakit, puskesmas, atau sarana lain yang terdiri dari limbah benda tajam
dan non tajam yang berisiko menginfeksi.
-
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Pengelolaan limbah B3 Infeksius
tajam dan non tajam di pelayanan vaksinasi Covid-19
3. Kebijakan - SK Kepala Puskesmas Kampus Nomor : 445/ /KAMPUS/2021 tentangJenis
Pelayanan Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas di Puskesmas
Kampus masa pandemic Covid 19

4. Referensi  Permen LHK No. 56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah B3 di Fasyankes.
 Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Nomor: HK.02.02/4/ 1 /2021 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Diease
2019 (COVID-19)
 Permenkes No 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas

5. Alat dan APD


Bahan 1. Topi/helm
2. Masker
3. Pelindung mata
4. Pakaian panjang (coverall)
5. Apron untuk industri
6. Pelindung kaki/sepatu boot
7. Sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty glove).
6. Langkah- 1. Lakukan pemisahan limbah berdasarkan jenis limbah yaitu :
langkah
a. Limbah medis infeksius tajam
b. Limbah medis infeksius tidak tajam

2. Terhadap limbah medis infeksius tajam :


a) Semua Auto Disable syringe (ADS) yang telah digunakan
dimasukkan ke dalam safety box.
b) Setelah safety box terisi ¾ penuh safety box diberi label, nama
fasilitas pelayanan kesehatan dan tanggal pelayanan.
c) Safety box harus tertutup
d) Safety box harus diletakkan ditempat yang aman jauh dari jangkauan
anak-anak dan masyarakat.
e) Safety box dimasukan kedalam Container penampungan Limbah B3
f) Safety box dapat juga dibakar dengan incinerator Double Chamber
dan wajib diserahkan paling lama 2 hari sejak dihasilkan kepada
pemegang izin pengelola limbah B3.
g) Apabila safety box masih akan disimpan sebelum dilakukan
pengangkutan limbah B3 oleh fasilitas pengelolaan limbah B3 yang
memiliki izin maka safety box dapat disimpan 2 hari pada temperatur
> 0° C, dan 90 hari pada temperatur ≤ 0° C sejak limbah dihasilkan.

1. Terhadap limbah medis infeksius non tajam


a) Kelompok limbah medis non tajam seperti; vial vaksin, alkohol swab,
kapas, masker medis, sarung tangan dimasukkan kedalam kantong
plastik khusus. Limbah medis atau kantong plastik biasa yang diberi
tanda/ label (‘Limbah Medis’).
b) Khusus untuk vial vaksin gunakan kantong plastik yang berbeda
jangan dicampur dengan limbah medis infeksius non tajam lainnya.
c) Apabila terdapat sisa vaksin dalam vial, keluarkan cairan vaksin,
masukkan dalam tangki disinfektan (Kiling Tank) untuk kemudian
dialirkan ke Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
d) Botol vial dikosongkan.
e) Botol vial dapat dikubur dalam bak beton, dengan syarat bak beton
memiliki kedalaman minimal 1,5 meter dengan lebar 2x2 meter dan
penutup bak beton harus kuat dan aman.
f) Botol Vial dapat juga dibakar dengan incinerator Double Chamber dan
wajib diserahkan paling lama 2 hari sejak dihasilkan kepada pemegang
izin pengelola limbah B3.
g) Apabila Botol vial masih akan disimpan sebelum dilakukan
pengangkutan limbah B3 oleh fasilitas pengelolaan limbah B3 yang
memiliki izin maka botol vial dapat disimpan 2 hari pada temperatur >
0° C, dan 90 hari pada temperatur ≤ 0° C sejak limbah dihasilkan.
h) Untuk menghindari kebocoran wadah kosong dan kemasan vaksin
kejalur ilegal, penyerahan limbah disertai dengan Berita Acara
penyerahan/pemusnahan .

7. Diagram
Alir Petugas menggunakan APD

Petugas melakukan pemilahan


limbah

Limbah medis infeksius


tajam Limbah medis
infeksius non tajam

Semua Auto Disable syringe


Kelompok limbah medis non tajam seperti;
(ADS) yang telah digunakan
vial vaksin, alkohol swab, kapas, masker
dimasukkan ke dalam safety
medis, sarung tangan dimasukkan kedalam
box.
kantong plastik khusus. Limbah medis atau
kantong plastik biasa yang diberi tanda/
Setelah safety box terisi ¾ label (‘Limbah Medis’).
penuh safety box diberi label,
nama fasilitas pelayanan
kesehatan dan tanggal Khusus untuk vial vaksin gunakan
pelayanan. kantong plastik yang berbeda jangan
dicampur dengan limbah medis infeksius
non tajam lainnya.
Safety box harus
tertutup
Apabila terdapat sisa vaksin dalam vial,
keluarkan cairan vaksin, masukkan dalam
Safety box harus tangki disinfektan (Kiling Tank) untuk

diletakkan ditempat kemudian dialirkan ke Instalasi Pengelolaan


Air Limbah (IPAL).
yang aman jauh dari
jangkauan anak-anak
dan masyarakat. Botol vial dikosongkan.
Botol vial dapat dikubur dalam bak beton,
dengan syarat bak beton memiliki
Safety box dapat juga dibakar kedalaman minimal 1,5 meter dengan lebar
dengan incinerator Double 2x2 meter dan penutup bak beton harus kuat
Chamber dan wajib diserahkan
dan aman.
paling lama 2 hari sejak
dihasilkan kepada pemegang izin
pengelola limbah B3.
Apabila safety box masih akan disimpan Botol Vial dapat juga dibakar dengan
sebelum dilakukan pengangkutan incinerator Double Chamber dan wajib
limbah B3 oleh fasilitas pengelolaan diserahkan paling lama 2 hari sejak dihasilkan
limbah B3 yang memiliki izin maka
kepada pemegang izin pengelola
safety box dapat disimpan 2 hari pada
limbah B3.
temperatur > 0° C, dan 90 hari pada
temperatur ≤ 0° C sejak limbah
dihasilkan.

Selesai

8. Unit Terkait Pelayanan Imunisasi


9. Rekaman historis Perubahan

KONSELING PENYAKIT DIARE 2

No. Dokumen : 250/ DT /KAMPUS/2020


No. Revisi : 00
DAFTAR
TanggalTerbit : 28 Mei 2020
TILIK
PUSKESMAS Halaman :1
KAMPUS

No Langkah Kegiatan Ya Tidak


1 Apakah Petugas menggunakan APD
2 Apakah Petugas menjaga jarak
3 Apakah Petugas menerima menerima rurukan antar unit/poli
4 Apakah petugas memanggil sesuai urutan pasien yang datang
5 Apakah Petugas mencocokan identitas pasien./klein
6 Apakah Petugas memberikan konseling Penyakit Diare
dengan nenanyakan 7 IKL Penyakit diare
7 Apakah Petugas penyimpulkan dan mencari pemecahan masalah
serta
Penyuluhan

CR..................... % Palembang, .............................


Penilai/Auditor,

(..............................................)

1
1

Anda mungkin juga menyukai