Anda di halaman 1dari 45

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik

pengumpulan data melalui pengamatan langsung (observasi), wawancara

mendalam (depth interview), penyebaran angket (questioner) dan studi

kepustakaan. Penyajian analisis dilakukan secara formal (dalam bentuk

tabel) maupun informal (naratif). Analisis SWOT dipergunakan untuk

mengidentifikasi kondisi internal, berupa kekuatan (strengths) dan

kelemahan (weakneses) yang dimiliki Kecamatan Leitimur Selatan,

serta situasi eksternal, berupa peluang (opportunities) dan ancaman

(threats) yang berpengaruh terhadap upaya merumuskan strategi

Perencanaan dan pengembangan industri pariwisata di Kecamatan

Leitimur Selatan. Sedangkan analisis QSPM untuk menentukan prioritas

strategi pengembangan yang dihasilakan oleh analisis SWOT untuk

digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan pengembangan industri

pariwisata Kecamatan Leitimur Selatan.

5.1.1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode :

1. Survei observasi (observational surveys)

Teknik observasi pengamatan secara langsung menjadi sangat penting

karena dilakukan dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk

mengamati secara jelas aktifitas dan prilaku, lingkungan, serta gambaran

umum lokasi penelitian, yaitu pengumpulan data dengan

mengadakan

pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh


gambaran
60
61
61

yang jelas tentang potensi keberadaan Kecamatam Leitimur Selatan

sebagai daya tarik wisata.

2. Wawancara mendalam (indepth interview)

Wawancara merupakan metode pengumpulan data untuk memperoleh

informasi dengan mewawancarai responden secara langsung. Metode ini

bisa dilakukan dengan terstruktur ataupun tidak terstruktur, tatap muka

langsung, dan melalui telepon atau online. Wawancara dilakukan terhadap

informan yang memiliki informasi dan pengetahuan yang luas dan

mendalam berkaitan dengan penelitian (Marzuki, 1977:62). Informan

dalam penelitian ini adalah Kepala Kecamatan Leitimur Selatan, Staf

Bappeda Kota Ambon, Staff Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan

Olah Raga Kota Ambon, dan tokoh masayarakat di Kecamatan Leitimur

Selatan yang sekaligus sebagai praktisi pariwisata.

3. Penyebaran angket (questionnaires)

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan

sebelumnya, untuk dijawab oleh responden. Disebarkan kuesioner

bertujuan untuk mengetahui pendapat wisatawan mengenai potensi

pariwisata yang ada di Kecamatan Leitimur Selatan kepada wisatawan

yang berkaitan dengan faktor internal maupun eksternal.

4. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder

yang dijadikan landasan teoritis serta sebagai pedoman untuk melakukan

penelitian (Marzuki, 1977:64). Studi kepustakaan ini dilakukan ke berbagai

sumber data seperti: Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga

Kota Ambon berupa data kepariwisataan di Kota Ambon, serta

pengumpulan data dari berbagai buku dan hasil penelitian terdahulu


sebagai referensi dan landasan pelaksanaan studi
kepustakaan.

5. Studi dokumentasi (documentation studys)

Merupakan teknik pengumpulan data dengan menelusuri dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan penelitian seperti brosur, monografi

wilayah, dan termasuk pula pengambilan gambar sebagai bukti

pelaksanaan penelitian.

5.1.2. Karakteristik Responden

Pada awal penelitian, kuesioner yang disiapkan sejumlah 100 buah untuk

wisatawan yang menikmati pariwisata di Kecamatan Leitimur Selatan. Akan

tetapi, pada pelaksanaan lebih lanjut, penyesuaian jumlah kuesioner yang

dikembalikan cuma berjumlah 80 buah. Sehingga hanya diperoleh 80 responden.

Dari 80 kusioner tersebut diperoleh data awal mengenai jenis kelamin dan

umur. Berdasarkan jenis kelamin, peneliti berusaha mencari keseimbangan

dalam melakukan pendekatan kepada wisatwan yang menikmati pariwisata di

kawasan Leitimur Selatan. Data responden yang menikmati pariwisata di

Kecamatan Leitimur Selatan (lihat lampiran 3), sesuai Tabel 5.1 adalah

didominasi oleh kaum laki-laki dengan total (49,43 %) dan kaum perempuan

dengan total (40,57 %).

Tabel 5.1
Jenis Kelamin Wisatawan yang Menikmati Pariwisata di Kecamatan
Leitimur Selatan
Jenis Kelamin Jumlah %
Laki-laki 43 49,43
Perempuan 37 40,57
Jumlah 80 100
Sumber : data diolah

Berdasarkan usia wisatawan yang berkunjung dan menikmati dan

menikmati pariwisata di Kecamatan Leitimur Selatan berdasarkan

pengelompokan tingkatan usia adalah sebagai berikut usia yang paling sering

melakukan kegiatan wisata terbesar di Kecamatan Leitimur Selatan adalah


wisatawan yang berusia 36-50 tahun (lihat lampiran 3), sebesar (33,75 %) dan

yang terkecil adalah pada usia ≤ 25 tahun dengan nilai sebesar (20 %).

Tabel 5.2
Pengelompokan Wisatawan Berdasarkan Usia
Pengelompokan umur Jumlah %
≤ 25 16 20
26 – 35 23 28,75
36 -50 27 33,75
≥ 50 17 21,25
Sumber : data diolah

Dalam penelitian ini dikemukakan juga karakteristik wisatawan berdasarkan

klasifikasi jenis pekerjaan (profesion). Berdasarkan klasifikasi jenis pekerjaan,

karaketristik responden ditunjukkan sesuai tersaji pada Tabel. 5.2.

Tabel 5.3
Klasifikasi Wisatawan Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Jumlah Orang %
PNS 21 26,25
Swasta 18 22,50
Pedagang 13 16,25
Mahasiswa 14 17,50
POLRI/TNI 6 7,50
Pensiunan 10 12,50
80 100
Sumber : data diolah

Data pada Tabel 5.3 menunjukkan bahwa berdasarkan jenis pekerjaan,

responden/wisatawan memiliki tujuh (7) klasifikasi jenis pekerjaan (lihat lampiran

3) . Responden yang jenis pekerjaannya adalah PNS merupakan yang terbanyak

dengan total persentase sebanyak (26,25 %) dari keseluruhan responden. Posisi

jumlah responden selanjutnya ditempati oleh wisatawan dengan jenis pekerjaan

Swasta sebanyak 18 orang (22,50%). Responden yang berprofesi

sebagaimahasiswa sebanyak 14 orang (17,50 %). Responden berprofesi sebagai

pedagang dengan jumlah yaitu 13 responden (16,25%). Posisi ke 5 dengan

jumlah responden 6 orang (7,5%) adalah wisatawan Inggris di ikuti oleh

responden dengan profesi sebagai pensiunan dengan jumlah 10 orang (12,50%).

Responden dengan profesi POLRI/TNI merupakan wisatawan yang paling sedikit

melakukan kegiatan wisata di Kecamatan Leitimur selatan dengan jumlah 6 orang

(7,50%).
Selanjutnya, akan ditampilkan pendapat responden yang menikmati

pariwisata diKecamatan Leitimur Selatan. Pada Tabel 5.4 dibawah ini wisatawan

yang menikmati pariwisata di Kecamatan Leitimur Selatan atau 62 responden

dari 80 responden(77,50 %) menyatakan bahwa tempat wisata di Kecamatan

Leitimur Selatan sangat indah . Dan sisanya sebanyak 18 responden (22,50 % )

menyatakan indah dan tidak ada responden yang menyatakan amat tidak indah

dan sangat tidak indah (lihat lampiran 3).

Tabel 5.4
Pendapat Wisatawan Mengenai Tempat Wisata
Di Kecamatan Leitimur Selatan
Pendapat Wisatawan Jumlah %
Sangat Indah 62 77,50
Indah 18 22,50
Tidak Indah - -
Sangat Tidak Indah - -
80 100
Sumber : data diolah

Berikut ini, akan ditampilkan pendapat responden mengenai fasilitas

pendukung pariwisata di Kecamatan Leitimur Selatan (lihat lampiran 3). Pada

Tabel 5.5 dibawah ini wisatawan yang menikmati pariwisata di Kecamatan

Leitimur Selatan atau 1 responden dari 80 responden (1,25 %) menyatakan

bahwa fasilitas pendukung wisata di Kecamatan Leitimur Selatan sangat baik .

Dan sebanyak 29 responden (36,25 %) menyatakan baik,sebanyak 39 responden

(48,75 %) dan sisanya 11 responden yang menyatakan sangat tidak baik (13,75

%).

Tabel 5.5
Pendapat Wisatawan Mengenai Fasilitas Pendukung Wisata
Di Kecamatan Leitimur Selatan
Pendapat Wisatawan Jumlah %
Sangat Baik 1 1,25
Baik 29 36,25
Tidak Baik 39 48,75
Sangat Tidak Baik 11 13,75
80 100
Sumber : Data diolah

Selanjutnya, akan ditampilkan pendapat responden mengenai informasi

tentang lokasi pariwisata diKecamatan Leitimur Selatan (lihat lampiran 3). Pada
Tabel 5.6 dibawah ini wisatawan yang menikmati pariwisata di Kecamatan

Leitimur Selatan tentang informasi 1 responden dari 80 responden (1,25 %)

menyatakan bahwa informasi tentang pariwisata di Kecamatan Leitimur Selatan

sangat baik . Dan sebanyak 23 responden (28,75 %) menyatakan baik,sebanyak

41 responden (50,25 %) dan sisanya 15 responden yang menyatakan sangat

tidak baik (18,75 %).

Tabel 5.6
Pendapat Wisatawan Tentang informasi Wisata
Di Kecamatan Leitimur Selatan
Pendapat Wisatawan Jumlah %
Sangat Baik 1 1,25
Baik 23 28,75
Tidak Baik 41 50,25
Sangat Tidak Baik 15 18,75
80 100
Sumber : data diolah

Di bawah ini, akan ditampilkan pendapat responden mengenai kualitas

pelayanan tentang lokasi pariwisata di Kecamatan Leitimur Selatan (lihat

lampiran 3). Pada Tabel 5.7 dibawah ini wisatawan yang menikmati pariwisata di

Kecamatan Leitimur Selatan tentang kualitas pelayanan, 13 responden dari 80

responden (16,25 %) menyatakan bahwa kualitas pelayanan pariwisata di

Kecamatan Leitimur Selatan sangat baik. Dan sebanyak 55 responden (68,75 %)

menyatakan baik, dan sisanya sebanyak 12 responden (15 %).

Tabel 5.7
Pendapat Wisatawan Mengenai Kualitas Pelayanan Wisata
Di Kecamatan Leitimur Selatan
Pendapat Wisatawan Jumlah %
Sangat Baik 13 16,25
Baik 55 68,75
Tidak Baik 12 15
Sangat Tidak Baik - -
80 100
Sumber : data diolah

Dibawah ini, akan ditampilkan pendapat responden mengenai infrastruktur

transportasi dan jalan pada lokasi pariwisata diKecamatan Leitimur Selatan (lihat

lampiran 3). Pada Tabel 5.8 dibawah ini pendapat wisatawan yang menikmati
pariwisata di Kecamatan Leitimur Selatan tentang infrastruktur transportasi dan

jalan, 1 responden dari 80 responden (1,25%) menyatakan bahwa kualitas

pelayanan pariwisata di Kecamatan Leitimur Selatan sangat baik . Dan

sebanyak 17 responden (21,25%) menyatakan baik, sebanyak 39

responden/wisatawan (48,75) menyatakan tidak baik dan sisanya sebanyak 23

responden (28,75%) menyatakan sangat tidak baik.

Tabel 5.8
Pendapat Wisatawan Mengenai Infrastruktur Transportasi dan Jalan Di
Kecamatan Leitimur Selatan
Pendapat Wisatawan Jumlah %
Sangat Baik 1 1,25
Baik 17 21,25
Tidak Baik 39 48,25
Sangat Tidak Baik 23 28,75
80 100
Sumber : data diolah

Berikut ini, akan ditampilkan pendapat responden mengenai kebersihan

pada lokasi pariwisata diKecamatan Leitimur Selatan (lihat lampiran 3). Pada

Tabel 5.9 dibawah ini pendapat wisatawan yang menikmati pariwisata di

Kecamatan Leitimur Selatan tentang kebersihan dilokasi wisata, 13 responden

dari 80 responden (16,75%) menyatakan bahwa kualitas pelayanan pariwisata di

Kecamatan Leitimur Selatan sangat baik. Dan sebanyak 47 responden (58,25%)

menyatakan baik, dan sebanyak 20 responden/wisatawan (25 % ) menyatakan

tidak baik.

Tabel 5.9
Pendapat Wisatawan Mengenai Kebersihan Lokasi Wisata
Di Kecamatan Leitimur Selatan
Pendapat Wisatawan Jumlah %
Sangat Baik 1 1,25
Baik 17 21,25
Tidak Baik 39 48,25
Sangat Tidak Baik 23 28,75
80 100
Sumber : data diolah

Selanjutnya, akan ditampilkan pendapat responden mengenai keamanan

dan keramahan pada lokasi pariwisata di Kecamatan Leitimur Selatan. Pada


Tabel 5.10 dibawah ini pendapat wisatawan yang menikmati pariwisata di

Kecamatan Leitimur Selatan tentang keamanan dan keramahan dilokasi wisata,

48 responden dari 80 responden (59,50%) menyatakan bahwa kondisi keamanan

dan keramahan pariwisata di Kecamatan Leitimur Selatan sangat baik. Dan

sebanyak 32 responden (40,50 %) menyatakan baik (lihat lampiran 3).

Tabel 5.10
Pendapat Wisatawan Mengenai Kebersihan Lokasi Wisata
Di Kecamatan Leitimur Selatan
Pendapat Wisatawan Jumlah %
Sangat Baik 48 59,50
Baik 32 40,50
Tidak Baik - -
Sangat Tidak Baik - -
80 100
Sumber : data diolah

Pendapat responden mengenai pengelolaan pariwisata di Kecamatan

Leitimur Selatan (lihat lampiran 3). Pada Tabel 5.11 dibawah ini pendapat

wisatawan yang menikmati pariwisata di Kecamatan Leitimur Selatan tentang

pengelolaannya, 1 responden dari 80 responden (1,25%) menyatakan bahwa

pengelolaan pariwisata di Kecamatan Leitimur Selatan sangat baik . Dan

sebanyak 11 responden (13,75%) menyatakan baik,sebanyak 57

responden/wisatawan menyatakan tidak baik (71,25%) dan sisanya sebanyak 11

responden menyatakan sangat tidak baik (13,75 % ).

Tabel 5.11
Pendapat Wisatawan Mengenai Pengelolaan Lokasi Wisata
Di Kecamatan Leitimur Selatan
Pendapat Wisatawan Jumlah %
Sangat Baik 1 1,25
Baik 11 13,75
Tidak Baik 57 71,25
Sangat Tidak Baik 11 13,75
80 100
Sumber : data diolah

Pendapat responden mengenai pengelolaan pariwisata diKecamatan

Leitimur Selatan (lihat lampiran 3). Pada Tabel 5.12 dibawah ini pendapat

wisatawan yang menikmati pariwisata di Kecamatan Leitimur Selatan tentang


pengelolaannya, 12 responden dari 80 responden (15%) menyatakan bahwa

pengelolaan pariwisata di Kecamatan Leitimur Selatan sangat baik. Dan

sebanyak 38 responden (47%) menyatakan setuju, sebanyak 21

responden/wisatawan menyatakan tidak setuju (26,75%) dan sisanya sebanyak 9

responden menyatakan sangat tidak baik (11,25 %).

Tabel 5.12
Pendapat Wisatawan Mengenai Campurtangan Swasta dalam
Pengelolaan Lokasi Wisata Di Kecamatan Leitimur Selatan
Pendapat Wisatawan Jumlah %
Sangat Baik 48 59,50
Baik 32 40,50
Tidak Baik - -
Sangat Tidak Baik - -
80 100
Sumber : data diolah

5.1.3. Lokasi Penelitian

5.1.3.1 Letak dan Kondisi Geografis, Topografi dan Geologis.

Kecamatan Leitimur Selatan adalah salah satu kecamatan di kota Ambon

yang berada pada posisi 2°57' LU-3°16'LU dan 98°33'BT- 99°27'BT dengan

batas-batas wilayahnya yaitu:

Sebelah Utara dengan : Negeri Paso Kecamatan Teluk Ambon

Sebelah Selatan dengan : Desa Urimesing Kecamatan Nusaniwe

Sebelah Timur dengan : Laut Banda

Sebelah Barat dengan : Negeri Soya, Batu Merah Kecamatan Sirimau

Memiliki luas wilayah Kecamatan Leitimur Selatan dengan Luas 50,5 km2,

dengan kemiringan tanahnya adalah 0-80 derajat dengan ketinggian antara 0-

100 m dari permukaan laut (dpl). Sebagian wilayah Kecamatan Leitimur Selatan

sangat rentan terhadap banjir dan tanah longsor, karena wilayah ini sebagian

besar terdiri dari wilayah perbukitan.

Kecamatan Leitimur Selatan merupakan salah satu daerah tujuan wisata di

Propinsi Maluku. Objek wisatanya adalah wisata pantai yang sangat indah
dengan hamparan pasir putih yang terletak di sepanjang pesisir pantai, wisata

sejarah, wisata alam dan lainnya.

Jarak dari Kota Ambon yang merupakan ibukota dari Propinsi Maluku yaitu

± 20 km. Ibukota Kecamatan Leitimur Selatan terletak di negeri/desa Leahari.

5.1.3.2. Iklim dan Curah Hujan

Iklim di Kota Ambon termasuk Kecamatan Leitimur Selatan adalah iklim

laut tropis dan iklim musim, karena letak pulau Ambon di kelilinggi oleh laut. Oleh

karena itu iklim di sini sangat dipengaruhi oleh lautan dan berlangsung

bersamaan dengan iklim musim, yaitu musim Barat atau Utara dan musim Timur

atau Tenggara. Pergantian musim selalu diselingi oleh musim Pancaroba yang

merupakan transisi dari kedua musim tersebut. Musim Barat umumnya

berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan pada

bulan April merupakan masa transisi ke musim Timur dan musim Timur

berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, disusul oleh masa

pancaroba pada bulan November yang merupakan transisi ke musim Barat.

5.1.3.3. Administrasi Pemerintahan

Kecamatan Leitimur Selatan adalah suatu pemerintahan yang merupakan

pelaksana dari semua kegiatan penyeleggaraan pemerintahan yang dipimpin

oleh seorang Camat yang berada dalam koordinasi langsung dari Walikota

Ambon. Berdasarkan UU No.5/1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di

daerah, kepala wilayah adalah sebagai wakil pemerintah adalah penguasa

tunggal di bidang pemerintahan, mengkoordinasikan pembangunan dan

membina kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang.

Kecamatan Letimur Selatan memiliki luas sebesar 50,5 km2 yang terbagi

atas 8 negeri/desa. Nama-nama negeri/desa dengan luas wilayah dan jumlah

penduduk serta kepadatan penduduk ditampilkan pada Tabel 5.13.


70
70

Tabel 5.13
Luas, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Negeri/Desa di
Kecamatan Leitimur Selatan tahun 2012
Jumlah Kepadatan
Luas penduduk Penduduk
No Nama Negeri/Desa
(km2) (jiwa) (jiwa/km2).
1. Hatalai 7,70 1037 135
2. Naku 5,00 689 138
3. Kilang 6,38 903 142
4. Ema 6,27 835 133
5. Hukurilla 4,28 651 152
6. Leahari 4,83 646 134
7. Rutong 4,57 832 182
8. Hutumuri 11,47 3986 348
Jumlah 50,5 9579 1364
Sumber: Leitimur Selatan Dalam Angka, Tahun 2012

5.1.3.4. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat.

5.1.3.4.1. Kependudukan

Penduduk merupakan jumlah orang yang bertempat tinggal di suatu

wilayah tertentu dan merupakan proses demografi yaitu fertilitas, mortalitas dan

migrasi. lnteraksi antara ketiga komponen deniografi tersebut dapat

mempengaruhi keadaan biologi, ekonomi dan sosial masyarakat tersebut

(Rusli,1995). Peran ganda penduduk dalam pembangunan telah rnengangkat

persoalan kependudukan ke tingkat yang tidak dapat diabaikan.

Jumlah penduduk (2012) mencapai 9.579 jiwa. Sampai saat ini hanya

terdapat satu suku dan ras yang mendiami kecamatan Leitimur Selatan yang

merupakan penduduk asli Maluku.

Menurut data Kecamatan Leitimur Selatan dalam Angka pada tahun 2012

jumlah penduduk Kecamatan Leitimur Selatan secara keseluruhan adalah 9.579

jiwa yang tersebar dalam 8 negeri/desa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di

negeri Hutumuri yakni 3.986 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit

terdapat di negeri Leahari yaitu sejumlah 649 jiwa. Besarnya komposisi

penduduk menurut desa, jenis kelamin dan kewarganegaraan ditampilkan pada


Tabel 5.14 (lihat lampiran 2).

Tabel 5.14
Jumlah Penduduk Kecamatan Leitimur Selatan Tahun 2012
No Negeri Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Hatalai 479 558 1037
2 Naku 342 347 689
3 Kilang 453 450 903
4 Ema 410 425 835
5 Hukurilla 335 316 651
6 Leahari 343 306 649
7 Rutong 407 429 832
8 Hutumuri 1976 2010 3986
Sumber: Kecamatan Leitimur Selatan Dalam Angka Tahun 2012

Jumlah penduduk di Kecamatan leitimur Selatan pada Tahun 2012 adalah

9.579 jiwa, yang terdiri dari laki-laki adalah 4.734 jiwa (49,42%) dan untuk

perempuan adalah 4.845 jiwa (50,58%).

5.1.3.4.2. Pendidikan

Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa

terutama dalam mewujudkan peningkatan kualitas sumberdaya manusia

Indonesia. Prasarana pendidikan yang ada di Kecamatan Leitimur Selatan

tersedia mulai dari tingkat TK sampai SMU.Terdiri dari TK 2 unit, SD Negeri ada

8 unit, SD Yayasan 1 unit, SMP Negeri 3 unit dan SMU Negeri 1 unit (lihat

lampiran 2).

Penduduk Kecamatan Leitimur Selatan yang tersebar di delapan negeri

memiliki tingkatan pendidikan yang bervariasi mulai dari tidak sekolah sampai

dengan tamat perguruan tinggi. Informasi mengenai tingkat pendidikan

mempunyai arti penting dalam rangka memetakan potensi sumber daya manusia

(SDM) di suatu wilayah. SDM yang memiliki latar belakang/tingkat pendidikan

yang memadai akan dapat memberikan kontribusi yang signifikan kepada

pembangunan wilayah. Dari seluruh penduduk Kecamatan leitimur Selatan yang

berusia lima tahun ke atas yang terbanyak adalah lulusan SMU (Sekolah

Menengah Umum), yakni sejumlah 3.964 orang. Jumlah penduduk yang tamat
perguruan tinggi/akademi untuk Strata 2 merupakan kelompok terkecil, yakni

dengan jumlah 20 orang, tamat akademi Strata 1/D-IIV adalah 436 orang, tamat

D-III sejumlah 120 orang, tamat D-I/II adalah 92 orang (lihat lampiran 2).

Secara lengkap tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Leitimur Selatan

disajikan pada Tabel 5.15.

Tabel 5.15
Tingkat Pendidikan Penduduk Kecamatan Leitimur Selatan
TK/Blm
No Negeri S-2 S-1/D-IV D-III D-I/II SMU SLTP SD Jumlah
Sekolah
1 Hatalai 1 52 12 7 393 143 97 188 893
2 Naku 4 23 5 8 208 177 85 106 616
3 Kilang 0 27 6 4 243 265 120 178 843
4 Ema 0 26 5 5 117 316 93 100 662
5 Hukurilla 3 3 12 6 186 118 93 111 532
6 Leahari 1 27 5 3 123 135 96 107 497
7 Rutong 1 46 10 9 305 184 119 124 798
8 Hutumuri 10 232 65 50 1389 1067 402 688 3703
Jumlah 20 436 120 92 3964 2405 1105 1602
Sumber: Kecamatan Leitimur Selatan Dalam Angka 2012

5.1.3.4.3. Kesehatan

Kesehatan masyarakat sangat berperan dalam pembangunan nasional.

Pembangunan bidang kesehatan ditujukan pada berbagai lapisan masyarakat

agar dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang mudah dan murah.

Disamping itu upaya perbaikan kesehatan masyarakat diarahkan untuk

meningkatkan partisipasi aktif masyarakat berpenghasilan rendah. Banyaknya

prasarana kesehatan di Kecamatan Leitimur Selatan dapat dilihat pada Tabel

5.16 (lihat lampiran 2).

Tabel 5.16
Prasarana Kesehatan di Kecamatan Leitimur Selatan Tahun 2012
Jenis Jumlah
Puskesmas 1
Puskesmas Pembantu 8
Puskesdes 2
Puskesmas Rawat Inap 1
Jumlah 12
Sumber : Kecamatan Leitimur Selatan dalam Angka, Tahun 2012
5.1.3.4.4. Agama

Penduduk Kecamatan Leitimur Selatan di kelompokan dalam 4 penganut

kepercayaan, dimana mayoritas beragama Kristen Protestan (lihat lampiran 2)

dengan total (99,6 %), yang beragama Katolik (0,3 %), yang beagama Islam

0,063 %, yang beragama Hindu (0,037 %) dan kegiatan keagamaan selalu rutin

diadakan sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing. Hal ini

didukung oleh sarana peribadatan yang tersedia. Ada terdapat 9 buah gereja dan

2 buah Balai Kerohanian yang digunakan sebagai sarana peribadatan. Jumlah

penganut kepercayaan masyarakat dapat dilihat dalam tabel 5.17.

Tabel 5.17
Penganut Keagamaan di Kecamatan Leitimur Selatan Tahun 2012
Kepercayaan Jumlah
Kristen Protestan 9537
Kristen Katolik 32
Islam 6
Hindu 1
Jumlah 9576
Sumber : Kecamatan Leitimur Selatan dalam Angka, Tahun 2012

5.1.3.4.5. Perekonomian

Kondisi perekonomian di Kecamatan Leitimur Selatan dominan digerakkan

oleh pertanian/perkebunan. Dengan karakter wilayah yang relatif dataran tinggi

yang dikelilingi oleh lereng-lereng bukit yang terjal, tumbuh tanaman-tanaman

seperti kelapa, pala, cengkih, durian, manggis dan yang lainnya yang menjadi

salah satu penghasilan utama masyarakat yang sebagian adalah petani.

Disamping itu terdapat beberapa masyarakat yang dengan tingkat pekerjaan

yang lain pula. Pusat kegiatan perdagangan jual beli hasil pertanian/perkebunan,

dan perikanan semuanya dilakukan dipusat kota Ambon sebagai sentra

perdagangan.

Penduduk Kecamatan Letimur Selatan yang tersebar pada delapan

negeri/desa memiliki mata pencaharian yang bervariasi seperti petani/pekebun,


Pegawai Negeri Sipil (PNS), pensiunan dan lain-lain. Dari berbagai jenis mata

pencaharian tersebut, sebesar (14,75 %) penduduk memiliki mata pencaharian

sebagai petani/pekebun, karena Kecamatan leitimur Selatan banyak merupakan

daerah pedesaan sedangkan berdasarkan tingkatan usia kerja jumlah tenaga

kerja dengan mata pencaharian terbesar adalah sebagai PNS yakni sebesar (4,1

%) dan yang terkecil adalah sebagai karyawan BUMD sebesar (0,02 %). Secara

lengkap data mengenai mata pencaharian penduduk Kecamatan Leitimur

Selatan disajikan pada Tabel 5.18 (lihat lampiran 2).

Tabel 5.18
Klasifikasi Tingkat Pekerjaan
Negeri
Hatalai Naku Kilang Ema Hukurilla Leahari Rutong Hutumuri Jumlah
Pekerjaan
Belum/Tidak
bekerja 372 220 341 268 247 216 264 1435 3363
Mengurus
Rumah Tangga 122 109 196 149 105 130 167 820 1798
Pelajar/
Mahasiswa 234 187 181 189 186 185 225 996 2383
Pensiunan 23 2 6 2 2 5 20 70 130
PNS 67 22 19 11 29 19 41 230 408
TNI/POLRI 1 2 1 0 2 2 6 18 32
Petani/Perkebun 140 126 187 164 114 136 126 475 1468
Nelayan 1 9 3 0 19 1 1 43 77
Karyawan 31 21 6 11 6 16 13 107 209
Swasta
Pedagang 1 3 3 4 7 3 2 5 28
Wiraswasta 4 2 5 1 1 2 4 9 28
Karyawan
BUMN 0 1 0 0 0 0 0 3 4
Karyawan
BUMD 1 0 0 0 0 0 0 1 2
Karyawan 1 2 1 2 4 6 3 2 21
Honorer
Anggota DPRD 0 0 0 0 0 0 0 2 2
Sumber: Kecamatan Leitimur Selatan Dalam Angka Tahun 2012
5.2 Analisa Data

5.2.1 Identifikasi Potensi Pariwisata Kecamatan Leitimur Selatan

Objek dan daya tarik wisata yang terdapat di Kawasan Wisata Kecamatan

Leitimur Selatan meliputi daya tarik wisata yang terdapat di delapan (8) negeri

mulai dari negeri Hatalai, Naku, Kilang, Ema, Hukurilla, Leahari, Rutong dan

Hutumuri. Daya tarik wisata unggulan di kawasan ini mencakup potensi sumber

daya alam dan seni budaya tradisional.

Budaya sejarah, industri kerajinan, panorama alam yang indah merupakan

butir penting yang kemudian diangkat sebagai tema pengembangan kawasan ini.

Industri kerajinan dari pohon kelapa, pohon titi dan anyaman dari bambu,yang

menghasilkan cinderamata yang mencerminkan ciri khas budaya dari Kota

Ambon dan Propinsi Maluku sudah cukup terkenal ditingkat regional. Demikian

juga dengan berbagai cinderamata yang mencerminkan kekhasan oaring Maluku

yakni minyak Cengkih dan minyak Pala yang sudah mulai dikenel ditingkat

nasional. Budaya Kecamatan Leitimur Selatan juga terlihat jelas pada negeri-

negeri adat yang ada dengan segundang cerita sejarah dan peninggalan sejarah

yang ditinggalkan. Mata pencaharian sebagian besar penduduk kawasan ini

bergantung pada kegiatan pertanian. Kondisi ini tidak terlepas dari kesuburan

tanah pada lereng-lereng bukit di sepanjang wilayah kediaman.

Sebagian dari potensi yang dimiliki oleh kawasan wisata ini telah

dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata. Kondisi infrastruktur maupun fasilitas

pendukung kepariwisataan di kawasan Letimur Selatan ini juga cukup

memprihatikan dan membutuhkan perhatian dan tindakan nyata dari berbagai

pihak. Pasar wisatawan di kawasan ini pada umumnya adalah wisatawan

nusantara lokal maupun regional dengan kecenderungan berupa wisatawan

minat khusus. Wisatawan minat khusus kebanyakan tertarik dengan budaya

tradisional maupun alam atau panorama pantai nan indah yang ada di kawasan
ini. Potensi yang terdapat pada daya tarik wisata di kawasan wisata Leitimur

Selatan secara terinci akan dirangkum dalam penjelasan berikut (lihat lampiran

4).

Tabel 5.19
Potensi Pariwisata Kecamatan Leitimur Selatan
Objek Wisata Jenis Wisata Daya Tarik
Negeri Naku
Pantai Namasua Alam, Budaya Pantai
Rumah Tua Budaya Rumah adat
Air Terjun Erang Hukung Alam Air terjun
Baileuw Budaya Rumah adat
Batu Kapal Alam Panorama Alam
Peralatan Perang Budaya Peralatan sejarah
Goa/Liang Alam, Budaya Goa
Situs Sejarah Alam, Budaya Sumur dan Teung
Toto buang dan Cakalele Buatan, Budaya Musik dan Tarian
Agrowisata Alam Buah-buahan
Kerajinan dan makanan Kuliner Kerajinan dan makanan
Negeri Hatalai
Kerajinan Industri Souvenir
Katreji, Toto Buang Seni/Budaya Musik dan Tarian
Minuman, Makanan Kuliner Sopi,Kenari,Sageru
Agrowisata Alam Buah-buahan
Negeri Kilang
Pantai Namseri Alam, Budaya Pantai
Situs Sejarah Alam,Budaya Sumur
Toto buang dan Cakalele Buatan, Budaya Musik dan Tarian
Agrowisata Alam Buah-buahan
Negeri Ema
Pantai Namseri Alam, Budaya Pantai
Situs Sejarah Alam,Budaya Sumur
Toto buang dan Cakalele Buatan, Budaya Musik dan Tarian
Agrowisata Alam Buah-buahan
Minuman,Makanan Kuliner Sopi,Sageru,Emping
Hukurilla
Pantai Tihulessy dan
Alam Panorama pantai
waelaring
Situs Sejarah Budaya Batu palungku,batu anging
Kuliner Alam, Buatan Ikan bakar, colo-colo, papeda,
ikan kuah kuning
Taman Laut Alam Keindahan bawah laut
Leahari
Pantai Waeserissa Alam Panorama pantai
Tarian dansa tali Budaya Tarian
Kuliner Alam,Buatan Ikan bakar, colo-colo, papeda,
ikan kuah kuning
Taman Laut Alam Keindahan bawah laut
Rutong
Bak air Waililinita Alam,sejarah Panorama yang indah
Wisata Budaya Budaya Dansa tali,cakalele,round pisang
Agrowisata Alam,Buatan Nenas Rutong
Situs sejarah Sejarah Baileuw,batu minom aer
Objek Wisata Jenis Wisata Daya Tarik
Hutumuri
Pantai Lawena Alam, Budaya Pantai
Gereja Tua Budaya Tempat ibadah
Taman Laut Toisapu Alam Keindahan bawah laut
Benteng Raja Alam,sejarah Panorama Alam
Goa Gorom Alam,Budaya Goa
Tari Lenso Budaya Musik dan Tarian
Agrowisata Alam Buah-buahan
Sumber : (data: studi lapangan tahun 2012)

5.2.2. Identifikasi Faktor Internal Eksternal

5.2.2.1. Identifikasi Faktor Internal

Berdasarkan hasil dari responden yang memberikan pendapat mengenai

faktor-faktor strategis internal dan pengamatan pengembangan industri

pariwisata di Kecamatan Leitimur Selatan, diperoleh hasil sebagai berikut (lihat

lampiran 3 dan 4).

Faktor-faktor internal yang meliputi faktor kekuatan dan kelemahan dapat

dibedakan sebagai berikut :

Kekuatan (Strenght)

a. Alamnya yang baik dan sangat strategis dengan posisi letak objek wisata

Kecamatan Leitimur Selatan pada bagian Selatan berbatasan dengan Laut

Banda.

b. Pemandangan yang khas dengan pantai atau laut yang indah, pasir putihnya

dan air laut yang jerih (biru).

c. Adanya kehidupan bawah laut (biotanya) yang paling terkenal dengan

kekayaan dan keindahannya. Daerah sekitar dapat digunakan untuk rekreasi,

olahraga air, memancing dan menangkap ikan. Ini menjadi suatu mata

pencaharian penduduk sebagai nelayan dan berdagang dalam usahanya

meningkatkan kebutuhan ataupun pendapatan hidup.

d. Potensi wisata sejarah yang dimiliki oleh masing-masing negeri mulai dari
cerita sejarah sampai peninggalan sejarahnya tidak dimiliki oleh kawasan lain

di wilayah Kota Ambon,karena nilai adat yang terkandung didalamnya.

e. Potensi Agrowisata Kecamatan Leitimur Selatan yang kaya didukung

didukung oleh posisi wilayah yang berupa perbukitan dan hasil produk

perkebunan yang mencerminkan ciri khas lokal.

f. Memiliki wisata alam berupa air terjun yang tidak dimiliki oleh daerah lain yang

ada di Kota Ambon.

g. Citarasa masakannya yang terkenal dengan makanan laut seperti ikan asap,

akan bakar, ikan kua kenari dan juga kerajinan tangan masyarakat setempat.

h. Kaya dengan potensi wisata seni/budaya yang mencerminkan kebudayaan

orang Maluku.

i. Tim Pengembangan Pariwisata yang ada di masing-masing negeri/desa.

j. Pertumbuhan penduduk dikawasan objek wisata Kecamatan Leitimur Selatan

relatif sedang dengan laju pertumbuhan 20,40% per tahun.

k. Kondisi iklim yang secara umum beriklim tropis dengan dua musim yang

berbeda.

l. Sikap masyarakat yang mendukung kegiatan kepariwisataan sangat

diperlukan dalam pengembangan objek wisata seperti adanya dukungan

masyarakat dalam mengembangkan usaha jasa wisata.

m. Masyarakat yang ada disekitar kawasan mendukung dan

menerima dilakukannya pengembangan pariwisata karena mereka dapat

merasakan manfaatnya secara langsung dan tidak langsung bagi

peningkatan pendapatan hidupnya sehari-hari.

n. Keramahtamahan masyarakat sekitar lokasi wisata.

o. Promosi mengenai objek wisata Kecamatan Leitimur Selatan gencar dengan

adanya kerjasama antara Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan


Olahraga Propinsi/Kota dengan masyarakat.

p. Prakiraan dampak positif yang mungkin terjadi dengan adanya

pengembangan pariwisata seperti peningkatan kesempatan berusaha,

terbukanya lapangan kerja, meningkatnya pendapatan masyarakat dan

pemerintah, mendorong pembangunan daerah, pelestarian budaya dan adat

istiadat serta mengurangi konflik sosial.

Kelemahan (Weakness)

a. Permukaan pantai pasir dan perairan sekitar setiap tahunnya akan menjadi

kotor akibat tibanya musim timur.

b . Minimnya dana dan promosi.

c . Jarak yang jauh dari pusat Kota Ambon kemudian didukung oleh

infratruktur seperti jalan yang tidak memadai, rute dan operasionalisasi

kendaraan umum yang minim menyebabkan kawasan ini agak sulit di jangkau.

d . Belum di efektifkannya Tim Pengembangan Pariwisata yang ada di

masing- masing negeri/desa.

e . Kondisi kebersihan di kawasan wisata perlu ditingkatkan dan kebutuhan

air masih rendah dan terbatas penyediaannya.

f . Jaringan telekomunikasi belum mencapai seluruh kawasan hanya

untuk kawasan kalangan khusus yang mampu.

g . Hotel/penginapan di kawasan objek wisata belum ada, restoran,

pondok, warung makan masih dalam keadaan tidak permanen dan

konstruksi seadanya dan letaknya masih disembarangan tempat belum ada

pengelompokan.

h . Tidak tersedianya sarana penunjang atraksi wisata berupa fasilitas

khusus wisata.

i . Prakiraan dampak negatif yang mungkin terjadi karena adanya


80
80

pengembangan pariwisata adalah seperti pola ikut-ikutan penduduk setempat

dan perusakan di lingkungan objek wisata.

j . Kurangnya kesadaran dari masyarakat dan wisatawan untuk ikut

memelihara dan menjaga kelestarian objek wisata.

5.2.2.2. Identifikasi Faktor Eksternal

Berdasarkan hasil wawancara dan masukan atau saran dari responden yang

memberikan pendapat mengenai faktor-faktor strategis eksternal pengembangan

pariwisata kecamatan Leitimur Selatan, diperoleh hasil sebagai berikut.

Peluang (Oppurtunity)

a. Jarak objek wisata terhadap pusat Kota yang agak jauh sehingga tidak

tercemar dan ketenangan di peroleh disini.

b. Adanya rencana pengembangan pariwisata di kawasan objek wisata meliputi

potensi dan atraksi wisata, jenis/produk wisata, pasar wisata (jumlah

wisatawan domestik dan mancanegara) juga adanya rencana pemenuhan

perbaikan sarana dan prasarana kawasan wisata khususnya Kecamatan

Leitimur Selatan serta rencana pengelolaannya oleh PEMDA Kota Ambon,

PEMDA Propinsi Maluku yang bekerja sama dengan pihak terkait.

c. Tingginya persepsi dan apresiasi wisatawan terhadap objek wisata

Kecamatan leitimur Selatan.

d. Adanya Undang-undang, Peraturan Pemerintah dan Kebijakan-kebijakan

tentang pengembangan pariwisata.

e. Jaringan listrik (PLN) mencapai 100 % wilayah negeri di Kecamatan Leitimur

Selatan dan jaringan telekomunikasi mencapai 75 % wilayah Kecamatan

Leitimur Selatan dalam hal ini untuk jaringan telpon seluler saja.

f. Masyarakat yang ada disekitar kawasan mendukung dan menerima


dilakukannya pengembangan pariwisata karena dapat merasakan manfaatnya

secara langsung dan tidak langsung bagi peningkatan pendapatan hidupnya

sehari-hari.

Ancaman (Threat)

a. Jumlah wisatawan yang datang berfluktuasi karena sifatnya musiman.

b. Terjadinya persaingan antar daerah tujuan wisata misalnya dari kualitas

sumberdaya alam, sumber daya manusia.

c. Kedatangan wisatawan mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar

kawasan objek wisata seperti sosial budaya dan adat istiadat masyarakatnya.

d. Tingkat pertumbuhan ekonomi nasional yang tidak stabil

e. Kondisi sosial politik yang kurang stabil akan mempengaruhi mobilitas

wisatawan yang ingin berwisata.

f. Tingkat suku bunga pinjaman yang tinggi.

g. Kondisi jalan belum dalam kondisi baik seluruhnya dan transportasi masih

terbatas dan belum ada terminal bus tempat berkumpulnya angkutan umum.

5.2.3. Analisa Faktor Internal Eksternal

a. Matriks Internal

Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan

berpasangan (paired comparison) terhadap faktor kekuatan dan kelemahan

(lihat lahaman 36 poin b). Rating kekuatan dan kelemahan diperoleh dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi pariwisata yang

bersangkutan (lihat halaman 36 poin c). Skor faktor internal diperoleh dari

perkalian antara bobot dan rating kekuatan dan kelemahan. Hasil

selengkapnya seperti pada Tabel 5.20.


Tabel 5.20
Evaluasi Faktor Internal
No Kekuatan Bobot Rating Skor
1 Kondisi daerah yang strategis 0,075 3 0,225
2 Pemandangan yang indah 0,075 4 0,300
3 Taman laut yang terkenal karena kekayaan 0,100 4 0,400
biota Laut dan pemandangannya
4 Kekayaan dan potensi wisata sejarah yang 0,100 4 0,400
unik
5 Agrowisata terkenal dengan cirri khasnya 0,075 3 0,225
6 Pusat air terjun satu-satunya di Kota Ambon 0,075 4 0,300
7 Kuliner khas Maluku 0,075 3 0,225
8 Wisata Seni budaya daerah Maluku 0,100 4 0,400
9 Adanya Tim Pengembangan Pariwisata di 0,050 3 0,150
tiap Negeri
10 Pertumbuhan Penduduk relative sedang 0,025 2 0,050
11 Iklim tropis dengan 2 jenis musim 0,025 2 0,050
12 Sikap masyarakat yang mendukung 0,075 3 0,225
pengembangan wisata
13 Keramatamahan masyarakat 0,050 3 0,150
14 Promosi wisata yang gencar dilakukan 0,050 3 0,150
PEMDA
15 Prakiraan dampak posotif terhadap 0,050 3 0,150
pengembangan pariwisata
Jumlah Kekuatan 1,000 3,400
KELEMAHAN
1 Pengaruh musim timur 0,075 3 0,225
2 Minimnya dana dan promosi 0,125 2 0,250
3 Jarak yang jauh dan infrastruktur yang tidak 0,125 2 0,250
memadai
4 Keefektifan Tim Pengembangan Pariwisata di 0,100 3 0,300
masing-masing negeri.
5 Kebersihan yang belum baik 0,100 2 0,200
6 Jaringan komunikasi yang tidak memadai 0,100 2 0,200
7 Hotel/penginapan belum ada,warung hanya 0,100 2 0,200
asal-asalan
8 Tidak tersedianya sarana penunjang atraksi 0,075 2 0,150
wisata
9 Prakiraan dampak negatif tentang 0,100 2 0,200
pengembangan pariwisata
10 Kurangnya kesadaran dalam menjaga objek 0,100 2 0,200
wisata
Jumlah kelemahan 1,000 2,175
Posisi Faktor Internal 1,225
Sumber : Data diolah

Berdasarkan hasil tersebut diatas, maka total skor faktor internal untuk

faktor kekuatan adalah sebesar 3,400 dan untuk faktor kelemahan adalah

sebesar 2,175. Ini menunjukkan bahwa posisi internal strategi pengembangan

pariwisata Kecamatan Leitimur Selatan dikatakan kuat sehingga mampu

memanfaatkan faktor-faktor kekuatan yang ada untuk dapat mengatasi faktor-


faktor kelemahannya.

b. Matriks Eksternal

Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan

berpasangan (paired comparison) terhadap faktor peluang dan ancaman (lihat

lahaman 36 poin b). Rating peluang dan ancaman diperoleh dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi pariwisata yang

bersangkutan (lihat halaman 36 poin c). Skor faktor eksternal diperoleh dari

perkalian antara bobot dan rating peluang dan ancaman. Hasil selengkapnya

seperti pada Tabel 5.21.

Tabel 5.21
Evaluasi Faktor Eksternal
No Peluang Bobot Rating Skor
1 Jarak yang jauh sehingga udara tidak 0,150 3 0,450
tercemar
2 Rencana pengembangan oleh PEMDA 0,200 3 0,600
3 Tingginya presepsi dan apresiasi 0,150 4 0,600
wisatawan
4 Peraturan PerUndang-undangan 0,175 3 0,525
5 Jaringan listrik dan telpon seluler yang 0,175 3 0,525
memadai
6 Dukungan masyarakat sekitar 0,150 3 0,450
Jumlah Peluang 1,000 3,150
ANCAMAN
1 Jumlah wisatawan yang berfluktuasi 0,150 3 0,450
2 Persaingan antar daerah wisata lain 0,200 2 0,400
3 Pengaruh bagi kehidupan budaya dan 0,150 2 0,300
adat setempat
4 Tingkat pertumbuhan ekonomi yang 0,075 3 0,225
tidak stabil
5 Kondisi kehidupan politik yang tidak 0,075 3 0,225
stabil
6 Tingkat suku bunga pinjaman yang 0,100 3 0,300
tinggi
7 Kondisi infrastruktur jalan dan 0,250 2 0,500
kendaraan yang tidak memadai
Jumlah Ancaman 1,000 2,400
Posisi Faktor Eksternal 0,750
Sumber : Data diolah
Pada tahap pencocokan akan dilakukan analisa dengan mengunakan

Internal Ekternal Matrix. Untuk memasuki tahap matching antara pengaruh

faktor lingkungan eksternal dan internal dilakukan penilaian dengan Internal

Exsternal Matrix.

5.2.4. Matriks Space (Strategic Position and Action Evaluation)

Matriks SPACE merupakan kerangka empat-kuadran yang menunjukkan

apakah strategi agresif, konservatif, defensif, atau kompetitif yang paling sesuai

untuk suatu organisasi tertentu. Sumbu-sumbu matriks SPACE menunjukkan dua

dimensi internal dan dua dimensi eksternal yaitu :

1. Financial strength (FS)

2. Competitive advantages (CA)

3. Enviromental stability (ES)

4. Industry strength (IS).

Seperti matriks SWOT, matriks SPACE hendaknya juga disesuaikan

dengan organisasi tertentu yang sedang dikaji dan didasarkan pada sebanyak

mungkin informasi aktual. Beragam variabel bisa memetakan masing-masing

dimensi yang ditunjukan dalam sumbu matriks SPACE, bergantung pada jenis

organisasi.

Berdasarkan hasil-hasil yang didapat dari analisis internal dan eksternal

seperti dituliskan di atas, hasilnya dapat dirangkum sebagai berikut:

1. Skor Total Kekuatan 3,400

2. Skor Total Kelemahan 2,175

3. Skor Total Peluang 3,150

4. Skor Total Ancaman 2,400

Dari hasil perhitungan di atas, di dalam perhitungan strateginya

memerlukan penegasan dari adanya posisi dalam salib sumbu yaitu antara
kekuatan dan kelemahan, maupun peluang dan ancaman yang kesemuanya

digambarkan dalam garis-garis positif dan negatif. Hal ini mengakibatkan, skor

total kekuatan tetap 3,400, skor total kelemahan menjadi –2,175 sedangkan skor

total peluang 3,150, dan skor total ancaman menjadi –2,400.

Dari analisis tersebut di atas bahwasanya faktor kekuatan lebih besar dari

faktor kelemahan dan pengaruh dari faktor peluang juga lebih besar dari faktor

ancaman. Berpijak dari skor total ini, maka penentuan posisi Industri Pariwisata

di Kecamatan Leitimur Selatan dapat digambar sebagai Matriks SWOT .

Untuk mencari koordinatnya, dapat dicari dengan cara sebagai berikut:

Koordinat Analisis Internal

(Skor total Kekuatan - Skor Total Kelemahan) : 2 =

(3,400 - 2,175) : 2 = 0,6125

Koordinat Analisis Eksternal

(Skor total Peluang - Skor Total Ancaman) : 2 =

(3,150 – 2,400) : 2 = 0,375

Jadi titik koordinatnya terletak pada (0,6125; 0,375)


Peluang
3,150
III I

Ubah Strategi
Strategi 0,375 Progresif

Kelemahan Kekuatan
2,175 IV 0,6125 II 3,400

Strategi Strategi
bertahan Diversifikasi

2,400

Ancaman

Gambar 5.1 Matriks SPACE Posisi Pariwisata Kecamatan Leitimur Selatan

Setelah diketahui titik pertemuan diagonal-diagonal tersebut (X), maka

posisi pariwisata Kecamatan Leitimur Selatan diketahui pada kuadran I. Hasil

perhitungan dari masing-masing kuadran dapat digambarkan pada tabel berikut

ini :

Tabel 5.22
Luasan Matrik dan Prioritas Strategi
Luas Prioritas
Kuadran Posisi titik Ranking Strategi
matriks
I (3,400 ; 3,150) 10,71 1 Progresif
IV (3,150;-2,175) -6,85 3 Bertahan
III (-2,175 ;-2,400) 5,22 4 Ubah Strategi
II (3,400 ; -2,400) -8,16 2 Diversifikasi
Sumber : data diolah

Dari pengolahan data untuk mengetahui luas matrik dan prioritas strategi

pada Tabel 5.21. Maka diperoleh hasil luas matriks terbesar pada kuadran I

dengan luas matriks 10,71, namun perlu diperhatikan juga bahwa luas matriks

pada kuadran II juga memiliki luas matriks yang cukup diperhitungkan yaitu 8,16.
Uraian mengenai posisi ranking luas matriks kuadran pada Tabel 5. antara lain :

1. Ranking ke 1 : Pada kuadran ke I dengan luas matrik 10,71

2. Ranking ke 2 : Pada kuadran IV dengan luas matrik 8,16

3. Ranking ke 3 : Pada kuadran II dengan luas matrik 6,85

4. Ranking ke 4 : Pada kuadran III dengan luas matrik 5,22

Tiap strategi dalam peta analisa positioning dan evaluasi ini menunjukkan

faktor-faktor penting. Sebagaimana ditunjukkan dalam kuadran I dan kuadran II

dalam analisis SWOT mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

Rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi Progresif dan strategi

Diversifikasi, artinya potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Leitimur Selatan

prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan

ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara

maksimal.

5.2.5. Analisis SWOT

Berdasarkan situasi dan kondisi yang ada, maka dapat disusun analisis

Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT) sebagaimana

disajikan pada Tabel 5.23. Hasil analisis SWOT ini digunakan sebagai

pertimbangan untuk menetapkan strategi perencanaan dan pengembangan

Industri Pariwisata Kecamatan Leitimur Selatan.


Tabel 5.23
Analisis SWOT Pengembangan Industri pariwisata kecamatan
Leitimur Selatan
Kode Kekuatan (S) Kode Kelemahan(W)
S1 Kondisi daerah yang strategis W1 Pengaruh musim timur
S2 Pemandangan yang indah W2 Minimnya dana dan promosi
S3 Taman laut yang terkenal W3 Jarak yang jauh dan
karena kekayaan biota infrastruktur yang tidak
Laut dan pemandangannya memadai
S4 Kekayaan dan potensi wisata W4 Keefektifan Tim Pengembangan
sejarah yang unik Pariwisata di masing-masing
negeri.
S5 Agrowisata terkenal dengan W5 Kebersihan yang belum baik
cirri khasnya
S6 Pusat air terjun satu-satunya di W6 Jaringan komunikasi yang tidak
Kota Ambon memadai
S7 Kuliner khas Maluku W7 Hotel/penginapan belum
ada,warung hanya asal-asalan
S8 Wisata Seni budaya daerah W8 Tidak tersedianya sarana
Maluku penunjang atraksi wisata
S9 Adanya Tim Pengembangan W9 Prakiraan dampak negative
Pariwisata di tiap tentang pengembangan
Negeri pariwisata
S10 Pertumbuhan Penduduk W10 Kurangnya kesadaran dalam
relative sedang menjaga objek wisata
S11 Iklim tropis dengan 2 jenis
musim
S12 Sikap masyarakat yang
mendukung pengembangan
wisata
S13 Keramatamahan masyarakat
S14 Promosi wisata yang gencar
dilakukan PEMDA
S15 Prakiraan dampak posotif
terhadap pengembangan
pariwisata
Kode Peluang (O) Kode Ancaman(T)
O1 Jarak yang jauh sehingga T1 Jumlah wisatawan yang
udara tidak tercemar berfluktuasi
O2 Rencana pengembangan oleh T2 Persaingan antar daerah wisata
PEMDA lain
O3 Tingginya presepsi dan T3 Pengaruh bagi kehidupan
apresiasi wisatawan budaya dan adat setempat
O4 Peraturan PerUndang- T4 Tingkat pertumbuhan ekonomi
undangan yang tidak stabil
O5 Jaringan listrik dan telpon T5 Kondisi kehidupan politik yang
seluler yang memadai tidak stabil
O6 Dukungan masyarakat sekitar T6 Tingkat suku bunga pinjaman
yang tinggi
T7 Kondisi infrastruktur jalan dan
kendaraan yang tidak memadai
Mencermati identifikasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses)

yang dimiliki Kecamatan Leitimur Selatan serta peluang (opportunities) dan

ancaman (threats) yang dihadapi dalam pengembangan Industri Pariwisata

Kecamatan Leitimur Selatan, maka perlu diupayakan rumusan strategi

pengembangan melalui: (1) mengembangkan kekuatan (strengths ) dan

mengoptimalkan peluang (opportunities), (2) mengembangkan kekuatan

(strengths) untuk mengatasi ancaman (threats), (3) meminimalkan kelemahan

(weaknesses) untuk memanfaatkan peluang (opportunities), dan (4)

meminimalkan kelemahan (weaknesses) untuk menghindari ancaman (threats).

Matrik strategi pengembangan tersebut disajikan pada Tabel 5.24.

Tabel 5.24
Matrik Strategi Pengembangan Industri Pariwisata Kecamatan leitimur
Selatan berdasarkan Analisis SWOT
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
(Kode: S1, S2, S3, S4, S5, S6, (Kode: W1, W2,W3, W4, W5, W6,
S7, S8, S9, S10, S11, S 12, S W7, W8, W9, W10)
13, S 14,S 15)
Peluang Strategi S-O Strategi W-O
(Opportunities) Perluasan akses dan Peningkatan kapasitas sumberdaya
(Kode: O1, O2, peningkatan kualitas pariwisata (W5, W9, W10 – O6)
O3, O4, O5, O6) dan infrastruktur pendukung Peningkatan system manajemen
(S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, (W1, W2, W4 – O2, O4)
S8, – O1, O2, O3, O4, O5, Peningkatan infrastruktur(W3, W5,
O6) W6, W7, W8 – O2, O3, O4, O5, O6)
Peningkatan kualitas SDM Peningkatan kesejahteraan (W9, W
(S9, S12, S13, S15 – O2, S3, 10- O2, O4, O6)
O6)
Peningkatan dan penguatan
system manajemen(S14 – O2,
O3, O4, O5, O6)

Ancaman Strategi S-T Strategi W-T


(Threats) Peningkatan infrastruktur (S2, Peningkatan kesejahteraan (W9,
(Kode: T1, T2, T3, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S14 – W110 – T1, T2, T7)
T4, T5, T6, T7) T1, T2, T7) Peningkatan dan Penguatan sistem
Peningkatan dan Penguatan manajemen
sistem manajemen (W2, W4 – T1, T2, T4, T5, T6)
(S14 – T1, T2,T4, T5, T6)
Peningkatan
kesejahteraan (S9,
S12, S23, S14, S15
– T3, T4, T6)
90
90

Strategi yang diperoleh berdasarkan analisa SWOT adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan Berdasarkan Strategi SO (Strength-Opportunities)

 Perluasan akses dan peningkatan kualitas pariwisata dan infrastruktur

pendukung

 Peningkatan kualitas SDM

 Peningkatan dan penguatan system manajemen

2. Pengembangan Berdasarkan Strategi WO (Weakness-Opportunities)

 Peningkatan infrastruktur

 Peningkatan dan Penguatan sistem manajemen

 Peningkatan kesejahteraan

3. Pengembangan Berdasarkan Strategi ST (Strength-Threats)

 Peningkatan kapasitas sumberdaya

 Peningkatan sistem manajemen

 Peningkatan infrastruktur

 Peningkatan kesejahteraan

4. Pengembangan Berdasarkan Strategi WT (Weakness-Threats)

 Peningkatan kesejahteraan

 Peningkatan dan Penguatan sistem manajemen

Berdasarkan analisa ternyata strategi yang dihasilkan pada analisa

SWOT itu diidentifikasi menjadi 2 strategi besar yakni strategi

pengembangan produk dan strategi penetrasi pasar.

5.2.5. Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

QSPM adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi

mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-

faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi


sebelumnya. QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang

dibangun pada tahap pencocokan.

Seperti halnya alat-alat analitis perumusan strategi yang lain, QSPM

membutuhkan penilaian intuitif yang baik. Secara khusus, kolom kiri QSPM

berisi informasi yang diperoleh secara langsung dari matriks IFE dan EFE. Di

kolom yang berdampingan dengan faktor-faktor keberhasilan penting tersebut,

catat bobot masing-masing yang diterima setiap faktor dalam matriks EFE dan

IFE. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan

berpasangan (paired comparison) pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap

pengembangan pariwisata (lihat halaman 36 poin b). Atractive Score

ditetapkan dengan cara meneliti faktor internal dan eksternal, dan bagaimana

peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang sedang dibuat.

Batasan nilai Attractive Score adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3

= menarik, 4 = sangat menarik (lihat halaman 46 poin 4).

Berdasarkan analisis Matriks Internal-Eksternal, Matriks SPACE dan

Matriks SWOT diatas maka didapatkan beberapa alternatif strategi yang dipilih

yaitu Strategi Progresif, Strategi Diversifikasi, Strategi Pengembangan Produk

dan Strategi Penetrasi Pasar. Alternatif strategi tersebut selanjutnya dilakukan

pemilihan prioritas strategi dengan melakukan tabulasi prioritas strategi seperti

yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:


Tabel 5.25
QSPM Prioritas Strategi
S trategi 1 S trategi 2 S trategi 3 S trategi 4
Faktor Kunci Bobot
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
KEKUATAN
Kondisi daerah yang strategis 0,075 3 0,225 3 0,225 4 0,300 3 0,225
Pemandangan yang indah 0,075 4 0,300 3 0,225 3 0,225 4 0,300
Taman laut yang terkenal karena 0,100 4 0,400 4 0,400 3 0,300 4 0,400
kekayaan biota Laut dan
pemandangannya
Kekayaan dan potensi wisata sejarah 0,100 4 0,400 4 0,400 3 0,300 4 0,400
yang unik
Agrowisata terkenal dengan cirri 0,075 4 0,300 3 0,225 4 0,300 4 0,300
khasnya
Pusat air terjun satu-satunya di Kota 0,075 4 0,300 3 0,225 3 0,225 4 0,300
Ambon
Kuliner khas Maluku 0,075 4 0,300 3 0,225 3 0,225 4 0,300
Wisata Seni budaya daerah Maluku 0,100 4 0,400 3 0,300 3 0,300 4 0,400
Adanya Tim Pengembangan 0,050 3 0,150 3 0,150 3 0,150 4 0,200
Pariwisata di tiap
Negeri
Pertumbuhan Penduduk relative 0,025 3 0,075 2 0,050 3 0,075 3 0,075
sedang
Iklim tropis dengan 2 jenis musim 0,025 3 0,075 2 0,050 3 0,075 3 0,075
Sikap masyarakat yang mendukung 0,075 4 0,300 3 0,225 4 0,300 4 0,300
pengembangan wisata
Keramatamahan masyarakat 0,050 3 0,150 3 0,150 3 0,150 4 0,200
Promosi wisata yang gencar 0,050 4 0,200 3 0,150 3 0,150 3 0,150
dilakukan PEMDA
Prakiraan dampak posotif terhadap 0,050 4 0,200 3 0,150 4 0,200 3 0,150
pengembangan pariwisata
KELEMAHAN
Pengaruh musim timur 0,075 3 0,225 3 0,225 3 0,225 3 0,225
Minimnya dana dan promosi 0,125 4 0,400 4 0,400 3 0,300 4 0,400
Jarak yang jauh dan infrastruktur 0,125 3 0,375 3 0,375 3 0,375 4 0,500
yang tidak memadai
Keefektifan Tim Pengembangan 0,100 4 0,400 3 0,300 3 0,300 4 0,400
Pariwisata di masing-masing negeri.
Kebersihan yang belum baik 0,100 3 0,300 3 0,300 2 0,200 3 0,300
Jaringan komunikasi yang tidak 0,100 3 0,300 3 0,300 3 0,300 4 0,400
memadai
Hotel/penginapan belum ada,warung 0,100 4 0,400 3 0,300 3 0,300 4 0,400
hanya asal-asalan
Tidak tersedianya sarana penunjang 0,075 3 0,225 3 0,225 3 0,225 4 0,300
atraksi wisata
Prakiraan dampak negatif tentang 0,100 3 0,300 2 0,200 3 0,300 4 0,400
pengembangan pariwisata
Kurangnya kesadaran dalam menjaga 0,100 3 0,300 3 0,300 4 0,400 3 0,300
objek wisata
PELUANG
Jarak yang jauh sehingga udara tidak 0,150 4 0,600 3 0,450 3 0,450 3 0,450
tercemar
Rencana pengembangan oleh 0,200 4 0,800 4 0,800 3 0,600 4 0,800
PEMDA
Tingginya presepsi dan apresiasi 0,150 3 0,450 4 0,600 4 0,600 4 0,600
wisatawan
Peraturan PerUndang-undangan 0,175 4 0,700 3 0,525 3 0,525 4 0,700
Jaringan listrik dan telpon seluler 0,175 3 0,525 3 0,525 2 0,350 4 0,700
yang memadai
Dukungan masyarakat sekitar 0,150 3 0,450 3 0,450 4 0,600 4 0,600
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4
Faktor Kunci Bobot
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
ANCAMAN
Jumlah wisatawan yang 0,150 3 0,450 3 0,450 4 0,600 4 0,600
berfluktuasi
Persaingan antar daerah wisata 0,200 4 0,800 3 0,600 4 0,800 4 0,800
lain
Pengaruh bagi kehidupan 0,150 4 0,600 3 0,450 3 0,450 4 0,600
budaya dan adat setempat
Tingkat pertumbuhan ekonomi 0,075 3 0,225 3 0,225 4 0,300 3 0,225
yang tidak stabil
Kondisi kehidupan politik yang 0,075 3 0,225 4 0,300 3 0,225 3 0,225
tidak stabil
Tingkat suku bunga pinjaman 0,100 3 0,300 4 0,400 4 0,400 4 0,400
yang tinggi
Kondisi infrastruktur jalan dan 0,250 3 0,750 3 0,750 3 0,750 4 1,000
kendaraan yang tidak memadai
Pengaruh bagi kehidupan 0,150 3 0,450 3 0,450 3 0,450 3 0,450
budaya dan adat setempat
JUMLAH 14,050 13,000 13,350 15,550

Berdasarkan hasil QSPM prioritas strategi maka strategi terpilih dengan

Total Attractiveness Score 15,550, adalah strategi strategi pengembangan

produk, setelah itu strategi progresif dengan Total Atractive Score 14,050

kemudian strategi penetrasi pasar dengan Total Atractiveness Score 13,350 dan

yang terakhir adalah strategi diversifikasi dengan Total Atractiveness Score

13,000. Strategi-strategi ini akan digunakan untuk perencanaan dan

pengembangan industri pariwisata kecamatan Leitimur Selatan dengan

memanfaatkan semua potensi yang dimiliki.

5.3. Hasil

Hasil dari analisis-analisis yang telah dilakukan sebelumnya

digunakan sebagai acuan atau dasar pertimbangan dalam menyusun strategi

pengembangan industri pariwisata kecamatan Leitimur Selatan yang

mengedepankan kesesuaian antara penawaran dan permintaan wisatawan.

Penyusunan prioritas pengembangan ini juga memperhatikan dasar

pertimbangan pengembangan untuk masa datang dan hal-hal atau sektor-

sektor yang harus menjadi prioritas pengembangan industri priwisata di

kecamatan Leitimur Selatan.


5.3.1 Dasar Pertimbangan Perencanaan Pengembangan industri
Pariwista Kecamatan Leitimur Selatan

Dari hasil analisis-analisis sebelumnya, dapat diketahui beberapa hal

penting yang dapat menjadi dasar pertimbangan dalam usaha

pengembangan kawasan wisata Leitimur Selatan. Kawasan tersebut

mempunyai kecenderungan pertumbuhan produk yang masih rendah dengan

pasar yang tinggi, sehingga apabila dikelola dan dipelihara dengan tepat

kawasan wisata Leitimur Selatan mempunyai prospek yang bagus sebagai

daerah tujuan wisata utama di Kota Ambon. Kawasan wisata Leitimur

Selatan saat ini baru memiliki pangsa pasar kecil namun tetap tumbuh dan

berkembang relatif cepat, terutama didukung dengan keunikan dan

keindahan alamnya, serta wilayah perairan yang luas dan dapat

dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan atau atraksi wisata khususnya wisata

air.

Dasar pertimbangan pengembangan industri pariwisata di kawasan

Leitimur Selatan ini disusun berdasarkan analisis metode SWOT dan QSPM.

1. Dasar Pertimbangan Pengembangan Berdasarkan Strategi

Pengembangan Produk.

Dasar pertimbangan pengembangan kawasan wisata Leitimur Selatan

berdasarkan strategi pengembangan produk yaitu dengan

mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki, antara lain daya tarik, keindahan

obyek wisata, sumber daya manusia yang cukup sehingga tingkat

perekonomian masyarakat sekitar dapat ikut terangkat, serta semakin

banyaknya pemerhati pengembangan kawasan wisata Leitimur Selatan

(Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga, Lembaga

Pendidikan, LSM, dan lain-lain) untuk menggunakan atau memanfaatkan

setiap peluang yang muncul, antara lain yaitu memanfaatkan letak


kawasan Leitimur Selatan yang strategis, serta adanya kebijakan

pemerintah, khususnya Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan

Olahraga untuk pengembangan kawasan wisata Leitimur Selatan.

2. Dasar Pertimbangan Pengembangan Berdasarkan Strategi Progresif.

Pengembangan dengan memanfaatkan peluang yang muncul yaitu

adanya kebijakan dari Pemerintah Daerah Kota Ambon untuk

pengembangan kawasan wisata leitimur Selatan serta semakin banyaknya

pemerhati pengembangan kawasan wisata Leitimur Selatan

(Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Lembaga Pendidikan, LSM,

dan lain- lain) sehingga kawasan tersebut mendapat perhatian yang lebih

terhadap usaha pengembangan tersebut terutama untuk menangani

masalah infrastuktur yang ada, sarana dan prasarana,dan masalah

kebersiahan. Peluang potensial investasi juga dapat dimanfaatkan

sebagai usaha menghilangkan atau mengurangi dampak kelemahan

yang dimiliki kawasan tersebut. Promosi kepada pihak investor

perlu ditingkatkan sehingga terjadi perbaikan kualitas kawasan dan

peningkatan kualitas sumber daya manusia karena adanya

lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat di kawasan wisata

Leitimur Selatan.

3. Dasar Pertimbangan Pengembangan Berdasarkan Strategi Penetrasi

Pasar.

- Pengendalian pertumbuhan kawasan dapat dilakukan melalui usaha

konservasi lingkungan dengan mengikutsertakan masyarakat

setempat sebagai sumber daya manusia yang dapat diandalkan.

- Kondisi kawasan wisata yang kurang mendukung pada musim-musim

tertentu dapat diatasi dengan pengadaan atraksi wisata penunjang

berserta fasilitasnya yang tidak terpengaruh oleh musim-musim tertentu

serta dengan memanfaatkan atraksi wisata di negeri-negeri

yang
masih termasuk kawasan Leitimur Selatan

- Kerjasama antara pemerhati pengembangan kawasan Leitimur Selatan

dengan pihak pemerintah dan swasta dapat membantu mengatasi

masalah rendahnya minat investasi dan kompetisi antar kawasan

wisata lainnya, antara lain dengan meningkatkan usaha promosi atau

penyediaan infrastruktur.

4. Dasar Pertimbangan Pengembangan Berdasarkan Strategi Diversifikasi

Untuk mengatasi masalah lingkungan di kawasan Leitimur Selatan agar

dapat dijadikan sebagai kawasan wisata andalan harus didukung oleh

seluruh pihak terkait, baik pemerintah, pihak swasta, maupun masyarakat

sehingga kelemahan yang ada dapat dieliminasi dan ancaman yang akan

muncul dapat diminimalisasi dengan adanya kerjasama dan koordinasi

dari seluruh pihak untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

bersama- sama dan dilakukan secara terpadu.

5.3.2 Prioritas Pengembangan Berdasarkan Analisa Data

Prioritas pengembangan disusun untuk mempermudah pengembangan

lebih lanjut sehingga lebih terarah, efektif, dan efisien. Penyusunan prioritas

perencanaan dan pengembangan ini meliputi beberapa aspek sesuai dengan

hasil analisis sebelumnya yaitu analisis SWOT dan Analis QSPM yang

dilakukan berpedoman pada segmentasi pasar sehingga pengembangan

yang akan dilaksanakan dapat sesuai dengan karakteristik wisatawan y

ang datang berkunjung.

Urutan Prioritas pengembangan yang disusun menjadi sektor-

sektor yang dianggap paling signifikan dalam keberhasilan pengembangan

kawasan wisata Leitimur Selatan menjadi kawasan industri wisata. Prioritas

ini disusun berdasarkan hasil analisis dan digambarkan dalam tabel berikut

ini:
Tabel 5.26
Prioritas Strategi berdasarkan Hasil Analisis
Prioritas Prioritas
No Matriks Prioritas III Prioritas IV
I II
1 Matriks Strategi Strategi
SPACE Progresif Diversifikasi
2 Matriks Strategi Strategi
SWOT Pengembangan Penetrasi
Produk Pasar
3 QSPM Strategi Strategi Strategi Strategi
Pengembangan Progresif Penetrasi Diversifikasi
Produk Pasar
Sumber : data diolah

5.4. Pembahasan

5.4.1. Perencanaan Program Pen gembangan Industri Pariwisata

Seperti yang telah disampaikan, penyusunan program pengembangan

di kawasan Wisata Kecamatan Leitimur Selatan didasarkan

pada

pertimbangan berbagai potensi dan permasalahan, termasuk isu-isu strategis


yang dihadapi kawasan dalam pengembangan produk wisata
kecamatan

Leitimur Selatan.

Lebih lanjut, penentuan visi, misi, tujuan, dan sasaran pengembangan

kepariwisataan di kawasan menjadi payung bagi kebijakan dan

strategi

pengembangan pariwisata di Kecamatan Leitimur Selatan untuk aspek-aspek


pengembangan
pemasaran, produk, pengembangan pasar dan

pengembangan transportasi dan infrastruktur, pengembangan SDM

dan kelembagaan, serta pengembangan investasi.

Dengandapat
diharapkan pertimbangan
mengatasitersebut program maupun
permasalahan pengembangan yang disusun
isu-isu strategis yang

ada, sekaligus memanfaatkan dan menguatkan potensi yang dimiliki.

Program yang dirumuskan akan memiliki prioritas pelaksanaan, sesuai

dengan sasaran program utama pengembangan kawasan industri

pariwisata Kecamatan Leitimur Selatan.


Untuk mengembangkan kawasan kecamatan Leitimur Selatan berdasarkan

hasil analisa di depan dan isu-isu strategis yang diperoleh, maka akan diperoleh

atau dilakukan program-program sebagai berikut :

1. Pendataan Potensi Pariwisata yang dimiliki

Pendataan terhadap potensi pariwisata Kecamatan Leitimur Selatan perlu

dilakukan hal ini disebabkan karena banyak sekali potensi yang dimiliki

yang belum terdata dengan baik sehingga baik itu pemerintah, investor

maupun wisatawan tidak mengetahui akan potensi tersebut, bagaimana

mau dikembangkan kalau saja potensi yang dimiliki saja tidak terdata

dengan baik.

2. Pengembangan potensi wisata

Setelah potensi pariwisata sudah terdata dengan baik maka langkah

selanjutnya adalah mengembangkan potensi yang dimiliki tersebut menjadi

kawasan industri pariwisata.

3. Peningkatan potensi pariwisata

Ketika kawasan wisata itu sudah dikembangkan maka menjadi kawasan

industri pariwisata maka akan dilihat potensi apa yang masih dimiliki yang

perlu dikembangkan dan permasalahan-permasalahan yang ditemui pada

saat pengembangan maka perlunya dilakukan perbaikan berupa

peningkatan terhadap potensi yang dimiliki.

4. Peningkatan infrastruktur

Infrastruktur merupakan faktor pendukung terpenting bagi pengembangan

dan peningkatan suatu kawasan menjadi kawasan industri pariwisata.

Ketika kawasan tersebut sudah dijadikan kawasan industri pariwisata

infrastruktur perlu diperhatikan karena wisatawan akan merasa lebih

nyaman tidak hanya karena potensi pariwisata yang dimiliki, atau

wisatawan akan melakukan kunjungan ke kawasan tersebut kalau


aksesnya mudah untuk dijangkau. Peningkatan infrastruktur berupa :

 Jalan

Kecamatan Leitimur Selatan merupakan daerah yang sebagian besar

merupakan daerah perbukitan,akses jalan merupakan faktor utama

untuk menjangkau kawasan wisata ini dengan kondisi alam dan

bentangan yang ada sering terjadi kerusakan jalan akibat tanah

longsor sehingga perlu sekali ada perhatian yang serius untuk

perbaikan dan peningkatan jalan menuju ke daerah-daerah atau objek

wisata yang ada.

 Air bersih

Sarana air bersih merupakan faktor yang penting yang harus

diperhatikan. Di Kecamatan Leitimur Selatan pada beberapa objek

wisata yang ada di kawasan wisata sudah ada fasilitas yang tersedia

untuk menggunakan air bersih tersebut tetapi karena sistem

pengelolaan air bersih yang ada masih hanya sebatas untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga belum bisa untuk melayani

akses tersebut.

 MCK/Kamar Mandi

Fasilitas ini sangat diperlukan oleh wisatawan karena mereka akan

melakukan kegiatan wisata di daerah Kecamatan Leitimur Selatan

yang letaknya jauh dari pusat kota.wisatawan akan membutuhkan

akses layanan ini untuk mandi, ganti dan lainnya. Sampai sejauh ini

sarana ini sangat minim tersedia di kawasan wisata Leitimur Selatan

kalaupun ada hanya cuma untuk beberapa sub kawasan yang baru

dikembangkan walaupun sangat minim sarana yang tersedia

didalamnya.
1001
0010

 Hotel/penginapan, Rumah makan,Warung, tenda-tenda, gosebo dan

fasilitas pendukung lainnya.

Fasilitas-fasilitas ini sangat diperlukan untuk pengembangan kawasan

Leitimur Selatan menjadi kawasan industri pariwisata, karena letaknya

jauh dari pusat kota maka perlu adanya hotel/penginapan yang bisa

digunakan untuk wisatawan beristirahat ataupun tinggal apabila

mereka hendak menginap, rumah makan para wisatawan dalam

melakukan kegiatan wisata tidak perlu lagi membawah makanan

sebagai bekal mereka, atau harus pergi ke kota lagi untuk mencari

makanan dan jajanan lain. Selain itu fasilitas-fasilitas lainnya juga

sangat diperlukan untuk memperkenalkan dan memasarkan hasil

produk dari kawasan Leitimur Selatan berupa kuliner dan souvenir-

souvenir khas.

 Trasportasi

Trasportasi adalah hal penting juga, karena jarak yang jauh dari pusat

kota dan layanan transportasi yang tersedia masih sangat minim

sehingga perlu adanya perhatian terhadap pelayanan transportasi

dengan mengefektifkan rute transpotasi dari pusat kota ke daerah

Leitimur Selatan dan menambah layanan angkutan umum.

5. Peningkatan kualitas SDM

Sumber daya manusia merupakan faktor kunci pengembangan dan

peningkatan kawasan industri. Kawasan Leitimur Selatan ketika siap

dijadikan kawasan industri pariwisata maka sumber daya manusia baik itu

untuk mengelola dan mengembangakan kawasan tersebut harus

ditingkatkan, baik itu berupa pelatihan-pelatihan dan sebagainya.


6. Peningkatan dan penguatan sistem manajemen

Peningkatan dan penguatan sistem manajemen sangat diperlukan sekali

dalam pengembangan industri pariwisata. Di kecamatan Leitimur Selatan

ketika proses pengembangan dilakukan maka sistem manajemen harus

berjalan dengan baik dalam artian adanya hubungan kerja sama yang

baik, baik itu dari pemerintah, mulai dari tingkat propinsi, kota, kecamatan

sampai ketingkat terendah dengan instansi terkait, dengan stekholder yang

ada. Ketika sistem manajemen ini berjalan dengan baik maka

pengembangan kawasan industri pariwisata Kecamatan Leitimur Selatan

akan berjalan dengan baik.

7. Peningkatan kesejahteraan

Pengembangan kawasan Kecamatan Leitimur Selatan sebagai kawasan

industri pariwisata tentu membawa keuntungan bagi masyarakat setempat

masyarakat dapat mengembangkan usaha-usaha dengan memanfaatkan

potensi yang dimiliki. Selain itu perlu adanya perhatian dari pemerintah

terhadap permasalahan dalam rangka peningkatan usaha masyarakat ,

misalnya adanya perhatian terhadap kerajinan - kerajinan, industri

pengolahan minyak pala dan cengkeh, industri pengolahan jus pala dan

usaha-usaha lainnya yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

5.5 Rekomendasi

Rekomendasi merupakan tindak lanjut dari hasil studi atau

kesimpulan berupa saran atau masukan bagi instansi terkait yang dapat

dijadikan sebagai acuan dalam usaha pengembangan industri pariwisata di

Kecamatan Leitimur Selatan. Rekomendasi tersebut antara lain sebagai

berikut:
 Rekomendasi untuk Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga

propinsi Maluku dan Kota Ambon adalah menyiapkan perencanaan

kepariwisataan yang terstruktur dengan menekankan pentingnya

kesejahteraan masyarakat disekitarnya, sehingga akan terselenggara

sebuah obyek wisata yang berkelanjutan. Disamping itu, Dinas

Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga perlu mengatasi

kondisi kepariwisataan di Kecamatan Leitimur Sealatan yang terjadi

saat ini, antara lain yaitu meningkatkan pemasaran dengan promosi

lebih intensif dan menarik, meningkatkan pelayanan dengan menambah

fasilitas dan memperbaiki kualitas sarana dan prasarana, serta

peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan mengadakan

pelatihan dan kesempatan berwiraswasta di kawasan wisata Leitimur

Selatan.

 Rekomendasi untuk pihak swasta yaitu mengingat potensi

geografis, keindahan alam, kegiatan awal, dan lain-lain telah tersedia,

maka pihak swasta tidak perlu ragu untuk menanamkan modalnya

demi mengembangkan kegiatan wisata di Kecamatan Leitimur

Selatan bersama-sama dengan pemerintah. Selain itu, pihak swasta perlu

memperhatikan kesesuaian antara penawaran produk wisata dengan

permintaan dari wisatawan sehingga kepuasan wisatawan sebagai

konsumen dapat terpenuhi.

 Rekomendasi untuk perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya

adalah turut membantu dalam penyediaan sumber daya manusia yang

profesional dan terdidik serta menguasai ilmu yang dapat diterapkan

dalam usaha pengembangan pariwisata. Selain itu pihak perguruan tinggi

dan lembaga pendidikan sebaiknya dapat ikut membantu melaksanakan

penelitian dan pengembangan terhadap kegiatan wisata di Kecamatam

Leitimur Selatan.
 Rekomendasi untuk Bappeda Propinsi Maluku dan Kota Ambon yaitu

mengintegrasikan pengembangan kawasan wisata Kecamatan Leitimur

Selatan didalam perencanaan pembangunan daerah dan

berikut program-programnya. Selain itu, perlu adanya suatu koordinasi

dengan instansi atau lembaga lain yang terkait dan ikut terlibat dalam

pengembangan wisata Kecamatan Leitimur Selatan.

Anda mungkin juga menyukai