Hal : GUGATAN CERAI, HAK ASUH ANAK dan BIAYA NAFKAH (BIAYA
HADHANAH) ANAK
Kepada Yth :
KETUA PENGADILAN AGAMA SEMARANG
di
Semarang
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum wr.wb.
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 2 Mei 2017, bertindak untuk dan atas
nama serta sah mewakili:
Nama : KHARIRA SANG KHOSANA BINTI SETYANANA
Tempat Tanggal Lahir : Surakarta, 03 Desember 1987
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Warga Negara : Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : Strata 1 (Sarjana Ekonomi)
Alamat : Jl. Gemah Kencana I No. 10 RT.001 RW.002, Kelurahan
Gemah, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Provinsi
Jawa Tengah
yang selanjutnya mohon disebut sebagai PENGGUGAT.
Dengan ini mengajukan Gugatan Cerai, Hak Asuh Anak dan Biaya Nafkah (Biaya
Hadhanah) Anak terhadap:
2. Bahwa selama dalam pernikahan tersebut antara Penggugat dan Tergugat terus
menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan
hidup rukun lagi dalam rumah tangga. Adapun faktor penyebabnya adalah antara
lain sebagai berikut:
a. Bahwa Tergugat tidak menghargai Penggugat sebagai Istri, selalu berkata
kasar yang tidak pantas untuk diucapkan oleh seorang suami yang baik;
b. Bahwa Tergugat tidak menghormati dan menghargai orang tua Penggugat;
c. Bahwa selama kehamilan Penggugat, Tergugat tidak memperdulikan
Penggugat, Tergugat sering pulang malam dan terkadang tidak pulang,
bahkan sampai dengan Penggugat melahirkan.
d. Bahwa Tergugat tidak terbuka mengenai penghasilannya;
e. Bahwa uang nafkah selalu harus diminta, tidak ada kesadaran dari Tergugat
sendiri untuk memberi kepada Penggugat secara penuh;
f. Bahwa Tergugat tidak memberikan nafkah yang layak dan penuh selama
masa perkawinan dari Tahun 2011 hingga saat ini;
g. Bahwa Penggugat sudah memberi kesempatan kepada Tergugat untuk
merubah perilaku Tergugat tersebut akan tetapi sampai saat ini tidak ada
perubahan apapun dari Tergugat;
h. Suami tidak bisa menjadi imam yang baik untuk keluarga dalam agama
( Islam ).
2|Page
3. Bahwa puncak dari pertengkaran tersebut sejak bulan Januari 2017
hingga saat ini antara Penggugat dan Tergugat telah pisah ranjang dan
tempat tinggal. Penggugat tetap tinggal di rumah orang tua Penggugat
di Semarang sedangkan Tergugat kembali ke rumah orang tuanya;
3. Bahwa tindakan dan pengabaian yang telah dilakukan oleh Tergugat kepada
Pengugat, telah pula melanggar Undang-undang No. 23 Tahun 2004
tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, Pasal 5, bahwa:
”Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga,
terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya, dengan cara kekerasan
fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual atau, penelantaran rumah
tangga”;
5. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 105 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam
(KHI), “Pemeliharaan anak yang belum mumayiz atau belum berumur 12
tahun adalah hak ibunya”, maka Penggugat mohon kepada Majelis Hakim
untuk menetapkan Hak Pengasuhan dan Pemeliharaan anak yang
bernama RAEESA ADZANI AGKHA KURNIAWAN, jenis kelamin perempuan
yang lahir di Semarang pada tanggal 11 Desember 2013 (3 Tahun 4 bulan)
jatuh pada Penggugat sebagai ibu kandungnya;
6. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 149 (d) Kompilasi Hukum Islam (KHI),
menyebutkan, “bekas suami wajib memberikan biaya hadlanah (pemeliharaan
anak) untuk anak yang belum mencapai umur 21 tahun” untuk itu Penggugat
menuntut agar Tergugat membayar baiaya hadhanah anak yang bernama
RAEESA ADZANI AGKHA KURNIAWAN, jenis kelamin perempuan yang lahir
di Semarang pada tanggal 11 Desember 2013 (3 Tahun 4 bulan) setiap
3|Page
bulannya sebesar Rp 3. 000.000,- (Tiga juta rupiah) sampai anak tersebut
berusia 21 tahun/ dewasa, dan dinaikkan 15 % setiap tahunnya sesuai tingkat
inflasi. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:
a. Biaya makanan dan susu = Rp 1.500.000-,
b. Biaya Asuransi = Rp 400.000,-
c. Biaya beli sandang dan pampers = Rp 1.000.000,-
d. biaya pendidikan dan keperluan lainnya = Rp 600.000,-
= Rp 3.000.000,-
Sehingga total biaya nafkah (biaya hadhanah anak) yang harus dibayar oleh
Tergugat setiap bulannya adalah sebesar Rp 3.000.000,- (Tiga juta rupiah)
dan dinaikkan 15% untuk setiap tahunnya.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat berpendapat bahwa satu-satunya
jalan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini adalah mohon dengan hormat
kepada Ketua Pengadilan Agama Semarang untuk menetapkan hari sidang dengan
memanggil pihak-pihak yang berperkara untuk memeriksa dan mengadili perkara ini.
Selanjutnya mohon berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut:
Primair
Subsidair :
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, Penggugat mohon keadilan yang seadil-
adilnya/ ex aequo et bono.
EVARISAN, SH., MH
4|Page