Anda di halaman 1dari 4

ASKAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN AMBULATORY (ODS)

Pertemuan ketiga : Sejarah dan perkembangan ambulatory


anestesi
Sri Sulami S.Kep, MM

Definisi
Ambulatory anestesia adalah pelayanan anestesia untuk pembedahan, yang
secara medis diduga tidak akan memerlukan perawatan menginap pasca bedah.
Dalam bahasa Indonesia ambulatory anesthesia disamakan dengan pengertian
anastesi tanpa mondok atau pasien ODC (One day Care).

Latar Belakang
Sejarah ambulatory anestesi bisa menjadi alasan dari tahapan ilmu anestesia itu
sendiri. Ambulatory anestesia modern dimulai dengan anestesi gigi dan
pembedahan di Hartford, Connecticut, pada tahun 1846. Nitrogen oksida telah
diperkenalkan dan didemonstraikan secara umum kemudian digunakan oleh
Horace Wells. Pada waktu yang bersamaan, Gardner Colton, seorang ahli kimia
dan wiraswastawan, menggabungkan kemampuan pemasaran dan hubungan
dengan dokter gigi untuk mengembangkan kantor dokter gigi, dimana nitrogen
oksida telah digunakan untuk mengatasi nyeri cabut gigi.

Pada tahun 1868, Edmund Andrew, seorang dokter bedah dari Chicago, mengakui
bahwa hypoxemia disebabkan dari penggunaan nitrogen oksida. Dia
menyarankan bahwa penambahan oksigen dengan nitrogen oksida akan
memungkinkan memberikan hasil yang aman pada anestesi. Bagaimanapun
gabungan nitrogen oksida dengan oksigen adalah yang terbaik.

Pada tahun 1950, terjadi peningkatan minat dalam pembedahan ambulatory


karena sebagian rumah sakit kekurangan tempat tidur dan biaya rawat inap,
contohnya di Kanada. Operasi hernia menjadi populer untuk bedah ambulatory.
Kemajuan terhadap ambulatory anestesia telah dilakukan pada tahun 1960 oleh
John Dillon dan David Cohen di Universitas California, Los Angeles (UCLA) dengan
mengembangkan pelayanan pembedahan ambulatory. Tidak seperti di Kanada
yang terstimulasi kerena kurangnya tempat tidur rawat inap, Dillon dan Cohen
terdorong karena tipisnya ekonomi, secara dramatis pembedahan ambulatory
lebih murah dibandingkan pembedahan rawat inap.

Saat ini kebanyakan pasien yang menjalani pembedahan dan tes diagnostic tidak
perlu menginap di rumah sakit. Dalam banyak kasus, pemulihan cukup dilakukan
di rumah. Ambulatory anastesia (outpatient anesthesia) telah terbukti aman,
praktis, biaya murah dan dapat dilakukan di berbagai fasilitas termasuk rumah
sakit, freestanding surgery center dan kantor ahli bedah. Anastesi akan dilakukan
dan diawasi oleh seorang ahli anestesiologi.

Pada tahun 1919 Ralph Waters meramalkan bahwa klinik pasien ambulatory
(outpatient clinic) mempunyai masa depan yang cerah. Ramalan ini tidak meleset
karena sejak tahun 1960 1 bagian ini mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Saat ini diperkirakan dari seluruh pembedahan 20-40% dapat diperlakukan
sebagai pembedahan pada pasien ambulatory. 4 Ada beberapa factor yang
mendorong berkembangnya departemen ambulatory, yaitu:
1. Semakin meningkatnya biaya perawatan (rawat inap) di rumah sakit. Adanya
perawatan ambulatory biaya perawatan dan pengobatan dapat ditekan sampai
40-80%.
2. Jumlah tempat tidur penderita di rumah sakit menjadi semakin terbatas,
dibanding dengan pertambahan penduduk.
3. Pengadaan rumah sakit dengan segala sarana yang memerlukan biaya besar
dapat ditekan.
4. Mengurangi dan mencegah kemungkinan infeksi nasokomial.
5. Mempersingkat terpisahnya pasien (terutama anak-anak) dengan keluarga atau
kenalannya.
6. Menumpuknya jadwal pembedahan.

Departemen atau klinik ambulatory ini dapat merupakan :


1. Satu kesatuan (unit) tersendiri baik kamar bedah maupun ruang perawatannya
di dalam satu rumah sakit besar.
2. Mempunyai ruang perawatan khusus dan tersendiri tetapi masih
mempergunakan kamar bedah umum di dalam rumah sakit besar.
3. Satu klinik terpisah yang berdiri sendiri tetapi mempunyai rumah sakit besar
untuk rujukan apabila terjadi komplikasi.

Untuk mengelola pasien ambulatory diperlukan sarana:


1. Kamar bedah dengan alat dan obat anastesia serta alat-alat monitor yang
lengkap seperti pada kamar bedah untuk penderita rawat inap, tetapi tidak terlalu
mahal.
2. Ruang perawatan yang memadai untuk persiapan prabedah yang terdiri dari
ruang pemeriksaan dan ganti pakaiaan serta ruang pemulihan

Keuntungan ambulatory anesthesia


1. Biaya lebih murah. Biaya perawatan dan pengobatan dapat ditekan sampai 40-
80%.
2. Kemudahan dalam menjadwalkan pembedahan. Pasien dapat memilih jam
yang sesuai, terutama untuk anak dan manula.
3. Tidak tergantung kapasitas rumah sakit, tidak usah menunggu ada kamar
kosong di rumah sakit.
4. Mengurangi dan mencegah kemungkinan infeksi nasokomial, terutama pasien
imunocompromised.
5. Berkurangnya insiden medication errors.
6. Menjaga privasi pasien.
7. Pasien lebih cepat kembali ke lingkungan rumah yang dikenal terutama pasien
anak dan usia lanjut

Daftar pustaka
Scott R.Springman.2006. Ambulatory Anesthesia: the requisites in anesthesiology.
Mosby Inc: Philadelphia.
Anonim. Ambulatory Anesthesia. http://
www.asahq.org/patientEducation/ambulatoryAnes.pdf
dr. A himendra. 1994. Teori Anestesiologi. Bandung.
Anonim. Anestesia Anak Tanpa Mondok.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/12_AnestisiaAnakTanpaMondok.pdf/12_A
nestisia
AnakTanpaMondok.html 10.Anonim. Guide Book Anesthesia.
images.nicopoundra.multiply.multiplycontent.com/ /Guide%20Book%20
ANESTESI .zip?... –

Anda mungkin juga menyukai