Anda di halaman 1dari 3

1.

Perang Korea (1950-1953), antara Korea Utara menghadapi Korea


Selatan
Perang Korea (bahasa Korea: 한국전쟁), dari 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953, adalah sebuah
konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan. Perang ini juga disebut “perang yang
dimandatkan” (bahasa Inggris proxy war) antara Amerika Serikat dan sekutu PBB-nya dan
komunis Republik Rakyat Cina dan Uni Soviet (juga anggota PBB). Peserta perang utama adalah
Korea Utara dan Korea Selatan. Sekutu utama Korea Selatan termasuk Amerika
Serikat, Kanada, Australia, dan Britania Raya, meskipun banyak negara lain mengirimkan
tentara di bawah bendera PBB.
Sekutu Korea Utara, seperti Republik Rakyat Tiongkok, menyediakan kekuatan militer,
sementara Uni Soviet yang menyediakanpenasihat perang dan pilot pesawat, dan juga
persenjataan, untuk pasukan Tiongkok dan Korea Utara. Di Amerika Serikat konflik ini
diistilahkan sebagai aksi polisional di bawah bendera PBB daripada sebuah perang, dikarenakan
untuk menghilangkan keperluan kongres mengumumkan perang.

2. Perang Vietnam (1955-1975), antara Vietnam Utara dan Vietkong


yang didukung oleh Uni Soviet menghadapi Vietnam Selatan yang
didukung oleh AS
Perang Vietnam atau Perang Indocina Kedua merupakan perang yang meletus mulai dari 1955
hingga 1975 di Vietnam. Sejarah Perang Vietnam ini bagian dari Sejarah Perang Dingin antara
dua ideologi kuat di masa itu yaitu komunisme dan kapitalisme. Yang berkonfrontasi adalah
Republik Vietnam atau Vietnam Selatan melawan Republik Demokratik Vietnam atau Vietnam
Utara. Vietnam Selatan didukung oleh negara-negara anti komunis seperti Amerika Serikat,
Thailand, Australia, Filipina, Selandia Baru dan negara-negara barat. Sedangkan Vietnam Utara
didukung oleh negara-negara pro komunis seperti Uni Soviet, Mongolia, Kuba, Korea Utara,
Republik Rakyat Cina dan beberapa negara anggota blok timur.
Perang ini memakan korban sebesar satu juta jiwa untuk Vietnam Utara dan hampir tiga ratus
ribu jiwa untuk Vietnam Selatan. Eksodus secara masif terjadi di perang ini terutama ke Amerika
Serikat dan banyak negara barat. Peperangan ini dimenangkan oleh Vietnam Utara setelah
runtuhnya Saigon. Kemudian kedua Vietnam bersatu menjadi Vietnam berideologi komunis
yang kita kenal sekarang.
3. Pembangunan Tembok Berlin (1961), yang dibangun untuk
mencegah perpindahan penduduk Berlin Timur ke Berlin Barat.

Tembok Berlin (bahasa Jerman: Berliner Mauer) adalah sebuah tembok pembatas


terbuat dari beton yang dibangun oleh Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur)
yang memisahkan Berlin Barat dan Berlin Timur serta daerah Jerman Timur lainnya
sehingga membuat Berlin Barat sebuah enklave.[1] Tembok ini mulai dibangun pada
tanggal 13 Agustus 1961. Tembok pembatas ini juga bersamaan dengan pendirian
menara penjaga yang dibangun sepanjang tembok ini, [2] juga pendirian sebuah daerah
terlarang, yang diisi dengan ranjau anti kendaraan. Blok Timur menyatakan bahwa
tembok ini dibangun untuk melindungi para warganya dari elemen-elemen fasis yang
dapat memicu gerakan-gerakan besar, sehingga mereka dapat membentuk
pemerintahan komunis di Jerman Timur. Meski begitu, dalam praktiknya, ternyata
tembok ini digunakan untuk mencegah semakin besar larinya penduduk Berlin Timur ke
wilayah Berlin Barat, yang berada dalam wilayah Jerman Barat.
Oleh otoritas Jerman Timur, Tembok Berlin dikatakan sebagai "Benteng Proteksi Anti-
Fasis" (bahasa Jerman: Antifaschistischer Schutzwall), yang menyatakan bahwa
negara Jerman Barat belum sepenuhnya dide-nazifikasi.[3] Pemerintah Kota Jerman
Barat kadang-kadang mengatakan Tembok Berlin sebagai "Tembok Memalukan"—
sebutan yang dicetuskan oleh Wali Kota Willy Brandt—untuk mengutuk tembok ini
karena membatasi kebebasan bergerak. Bersamaan dengan Tembok Pembatas Antar
Jerman yang memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur, kedua tembok pembatas
ini menjadi simbol "Tirai Besi" yang memisahkan Eropa Barat dengan Blok
Timur selama Perang Dingin.
Sebelum pembangunan tembok ini, ada sekitar 3,5 juta warga Jerman Timur yang
bermigrasi dan membelot ke barat, salah satunya dengan melewati perbatasan Jerman
Timur dan Jerman Barat, lalu kemudian mereka pun bisa pergi ke negara Eropa Barat
lainnya. Antara tahun 1961 dan 1989, tembok ini pun mencegah hal itu. [4] Di rentang
waktu kira-kira 30 tahun ini, ada sekitar 5.000 orang yang mencoba kabur, dengan
estimasi ada 100 sampai 200 orang yang meninggal karena ditembak.
Pada tahun 1989, ada perubahan politik radikal di kawasan Blok Timur, yang
berhubungan dengan liberalisasi sistem otoritas di Blok Timur dan juga mulai
berkurangnya pengaruh Uni Soviet di negara-negara seperti Polandia dan Hungaria.
Setelah kerusuhan sipil selama beberapa minggu, pemerintah Jerman Timur
mengumumkan tanggal 9 November 1989 bahwa rakyat Jerman Timur boleh pergi ke
Jerman Barat dan Berlin Barat. Maka, kerumunan orang Jerman Timur pun
menyeberangi dan memanjat tembok itu, diikuti pula dengan warga Jerman Barat di sisi
lain untuk merayakan atmosfer kebebasan. Beberapa minggu setelahnya, euforia publik
dan pemburu souvenir akhirnya meretakkan bagian-bagian tembok itu. Nantinya,
sebagian besar tembok ini dihancurkan oleh pemerintah menggunakan alat berat.
Kejatuhan dari Tembok Berlin membuka jalan terbentuknya Reunifikasi Jerman, 3
Oktober 1990.

Anda mungkin juga menyukai