Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.3. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No. 6 tahun 2014 tentang desa menyebutkan bahwa


keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang
serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban desa(Indonesia, 2014). Akuntabilitas dalam pemerintah desa.
sebagaimana yang diungkapkan oleh Sumpeno (2011) melibatkan pemerintah desa
untuk mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilaksanakan dalam kaitannya dengan
pembangunan dan pemerintahan desa.

Menurut Permen No. 16 Tahun 2018(Indonesia, 2017), secara umum prioritas


penggunaan dana desa masih diutamakan untuk mendanai program atau kegiatan bidang
pemberdayaan masyarakat dan pelaksanaan pembangunan desa. Dana desa yang
digunakan untuk pembangunan desa digunakan untuk pembangunan dan pemeliharaan
infrastruktur, pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana kesehatan,
pembangunan dan pemeliharaan pendidikan, serta pengembangan usaha ekonomi
produktif. Dana Desa yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat desa diarahkan
untuk meningkatkan kapasitas warga dalam pengembangan wirausaha, peningkatan
pendapatan, peluasan skala ekonomi individu kelompok masyarakat, honor Tim
Pelaksana Dana Desa, dan penguatan kelembagaan desa dan kegiatan desa lainnya yang
dianggap penting.

Desa juga mendapatkan Alokasi Dana Desa yang merupakan dukungan dana
oleh pemerintah pusat dan daerah pada pemerintah desa dalam upaya peningkatan
pelayanan dasar kepada masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat desa. Alokasi Dana
Desa merupakan substansi baru didalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa untuk
mendukung dana rangsangan pembangunan desa dalam pemberdayaan masyarakat dan
publik. Besar Alokasi Dana Desa tersebut berjumlah 30% dialokasikan untuk aparatur
pemerintah desa sedangkan 70% digunakan untuk 4 program pemberdayaan masyarakat
dan publik. Hal ini sangat membuktikan arti penting desa dan potensi desa secara luas
dalam menunjang kesuksesan pemerintah nasional (Purbasari, Wardana, & Pangestu.,
2018).
Belanja Bidang Pekerjaan Umum antara lain adalah Pembuatan dan peninggian
badan jalan desa untuk memperlancar tranportasi dan pembangunan aliran irigasi desa.
Pembangunan dan peninggian jalan tersebut dilakukan sebagai upaya memperlancar
arus lalu lintas desa. Sementara pembangunan sarana irigasi yang dilakukan untuk
memperkuat aliran irigasi yang telah lama tidak tersentuh pembangunan sejak jaman
orde baru atau pembagunan pertama kali pada tahun 1980. (Pramukti,2020). Oleh
karena itu diperlukan penelitian tentang dana desa untuk mengetahui pengaruh dana
desa bagi pembangunan desa di Desa Kedungsumber.

1.1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ada pada penelitian ini yaitu :

1) Pengaruh dana desa terhadap pembangunan infrastruktur desa di


Kedungsumber ?
2) Pengaruh dana desa tehadap belanja desa dalam bidang pekerjaan umum di
Desa Kedungsumber ?
3) Bagaimana peran masyarakat Desa Kedungsumber terhadap pembangunan
infrastruktur di Desa Kedungsumber ?
1.2.3. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1) Mengetahui pengaruh dana desa terhadap pembangunan infrastruktur desa di
Desa Kedungsumber.
2) Mengetahui pengaruh dana desa terhadap belanja desa dalam bidang pekerjaan
umum di Desa Kedungsumber.
3) Mengetahui peran masyarakat Desa Kedungsumber terhadap pembangunan
infrastruktur di Desa Kedungsumber.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Dana Desa

Dana desa merupakan dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui anggaran
pendapatan dan belanja daerah kabupaten dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat (Perbup no 3, 2018). Dana Desa yang
ada akan mampu mendorong peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
desa apabila dalam pelaksanaannya pengunaan terhadap dana desa dapat dilakukan
secara efektif, pemberian dana desa merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk
menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan berkembang. Dana desa mulai
diberlakukan sejak tahun 2015 setelah terbitnya UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang desa yang bersumber dari
APBN. Sebelun adanya Dana Desa pada setiap desa sudah menerima Alokasi Dana
Desa (ADD) namun jumlahnya tergolong kecil karena hitungan ADD didapatkan dari
pembagian dana perimbangan yang diterima pemerintah daerah kabupaten/kota paling
sedikit 10% setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.(Tangkumahat et al., 2017).
Belanja desa merupakan semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan
kewajiban desa dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh desa dan dipergunakan dalam rangka mendanai penyelengaraan
kewenangan desa. Dalam hal ini sumber-sumber dana yang digunakan untuk membiayai
belanja desa diantaranya terdiri dari Pendapatan Asli Desa (PADesa), Dana Desa dan
Alokasi Dana Desa. Penanganan dan pengalokasian dana desa yang ada bergantung
pada anggaran pendapatan dan belanja desa yang selanjutnya disingkat menjadi
APBDesa, yang mana APBDesa merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah
desa. Sedangkan dalam undang-undang nomor 6 tahun 2014 Pendapatan Asli Desa
(PADesa) adalah pendapatan yang berasal dari kewewenangan desa berdasarkan hak
asal usul dan kewenangan skala lokal desa, keberadaan PADesa ini bertujuan untuk
melatih kemandirian setiap desa dalam mengelola keuangan.
2.2. Alokasi dana desa

Alokasi dana desa merupakan alokasi merupakan alokasi dana yang


siperuntukan untuk desa paling sedikit 10% dari dana perimbangan yang diterima
kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setelah
dikurangi dengan dana alokasi Khusus. Mekanisme dan tahap penyaluran dana desa
dilakukan dengan beberapa tahapan meliputi :

a. Penyaluran dana desa dilakukan melalui pemindahan bukan dari RKUD ke


RKD
b. Penyaluran dana desa dari RKUD ke RKD dilakukan paling lambat 7
(tujuh) hari kerja setelah persyaratan penyaluran telah dipenuhi
c. Penyaluran dana sesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
bertahap, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Tahap I paling cepat bulan Januari dan paling lambat minggu ketiga
bulan Juni sebesar 20% (dua puluh per seratus)
2) Tahap II paling cepat bulan Maret dan paling lambat minggu keempat
bulan Juni sebesar 40% (empat puluh per seratus)
3) Tahap III paling cepat bulan Juli sebesar 40% (empat puluh per
seratus)
d. Rincian penyaluran dana desa di setiap tahapan untuk tiap-tiap desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebagaimana tercantum dalam
lampiran II
e. Penyaluran dana desa dari RKUD ke RKD sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dilaksanakan setelah bupati menerima dokumen persyaratan penyaluran,
dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Tahap I berupa Peraturan Desa mengenai APBDesa dari Kepala Desa
2) Tahap II berupa laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana
Desa tahun anggaran sebelumnya dari Kepala Desa
3) Tahap III berupa laporan realisasi penyerapan dan capaian output
Dana Desa sampai dengan tahap II daei Kepala Desa.
f. Penyaluran tahap I, tahap II, dan tahap III sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dilakukan setelah kepala desa menyampaikan kelengkapan persyaratan
penyaluran kepada bupati melalui camat. (Perbup no 3, 2018)
2.3. SPSS (Statistical Package For The Socialt Sciences)

SPSS merupakan salah satu software yang digunakan untuk mengelolah dan
menganalisis data, SPSS merupakan software khusus untuk pengelolaan data statistik
yang paling sering digunakan dalam pengelolan data statistik. Dilihat dari fungsinya
SPSS digunakan dalam pengelolaan dan analisis data kuantitatif. (Zein et al., 2019).
SPSS sendiri awalnya merupakan paket statistik untuk ilmu sosial yang dirilis pada
versi pertama yakni pada tahun 1968 setelah dikembangkan oleh Norman H. Nie dan C.
Hadlai Hull, yang mana pada masa itu Norman Nie sedang mengadakan riset Profesor
di Departemen Ilmu Politik di Stanfort. Beberapa fasilitas yang terdapat dalam aplikasi
SPSS pada umumumnya seperti(Abdillah, 2021) :

a. Data editor yang merupakan jendela untuk pengolahan data


b. Viewer mempermudah untuk melihat hasil pemprosesan serta
mempermudah distribusi hasil pengolahan SPSS ke aplikasi lain
c. Multimensional Pivot Tables menunjukan hasil pengolahan data
d. High Resolution Graphics
e. Database access
f. Data transformation
g. Electronic distribution
h. Online help
i. Akses data tanpa tempat penyimpanan sementara

Pada SPSS versi IBM SPSS Statistic 19 terdapat beberapa fungsi seperti :

1) Linear models yang digunkan untuk memprediksi target kontinus (variabel


dpenden berskala interval/rasio) yang didasarkan pada hubungan linier
antara target (variabel dependen) dengan satu atau lebih variabel dependen
2) Generalized linear mixed models merupakan perluasan dari linear mode
yang mana variabel dependen dihubungkan secara linier dengan faktorfaktor
kovariat melalui fungsi penghubung khusus.

Dalam proses pengunaannya SPSS memiliki variasi yang berbedabeda sesuai


dengan keperluan dan tingkat analiisis yang dibutuhkan, pada kegiatan seperti bisnis
biasanya SPSS digunakan untuk kemajuan bisnis itu sendiri seperti survei kepuasan
konsumen serta menghitung cost and benefit dan untuk kegiatan penelitian biasanya
untuk berbagai keperluan baik akademis dan non akademis.dalam proses pengolaan data
yang dilakukanberupa input data, processing data selanjutnya output dari data tersebut.
Dalam SPSS biasanya terdapat beberapa uji yang digpergunakan meliputi uji Validitas,
Uji Reabilitas, Uji Asusmsi Klasik, Regresi Linear(Negara, 2010).
BAB 3
GAMBARAN UMUM

3.1. Gambaran Umum Desa Kedungsumber

3.1.1. Kondisi Geografis

Desa Kedung Sumber merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan
Balongpanggang dengan memiliki empat dusun yakni Dusun Kedungsumber Timur,
Kedungsumber Barat, Gowah dan Kedung Watu. Luas wilayah pada Desa Kedung
sumber seluas 253,43 Ha dengan batas wilayah administrasi :

Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Balongpanggang

Sebelah Barat : terdapat Desa Babatan

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Mojogede

Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Pacuh.

Gambar 3.1 Peta Batas Administrasi Desa Balongpanggang


3.2. Karakteristik Wilayah

3.2.1. Data Demografi

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Desa Kedungsumber 2019


Penduduk Jiwa
Kelurahan
Laki-laki Perempuan Jumlah
Kedungsumbe 1453 1455 2908
r
Sumber Kecamatan Balongpanggang dalam angka 2019

Berdasarkan data Dinas Kependudukan, jumlah total penduduk Desa


Kedungsumber hingga akhir tahun 2019 sebanyak 2.908 jiwa yang terdiri atas 1.453
laki-laki dan 1.455 perempuan. Berikut adalah tabel rasio penduduk dengan antara laki-
laki dan perempuan dari tahun 2015-2019 :

Tabel 3.2 Rasio Jumlah Penduduk Desa Kedungsumber 2015-2019


Kelurahan Penduduk Jiwa
Kedungsumber
Tahun Jiwa
2015 2.848
2016 2.846
2017 2.878
2018 2.908
2019 2.908
Sumber Kecamatan Balongpanggang dalam angka 2019

Tabel 3.3 Rasio Jumlah Penduduk Desa Kedungsumber 2015-2019


Kelurahan Penduduk Jiwa
Kedungsumber
Umur Jumlah
(Tahun) (Jiwa)
0-4 278
5-9 166
10-14 189
15-24 417
25-39 644
40-59 871
>60 334
Sumber Data Kelurahan Kedungsumber 2020

3.2.2. Sosial Ekonomi


Desa Kedungsumber terletak tidak jauh dari pusat kecamatan. Desa Kedungsumber
sebagian besar terdiri dari lahan yang difungsikan sebagai persawahan penduduk Desa
Kedungsumber banyak yang berprofesi sebagai petani.

1. Pertanian
Salah satu sumber perekonomian adalah pertanian dimana didalamnya memuat
tanaman pangan. Tanaman Pangan yang terdapat pada Desa Kedung Sumber
Memproduksi beberapa tanaman yaitu tanaman Padi ,Jagung,dan Kedelai. Untuk lebih
detailnya bisa melihta tabel dibawah :

Tabel 3.4 Luas dan Jumlah Tanaman Pangan Desa Kedungsumber


Tahun 2019
Kelurahan Kedungsumber
Jumlah Luas Lahan
Produksi
(Ton) (Ha)
Padi 1.595,30 220,43
Jagung 55 23
Kedelai 20 10
Jumlah 1.670,30 253,43
Sumber Data Kelurahan Kedungsumber 2020

3% 1%
Pertanian

Padi
Jagung
Kedelai

96%

Gambar 3.2 Grafik pertanian Desa Kedungsumber

Dapat dilihat pada Tabel dan Diagram diatas bahwa Desa


KedungSumber memiliki Sumber Pertanian meliputi lahan Padi , Jagung dan
Kedelai. Lahan padi pada tahun 2019 memproduksi sejumlah 1.595,30 Ton
dengan luas lahan 227,9 Ha, dengan presentase 96%. Selanjutnya pada Tanaman
Pangan Jagung Mmproduksi sejumlah 55 ton dengan luas lahan 23 Ha, dengan
Presentase 3% . dan pada tanaman Kedelai memproduksi Sejumlah 20 ton
dengan luas 10 Ha. Sehingga tanaman pangan paling dominan dan dipanen
setiap tahunnya adalah tanaman Padi.

2. Perternakan
Perekonomian di Desa Kedungsumber Bersumber dari Hewan Ternak ,
beberapa Hewan yang diternak di Desa Kedungsumber adalah hewan Sapi ,
Kambing , domba , dan Ayam Kampung. Untuk Lebih detailnya bisa dilihat dari
tabel dibawah :

Tabel 3.5 Luas dan Jumlah Tanaman Pangan


Desa KedungsumberTahun 2019
Kelurahan Kedungsumber
Jumlah
Hewan Ternak
(Ekor)
Sapi 162
Kambing 190
Domba 51
Ayam Kampung 2563
Jumlah 2966
Sumber Data Kelurahan Kedungsumber 2020

Dapat dijelaskan bahwa Hewan Ternak di Desa Kedungsumber Jumlah


Keseluruhan , pada tahun 2019 sejumlah 2966 ekor , dengan jumlah hewan Sapi
berjumlah 162 Ekor , Hewan Kambing Sejumlah 190 ekor , Hewan Domba
Sejumlah 51 Ekor , dan Hewan ternak ayam kampung Sejumlah 2563. Sehingga
Hewan yang paling dominan pada desa Kedung Sumber adalah Hewan Ayam
kampung.

3.2.3. Infrastruktur

1. Sarana dan Prasarana

a) Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang terdapat pada Desa Kedung Sumber


yaitu Pendidikan SD Negri 129 Gresik yang berada di Jalan Lokal yaitu
Jalan Raya KedungSumber dan Pendidikan TK yang lokasinya berada di
satu lokasi dengan Kantor Desa Kedung Sumber. Selain itu juga terdapat
satu MTS.

b) Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan di kelurahan Kedungsumber terdapat


pemenuhan sarana kesehatan berupa bidan dan posyandu yang terdapat
pada seluruh wilayah dusun yang ada. Dan terdapat peraktek bidan
sebanyak 1 unit.

c) Sarana Peribadatan

 Masjid : 4 Unit
 Musholla : 6 Unit

Penduduk Desa Kedungsumber mayoritas adalah pemeluk agama


islam, maka di Desa Kedungsumber terdapat rumah peribadatan
Masjid (4 Masjid) dan Mushollah (6 Mushollah).

d) Sarana Perdagangan

sarana pedagangan yang terdapat di Desa Kedungsumber hanya


terdapat toko/warungkelontong dan warung makan

 Toko/warung kelontong : 14 buah


 Warung/kedai makan : 14 buah

e) Industri

Sarana industri yang terdapat di Desa Kedungsumber hanya


terdapat industri kecil/industri rumah tangga yang berjumlah 3 industri
kecil.

BAB 4
PEMBAHASAN
4.1. Analisis Pola Penggunaan Lahan

Pola guna lahan di Desa Kedungsumber masih didominasi oleh pertanian selain
itu terdapat permukiman dan fasilitas pelayanan. Berikut Peta Penggunaan Lahan Desa
Kedungsumber 2019.

Gambar 4.1 Peta Penggunaan Lahan Desa Kedungsumber 2019

Berdasarkan peta guna lahan Desa Kedungsumber terdiri dari persawahan, ruang
terbuka hijau, permukiman, dan fasilitas pelayanan seperti sarana kesehatan,
pendidikan, perdagangan dan jasa, peribadatan.

4.2. Kondisi Eksisting Struktur Ruang

Struktur ruang di Desa Balongpanggang meliputi pusat pelayanan dan jaringan


prasarana yang ada yaitu :

1. Desa Kedungsumber merupakan pusat pelayanan kegiatan lingkungan yang


terdapat di Kecamatan Balongpanggang
2. Desa Kedungsumber berdasarkan fungsi jalannya terdiri oleh jaringan jalan lokal
sekunder dan jalan lingkungan.
3. Desa Kedungsumber dalam jaringan listrik perlu pengembangan gardu induk
distribusi tenaga listrik sebesar 20 KV di kawasan yang belum mendapat
pelayanan jaringan listrik.
4. Desa Kedungsumber yang masih sering terkendala untuk jaringan komunikasi,
maka diperlukan pengembangan jaringan telepon tanpa kabel melalui pendirian
menara telekomunikasi pada kawasan yang belum terjangkau layanan
telekomunikasi.
5. Desa Kedungsumber jaringan sumber daya air meliputi sungai lamong yang
digunakan untuk keperluan penyediaan air bersih pedesaan.
6. Desa Kedungsumber merupakan desa dengan rawan bencana banjir sehingga
perlu pengembangan sistem pengendali banjir berupa penataan ruang dan
rekayasa. Walapun sudah ada waduk sebagai tadah hujan namun masih belum
memadahi.
7. Desa Kedungsumber dalam hal penyediaan air bersih memakai kran umum atau
sumur umum untuk masyarakat menengah ke bawah yang berada di kawasan
padat.
8. Desa Kedungsumber tidak memiliki TPA maka dari itu perlu diarahkan untuk
pemilihan lokasi baru untuk tempat pembuangan akhir harus sesuai dengan
persyaratan teknis dan daya dukung lingkungan.
9. Desa Balongpanggang belum memiliki jaringan sanitasi sehingga harus
mengembangkan sistem IPLT yang berada satu lokasi yang terpadu dengan
TPA.
10. Desa Kedungsumber memiliki drainase primer, sekunder dan tersier dimana
perlu di lakukan normalisasi dan perawatan lainnya pada saluran primer pada
kawasan yang tingkat pelayanan drainasenya rendah serta melakukan
pembangunan dan perawatan pada saluran sekunder dan saluran tersier pada
kawasan yang tingkat pelayanan drainasenya rendah.

4.3. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

1) Pada Sektor kesehatan pembentukan kader yang beranggotakan ibu - ibu dari
masing – masing warga dusun bentuk kegiatan yakni kegiatan posyandu.
2) Pengembangan kolam pancing berbayar yang berada di waduk Kedungsumber
yang dikelola oleh masyarakat dan juga pemuda karang taruna Desa
Kedungsumber
3) Inovasi pertanian penanaman jahe merah menggunakan media tanam Polybag
yang dikepalai dan dikembangkan oleh Kepala Desa Kedungsumber yang
memperdayakan masyarakat untuk mengelolanya.

4.4. Pemetaan Desa

Dari penelitian yang dilakukan dana untuk pembangunan dan pengembangan


infrastruktur desa, seluruh dana menggunakan dana desa.

Anda mungkin juga menyukai