Oleh:
Azza Rahmadhani K
Eqtada Binnabi
Almira Hutama
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 1 LAMONGAN
Jl. Ki SarmidiMangunsarkara No. 18 LamonganTelp. 0322-321183
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH DISAHKAN
Pada Tanggal, 26 September 2016
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Azza Rahmadhani K, Eqtada Binnabi, Almira Hutama. 2016. “Cream Daun Azadirachta
indica Juss sebagai Pereda Gejala Reaksi Alergi Makanan “ Karya Ilmiah Remaja
(KIR), siswa SMP Negeri 1 Lamongan.
Kata-kata Kunci: Daun Mimba (Azadirachta indica Juss) dan Reaksi Alergi Makanan.
Peneliti dapat menyelesaikan Karya Ilmiah dengan judul “Cream Daun Azadirachta
indica Juss sebagai Pereda Gejala Reaksi Alergi Makanan “, untuk mengikuti Lomba
KaryaI lmiah Remaja (LKIR).
Karya ilmiah yang peneliti susun ini tidak terlepas dari bantuan beberapa
Akhir kata, peneliti berharap Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
baik siswa maupun masyarakat sebagai tambahan wawasan pengetahuan, Aamiin.
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.............................................................................................................. v
BAB. I PENDAHULUAN
A. Hasil Penelitian.................................................................................... 17
B. Pembahasan……......................................................................... 20
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 22
B. Saran ........................................................................................... 22
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Lampiran-lampiran
2. Biodata Peneliti
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membantu masyarakat untuk mendapatkan obat yang murah dan
menyehatkan bagi tubuh.
2. Memberi informasi kepada masyarakat tentang manfaat daun mimba.
3. Sebagai pendorong pelajar agar lebih kreatif dan inovatif dalam ikut
memanfaatkan tanaman herbal yaitu daun mimba.
E. Batasan Masalah
F. Batasan Istilah
Tanaman mimba tersebar di seluruh penjuru Indonesia, hal ini dapat dilihat
dari beragamnya nama-nama daerah tumbuhan ini. Misalnya: imba, mimbo,
mimba (Jawa); intara (Bali); meupleuh (Madura); mambu (Melayu). Merupakan
pohon yang tingi batangnya dapat mencapai 20 m. Kulit tebal, batang agak kasar,
daun menyirip genap, dan berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi dan runcing,
sedangkan buahnya merupakan buah batu dengan panjang 1 cm.
Buah mimba dihasilkan dalam satu sampai dua kali setahun, berbentuk
oval, bila masak daging buahnya berwarna kuning, biji ditutupi kulit keras
berwarna coklat dan didalamnya melekat kulit buah berwarna putih. Batangnya
agak bengkok dan pendek, oleh karena itu kayunya tidak terdapat dalam ukuran
besar (Heyne, 1987).
Daun mimba tersusun spiralis, mengumpul di ujung rantai, merupakan
daun majemuk menyirip genap. Anak daun berjumlah genap diujung tangkai,
dengan jumlah helaian 8-16. tepi daun bergerigi, bergigi, beringgit, helaian daun
tipis seperti kulit dan mudah laya. Sementara itu helaian daun mimba tidak
terbelah simetris (Sukrasno, 2003). Bangun anak daun memanjang sampai
setengah lancet, pangkal anak daun runcing, ujung anak daun runcing dan
setengah meruncing, gandul atau sedikit berambut. Panjang anak daun 3-10,5 cm
(Backer dan Van der Brink, 1965). Daun-daun tua gugur pada bulan Februari dan
Maret.
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Dialypetaleae
Bangsa : Rutales
Suku : Meliaceae
Marga : Azadirachta
Jenis : Azadirachta indica Juss. (Tjitrosoepomo, 1996)
E. Alergi
Definisi alergi yang pertama kali ditemukan oleh Von Pirquet adalah suatu
istilah yang merujuk pada semua bentuk perubahan reaktifitas sistem imun yang
disebabkan oleh stimulasi antigen yang selain menghasilkan respon melindungi
tubuh (imunitas) juga dapat menimbulkan respon yang merugikan bagi antigen
(hipersensitivitas). Dahulu istilah alergi dipakai untuk menggambarkan semua
manifestasi sistem imun baik yang menguntungkan maupun yang merugikan bagi
tubuh, akan tetapi saat ini istilah yang dipakai untuk menggambarkan manifestasi
sistem imun untuk melawan antigen asing maupun self antigen yang dapat bersifat
menguntungkan maupun merugikan tubuh disebut respon imun. Sedangkan istilah
alergi sendiri khusus dipakai untuk menggambarkan keadaan respon imun yang
membahayakan bagi tubuh (Galli et al., 1999 dalam Setyani, 2012: 9).
Alergi ialah kepekaan tubuh yang luar biasa terhadap kehadiran benda
pengganggu di dalam tubuh yang diberi nama alergen. Alergen tersebut dapat
berupa makanan, obat-obatan, pollen dan lain-lain. Alergi makanan adalah suatu
kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan
oleh alergi terhadap makanan. Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh bereaksi terhadap komponen dalam makanan, sering terhadap protein.
Semua alergen mempunyai satu persamaan, yaitu merangsang seseorang yang
peka terhadapnya untuk bereaksi dalam menghasilkan antibodi. Reaksi alergis ini
timbul karena proses kimiawi yang rumit, seperti reaksi enzim dan itu
dihubungkan dengan proses perkembangan imunitas.
F. Jenis Alergen
Sistem imun adalah suatu rangkaian dari seluruh sel, jaringan dan organ
yang bekerja bersama-sama untuk bertahan dari serangan yang merugikan dari
luar tubuh, seperti mikroba, infeksi disebabkan oleh organisme seperti bakteri,
virus, parasit dan jamur. Sistem imun merupakan sistem yang menakjubkan
karena dapat mengenali jutaan mikroorganisme yang berbeda dan memproduksi
sekresi yang berguna untuk menghancurkannya. Selain dapat menghindarkan
tubuh diserang patogen, imunitas juga dapat menyebabkan penyakit, diantaranya
hipersensitivitas, autoimun, dan imunodefisiensi.
Definisi alergi yang pertama kali ditemukan oleh Von Pirquet adalah suatu
istilah yang merujuk pada semua bentuk perubahan reaktifitas sistem imun yang
disebabkan oleh stimulasi antigen yang selain menghasilkan respon melindungi
tubuh (imunitas) juga dapat menimbulkan respon yang merugikan bagi antigen
(hipersensitivitas). Jadi, alergi merupakan salah satu respon sistem imun yang
disebut reaksi hipersensitif. Reaksi hipersensitif merupakan salah satu respon
sistem imun yang berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan
maupun penyakit yang serius. Pada gejala alergi makanan, antibodi yang
dirancang untuk melindungi kita dari penyakit bereaksi berlebihan terhadap
protein makanan penyebab alergi dan menyebabkan gejala seperti kembung, sakit
kepala, gatal-gatal, atau diare. Dalam kasus yang lebih parah, alergi dapat
mengganggu kemampuan untuk bernapas dan bahkan mengancam nyawa. Oleh
Coobs dan Gell reaksi hipersensitif dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu:
1. Reaksi hipersensitivitas tipe-I ( reaksi alergi )
2. Reaksi hipersensitivitas tipe-II ( reaksi sitotoksik )
3. Reaksi hipersensitivitas tipe-III ( imun kompleks )
4. Reaksi hipersensitivitas tipe-IV ( delayed type hypersensitivity )
Hipersensitivitas Tipe I (Hipersensitivitas Tipe Cepat Atau Anafilataksis) Reaksi
hipersensitivitas tipe I merupakan reaksi alergi yang terjadi karena terpapar
antigen spesifik yang dikenal sebagai alergen. Dapat terpapar dengan cara ditelan,
dihirup, disuntik, ataupun kontak langsung.
Gambar 2.2. Mekanisme Reaksi Hipersensitivitas Tipe I
Jika alergen masuk ke dalam tubuh, maka sel limfosit akan melawan
alergen dengan cara meningkatkan jumlah sel limfosit (sel B). Sehingga jika ada
alergen masuk dalam tubuh maka sel limfosit akan memperbanyak diri berubah
menjadi sel plasma dan menghasilkan antibodi (imunoglobulin) untuk melewan
alergen yang masuk tersebut. IgE yang diproduksi sel plasma akan berikatan
dengan reseptornya yang berada pada sel mast (sel mast adalah sel yang
mengandung granula yang kaya akan histamin dan heparin terdapat pada hampir
seluruh jaringan yang menyelimuti pembuluh darah, syaraf, kulit, saluran
pencernaan, juga pada mulut, dan hidung) dan basofil. Ikatan antigen dengan IgE
yang berada pada sel mast menyebabkan sel plasma memproduksi IgE lebih besar.
Ketika IgE yang ada pada permukaan sel mast mengadakan ikatan silang yang
dihubungkan oleh antigen, selanjutnya sel mast melepaskan berbagai mediator
(histamin, prostaglandin dan leukotrien) yang menyebabkan vasodilatasi,
kontraksi otot polos, sekresi mukus (krismasekasaputra.blogspot.com). Histamin
menyebabkan bentol dan warna kemerahan pada kulit, perangsangan saraf
sensorik, peningkatan permeabilitas kapiler, dan kontraksi otot polos. Sedangkan
prostaglandin dapat menyebabkan reaksi radang dan mengubah tonus pembuluh
darah
I. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah cream daun mimba
(Azadirachta indica Juss) dapat digunakan sebagai pereda gejala reaksi alergi
makanan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Tempat:
Laboratorium SMP Negeri 1 Lamongan, Jalan Kisarmidi Mangunsarkara
No. 18 Lamongan.
2. Waktu:
Penelitian dilakukan pada Bulan Juli – September 2016
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama yaitu pengumpulan data
dan informasi tentang kandungan tanaman mimba (Azadirachta indica Juss) dan
tahap kedua adalah pengamatan dan pembuatan cream berbahan daun mimba.
1. Prosedur penelitian
a) Pembuatan cream berbahan daun mimba.
1) Alat dan Bahan
Alat Dan Bahan Jumlah
Nampan 3 buah
Blender 1 buah
Mortar/ penggerus 1 buah
Air
Sendok besi/stemless 2 buah
Gelas kimia 80ml 2 buah
Kompor 1 buah
Neraca 1 buah
Serbuk daun mimba 50 gr
Minyak zaitun 50 gr
Lilin lebah 20 gr
Tempat cream 1 buah
termometer 1 buah
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif
kualitatif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil kajian pustaka kandungan zat pada daun mimba (Azadirachta indica
Juss)
Data hasil kajian pustaka kandungan zat yang terdapat pada Daun Mimba
(Azadirachta indica Juss) ditunjukkan sebagai berikut:
Dari data hasil kajian pustaka dalam tabel 2.1 dapat diketahui bahwa dalam daun
mimba mengandung berbagai macam zat yang baik untuk tubuh. Kandungan
bioaktif daun mimba adalah Nimbidin, Sodium nimbidate, Nimbin, Nimbolid,
Gedunin, Azadirachtin, Mahmodin, Galid acid, Epicatechin, cathecin, Margolon,
Cylic trisulphide, Tetrasulphide, Polisakarida, Polisakarida Gla, Polosakarisa
Glla, dan NB-II pegoglikan.
Galic acid, epicatechin, catechin bertanggung jawab untuk menghambat
generasi chemilumine oleh PMN, senyawa ini menghambat aktivitas PMN
selama peradangan.
2. Hasil Uji
Hasil Uji dari 10 responden di dapatkan data pada Tabel 4.1 sebagai
berikut:
Pada tabel 4.1 terlihat respon gejala reaksi alergi makanan yang dialami
ke-10 sampel sebelum diberikan perlakuan adalah sama, yaitu muncul ruam
merah timbul dan terasa gatal dikulit. Setelah diberikan perlakuan yaitu pemberian
cream daun mimba (Azadirachta indica Juss), ke-10 sampel memberikan respon
sama. Pada hari ke-1 terlihat bahwa ruam merah timbul sedikit menyusut dan rasa
gatal hilang. Pada hari ke-2 terlihat 8 sampel mengalami perubahan pada gejala
reaksi alergi makanan yaitu ruam merah timbul sedikit menyusut dan rasa gatal
hilang, dan ada dua sampel yang gejala reaksi alerginya yaitu ruam merah timbul
tetap tetapi rasa gatalnya hilang. Pada hari ke-3 terlihat bahwa 8 sampel gejala
reaksi alergi makanan yaitu ruam merah sudah tidak ada dan rasa gatal pun juga
sudah hilang, dua sampel masih menunjukkan ruam merah pada kulit tetapi
tampak menyusut.
B. Pembahasan
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Masyarakat hendaknya dapat memanfaatkan tanaman mimba sebagai obat
herbal.
2. Sebaiknya menggunakan daun mimba sebagai pengganti obat alergi karena
tidak menimbulkan efek samping.
3. Penelitian ini merupakan penelitian awal sehingga perlu adanya penelitian
lebih lanjut tentang manfaat daun mimba sebagai cream pereda gatal akibat
reaksi alergi makanan.
Daftar Pustaka
Rifa‟I, Muhaimin. 2011. Diktat Alergi dan Hipersensitif Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Brawijaya, (Online),
(http://muhaiminrifai.lecture.ub.ac.id/files/2011/01/Alergi-hipersensitif-
diktat1.pdf) diakses pada 2 Agustus 2016.
Setyani, Nurdiana. 2012. Jumlah Limfosit Pada Mencit Yang Diberi Konsumsi Ekstrak
Alkohol Daun Mimba (Azadirachta Indica, A. Juzz) dan Di Induksi Ovalbumin,
(Online),
(http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/4114/Skripsi.pdf?sequen
ce=1), diakses pada 10 Agustus 2016.
Sinulingga, Ernita Afryani. 2013. 8 Makanan yang Paling Sering Picu Alergi, (Online),
(http://health.detik.com/read/2013/05/15/095431/2246205/775/8-makanan-yang-
paling-sering-picu-alergi), diakses pada 10 Agustus 2016.