Anda di halaman 1dari 34

IPA

“Cream Daun Azadirachta indica Juss sebagai Pereda


Gejala Reaksi Alergi Makanan”

KARYA ILMIAH REMAJA

Oleh:

Azza Rahmadhani K

Eqtada Binnabi

Almira Hutama
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 1 LAMONGAN
Jl. Ki SarmidiMangunsarkara No. 18 LamonganTelp. 0322-321183

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Ilmiah Remaja oleh Azza Rahmadhani K, Eqtada Binnabi,


Almira Hutama dengan judul:
“Cream Daun Azadirachta indica Juss sebagai Pereda Gejala
Reaksi Alergi Makanan “
Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk mengikuti
lomba Karya Ilmiah Remaja.

MAKALAH DISAHKAN
Pada Tanggal, 26 September 2016

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Yuli Islamiyah, M.Pd Widya Fitriana, S.Pd


NIP. 196707111990012003 NIP.

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 1 Lamongan

Drs. H. KHOIRUL ANAM, M.Pd


Pembina Utama Madya
NIP : 19630203 198902 1 009
ABSTRAK

Azza Rahmadhani K, Eqtada Binnabi, Almira Hutama. 2016. “Cream Daun Azadirachta
indica Juss sebagai Pereda Gejala Reaksi Alergi Makanan “ Karya Ilmiah Remaja
(KIR), siswa SMP Negeri 1 Lamongan.

Kata-kata Kunci: Daun Mimba (Azadirachta indica Juss) dan Reaksi Alergi Makanan.

Makanan merupakan sumber energi bagi tubuh manusia untuk melakukan


berbagai aktivitas. Namun, tidak semua makanan yang kita ingin makan selalu
aman dan baik untuk tubuh. Ada beberapa makanan yang di dalamnya terdapat
zat-zat tertentu pemicu masalah pada kulit seperti gatal-gatal. Gatal-gatal ini
biasanya dikenal sebagai bagian dari gejala alergi terhadap makanan. Alergi ialah
kepekaan tubuh yang luar biasa terhadap kehadiran benda pengganggu di dalam
tubuh yang diberi nama alergen. Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh bereaksi terhadap komponen dalam makanan, sering terhadap protein.
Sebenarnya tidak ada obat yang dapat menyembuhkan alergi makanan. Tujuan
pemberian obat adalah untuk meredakan reaksi yang muncul. Obat-obat antialergi
yang ada hanya mengatasi alergi sesaat, untuk kemudian alergi akan kambuh
kembali tentunya disertai dengan efek samping tak terduga. Berdasarkan hal ini
maka peneliti memanfaatkan daun mimba untuk meredakan rasa gatal pada kulit
disebabkan alergi makanan. Tujuan penelitian ini adalah 1). Mengetahui zat yang
terkandung dalam daun Azadirachta indica Juss sebagai pereda gejala reaksi
alergi makanan, 2) Mengetahui dapat dan tidaknya daun Azadirachta indica Juss
digunakan sebagai cream pereda gejala reaksi alergi makanan, 3) Mengetahui cara
pembuatan cream daun Azadirachta indica Juss. Hasil penelitian adalah 1) Daun
mimba (Azadirachta indica Juss) dapat digunakan sebagai cream pereda gejala
reaksi alergi makanan karena mengandung galic acid, epicatechin, catechin
berdasarkan kajian pustaka, 2) Berdasarkan hasil uji cream, daun mimba dapat
mengurangi gejala yang ditimbulkan akibat reaksi alergi makanan, 3) Cream daun
Azadirachta indica Juss terbuat dari campuran minyak zaitun, lilin lebah, dan
serbuk daun mimba.
KATA PENGANTAR

Alkhamdulillah, puji syukur peneliti panjaatkan kehadirat Allah SWT yang


senantiasa mencurahkan rahmatNya dan memberikan kemudahan sehingga

Peneliti dapat menyelesaikan Karya Ilmiah dengan judul “Cream Daun Azadirachta
indica Juss sebagai Pereda Gejala Reaksi Alergi Makanan “, untuk mengikuti Lomba
KaryaI lmiah Remaja (LKIR).

Karya ilmiah yang peneliti susun ini tidak terlepas dari bantuan beberapa

pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs..H.Khoirul Anam,M.Pd selaku kepala SMP Negeri 1 Lamongan


2. Ibu Yuli Islamiyah, M.Pd, dan Ibu Widya Fitriana, S.Pd selaku guru
pembimbing yang telah membimbing hingga selesainya Karya Ilmiah ini.
3. Bapak dan Ibu guru SMP Negeri I Lamongan yang telah memberi bantuan
pemikiran dalam penyusunan Karya Ilmiah.
4. Pihak-pihak lain yang peneliti tidak dapat menyebutkan satu persatu, atas
semangat yang diberikan demi terselesainya Karya Ilmiah ini.
Peneliti selaku pelajar yang masih dalam tahap belajar menyadari, jika dalam
penulisan Karya Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti membuka
diri untuk menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Karya Ilmiah ini.

Akhir kata, peneliti berharap Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
baik siswa maupun masyarakat sebagai tambahan wawasan pengetahuan, Aamiin.

Lamongan, September 2016

Peneliti
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... ii

ABSTRAK ................................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv

DAFTAR ISI.............................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. ix

BAB. I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 3
E. Batasan Masalah .......................................................................... 3
F.Batasan Istilah ........................................................................................ . 3

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Tanaman Mimba.................................................................. 5


B. Morfologi Tanaman Mimba ................................................................ 5
C. Klasifikasi Tumbuhan Mimba...................................................... 6
D. Kandungan Zat pada Mimba dan Khasiat Mimba ...................... 6
E. Alergi…………………………………………………………… 8
F. Jenis Alergen…………………………………………………… 9
G. Hubungan Reaksi Imun terhadap Alergi………………………. 10
H. Efek Daun Mimba terhadap Sistem Imun……………………… 12
I. Hipotesis……………………………………………………….. 13

BAB. III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 14


B. Tempat danWaktu Penelitian ...................................................... 14
C. Rancangan Penelitian .......................................................................... 14
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 16
E. TeknikAnalisis Data ............................................................................ 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian.................................................................................... 17
B. Pembahasan……......................................................................... 20

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................... 22
B. Saran ........................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 23

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Aktivitas Bioaktif Komponen Mimba (Biswas et al., 2002)……… 7

4.1 Hasil Uji Cream Daun Azadirachta indica Juss…………………… 17


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran-lampiran

1. Foto saat pembuatan karya ilmiah cream daun mimba

2. Biodata Peneliti
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Makanan merupakan sumber energi bagi tubuh manusia untuk melakukan


berbagai aktivitas. Zat makanan yang berperan sebagai sumber energi adalah
karbohidrat, protein, dan lemak. Bahan makanan yang banyak mengandung
karbohidrat, misalnya beras, jagung, kentang, gandum, umbi-umbian, dan buah-
buahan yang rasanya manis. Bahan makanan yang mengandung banyak protein,
misalnya telur, ikan, daging, susu, keju, tahu, dan tempe. Sementara bahan
makanan yang banyak mengandung lemak, misalnya susu, kacang-kacangan, dan
daging. Beragam jenis makanan tersebut tersedia di sekitar kita yang bisa dipilih
sesuai selera. Namun, tidak semua makanan yang kita ingin makan selalu aman
dan baik untuk tubuh. Ada beberapa makanan yang di dalamnya terdapat zat-zat
tertentu pemicu masalah pada kulit seperti gatal-gatal. Gatal-gatal ini biasanya
dikenal sebagai bagian dari gejala alergi terhadap makanan. Menurut dr. Indra G
Mansur dari Klinik Imunologi dan Kesehatan Reproduksi Sayyidah Pondok
Kelapa, dalam artikel Detik.com, menyatakan bahwa makanan yang paling
banyak memicu alergi adalah telur, udang, ikan, protein hewani khususnya dari
laut.
Sampai saat ini alergi merupakan suatu penyakit yang sulit diatasi.
Penderita alergi makanan yang dipicu zat immunoglobulin E „IgE‟ (kekebalan
tubuh), biasanya akan mengalami gejala berupa ruam merah tampak timbul dan
gatal di kulit, sensasi kesemutan atau gatal di dalam rongga mulut, sulit menelan,
pembengkakan pada mulut, wajah serta bagian tubuh lainnya, mual dan muntah,
pusing, bahkan sesak napas. Sebenarnya tidak ada obat yang dapat
menyembuhkan alergi makanan. Tujuan pemberian obat adalah untuk meredakan
reaksi yang muncul. Obat-obat antialergi yang ada hanya mengatasi alergi sesaat,
untuk kemudian alergi akan kambuh kembali tentunya disertai dengan efek
samping tak terduga ( rasa kantuk dan obesitas).
Seiring dengan semakin berkembangnya penggunaan tanaman obat herbal,
keingintahuan masyarakat terhadap khasiat tanaman obat herbal semakin
berkembang juga. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kulit batang mimba
mengandung polisakarida, protein, asam amino, minyak serta beberapa metabolik
sekunder. Pemanfaatan kulit batang mimba secara tradisional untuk obat demam,
muntah, dan penyakit kulit sudah banyak dilakukan oleh masyarakat demikian
juga terhadap khasiat mimba, khususnya khasiat mimba terhadap alergi belum
banyak diteliti (Harsini, 2008). Hasil penelitian lain menyimpulkan bahwa ekstrak
alkohol daun mimba menurunkan jumlah limfosit pada mukosa mulut mencit
(Setyani,2012).
Tanaman mimba (Azadirachta indica Juss) mempunyai beberapa
kegunaan. Di India tanaman ini disebut “The village pharmacy”, dimana mimba
digunakan untuk penyembuhan penyakit kulit, antiinflamasi, demam, antibakteri,
antidiabetes, penyakit kardiovaskular, dan insektisida (McCaleb,1986 dalam
artikel CCRC UGM Farmasi). Daun mimba yang sangat pahit, di Madura
digunakan sebagai makanan ternak. Rebusannya diminum sebagai obat
pembangkit selera makan dan obat malaria (Heyne,1987).
Berdasarkan hal ini maka peneliti memanfaatkan daun mimba untuk
meredakan rasa gatal pada kulit disebabkan alergi makanan dan melakukan
penelitian dengan judul “Cream Daun Azadirachta indica Juss sebagai Pereda
Gejala Reaksi Alergi Makanan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan


permasalahan sebagai berikut:
1. Zat apakah yang terkandung dalam daun Azadirachta indica Juss sebagai
pereda gejala reaksi alergi makanan?
2. Dapatkah daun Azadirachta indica Juss digunakan sebagai cream pereda
gejala reaksi alergi makanan?
3. Bagaimana cara membuat cream daun Azadirachta indica Juss?
C. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka


tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian ini adalah:
1. Mengetahui zat yang terkandung dalam daun Azadirachta indica Juss
sebagai pereda gejala reaksi alergi makanan.
2. Mengetahui dapat dan tidaknya daun Azadirachta indica Juss digunakan
sebagai cream pereda gejala reaksi alergi makanan.
3. Mengetahui cara pembuatan cream daun Azadirachta indica Juss.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membantu masyarakat untuk mendapatkan obat yang murah dan
menyehatkan bagi tubuh.
2. Memberi informasi kepada masyarakat tentang manfaat daun mimba.
3. Sebagai pendorong pelajar agar lebih kreatif dan inovatif dalam ikut
memanfaatkan tanaman herbal yaitu daun mimba.

E. Batasan Masalah

Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:


1. Bagian tanaman mimba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun
mimba.
2. Cream yang dibuat dalam penelitian ini adalah cream yang mempunyai
konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa (unguenta).
3. Jenis alergi yang diberi perlakuan adalah alergi makanan yang dipicu zat
immunoglobulin E (IgE) dengan gejala ruam merah tampak timbul dan gatal
di kulit.

F. Batasan Istilah

Beberapa istilah dalam penelitian ini adalah :


1. Daun mimba merupakan daun majemuk yang tersusun saling berhadapan di
tangkai daun.
2. Cream daun mimba adalah sedian setengah padat berbahan dasar lilin lebah,
minyak zaitun, dan serbuk daun mimba.
3. Gejala reaksi alergi makanan adalah suatu keadaan yang menggambarkan
respon imun terhadap antigen dari lingkungan (alergen berupa makanan )
yang menimbulkan gejala ruam merah tampak timbul dan gatal di kulit.
BAB II
TELAAH PUSTAKA

A. Deskripsi Tanaman Mimba

Mimba (Azadirachta indica Juss) termasuk dalam famili Meliaceae.


Tanaman ini dapat dijumpai di seluruh penjuru tanah air. Tanaman ini berbentuk
pohon dengan ketinggian 20 meter dan dapat tumbuh di daerah tropis maupun
subtropik khususnya di tanah asam. Tanaman mimba tidak menghasilkan buah
yang enak atau daun yang dapat disayur. Bagian tanaman yang paling banyak
dimanfaatkan adalah bagian bijinya. Biji mimba dapat dimanfaatkan sebagai
pestisida alami yang ramah lingkungan. Bagian tanaman yang lain yang banyak
digunakan adalah daunnya, terutama dimanfaatkan sebagai obat (Sukrasno, 2003).
Tanaman ini telah dimanfaatkan sebagai obat berbagai macam penyakit, antara
lain sebagai obat cacing, obat kudis, anti alergi, obat malaria, pembangkit selera
makan, obat lambung, anti jamur dan anti kanker (Grainage and Salem, 1987;
Badam et al.,1999; Arivazhagan et al., 2000)

B. Morfologi Tanaman Mimba

Tanaman mimba tersebar di seluruh penjuru Indonesia, hal ini dapat dilihat
dari beragamnya nama-nama daerah tumbuhan ini. Misalnya: imba, mimbo,
mimba (Jawa); intara (Bali); meupleuh (Madura); mambu (Melayu). Merupakan
pohon yang tingi batangnya dapat mencapai 20 m. Kulit tebal, batang agak kasar,
daun menyirip genap, dan berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi dan runcing,
sedangkan buahnya merupakan buah batu dengan panjang 1 cm.
Buah mimba dihasilkan dalam satu sampai dua kali setahun, berbentuk
oval, bila masak daging buahnya berwarna kuning, biji ditutupi kulit keras
berwarna coklat dan didalamnya melekat kulit buah berwarna putih. Batangnya
agak bengkok dan pendek, oleh karena itu kayunya tidak terdapat dalam ukuran
besar (Heyne, 1987).
Daun mimba tersusun spiralis, mengumpul di ujung rantai, merupakan
daun majemuk menyirip genap. Anak daun berjumlah genap diujung tangkai,
dengan jumlah helaian 8-16. tepi daun bergerigi, bergigi, beringgit, helaian daun
tipis seperti kulit dan mudah laya. Sementara itu helaian daun mimba tidak
terbelah simetris (Sukrasno, 2003). Bangun anak daun memanjang sampai
setengah lancet, pangkal anak daun runcing, ujung anak daun runcing dan
setengah meruncing, gandul atau sedikit berambut. Panjang anak daun 3-10,5 cm
(Backer dan Van der Brink, 1965). Daun-daun tua gugur pada bulan Februari dan
Maret.

Gambar 2.1. Tanaman Mimba


(Sumber: http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=419)

C. Klasifikasi Tumbuhan Mimba

Divisi : Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Dialypetaleae
Bangsa : Rutales
Suku : Meliaceae
Marga : Azadirachta
Jenis : Azadirachta indica Juss. (Tjitrosoepomo, 1996)

D. Kandungan Zat pada Mimba dan Khasiat Mimba

Daun mimba mengandung senyawa-senyawa diantaranya adalah β-


sitosterol, hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, rutin, azadirachtin, dan
nimbine. Beberapa diantaranya diungkapkan memiliki aktivitas antikanker (Duke,
1992). Daun mimba mengandung nimbin, nimbine, 6-desacetylbimbine,
nimbolide dan quercetin (Neem Foundation, 1997).
Azadirachtin merupakan molekul kimia C35H44O16 yang termasuk dalam
kelompok triterpenoid. Galic acid, epicatechin, catechin bertanggung jawab untuk
menghambat generasi chemilumine oleh PMN sitoplasma manusia, menunjukkan
bahwa senyawa ini menghambat aktivitas PMN selama peradangan
(Biswas,2002).

Table 2.1 Aktivitas Bioaktif Komponen Mimba (Biswas et al., 2002)


Komponen Sumber Aktivitas biologis
Nimbidin Daun, kulit batang, biji Anti-inflamasi, antitiartritik,
antipiretik, hipoglikemik,
antigastrik, ulser,
spermisidal, antijamur,
antibakteri, diuretik
Sodium nimbidate
Nimbin Daun, kulit batang
Nimbolid Biji Anti-inflamasi
Gedunin Minyak biji Spermisidal
Azadirachtin Minyak biji Antibakteri, antimalaria
Mahmodin Antijamur, antimalaria
Galid acid Kulit batang, daun Antimalaria
Epicatechin, cathecin Kulit batang, daun Antibakteri, imunodulator
Margolon, margolone Daun Anti-inflamsi
Isomargolon Kulit batang Imunodulator
Cylic trisulphide, cylic Kulit batang, daun Antibakteri
Tetrasulphide Antijamur
Polisakarida Kulit batang Anti-inflamasi
Polisakarida Gla Anti tumor
Polosakarisa Glla, Glla Kulit batang Anti-inflamasi
NB-II pegoglikan Kulit batang imunodulator
(sumber: Setyani, 2012: 6)

Tanaman mimba mempunyai beberapa kegunaan. Di India tanaman ini


disebut “the village pharmacy”, di mana mimba digunakan untuk penyembuhan
penyakit kulit, antiinflamasi, demam, antibakteri, antidiabees, penyakit
kardiovaskular, dan insektisida (McCaleb, 1986). Mimba, terutama dalam
daunnya mengandung beberapa komponen dari produksi metabolit sekunder yang
diduga sangat bermanfaat, baik dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk),
maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan). Beberapa diantaranya adalah
azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin (Ruskin, 1993). Mimba
tidak membunuh hama secara cepat, namun mengganggu hama pada proses
makan, pertumbuhan, reproduksi dan lainnya (Senrayan, 1997).
Sampai saat ini bagian tanaman yang sering digunakan sebagai obat
tradisional adalah daun dan bijinya (Mirin, 1997; Kardiman, 1999; Biswas etal.,
2002). Masyarakat juga memanfaatkan khasiat mimba dengan cara meminum
rebusan atau perasan daun mimba untuk mengobati berbagai macam penyakit,
seperti cacingan, kudis, malaria, infeksi jamur dan mengatasi alergi (Ganguli,
2002; Goel and Sairam, 2002). Daunnya yang sangat pahit, di Madura digunakan
sebagai makanan ternak. Seduhan kulit batangnya digunakan sebagai obat
malaria. Penggunaan kulit batangnya yang pahit dianjurkan sebagai tonikum.
Kulit batang yang ditoreh pada waktu tertentu setiap tahun menghasilkan cairan
dalam jumlah besar. Cairan ini diminum sebagai obat penyakit lambung di India.
Rebusannya di minum sebagai obat pembangkit selera dan obat malaria (Heyne,
1987).

E. Alergi

Definisi alergi yang pertama kali ditemukan oleh Von Pirquet adalah suatu
istilah yang merujuk pada semua bentuk perubahan reaktifitas sistem imun yang
disebabkan oleh stimulasi antigen yang selain menghasilkan respon melindungi
tubuh (imunitas) juga dapat menimbulkan respon yang merugikan bagi antigen
(hipersensitivitas). Dahulu istilah alergi dipakai untuk menggambarkan semua
manifestasi sistem imun baik yang menguntungkan maupun yang merugikan bagi
tubuh, akan tetapi saat ini istilah yang dipakai untuk menggambarkan manifestasi
sistem imun untuk melawan antigen asing maupun self antigen yang dapat bersifat
menguntungkan maupun merugikan tubuh disebut respon imun. Sedangkan istilah
alergi sendiri khusus dipakai untuk menggambarkan keadaan respon imun yang
membahayakan bagi tubuh (Galli et al., 1999 dalam Setyani, 2012: 9).
Alergi ialah kepekaan tubuh yang luar biasa terhadap kehadiran benda
pengganggu di dalam tubuh yang diberi nama alergen. Alergen tersebut dapat
berupa makanan, obat-obatan, pollen dan lain-lain. Alergi makanan adalah suatu
kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan
oleh alergi terhadap makanan. Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh bereaksi terhadap komponen dalam makanan, sering terhadap protein.
Semua alergen mempunyai satu persamaan, yaitu merangsang seseorang yang
peka terhadapnya untuk bereaksi dalam menghasilkan antibodi. Reaksi alergis ini
timbul karena proses kimiawi yang rumit, seperti reaksi enzim dan itu
dihubungkan dengan proses perkembangan imunitas.

F. Jenis Alergen

Menurut Shryock (1984) jenis-jenis alergen sebagai berikut:


1. Beberapa jenis alergen memasuki tubuh melalui
pernafasan. Ini termasuk sari kembang; butir-butir debu;
uap air, seperti asap tembakau; ketombe; bau yang tajam
seperti wangi-wangian.
2. Makanan tertentu dapat juga menimbulkan alergi dalam
diri seseorang yang sangat peka, seperti gandum, susu,
cokelat, telur, arbei, kacang-kacangan, daging babi dan
ikan.
3. Ada orang yang peka terhadap obat-obatan, atau bahan-
bahan biologis.
4. Kuman tertentu dapat berfungsi sebagai alergen. Gejala
yang timbul ketika kuman-kuman ini menyerang
jaringan orang itu adalah reaksi alergis.
5. Ada alegen yang menimbulkan reaksi alergis dengan
menyentuh kulit atau selaput lendir seseorang. Sebagai
contoh ialah hasil tanaman seperti pohon ek yang
beracun, pohon jelatang, sejenis bahan celupan, logam,
plastik, bulu binatang, kulit, bahan kosmetika dan bahan
kimia seperti obat pembasmi serangga.
6. Selain dari itu: panas, dingin, sinar, dan tekanan dapat
menimbulkan reaksi alergen. Banyak penderita demam
mulai bersin-bersin setelah melihat sinar matahari yang
terang.

G. Hubungan Reaksi Imun terhadap Alergi

Sistem imun adalah suatu rangkaian dari seluruh sel, jaringan dan organ
yang bekerja bersama-sama untuk bertahan dari serangan yang merugikan dari
luar tubuh, seperti mikroba, infeksi disebabkan oleh organisme seperti bakteri,
virus, parasit dan jamur. Sistem imun merupakan sistem yang menakjubkan
karena dapat mengenali jutaan mikroorganisme yang berbeda dan memproduksi
sekresi yang berguna untuk menghancurkannya. Selain dapat menghindarkan
tubuh diserang patogen, imunitas juga dapat menyebabkan penyakit, diantaranya
hipersensitivitas, autoimun, dan imunodefisiensi.
Definisi alergi yang pertama kali ditemukan oleh Von Pirquet adalah suatu
istilah yang merujuk pada semua bentuk perubahan reaktifitas sistem imun yang
disebabkan oleh stimulasi antigen yang selain menghasilkan respon melindungi
tubuh (imunitas) juga dapat menimbulkan respon yang merugikan bagi antigen
(hipersensitivitas). Jadi, alergi merupakan salah satu respon sistem imun yang
disebut reaksi hipersensitif. Reaksi hipersensitif merupakan salah satu respon
sistem imun yang berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan
maupun penyakit yang serius. Pada gejala alergi makanan, antibodi yang
dirancang untuk melindungi kita dari penyakit bereaksi berlebihan terhadap
protein makanan penyebab alergi dan menyebabkan gejala seperti kembung, sakit
kepala, gatal-gatal, atau diare. Dalam kasus yang lebih parah, alergi dapat
mengganggu kemampuan untuk bernapas dan bahkan mengancam nyawa. Oleh
Coobs dan Gell reaksi hipersensitif dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu:
1. Reaksi hipersensitivitas tipe-I ( reaksi alergi )
2. Reaksi hipersensitivitas tipe-II ( reaksi sitotoksik )
3. Reaksi hipersensitivitas tipe-III ( imun kompleks )
4. Reaksi hipersensitivitas tipe-IV ( delayed type hypersensitivity )
Hipersensitivitas Tipe I (Hipersensitivitas Tipe Cepat Atau Anafilataksis) Reaksi
hipersensitivitas tipe I merupakan reaksi alergi yang terjadi karena terpapar
antigen spesifik yang dikenal sebagai alergen. Dapat terpapar dengan cara ditelan,
dihirup, disuntik, ataupun kontak langsung.
Gambar 2.2. Mekanisme Reaksi Hipersensitivitas Tipe I

Gambar 2.3. Mekanisme Reaksi Hipersensitivitas Tipe I


Menimbulkan Ruam Merah Timbul di Kulit

Jika alergen masuk ke dalam tubuh, maka sel limfosit akan melawan
alergen dengan cara meningkatkan jumlah sel limfosit (sel B). Sehingga jika ada
alergen masuk dalam tubuh maka sel limfosit akan memperbanyak diri berubah
menjadi sel plasma dan menghasilkan antibodi (imunoglobulin) untuk melewan
alergen yang masuk tersebut. IgE yang diproduksi sel plasma akan berikatan
dengan reseptornya yang berada pada sel mast (sel mast adalah sel yang
mengandung granula yang kaya akan histamin dan heparin terdapat pada hampir
seluruh jaringan yang menyelimuti pembuluh darah, syaraf, kulit, saluran
pencernaan, juga pada mulut, dan hidung) dan basofil. Ikatan antigen dengan IgE
yang berada pada sel mast menyebabkan sel plasma memproduksi IgE lebih besar.
Ketika IgE yang ada pada permukaan sel mast mengadakan ikatan silang yang
dihubungkan oleh antigen, selanjutnya sel mast melepaskan berbagai mediator
(histamin, prostaglandin dan leukotrien) yang menyebabkan vasodilatasi,
kontraksi otot polos, sekresi mukus (krismasekasaputra.blogspot.com). Histamin
menyebabkan bentol dan warna kemerahan pada kulit, perangsangan saraf
sensorik, peningkatan permeabilitas kapiler, dan kontraksi otot polos. Sedangkan
prostaglandin dapat menyebabkan reaksi radang dan mengubah tonus pembuluh
darah

H. Efek Daun Mimba terhadap Sistem Imun

Tanaman mimba mempunyai beberapa kegunaan. Di India tanaman ini


disebut “the village pharmacy”, di mana mimba digunakan untuk penyembuhan
penyakit kulit, anti-inflamasi, demam, antibakteri, antidiabetes, penyakit
kardiovaskular, alergi dan insektisida. Ini menunjukkan bahwa mimba
mengandung komponen imunomodulator yang dapat memodulasi respon imun.
Alergi merupakan salah satu respon sistem imun yang disebut reaksi
hipersensitif. Alergi sering disamakan dengan hipersensitif tipe I. Reaksi
hipersensitif merupakan salah satu respon sistem imun yang berbahaya karena
dapat menimbulkan kerusakan jaringan maupun penyakit yang serius.
Mekanismenya, sistem imun spesifik terdiri dari sistem imun humoral dan seluler.
Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B (sel B) yang
jika dirangsang oleh benda asing akan berpoliferasi menjadi sel plasma yang dapat
membentuk antibodi (immunoglobulin). Pada umumnya, dalam pertahanan
seluler dan humoral organisme terhadap benda asing, leukosit sangat berperan.
Sel-sel darah yang berperan dalam kejadian inflamasi alergik ini adalah sel darah
putih atau leukosit dengan turunannya; neutrofil, basophil, eosinophil, limfosit,
mastosit makrofag, sel plasma, sel epitel dan lain-lain.
Jika alergen masuk ke dalam tubuh, maka sel limfosit akan melawan
alergen dengan cara meningkatkan jumlah sel limfosit (sel B). Sehingga jika ada
alergen masuk dalam tubuh maka sel limfosit akan memperbanyak diri berubah
menjadi sel plasma dan menghasilkan antibodi untuk melewan alergen yang
masuk tersebut. Pemberian daun mimba, maka diharapkan sel limfosit tersebut
akan turun. Senyawa aktif daun mimba yaitu Galic acid, epicatechin, catechin
bertanggung jawab untuk menghambat generasi chemilumine oleh PMN
(polymorphonuclear neutrophilic leukocyte) sitoplasma manusia, menunjukkan
bahwa senyawa ini menghambat aktivitas PMN selama peradangan (Biswas et al.,
2002 dalam Nurdiana Setyani, 2012). PMN adalah bagian sel darah putih dari
kelompok granulosit. Hasil penelitian yang lain diketahui mimba dapat
memodulasi respon imunitas alami, seluler dan humoral (Upadhayay etal., 1992;
Sairam et al., 1997; Sastrodiharjo, 1998 dalam Setyani, 2012).

I. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah cream daun mimba
(Azadirachta indica Juss) dapat digunakan sebagai pereda gejala reaksi alergi
makanan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen karena melakukan


percobaan tentang pembuatan cream berbahan daun mimba.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat:
Laboratorium SMP Negeri 1 Lamongan, Jalan Kisarmidi Mangunsarkara
No. 18 Lamongan.
2. Waktu:
Penelitian dilakukan pada Bulan Juli – September 2016

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama yaitu pengumpulan data
dan informasi tentang kandungan tanaman mimba (Azadirachta indica Juss) dan
tahap kedua adalah pengamatan dan pembuatan cream berbahan daun mimba.
1. Prosedur penelitian
a) Pembuatan cream berbahan daun mimba.
1) Alat dan Bahan
Alat Dan Bahan Jumlah
Nampan 3 buah
Blender 1 buah
Mortar/ penggerus 1 buah
Air
Sendok besi/stemless 2 buah
Gelas kimia 80ml 2 buah
Kompor 1 buah
Neraca 1 buah
Serbuk daun mimba 50 gr
Minyak zaitun 50 gr
Lilin lebah 20 gr
Tempat cream 1 buah
termometer 1 buah

2) Tahap pengumpulan bahan baku:


a. Pengumpulan bahan baku berupa daun mimba, lilin lebah, dan minyak
zaitun.
 Daun mimba yang digunakan didapatkan langsung dari pohonnya.
 Lilin lebah dan minyak zaitun didapatkan dengan membeli di toko.
b. Penjemuran daun mimba.
Dalam proses ini daun mimba yang telah dibersihkan dengan air,
kemudian dijemur di bawah terik matahari kurang lebih 3 hari agar
kandungan air dalam daum mimba hilang.
3) Pembuatan cream berbahan daun mimba
Dalam proses ini daun mimba akan diolah menjadi serbuk daun mimba,
untuk kemudian dibuat sebagai bahan campuran pembuatan cream daun
mimba .
Langkah- langkah pembuatan cream berbahan daun mimba sebagai berikut:
a. Memisahkan daun-daun mimba dari tangkai daun.
b. Membersihkan daun mimba dengan air.
c. Taruh dalam wadah, kemudian jemur di tanah lapang di bawah terik
matahari kurang lebih 3 hari.
d. Setelah daun mimba dipastikan kering, langkah selanjutnya blender daun
mimba kering hingga hancur.
e. Daun mimba yang telah diblender, ditumbuk menggunakan mortar agar
benar- benar mendapatkan serbuk halus daun mimba.
f. Panaskan minyak zaitun dengan lilin lebah pada gelas reaksi
(perbandingan lilin lebah dengan minyak zaitun 30:70).
g. Tambahkan serbuk daun mimba dan aduk terus menerus dalam api yang
kecil sampai suhu 70oC.
h. Setelah itu angkat, biarkan dingin lalu tuang dalam wadah cream dan
tutup rapat.
i. Simpan di tempat atau ruangan kamar agar bias tahan lama tidak rusak.
j. Oleskan pada kulit yang mengalami ruam merah timbul dan gatal.
b) Pengujian cream
a. Mencari sampel, sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 10
orang yang menderita alergi makanan
b. Memberi pemicu alergi (memberi makanan yang menimbulkan alergi
yaitu ikan laut) supaya muncul gejala reaksi alergi makanan
c. Memberi perlakuan yaitu pengolesan cream (dioleskan sebelum tidur),
d. Memeriksa hasil uji setelah diberikan perlakuan (setelah bangun tidur)

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui:


1. Melakukan kajian pustaka untuk mencari data-data pendukung hasil
eksperimen.
2. Eksperimen langsung tentang cara pembuatan cream daun Azadirachta
indica Juss.
3. Hasil uji cream daun Azadirachta indica Juss pada orang yang menderita
alergi mengenai efek sebelum dan setelah menggunakan cream daun
Azadirachta indica Juss.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif
kualitatif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Hasil kajian pustaka kandungan zat pada daun mimba (Azadirachta indica
Juss)
Data hasil kajian pustaka kandungan zat yang terdapat pada Daun Mimba
(Azadirachta indica Juss) ditunjukkan sebagai berikut:
Dari data hasil kajian pustaka dalam tabel 2.1 dapat diketahui bahwa dalam daun
mimba mengandung berbagai macam zat yang baik untuk tubuh. Kandungan
bioaktif daun mimba adalah Nimbidin, Sodium nimbidate, Nimbin, Nimbolid,
Gedunin, Azadirachtin, Mahmodin, Galid acid, Epicatechin, cathecin, Margolon,
Cylic trisulphide, Tetrasulphide, Polisakarida, Polisakarida Gla, Polosakarisa
Glla, dan NB-II pegoglikan.
Galic acid, epicatechin, catechin bertanggung jawab untuk menghambat
generasi chemilumine oleh PMN, senyawa ini menghambat aktivitas PMN
selama peradangan.

2. Hasil Uji
Hasil Uji dari 10 responden di dapatkan data pada Tabel 4.1 sebagai
berikut:

Tabel 4.1 Hasil Uji Cream Daun Azadirachta indica Juss


Setelah diberi perlakuan
Sampel Sebelum diberi
Hari ke-
ke- perlakuan
1 2 3
1 Muncul ruam merah Ruam Ruam Ruam
timbul dan gatal merah merah merah
dikulit timbul berkurang, hilang, tidak
sedikit tidak gatal gatal
menyusut,
tidak gatal
2 Muncul ruam merah Ruam Ruam Ruam
timbul dan gatal merah merah merah
dikulit timbul berkurang, hilang, tidak
sedikit tidak gatal gatal
menyusut,
tidak gatal
3 Muncul ruam merah Ruam Ruam Ruam
timbul dan gatal merah merah merah
dikulit timbul berkurang, hilang, tidak
sedikit tidak gatal gatal
menyusut,
tidak gatal
4 Muncul ruam merah Ruam Ruam Ruam
timbul dan gatal merah merah merah
dikulit timbul berkurang, hilang, tidak
sedikit tidak gatal gatal
menyusut,
tidak gatal
5 Muncul ruam merah Ruam Ruam Ruam
timbul dan gatal merah merah merah
dikulit timbul berkurang, hilang, tidak
sedikit tidak gatal gatal
menyusut,
tidak gatal
6 Muncul ruam merah Ruam Ruam Ruam
timbul dan gatal merah merah tetap, merah
dikulit timbul tidak gatal berkurang
sedikit dan
menyusut, semakin
tidak gatal mengecil,
tidak gatal
7 Muncul ruam merah Ruam Ruam Ruam
timbul dan gatal merah merah merah
dikulit timbul berkurang, hilang, tidak
sedikit tidak gatal gatal
menyusut,
tidak gatal
8 Muncul ruam merah Ruam Ruam Ruam
timbul dan gatal merah merah merah
dikulit timbul berkurang, hilang, tidak
sedikit tidak gatal gatal
menyusut,
tidak gatal
9 Muncul ruam merah Ruam Ruam Ruam
timbul dan gatal merah merah merah
dikulit timbul berkurang, hilang, tidak
sedikit tidak gatal gatal
menyusut,
tidak gatal
10 Muncul ruam merah Ruam Ruam Ruam
timbul dan gatal merah merah tetap, merah
dikulit timbul tidak gatal berkurang
sedikit dan
menyusut, semakin
tidak gatal mengecil,
tidak gatal

Pada tabel 4.1 terlihat respon gejala reaksi alergi makanan yang dialami
ke-10 sampel sebelum diberikan perlakuan adalah sama, yaitu muncul ruam
merah timbul dan terasa gatal dikulit. Setelah diberikan perlakuan yaitu pemberian
cream daun mimba (Azadirachta indica Juss), ke-10 sampel memberikan respon
sama. Pada hari ke-1 terlihat bahwa ruam merah timbul sedikit menyusut dan rasa
gatal hilang. Pada hari ke-2 terlihat 8 sampel mengalami perubahan pada gejala
reaksi alergi makanan yaitu ruam merah timbul sedikit menyusut dan rasa gatal
hilang, dan ada dua sampel yang gejala reaksi alerginya yaitu ruam merah timbul
tetap tetapi rasa gatalnya hilang. Pada hari ke-3 terlihat bahwa 8 sampel gejala
reaksi alergi makanan yaitu ruam merah sudah tidak ada dan rasa gatal pun juga
sudah hilang, dua sampel masih menunjukkan ruam merah pada kulit tetapi
tampak menyusut.

B. Pembahasan

Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap


komponen dalam makanan, sering terhadap protein. Jika alergen masuk ke dalam
tubuh, maka sel limfosit akan melawan alergen dengan cara meningkatkan jumlah
sel limfosit (sel B). Sehingga jika ada alergen masuk dalam tubuh maka sel
limfosit akan memperbanyak diri berubah menjadi sel plasma dan menghasilkan
antibodi (imunoglobulin) untuk melewan alergen yang masuk tersebut. IgE yang
diproduksi sel plasma akan berikatan dengan reseptornya yang berada pada sel
mast (sel mast adalah sel yang mengandung granula yang kaya akan
histamin dan heparin terdapat pada hampir seluruh jaringan yang menyelimuti
pembuluh darah, syaraf, kulit, saluran pencernaan, juga pada mulut, dan hidung)
dan basofil. Ikatan antigen dengan IgE yang berada pada sel mast menyebabkan
sel plasma memproduksi IgE lebih besar. Ketika IgE yang ada pada permukaan
sel mast mengadakan ikatan silang yang dihubungkan oleh antigen, selanjutnya
sel mast melepaskan berbagai mediator (histamin, prostaglandin dan leukotrien)
yang menyebabkan vasodilatasi, kontraksi otot polos, sekresi mukus
(krismasekasaputra.blogspot.com).
Histamin menyebabkan bentol dan warna kemerahan pada kulit,
perangsangan saraf sensorik, peningkatan permeabilitas kapiler, dan kontraksi otot
polos. Sedangkan prostaglandin dapat menyebabkan reaksi radang dan mengubah
tonus pembuluh darah. Pemberian daun mimba, maka diharapkan sel limfosit
tersebut akan turun, sehingga respon terhadap alergi menurun juga. Berdasarkan
hasil kajian pustaka zat yang terdapat pada daun mimba yang berperan mereda
gejala reaksi alergi yaitu galic acid, epicatechin, catechin. Zat tersebut
bertanggung jawab untuk menghambat generasi chemilumine oleh PMN
(polymorphonuclear neutrophilic leukocyte) sitoplasma manusia selama
peradangan. Terbukti bahwa daun mimba dapat digunakan sebagai pereda gejala
reaksi alergi makanan.
Hal ini juga dibuktikan secara faktual melalui hasil uji yang terdapat pada
tabel 4.1 bahwa dari 10 sampel yang diberi perlakuan (menggunakan cream daun
mimba) menunjukkan reaksi yang baik. Pada hari ke-1 setelah perlakuan ternyata
ruam merah yang timbul sedikit menyusut dan rasa gatal tidak ada. Pada hari ke-2,
8 sampel menunjukkan ruam merah sudah berkurang dan rasa gatal hilang. Pada
hari ke-3, 8 sampel menunjukkan bahwa ruam merah sudah hilang dan rasa gatal
juga tidak ada. Terbukti bahwa cream daun mimba (Azadirachta indica Juss)
dapat digunakan sebagai pereda gejala reaksi alergi makanan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari Pembahasan di atas maka dapat disimpulkan hasil penelitian ini


sebagai berikut:
1. Daun mimba (Azadirachta indica Juss) dapat digunakan sebagai cream
pereda gejala reaksi alergi makanan karena mengandung galic acid,
epicatechin, catechin berdasarkan kajian pustaka.
2. Berdasarkan hasil uji cream, daun mimba dapat mengurangi gejala yang
ditimbulkan akibat reaksi alergi makanan.
3. Cream daun Azadirachta indica Juss terbuat dari campuran minyak zaitun,
lilin lebah, dan serbuk daun mimba.

B. Saran
1. Masyarakat hendaknya dapat memanfaatkan tanaman mimba sebagai obat
herbal.
2. Sebaiknya menggunakan daun mimba sebagai pengganti obat alergi karena
tidak menimbulkan efek samping.
3. Penelitian ini merupakan penelitian awal sehingga perlu adanya penelitian
lebih lanjut tentang manfaat daun mimba sebagai cream pereda gatal akibat
reaksi alergi makanan.
Daftar Pustaka

CCRC Farmasi UGM. 2014. Mimba (Azadirachta indica Juss.), (Online),


(http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=419), diakses pada 2 Agustus 2016

Rifa‟I, Muhaimin. 2011. Diktat Alergi dan Hipersensitif Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Brawijaya, (Online),
(http://muhaiminrifai.lecture.ub.ac.id/files/2011/01/Alergi-hipersensitif-
diktat1.pdf) diakses pada 2 Agustus 2016.

Saputra, Eka Krismas. 2014. Mekanisme Alergi/ Reaksi Hipersensitifitas, (Online),


(http://krismasekasaputra.blogspot.co.id/2014/04/konsep-dasar-alergi.html),
diakses pada 14 Agustus 2016.

Setyani, Nurdiana. 2012. Jumlah Limfosit Pada Mencit Yang Diberi Konsumsi Ekstrak
Alkohol Daun Mimba (Azadirachta Indica, A. Juzz) dan Di Induksi Ovalbumin,
(Online),
(http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/4114/Skripsi.pdf?sequen
ce=1), diakses pada 10 Agustus 2016.

Shryock, Harold. 1984. Penuntun Perawatan & Pengobatan Modern. Bandung:


Indonesia Publishing House.

Sinulingga, Ernita Afryani. 2013. 8 Makanan yang Paling Sering Picu Alergi, (Online),
(http://health.detik.com/read/2013/05/15/095431/2246205/775/8-makanan-yang-
paling-sering-picu-alergi), diakses pada 10 Agustus 2016.

Sudiana, I Ketut. Imunopatologi,(Online),


(http://ners.unair.ac.id/materikuliah/IMUNOPATOLOGI.pdf), diakses pada 2
Agustus 2016.

Viscaya, Anggraini Nabila. 2009. Kandungan Bahan Aktif Mimba, (Online),


(http://justazadirachtaindica.blogspot.co.id/2009/10/kandungan-bahan-aktif-
mimba.html), diakses pada 2 Agustus 2016.

Wikipedia. 2016. Mastosit, (Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Mastosit), diakses


pada 10 Agustus 2016.

Wikipedia. 2016. Neutrofil, (Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Neutrofil), diakses


pada 10 Agustus 2016.

Wikipedia. 2016. Hipersensitivitas, (Online),


(https://id.wikipedia.org/wiki/Hipersensitivitas), diakses 16 Agustus 2016.

Wulandari, Rini. Hubungan Gizi dan Alergi, (Online),


(https://www.academia.edu/9477429/Hubungan_Gizi_dan_Alergi),
diakses pada 2 Agustus 2016.
Lampiran- Lampiran

Gambar. Daun Mimba

Gambar. Memetik daun mimba


Gambar. Membersihkan daun mimba yang telah di
petik

Gambar. Penjemuran daun mimba


Gambar. Penggerusan daun mimba kering menjadi
serbuk

Gambar. Proses pembakaran campuran minyak


zaitun, lilin lebah dan serbuk daun mimba

Anda mungkin juga menyukai