Anda di halaman 1dari 33

“MANFAAT DAUN TANAMAN PEPAYA JEPANG/ CHAYA

(CNIDOSCOLUS ACONITIFOLIUS) SEBAGAI OBAT PENCEGAH


ANEMIA“

KARYA ILMIAH

Diajukan kepada SMA Negeri 12 Merangin

Untuk memenuhi sebagian syarat naik kelas XII

Oleh
ATIKA INDRIANI
NISN: 0034317557

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MERANGIN

SMA NEGERI 12 MERANGIN TAHUN 2019/2020


MOTTO

Berjuang itu Memang Menyakitkan, Tetapi Hasilnya Akan Selalu


Membanggakan

Dan Menyerah Bukanlah Suatu Alasan Melainkan Strategi Perjuangan Untuk


Mendapatkan

Keberhasilan
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini saya persembahkan untuk :

1. Orang yang paling berjasa dalam hidup saya yaitu kedua orang tua ku, ayah
Suwarno dan ibu Sarmini yang senantiasa memberiku kasih sayang dan
dukungan

2. Keluarga besar dari ayah dan ibu saya yang selalu memberi semangat dan
motivasi

3. Kepada kepala SMA Negeri 12 Merangin Bapak Henang Priyanto, S.pd, M.Si

4. Kepada ibu Darmi, S.Pd yang telah membimbing dan telah membantu saya
dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

4. Kepada ibu Tri Susanti, S.pd yang telah memberikan arahan selaku guru bahasa
indonesia di kelas XI

5. Teman-teman yang ada di SMA Negeri 12 Merangin yang sudah membantu


saya
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya ilmiah dengan judul “Manfaat Daun Tanamana Pepaya Jepang/ Chaya
( Cnidoscolus Aconitifolius ) Sebagai Obat Pencegah Anemia“ yang diajukan oleh :

Nama : Atika indriani

Nisn : 0034315577

Kelas : XI

Program studi : MIA ( Matematika Ilmu Alama )

Telah disetujui pembimbing untuk diajukan dalam sidang karya karya ilmiah
program studi MIA ( Matematika Ilmu Alam ) SMA Negeri 12 Merangin.

Pembimbing

DARMI, S.Pd
HALAMA PENGESAHAN

Karya ilmiah dengan judul “Manfaat Daun Tanaman Pepaya Jepang/ Chaya
(Cnidoscolus Aconitifolius) Sebagai Obat Pencegah Anemia“, telah dipertahankan di
hadapan Dewan Penguji pada sidang ujian karya ilmiah Program Matematika Ilmu
Alam, SMA NEGERI 12 MERANGIN , tanggal 30 maret 2020

DEWAN PENGUJI Tanda Tangan

1. Haidi Firhan, S.Pd, M.M (………………..)


NIP:

2. Sri Suharyani. S.Pd (………………..)


NIP:

3. Irawati, S.Sn (……………….)


NIP:
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Atika Indriani

Nisn : 0034317557

Kelas : XI

Program studi : MIA (MATEMATIKA ILMU ALAM)

Denga ini menyatakan bahwa karya ilmiah dengan judul “Manfaat Daun
Tanamana Pepaya Jepang/ Chaya (Cnidoscolus Aconitifolius ) Sebagai Obat
Pencegah Anemia“, benar-benar karya saya sendiri dan bukan jiplakan dari hasil
penelitian orang lain. Bila dikemudian hari saya terbukti mengingkari pernyataan di
atas saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
berlaku.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan kesadaran dan tanggung jawab.

Pamenang Barat, maret 2020

Atika Indriani
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan kerya ilmiah yang berjudul
“Manfaat Daun Tanamana Pepaya Jepang/ Chaya (Cnidoscolus Aconitifolius )
Sebagai Obat Pencegah Anemia“.
Karya ilmiah ini disusun dalam rangka syarat naik kelas XII serta
meningkatkan pengetahuan tentang pendidikan siswa. Dalam penulisan karya
ilmiah, banyak ditemukan kekurangan. Namun, dengan bimbingan dari berbagai
pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan karya illmiah ini tepat pada
waktunya.
Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Orang tua dan keluarga yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam
belajar
2. Bapak Henang Priyanto, S.Pd, M.Si selaku kepala SMA Negeri 12
Merangin
3. Ibu darmi s.pd selaku pembimbingnkarya ilmiah
4. Majelis guru dan staf tata usaha sma negeri 12 merangin yang telah
meluangkan waktu untuk membantu menyelesaikan penulisan karya
ilmiah ini.
5. Teman-teman di SMA Negeri 12 Merangin yang memberi bantuan kepada
penulis
Semoga perbuatan baik bapak/ibu guru dan teman-teman mendapatkan
imbalan dari Allah swt. Penulis menyadari segala keterbatasan dalam menyusun
karya ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
positif dalam penulisan karya ilmiah ini. Semoga hasil karya ilmiah ini
bermanfaat bagi pembaca amin.
Pamenang barat, maret 2020
Penulis

Atika indriani
ABSTRAK

ATIKA INDRIANI, 2020 “Manfaat Daun Tanamana Pepaya Jepang/ Chaya


(Cnidoscolus Aconitifolius ) Sebagai Obat Pencegah Anemia“. Dibawah bimbingan
ibu Darmi S.pd program matematika ilmu alam SMA Negeri 12 Merangin.

Kata kunci : anemia, pepaya jepang/chaya(Cnidoscolus aconitifolius)


Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kesuburunan tahan relatif
tinggi. Banyak tanaman yang berasal dari luar negeri tumbuh subur di indonesia.
Salah satunya adalah tanaman pepaya jepang/chaya (Cnidoscolus aconitifolius).
Tanaman ini berasal dari Semenanjung Yukatan di Meksiko, Amerika Tengah.
Tanaman ini memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan dan diolah sebagai
obat. Maka dari itu saya mencoba untuk memperkenalkan kepada pembaca tentang
manfaat dari tanaman pepaya jepang/chaya sebagai obat pencegah anemia.
Dalam pengolahan yang mudah dan praktis menjadi suatu pendukung untuk
memanfaatkan tanaman ini menjadi obat pencegah anemia.penelitian ini dilakukan di
SMA N 12 Merangin. Tanaman inipun mudah ditanam di sekitar lingkungan tanpa
memerlukan perawatan yang sulit. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
kandungan apa saja yang ada di daun pepaya jepang sehingga bisa mencegah anemia.
Sehingga untuk para penderita anemia tidak perlu bingung untuk mengatasi anemia.
Cukup mengolah tanaman ini dengan benar maka masalah anemia bisa teratasi
dengan mudah.
DAFTAR ISI

MOTTO..........................................................................................................i

HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN.....................................................................iv

HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................v

KATA PENGANTAR.................................................................................vi

ABSTRAK .................................................................................................vii

DAFTAR ISI..............................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

1.1 Latar Belakang................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2

1.3 Batasan Masalah..............................................................................2

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................2

1.5 Manfaat Penelitian...........................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................

2.1 Pepaya Jepang/Chaya......................................................................3

2.1.1 Deskripsi Tanaman Pepaya Jepang.........................................3


2.1.2 Kandungan Kimia Dalam Daun Pepaya Jepang......................3

2.1.3 Manfaat Daun Tanaman Pepaya Jepang Untuk Kesehatan.....4

2.2 Anemia............................................................................................6
2.2.1 Pengertian Anemia..................................................................6
2.2.2 Penyebab Anemia....................................................................8
2.2.3 Cara Mencegah Anemia..........................................................9
BAB III METODE PENULISAN..................................................................
3.1 Waktu Dan Tempat Penilitian ......................................................11
3.2 Metode Penelitian..........................................................................11
3.3 Pengumpulan Data........................................................................11
3.4 Alat Dan Bahan.............................................................................11
3.4.1 Alat........................................................................................11
3.4.2 Bahan.....................................................................................12
3.5 Lengkah Pengolahan Daun Pepaya Jepang...................................12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................
4.1 Hasil..............................................................................................14
4.2 Pembahasan...................................................................................14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................
5.1 Kesimpulan....................................................................................16
5.2 Saran .............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17
LAMPIRAN................................................................................................18
BIODATA....................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang memiliki tingkat kesuburan tanah cukup tinggi.
Sehingga banyak tanaman yang berasal dari luar negri bisa tumbuh subur di
Indonesia. Salah satu tanaman itu adalah Pepaya Jepang/ Chaya ( Cnidoscolus
Aconitifolius ). Tanaman ini berasal dari Semenanjung Yukatan di Meksiko, Amerika
Tengah. Tanaman ini memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan dan diolah
sebagai obat. Bila dibandingkan dengan bayam tanaman ini mengandung lebih
banayak 78% protein, 111% serat, 100% zat besi dan 242% vitamin c.

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (hb) dalam darah
kurang dari normal. Faktor-faktor penyebab anemia gizi besi adalah status gizi
yang dipengaruhi oleh pola makanan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan
dan status kesehatan (Khumaidi, 1989).
Bagi para penderita anemia pada umunya pasti disarankan untuk memilih pola
makan sehat dengan memilih makanan yang mengandung banyak zat besi. Karena
semakin banyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi maka tubuh tidak
akan kekurangan hemoglobin (Hb). Disebutkan bahwa di dalam kandungan tanaman
pepaya jepang itu mengandung 100% zat besi sehingga tanaman ini cocok
dikonsumsi oleh penderita anemia.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian dengan judul “Manfaat Daun Tanamana Pepaya Jepang/Chaya
(Cnidoscolus Aconitifolius ) sebagai Obat Pencegah Anemia”.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan judul yang diangkat maka penulis merumuskan masalah yang


akan dipecahkan yaitu, bisakah Daun Tanamana Pepaya Jepang/Chaya
(Cnidoscolus Aconitifolius) dijadikan obat pencegah anemia?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada karya ilmiah ini, penulis hanya membahas “
manfaat daun tanaman pepaya jepang sebagai obat pencegah anemia “

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian karya ilmiah ini ada 2 yaitu :

1. Mengetahui manfaat daun pepaya jepang

2. Mengolah daun pepaya jepang sehingga bisa dikonsumsi sebagai obat


pencegah anemia

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah :

1. Menambah wawasan penulis dalam penulisan karya ilmiah berdasarkan


permasalahan yang ditemukan

2. Memberikan informasi tentang “Manfaat Daun Tanamana Pepaya Jepang/


Chaya (Cnidoscolus Aconitifolius ) Sebagai Obat Pencegah Anemia“

3. Sumber referensi siswa yang akan melakukan penelitian lebih lanjut


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanamana Pepaya Jepang/ Chaya (Cnidoscolus Aconitifolius )

2.1.1 Deskripsi Tanaman Pepaya Jepang

Cnidoscolus Aconitifolius adalah tanaman sayuran yang relatif baru


dikenal di Indonesia. Orang awam mengenalnya sebagai pepaya jepang.
Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah (Semenanjung Yukata di
Meksiko) dan dikenal sebagai chaya di tempat asalnya. Dalam bahasa
inggris dijuluki sebagai Tree Spinach. Penyebutan “pepaya” dikarenakan
bentuk dan tekstur daunnya menyerupai daun pepaya, demikian pula
dengan pengolahannya. Meskipun secara kekerabatannya lebih dekat
dengan singkong.

Tanaman ini bisa tumbuh hingga ketinggian 6 meter, namun biasanya


ditebang dan dipelihara dengan ketinggian 2 meter untuk memudahkan
pemanenan daunnya sebagai sayuran. Sebagai sayuran, daun chaya populer
digunakan dalam kuliner Amerika tengah. Seperti daun singkong, daunnya
berpotensi mengeluarkan asam sianida yang beracun bagi manusia. Daun
harus dimasak dahulu sekitar 5-15 menit sebelum dikonsumsi agar asam
sianida dan turunannya terurai.

2.1.2 Klasifikasi Tanaman Pepaya Jepang

Nama Ilmiah : Cnidoscolus Aconitifolius

Kingdom : Plantae

Famili : Euphorbiaceae

Kelas : Magnoliopsida
Tingkat Taksonomi : Spesies

Ordo : Malpighiales

2.1.3 Kandungan Kimia Dalam Daun Pepaya Jepang

Daun tanaman pepaya jepang/chaya (cnidoscolus aconitifolius)


mengandung 78% protein, 111% serat, 100% zat besi dan 242% vitamin
C.

a. Protein

Protein adalah makromolekul polipeptida yang tersusun dari sejumlah


asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Suatu molekul protein
disusun oleh sejumlah asam amino dengan susunan tertentu dan bersifat
turunan. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, oksigen, dan
nitrogen. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein sebanyak 16% dari
berat protein. Molekul protein juga mengandung unsur logam seperti
tembaga dan besi.

Suatu asam amino lazimnya diklasifikasikan sebagai suatu molekul


yang memiliki gugusan a- karboksil maupun a-amino dan secara kimiawi
suatu rantai samping khas (gugus R) yang melekat dengan a-karbon.
Kualitas protein dapat didefinisikan sebagai efesiensi penggunaan untuk
tubuh. Kualitas protein ditentukan oleh jenis dan proporsi asam amino
yang dikandungnya. Pada prinsipnya suatu protein yang dapat
menyediakan asam amini esensial dalam suatu perbandingan yang
menyamai kebutuhan manusia mempunyai kualitas yang tinggi.

Klasifikasi protein berdasarkan pada fungsi biologinya terdiri atas:


enzim, protein pembangun, protein kontraktil, protein pengangkut,
protein hormon, protein pelindung dan protein cadangan. Klasifikasi
protein terdapat dalam bentuk serabut (fibrosa), globular, dan konjungsi.
Protein berbentuk serabut terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk
spiral yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang
kaku. Karakteristik protein berbentuk serabut adalah memilliki daya larut
yang rendah, kekuatan mekanis yangn tinggi, dan tahan terhadap enzim
pencernaan. Kolagen, elastin, keratin, dan miosin termasuk dalam protein
bentuk serabut. Protein globular berbentuk bola dan terdapat pada cairan
jaringan tubuh. Protein jenis ini larut dalam larutan garam dan asam,
mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam serta mudah
mengalami denaturasi. Protein konjugasi adalah protein sederhana yang
terikat dengan bahan-bahan non asam amino. Gugus non asam amino ini
dinamakan gugus prostetik. Nukleoprotein, lipoprotein, fosfoprotein,
metaloprotein, hemoprotein, dan flavoprotrin termasuk dalam protein
konjugasi.

b. Zat Besi

Zat besi merupakan mikrolemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini
diperlukan dalam hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu sintesis
Hemoglobin (Hb) yaitu suatu oksigen yang mengantar eritrosit yang
berfungsi penting bagi tubuh. Hemoglobin terdiri dari Fe (zat besi),
protoporfirin, dan globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe) (Susiloningtyas,
2004). Zat besi dalam tubuh manusia sebagian besar terdapat sel darah
merah yaitu sekitar 65%, dalam jaringan hati, limpa dan sum-sum tulang
30% dan sekitar 5% terdapat dalam inti sel dalam plasma dan otot sebagai
moiglobin. Sebagaimana diketahui, dalam sel darah merah terdapat
hemoglobin yaitu molekul protein yang mengandung zat besi dan
merupakan pigmen darah yang membuat darah berwarna merah. Zat besi
merupakan komponen yang sangat penting dari hemoglobin (tristiyanti,
2006).

Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagian, yaitu fungsional dan
reserver (simpanan). Zat besi fungsional sebagian besar adalah dalam
bentuk hemoglobin (Hb), sebagian kecil dalam bentuk mioglobin dan
jumlah yang sangat kecil adalah hem enzim dan non hem enzim. Bila
tubuh kekurangan Fe , penyebaran Fe non hem dapat meningkat sepuluh
kali dan penyebaran Fe hem meningkat sampai dua kalai (Marizal, 2007).

c. Vitamin C

Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting
untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga di kenal
dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin c
termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh
panas, cahaya, dan logam. Oleh karena itu penggunaan vitamin c sebagai
antioksidan sering dijumpai. Oksidasi akan terhambat bila vitamin c
dibiarkan dalam keadaan asam atau pada suhu rendah. Kelenjar adrenalin
mengandung vitamin c yang sangat tinggi. Sifat-sifat vitamin c yaitu
mudah larut, mudah rusak jika bersentuhan dengan udara (oksigen)
terutama saat terkena panas, dan tidak stabil pada larutan alkali namun
stabil pada larutan asam.

2.2 Anemia

2.2.1 Pengertian Anemia

Anemia difisiensi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat


besi dalam tubuh, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang
karena terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya
kadar zat besi dalam darah. Jika simpanan zat besi dalam tubuh seseorang
sudah sangat rendah berarti orang tersebut mendekati anemia walaupun
belum ditemukan gejala-gejala fisiologis. Simpanan zat besi yang sangat
rendah lambat laun tidak akan cukup untuk membentuk sel-sel darah
merah di dalam sum-sum tulang sehingga kadar hemoglobin terus
menurun di bawah batas normal, keadaan inilah yang disebut anemia gizi
besi.

Menurut Evatt, anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan


oleh kurangnya cadangan besi tubuh. Keadaan ini di tandai dengan
menurunnya saturasi transferin, berkurangnya kadar feritin serum atau
hemosiderin sum-sum tulang. Secara morfologi keadaan ini
diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik hipokrom disertai penurunan
kuantitatif pada sistensi hemoglobin. Defisiensi besi merupakan penyebab
utama anemia. Wanita usia subur sering mengalami anemia, karena
kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi
sewaktu hamil.

Zat besi diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan darah) dan juga


diperlukan oleh berbagai enzim sebagai faktor penggiat. Zat besi yang
terdapat dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkat elektro
(sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen (oksidase dan oksigenase).
Difesisensi zat besi tidak menunjukkan gejala yang khas (asymptomatik)
sehingga anemia pada balita sukar dideteksi. Tanda-tanda dari anemia
gizi besi (feriten) dan bertambahnya absorsi zat besi yag digambarkan
dengan meningkatnya kapasitas pengikat besi. Pada tahap yang lebih
lanjut berupa habisnya simpanan zat besi, berkurangnya kejenuhan
transferin, berkurangnya jumlah protoporpirin yang diubah menjadi
heme, dan akan diikuti dengan menurunnya kadar feritin serum. Akhirnya
terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Hb
(Guthrie, 186:303).

Bila sebagian dari feriti jaringan meninggalkan sel akan


mengakibatkan konsentrasi feritin serum rendah. Kadar feritin serum
dapat menggambarkan keadaan simpanan zat besi dalam jaringan.
Dengan demikian kadar feritin serum yang rendah akan menunjukkan
orang tersebut dalam keadaan anemia gizi bila kadar feritin serumnya <12
mg/ml. Hal yang perlu diperhatikan adalah bila kadar feritin serum
normal tidak selalu menunjukkan status besi dalam keadaan normal.
Karena status besi yang berkurang lebih dahulu diikuti dengan kadar
feritin. Diagnosa anemia zat gizi ditentukan dengan tes skiring dengan
cara mengukur kadar Hb, hematrokit (Ht), volume sel darah merah
(MCV), konsentrasi Hb dalam sel darah merah (MCH) dengan batas
terendah 95% acuan (Dalman, 1990).

2.2.2 Penyebab Anemia

1. Asupan Zat Besi

Rendahnya asupan zat besi sering terjadi pada orang-orang yang


mengkonsumsi bahan makanan yang kurang beragam dengan menu
makanan yang terdiri dari nasi, kacang-kacangan dan sedikit daging,
unggas, ikan yang merupakan sumber zat besi. Gangguan defisiensi besi
terjadi karena susunan makanan yang salah, baik jumlah maupun
kualitasnya yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, distribusi
makanan yang kurang baik, kebiasaan makan yang salah, kemiskinan dan
ketidaktahuan.
2. Penyerapan Zat Besi

Diet yang kaya zat besi tidaklah menjamin ketersediaan zat besi dalam
tubuh karena banyaknya zat besi yang diserap sangat tergantung dari jenis
zat besi dan bahan makanan yang menghambat dan meningkatkan
penyerapan besi.

3. Kebutuhan Meningkat

Kebutuhan akan zat besi akan meningkat pada masa pertumbuhan seperti
pada bayi, anak-anak, remaja, kehamilan dan menyusui. Kebutuhan zat
besi juga meningkat pada kasus-kasus pendarahan kronis yang disebabkan
oleh parasit.

4. Kehilangan Zat Besi

Kehilangan zat besi melalui saluran pencernaan, kulit dan urin disebut
kehilangan zat besi basal. Pada wanita selain kehilangan zat besi basal juga
kehilangan zat besi melalui menstruasi. Disamping itu kehilangan zat besi
disebabkan pendarahan oleh infeksi cacing didalam usus.

2.2.3 Cara Mencegah Anemia

a. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan dan mengkonsumsi


pangan hewani dalam jumlah cukup. Namun karena harganya
cukup tinggi sehingga masyarakat sulit menjangkaunya. Untuk itu
diperlukan alternatif yang lain untuk mencegah anemia gizi besi.
Memakan beranekaragam makanan yang memiliki zat gizi saling
melengkapi termasuk vitamin yang dapat meningkatkan
penyerapann zat besi, seperti vitamin c. peningkatan konsumsi
vitamin c sebanyak 25, 50, 100 dan 250 mg dapat meningkatkan
penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4, dan 5 kali. Buah-buahan segar
dan sayuran sumber vitamin c, namun dalam proses pemasakan 50-
80% vitamin c akan rusak. Mengurangi konsumsi makanan yang
bisa menghambat penyerapan zat besi seperti fitat, fosfat, dan
tannin.

b. Suplemen Zat Besi

Pemberian sumplemen besi mengutungkan karena dapat


memperbaiki status hemoglobin dalam waktu relatif singkat. Di
Indonesia pil besi yang umum digunakan dalam suplementasi zat besi
adalah frous sulfat. Efek samping dari pemberian suplemen ini adalah
mual, ketidaknyamanan epigastrium, kejang perut dan diare.

c. Penurunan kehilangan besi dengan pemberantasan cacing. Dalam


upaya mencegah anemia adalah dengan menjaga makan yang kita
makan agar steril dari parasit yang ada.
BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama dua minggu yaitu pada tanggal 03


Desember sampai 23 Desember 2019 di Desa Seri Sembilan, Kecamatan
Tabir Timur, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

3.2 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen.


Eksperimen adalah cara penyajian pelajar dimana siswa melakukan percobaan
dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam pembuatan karya ilmiah ini diperoleh dari uji
pratikum yang dilakukan selama 2 minggu kemudian dimasukan didalam tabel
data, agar mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian.

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Alat

1. Pisau
2. Talenan
3. Baskom
4. Wajan
5. Spatula
6. Kompor
7. Piring
3.4.2 Bahan

1. 500 gr daun pepaya jepang

2. 1 liter air

3. Bumbu penyadap ( cabai, bawang merah, bawang putihdi potong-


potong )

4. Garam

5. Minyak

3.5 Langkah Penelitian

Cara mengolah daun tanaman pepaya jepang yang baik dan benar:

1. Siapkan alat dan bahan

2. Masukan air 1 liter kedalam wajan dan hidupkan kompor, tunggu sampai
air mendidih

3. Pisahkan antara daun dan tangkai tanaman, setelah itu cuci hingga bersih

4. Saat air sudah mendidih masukan daun tanaman pepaya jepang hingga daun
berubah warna lebih tua dan menjadi lebih lunak

5. Tiriskan daun yang sudah di rebus lalu potong agak kecil

6. Siapkan wajan dan beri sedikit minyak

7. Tumis bumbu penyedap serta masukkan garam secukupnya hingga harum


dan masukan daun tanaman pepaya jepang yang sudah direbus dan
dipotong-potong
8. Tumis hingga bumbu meresap pada daun tanaman pepaya jepang yang
sudah di rebus

9. Matikann kompor dan sajikan tumisan daun tanaman pepaya jepang di


piring saji
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari penelitian, pengamatan dan eksperimen yang dilakukan, diperoleh data


sebagai berikut:

N WAKTU DOSIS HASIL TES KETERANGAN


O
1 03 DESEMBER 0 gr 11,5 gram/dL ANEMIA
2019
2 10 DESEMBER 500 gr 12 gram/dL NORMAL
2019
3 17 DESEMBER 1500 gr 15 gram/dL NORMAL
2019

CATATAN : “EKSPERIMEN DILAKUKAN PADA WANITA DENGAN


KADAR HB NORMAL ANTARA 12-16 gram/dL”

4.2 Pembahasan

Pada penelitian yang saya lakukan, pemanfaatan tanaman pepaya


jepang/chaya yang dilakukan sangat mudah dan praktis. Dalam pengolahannya tidak
diperlukan banyak bahan tambahan. Namun tetap ada beberapa bahan pendukung
untuk hasil yang baik.
Didalam tabel hasil uji coba dapat dilihat bahwa kandungan zat besi dalam
tanaman pepaya jepang sangat tinggi. Sehingga terbukti bahwa jika mengkonsumsi
tanaman pepaya jepang/chaya dapat menjegah dan mengobati anemia. Dalam
pengolahan tanaman ini yang sangat perlu di perhatikan adalah pada saat proses
perebusan tanaman. Proses perebusan merupakan hal utama dalam mengolah
tanaman ini. Pada saat perebusan ini maka kandungan getah dalam daun tanaman
pepaya jepang akan hilang sehingga racun yang ada juga larut dalam air rebusan.
Getah dari tanaman ini sangat berbahaya sehingga saat ingin mengkonsumsi atau
mengolah harus mengikuti prosedur dengan benar.

Manfaat yang dimiliki tanaman ini sangat baik dan menguntungkan. Karena
ini menjadi solusi untuk para oenderita anemia untuk mencegah penyakit ini kambuh.
Dari pada mengkonsumsi obat-obatan dari dokter yang banyak mengandung zat
kimia lebih baik mengkonsumsi tanaman pepaya jepang yang sangat efektif seperti
obat-obatan lain. Mengkonsumsi oabat yang lebih alami dan ramah lingkungan
adalah suatu hal yang sangat baik.

Pembudidayaan tanaman ini sangat mudah, dan iklim di negara kita sangat
cocok untuk pembudidayaannya. Cara menanam tanaman ini hanya memerlukan
waktu yang singkat dan proses yang mudah. Pertanama yaitu menyiapkan batang
tanaman pepaya jepang yang sudah tua lalu tanam di tanah yang sudah di gemburkan.
Tunggu 1-2 minggu maka tanaman ini pasti sudah tumbuh dengan sendirinya, tanpa
memerlukan perawatan ekstra.

Oleh karena itu saya mencoba untuk memanfaatkan tanaman pepaya jepang
sebagai alternatif obat pencegah anemia yang alami dan praktis. Sehingga para
penderita anemia baik dari kalangan remaja sampai lansia bisa mencegah anemia
secepat mungking dengan cara yang mudah tanpa mengeluarkan banyak biaya.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam eksperimen yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa tanaman


pepaya jepang/chaya berpotensi untuk dijadikaan obat pencegah anemia yang sangat
praktis dan alami. Sehingga para penderitaa anemia bisa mengolah sendiri obat
anemia tanpa harus membeli obat-obatan yang lebih banyak mengandung zat kimia.

5.2 Saran

Dari eksperimen yang dilakukan, penulis memberikan saran agar penulis


selanjutnya bisa menyempurnakan eksperimen yang telak dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Dalman. 2011. Keterampilan Menulis. Jakarta. Rajawali Press.

Demaeyer, Pencegahan dan Pengawasan Anemia Defisiensi Besi. Widya Mendika


Jakarta, 1995

Diana Fifi Melva. Fungsi Metabolisme Protein Dalam Tubuh Manusia. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 2009;4(1):47-52

Guhtrie, 1995. Human Nutrition. Masby. New York

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Cnidoscolus-aconitifolius/2019-10-20/tanaman-
pepaya-jepang

http://volci-monsecret.blogspot.com/2016/01/tanaman-pepaya-jepang.html?m=1

Khumaidi, M. 1989. Gizi Masyarakat (Bahan Pengajaran). Departemen Pendidikan


Dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Marizal. 2007. “Anemia Defisiensi Besi.” Jurnal Kesehatan Masyarakat II. Program
Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unad Yogyakarta.

Susiloningtyas, I., 2004 Pemberian Zat Besi (Fe) dalam Kehamilan. UNISULA.
Semarang.

Tristiyanti, W.F., 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Anemia Pada Ibu
Hamil Di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat. Bogor :
Departemen Gizi Masyarakat Dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN

1.1 CARA PEMANFAATAN TANAMAN PEPAYA JEPANG/ CHAYA

1.

2.

3.
4.

6.
1.2 CARA TES KADAR HB ( HEMOGLOBIN)

1.

2.
3.

4.
BIODATA

Nama : Atika Indriani


Temapat, Tanggal Lahir : Seri Sembilan, 07 Juli 2003
Agama : Islam
Kelas : XI
Prodi : MIA ( Matematilka Ilmu Alam )
Sekolah : SMA Negeri 12 MERANGIN
Alamat Sekolah : Jl. Mojopahit, Desa Pinang Merah
Alamat Rumah : Desa Seri Sembilan, Kec. Tabir Timur
Email : atikaindriani2003@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
- TK : Tunas Harapan
- SD : SD Negeri 288/VI Seri Sembilan
- SMP : SMP Negeri 14 TEBO
Data Keluarga :
- Nama Ayah : Suwarno
- Nama Ibu : Sarmini
- Nama Adik : Alfan Khariri

Anda mungkin juga menyukai