Anda di halaman 1dari 10

KELUARGA SEJAHTERA DAN BAHAGIA

A. Pengertian Keluarga

Istilah keluarga berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata Kula artinya Abdi atau hamba dan
warga artinya jalinan/ikatan pengabdian. Keluarga artinya jalinan/ikatan pengabdian suami, istri dan
anak. Jadi keluarga adalah persatuan yang terjalin diantara seluruh anggota keluarga dalam rangka
pengabdiannya kepada amanat dasar yang mesti diemban oleh anggota keluarga yang bersangkutan
Jaman dkk, (1995:7).
B. PERENCANAAN KELUARGA
Perencanaan keluarga mulai dari persiapan perkawinan yang memenuhi kedewasaan baik
secara fisiologis maupun secara mental seperti periodisasi kehidupan yang diajarkan dalam agama
hindu, perioda pendidikan yang sudah memadai untuk memiliki pendapat, perioda berkeluarga
baik kedewasaan dan sehat secara biologis, mental, spiritual, agar melahirkan generasi suputra.
Karena tidak semata-mata untuk memenuhi hasrat biologis, maka pemahaman tentang tubuh yang
sehat harus dimiliki.

Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa
memiliki hubungan serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan
lingkungannya.

B. Perkawinan
Tujuan perkawinan dalam agama hindu adalah mewujudkan ikatan rumah tangga yang kekal,
semoga engkau memperoleh umur panjang, keturunan yang mulia dan hidup bahagia sejahtera
bersama anak cucu di rumahmu sendiri (Rg Veda X.85.42). Usia terbaik melangsungkan
perkawinan adalah usia 20 tahun keatas untuk wanita sedangkan untuk pria adalah 25 tahun keatas.

Tujuan pendewasaan usia perkawinan;

1. Memberikan pengertian dan kesadaran kepada generasi muda agar merencanakan keluarga
calon pasutri yang mempertimbangkan hal yang berkaitan dalam kehidupan berkeluarga serta
kesiapan fisik, mental, sosial ekonomi, dan dharma agama.
2. Mempersiapkan masa reproduksi seorang ibu, melahirkan anak suputra.
3. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, sehingga mampu melaksanakan kewajiban atau
swadharmanya.

Hal – hal yang dapat dilakukan untuk pendewasaan perkawinan antara lain:

1. Meningkatkan pendidikan baik formal maupun non formal.


2. Memperluas kesempatan kerja,mencari pekerjaan adalah usaha yang baik untuk menunda
perkawinan.
3. Memberi peran dalam kegiatan kemasyarakatan dalam organisasi kepemudaan seperti karang
taruna,pengajian dll.
4. Memberikan penyuluhan kepada orang tua tentang dampak negative yang dapat timbul karena
perkawinan dini.
5. Member penyuluhan kepada tokoh masyarakat agar mendukung upaya pendewasaan usia
perkawinan.

Adapun fungsi dan tujuan berkeluarga menurut kitab Manawa Dharmasastra adalah:

a. Dharmasampatti secara bersama-sama melakukan swadharma yang meliputi semua aktivitas


hak dan kewajiban yg ditentukan oleh agama Hindu
b. Prajna mampu melahirkan keturunan (putra-putri) yg suputra shg seorang anak dapat
melunasi hutang-hutang jasa kepada Tuhan YME (Dewa Rna), kepada leluhur (Pitra Rna) dan
kepada para guru (Resi Rna)
c. Rati dapat menikmati kepuasan-kepuasan seksual yang tidak bertentangan dengan dharma
yaitu tidak mengumbar nafsu dan dilakukan dgn aturan-aturan yang tidak bertentangan dgn
agama, sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang baik (Suputra).

Dengan uraian singkat diatas dapat kita lihat 2 hal utama yaitu:
a. Bahwa perkawinan mempunyai nilai yang sangat sakral menurut agama
b. Perkawinan bukan hanya dorongan biologis tetapi lebih tinggi lagi adalah tuntutan psikologis
untuk mendapatkan putra.

Di dalam agama Hindu dibedakan dua jenis anak yaitu : anak “aurasa” dan anak yang lahir
karena birahi sementara. Anak aurasa adalah anak yang menjadi tujuan perkawinan dan anak ini
disebut juga anak “Ksetraja”. Atau Anak Suputra Kelahiran anak suputra adalah anak yang berbudi
pekerti luhur, berpengetahuan dan bijaksana. Untuk mendapatkan anak ini harus menjalani prinsip-
prinsip kesehatan misalnya,
- Melakukan hubungan saat istri mengalami masa subur yaitu dekat dengan pertengahan siklus
- Tidak dianjurkan menggauli istri saat bulan purnama, bulan mati, hari raya Hindu dan
purwani atau sehari sebelum purnama.
-
C. Pembinaan Keluarga sejahtera dan bahagia

Pengertian keluarga sejahtera dan bahagia di dalam agama Hindu disebut dengan keluarga
“Sukhinah”, hal ini dapat kita lihat dari sloka suci Weda yang berbunyi “ Sarwe Bhawantu
Sukhinah ” artinya semoga semua mendapat kebahagiaan.
Keluarga Sukhinah adalah keluarga yang dibina atas perkawinan yang sah dan mampu
memenuhi hajad hidup spiritual dan mateial secara layak dan seimbang diliputi suasana kasih sayang
antara anggota keluarga dan lingkungan dengan selaras, serasi, serta mampu mengamalkan,
menghayati dan memperdalam nilei-nilei sradha dan Bhakti kepada Tuhan yang Maha esa.
Dengan demikian dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa Pembinaan keluarga sejahtera dan
bahagia meliputi tiga asfek ;
1. Asfek Agama
Bahwa kehidupan keluarga dapat dijadikan wadah atau tempat untuk menanamkan dan
menghayati nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepadaTuhan yang Maha esa dalam hidup
sehari-hari . Program ini dapat dilaksanakan melalui peningkatan bimbingan keagamaan
melalui kegiatan kelompok-kelompok keluarga seperti; kegiatan Pesantian dan kegian sosial
keagamaan lainnya.
2. Asfek Pendidikan
Kegiatan ini dapat dilaksanakan melalui peningkatan materi pendidikan agama di lembaga
pendidikan agama, pendidikan umum, kejuruan sampai dengan perguruan tinggi yang
difokuskan pada penanaman nilei-nilei keimanan dan ketaqwaan serta penghayatan dan
pengamalannya.
3. Asfek sosial ekonomi
Kegiatan diharapkan untuk menurunkan angka kemiskinan khususnya bagi keluarga yang
termasuk kurang mampu dalam hal ekonomi dengan mengembangkan kelopok koprasi
industri rumah tangga, membentuk wilayah binaan keluarga Sukhinah, memberikan bantuan
modal begulir dan mengupayakan peningkatan gizi keluarga. Kegiatan ini dilaksanakan untuk
memberikan motivasi dan bimbingan kepada masyarakat tentang kerja keras hidup hemat dan
perlunya gizi untuk kesehatan.

E. Tolok Ukur Rumah Tangga Bahagia


(Sukhinah)
Bahagia adalah suatu keadaan dimana rohani(jiwa) terbebas dari penderitaan , dimana jiwa
dalam keadaan tentram dan damai (santhi). Dalam agama Hindu terciptanya kebahagiaan lahir dan
bathin.  Kebahagiaan lahir inilah yang disebut jagadhita yaitu kesejahtraan terpenuhinya segala
kebutuhan lahiriah yang berupa sandang, pangan dan papan. Sedangkan kebahagiaan bathin termasuk
di dalam Moksa yang bersifat kerohanian dan kejiwaan. Suatu keluarga sejahtra kalau terpenuhinya
segala keperluan hidup sehari-hari dalam bentuk materi. Namun keluarga yang sejahtera ini  belum 
tentu menikmati  kebahagiaan ada kalanya suatu keluarga yanmg sangat minim terpenuhinya
keperluan materinya, tetapi menikmati kebahagiaan. Karena itulah, kesejahtraan dan kebahagiaan ini
haruslah seimbang. Keseimbangan yang harmonis ini dapat menjadikan keluarga itu mantap,
tentram,damai , ini berarti kebahagiaan lahir batin yang merupakan tujuan utama perkawinan itu
benar-benar dapat di capai.
Demi terwujudnya dan terpeliharanya rumah tangga yang bahagia, kiranya perlulah kita
menyadari dan mengetahui tentang unsur dan kreteria  rumah tangga yang menjadi tolak ukur
keberbasilan didalam mewujudkan rumah tangga yang bahagia.

Unsur- Unsur   rumah tangga bahagia :

1. Kecintaan. 
Cinta adalah dorongan yang sangat kuat sekali yang timbul dari dasar hati yang paling dalam
untuk membahagiakan obyek itu sendiri, degan tidak melihat kekurangan dan kelebihan yang
ada pada diri obyek tersebut, dan mau menerimanya dalam keadaan yang bagaimanapun juga.

2. Kegembiraan  tidak menanggung papa dan dosa.


Kegembiraan merupakan suatu harapan dalam rumah tangga. Tetapi dalam mengarungi
bahtera rumah tangga badaipun akan bisa menerpanya sehingga akan terjadi suatu
percekcokan dari kecil sampai besar malah mengarah kepada perpecahan rumah tangga .  Agar
rumah tangga selalu ada dalam suasana gembira, suami istri harus tahu kunci kegembiraan
tersebut.  Ada dua kunci kegembiraan dengan mengetahui kelemahan masing-masing baik istri
maupun suami.  Suami  kelemahannya adalah di mata, sehingga tatkala dia tidak gembira
maka sebagai istri yang bijak harus cepat berhiyas denga penampilan yang memikat sehingga
panas hatinya akan cepat luluh.

3. Kepuasan.   
Pernyataan rasa syukur terhadap semua anugrah Tuhan Hyang Maha Esa  harusdiwujudkan
dengan  prilaku sehari-hari agar dapat mencapai kesempurnaan hidup dan kepuasan bathin.
Dengan membangun rasa syukur terhadap hasil yang telah dicapai maka akan dapat 
memberikan kepuasan " Bila dalam rumah tangga tidak dilandasi oleh Dharma maka rumah
tangga akan diselimuti oleh napsu indria yang akan mengantarkan rumah tangga tersebut
dalam jurang kehancuran.

Dalam rumah tangga ada tiga (3 ) hal yang harus disyukuri sebagai mana termuat dalam  
kitab  Canakya Nitisastra VII. 4 sbb :

Santosa trisu kartavyah


Swadare bhojane dhane         
artinya :

Bersyukurlah dengan tiga hal yaitu : dengan istri sendiri, makanan yang ada dan rejeki yang
diperoleh.

Manusia dalam hidup ini selalu mengembangkan keinginannya dan tidak ada manusia yang
tidak punya keinginan.  Ada ingin untuk makan minum yang enak -enak, ingin kaya raya , ada
yang hanya ingin nafsu sex, ada juga yang ingin selalu dekat dengan Tuhan, dll. Nafsu haus
dan lapar, nafsu sex, nafsu untuk kaya tidak mungkin dipenuhi secara maksimal. Karena nafsu
ibarat api semakin di siram minyak ia semakin besar . Oleh karena itu nafsu harus
dikendalikan karena kalau tidak, akan dapat menimbulkan bencana.
a)  Bersyukur terhadap harta yang diperoleh sesuai dharma yang akan mampu  membangun
keluarga bahagia.

b)  Bersyukur terhadap makanan yang telah disiapkan dalam rumah tangga . Makanan yang
dimasak dengan tujuan menghidupi anggota keluarga  akan memberikan nilai spiritual yang
sangat tinggi  karena sebelum di hidangkan  diawali dengan yajna sesa sehingga  yang
memakannya akan terlepas dari papa dosa.  Sehingga seorang anggota keluarga pantang
untuk menghina masakan yang dihidangkan  dalam rumah tangga . Kalau makanan siap saji
yang dibeli di pasar  cara masak dan tujuan membuatnya berbeda dengan  masakan dalam
rumah tangga karena tujuannya untuk bisnis.

c)  Bersyukur dengan istri sendiri. Rasa syukur disini jangan membuahkan kepuasan bathin
yang akan menghindari  terjadinya perselingkuhan . Karena perselingkuhan  merupakan
pengkhianatan terhadap tujuan perkawinan . Istri sering diibaratkan sebagai sungai yang
hatinya selalu berliku-liku perlu mendapatkan perhatian yang khusus bagi seorang suami
sehingga hatinya bisa tetap lurus dengan komitmen yang telah diikrarkan pada waktu
perkawinan.

        4. Kedamaian.    
Unsur kedamaian  berarti tidak adanya perasaan yang mengancam dalam hidupnya. Hidup
dijaman kali yuga, ibarat ikan hidup di air yang keruh dimana pandangan terhalang oleh
keruhnya air. Oleh karena itu banyak yang salah lihat sehingga temannya  yang hitam bisa
dilihat kuning sehingga kehidupan temannya yang bopeng bisa dilihat tampan. Pandangan
manusia dihalangi oleh gelapnya adharma yang sangat kuat pengaruhnya  dalam hidup pada
jaman kali. Manawa Dharmasastra menyatakan dharma pada jaman kali hanya berkaki satu
sedang adharma berkaki tiga. Kekuatan adharma  itulah yang menjadi penghalang sehingga
orang sering keliru melihat kebenaran. Banyak yang benar dipandang sebagai ketidak
benaran ,demikian juga sebaliknya. Terhalangnya hati nurani menyebabkan munculnya
kekuasaan Panca klesa yaitu : kegelapan, egois, hawa nafsu, kebencian, takut akan kematian.  
Akibatnya banyak manusia saling bermusuhan  dan terkadang musuh sering kelihatannya
seperti teman.

Dalam Canakya Nitisastra  IV. 10  menyebutkan ada tiga hal yang menyejukkan hati yang
menjadi andalan untuk membangun kedamaian dan kesejukan hati.

Samsara tapa dagdhanam


Trayo  sisranti hetavah
Apatyah ca kalatran ca
Satam sanggatir ewa ca 
artinya:

Dalam menghadapi kedukaan dan panasnya kehidupan duniawi  ada tiga hal yang
menyebabkan hati orang menjadi damai  yaitu anak, isrti dan pergaulan dengan orang suci.

Anak adalah merupakan curahan kasih sayang, lebih-lebih anak yang patuh  dan berbakti
kepada orang tua. Meskipun marah orang tuanya kepada anaknya sebenarnya bukanlah karena
kebencian tetapi keinginan orang tua menjadikan anaknya yang sukses. Norana sih
manglwehane atanaya yang artinya tidak ada cinta kasih yang melebihi kasih orang tua
kepada anaknya. Carilah kedamaian hati dalam dinamika kehidupan bersama anak dan
istri/suami . Dinamika inilah yang akan mewujudkan  kedamaian  rumah tangga.

5.   Ketentraman. 
Ketentraman dalam keluarga akan didapat apabila anggota keluarga memiliki kesehatan sosial.
Kemampuan untuk melakukan hubungan sosial dengan tetangga kiri kanan belakang dan
depan merupakan suatu kebutuhan setiap keluarga. Semuanya ini didasarkan oleh ajaran
Dharma dengan berpegang pada pikiran, perkataan dan laksana yang baik maka akan dapat
melakukan kerja sama dengan baik.  Hubungan sosial yang baik akan mempengaruhi perasaan
setiap pribadi akan mendapat perlindungan kalau ada sesuatu yang akan mencelakakan rumah
tangganya . Hubungan kerja sama dalam ajaran agama hindu mutlak ada dalam rumah tangga
sehingga sesama akan merasakan saling menjaga dan melindungi. Dalam kitab Niti Sastra
dilukiskan bagi orang yang mau kerja sama seperti singa dan hutan.  Keduanya memiliki
kehidupan yang berbeda tetapi mampu bekerja sama. Singa menjaga hutan, akan tetapi ia
selalu dijaga oleh hutan. Jika singa dengan hutan berselisih, mereka marah, lalu singa akan
meninggalkan hutan. Maka hutan akan dirusak dan dibinasakan oleh orang, pohon-pohon
ditebangi , maka singa akan lari sembuyi didalam jurang ditengah ladang, yang akhirnya
diserbu dan binasakan orang.

Bertolak dari seloka ini maka setiap rumah tangga harus sehat sosial yang ditandai dengan kemauan
bekerja sama yang dilandasi oleh ajaran Tat Twam Asi  sehingga kalau ada kesalahan ucapan dan
perbuatan maka saling memaafkan, sehingga rasa permusuhan tidak ada dalam hati.  Disamping itu
juga ketaatan terhadap norma hukum sehingga bhatin terasa tentram akan muncul  sendirinya karena
ada rasa saling melindungi .

.
BIMBINGAN DAN DOA BAGI IBU HAMIL ,
MELAHIRKAN,BAYI BARU LAHIR

A. Kesehatan Ibu
Kesehatan seorang ibu dalam suatu keluarga menurut ajaran Hindu harus menjadi perhatian
utama. Kehadiran ibu yang sehat akan berdampak pada kondisi keluarga Sukhinah, mereka (ibu yang
sehat) akan melahirkan anak yang sehat , kemudian mengasuh dan membesarkannya dengan merawat
kesehatannya serta memberi atau mengupayakan pendidikannya, dan dalam hal ini kesehatan ibu
merupakan faktor yang sangat menentukan.

1. Kehamilan
Kehamilan adalah dimulainya dari pembuahan sel telur oleh seperma sampai dengan lahirnya
janin. Kehamilan normal berlangsung selama 280 hari atu 40 minggu atau 9 bulan 7 hari. Kehamilan
biasanya ditandai dgn terhentinya haid pada wanita produktif. Paling sedikit 2 bulan berturut-turut,
timbul rasa mual, muntah-muntah, atau pusing terutama di pagi hari serta nafsu makan berkurang
(bagi sebagian ibu-ibu).
Satu tugas yg paling unik dan tak dapat digantikan oleh siapapun adalah tugas mengandung
dan melahirkan anak. Demikian juga laki-laki wajib menjaga diri dan menghormati kesucian wanita.
Perlawanan keras terjadi terhadap kenyataan adanya anak di luar pernikahan, karena khawatir
terhadap adanya pernikahan tanpa sesuatu uapcara syah menurut agama dan hukum.

2. Perawatan Kehamilan
Perawatan kehamilan adalah menjaga dan merawat kesehatan ibu ketika hamil. Menjaga
kebersihan diri dan lingkungan serta istirahat yang cukup. Merawat payudara secara rutin selama
kehamilan, memakan makanan yang bergizi dan seimbang.
Dalan tradisi Hindu diadakan ritual khusus untuk ibu hamil yaitu upacara Garbhadana Samskara
(untuk bayi dalam kandungan), upacara ini dimaksudkan untuk memohon agar benih yg baik akan
lahir menjadi anak yg suputra. Upacara ini dilakukan setelah kandungan berumur 210 hari. Setelah itu
ada upacara untuk ibu hamil yaitu Pumsawana Samskara untuk memohon lahirnya anak suputra.
Pada upacara ini mantra-mantra Veda dibacakan dengan sangat kusuk untuk memohon lahirnya putra.

Doa untuk kelahiran bayi (memohon keselamatan bayi dan ibunya):


Om Brhat sumnah pravita nivesano, Jagatah sthaturu bhayasya yovasi
Sano devah savita sarma yaccha tvasme, ksayaya tri varitham amhasah
Artinya:
Ya Tuhan yang maha pengasih , yang memberi kehidupan pada alam dan menegakannya, ia
yang mengatur baik yang bergerak dan yang tidak bergerak, semoga Tuhan memberi
rahmatnya kepada kami untuk ketenteraman hidup dengan kemampuan untuk menghindari
kekuatan jahat.

3. Persalinan
Persalinan adalah suatu persiapan atau proses lahirnya janin dalam kandungan sampai menjadi
bayi. Dalam proses ini perlu diperhatikan hal-hal sbb:
a. Stamina ibu harus benar-benar terjaga, selalu berfikir positif, tenang, tabah
dan yakin bahwa bayi atau ibu pasti selamat
b. Dalam proses kelahiran bayi, setiap ibu hamil hendaknya menjaga kesehatan jasmaninya,
kesucian hatinya, ketenangan perasaan dan kesabaran jiwanya demi kesempurnaan kelahiran
putranya.
Kondisi kejiwaan ibu hamil akan berpengaruh pada bayi dalam kandungan. Dalam tradisi Hindu
terdapat beberapa kiat yang mesti dilakukan oleh ibu hamil menjelang kelahiran bayinya, antara
lain:
a. Ibu yang sedang hamil jika hendak bepergian hendaknya terlebih dahulu minum air dingin,
membawa sarana seperti bawang merah/putih, yang dianggap mempunyai daya penuntun
ketenangan jiwa dan keselamatan bagi diri dan bayinya
b. Ibu hamil ketika sedang tidur tidak boleh diganggu, dilarang bekerja berat dan dilarang sekali
memarahi ibu yang sedang hamil.

Setelah bayi lahir dan selesai dimandikan orang tua bayi atau orang yang dituakan yang hadir
ditempat itu diminta untuk membisikan mantra “gayatri” masing-masing tiga kali pada lubang telinga
kanan dan kiri si bayi tersebut.
Adapun mantra gayatri tresebut sebagai berikut :
Om Bhur bhuvah svahTat savitur warenyam
Bhargo dewasya dhi mahi Dhyo yo nah pracodayat
Om shanti-shanti-shanti Om
Artinya :
Ya Tuhan yang menguasai ketiga alam bumi, udara dan langit, dalam wujudmu sebagai dewi
Sawitri hamba memohon kecerdasan dan kebijaksanaan , semoga Tuhan selalu menerangi
dalam hidup hamba
Semoga semua damai atas karuniaMu
E. Kesehatan Bayi dan Balita
Kewajiban bagi suami-istri adalah menjaga dan memelihara kesehatan bayi dan balita agar
tumbuh menjadi anak yang sehat jasmani dan rohani. Langkah-langkah atau metode pemeliharaan
kesehatan bayi dan balita secara jasmani dan rohani sbb:
a. Jata Karma Samskara: Upacara menyambut kelahiran bayi
Bagi umat Hindu kelahiran akan membawa kesan yang paling membahagiakan bagi suami-
istri. Oleh karena itu untuk menyambut kelahiran diadakan upacara pemujaan dewa yang
menghadirkan para pandita, setelah bayi lahir dibersihkan dan diberi ASI. Kemudian orang
tua bayi tsb menuliskan OMKARA diatas lidah bayinya dengan madu, selanjutnya orang
tuanya mengucapkan AUM VEDA ASI.
b. Namakarana Samskara: Upacara pemberian nama pada bayi yang baru lahir.
Dengan doa sebagai berikut; Wahai anaku pada hari ini kami memberi nama kepadamu dan
juga memuaskan kmu dengan air susu ibu, untuk itu wahai anaku semoga kamu panjang umur
memiliki pengetahuan, bercahaya, memiliki kedermawanan dan kekayaan.
Demikianlah pentingnya pemeliharaan kesehatan keluarga yang diawali dengan perawatan
sang ibu sampai dengan bayi dan balitanya guna dapat mewujudkan keluarga Sukhinah.

Anda mungkin juga menyukai