Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MORFOLOGI

Disusun untuk memnuhi salah satu tugas mata kuliah

Geomorfologi

Dosen pembimbing : Listyo Yudha Irawan, S.Pd, M.Pd, M.Sc

Disusun oleh :

Nadhifan fawwazian azzukhruf

210721611676

Offering B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


1. Bagaimana proses pembentukan bentuklahan vulkanik?
Jawaban :
Proses pembentukan lahan vulkanik diawali dengan terjadinya erupsi pada
gunung berapi yang dimana mengeluarkan salah satu bentuk material yaitu
abu vulkanik, Ketika abu tersebut terjatuh di wilayah sekitar gunung
tersebut serta terdapat daya dukung dari air hujan, seacara kimiawi akan
terjadi reaksi basa (abu) dan hujan (asam) sehingga menghasilkan usur
hara dengan Ph yang sesuai dengan unsur hara tanah subur pada
umumnya.

2. Morfologi gunungapi dapat dibedakan menjadi 4 zona dengan ciri – ciri


jenis litologi dan asosiasi morfologi yang berlainan: central, proximal,
medial, distal. Jelaskan masing-masing zona tersebut!
Jawaban :
 zona central adalah zona yang memiliki ciri-ciri : banyak radial
dike, adanya sumbat kawah, adanya zona hydrothermal, sifat
piroklastik kasar, bentuk morfologi kubah pada pusat erupsi.
 Zona proximal adalah zona yang memiliki ciri-ciri : material
piroklastik yang agak berorientasi, terjadinya palapukan pada lava,
sering dijumpai parasitic cone, banyak dijumpai ignimbrite dan
welded tuff.
 Zona distal adalah zona yang memiliki ciri-ciri : material
piroklastik yang berukuran halus, banyak dijumpai lahar, terkadang
dapat dijumpai cinder cone.

3. Para ahli yang mengelompokkan tipe erupsi yang terjadi salah satunya
adalah menurut Escher (1952) dalam Azwar, dkk 1987 meliputi: Tipe
Hawaii, Stromboli, Volkano, Merapi, Pelee, Vincent, Perret. Jelaskan
masing-masing tipe erupsi tersebut!
jawaban :
 Tipe hawai yaitu erupsi yang umumnya berupa semburan lava
pijar seperti air mancur dan pada saat bersamaan diikuti leleran
lava pada celah-celah gunung berapi atau kepundan.
 Tipe sttromboli Merupakan jenis letusan yang mempunyai
interval waktu yang hampir sama di setiap letusannya sehingga
letusan dapat terjadi setiap beberapa kali dalam interval waktu
yang sama. Material-material yang keluar akibat letusan ini berupa
bom, lipari maupun abu vulkanik.
 Tipe volcano Merupakan letusan yang mengeluarkan material-
material padat seperti bom, abu vulkanik, lapili dan juga bahan-
bahan padat atau cair seperti lava.
 Letusan tipe Merapi merupakan salah satu tipe letusan yang
diadopsi dari Gunungapi Merapi itu sendiri yang berada di
Perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta,
Indonesia. Tipe letusan ini biasanya terjadi pada gunung
api tipe andesitik yang berbentuk strato atau kerucut.
 Letusan pelee adalah letusan yang terjadi apabila terdapat
sumbatan kawah di puncak gunung api yang berbentuk jarum
sehingga akan menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar.
Apabila sumbatan pada kawah gunung tersebut tidak terlalu kuat
maka gunung ini akan meletus.
 Letusan tipe Sint Vincent terjadi pada gunung api yang memiliki
danau kawah. Ketika gunung ini meletus maka air di danau kawah
tersebut akan tumpah bersama lava. Hal ini tentu sangat berbahaya
bagi daerah yang ada di sekitarnya karena dapat diterjang banjir
lahar panas.
 Tipe Perret atau Plinian. Adalah letusan gunung berapi yang
disertai ledakan yang sangat dahsyat dan dapat merusak
lingkungan. ... Karakteristik yang dimiliki oleh letusan ini adalah
ketika erupsi dikeluarkannya juga gas yang sangat tinggi dan juga
awan yang menyembur menyerupai kembang kol
4. Erupsi gunungapi menghasilkan dua tipe bahaya yakni primer dan
sekunder. Bagaimana proses erupsi primer dan sekunder dapat terjadi?
Jawaban :
Bahaya Primer,
 Lava
Adalah cairan pekat dan panas dengan suhu rata-rata
berkisar antara 800 hingga 1.200 derajat celcius . Kecepatan aliran
lava tergantung dari kekentalan magma, semakin rendah
kekentalannya maka jangkauan aliran lava semakin jauh. Leleran
lava dapat membakar dan merusak infrastruktur dan benda hidup
yang dilewatinya. Adapun bahaya primer yaitu,
 Awan Panas
Awan panas atau aliran piroklastik dapat terjadi akibat
runtuhan tiang asap erupsi plinian, letusan langsung ke satu arah,
guguran kubah lava atau lidah lava dan aliran pada permukaan tanah
atau surge. Awan panas dipengaruhi oleh gravitasi dan dapat
mengalir ke daerah rendah atau lembah. Mobilitas tinggi awan
panas dipengaruhi oleh pelepasan gas dari magma atau lava atau
dari udara yang terpanaskan. Kecepatan awan panas mencapai 150
hingga 250 km/jam dengan jangkauan mencapai puluhan kilometer
serta memiliki suhu tinggi dan membahayakan penduduk sekitar
gunung api.
 Hujan Abu
Hujan abu atau jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang
membentuk tiang asap cukup tinggi, dan ketika energinya habis abu
akan menyebar sesuai arah angin kemudian jatuh lagi ke permukaan
bumi. Hujan abu tidak berdampak langsung bagi manusia tetapi abu
dapat merusak pertanian, mengganggu jalur penerbangan,
merobohkan inftrastruktur, dan mengganggu pernafasan.
 Lahar Panas
Lahar panas biasanya terjadi pada gunung api yang mempunyai
danau kawah. Jika volume air dalam kawah cukup besar maka jika
terjadi letusan atau erupsi dapat menimbulkan luapan lumpur panas.
 Gas Beracun
Gunung berapi mengeluarkan gas dimana jika konsentrasi gas
tersebut besar, dapat membahayakan keselamatan hewan maupun
manusia. Gas tersebut misalnya karbon dioksida, karbon monoksida,
hidrogen sulfida, dan lain sebagainya.

Sekunder,
 Lahar Hujan
Lahar hujan atau biasa disebut dengan lahar dingin terjadi
apabila endapan material lepas hasil erupsi gunung api yang
diendapkan pada puncak dan lereng terangkut oleh hujan atau air
permukaan berupa aliran lumpur pekat. Aliran lahar hujan dapat
menggulingkan bongkahan batu besar berdiameter lebih dari 5
meter. Jika lahar hujan melewati kawasan padat pemukiman
penduduk, dapat menimbulkan kerusakan dan kematian.
 Banjir Bandang.
Banjir bandang terjadi akibat longsoran material vulkanik lama
pada lereng gunung api curah hujan tinggi. Aliran lumpur banjir
bandang tidak sepekat aliran lahar hujan, namun cukup
membahayakan jika melewati kawasan padat penduduk.
 Longsoran Vulkanik
Longsoran vulkanik terjadi akibat letusan gunung api, eksplosi
uap air, alterasi batuan pada tubuh gunung api, atau terkena gempa
bumi. Namun longsoran vulkanik sangat jarang terjadi.
5. Terdapat tiga kriteria dalam pembentukan magma yaitu: viscosity,
volatiles, dan volume. Bagaimana pengaruh masing-masing komponen
tersebut dalam pembentukan magma?
jawaban :
 Viscostas
Viskositas magma mengontrol mobilitas magma. Magma yang
mempunyai viskositas rendah, seperti magma basalti, dapat membentuk
lava yang sangat panjang dengan aliran yang cepat Sebaliknya, magma
riolitis yang cukup kental sangat terbatas mengalir. Karena kentalnya
magma riolitis, maka gelembung gas di perangkap oleh magma,
mengalami ekspansi, dan dapat menyebabkan erupsi yang eksplosif.
Viskositas merupakan sifat suatu cairan atau gas yang berhubungan
dengan hambatan alir gas/cairan itu sendiri akibat adanya gaya-gaya
antar partikel yang mengalir. Viskositas magma didefinisikan sebagai
perbandingan antara shear stress dan strain rate. Lava akan mengalir
pada saat shear stress lebih besar dari yield strength. Viskositas
bergantung pada komposisi/kandungan kristal, gelembung, gas (HO),
serta temperatur dan tekanan.
 Volaties
Adalah senyawa-senyawa yang mudah menguap, senyawa ini terdiri
dari CH3, CO2, HCI, H2S, SO2
 Volume
Merupakan suatu pengukuran volume magma dengan cara massa
dikali dengan dinsetas magma

Anda mungkin juga menyukai