Struktur Bumi
A. Lapisan Litosfer
Lerang Benua adalah merupakan paparan di tepi benua yang melandai ke arah laut sampai ke
dasar cekungan
Cekungan adalah paparan benua ke arah laut dan berbentuk cekung dengan kedalaman 130 m
- 4000 m. Contoh, cekungan Banda (kedalaman lebih 5000 m).
Palung adalah cekungan berupa lembah yang sempit, dalam, dan dengan dinding yang curam.
Contoh: palung Jawa di sebelah selatan pulau Jawa (dalamnya lebih dari 8000 m).
Ambang laut merupakan bentuk gunung laut yang puncaknya mucul ke permukaan air laut.
Contoh: ambang Sulawesi (terletak di antara cekungan Sulawesi dan Samudera Pasifik)
D. Bahan Pembentuk Kerak Bumi
Litosfer sering juga disebut kerak bumi.
Kerak bumi ini berupa batuan keras.
03 Batuan Sedimen
1. Batuan Beku
Batuan beku terbentuk ketika magma cair dan
pijar yang berasal dari dalam Bumi akan
keluar.
a. batuan dalam,
b. batuan korok/retas, dan
c. batuan leleran.
2. Batuan Metamorfik
• Batuan metamorfik artinya batuan yang
terbentuk karena proses fisis, yaitu panas,
tekanan, dan waktu.
• Bahan utama batuan ini adalah mineral-mineral.
Contoh: batu pualam (yang terbentuk dari
sedimen gamping), sabak, pualam, granit, dan
batu bara.
3. Batuan Sedimen/Endapan
Batuan sedimen/endapan terjadi karena
perombakan batuan lain atau karena proses
kimia.
● terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukup tinggi. Pada saat energinya habis, abu
akan menyebar sesuai arah angin kemudian jatuh lagi ke muka bumi
● Hujan abu ini bukan merupakan bahaya langsung bagi manusia, tetapi endapan abunya akan
merontokkan daun – daun dan pepohonan kecil sehingga merusak agro dan pada ketebalan
tertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di udara dapat menggelapkan bumi
beberapa saat serta mengancam bahaya bagi jalur penerbangan.
4) Lahar letusan
Lahar letusan terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah. Apabila volume air alam
kawah cukup besar akan menjadi ancaman langsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan
lumpur panas.
5. Gas vulkanik beracun
Gas beracun umumnya muncul pada gunungapi aktif berupa CO, CO2, HCN, H2S, SO2 dll, pada
konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh.
Bahaya sekunder, terjadi setelah atau saat gunungapi
aktif:
1. Lahar Hujan
Lahar hujan terjadi apabila endapan material lepas hasil erupsi gunungapi yang diendapkan pada puncak dan
lereng, terangkut oleh hujan atau air permukaan. Aliran lahar ini berupa aliran lumpur yang sangat pekat
sehingga dapat mengangkut material berbagai ukuran. Bongkahan batu besar berdiameter lebih dari 5 m dapat
mengapung pada aliran lumpur ini. Lahar juga dapat merubah topografi sungai yang dilaluinya dan merusak
infrastruktur.
2. Banjir bandang
Banjir bandang terjadi akibat longsoran material vulkanik lama pada lereng gunungapi karena jenuh air atau
curah hujan cukup tinggi. Aliran Lumpur disini tidak begitu pekat seperti lahar, tapi cukup membahayakan bagi
penduduk yang bekerja di sungai dengan tibatiba terjadi aliran lumpur.
3. Longsoran vulkanik
Longsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunungapi, eksplosi uap air, alterasi batuan pada tubuh
gunungapi sehingga menjadi rapuh, atau terkena gempabumi berintensitas kuat. Longsoran vulkanik ini jarang
terjadi di gunungapi secara umum sehingga dalam peta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya
akibat Longsoran vulkanik.
PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNGAPI
Dalam penanggulangan bencana letusan gunungapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan sebelum
terjadi letusan, saat terjadi letusan dan sesudah terjadi letusan.
Indonesia secara geologis terletak di antara 3 lempeng Hindia – Australia, Eurasia, dan
Pasifik.
Titik di permukaan bumi yang berada tepat di atas titik pusat gempa ini disebut episentrum.
2. Penyebab Bencana Gempa Bumi dan Tsunami
● Faktor tektonik
● Faktor vulkanik, misalnya aktivitas
magma.
Istilah – istilah berkaitan gempa bumi :
● Hiposentrum, sumber peristiwa yang menyebabkan gempa yang berada di bawah tanah.
● Episentrum, titik di permukaan bumi yang berada tepat di atas titik pusat gempa.
a. Suhu udara
b. Tekanan udara
c. Kelembapan udara
d. Curah hujan
e. Kecepatan angin
1. SUHU UDARA
● Suhu adalah panas atau dinginnya suatu benda. Jadi, suhu udara
(temperatur udara) adalah suhu panas/ dinginnya udara di suatu
tempat pada waktu tertentu.
2. TEKANAN UDARA
● Tekanan udara adalah beratnya massa udara di atas suatu satuan
wilayah.
3. KELEMBAPAN UDARA
● Kandungan uap air di udara disebut kelembapan udara. Uap air
tersebut berasal dari evaporasi dan transpirasi (penguapan dari
tumbuhan). Alat untuk mengukur kelembaban udara adalah higrometer.
Kelembaban udara akan turun bila suhu naik dan sebaliknya.
● Kelembaban udara ada yang dinamakan kelembaban mutlak (absolut)
dan kelembaban nisbi (relatif).
● Kelembaban relatif secara matematis dapat ditulis dengan:
4. ANGIN
● Angin adalah massa udara yang bergerak di atas permukaan bumi dari
daerah yang tekanan udaranya tinggi (suhu rendah) ke daerah yang tekanan
udaranya rendah (suhu tinggi). Kecepatan angin dapat diukur dengan
menggunakan anemometer.
● Arah dan kecepatan angin dapat diketahui dengan bermacam-macam cara, di
antaranya dengan bendera angin.
5. AWAN
Uap jenuh terjadinya kondensasi (pengembunan uap air) awan
Jika terjadi inti kondensasi yang terdiri atas jutaan partikel halus,
akan memudahkan terjadinya kondensasi. Jika inti ini menyerap
berjuta-juta titik uap air, terjadilah titik-titik awan. Awan tersusun
atas berjuta-juta titik awan yang prosesnya terjadi secara
serentak.
6. CURAH HUJAN
Jutaan titik air + debu gumpalan awan dingin butir-butir air
yang besar dan berat (hujan)
Alat penakar hujan : mengetahui sifat dan jenis hujan.
LINGKUNGAN SEKITAR KITA
Proses yang mengubah lingkungan : berupa pelapukan di lapisan bumi yang disebabkan oleh
aktivitas manusia atau proses alam seperti erosi oleh angin, erosi oleh air dan es, erosi air laut
dan sebagainya.
1. Air
● Erosi oleh air ini dapat disebabkan oleh aliran air sungai maupun air hujan.
● Erosi oleh air sungai atau erosi sungai merupakan sebuah proses berpindahnya suatu
massa tanah atau batuan karena adanya air sungai yang mengalir secara terus menerus.
Erosi oleh air sungai ini bisa terjadi di dasar maupun di tepi sungai. Jika erosi oleh air
sungai terjadi di dasar, maka dasar sungai akan menjadi semakin dalam. Sedangkan erosi
oleh air sungai yang terjadi di tepi akan membuat sungai menjadi semakin lebar.
● Air yang dapat menyebabkan erosi selanjunya adalah air hujan. Hujan mempunyai
pengaruh besar pada proses terjadinya erosi tanah. Daerah dengan intensitas hujan yang
tinggi sangat rawan mengalamai erosi tanah. Sebaliknya, tanah yang berada di wilayah
dengan intensitas hujan yang rendah cukup aman dari bahaya erosi.
2. Angin
Erosi oleh angin ini disebut juga dengan istilah deflasi. Deflasi hanya berlaku di
daerah dengan tekstur tanah berpasir, misalnya di pantai atau di gurun. Erosi
oleh angin dapat terjadi jika kekuatan angin cukup besar untuk memindahkan
partikel- partikel tanah. Meski seringkali tak disadari, angin laut dapat
mengangkat partikel- partikel pasir secara perlahan- lahan menuju ke tempat
yang lain. Pada akhirnya pasir yang awalnya berada di suatu tempat akan terkikis,
berpindah dan kemudian mengendap di tempat yang lain.
3. Gletser
Lapisan salju yang termampatkan dan tertekan karena beratnya sendiri akan
membentuk es. Bentuk inilah yang disebut gletser. Peristiwa itu terjadi sangat
lambat. Gletser mengalir ke bawah, menuruni lereng gunung sehingga merusak
tanah yang dilaluinya. Jika suhu udara naik, es akan meleleh dan mengakibatkan
banjir.
4. Air laut
Erosi ini lebih dikenal dengan istilah abrasi. Abrasi merupakan jenis erosi yang
disebabkan oleh gelombang atau arus laut yang sifatnya merusak. Terdapat beberapa
faktor yang dapat mempercepat terjadinya erosi oleh gelombang laut. Dua dari
faktor tersebut adalah besarnya daya gelombang dan intensitas waktu. Semakin
besar daya gelombang yang menghantam pesisir pantai maka semakin cepat terjadi
abrasi. Begitu juga dengan faktor intensitas waktu. Semakin sering gelombang laut
menghempas pasir pantai maka semakin cepat pula proses terjadinya abrasi.
5. Gerakan tanah