net/publication/324686954
CITATIONS READS
0 15,082
1 author:
Waluyo Nuswantoro
Universitas Palangka Raya
16 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Rekayasa Jalan dan Pemanfaatan Material Lokal di Kalimantan Tengah View project
STUDI TEKNIS DAN SOSIAL PERUMAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA View project
All content following this page was uploaded by Waluyo Nuswantoro on 22 April 2018.
Abstraksi
Terjadinya kerusakan pada bangunan gedung/rumah tinggal membuat
bangunan tersebut menjadi kurang nyaman untuk ditempati bahkan mungkin dapat
runtuh sehingga menimbulkan korban jiwa, sehingga diperlukan identifikasi kerusakan
yang terjadi dan bagaimana upaya untuk menanganinya dengan memperhatikan
kaidah-kaidah dalam membangun bangunan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan
mengambil obyek pada bangunan Perumahan Pondok Pasir Mas Palangka Raya
dengan mengadakan survai secara langsung (visual inspection). Data yang diperoleh
kemudian dianalisis untuk diketahui jenis kerusakan bangunan bangunan gedung
sederhana yang terjadi dan upaya penanggulangan dan perbaikannya. Dari hasil
penelitian ini diketahui bahwa pada bangunan Perumahan Pondok Pasir Mas Palangka
Raya teridentifikasi ada 9 (sembilan) macam kerusakan yang terjadi, yaitu: Kebocoran
pada penutup atap dan karat, pelapukan listplank, cacat kayu (mata kayu) pada kuda-
kuda dan gording, pelapukan langit-langit, retak vertikal join kolom dan tembok, retak
pada frame jendela dan pintu,retak random pada dinding, kerusakan setempat pada
dinding, lantai retak/pecah, dengan penyebab kerusakan yang dominan yaitu oleh
faktor alam, faktor pelaksanaan, dan faktor mekanis.
Kata kunci: Kerusakan, visual inspection, perumahan
1 Ir. Waluyo Nuswantoro, MT, adalah dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Palangka Raya
_________________________________________________________________________
1
J URNAL
REKAYASA RANCANG BANGUN, Volume 11 Nomor 1, Juni 2010: 1 - 14
_______________________________________________________________________________________
perumahan tersebut akhirnya menjadi perumahan perlu didukung sarana dan
keluhan dari pada konsumen prasarana guna tercapainya rumah
perumahan terhadap para Developer sederhana sehat, seperti :
dan menganggap rumah yang ditempati a. Fasilitas Umum
dibangun dengan tidak memperhatikan Fasilitas umum merupakan sarana
kaidah-kaidah yang semestinya atau asal pelayanan yang sangat diperlukan
bangun. Berdasarkan data survai dan bagi warga seperti jalan lingkungan,
meninjau literatur, dalam penelitian ini jalan lokasi, saluran dan lain-lain.
menggunakan format instrumen untuk b. Fasilitas Sosial
penilaian kerusakan bangunan gedung Fasilitas sosial seperti rumah ibadah,
sederhana/perumahan dengan menga- Puskesmas, gedung pertemuan, dan
dopsi sistem penilaian kerusakan lain-lain.
bangunan jembatan yang sudah ada. c. Sarana Luar
Sarana luar seperti listrik, air bersih,
Perumusan Masalah penghijauan, dan lain-lain
Permasalahan dalam penelitian ini
adalah bagaimana mengidentifikasi dan Rumah Layak Huni
menentukan kerusakan yang terjadi, Rumah berfungsi sebagai tempat
serta bagaimana menentukan tingkat berlindung bagi manusia didalamnya,
kerusakan yang telah terjadi pada selain itu juga rumah adalah sebagai
bangunan. pengakuan sebuah keluarga, mencetak
generasi muda dan yang utama adalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian kebutuhan pokok, sehingga untuk
Penelitian ini bertujuan untuk : memaksimalkan fungsi dari rumah
1. Mengetahui apa saja yang menjadi harus terpenuhinya rumah layak huni,
penyebab kerusakan bangunan secara umum syarat rumah layak huni,
gedung /rumah/ perumahan yaitu :
tersebut . a. Tidak terganggu fisik bangunan
2. Untuk mengetahui cara penanganan Rumah yang tidak mengalami
guna menghindari kerusakan lebih kerusakan-kerusakan, sehingga
lanjut. membuat nyaman penghuninya.
Penelitian ini diharapkan dapat b. Legal
bermanfaat untuk memberikan informasi Dibangun sesuai ijin sehingga tidak
dan bahan pertimbangan pada melanggar hukum dan nantinya
pengambilan keputusan yakni developer tidak mengalami penggusuran.
dan konsumen untuk menentukan solusi c. Memenuhi syarat-syarat kesehatan
dalam mengatasinya. Adanya sirkulasi udara yang bersih,
adanya kamar-kamar, adanya
TINJAUAN PUSTAKA pekarangan, lantai kedap air, dan
Perumahan pembuangan yang baik dan lain-lain.
Perumahan adalah sekelompok d. Lingkungan yang aman dan nyaman
tempat tinggal untuk seseorang atau Terjalinnya kerukunan lingkungan.
beberapa orang, satu keluarga atau lebih
yang terdiri dari bangunan rumah dan
pekarangan yang dilengkapi dengan
prasarana lingkungan, dan fasilitas
sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut
_________________________________________________________________________
2
Waluyo Nuswantoro, Analisis Jenis Kerusakan pada Bangunan Perumahan …
_________________________________________________________________________________________________
Bagian Pokok Bangunan Rumah 3. Sebagai ruang antara yang
berguna sebagai penyekat panas,
Secara garis besar bangunan rumah
tinggal terdiri dari beberapa bagian sekaligus sebagai batas tinggi
suatu ruangan.
pokok, yaitu :
a. Atap Untuk memasang penutup langit-
langit perlu dibuatkan rangka,
Atap bangunan berguna sebagai rangka dibuat dari balok kayu
payung yang melindungi bangunan berpetak-petak dengan ukuran sesuai
di bawahnya dari pengaruh panas ukuran yang dikehendaki.
matahari, hempasan air hujan dan c. Tembok dan Rangka Bangunan
tiupan angin. Kemiringan atap harus
Untuk bangunan rumah tinggal
disesuaikan dengan bahan penutup
yang permanen, rangka bangunan
atap yang digunakan. Jika
dibuat dari konstruksi beton
kemiringan atap terlalu kecil, pada
bertulang yakni : balok sloof, kolom
waktu hujan lebat air dapat
merembes dan menimbulkan praktis, dan balok atas (ring balk).
kebocoran, jika kemiringan atap Ukuran rangka bangunan
terlalu besar penutup mudah lepas tampangnya dibuat sama besar
dengan tebal temboknya agar dapat
oleh angin kencang. Faktor-faktor
diperoleh permukaan dinding yang
yang perlu diketahui dalam
rata. Kolom praktis sebagai perkuatan
memilih jenis penutup atap (antara
tembok, dipasang pada :
lain : berat, harga, keawetan, cara
1. Setiap jarak 3 m pada pasangan
pemasangan, cara pengganti (jika
tembok lurus.
rusak atau sudah tua), tersedia
2. Pertemuan-pertemuan tembok
bahan, dan selera. Seluruh berat atap
(pertemuan sudut).
dipikul oleh kuda-kuda kayu, beban
3. Kanan kiri lubang pintu dan
yang dipikul/menumpu pada kuda-
jendela.
kuda, meliputi :
Agar antara kolom praktis dan
1. Balok gording, yaitu batang
tembok menjadi satu dan kuat
memanjang yang diletakkan pada
maka pada kolom dibuat angker.
kaki kuda-kuda untuk
Pada lubang kuzen dengan
menumpuk usuk/kasau, reng
lubang < 1 m diberi pasangan
dan penutup atapnya.
batu bata tersusun tegak (roolag),
2. Usuk atau kaso, dipakai ukuran
dan pada lubang kuzen > 1 m
kayu 5x7 cm2
dipasang balok latei dari beton
3. Reng, dipakai ukuran kayu 2x3
bertulang diatas lubang kuzen,
cm2
dan untuk membuat dinding
4. Penutup atap dan pelengkap
pasangan menjadi rapi dan
lainnya.
bersih dapat ditutup dengan
b. Langit-langit
lapis penutup disebut plesteran 1
Langit-langit atau flapon mempunyai
PC : 3 pasir Lantai
fungsi antara lain:
Pengerjaan lantai sebaiknya
1. Untuk menutupi seluruh
dikerjakan setelah seluruh bangunan
konstruksi atap, agar tidak
selesai khususnya untuk pengerjaan
terlihat dari bawah.
penutup lantai. Bahan tanah yang
2. Menahan jatuhnya debu, tetesan
baik untuk dasar lantai ialah pasir,
air.
_________________________________________________________________________
3
J URNAL
REKAYASA RANCANG BANGUN, Volume 11 Nomor 1, Juni 2010: 1 - 14
_______________________________________________________________________________________
karena itu lapisan tanah tembok Adapun faktor-faktor yang
dikeruk sedalam 15-20 cm, lapisan menyebabkan kerusakan bangunan dan
pasir yang diurug dilakukan lapis pelapukan bahan bangunan lebih awal
perlapis, setiap lapisan dipadatkan (Lippsmeier, 1980), seperti :
dengan cara penggenangan air. a. Bencana alam
Urugan berikutnya berupa pasir Bencana alam seperti gempa bumi,
pasang setinggi kira-kira 3-4 cm badai, hujan lebat dan banjir.
dibawah permukaan lantai, b. Temperatur dan kelembaban
pemadatannya dengan Perbedaan temperatur dan
penggenangan air, selanjutnya dapat kelembaban yang tinggi dapat
diplester atau dipasangi dulu mempercepat proses pelapukan kayu
selapisan batu bata kemudian dan membuat retak pada beton.
diplester dengan 1 PC : 3 pasir c. Hewan pengganggu
Hewan pengganggu ini seperti rayap
d. Pondasi
dan semut, berdasarkan penelitian
Pondasi bangunan harus secara umum dapat dianggap bahwa
diletakan pada dasar tanah yang di daerah tropis sekitar 10%
cukup kuat sehingga menjamin bangunan telah diserang oleh rayap.
kekokohan landasan pondasi d. Penggunaan bahan bangunan di
bangunan (Daya dukung cukup bawah kualitas untuk lingkungan
besar). Pondasi bangunan harus tertentu
dapat menjaga kestabilan bangunan Penggunaan bahan bangunan yang
terhadap berat sendiri, beban-beban tidak tepat dalam pelaksanaan
tambahan, gaya-gaya luar yang lain. pembangunan dapat mempercepat
Pondasi yang paling banyak kerusakan bangunan itu sendiri.
digunakan untuk bangunan e. Kimia
perumahan ialah fondasi langsung Perusakan beton akibat pengaruh
atau fondasi dangkal, dengan pengasaman, penggaraman, dan
letaknya tidak dalam dengan sebagainya
kedalaman dasar minimal 0,8-1 m f. Umur
dibawah permukaan tanah. Pondasi Tidak semua bahan bangunan yang
langsung banyak dibuat dari digunakan akan mengalami
pasangan batu karena murah, awet, penurunan mutu yang sama cepat.
dan daya dukungnya besar, untuk
pondasi dinding ukuran lebar Analisis Kerusakan Bangunan
puncak fondasi harus sekurang- Analisis kerusakan bangunan pada
kurangnya 5 kali lebih tebal dari hakekatnya dilakukan berdasar pada
dindingnya. pengetahuan tentang konstruksi
bangunan secara umum. Penilaian
Kerusakan Bangunan mengenai kerusakan bangunan dibagi
Kondisi negara Indonesia yang menjadi dua kelompok yaitu :
memiliki iklim tropis, dengan 2 musim 1. Analisis berdasarkan stabilitas.
yakni kemarau dan hujan sangat 2. Analisis berdasarkan Hogrotermal
mempengaruhi terhadap kondisi Kedua kelompok tersebut kemudian
bangunan rumah yang akan diklasifikasikan lagi menjadi bagian-
menyebabkan kerusakan bangunan dan bagian yang lebih detail dan kerusakan
pelapukan bahan bangunan lebih awal. yang telah terjadi pada bangunan
_________________________________________________________________________
4
Waluyo Nuswantoro, Analisis Jenis Kerusakan pada Bangunan Perumahan …
_________________________________________________________________________________________________
diklasifikasikan berdasarkan gejala- h) Perawatan yang tidak
gejala yang nampak pada konstruksi. layak/mencukupi
Namun pada penelitian kali ini analisis
yang dilakukan hanya analisis stabilitas. Distorsi dan Kriteria
Analisis berdasarkan stabilitas menurut Kriteria untuk menentukan struktur
Cook dan Hinks (1992) dapat dibagi mengalami distorsi pada bangunan
dalam beberapa kelompok yaitu : biasanya difokuskan pada lebar
a. Struktur dan stabilitas keretakan yang terjadi sebagai akibat
b. Distorsi dan kriteria puntiran (Distortion). Keretakan
c. Pengaruh bentuk struktur terhadap merupakan gejala akibat gaya yang
gejala kerusakan bekerja atau banyak kombinasi yang
d. Ketidakstabilan : tinjauan dari beban melebihi dari pada kapasitas bangunan
luar atau komponen materialnya.
e. Ketidakstabilan : bentuk struktur dan
definisi Pengaruh Bentuk Struktur Terhadap
f. Ketidakstabilan didalam struktur : Gejala Kerusakan
tinjauan dari struktur bawah Terjadinya kesalahan pada struktur
g. Ketidakstabilan dalam proses yang tidak stabil mungkin disebabkan
produksi oleh gaya luar, selain itu juga karena
h. Ketidakstabilan material ketidakstabilan alami, atau dari
i. Ukuran ketidakstabilan : pergerakan pengaruh suhu dan pengaruh
air pergerakan pada kulit atau permukaan
j. Ukuran ketidakstabilan : pergerakan material. Menurut Cook dan HInks,
suhu (1992).
_________________________________________________________________________
6
Waluyo Nuswantoro, Analisis Jenis Kerusakan pada Bangunan Perumahan …
_________________________________________________________________________________________________
Saran
Dengan demikian dilihat dari Tabel 1. Untuk penelitian selanjutnya dapat
4 maka kondisi tingkat kerusakan pada dilakukan pada bangunan
bangunan Perumahan Pondok Pasir Mas bertingkat atau bangunan dengan
Palangka Raya adalah 32 unit rumah desain dan pembebanan yang
atau 64% pada tingkat kerusakan kompleks agar dapat diperoleh data
stadium 2 atau kerusakan yang kerusakan yang lebih lengkap.
memerlukan pemantauan dan 2. Agar dapat dibuat instrumen
pemeliharaan diwaktu mendatang penilaian kerusakan yang dibakukan,
sedangkan 18 unit rumah atau 36% pada untuk mempermudah penilaian dan
tingkat kerusakan stadium 3 atau untuk dasar penaksiran biaya
kerusakan yang memerlukan tindakan perbaikan/rehabilitasi
secepatnya, kondisi ini sangat ditentukan
atau dipengaruhi oleh ada tidaknya
perbaikan yang dilakukan oleh
penghuni.
_________________________________________________________________________
13
J URNAL
REKAYASA RANCANG BANGUN, Volume 11 Nomor 1, Juni 2010: 1 - 14
_______________________________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA Prandeni, 2004., Analisis Kerusakan
Bangunan Perumahan, (Tugas
Cook G.K., Hinks A.J., 1992. Apraising Akhir Tidak Dipublikasikan),
Building Defect, Longman Fakultas Teknik Universitas
Scientific & Technical, England. Palangka Raya
Fintel Mark. 1987, Buku Pegangan Peck R.B., Hanson W.E., Thornburn T.H.,
Tentang Teknik Beton, PT. Pradnya 1974, Foundation Engineering,
Paramitha, Jakarta. John Wiley & Sons Inc.
Nakazawa K., Sosrodarsono S., 1994, Sagel Ing R., Kole Ing P., Kusuma G.,
Mekanika tanah & Teknik Pondasi, Pedoman Pengerjaan Beton,
PT. Pradnya Paramitha, Jakarta. Erlangga, Jakarta.
_________________________________________________________________________
14