Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI

PUSKESMAS SURUH
KABUPATEN TRENGGALEK
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas Suruh Kabupaten
Trenggalek pada Tahun 2018 ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan akreditasi.
Akreditasi bagi Puskesmas Suruh Kabupaten Trenggalek sangatlah penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk
menunjang pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Suruh Kabupaten Trenggalek maka
diperlukan pedoman pelayanan di Puskesmas Suruh.
Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini dapat member manfaat
dan bagi Puskesmas Suruh, sehingga akreditasi di Puskesmas Suruh Kabupaten
Trenggalek berjalan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih baik.

Plt. Kepala Puskesmas Suruh

dr. ANEKA YENNY WIDYASTUTI


NIP.19830108 201001 2 014
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


Puskesmas merupakan institusi tempat berkumpulnya masyarakat. Masyarakat yang
datang ke Puskesmas yaitu orang yang sakit maupun orang yang sehat. Masyarakat
dihadapkan pada resiko terjadinya infeksi, baik karena perawatan atau datang
berkunjung ke Puskesmas. Oleh karena itu semua fasilitas pelayanan kesehatan harus
melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Dengan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi yang dikelola dengan baik diharapkan dapat mencegah terjadinya
penularan penyakit atau terjadinya infeksi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Suruh melalui Pengendalian dan
Pencegahan Infeksi di Puskesmas Suruh yang dilaksanankan oleh seluruh staf
Puskesmas Suruh
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Sebagaipedomanpelayananbagi staff PPI dalam membentuk organisasi,
menyusun serta melaksanakan tugas, program, wewenang dan tanggung
jawab secara jelas.
2. Menggerakkan segala sumber daya yang ada di Puskesmas secara efektif
dan efisien dalam pelaksanaan PPI.
3. Menurunkan angka kejadian infeksi di Puskesmas Suruh
4. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI.
1.3 Sasaran
Kepala puskesmas, dan seluruh staff Puskesmas Suruh
1.4 Ruang Lingkup
1. Kebersihan tangan
2. Alat pelindung diri (APD) set : sarung tangan, masker, kacamata Google, Face
Shield, respirator, gaun/ apron, sepatu tertutup
3. Pengelolaan sampah medis dan non medis.
4. Pengelolaan linen
5. Etika batuk dan bersin
6. Praktek menyuntik yang aman.
7. Pencegahan penularan penyakit menular di lingkungan Puskesmas
8. Pengelolaan instrumen termasuk sterilisasi
9. Penyajian makanan
10. Spill Kits
1.5 Batasan Operasional
1. Infeksi : merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen
infeksi (organisme), dimana terdapat respon imun, tetapi tidak disertai gejala klinik.
2. Penyakit infeksi : merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi
(organisme) yang disertai adanya respon imun dan gejala klinik.
3. Penyakit menular atau infeksius : adalah penyakit (infeksi) tertentu yangdapat
berpindah dari satu orang ke orang lain, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
4. Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI) adalah upaya untuk meminimalkan
resiko penularan penyakit oleh tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan.
5. Pencegahan infeksi adalah tindakan yang harus dikerjakan oleh tenaga kesehatan
dan tenaga lainnya untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi.
6. Asepsis/ teknik aseptik : Semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme kedalam tubuh dan berpotensi menimbulkan infeksi.
7. Antisepsis : cara membunuh dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada
kulit atau jaringan tubuh lainnya.
8. Dekontaminasi : tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas
kesehatan dapat menangani secara aman berbagai benda yang terkontaminasi darah
atau cairan tubuh lainnya.
9. Mencuci dan membilas : tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
cemaran dara, cairan tubuh atau benda asing (debu, kotoran) dari kulit, instrumen/
peralatan.
10. Desinfeksi : tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua
mikroorganisme penyebab penyakit yang mencemari benda mati.
11. DTT (Desinfeksi Tingkat Tinggi) : tindakan yang dilakukan untukmenghilangkan
semua mikroorganisme kecuali endospra, bakteri dengan cara merebus/ kimiawi.
12. Sterilisasi : tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme,
bakteri, jamur, parasit, virus, termasuk endospora, bakteri dari benda mati/
instrumen.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Tim PPI ditetapkan dengan SK Kepala Puskesmas, bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Puskesmas. Tim ini terdiri dari :
1. Ketua : Tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan PPI
2. Sekretaris : perawat/ bidan, minimal D3
3. Anggota terdiri dari :
a) Perawat
b) Bidan
c) Tenaga Laboratorium
d) Farmasi
e) Sanitasi
f) Petugas Kebersihan
g) Bendahara Barang
2.2 Distribusi Ketenagaan
Petugas berada di Puskesmas melakukan kegiatan PPI. Di setiap ruangan ada
penanggung jawab kegiatan PPI.
1. Poli Umum : Sri Aminarsih, Amd. Kep
2. UDG : Epa Kurniawati, And. Kep
3. Rawat Inap : Tumini, Amd. Kep
4. Poned : Muntin, Amd. Keb
5. Laborat : Arih Margianti, Amd. AK
6. Apotik : Sri Lestari Ningsih
7. Kesling : Dwi Afrianti, Amd. KL
8. KIA : Sumarmi, Amd. Keb
9. Gigi : I’in Indati
10. Pengelola barang : Sukani
11. Pengelolaan linen : Wikra
12. Pengelolaan sampah : Tri Ayuyun
2.3 Jadwal Kegiatan
Tahun 2018
Upaya
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12
Kesehatan
0
Sosialisasi PPI dan system
yang dijalankan sebagai
upaya PPI di Puskesmas
Suruh
Pencegahan Memberikan masukan/
dan usulan kepada Kepala
Pengendalian Puskesmas untuk sarana
Infeksi prasarana yang digunakan
PPI.
Melakukan pelatihan PPI
Melakukan pemantauan
kegiatan PPI
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1 Denah Ruangan


Terlampir
3.2 Standar Fasilitas
JumlahMinimal
Peralatan
No JenisPeralatan Kondisi
PuskesmasRawatI
nap Puskesmas
Suruh

I. Set Sterilisasi
1. Autoclave 1buah
Korentang, Lengkung, Penjepit Alat Steril, 3buah
2.
23 Cm (Cheattle)

II. BahanHabisPakai
1. Masker 1Box

LarutanKlorin0,5% Sesuai
2.
Kebutuhan
3. Sarung Tangan Rumah Tangga dari 5Pasang
Lateks

III. Perlengkapan
1. Apron/ celemek karet 3buah
2. Duk pembungkus alat 20buah
3. Ember plastik untuk merendam alat 3buah
4. Lemari alat untuk alat yang sudah steril 1buah
5. Sikat pembersih alat 5Buah
6. Tempat sampah tertutup dengan injakan 2buah

IV. Meubelair
1. Kursi kerja 2buah
2. Lemari arsip 1buah
3. Meja tulis ½ biro 1buah

V.Pencatatan & Pelaporan


Formulir dan Surat Keterangan sesuai Sesuai
1. Kebutuhan pelayanan yang diberikan Kebutuhan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

10.1 Lingkup Kegiatan


1. Pengelolaan linen.
2. Kebersihan tangan
3. Alat pelindung diri (APD) set terdiri dari sarung tangan, masker, kaca mata
goggle, face shield, respiratory, apron dan sepatu tertutup.
4. Pemrosesan alat termasuk sterilisasi
5. Pengelolaan sampah medis dan non medis.
6. Hygine respiratori
7. Praktek menyuntik yang aman.
8. Penempatan pasien
9. Pencegahan penyakit menular di lingkungan Puskesmas
10. Penyajian makanan
11. Spill kit
10.2 Metode
1. Melakukan sosialisasi tindakan PPI kepada seluruh staf Puskesmas
2. Menyusun dan mengevaluasi tindakan PPI yang dilakukan di Puskesmas
3. Memanfaatkan komputer/ laptop untuk sistem pelaporan
10.3 Langkah Kegiatan
1. Penatalaksanaan Linen
Penanganan, transportasi dan proses linen yang terkena darah, airan tubuh,
sekresi, ekskresi harus dilakukan dengan prosedur yang benar untuk mencegah
kulit, mukus membran terekspos dan terkontaminasi linen.
 Petugas membuang kotoran ke toilet (jika ada) dan letakkan linen dalam
kantong linen.
 Petugas menyortir linen di ruang rawat inap pasien
 Petugas loundry mencuci dan mengeringkan linen sesuai SOP
 Pastikan kantong tidak bocor dan lepas ikatan selama transportasi
 Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD sesuai
2. Kebersihan tangan
 Kuku harus selalu terpotong pendek, tidak memakai perhiasan yang
mengganggu dan tidak memakai kuku palsu saat merawat pasien.
 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan dengan 6 langkah
pada saat :
 Sebelum dan setelah melepas sarung tangan
 Sebelum tindakan aseptis : pemasangan kateter IV dan kateter urine
 Sebelum dan setelah kontak langsung dengan kulit pasien.
 Setelah meninggalkan lingkungan pasien
 Bila tangan beralih dari area tubuh terkontaminasi menuju area bersih
termasuk perawatan pasien yang sama
 Setelah menyentuh cairan tubuh, darah, sekresi, ekresi, kulit yang tidak
utuh, ganti veeband
 Bila tangan tampak kotor, cuci tangan dengan sabun biasa/ antimikroba
dengan air mengalir
 Setelah kontak dengan lingungan dan benda mati di area pasien
 Setelah makan, minum dan menggunakan toilet
 Setelah menyentuh cairan tubuh pasien
 Sebelum keluar ruangan pasien, setelah melepas APD
 Cuci tangan bida dilakukan dengan sabun dan air mengalir atau dengan
handrub
3. Alat Pelindung Diri (Sarung tangan, Masker, Kacamata pelindung, Pelindung
wajah, Gaun, Sepatu tertutup):
 Petugas menggunakan APD sesuai ukuran dan jenis tindakan
 Petugas menggunakan APD yang sesuai, bila kemungkinan terkontaminasi
darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi mukus
membran dan kulit yang tidak utuh, kulit utuh yang potensial terkontaminasi.
 Petugas memakai sarung tangan sekali pakai, saat merawat pasien langsung
 Petugas memakai sarung tangan sekali pakai atau pakai ulang untuk
membersihkan lingkungan (bila daur ulang harus ada tes fungsi sebelum
digunakan)
 Petugas melepaskan sarung tangan segera setelah selesai, sebelum menyentuh
benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi, sebelum beralih ke pasien
lain.
 Jangan memakai sarung tangan yang sama untuk pasien berbeda
 Petugas mengganti sarung tangan bila berpindah dari area tubuh yang
terkontaminasi ke area tubuh yang bersih.
 Petugas memakai kacamata google untuk melindungi konjungtiva, mukus
membran mata, hidung, mulut, selama melaksanakan prosedur dan aktivitas
perawatan yang beresiko terjadi cipratan/ semprotan dari darah, cairan tubuh,
sekresi dan ekskresi.
 Petugas mengenakan gaun untuk melindungi kulit, mencegah baju jadi kotor,
kulit terkontaminasi selama prosedur merawat pasien yang memungkinkan
terjadinya percikan cairan tubuh pasien.
 Bila gaun tembus cairan perlu dilapisi apron tahan cairan.
 Petugas memakai sepatu boot untuk melindungi kaki dari cipratan darah, airan
tubuh, sekresi dan ekskresi.
4. Pemrosesan alat termasuk sterilisasi
 Petugas membuat standar prosedur operasional untuk menampung,
transportasi, pengelolaan peralatan yang mungkin terkontaminasi darah atau
cairan tubuh
 Petugas melepaskan bahan organik dari peralatan dengan bahan pembersih
yang sesuai sebelum di DTT atau di sterilkan.
 Petugas menangani peralatan pasien yang terkena darah, cairan tubuh, sekresi,
ekskresi dengan benar sehingga kulit dan mukus membran terlindungi, cegah
baju terkontaminasi
 Petugas memastikan peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius telah
dibersihkan dan tidak dipakai untuk pasien lain
 Peralatan yang terkontaminasi di desinfeksi setelah dipakai dan selanjutnya di
DTT atau di sterilisasi sesuai kebutuhan
 STERILISASI

Pengumpulan/ Barang yang akan disterilkan di bagian Unit sterilisasi dapat


penerimaan berasal dari ruang UGD, Poli Gigi, Poli KIA, dan PONED.
Barang/alat kesehatan pakai ulang yang sudah terkontaminasi
harus ditangani, dikumpulkan dan dibawa ke Ruang PPI
untuk dilakukan pengelolaan alat medis. Beberapa hal yang
harus diperhatikan pada waktu pengumpulan dan penerimaan
barang adalah sebagai berikut:
 Penerimaan tersebut juga harus dicatat dalam buku
register.
 Peralatan yang terkontaminasi dipisahkan dengan alat-
alat yang bersih.
 Benda-benda tajam dipisahkan dan ditempatkan di dalam
kontainer yang tidak dapat ditembus benda tajam (safety
box)
 Peralatan yang terkontaminasi sudah didekontaminasi di
ruangan masing-masing dan dilakukan pencucian sampai
DTT atau sterilisasi di ruang PPI.
 Petugas yang menangani, mengumpulkan dan membawa
alat-alat harus memakai pelindung untuk mencegah
kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya.
 Petugas yang menyerahan barang/instrumen ke unit
sterilisasi harus menanda tangani dan menulis nama jelas
pada buku penerimaan barang.
Pembersihan Alat yang sudah didekontaminasi dengan larutan klorin
didistribusikan ke ruang PPI untuk dilakukan cuci bilas
dengan menggunakan detergen dan air mengalir oleh petugas
PPI
Pemilihan Setelah instrumen dikeringkan, selanjutnya dilakukan
(Kontrol pemilihan instrumen untuk dikemas dalam paket-paket
Spesifikasi) dan tertentu.
Pengemasan
Sterilisasi Setelah dilakukan pembersihan, dilakukan sterilisasi dalam
sterilisator.
Pemberian label Setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan
asal, isi dari kemasan waktu sterilisasi / waktu kadaluarsa,
nama petugas dan nama mesin sterilisator
Penyimpanan Barang yang sudah steril dan diberi label, disimpan dalam
barang steril lemari penyimpanan

5. Pengelolaan sampah medis dan non medis


 Penggunaan tempat sampah injak
 Limbah benda tajam dibuang di safety box.
 Limbah infeksius dibuang pada tempat sampah dengan kantong warna kuning
 Limbah non medis dibuang pada tempat sampah dengan kantong warna hitam
6. Hygine respiratori
 Petugas menutup hidung dan mulut dengan tissue saat bersin atau batuk.
 Petugas menutu hidung dan mulut anda dengan lengan anda saat bersin atau
batuk
 Petugas menggunakan masker yang menutup hidung
 Petugas membuang tissue setelah digunakan ketempat sampah
 Petugas mencuci tangan segera dengan air mengalir dan sabun
 Petugas membersihkan tangan dengan hand rub
7. Praktek menyuntik yang aman
 Persiapan obat : jenis, dosis dan cara pemberian obat serta kondisi fisik obat
dan kontainernya.
 Petugas menentukan teknik injeksi ( intra cutan, intra vena, sub cutan, intra
cutan, intra muscular )
 Petugas mencuci tangan dengan sabun dan gunakan handscoon
 Petugas melakukan tindakan asepsis
 Petugas membuang spuit ke safety box
 Petugas melepas handscoon

 Petugas mencuci tangan dengan sabun


8. Pencegahan penyakit menular di lingkungan Puskesmas
Petugas kesehatan rentan terpapar penyakit menular, maka jika petugas terpapar
cairan tubuh atau darah pasien harus segera dilakukan tindakan untuk mencegah
penularan penyakit dan melaporkan kepada tim keselamatan pasien
9. Penyajian makanan
 Petugas catering mengantarkan makan ke Puskesmas
 Petugas catering menyiapkan makanan untuk pasien sesuai jumlah dan kondisi
pasien
 Petugas catering menutupi makanan dengan menggunakan plastik wrap.
 Petugas catering memberitahu petugas jaga Puskesmas untuk mendistribusikan
makanan ke pasien
10. Spill kits
Adalah seperangkat alat yang digunakan untuk menangani jika terjadi tumpahan
cairan tubuh pasien seperti darah, muntah atau bahan infeksius lainnya agar tidak
membahayakan semua pekerja dan lingkungan sekitarnya.
Spill kit infeksius berisi : APD, sarung tangan disposible, bahan yang menyerap,
detergen dan air, chlorin 0.5%, Kantong limbah (warna kuning untuk limbah
infeksius)
Cara penggunaan :
 Petugas memasang tanda peringatan
 Petugas mengambil spill kits
 Petugas memasang celemek dan sarung tangan karet
 Petugas memberi larutan klorin 0.5% pada tumpahan darah sampai 2-3 menit
 Petugas membersihkan bagian yang terkena tumpahan dengan kain pembersih
sekali pakai dan membuang ke sampah infeksius
 Petugas melakukan desinfeksi pada bagian permukaan yang terkena tumpahan
 Petugas melakukan pengepelan jika di lantai
 Petugas melepas sarung tangan dan celemek dan tempatkan perlengkapan
tersebut ke wadah yang sesuai untuk pembersihan dan desinfeksi lebih lanjut.
 Petugas menempatkan gaun pelindung dan memasukkan ke wadah yang sesuai
 Petugas mencuci tangan
BAB IV
LOGISTIK

Ketersediaan logistik Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) antara lain berupa
form-form pelaporan maupun sarana yang dibutuhkan untuk pencatatan dan pelaporan
mupun hasil diskusi yang dibutuhkan untuk meningkatkan PPI. Oleh karena itu, ketua tim
PPI harus membuat usulan anggaran untuk memenuhi kebutuhan logistik ini kepada
Kepala Puskesmas untuk dapat dianggarkan dalam RBA BLUD.
Adapun kebutuhan logistik PPI meliputi :
1. Tutup kepala
2. Kacamata
3. Masker
4. Celemek
5. Sarung tangan panjang/ kerja
6. Sarung tangan
7. Larutan Clorin 0,5%
8. Sikat, sabun cuci tangan, sabun serbuk
9. Safety box
10. Timba plastik
11. Alkohol 60-90%
12. Iodine 1-3%
13. Sterilisator
14. Tempat sampah, kresek
BAB V
PENGENDALIAN MUTU

Untuk menjamin pengendalian mutu program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI),
maka yang harus dilakukan adalah :
1. Ketua bersama tim PPI melaksanakan seluruh kegiatan yang sudah direncanakan
dan menepati jadwal pelaksanaan kegiatan yang sudah ditetapkansetiapbulan.
2. Setiap poli bertanggungjawab terhadap tugasnya masing-masing dan memastikan
bahwa seluruh kegiatannya PPI berjalan dengan baik.
3. Tim PPI menganalisis masalah yang muncul dari program ini kemudian
merekomendasikan solusi pemecahan masalah dan melaporkan kepada Kepala
Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas membahas permasalahan dan rekomendasi dari tim PPI dan
forum minilokakarya Puskesmas maupun tinjauan managemen.
5. Pimpinan Puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi pada kegiatan program
PPI.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM

Resiko yang mungkin terjadi pada Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi adalah :
1. Resiko yang terkait dengan pelayanan pasien
2. Resiko yang terkait dengan sarana prasarana
3. Resiko financial
4. Resiko lain terkait dengan penggunaan kendaraan/ alat transportasi misalnya
ambulans, sepeda motor, dll.
Untuk mencegah terjadinya kasus diatas maka pelayanan Puskesmas dalam
melaksanakan pelayanannya harus senantiasa memperhatikan keselamatan
pasien.Upaya Keselamatan Pasien adalah meminimalkan tindakan yang tidak aman
dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui praktek yang terbaik untuk
mencapai luaran klinis yang optimum.
Sasaran Keselamatan pasien meliputi :
1. Ketepatan mengidentifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan pasien jatuh
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Tujuan Keselamatan Kerja :


1. Meningkatkan kemampuan tenaga Puskesmas memecahkan masalah kesehatan
kerja di wilayah kerja Puskesmas.
2. Teridentifikasi potensi masyarakat diwilayah kerja Puskesmas
3. Terlaksananya pelayanan kesehatan kerja Puskesmas
B. Strategi Keselamatan Kerja
1. Melindungi petugas dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin terjadi dari
pekerjaan dan lingkungan kerja.
2. Membantu petugas menyesuaikan diri dengan pekerjaannya
3. Memeliharan/ memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial.
4. Menggunakan APD pada tindakan
5. Pengumpulan sampah medis dan non medis, dan pelaksanaan kegiatan kebersihan
di Puskesmas.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/ standar pelayanan minimal


yang meliputi indikator penyelenggaraan upaya Puskesmas.
Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan,
hak dan kewajiban pelanggan serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.
A. Tujuan
1. Terwujudnya pelayanan berkualitas
2. Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat
3. Untuk meningkatkan cakupan pelayanan
B. Jenis Kegiatan
Indikator mutu ini dimonitor setiap bulan dengan cara melakukan sampling. Hasil
cakupan indicator mutu ini kemudian dilaporkan ke Kepala Puskesmas setiap bulan
untuk dianalisa dan dievaluasi.
BAB IX
PENUTUP

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di


Puskesmas, maka pelaksanaan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah
salah satu program penting untuk diperhatikan. Melalui program ini, diharapkan dapat
lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Puskesmas Suruh. Masyarakat yang
menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan penunjang Puskesmas dihadapkan
pada resiko terjadinya infeksi. Oleh karena itu, semua fasilitas kesehatan harus
melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Dengan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) yang dikelola dengan baik maka dapat terhindar dari penularan
penyakit dan terjadinya infeksi. Semoga program ini dapat menjadi salah satu yang
memberi nilai positif bagi peningkatan mutu pelayanan Puskemas Suruh.

Anda mungkin juga menyukai