Tugas 23 Agustus
Tugas 23 Agustus
Peserta mempunyai jabatan sebagai Analis Produk Hukum yang bekerja di bawah
Kepala Sub Bagian Fasilitasi Fungsi Pengawasan dan Anggaran Sekretariat DPRD Kabupaten
Trenggalek berdasarkan Surat Keputusan Bupati Trenggalek Nomor :
813.3/127/406.027/2020 tanggal 15 Desember 2020 tentang Pengangkatan Calon Pegawai
Negeri Sipil yang memiliki tugas jabatan dan SKP (Sasaran Kinerja Pegawai). Uraian tugas
jabatan dalam SKP sebagai berikut:
B. Deskripsi Isu
Dalam melaksanakan tugas sebagai analis produk hukum di Sub Bagian Fasilitasi
Fungsi Pengawasan dan Anggaran Sekretariat DPRD Kabupaten Trenggalek ditemukan
beberapa isu permasalahan sebagai berikut:
Saat ini kegiatan fasilitasi fungsi pengawasan DPRD melalui kunjungan langsung
dalam daerah kurang terlaksana karena padatnya agenda kegiatan anggota DPRD.
Mayoritas kegiatan fasilitasi fungsi pengawasan DPRD dilakukan melalui agenda
kegiatan rapat kerja dan hearing.
Kegiatan pengawasan yang dilakukan melalui rapat kerja seringkali merujuk produk
hukum daerah yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan. Dalam melaksanakan
fasilitasi, pendamping tidak dapat menunjukan secara cepat, dan memerlukan
waktu yang lama untuk menyiapkan produk hukum daerah yang digunakan sebagai
bahan dasar pelaksanaan pengawasan DPRD. Hal tersebut terjadi karena belum
adanya inventarisasi produk hukum daerah secara terpusat.
Selanjutnya, lima isu tersebut dapat diidentifikasi dengan menelaah sumber isu,
kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan melalui tabel sebagai berikut:
Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
diharapkan
1 Kurang Pengamatan Kegiatan Fasilitasi Kegiatan fasilitasi
terlaksananya secara langsung kurang terlaksana fungsi
pelaksanaan ketika bertugas karena padatnya pengawasan
kegiatan sebagai kegiatan anggota secara langsung
pendamping DPRD. melalui
fasilitasi fungsi
kunjungan kerja
pengawasan
dalam daerah
DPRD melalui terlaksana
kunjungan
langsung dalam
daerah
2 Pungumpulan Pengamatan Pendamping tidak Pendamping
data kegiatan- langsung selama menyerahkan data menyerahkan
kegiatan alat bertugas kegiatan-kegiatan data kegiatan alat
kelengkapan sebagai Analis alat kelengkapan kelengkapan
DPRD tidak Produk Hukum DPRD secara DPRD tepat
sesuai jadwal. langsung setiap akhir waktu setiap
bulan. akhir bulan.
Ada dua alat bantu yang digunakan dalam penapisan prioritas isu, yaitu teknik
tapisan AKPL dan USG. Masing-masing teknik ini digunakan secara bertahap, diawali
dengan skoring AKPL dan dilanjutkan USG.
− Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat.
− Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.
− Problematik artinya isu yang memiliki masalah yang kompleks sehingga perlu
segera dicarikan solusinya secara komperehensif,
− Layak artinya isu tersebut masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Aktual
1 : pernah benar-benar terjadi;
2 : benar-benar sering terjadi
3 : benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4 : benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5 : benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
Khalayak
1 : tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2 : sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3 : cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4 : menyangkut hajat hidup orang banyak
5 : sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik
1 : masalah sederhana
2 : masalah kurang kompleks
3 : masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
4 : masalah kompleks
5 : masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Kelayakan
1 : masuk akal.
2 : realistis.
3 : cukup masuk akal dan realistis.
4 : masuk akal dan realistis.
5 : masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.
Berdasarkan hasil penilaian isu pada tabel AKPL tersebut, maka dapat ditetapkan
isu utama, yaitu isu nomor 1, 2, dan 3. Selanjutnya tiga isu tersebut dicari isu prioritas
dengan menggunakan teknik tapisan USG, yaitu tapisan teknik skoring menggunakan
parameter Urgency, Seriousness, dan Growth, Urgency. Batasan parameter USG,
sebagai berikut:
Berikut ini hasil penilaian ketiga isu tersebut dengan menggunakan kriteria
USG:
Tabel Penetapan Isu Utama dengan Kriteria USG
Parameter Total
No Isu Ranking
U S G Nilai
1 Kurang terlaksananya pelaksanaan
kegiatan fasilitasi fungsi pengawasan
3 4 4 11 II
DPRD melalui kunjungan langsung
dalam daerah
2 Pungumpulan data kegiatan-kegiatan
alat kelengkapan DPRD tidak sesuai 4 3 3 10 III
jadwal
3 Belum adanya sistem inventarisasi
4 4 4 12 I
produk hukum daerah
Berdasarkan analisis isu dengan kriteria USG yang menjadi prioritas isu adalah Belum
adanya sistem inventarisasi produk hukum daerah. Isu tersebut menjadi perhatian untuk
dicarikan solusinya. Namun sebelum pada penetaan pemecahan masalah terpilih, maka
dilakukan penggalian penyebab isu.
Penggali penyebab isu dalam proses ini menggunakan alat analisis penyebab isu,
yaitu pohon masalah (problem tree) untuk menganalisis hubungan sebab akibat. Analisis
pohon masalah dilakukan dengan membentuk pola pikir yang lebih terstruktur mengenai
komponen sebab akibat yang berkaitan dengan masalah diprioritaskan.
Belum adanya sistem inventarisasi produk hukum daerah adalah kondisi yang kurang
ideal untuk melakukan proses pengumpulan dan pencarian dokumen produk hukum
daerah itu sendiri. Oleh karena itu harus dicarikan jalan keluarnya dengan mencari faktor
penyebab masalah tersebut.
AKIBAT
PENYEBAB
Pengelolaan produk
hukum daerah Rendahnya cara Belum adanya
disimpan masing- pengarsipan produk penataan Produk
masing bagian hukum daerah Hukum Daerah
Belum adanya
digitalisasi
pengumpulan produk
hukum daerah
Apabila isu tersebut tidak segera dicarikan solusinya, maka akan memiliki dampak
sebagai berikut:
Adapun beberapa alternatif solusi sebagai gagasan pemecahan isu yang dapat
diusulkan pada isu Belum adanya sistem inventarisasi produk hukum daerah di Sekretariat
DPRD Kabupaten Trenggalek, sebagai berikut:
Akar
Penyebab Rekomendasi
Isu Strategis Penyebab Masalah Alternatif Solusi
Utama Solusi
(Leverage)
Belum adanya 1. Pengelolaan Belum 1. Pembuatan Pembuatan
sistem produk hukum adanya media digital media digital
inventarisasi daerah disimpan digitalisasi berupa aplikasi berupa
produk hukum masing-masing pengumpulan berbasis aplikasi
daerah bagian.
produk website untuk berbasis
2. Rendahnya cara hukum pengumpulan website
pengarsipan daerah produk hukum untuk
produk hukum
daerah pengumpulan
daerah
2. Mengikuti produk
3. Belum adanya pelatihan terkait hukum
penataan produk Inventarisasi daerah
hukum daerah Produk Hukum
secara terpusat Daerah
3. Melakukan studi
banding ke
Pemerintah
Daerah lain
Langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas dari ketiga alternatif solusi
untuk digunakan sebagai pemecahan masalah tersebut. Salah satu alat bantu yang
dapat digunakan dalam menentukan alternatif solusi untuk pemecahan masalah
tersebut ialah menggunakan teknik tapisan Mc Namara. Menurut Teknik tapisan Mc
Namara dalam menetapkan prioritas kegiatan dengan menggunakan 3 parameter dari
Mc Namara, yaitu Efektifitas, Kemudahan dan Efisiensi. Berikut adalah hasil dari teknik
tapisan Mc Namara:
Tabel Menetapkan Prioritas Kegiatan dengan Mc Namara
Total
No Alternatif Solusi Efektivitas Kemudahan Efisiensi Ranking
Nilai
1 Pembuatan media
digital berupa
aplikasi berbasis
website untuk 5 4 5 14 I
pengumpulan
produk hukum
daerah
2 Mengikuti pelatihan
terkait Inventarisasi
4 3 4 11 II
Produk Hukum
Daerah
3 Melakukan studi
banding ke
4 3 3 10 III
Pemerintah Daerah
lain
produk hukum daerah, sehingga perlu diberikan solusi pembuatan media digital
berupa aplikasi berbasis website untuk pengumpulan produk hukum daerah yang
kemudian penulis memberikan nama SIPHUDA.
1. Melakukan konsultasi dengan mentor atau Kepala Sub Bagian Fasilitasi Fungsi
Pengawasan dan Anggaran dan coach atau Widyaiswara terkait isu dan rancangan
aktualisasi.
5. Membuat aplikasi media digital sistem inventarisasi Produk Hukum Daerah berbasis
website SIPHUDA.