Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN SRTOKE NON HEMORAGIK (SNH)


TUGAS STASE KMB MINGGU PERTAMA

Dosen pembimbing : Ns. Imas Sartika, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh:

SITI FATONAH

(21317163)

PROFESI NURSE

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YATSI TANGERANG

Jl. Aria Santika No. 40A Bugel Margasari Karawaci Kota Tangerang 15114

Telp: (021) 55726558/55725974 (021) 22252518


LAPORAN PENDAHULUAN
STOKE NON-HEMORAGIK

A. Definisi
Stroke non-hemoragik merupakan keadaan sementara atau temporer dari disfungsi
neurologik yang dumenifistasikan oleh kehilangan fungsi motorik, sensorik atau visual
secara tiba-tiba. Stoke iskemi atau stoke non hemoragik terjadi akibat obstruksi atau
bekuan (trombus) yang terbentuk didalam suatu pembuluh otak atau pembuluh organ
distal (susma, 2021).
Stoke non hemoragik (SNH) adalah gangguan sirkulasi otak besar yang dapat
timbul skunder dari proses patologis pada pembuluh misalnya : trombu, emboli atau
penyakit vaskuler dasar seperti arteri sklerosis dan arteritis yang menggangu aliran darah
otak jadi suplai nutrisi dan oksigen ke otak menurun menyebabkan terjadinya infark.
Academia (Nurkholidah ita, 2018)

B. Etiologi
Terdapat beberapa penyebab terjadinya stoke non hemoragik menurut (Nurkholidah ita,
2018) yaitu :
1. Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher)
Stoke terjadi saat trombus menutup pembuluh darah, dihentikan aliran darah
kejaringan otak yang disebabkan oleh pembuluh dan menyebabkan kongesti dan hal.
Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi jadi menyebabkan
iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan busung kongesti disekitarnya.
2. Emboli otak
Emboli serebral (bekuan darah atau bahan lain yang dibawa ke otak dari bagian
tubuh yang lain) merupakan berbentuk pembuluh darah otak oleh bekuan darah,
lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari trombus yang terlepas dan
menymbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan timbul gejala
kurang dari 10-30 detik.
3. Iskemia
Suplai darah jaringan tubuh berkurang karena belakang atau berbentuk pembuluh
darah.
Sedangkan menurut (susma, 2021) penyebab lain dari stroke non hemoragik yaitu :
1. Hipertensi
2. Merokok
3. Peningkatan kolestrol
4. Obesitas.

C. Klasifikasi
Menurut (Nurkholidah ita, 2018) klasifikasi secara patogenesis stoke non
hemoragik dapat dibagi menjadi :
1. Stroke trombotik
Stroke iskemi yang disebabkan oleh trombosis di arteri karotis luar secara
langsung masuk ke arteri serebri media. Permulaan gejala sering terjadi pada waktu
tidur, atau sedang istirahat kemudia berkembang dengan cepat, labat atau secara
bertahap kadang-kadang dalam beberapa hari (2-3 hari), kesadaran biasanya tidak
terganggu dan ada kecenderungan untuk membaik dalam beberapa hari, seminggu
atau sebulan.
2. Stroke embolik
Stoke iskemik yang disebabkan oleh emboli yang pada umumnya berasal dari
jantung. Permulaan gejala terlihat berkembang secara cepat, kesadaran biasanya tidak
tergangg, kemudian disertai emboli pada organ dan ada kecenderungan untuk
membaik dalam beberapa hari, seminggu atau sebulan.

D. Manifestasi klinis
Gejala yang sering terlihat pada penderita stroke non hemoragik menurut
(Nurkholidah ita, 2018) yaitu :
1. Dystensia (gangguan fungsi motorik)
a) Kelumpuhan (hemiplehi atau paraplegi)
b) Paralisis (kehilangan total dari gangguan kekuatan motoriknya)
c) Paresis (kehilangan sebagian kekuatan otot motoriknya
2. Disnestansia (gangguan fungsi sensorik)
a) Hipoarasthesia dan arasthesia
b) Gangguan penciuman, penglihatan dan gangguan rasa pada lidah
3. Dispepsia (gangguan berbicara)
4. Dymentia (gangguan mental)
a) Gangguan saraf
b) Gangguan psikologis
c) Keadaan kebingungan
d) Reaksi depresi

E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Muttaqin (2008), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan ialah sebagai
berikut :
1. Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik dan umtuk mecari sumber
perdarahan.
2. Lumbal fungsi
Tekanan meningkat dan di sertai darah pada cairan lumbal menunjukan adanya
hernoragi pada subaraknoid atau perdarahan pada intrakranial. Peningkatan jumlah
protein menunjukan adanya proses implamasi.
3. CT Scan
Pemandaian ini memperlihatkan secra spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya
jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
4. USG Doppler
Untuk mendeteksi adanya penyakit anteriovena (masalah sistem karotis)
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari
jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak
F. Penatalaksanaan
a) Bantuan kepatenan jalan napas, ventilasi dengan bantuan oksigen
b) Pembatasan aktivitas/ tirah baring
c) Penatalaksanaan cairan dan nutrisi
d) Obat-obatan seperti anti hipertensi, kortikosteroid, analgesik
e) EKG dan pemantauan jantung
f) Pantau tekanan intrakranial (TIK)
g) Rehabilitas neurologi

G. Patofisiologi
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah di area tertentu diotak. Luasnya
infark tergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan
adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang
tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan
lokal (trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vasklar) atau karena gangguan umum
(hipoksia karena gangguan paru dan jantung).
Arterosklerosis sering sebagai faktor penyebab infark pada otak. Trombus dapat
berasal dari plak arterosklerosis, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, tenpat
aliran darah mengalami pelambatan atau terjadi turbulensi. Trombus dapat pecah dari
dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. Trombus
mengakibatkan iskemi jaringan yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan
edema dan kongesti diarea sekitar. Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih
besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau
kadang-kadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema klien mulai
menunjukan perbaikan. Oleh karena itu trombosis biasanya tidak fatal jika tidak terjadi
perdarahan masif.
Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan
nekrosis diikuti trombus. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembuluh
darah maka akan terjadi abses atau ensefalitas, atau jika sisa infeksi berada pada
pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma pecah atau rupture
perdarahan pada otak disebabkan oleh ruptur arterioklerotik dan hipertensi pembuluh
darah

H. Phatway

Hipertensi, Merokok,
Peningkatan kolestrol dan
Obesitas
Terbentuknya trombus anterial
dan emboli

Suplai O2 ke otak menurun

Iskemi jaringan pada otak Defisit neurologi


pada otak

Hipoksia Infark serebral

Proses metabolisme STOKE NON HEMORAGIK Risiko Perfusi


di otak terganggu serebral tidak efektif

Penurunan suplai Kehilangan kontrol volunter


darah dan O2 ke otak

Hemiplegi dan hemapirasis


Perfusi jaringan
tidak efektif
Mobilitas menurun

Gangguan mobilitas
fisik
I. Diagnosa keperawatan
1. D.0017 :Risiko Perfusi serebral tidak efektif
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Sikulasi
- Definisi : Beresiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak
- Faktor risiko :
1. Embolisme
2. Hipertensi
3. Dilatasi kardiomiopati
- Kondisi klinis terkait
1. Stroke
2. Embolisme
3. Koagulasi intavaskuler diseminata
2. D.0054 : Gangguan mobilitas fisik
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Aktivitas/istirahat
- Definisi : keterbatasan dalam gerakan fisik dar suatu atau lebih ekstermitas secara
mandiri
- Data Subjektif
1) Mengeluh sulit menggerakan ekstermitas
2) Enggan melakukan pergerakan
- Data Objektif
1) Kekuatan otot menurun
2) Rentan gerak (ROM) menurun
3) Gerakan terbatas
4) Fisik lemah
3. D.0017 : Perfusi jaringan tidak efektif
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Sirkulasi
- Definisi : Beresiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak
- Data Subjektif :
1) Nyeri ekstermitas
- Data Objektif :
1) Pengisisan kapiler<3 detik
2) Warna kulit pucat
3) Edema

J. Intervensi Keperawatan

No. SIKI

1. I.06198 : Pemantauan tekanan intrakranial


Observasi :
- Identifikasi penyebab peningkatan TIK (sep. Edema serebral, hipertensi)
- Monitor tekanan TD
- Monitor efek stimulus lingkungan terhadap TIK
Terapeutik :
- Pertahankan posisi kepala dan leher netral
- Dokumentasi hasil pemantauan

2. I.12394 : Dukungan mobilisasi


Obeservasi :
- Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
Terapeutik :
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis.pagar tempat tidur)
Edukasi :
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (ROM aktif/pasif)
(Indriyani, 2019)
3. I.02079 : Perawatan sirkulasi
Observasi :
- Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi, edema, kapiler)
- Monitor panas, kemerahan, nyeri ekstermitas atau edema pada ektermitas
Terapeutik :
- Hindari pengukuran darah pada ektermitas dengan keterbatasan perfusi
Edukasi :
- Anjurkan meminum obat pengontrol tekanan darah secara teratur
- Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi

DAFTAR PUSTAKA

Indriyani, D. (2019). Upaya Peningkatan Mobilitas Fisik Melalui Terapi ROM Pada Asuhan
Keperawatan Pasien Stroke Non Hemoragik. Institut Teknologi Sains dan Kesehatan (ITS)
PKU Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Publikasi.

Nurkholidah ita. (2018). Laporan Stroke Non Hemoragik diRuang Kemuning RSUD RA Kartini
Jepara. Academia Edu.
http://www.academia.edu/37765896/LAPORAN_PENDAHULUAN_STROKE_NON_HE
MOROGIK_KEMUNING_dock

PPNI (20160. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator Diagnostik.
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

susma. (2021). Laporan Pendahuluan Stroke Non Hemoragik. SCRIBD, 21.


http;//id.scribd.com/document/511672900/LAPORAN-PENDAHULUAN-STROKE-NON-
HEMORAGIK
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus no 3
Ny D usia 44 tahun dirawat di RS dengan diagnosa SNH mengeluh badan sebelah kanan
lemah dan kesemutan, 2 jam sebelum masuk rumah sakit menegluh kepala nyeri dan
merasa mual. Klien mengatakan bahwa tubuh bagian kanan lemah dan sulit digerakan
sehingga dapat mengganggu aktivitas klien. TD : 150/100 mmHg, S: 36,3 oC, RR:
22x/menit, N: 84x/menit. EKG kesan : sinus bradicardia, ictus cordis : teraba, jika teraba
: kuat, posisi ictus cordis : ICS 5 axilla anterior kanan.
Tonus otot :
4 4
4 4
Pemeriksaan penujang :
Laboratorium
Hb : ⃰13,4 g/dl (13,7 – 17,5)
Leukosit : ⃰7,9 103/µl (4,25 – 9.07)
Hematokrit : ⃰37 % (40,1 – 51)
Eritrosit : ⃰514 106/µl (4,29 – 5,7)
Trombosit : ⃰231 103/µl (163 – 337)

B. Analisa data
No. Analisa Data Diagnosa
1. Ds : D.0017 : Risiko perfusi serebral
- Klien mengatakan nyeri kepala dan tidak efektif
merasa mual Kategori : Fisiologis
Do : Subkategori : Sirkulasi
- Klien tampak lemah
- RR : 22x/menit
- TD : 150/100 mmHg
2. Ds : D.0054 : Gangguan mobilitas fisik
- Klien mengatakan badan sebelah Kategori : Fisiologis
kanan lemah, kesemutan dan sulit Subkategori : Aktivitas/Istirahat
digerakan sehingga dapat
mengganggu aktivitas
Do :
- Klien tampak lemah
- Klien tampak pergerakannya terbatas
- TD : 150/100 mmHg
- RR : 22x/menit

3. Ds : D.0019 : Defisit Nutrisi


- Klien mengatakan mual Kategori : Fisiologis
Do : Subkategori : Nutrisi dan cairan
- Tidak terkaji

C. Intervensi Keperawatan

No. Dx Kep SLKI SIKI

1. Risiko perfusi Setelah dilakuakan intervensi I.06198 : Pemantauan tekanan


serebral tidak efektif keperawatan selama 3x24 jam intrakranial
maka perfusi serebral meningkat Observasi :
dengan kriteria hasil : - Identifikasi penyebab
- Tekanan intrakranial peningkatan TIK (sep.
(menurun) Edema serebral, hipertensi)
- Sakit kepala (menurun) - Monitor tekanan TD
- Tekanan darah sistoik - Monitor efek stimulus
(membaik) lingkungan terhadap TIK
- Tekanan darah diastolik Terapeutik :
(membaik) - Pertahankan posisi kepala
dan leher netral
- Dokumentasi hasil
pemantauan
2. Gangguan mobilitas Setelah dilakuakan intervensi I.12394 : Dukungan mobilisasi
fisik keperawatan selama 3x24 jam Obeservasi :
maka tingkat mobilitas fisik - Identifikasi toleransi fisik
meningkat dengan kriteria hasil : melakukan pergerakan
- Pergerakan ekstermitas - Monitor frekuensi jantung
(meningkat) dan tekanan darah sebelum
- Kekuatan otot (meningkat) memulai mobilisasi
- Rentan gerak (ROM) Terapeutik :
(meningkat) - Fasilitasi aktivitas mobilisasi
- Gerakan terbatas (menurun) dengan alat bantu (mis.pagar
- Kelemahan fisik (menurun) tempat tidur)
Edukasi :
- Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (ROM
aktif/pasif)
(Indriyani, 2019)
3. Defisit nutrisi Setelah dilakuakan intervensi I.03123 : Pemantauan Nutrisi
keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
maka status menelan membaik - Identifikasi pola makan
dengan kriteria hasil : - Identifikasi kemampuan
- Refleks menelan (meningkat) menelan (sep. Refleks
- Usaha menelan (meningkat) menelan)
- Muntah (menurun) - Monitor mual dan muntah
- Refluks lambung (menurun) Terapeutik :
- Penerimaan makanan - Atur interval waktu
(membaik) pemantauan sesuai kondisi
pasien
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan

D. Implementasi dan Evaluasi


Hari pertama
No. Tanggal/jam Dx Kep Implementasi Evaluasi Paraf
1. Selasa, Risiko perfusi Jam 08.00-16.00 S : Klien mengatakan
09/11/2021 serebral tidak - Memonitor tekanan nyeri kepala dan mual
efektif darah, TD awal : O : klien tampak lemah,
150/100 mmHg, hasil RR : 22x/menit, TD :
: 150/100 mmHg 150/100 mmHg
- Mempertahankan A : masalah Risiko perfusi
posisi kepala dan leher serebral tidak efektif
klien netral belum teratasi
- Mendokumentasi hasil P : lanjutkan intervensi :
pemantauan monitor kembali tekanan
darah, pertahankan posisi
kepala dan leher netral,
dan dokumentasi hasil
pemantauan

2. Selasa, Gangguan Jam 08.00 – 16.00 S : Klien mengatakan


09/11/2021 mobilitas fisik - Mengidentifikasi badan sebelah kanan
toleransi fisik lemah, kesemutan dan sulit
melakukan pergerakan digerakan sehingga dapat
- Melakukan mengganggu aktivitas
pemeriksaan O : klien tampak lemas,
frekuensi jantung dan TD : 150/100 mmHg, RR
tekanan darah sebelum : 22x/menit
memulai mobilisasi A : masalah Gangguan
TD awal: 150/100 mobilitas fisik belum
hasil : TD : 150/100, teratasi
RR awal : 22x/menit, P : lanjutkan intervensi :
hasil : 22x/menit monitor frekuensi jantung
- Memasang alat bantu dan tekanan darah sebelum
pagar tempat tidur memulai mobilisasi,
sebelum aktivitas fasilitasi aktivitas
mobilisasi pada pasien mobilisasi dengan alat
- Menganjurkan bantu, berikan tehnik
melakukan mobilisasi mobilisasi (ROM
dini aktif/pasif)
- Mengajarkan
mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan
(ROM aktif/pasif)
(Indriyani, 2019)
3. Selasa, Defisit nutrisi Jam 08.00 – 16.00 S : Klien mengatakan mual
09/11/2021 - Mengidentifikasi pola O : Klien tampak mual,
makan A : masalah defisit nutrisi
- Mengidentifikasi belum teratasi
kemampuan menelan P : lanjutkan intervensi :
(sep. Refleks monitor kembali mual dan
menelan) muntah, monitor pola
- Memonitor mual dan makan, identifikasi
muntah kemampuan menelan (sep.
- Menjelaskan tujuan Refleks menelan)
dan prosedur
pemantauan

Hari ke-dua

No. Tanggal/jam Dx Kep Implementasi Evaluasi Paraf


1. Rabu, Risiko perfusi Jam 08.00-16.00 S : Klien mengatakan
10/11/2021 serebral tidak - Memonitor tekanan nyeri kepala dan mual
efektif darah, TD awal: mulai membaik
150/100 mmHg, hasil O : klien tampak lemah,
: 140/90 mmHg RR : 20x/menit, TD :
- Mempertahankan 140/90 mmHg
posisi kepala dan leher A : masalah Risiko
netral perfusi serebral tidak
- Mendokumentasi hasil efektif belum teratasi
pemantauan sebagian
P : lanjutkan intervensi :
monitor kembali tekanan
darah, pertahankan
posisi kepala dan leher
netral dan dokumentasi
hasil pemantauan
2. Rabu, Gangguan Jam 08.00 – 16.00 S : Klien mengatakan
10/11/2021 mobilitas fisik - Melakukan badan sebelah kanan
pemeriksaan frekuensi mulai membaik
jantung dan tekanan O : klien tampak lemas,
darah sebelum TD : 140/90 mmHg, RR
memulai mobilisasi, : 20x/menit
Td awal: 150/100 A : masalah Gangguan
mmHg, hasil: TD : mobilitas fisik belum
140/90, RR awal: teratasi sebagian
22x/menit, hasil: P : lanjutkan intervensi :
20x/menit monitor frekuensi
- Memasang alat bantu jantung dan tekanan
pagar tempat tidur darah sebelum memulai
sebelum aktivitas mobilisasi, berikan
mobilisasi pada pasien kembali intervensi
- Memberikan mobilisasi (ROM
intervensi mobilisasi aktif/pasif)
(ROM aktif/pasif)
(Indriyani, 2019)
3. Rabu, Defisit nutrisi Jam 08.00 – 16.00 S : Klien mengatakan
09/11/2021 - Memonitor pola mual mulai berkurang
makan, hasil: klien O : Klien tampak
makan dengan membaik
menghabiskan porsi A : masalah defisit
yang diberikan RS nutrisi belum teratasi
- Mengidentifikasi sebagian
kemampuan menelan P : lanjutkan intervensi :
(sep. Refleks monitor kembali mual
menelan) dan muntah, monitor
- Memonitor mual dan pola makan, identifikasi
muntah kemampuan menelan
(sep. Refleks menelan)
Hari ke-tiga

No. Tanggal/jam Dx Kep Implementasi Evaluasi Paraf


1. Kamis, Risiko perfusi Jam 08.00-16.00 S : Klien mengatakan
11/11/2021 serebral tidak - Memonitor tekanan sudah tidak nyeri kepala
efektif darah, TD awal: lagi
140/90 mmHg, hasil : O : klien tampak sudah
125/80 mmHg membaik
- Mempertahankan A : masalah Risiko
posisi kepala dan leher teratasi
netral P : Intervensi dihentikan
- Mendokumentasi hasil
pemantauan

2. Kamis, Gangguan Jam 08.00 – 16.00 S : Klien mengatakan


11/11/2021 mobilitas fisik - Melakukan badan sebelah kanan
pemeriksaan frekuensi sudah bisa digerakan
jantung dan tekanan dengan baik dan bisa
darah sebelum melakukan mobilisasi
memulai mobilisasi, mandiri seperti yang
TD awal: 140/90 diajarkan
mmHg, hasil: TD : O : klien tampak nyaman
125/80, RR awal: dengan keadaannya saat
20x/menit, hasil: ini
19x/menit A : masalah teratasi
- Memberikan P : Intervensi dihentikan
intervensi mobilisasi
(ROM aktif/pasif)
(ROM aktif/pasif)
(Indriyani, 2019)
3. Kamis, Defisit nutrisi Jam 08.00 – 16.00 S : Klien mengatakan
11/11/2021 - Memonitor pola sudah tidak merasa mual
makan, hasil: klien O : Klien tampak
makan dengan membaik
menghabiskan porsi A : masalah teratasi
yang diberikan oleh P : Intervensi dihentikan
RS
- Mengidentifikasi
kemampuan menelan,
hasil: kemampuan
menelan klien baik
- Memonitor mual dan
muntah
PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA NY. D
DENGAN STROK NON HEMORAGIK

Dosen pembimbing : Ns. Imas Sartika, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh:

SITI FATONAH

(21317163)

PROFESI NURSE

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YATSI TANGERANG

Jl. Aria Santika No. 40A Bugel Margasari Karawaci Kota Tangerang 15114

Telp: (021) 55726558/55725974 (021) 22252518


FORMAT PEMERIKSAAN FISIK PASIEN DEWASA
(PSYSICAL ASSASSMENT)

PENGKAJIAN PASIEN STROKE NON HEMORAGIK

BIODATA PASIEN

1. Nama : Ny. D
2. Umur : 44 Thn
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. No. Register :-
5. Alamat :-
6. Status : Menikah
5. Kekuarga terdekat : Tn. M (suami)
6. Diaqnosa Medis : Stroke Non Hemoragik
7. Tanggal Pengkajian : 09 November 2021

1. ANAMNESE
A. Keluhan Utama (Alasan MRS) : Klien mengeluh badan sebelah kanan lemah dan
kesemutan, 2 jam sebelum masuk rumah sakit
menegluh kepala nyeri sampai berdenyut dan
merasa mual.
Saat Masuk Rumah Sakit : Klien mengatakan bahwa tubuh bagian kanan
lemah dan sulit digerakan sehingga dapat
mengganggu aktivitas klien.
Saat Pengkajian :TD : 150/100 mmHg, S: 36,3 oC, RR: 22x/menit,
N: 84x/menit. EKG kesan : sinus bradicardia, ictus
cordis : teraba, jika teraba : kuat, posisi ictus
cordis: ICS 5 axilla anterior kanan.
B. Riwayat Penyakit Sekarang : Stroke Non Hemoragik
C. Riwayat Penyakit Yang Lalu : Tidak ada
D. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada

2. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN


A. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
a. Ketika di rumah
Klien mengatakan makan ketika dirumah makan sedikit 2x sehari dengan nasi dan
lauk serta sayur, pagi jam 08.00 makan sekitar 3 sendok nasi dan lauk siang jam
12.00 2/4 sendok makan nasi dan lauk jenis lauk yang dimakan sep. telur, tahu,
tempe kadang ayam. Sayur: sep. sop, bayam dan kangkung dan Minum : air putih,
kopi, minuman manis lainnya. Kesulitan makan ketika di tumah yaitu kesulitan
dalam menelan makanan.
b. Ketika di RS
Klien mengatakan makan ketika di RS makan sedikit 3x sehari dengan nasi dan
lauk serta sayur, pagi jam 08.00 makan sekitar 3 sendok nasi dan lauk, siang jam
12.00 makan 2/4 sendok makan nasi dan lauk malam jam 20.00 makan sekitar 2
sendok. Jenis lauk yang dimakan sep. telur, tahu, tempe, ayam. Sayur: sep. Sop
dan bayam serta Minum : air putih, kopi, minuman manis lainnya. Kesulitan
makan ketika di RS yaitu kesulitan dalam menelan makanan.

Masalah Keperawatan : Defisit Nutrisi

B. Pola Eliminasi
a. Ketika dirumah
Klien mengatakan BAB 1x/hari dipagi hari dan BAK 3-4x/hari, siang hari
BAK 3 kali dan malam 1x sebelum tidur. Warna feses kuning, urin pagi dan
malam normal. Bau peses khas, peses lunak dan urin cair tidak terdapat
masalah eliminasi.
b. Ketika di RS
Klien mengatakan BAB 1x/hari dipagi hari dan BAK 3-4x/hari, siang hari
BAK 3 kali dan malam 1x sebelum tidur. Warna feses kuning, urin pagi dan
malam normal. Bau peses khas, peses lunak dan urin cair tidak terdapat
masalah eliminasi.

Masalah Keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan

C. Pola istirahat tidur


a. Ketika dirumah
Klien mengatakan tidur 1x sehari yaitu tidur di malam hari pada jam 22.00. klien
mengatakan tidak ada gangguan saat tidur dan hal yang dapat mempermudah
tidur yaitu tidak dalam keadaan berisik
b. Ketika di RS
Klien mengatakan tidur 2x sehari yaitu pada siang tidur dijam 13.00 dan pada
malah hari dijam 22.00. klien mengatakan tidak ada gangguan saat tidur dan hal
yang dapat mempermudah tidur yaitu tidak dalam keadaan berisik

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


D. Pola kebersihan diri / Personal Hygiene :
a. Ketika dirumah
Klien mengatakan frekuensi mencuci rambut 1xperhari, mandi 2x/hari, gosok
gigi 2x/hari yaitu pada pagi dan malam hari sebelum tidur, keadaan kuku klien
bersih terawat
b. Ketika di RS
Klien mengatakan frekuensi mencuci rambut 1xperhari, mandi 2x/hari, gosok
gigi 2x/hari yaitu pada pagi dan malam hari sebelum tidur, keadaan kuku klien
bersih terawat

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

E. Aktivitas Lain
a. Ketika dirumah
Aktivitas yang dilakukan yaitu Beraktivitas sehari-hari sep. Jalan-jalan, meyapu,
mecuci, mengurus anak.
b. Ketika diRS
Klien mengatakn tidak dapat melakukan aktivitas sebelumnya karenabadan
sebelah kakan lemah, kesemutan dan sulit digerakan sehingga dapat
mengganggu aktivitas klien

Masalah Keperawatan : Gangguan intoleransi aktivitas

3. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


A. Latar belakang social, budaya dan spiritual klien
1) Kegiatan kemasyarakatan : Tidak ada
2) Konflik social yang dialami klien : Tidak ada
3) Ketaatan klien dalam menjalankan agamanya : rajin dalam mengikuti aturan
agama
4) Teman dekat yang senantiasa siap membantu : istri
5) Masalah Keperawatan : Tidak ada
B. Ekonomi
1) Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat : keluarga
2) Apakah ada masalah keuangan dan bagaimana mengatasinya :Tidak ada
3) Masalah Keperawatan : Tidak ada

4. PEMERIKSAAN FISIK
A. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
a. Tensi : 150/100Mmhg
b. Nadi : 84x/ mnt
c. RR : 22x/ mnt
d. BB : tidak terkaji
e. TB : tidak terkaji
f. Setelah dihitung berdasar rumus Borbowith
Pasien termasuk : tidak terkaji
g. Suhu : 36,70C

MASALAH KEPERAWATAN : Tidak terdapat masalah keperawatan

B. KEADAAN UMUM
Compos Mentis

C. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU


1. Integument
a. Inspeksi : tidak terdapat lesi, jaringan parut dan warna kulit sawo matang,
tidak terdapat luka bakar pada area integumen Ny.D
b. Palpasi : tektur kulit halus, turgor/kelenturan baik, struktur kulit
kriput, lemak subkutan tebal, tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat
luka/lesi pada kulit
1. Tipe Primer
Tidak terdapat kelaian seperti makula, papula, nodule dan vesikula
2. Tipe Sekunder
Tidak terdapat pustula, ulkus, crusta, exsoriasi, sear, lichenifikasi dan
tidak ada kelainan- kelainan lainya juga pada kulit seperti: Naevus
Pigmentosus, Hiperpigmentasi, Vitiligo/Hipopigmentasi, Tatto,
Haemangioma, Angioma/toh, Spider Naevi, Strie.
2. Pemeriksaan Rambut
a. Ispeksi dan Palpasi :
Penyebaran rambut merata, Bau wangi shampoo dan tidak rontok, warna
hitam Alopesia, Hirsutisme, alopesia tidak ada

3. Pemeriksaan Kuku
a. Inspeksi dan palpasi, warna merah muda , bentuk panjang
kebersihan baik
4. Keluhan yang dirasakan oleh klien yang berhubungan dengan
Px. Kulit : klien mengatakan tidak ada keluhan

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


D. PEMERIKSAAN KEPALA, WAJAH DAN LEHER
1. Pemeriksaan Kepala
a. Inspeksi : bentuk kepala lonjong, simetris, tidak hidrosepalus, tidak terdapat
luka, darah atau terapanasi
b. Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, dan tidak ada fontanella/pada bayi
2. Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
Mata simetris, tidak terdapat Ekssoftalmus ataupun Endofthalmus. Kelopak
mata/palpebra tidak ada oedem, peradangan, luka ataupun benjolan. Bulu mata
klien Tidak rontok. Perubahan warna normal pada konjunctiva dan sclera.
Warna iris hitam , reaksi pupil terhadap cahaya normal. Tidak ada isokor.
Kornea mata warna putih (normal), tidak ada Nigtasmus ataupun Strabismus

a. Pemeriksaan Visu
1) Dengan Snelen Card : OD tidak terkaji OS tidak terkaji
2) Tanpa Snelen Card : Ketajaman Penglihatan (baik)
3) Pemeriksaan lapang pandang Normal
4) Pemeriksaan tekanan bola mata Normal
5) Dengan tonometri tidak terkaji, dengan palpasi taraba tidak terkaji

3 Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan palpasi :
Amati bagian telinga luar: bentuk telinga simetris Ukuran normal, Warna
sawo matang, tidak terdapat lesi, nyeri tekan, peradangan, penumpukan
ataupun serumen, telingan klien bersih tidak terdapat gangguan. Dengan
otoskop periksa membran tympany amati, warna Putih keruh atau merah-
merah, transparansi tidak terkaji, tidak terdapat perdarahan ataupun
perforasi.
Uji kemampuan kepekaan telinga :
- Tes bisik : dapat mendengar
- Dengan arloji : normal/ dapat mendengar
- Uji weber : seimbang
- Uji rinne : normal
- Uji swabach : sama

4. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi dan palpasi :
Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasitidak ada pembengkokan.
Amati meatus: tidak terdapat perdarahan, Kotoran, Pembengkakan,
ataupunn pembesaran/ polip. Hidung klien tidak terdapat masalah kesehatan

5. Pemeriksaan Mulut dan Faring


Inspeksi dan Palpasi :
Amati bibir : tidak ada kelainan konginetal, warna bibir merah muda
campur hitam, tidak ada lesi, Bibir tidak pecah-pecah. Pemeriksaan Gigi
,gusi, dan lidah: Tidak terdapat Caries, Kotoran, Gigi palsu, Gingivitis,
Warna lidah merah muda, tidak ada Perdarahan ataupun abses. Dan untuk
orofaring atau rongga mulut : tidak ada bau mulut, uvula simetris , tidak
ada benda asing dan tidak ada pembesaran tonsil. Tidak ada perubahan
suara klien

6. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi :
Perhatikan ekspresi wajah klien : rileks, Warna dan kondisi wajah klien :
normal, Struktur wajah klien : Normal, tidak terdapat kelumpuhan otot-
otot fasialis

7. Pemeriksaan Leher
Inspeksi dan palpasi:
Leher klien tidak terdapat benjolan, tidak ada peradangan, jaringan patut,
perubahan masa ataupun massa. Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
dan vena jugularis tidak ada pemebesaran.
Palpasi :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan posisi trakea
(simetris)
Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan Px. Kepala, wajah : klien
mengatakan tidak ada keluhan lainnya

Masalah Keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan

E. PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN KETIAK


a. Inspeksi
Ukuran payudara normal, bentuk simetris, dan tidak terdapat pembengkakan.
Kulit payudara warna kecoklatan, t i d a k a d a lesi, Areola t i d a k a d a
perubahan warna. Putting tidak ada cairan yang keluar, tidak ada ulkus
ataupun pembengkakan
b. Palpasi
Tidak ada nyri tekan, tektur kenyal, dan tidak ada benjolan massa
c. Keluhan lain yang terkait dengan Px. Payudara dan ketiak : klien mengatakan
tidak ada keluhan lainnya

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperwatan

F. PEMERIKSAAN TORAK DAN PARU


a. Inspeksi
Bentuk torak klien normal chest, susunan ruas tulang belakang terkaji kyposis
atau memiliki sedikit lengkungan, bentuk dada simetris, keadaan kulit normal.
Retrasksi otot bantu pernafasan : tidak terdapat retraksi intercosta, retraksi
suprasternal , Sternomastoid, ataupun pernafasan cuping hidung. Pola nafas klien
normal 19x/menit, tidak ada cianosis dan tidak ada batuk.
b. Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba sama
dan lebih bergetar sisi sama besar.
c. Perkusi
Area paru sonor
d. Auskultasi
1. Suara nafas
Area Vesikuler halus, area bronchial bersih dan Area Bronkovesikuler
bersih

2. Suara Ucapan
Tidak terdengar Bronkophoni, Egophoni ataupun Pectoriloqy
3. Suara tambahan
Tidak terdengar suara Rales, Ronchi tidak ada, Wheezing tidak ada, Pleural
fricion rub tidak ada
4. Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru : klien mengatakan
tidak ada keluhan lainnya
Diagnosa keperawatan : Tidak Terdapat Masalah Keperawatan

G. PEMERIKSAAN JANTUNG
a. Inspeksi
Terdapat ictus cordis dan teraba dengan posisi ICS 5 axilla anterior
kanan.
b. Palpasi
Pulpasi pada dinding torak teraba Kuat
c. Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : normal ( N = ICS II )

Batas bawah : sonor menjadi timpani ( N = ICS V)


Batas Kiri : sonor menjadi redup ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra)

Batas Kanan : sonor menjadi redup ( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)


d. Auskultasi
BJ I terdengar tunggal, keras, reguler dan BJ II terdengar tunggal, keras,
serta reguler. Bunyi jantung tambahan : tidak terdapat BJ III, Gallop
Rhythm, ataupun Murmur

Keluhan lain terkait dengan jantung : klien mengatakan tidak ada keluhan

H. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a. Inspeksi
Bentuk abdomen datar, tidak ada massa/benjolan, kesimetrisan normal, dan
tidak ada bayangan pembuluh darah vena
b. Auskultasi
Frekuensi paristaltik usus 9x/menit (N = 5-35x/menit, tidak terdapat
borborygmi)
c. Palpasi
1) Palpasi Hepar : tidak terkaji
Diskripsikan :
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada pembesaran, perabaan lunak,
permukaan halus, tepi hepar tumpul dan N = hepar tidak teraba.
2) Palpasi Lien :
Gambarkan garis bayangan Schuffner dan pembesarannya. Dengan
Bimanual lakukan palpasi dan diskrisikan nyeri tekan terletak pada garis
Scuffner, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pembesaran lien.
3) Palpasi Appendik :
Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney . tidak ada
nyeri tekan, nyeri lepas tidak ada, dan tidak ada nyeri menjalar
kontralateral.
Palpasi dan Perkusi Untuk Mengetahui ada Acites atau tidak : tidak ada
shiffing Dullnes, Undulasi, dan normal hasil perkusi pada abdomen adalah
tympani.
4) Palpasi Ginjal :
Tidak ada nyeri tekan, pembesaran tidak ada dan N = ginjal tidak teraba.
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Abdomen : klien mengatakan
tidak ada keluhan Masalah

Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

I. PEMERIKSAAN GENETALIA
1. Wanita
Inpeksi
Kebersihan rambut pubis bersih, tidak ada lesi,eritema, keputihan ataupun
peradangan. Lubang uretra : stenosis dan tidak ada sumbatan

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

J. PEMERIKSAAN ANUS
a. Inspeksi
Setelah dilakukan pemeriksaan klien tidak terdapat atresia ani,
tumor, haemorroid, ataupun perdarahan. Perineum tidak terdapat
jahitan dan tidak ada benjolan
b. Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( - ) pemeriksaan Rectal Toucher
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Anus : Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

K. PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL (EKSTREMITAS)


a. Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri simetris, tidak ada deformitas, fraktur lokasi
fraktur tidak ada, jenis fraktur tidak ada, kebersihan luka tidak ada,
tidak terpasang Gibs, dan traksi
b. Palpasi
Tidak terdapat oedem, Lingkar lengan tidak terkaji, kekuatan otat 4, lengan
bagian kanan lemah dan sulit digerakan sehingga sulit beraktivitas
Masalah Keperawatan : Gangguan mobilitas fisik

L. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
a. Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
1. Menilai respon membuka mata 4
2. Menilai respon Verbal 5
3. Menilai respon motorik 6
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan : kesadaran klien
Compos Mentis
b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Tidak ada penigkatan suhu tubuh, klien mengatakan nyeri kepala, tidak
ada kaku kuduk, klien merasa mual, tidak ada kejang. Penurunan kesadaran
normal
c. Memeriksa nervus cranialis
- Nervus I , Olfaktorius (kemampuan menghidu normal)
- Nervus II, Opticus ( lapang pandang normal)
- Nervus III, Ocumulatorius (terdapat refleks pupil mengecil)
- Nervus IV, Throclearis (dapat menggerakan bola mata kesetiap arah)
- Nervus V, Thrigeminus :
Cabang optalmicus : terdapat kekuatan kelopak mata
Cabang maxilaris : dapat menggerakan rahang
Cabang Mandibularis : dapat mengunyah, menutup dan membuka
mulut
- Nervus VI, Abdusen (terdapat kekuatan kelopak mata)
- Nervus VII, Facialis (dapat menaikan alis dan mengerutkan dahi)
- Nervus VIII, Auditorius (dapat mendengar dengan baik)
- Nervus IX, Glosopharingeal (dapat mengenali rasa dengan
pengecapan)
- Nervus X, Vagus (pergerakan menelan sama)
- Nervus XI, Accessorius (dapat menahan perlawanan)
- Nervus XII, Hypoglosal (kesamaan lidah simtris)
d. Memeriksa fungsi motorik
Ukuran otot simetris, tidak atropi dan tidak ada gerakan-gerakan yang tidak
disadari oleh klien
e. Memeriksa fungsi sensorik
Kepekaan saraf perifer : klien dapat merasakan benda tumpul , benda
tajam, menguji sensai panas/dingin Normal, kapas halus Normal dan dapat
mencium minyak wangi.
f. Memeriksa reflek kedalaman tendon
1. Reflek fisiologis
Terdapat Reflek bisep, Reflek trisep normal, Reflek brachiradialis
normal, Reflek patella terdapat respon adekuat dan terlihat respon
Reflek achiles
2. Reflek Pathologis
Terdapat Reflek babinski, Reflek chaddok normal, Reflek schaeffer
ada respon, Reflek oppenheim normal, Reflek Gordon normal, Reflek
bing normal, Reflek gonda terlih.at ada rangsangan
Keluhan lain yang terkait dengan Px. Neurologis : klien mengatakan merasa
nyeri kepala disertai mual, kesulitan dalam menelan dan merasa lemah dan sulit
untuk bergerak

Masalah keperawatan : Risiko perfusi serebral tidak efektif

M. RIWAYAT PSIKOLOGIS
a. Status Nyeri :
Klien mengatakan nyeri kepala dengan skala nyeri 3
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah Keperawatan
a. Status Emosi
Ekspresi hati dan perasaan klien terlihat tenang dan normal,
Tidak terdapat tingkah laku yang menonjol, Suasana yang membahagiakan
klien k e t i k a d i j e n g u k o l e h k e l u a r g a k e R S , tidak ada Stressing
yang membuat perasaan klien tidak nyaman
Masalah Keperawatan : Tidak ada maslah keperawatan

b. Gaya Komunikasi
Klien tampak berhati-hati dalam berbicara, pola komunikasi klien spontan, klien
tidak menolak ketika diajak berkomunikasi, komunikasi klien jelas dan klien
tidak menggunakan bahasa isyarat.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

c. Pola Interaksi
- Kepada siapa klien berspon : semua
- Siapa orang yang dekat dan dipercaya klien : istri
- Bagaimanakah klien dalam berinteraksi ( aktif), Apakah tipe kepribadian
klien ( terbuka ).
- Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

d. Pola Pertahanan
Bagaimana mekanisme kopping klien dalam mengatasi
masalahnya : Tidak terkaji
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

e. Dampak di Rawat di Rumah Sakit


tidak ada perubahan secara fisik dan psikologis selama klien di rawat di RS
dan klien mengatakan baik-baik saja selama dirawat.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah Keperawatan

L. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL DAN SPIRITUAL


1. Kondisi emosi / perasaan klien
Suasana hati yang menonjol pada klien terlihat sedih dan emosinya sesuai dengan
ekspresi wajahnya
Masalah Keperawatan : tidak terdapat amsalah keperawatan

2. Kebutuhan Spiritual Klien


Kebutuhan untuk beribadah terpenuhi, tidak ada masalah- masalah dalam
pemenuhan kebutuhan spiritual dan tidak ada upaya untuk mengatasi masalah
pemenuhan kebutuhan spiritual : klien mengatakan tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

3. Tingkat Kecemasan Klien :


Klien mengatakan tidak merasa cemas dikarnakan selama mengalami penyakit ini ada
keluarga yang mendukung dan menemani klien.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

4. Konsep diri klien :


a. Identitas diri : klien mengatakan terlahir sebai laki-laki dan puas dengan gander
yng dimiliki
b. Ideal diri : klien merasa sudah menjai ayah yang cukup baik dan sudah bisa
memenuhi harapan terhadap orang tua nya
c. Gambaran diri : klien mengatakan dirinya terlalu gemuk, namun tidak merasa
malu dengan keadaan ini
d. Harga diri : klien mengatakan sudah merasa sesuai dengan apa yang ada pada
dirinya
e. Peran diri : klien mengatakan sering ikut acara kemasyarakatan yng dilakuan
oleh lingkungan sekitarnya
Masalah Keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan

J.PEMERIKSAAN LABORATORIUM
A. DARAH LENGKAP :
Leukosit : 7,9 103/ µL ( N : 3.500 – 10.000 / µL )
Eritrosit : 514 106/µl ( N : 1.2 juta – 1.5 juta µL )

Trombosit : 231 103/µl ( N : 150.000 – 350.000 / µL )


Haemoglobin :- ( N : 11.0 – 16.3 gr/dl )

Haematokrit : 37 % ............. ( N : 35.0 – 50 gr / dl )


Masalah Keperawatan : tidak ada

B. KIMIA DARAH :
Ureum : Tidak terkaji ( N : 10 – 50 mg / dl )
Creatinin : Tidak terkaji ( N : 0,7 – 1.5 mg / dl )

SGOT : Tidak terkaji ( N : 2 – 17 )


SGPT : Tidak terkaji ( N : 3 – 19 )

BUN : Tidak terkaji ( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )


Bilirubin : Tidak terkaji ( N : 1,0 mg / dl )

Total Protein : Tidak terkaji ( N : 6.7 – 8.7 mg /dl )


Masalah Keperawatan : tidak ada
C. ANALISA ELEKTROLIT :
Natrium : Tidak terkaji ( N : 136 – 145 mmol / l )
Kalium : Tidak terkaji ( N ; 3,5 – 5,0 mmol / l )

Clorida : Tidak terkaji ( N : 98 – 106 mmol / l )


Calsium : Tidak terkaji ( N : 7.6 – 11.0 mg / dl )

Phospor : Tidak terkaji ( N : 2.5 – 7.07 mg / dl )


Masalah Keperawatan : tidak ada
D. ANALISA GAS DARAH :
Saturasi Oksigen : Tidak terkaji (N : >90%)
PH : Tidak terkaji (N :7,35-7,45)

PaO2 : Tidak terkaji (N : 80 - 100)


PaCo2 : Tidak terkaji (N : 35-45mmHg)

Hco3 : Tidak terkaji (N : 22 – 26 mEq/L)


Be : Tidak terkaji (N : 2/+2)

K. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
A. Jika ada jelaskan gambaran hasil foto Rongent, USG, EEG, EKG,CT-Scan, MRI,
Endoscopy dll.
EKG kesan : sinus bradicardia

Masalah Keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan

I. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN :


Terapi mobilisasi aktif dan pasif (ROM)

Anda mungkin juga menyukai