Disusun oleh:
SITI FATONAH
(21317163)
PROFESI NURSE
Jl. Aria Santika No. 40A Bugel Margasari Karawaci Kota Tangerang 15114
A. Definisi
Stroke non-hemoragik merupakan keadaan sementara atau temporer dari disfungsi
neurologik yang dumenifistasikan oleh kehilangan fungsi motorik, sensorik atau visual
secara tiba-tiba. Stoke iskemi atau stoke non hemoragik terjadi akibat obstruksi atau
bekuan (trombus) yang terbentuk didalam suatu pembuluh otak atau pembuluh organ
distal (susma, 2021).
Stoke non hemoragik (SNH) adalah gangguan sirkulasi otak besar yang dapat
timbul skunder dari proses patologis pada pembuluh misalnya : trombu, emboli atau
penyakit vaskuler dasar seperti arteri sklerosis dan arteritis yang menggangu aliran darah
otak jadi suplai nutrisi dan oksigen ke otak menurun menyebabkan terjadinya infark.
Academia (Nurkholidah ita, 2018)
B. Etiologi
Terdapat beberapa penyebab terjadinya stoke non hemoragik menurut (Nurkholidah ita,
2018) yaitu :
1. Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher)
Stoke terjadi saat trombus menutup pembuluh darah, dihentikan aliran darah
kejaringan otak yang disebabkan oleh pembuluh dan menyebabkan kongesti dan hal.
Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi jadi menyebabkan
iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan busung kongesti disekitarnya.
2. Emboli otak
Emboli serebral (bekuan darah atau bahan lain yang dibawa ke otak dari bagian
tubuh yang lain) merupakan berbentuk pembuluh darah otak oleh bekuan darah,
lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari trombus yang terlepas dan
menymbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan timbul gejala
kurang dari 10-30 detik.
3. Iskemia
Suplai darah jaringan tubuh berkurang karena belakang atau berbentuk pembuluh
darah.
Sedangkan menurut (susma, 2021) penyebab lain dari stroke non hemoragik yaitu :
1. Hipertensi
2. Merokok
3. Peningkatan kolestrol
4. Obesitas.
C. Klasifikasi
Menurut (Nurkholidah ita, 2018) klasifikasi secara patogenesis stoke non
hemoragik dapat dibagi menjadi :
1. Stroke trombotik
Stroke iskemi yang disebabkan oleh trombosis di arteri karotis luar secara
langsung masuk ke arteri serebri media. Permulaan gejala sering terjadi pada waktu
tidur, atau sedang istirahat kemudia berkembang dengan cepat, labat atau secara
bertahap kadang-kadang dalam beberapa hari (2-3 hari), kesadaran biasanya tidak
terganggu dan ada kecenderungan untuk membaik dalam beberapa hari, seminggu
atau sebulan.
2. Stroke embolik
Stoke iskemik yang disebabkan oleh emboli yang pada umumnya berasal dari
jantung. Permulaan gejala terlihat berkembang secara cepat, kesadaran biasanya tidak
tergangg, kemudian disertai emboli pada organ dan ada kecenderungan untuk
membaik dalam beberapa hari, seminggu atau sebulan.
D. Manifestasi klinis
Gejala yang sering terlihat pada penderita stroke non hemoragik menurut
(Nurkholidah ita, 2018) yaitu :
1. Dystensia (gangguan fungsi motorik)
a) Kelumpuhan (hemiplehi atau paraplegi)
b) Paralisis (kehilangan total dari gangguan kekuatan motoriknya)
c) Paresis (kehilangan sebagian kekuatan otot motoriknya
2. Disnestansia (gangguan fungsi sensorik)
a) Hipoarasthesia dan arasthesia
b) Gangguan penciuman, penglihatan dan gangguan rasa pada lidah
3. Dispepsia (gangguan berbicara)
4. Dymentia (gangguan mental)
a) Gangguan saraf
b) Gangguan psikologis
c) Keadaan kebingungan
d) Reaksi depresi
E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Muttaqin (2008), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan ialah sebagai
berikut :
1. Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik dan umtuk mecari sumber
perdarahan.
2. Lumbal fungsi
Tekanan meningkat dan di sertai darah pada cairan lumbal menunjukan adanya
hernoragi pada subaraknoid atau perdarahan pada intrakranial. Peningkatan jumlah
protein menunjukan adanya proses implamasi.
3. CT Scan
Pemandaian ini memperlihatkan secra spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya
jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
4. USG Doppler
Untuk mendeteksi adanya penyakit anteriovena (masalah sistem karotis)
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari
jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak
F. Penatalaksanaan
a) Bantuan kepatenan jalan napas, ventilasi dengan bantuan oksigen
b) Pembatasan aktivitas/ tirah baring
c) Penatalaksanaan cairan dan nutrisi
d) Obat-obatan seperti anti hipertensi, kortikosteroid, analgesik
e) EKG dan pemantauan jantung
f) Pantau tekanan intrakranial (TIK)
g) Rehabilitas neurologi
G. Patofisiologi
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah di area tertentu diotak. Luasnya
infark tergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan
adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang
tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan
lokal (trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vasklar) atau karena gangguan umum
(hipoksia karena gangguan paru dan jantung).
Arterosklerosis sering sebagai faktor penyebab infark pada otak. Trombus dapat
berasal dari plak arterosklerosis, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, tenpat
aliran darah mengalami pelambatan atau terjadi turbulensi. Trombus dapat pecah dari
dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. Trombus
mengakibatkan iskemi jaringan yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan
edema dan kongesti diarea sekitar. Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih
besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau
kadang-kadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema klien mulai
menunjukan perbaikan. Oleh karena itu trombosis biasanya tidak fatal jika tidak terjadi
perdarahan masif.
Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan
nekrosis diikuti trombus. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembuluh
darah maka akan terjadi abses atau ensefalitas, atau jika sisa infeksi berada pada
pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma pecah atau rupture
perdarahan pada otak disebabkan oleh ruptur arterioklerotik dan hipertensi pembuluh
darah
H. Phatway
Hipertensi, Merokok,
Peningkatan kolestrol dan
Obesitas
Terbentuknya trombus anterial
dan emboli
Gangguan mobilitas
fisik
I. Diagnosa keperawatan
1. D.0017 :Risiko Perfusi serebral tidak efektif
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Sikulasi
- Definisi : Beresiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak
- Faktor risiko :
1. Embolisme
2. Hipertensi
3. Dilatasi kardiomiopati
- Kondisi klinis terkait
1. Stroke
2. Embolisme
3. Koagulasi intavaskuler diseminata
2. D.0054 : Gangguan mobilitas fisik
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Aktivitas/istirahat
- Definisi : keterbatasan dalam gerakan fisik dar suatu atau lebih ekstermitas secara
mandiri
- Data Subjektif
1) Mengeluh sulit menggerakan ekstermitas
2) Enggan melakukan pergerakan
- Data Objektif
1) Kekuatan otot menurun
2) Rentan gerak (ROM) menurun
3) Gerakan terbatas
4) Fisik lemah
3. D.0017 : Perfusi jaringan tidak efektif
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Sirkulasi
- Definisi : Beresiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak
- Data Subjektif :
1) Nyeri ekstermitas
- Data Objektif :
1) Pengisisan kapiler<3 detik
2) Warna kulit pucat
3) Edema
J. Intervensi Keperawatan
No. SIKI
DAFTAR PUSTAKA
Indriyani, D. (2019). Upaya Peningkatan Mobilitas Fisik Melalui Terapi ROM Pada Asuhan
Keperawatan Pasien Stroke Non Hemoragik. Institut Teknologi Sains dan Kesehatan (ITS)
PKU Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Publikasi.
Nurkholidah ita. (2018). Laporan Stroke Non Hemoragik diRuang Kemuning RSUD RA Kartini
Jepara. Academia Edu.
http://www.academia.edu/37765896/LAPORAN_PENDAHULUAN_STROKE_NON_HE
MOROGIK_KEMUNING_dock
PPNI (20160. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator Diagnostik.
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
A. Kasus no 3
Ny D usia 44 tahun dirawat di RS dengan diagnosa SNH mengeluh badan sebelah kanan
lemah dan kesemutan, 2 jam sebelum masuk rumah sakit menegluh kepala nyeri dan
merasa mual. Klien mengatakan bahwa tubuh bagian kanan lemah dan sulit digerakan
sehingga dapat mengganggu aktivitas klien. TD : 150/100 mmHg, S: 36,3 oC, RR:
22x/menit, N: 84x/menit. EKG kesan : sinus bradicardia, ictus cordis : teraba, jika teraba
: kuat, posisi ictus cordis : ICS 5 axilla anterior kanan.
Tonus otot :
4 4
4 4
Pemeriksaan penujang :
Laboratorium
Hb : ⃰13,4 g/dl (13,7 – 17,5)
Leukosit : ⃰7,9 103/µl (4,25 – 9.07)
Hematokrit : ⃰37 % (40,1 – 51)
Eritrosit : ⃰514 106/µl (4,29 – 5,7)
Trombosit : ⃰231 103/µl (163 – 337)
B. Analisa data
No. Analisa Data Diagnosa
1. Ds : D.0017 : Risiko perfusi serebral
- Klien mengatakan nyeri kepala dan tidak efektif
merasa mual Kategori : Fisiologis
Do : Subkategori : Sirkulasi
- Klien tampak lemah
- RR : 22x/menit
- TD : 150/100 mmHg
2. Ds : D.0054 : Gangguan mobilitas fisik
- Klien mengatakan badan sebelah Kategori : Fisiologis
kanan lemah, kesemutan dan sulit Subkategori : Aktivitas/Istirahat
digerakan sehingga dapat
mengganggu aktivitas
Do :
- Klien tampak lemah
- Klien tampak pergerakannya terbatas
- TD : 150/100 mmHg
- RR : 22x/menit
C. Intervensi Keperawatan
Hari ke-dua
Disusun oleh:
SITI FATONAH
(21317163)
PROFESI NURSE
Jl. Aria Santika No. 40A Bugel Margasari Karawaci Kota Tangerang 15114
BIODATA PASIEN
1. Nama : Ny. D
2. Umur : 44 Thn
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. No. Register :-
5. Alamat :-
6. Status : Menikah
5. Kekuarga terdekat : Tn. M (suami)
6. Diaqnosa Medis : Stroke Non Hemoragik
7. Tanggal Pengkajian : 09 November 2021
1. ANAMNESE
A. Keluhan Utama (Alasan MRS) : Klien mengeluh badan sebelah kanan lemah dan
kesemutan, 2 jam sebelum masuk rumah sakit
menegluh kepala nyeri sampai berdenyut dan
merasa mual.
Saat Masuk Rumah Sakit : Klien mengatakan bahwa tubuh bagian kanan
lemah dan sulit digerakan sehingga dapat
mengganggu aktivitas klien.
Saat Pengkajian :TD : 150/100 mmHg, S: 36,3 oC, RR: 22x/menit,
N: 84x/menit. EKG kesan : sinus bradicardia, ictus
cordis : teraba, jika teraba : kuat, posisi ictus
cordis: ICS 5 axilla anterior kanan.
B. Riwayat Penyakit Sekarang : Stroke Non Hemoragik
C. Riwayat Penyakit Yang Lalu : Tidak ada
D. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada
B. Pola Eliminasi
a. Ketika dirumah
Klien mengatakan BAB 1x/hari dipagi hari dan BAK 3-4x/hari, siang hari
BAK 3 kali dan malam 1x sebelum tidur. Warna feses kuning, urin pagi dan
malam normal. Bau peses khas, peses lunak dan urin cair tidak terdapat
masalah eliminasi.
b. Ketika di RS
Klien mengatakan BAB 1x/hari dipagi hari dan BAK 3-4x/hari, siang hari
BAK 3 kali dan malam 1x sebelum tidur. Warna feses kuning, urin pagi dan
malam normal. Bau peses khas, peses lunak dan urin cair tidak terdapat
masalah eliminasi.
E. Aktivitas Lain
a. Ketika dirumah
Aktivitas yang dilakukan yaitu Beraktivitas sehari-hari sep. Jalan-jalan, meyapu,
mecuci, mengurus anak.
b. Ketika diRS
Klien mengatakn tidak dapat melakukan aktivitas sebelumnya karenabadan
sebelah kakan lemah, kesemutan dan sulit digerakan sehingga dapat
mengganggu aktivitas klien
4. PEMERIKSAAN FISIK
A. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
a. Tensi : 150/100Mmhg
b. Nadi : 84x/ mnt
c. RR : 22x/ mnt
d. BB : tidak terkaji
e. TB : tidak terkaji
f. Setelah dihitung berdasar rumus Borbowith
Pasien termasuk : tidak terkaji
g. Suhu : 36,70C
B. KEADAAN UMUM
Compos Mentis
3. Pemeriksaan Kuku
a. Inspeksi dan palpasi, warna merah muda , bentuk panjang
kebersihan baik
4. Keluhan yang dirasakan oleh klien yang berhubungan dengan
Px. Kulit : klien mengatakan tidak ada keluhan
a. Pemeriksaan Visu
1) Dengan Snelen Card : OD tidak terkaji OS tidak terkaji
2) Tanpa Snelen Card : Ketajaman Penglihatan (baik)
3) Pemeriksaan lapang pandang Normal
4) Pemeriksaan tekanan bola mata Normal
5) Dengan tonometri tidak terkaji, dengan palpasi taraba tidak terkaji
3 Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan palpasi :
Amati bagian telinga luar: bentuk telinga simetris Ukuran normal, Warna
sawo matang, tidak terdapat lesi, nyeri tekan, peradangan, penumpukan
ataupun serumen, telingan klien bersih tidak terdapat gangguan. Dengan
otoskop periksa membran tympany amati, warna Putih keruh atau merah-
merah, transparansi tidak terkaji, tidak terdapat perdarahan ataupun
perforasi.
Uji kemampuan kepekaan telinga :
- Tes bisik : dapat mendengar
- Dengan arloji : normal/ dapat mendengar
- Uji weber : seimbang
- Uji rinne : normal
- Uji swabach : sama
4. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi dan palpasi :
Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasitidak ada pembengkokan.
Amati meatus: tidak terdapat perdarahan, Kotoran, Pembengkakan,
ataupunn pembesaran/ polip. Hidung klien tidak terdapat masalah kesehatan
6. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi :
Perhatikan ekspresi wajah klien : rileks, Warna dan kondisi wajah klien :
normal, Struktur wajah klien : Normal, tidak terdapat kelumpuhan otot-
otot fasialis
7. Pemeriksaan Leher
Inspeksi dan palpasi:
Leher klien tidak terdapat benjolan, tidak ada peradangan, jaringan patut,
perubahan masa ataupun massa. Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
dan vena jugularis tidak ada pemebesaran.
Palpasi :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan posisi trakea
(simetris)
Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan Px. Kepala, wajah : klien
mengatakan tidak ada keluhan lainnya
2. Suara Ucapan
Tidak terdengar Bronkophoni, Egophoni ataupun Pectoriloqy
3. Suara tambahan
Tidak terdengar suara Rales, Ronchi tidak ada, Wheezing tidak ada, Pleural
fricion rub tidak ada
4. Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru : klien mengatakan
tidak ada keluhan lainnya
Diagnosa keperawatan : Tidak Terdapat Masalah Keperawatan
G. PEMERIKSAAN JANTUNG
a. Inspeksi
Terdapat ictus cordis dan teraba dengan posisi ICS 5 axilla anterior
kanan.
b. Palpasi
Pulpasi pada dinding torak teraba Kuat
c. Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : normal ( N = ICS II )
Keluhan lain terkait dengan jantung : klien mengatakan tidak ada keluhan
H. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a. Inspeksi
Bentuk abdomen datar, tidak ada massa/benjolan, kesimetrisan normal, dan
tidak ada bayangan pembuluh darah vena
b. Auskultasi
Frekuensi paristaltik usus 9x/menit (N = 5-35x/menit, tidak terdapat
borborygmi)
c. Palpasi
1) Palpasi Hepar : tidak terkaji
Diskripsikan :
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada pembesaran, perabaan lunak,
permukaan halus, tepi hepar tumpul dan N = hepar tidak teraba.
2) Palpasi Lien :
Gambarkan garis bayangan Schuffner dan pembesarannya. Dengan
Bimanual lakukan palpasi dan diskrisikan nyeri tekan terletak pada garis
Scuffner, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pembesaran lien.
3) Palpasi Appendik :
Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney . tidak ada
nyeri tekan, nyeri lepas tidak ada, dan tidak ada nyeri menjalar
kontralateral.
Palpasi dan Perkusi Untuk Mengetahui ada Acites atau tidak : tidak ada
shiffing Dullnes, Undulasi, dan normal hasil perkusi pada abdomen adalah
tympani.
4) Palpasi Ginjal :
Tidak ada nyeri tekan, pembesaran tidak ada dan N = ginjal tidak teraba.
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Abdomen : klien mengatakan
tidak ada keluhan Masalah
I. PEMERIKSAAN GENETALIA
1. Wanita
Inpeksi
Kebersihan rambut pubis bersih, tidak ada lesi,eritema, keputihan ataupun
peradangan. Lubang uretra : stenosis dan tidak ada sumbatan
J. PEMERIKSAAN ANUS
a. Inspeksi
Setelah dilakukan pemeriksaan klien tidak terdapat atresia ani,
tumor, haemorroid, ataupun perdarahan. Perineum tidak terdapat
jahitan dan tidak ada benjolan
b. Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( - ) pemeriksaan Rectal Toucher
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Anus : Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
L. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
a. Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
1. Menilai respon membuka mata 4
2. Menilai respon Verbal 5
3. Menilai respon motorik 6
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan : kesadaran klien
Compos Mentis
b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Tidak ada penigkatan suhu tubuh, klien mengatakan nyeri kepala, tidak
ada kaku kuduk, klien merasa mual, tidak ada kejang. Penurunan kesadaran
normal
c. Memeriksa nervus cranialis
- Nervus I , Olfaktorius (kemampuan menghidu normal)
- Nervus II, Opticus ( lapang pandang normal)
- Nervus III, Ocumulatorius (terdapat refleks pupil mengecil)
- Nervus IV, Throclearis (dapat menggerakan bola mata kesetiap arah)
- Nervus V, Thrigeminus :
Cabang optalmicus : terdapat kekuatan kelopak mata
Cabang maxilaris : dapat menggerakan rahang
Cabang Mandibularis : dapat mengunyah, menutup dan membuka
mulut
- Nervus VI, Abdusen (terdapat kekuatan kelopak mata)
- Nervus VII, Facialis (dapat menaikan alis dan mengerutkan dahi)
- Nervus VIII, Auditorius (dapat mendengar dengan baik)
- Nervus IX, Glosopharingeal (dapat mengenali rasa dengan
pengecapan)
- Nervus X, Vagus (pergerakan menelan sama)
- Nervus XI, Accessorius (dapat menahan perlawanan)
- Nervus XII, Hypoglosal (kesamaan lidah simtris)
d. Memeriksa fungsi motorik
Ukuran otot simetris, tidak atropi dan tidak ada gerakan-gerakan yang tidak
disadari oleh klien
e. Memeriksa fungsi sensorik
Kepekaan saraf perifer : klien dapat merasakan benda tumpul , benda
tajam, menguji sensai panas/dingin Normal, kapas halus Normal dan dapat
mencium minyak wangi.
f. Memeriksa reflek kedalaman tendon
1. Reflek fisiologis
Terdapat Reflek bisep, Reflek trisep normal, Reflek brachiradialis
normal, Reflek patella terdapat respon adekuat dan terlihat respon
Reflek achiles
2. Reflek Pathologis
Terdapat Reflek babinski, Reflek chaddok normal, Reflek schaeffer
ada respon, Reflek oppenheim normal, Reflek Gordon normal, Reflek
bing normal, Reflek gonda terlih.at ada rangsangan
Keluhan lain yang terkait dengan Px. Neurologis : klien mengatakan merasa
nyeri kepala disertai mual, kesulitan dalam menelan dan merasa lemah dan sulit
untuk bergerak
M. RIWAYAT PSIKOLOGIS
a. Status Nyeri :
Klien mengatakan nyeri kepala dengan skala nyeri 3
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah Keperawatan
a. Status Emosi
Ekspresi hati dan perasaan klien terlihat tenang dan normal,
Tidak terdapat tingkah laku yang menonjol, Suasana yang membahagiakan
klien k e t i k a d i j e n g u k o l e h k e l u a r g a k e R S , tidak ada Stressing
yang membuat perasaan klien tidak nyaman
Masalah Keperawatan : Tidak ada maslah keperawatan
b. Gaya Komunikasi
Klien tampak berhati-hati dalam berbicara, pola komunikasi klien spontan, klien
tidak menolak ketika diajak berkomunikasi, komunikasi klien jelas dan klien
tidak menggunakan bahasa isyarat.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
c. Pola Interaksi
- Kepada siapa klien berspon : semua
- Siapa orang yang dekat dan dipercaya klien : istri
- Bagaimanakah klien dalam berinteraksi ( aktif), Apakah tipe kepribadian
klien ( terbuka ).
- Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
d. Pola Pertahanan
Bagaimana mekanisme kopping klien dalam mengatasi
masalahnya : Tidak terkaji
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
J.PEMERIKSAAN LABORATORIUM
A. DARAH LENGKAP :
Leukosit : 7,9 103/ µL ( N : 3.500 – 10.000 / µL )
Eritrosit : 514 106/µl ( N : 1.2 juta – 1.5 juta µL )
B. KIMIA DARAH :
Ureum : Tidak terkaji ( N : 10 – 50 mg / dl )
Creatinin : Tidak terkaji ( N : 0,7 – 1.5 mg / dl )
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
A. Jika ada jelaskan gambaran hasil foto Rongent, USG, EEG, EKG,CT-Scan, MRI,
Endoscopy dll.
EKG kesan : sinus bradicardia