Anda di halaman 1dari 9

Sumber Daya Manusia Rredil Richard Florida menggolongkan sumber daya kreatif di Amerika menjadi

strata baru yang disebut strata kreatif (Creative Class). Dalam bukunya The Rise of Creative Class: And
How It's Tranforming Work, Leisure, Community, and Everyday Life, (2003), dan dikutip oleh
Departemen Perdagangan (2008: 30-31), Florida mengemukakan bahwa sumber daya kreatif terdiri dari
dua komponen utanma, yaitu sebagai berikut. 1. Inti super kreatif (super creative core) Strata inti super
kreatif(super creative core) terdiri dari ilmuwan dan insinyur, profesor pada universitas, pujangga dan
pengarang cerita, seniman dan seniwati, entertainers, aktor, desainer dan arsitek, pengarang cerita
nonfiksi, editor, tokoh budaya, peneliti, analis, produser film, dan pekerja kreatif lainnya yang secara
intensif berperan dalam proses kreatif. Hal utama yang harus dihasilkan dalam pekerjaan kreatif adalah
menghasilkan suatu bentuk baru atau desain yang dipergunakan secara luas. Misalnya, desain produk
yang dapat dibuat secara luas, dijual dan digunakan, teori dan strategi yang dapat diaplikasikan pada
berbagai kasus, atau menggubah musik yang dapat dipertontonkan setiap kali. 2. Pekerja kreatif
profesional (creative professional) Orang yang bekerja pada strata ini pada umumnya bekerja pada
industri yang memiliki karekteristik dalam mengintensifkan (knowledge intensive), seperti industri
berbasis teknologi tinggi (high tech), berbasis jasa keuangan, berbasis hukum, praktisi kesehatan,
keteknikan (technical), dan manajemen bisnis. Semua Individu tersebut terlibat dalam penyelesaian
masalah yang memerlukan kreativitas (creative problem solving). Mereka biasanya mengombinasikan
metode standar dengan cara yang unik. Misalnya, dokter, pengacara atau manajer pada umumnya
melakukan hal ini untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Individu-individu ini akan menjadi
strata inti super kreatif jika terlibat dalam proses penggunaan ilmu pengetahuan penciptaan sesuatu
yang baru. Dalam ekonomi kreatif di mana kreativitas menjadi industri, pekerjaan kreatif tidak hanya di
dunia seni, tetapi juga di dunia manajemen, sains, dan teknologi. Menurut Florida, sumber daya manusia
kreatif meliputi orang-orang yang memiliki keahlian dalam bidang sains, insinyur, arsitek, desainer,
pendidik, artis, musisi, dan entertainer Sumber daya manusia kreatif adalah orang-orang yang
menciptakan ide ide baru, teknologi dan metode baru,serta kandungan baru (new content),
(Departemen Perdagangan, 2008: 20), Dengan kata lain, sumber daya kreatil adalah sumber daya
manusia vang selalu mengasah kepekaan dan kesiapan untuk proaktif dalam menghadapi perubahan-
perubahan yang ditemukan dalam dunia nyata

Untuk menciptakan sumber daya manusia kreatif menurut Departemen Perdagangan B(2008: 21),
lembaga pendidikan seharusnya mengarah kepada sistem pendidikan yang dapat menciptakan hal
berikut. 1. Kompetensi yang kompetitif Untuk menciptakan kompetensi yang kompetitif, lembaga
pendidikan harus memperbanyak pelatihan yang berorientasi ke lapangan, eksperimen, penelitian dan
pengembangan (riset and development), serta mengadakan proyek kerja sama multidisipliner yang
beranggotakan berbagai keilmuan, sains, teknologi, dan seni. 2. Inteligensia multidimensi Harus
menempatkan porsi yang sama dalam dunia pendidikan antara kecerdasan rasional (ntellegentia
Quotient-IQ), kecerdasan emosi (Emotional Quotient-EQ), dan kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient-
SQ), untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berinteligensia, rasional tinggi, dan memiliki daya
kreativitas yang tinggi. Ingat, bahwa elemen terpenting dan merupakan fondasi industri kreatif adalah
sumber daya insani (people). Pola Pikir Kreatif Masa Depan (Five Minds of the Future) Fondasi ekonomi
kreatif adalah modal insani, yang terdiri dari modal intelektual yang diwujudkan dalam bentuk pola
berpikir kreatif. Pola berpikir kreatif adalah pola pikir yang lebih mengedepankan high concept (konsep
tinggi) dan high touch (sentuhan tinggi). High concept adalah kemanmpuan menciptakan keindahan
secara artistik dan menciptakan emosional dalam rangka mengenali pola-pola dan peluang-peluang,
serta menciptakan sesuatu yang indah dan mampu menghasilkan temuan-temuan yang belum
dipikirkan orang lain. Sedangkan high touch adalah kemampuan berempati, dan memahami esensi
interaksi antarmanusia dan menemukan makna-makna. Berpikir kreatif adalah kegiatan berimajinasi,
abstrak, dan berobsesi. Menurut Daniel L. Pink (2005) dalam Bukunya The Whole New Mind: Moving
from the Information Age to the Conceptual Age, dan dikutip oleh Departemen Perdagangan (2008: 2)
serta dimuat dalam (http://www.creativityatwork.com/what-is-creativity/,13/7/2012), ada beberapa
prinsip yang harus dimiliki dalam pola pikir kreatif atau disebut whole-brain innovation. 1. Not just
function but also... DESIGN 2. Not just argument, but also ...STORY 3. Not just focus, but also...
SYMPHONY 4. Not just logic, but also... EMPATHY 5. Not just seriousness, but also... PLAY 6. Not just
accumulation, but also... MEANING

Dengan demikian, seorang kreator adalah seseorang yang selalu memiliki poła pikir 1. Tidak hanya
berpikir tentang bagaimana menciptakan sesuatu dari segi fungsi, tetapi juga berpikir bagaimana
membuat desain yang menarik. 2. Tidak hanya berpikir tentang bagaimana berargumentasi, tetapi juga
pikirkan tentang cerita atau sejarahnya. 3. Tidak hanya berpikir tentang fokus, tetapi juga pikirkan
tentang simfoni. 4. Tidak hanya berpikir serius, tetapi juga berpikir tentang permainan. 5. Tidak hanya
berpikir tentang jumlah atau akumulasi, tetapi juga pikirkan tentang makna atau arti penting dari
sesuatu yang diciptakan. whole-brain Innovation sebagai berikut. Di samping pola pikir whole-brain
innovation, menurut Howard Gardner dalam bukunya The Five Minds of The Future dan dikutip oleh
Kelompok Kerja Design Power Departemen Perdagangan (2008: 2-3), mengemukakan lima pola pikir
yang diperlukan di masa yang akan datang yang disebut "The Five Minds of the Future" ("Lima Pola Pikir
Masa Depan.") sebagai berikut. 1. Pola pikir disipliner (the diciplinary mind) Pola pikir disipliner
merupakan pola pikir yang dipelajari di bangku sekolah, seperti disiplin ilmu-ilmu sains, matematika,
ekonomi, dan sejarah. 2. Pola pikir menyintesis (the synthesizing mind) Pola pikir menyintesis adalah
kemampuan menggabungkan ide-ide dari berbagai disiplin ilmu. Pola pikir sistesis melatih kesadaran
untuk berpikir luas dan fleksibel, mau menerima dari sudut pandang berbagai disiplin ilmu
(multidicipline). Misalnya, dalam memperkenalkan produk dan jasa baru, strategi komunikasi, dan
pencitraan yang dibarengi dengan menyintesiskan keduanya dalam rangka meraih sukses dalam pangsa
pasar. 3. Pola pikir menciptakan (the creating mind) Pola pikir menciptakan adalah kemampuan untuk
mengungkapkan dan menemukan jawaban dari suatu permasalahan atau fenomena yang dihadapinya.
Misalnya, bila terjadi penurunan pangsa pasar maka perlu kemampuan untuk mengatasi persolan
pangsa pasar yang menurun; bila terjadi penurunan permintaan maka perlu kemampuan untuk
menanggulangi turunnya permintaan, dan seterusnya. 4. Pola pikir penghargaan (the respectful mind)
Pola pikir penghargaan adalah kesadaran untuk menghargai dan mengapresiasi perbedaan di antara
kelompok-kelompok manusia sehingga tercipta keharmonisan dalam lingkungannya. Menurut Richard
Florida (2001), faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan kreativitas adalah dengan
adanya tingkat dan menghargai karya cipta orang lain.

5. Pola pikir etis (the ethical mind) Pola pikir etis, yaitu kemampuan untuk menanamkan nilai-nilai etika
ke dalam lingkungan secara bertanggung jawab. Dengan demikian, seseorang akan lebih produktif
dalam menghasilkan terobosan-terobosan baru dan tidak suka meniru produk produk vang dihasilkan
orang lain

Kemampuan yang Diperlukan Dalam Ekonomi Kreatif Selain pola pikir, Thomas L. Friedman, (2005)
dalam bukunya The World is Flat: A Brief History of the Twenty-First Century, dan dikutip oleh
Departemen Perdagangan (2008: 4) mengemukakan "tujuh kemampuan wajib" yang harus disiapkan
oleh orang-orang yang ingin bekerja di bidang pekerjaan apa pun, yaitu sebagai berikut. 1. Kemampuan
berkolaborasi dan menyelaraskan (great collaborators and orchestrators), yaitu kemampuan
mengombinasikan dan menyelaraskan atau mengubah atau mengomposisikan berbagai bidang dan
produk barang maupun jasa. 2. Kemampuan dalam menyintesis segala sesuatu (the great synthesizers),
yaitu kemampuan untuk mencari perbedaan dan persamaan dari hal-hal yang ada. 3. Kemampuan
dalam menjabarkan suatu konteks (the great explainer), yaitu kemampuan untuk menguraikan dan
menjabarkan dari suatu konteks ke konteks lain. 4. Kemampuan dalam menciptakan nilai tambah (the
great leveragers), yaitu kemampuan untuk menghasilkan nilai tambah barang dan jasa pada setiap rantai
nilai, mulai dari tahap penyediaan (supply) bahan baku sampai dengan purnajual (postsale). 5.
Kemampuan dalam mengadaptasi terhadap lingkungan baru (the great adapters), yaitu kemampuan
untuk mengadaptasi, kemudian hasil adaptasinya itu dikembangkan untuk menghasilkan perbedaan dan
nilai tambah baru. Misalnya, proses benchmark (tolok ukur) suatu produk atau perusahaan terhadap
produk atau perusahaan lain. Benchmark adalah suatu proses adaptasi dan pengembangan suatu
produk atau usaha untuk menciptakan kebaruan şehingga menghasilkan nilai baru. 6. Kesadaran yang
tinggi terhadap kelestarian alam (the green people), yaitu kesadaran untuk melestarikan sumber daya
alam agar terjadi keseimbangan antara alam dan kehidupan manusia. Kesadaran bahwa ada beberapa
sumber daya alam akan berkurang dan habis, serta tidak dapat diperbarui sehingga manusia perlu
menjaga keseimbangan dalam pengelolaannya. 7. Kemampuan yang andal dalam menciptakan
kandungan lokal (the great localizer), yaitu kemampuan yang andal untuk menciptakan sesuatu dari
kandungan lokal

Deperindag, 2008: 4). Misalnya, penggunaan bahan baku industri yang mengunakan kandungan lokal,
yaitu bahan baku yang tersedia dalam lingkungannya. Kemampuan ini sangat penting untuk
memaksimumkan pemanfaatan potensi lokal Pada intinya menurut Friedman, bahwa setiap orang yang
bekerja dalam bidang apa pun, wajib memiliki kemampuan dalam mengombinasikan dan
menggerakkan, menyintesiskan, menjabarkan, menciptakan nilai, mengadaptasi dan mengembangkan
tolok ukur, menjaga keseimbangan alam, dan kemampuan menciptakan sesuatu yang sumber bahan
bakunya dari kandungan lokal. Sumber Daya Manusia Kreatif dan Inovatif Sumber daya manusia kreatif
dan inovatif merupakan modal utama dalam ekonomi kreatif, karena jantungnya ekonomi kreatif adalah
kreativitas dan keinovasian. Kreativitas lebih mengarah pada konsep berpikir, yaitu kemampuan
seseorang dalam berpikir sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan keinovasian lebih mengarah
kepada konscp bertindak seseorang, yaitu seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan
atau melakukan sesuatu yang baru dan berbeda, Menurut Hardvard's Theodore Levitt dalam buku karya
Zimmerer (1996: 51) yang berjudul Entrepreneurship and the New Venture Formation mengemukakan
bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam mengembangkan ide ide baru dan menemukan
cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan dalam menghadapi peluang (Creativity is the ability to
develop new ideas and to discover new ways of looking at the problems and opportunities). Sedangkan
keinovasian adalah kemampuan menerapkan pemecahan-pemecahan persoalan secara kreatif dan
menciptakan peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan manusia (Innovation is the
ability to apply creative solutions to those problems and opportunities to enhance or to enrich people's
live) (Zimmerer, 1996: 51). Orang kreatif selalu tidak puas terhadap apa yang dicapainya dan selalu ingin
tampil berbeda dan terbaik. Oleh sebab itu, ia selalu berimajinasi dan berobsesi untuk menciptakan
kreasi-kreasi baru. Ciri-Ciri Sumber Daya Manusia Kreatif Bagian ini memberikan penjelasan ciri-ciri
sumber daya manusia kreatif menurut para ahli, seperti: Yuyun Wirasasmita (1994: 7) mengemukakan
tetang ciri-ciri seseorang yang kreatif. sebagai berikut.

. 1. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini meskipun cara tersebut cukup baik

2. Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaan. 3. Selalu ingin tampil beda atau memanfaatkan
perbedaan. A. Dale Time (1982: 14), mengemukakan empat sifat orang kreatif, sebagai berikut. 1.
Kepekaan terhadap masalah Orang yang kreatif selalu tanggap terhadap masalah yang dihadapinya dan
selalu ingin menyelesaikan atau mengatasi masalah tersebut dengan segera. Tidak menunda- nunda
masalah untuk tidak diselesaikan, sebab masalah baru pasti akan muncul. 2. Aliran gagasan Orang
kreatif, gagasannya mengalir dan apa yang dilihat dan dirasakannya memiliki keyakinan bisa dilakukan
perubahan-perubahan. Perubahan itu harus dilakukan secara terus menerus melalui konsep "Kaizen",
yaitu konsep perbaikan yang terus- menerus. 3. Keaslian (orisinalitas) Orang kreatif selalu mencari
susuatu yang sebelumnya belum pernah ada, baik dalam bentuk produk maupun metode dan teknologi.
4. Fleksibilitas berbeda. Fleksibel dalam menanggapi sesuatu dari sudut pandang yang berbeda

Berdasarkan Tabel 6.1, orang kreatif memiliki ciri-ciri dan karakter sebagai berikut. a. Terbuka terhadap
pengalaman dan sensitif terhadap masalah yang dihadapi. Oleh sebab itu, ia memiliki karakter atau ciri-
ciri: selalu mencari pengalaman baru, gagasan baru, lebih suka melihat dunia luar, dan bila ada masalah
ingin segera dicari pemecahannya. b. Suka memperhatikan dan mencari. Karakter orang kreatif adalah
lebih suka melakukan observasi-observasi. c. Selalu ingin tahu, apa, mengapa, dan bagaimana? Karakter
orang kreatif adalah selalu bertanya: apa, mengapa, dan bagaimana, dan berani berpikir berbeda. d.
Menerima pandangan yang berbeda dan terbuka terhadap pandangan dari orang lain. Karakternya
adalah terbuka, menerima pandangan orang lain, membuka diri untuk dikritik. e. Toleransi terhadap
perbedaan-tidak memihak, tetapi selektif. Karakternya adalah menolerir perbedaan pendapat dan
selektif. f. Memerlukan dan memiliki otonomi, memiliki kemampuan untuk berkonsentrasi. Karakternya
bersikap mandiri, mampu berkonsentrasi, berpikir tenang, serta arif dan bijaksana (wisdom). g. Percaya
diri dan berkemampuan imajinasi. Karakternya selalu penuh percaya diri dan selalu menciptakan citra
diri. h. Bebas dalam mengambil pertimbangan atau keputusan, dan bebas dari rasa cemas terhadap
kelompok. Karakternya bebas menentukan sikapnya, serta bebas dari rasa takut dan gagal. i. Tidak
bergantung pada standar kelompok yang sudah ada, karakternya tidak suka menggunakan standar
kelompok, tetapi ia memilih yang lebih unggul dari standar dan selalu melakukan di atas standar

j. Bersedia menghadapi risiko yang terperhitungkan, bukan spekulasi atau untung- untungan.
Karakternya berani menghadapi risiko, selalu penuh pertimbangan tidak mau berspekulasi atau untung-
untungan.

Gary K. Himes dalam artikelnya yang berjudul "Mengembangkan Gagasan Kreatif Anda", yang disunting
oleh A. Dale Timpe (1992: 90) mengemukakan ciri-ciri khas orang kreatif sebagai berikut. 1. Sensitif
terhadap lingkungan. Memiliki suatu kemampuan untuk melihat segala sesuatu, memperhatikan
masalah- masalah atau bidang-bidang kebutuhan, dan menyadari keadaan-kezdaan yang menjanjikan.
Kemampuan untuk melakukan pengamatan yang luar biasa dan terperinci. 2. Fleksibel, terbuka, ingin
tahu, dan selektif. Harus selalu menyesuaikan dengan perkembangan dan perubahan baru yang
dilakukan secara cepat, dan selalu ada pemecahan yang unik terhadap setiap masalah. Ada keinginan
intensif terhadap segala sesuatu, selalu ingin memahami aspek-aspek dasar, serta bagian-bagian yang
sangat penting dari suatu masalah yang ditangkap. 3. Penilaian bebas. Ada keinginan untuk lain dari
yang lain, serta menyimpang dari praktik-praktik masa lampau dan kebiasaan. 4. Toleransi terhadap
kesamaran. Orang kreatif selalu toleran terhadap ketidaktentuan, kerumitan, dan ketidakteraturan,
karena keadaan tersebut memungkinkan ditemukan jawaban-jawaban yang diinginkan. 5. Fleksibilitas
mental. Pikiran kreatif memperlihatkan mobilitas untuk mengatur kembali, memodifikasi kembali, dan
mendefiniskan kembali terhadap data-data dan gagasan yang dimiliki. Thomas W. Zimmerer (1996),
orang kreatif memiliki keterampilan berpikir kreatif. Dengan menggunakan otak sebelah kanan, orang
kreatif mengembangkan keterampilan berpikir, dengan ciri-ciri sebagai berikut. 1. Selalu bertanya,
"Apakah ada yang lebih baik?" 2. Selalu menantang kebiasaan-tradisi dan kebiasaan "rutin" 3. Berefleksi
dan selalu merenung, serta berpikir secara mendalam. 4. Berani bermain mental, berusaha untuk
melihat masalah dari perspektif yang berbeda. 5. Menyadari banyak kemungkinan jawaban daripada
satu jawaban yang benar. 6. Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk menuju sukses. 7.
Mengorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan masalah
yang inovatif. 8. Memiliki keterampilan "helikopter", yaitu keterampilan untuk bangkit dan melihat
permasalahan dari perspektif yang lebih luas, kemudian memfokuskannya pada kebutuhan untuk
berubah
Sumber daya kreatif dan inovatif tidak lain adalah entrepreneur kreatif, yaitu seseorang yang selalu
berpikir menciptakan peluang untuk mendapatkan peluang atau berpikir bagaimana mencari peluang
dengan menciptakan peluang melalui ide-ide atau gagasan-gagasannya. Orang demikian dikenal dengan
pencipta peluang (opportunity creator). Berikut ini adalah kepribadian yang dimiliki oleh entrepreneur
kreatif. 1. Kepribadian pencipta peluang (opportunity creator) Ciri-ciri seseorang yang memiliki
kepribadian pencipta peluang biasanya memiliki pola pikir kritis, analitis, dan kreatif. a. Pola pikir kritis
adalah pola pikir sintesis yang selalu mempertanyakan apa bisa diperbaiki, diperbarui, ditransformasi,
diadaptasi, dan dikembangkan. Jawabannya "pasti bisa". b. Pola pikir analitis adalah pola pikir yang
selalu dimulai dengan mengidentifikasi masalah dan merumuskannya dalam pertanyaan masalah. Pola
pikir analitis selalu peka terhadap masalah, yaitu kemampuan mengenali sebuah masalah yang ada, lalu
mempertanyakannya mengapa masalah itu terjadi. t. Pola pikir kreatif adalah pola pikir yang penuh
gagasan, imajinasi, dan mimpi- mimpi (dreams) ke arah pembaruan, pengembangan, sintesis, dan
perubahan. Pola pikir ini muncul apabila seseorang memiliki kepekaan terhadap masalah, selalu
mengalirkan gagasan, selalu ingin yang-terbarukan, dan fleksibel dalam menanggapi sesuatu dari sudut
padang yang berbeda. Oleh sebab itu, seseorang

yang memiliki pola pikir kreatif memiliki ciri-ciri: selalu kritis, analitis, sintesis, evaluatif, dan kreatif. Ciri
lainnya adalah selalu antusias, bersemangat, gigih, tekun, kerja keras, tidak takut gagal, tidak takut rugi,
tidak malu-malu, bertanggung jawab, dan selalu melihat peluang secara kreatif. Ini perlu ditopang oleh
kemampuan memimpin, bekerja tim, berkomunikasi, berinterelasi dengan penuh simpati, empati, dan
persuasif. Dengan demikian, ia pasti memiliki kemampuan manajerial dalam beradaptasi,
pengembangan, transformasi, dan perubahan untuk menghasilkan berbagai peluang, Selain sifat-sifat
tersebut, seorang pencipta peluang (opportunity creator) juga memiliki karakter sebagai berikut. 1)
Antusias, cirinya penuh perhatian dan sangat berminat. 2) Bersemangat, cirinya menggebu-gebu dan
penuh motivasi. 3) Melihat peluang secara kreatif, cirinya melihat apa yang dihadapi dan dilihatnya
sebagai peluang yang harus diciptakan. Karakter pencipta peluang adalah selalu gigih dalam bekerja,
bersedia bekerja keras, dan tekun dalam menghadapi pekerjaan. Untuk itu, perlu ditunjang dengan
kecakapan hidup (life skill) berupa kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengembangkan jejaring
(networking), kemampuan bekerja tim, dan kemampuan memimpin. Kecakapan ini jarang dimiliki oleh
kebanyakan orang secara individual. 2. Kepribadian inovator Kepribadian inovator merupakan
kepribadian yang memiliki pola pikir sintesis dan kreatif, misalnya bagaimana mengombinasikan input,
proses, serta metode atau mungkin produk dan kegiatan yang sedang dikerjakan. 3. Kepribadian
memperhitungkan risiko Orang yang suka memperhitungkan risiko memiliki pola pikir evaluatif, yaitu
menghitung kembali risiko yang mungkin terjadi, tetapi mereka memiliki karakter yang berani memulai,
tidak malu-malu atau gengsi, tidak takut gagal atau rugi, dan selalu bertanggung jawab, karena tanggung
jawab merupakan modal utama bagi orang yang berani menghadapi risiko. Mereka pada umumnya
memiliki kecakapan hidup (life skill) berupa kemampuan berkomunikasi yang persuasif, empati, simpati,
dan meyakinkan. Ketiga kepribadian tersebut dimiliki oleh entrepreneur kreatif, yaitu seseorang yang
selalu berpikir menciptakan peluang untuk mendapatkan peluang, atau berpikir bagaimana mencari
peluang dengan menciptakan peluang. Orang demikian dikenal dengan pencipta peluang, Pola pikir,
karakter, kecakapan, dan perilaku dalam berkressi dan berinovasi merupakan inti kepribadian
entrepreneur. Mereka berhasil dan sukses karena mampu memunculkan ide, gagasan, dan imajinasi
untuk menciptakan peluang komersial, dengan

cara mentransformasikan hasil berpikirnya ke dalam bentuk kekayaan intelektual, seperti hak cipta, hak
paten, dan merek dagang. Tidak ada kreativitas dan keinovasian dalam bisnis yang tidak menciptakan
nilai. Setiap rantai usaha harus menghasilkan proses nilai atau nilai tambah. Setiap nilai tambah adalah
peluang, dan setiap peluang adalah kesuksesan. Ciri-ciri orang kreatif biasanya ada pada orang yang
inovatif. Beberapa ciri dari orang yang inovatif, diantaranya yang paling menonjol sebagai berikut. 1.
Orang kreatif selalu membuat perbaikan, perubahan, perkembangan dengan mengeksploitasi dan
menginvestigasi keadaan-keadaan baru dari lingkungannya. 2. Orang yang inovatif selalu tidak puas
dengan apa yang dicapainya, dan proaktif, berani untuk mencoba, dan segera ingin memulainya. 3.
Dengan ide-ide dan imajinasinya seorang inovator selalu memandang bahwa segalanya sangat
memungkinkan, asal memiliki keberanian untuk mencoba dan memiliki keingintahuan (courious) yang
tinggi. Tabel 6.3 menggambarkan ciri ciri atau karakter, dan indikator orang inovatif.

Daya Kreativitas dan Hasil Berpikir Kreatif Daya Kreativitas Beberapa ciri dari orang yang memiliki daya
kreativitas, sebagai berikut. 1. Kuatnya motivasi untuk berprestasi, indikatornya: a. sangat bersemangat
untuk meningkatkan dan memenuhi standar keunggulan, b. suka tantangan, c. berani mengambil risiko
yang diperhitungkan, d. selalu mencari informasi optimal untuk mengurangi ketidakpastian, dengan
cara: mencari alternatif terbaik dan tekun belajar untuk meningkatkan kinerja. 2. Penuh komitmen,
indikatornya setia pada visi, misi, dan sasaran yang ingin dicapai, bukan loyal pada orang-orang tertentu.
3. Memiliki inisiatif dan optimisme yang unggul. 4. Berpikir divergen, yaitu selalu melihat sesuatu dibalik
yang tampak, tidak mudah hanyut atau terpengaruh oleh keadaan, dan mampu berpikir abstrak. 5.
Selalu membiasakan diri untuk mencari alternatif-alternatif Metode Kreatif Menurut Gary K. Himes
dalam artikelnya "Mengembangkan Gagasan Kreatif Anda" yang disunting oleh A. Dale Timpe (1992: 89),
mengemukakan bahwa pekerjaan yang berbeda di berbagai tingkatan memerlukan jenis kreativitas yang
berbeda. Ada tiga metode kreatif yang utama, sebagai berikut. I. Duplikasi Kemajuan yang dicapai oleh
para pemimpin adalah dengan menyaring metode/ prosedur kerja, gagasan yang pantas untuk diubah
atau dimodifikasi berdasarkan keperluan. 2. Perluasan Suatu inovasi dasar perlu dilakukan, kemudian
manfaatnya ditingkatkan dengan memperluas penerapannya. 3. Inovasi Sesuatu yang baru harus
dihasilkan. Seseorang yang menghasilkan gagasan untuk mengubah praktik-praktik yang masih
tradisional, walaupun perubahan ini mendapat kesulitan untuk diterima
4. Sintesis dari berbagai sumber. Konsep-konsep yang tampaknya tidak berhubungan digabungkan
menjadi suatu produk atau jasa yang berharga. Gunakan gagasan Hasil Berpikir Kreatif Berpikir kreatif
adalah berpikir tentang bagaimana menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Hasil berpikir kreatif
adalah berupa sesuatu yang bersifat imajinasi, abstrak, dan obsesi, seperti gagasan, khayalan, dan ide-
ide. Proses berpikir kreatif disebut kreativitas. Kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang
sifatnya sebagai berikut. 1. Baru (new), cirinya inovatif, belum ada sebelumnya, segar menarik, serta
aneh dan mengejutkan. 2. Berguna (useful), cirinya lebih praktis, lebih mudah, memperlancar,
mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi
kesulitan, dan mendatangkan hasil yang lebih baik atau lebih banyak. 3. Dapat dimengerti (understable),
cirinya hasil yang sama dapat dimengerti dan dibuat di lain waktu

Investasi Modal Insani Dalam Ekonomi Kreatif Dalam beberapa literatur tentang ekonomi kreatif
dikemukakan bahwa industri kreatif yang sukses dalam menciptakan nilai tambah ditentukan oleh
kemampuan intelektual dari modal insani (human capital). Investasi dalam bentuk pendidikan dan
pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan, serta pengalaman sangat penting dalam pembentukan modal
insani. Dengan pendidikan akan membuat seseorang menjadi tahu, berpikir, bersikap, bertindak,
merasakan, dan bertanggung jawab. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dikemukakan UNESCO
bahwa tujuan pendidikan diarahkan pada: belajar untuk mengetahui, belajar

menjadi, belajar untuk bertindak, dan belajar untuk hidup bersama (learning to know, learning to be,
learning to do, and learning to life together). Melalui pendidikan, seseorang diharapkan memiliki
pengetahuan, vokasi, profesi, dan dapat melakukan sesuatu untuk hidupnya, dan dapat hidup
bermasyarakat dengan bangsa lain. Dengan berlatih orang menjadi cakap dan terampil dalam
menggunakan pikiran dan perilakunya. Oleh sebab itu, dengan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman,
seseorang akan memiliki modal insani yang lengkap, yaitu berupa modal sosial (social capital), modal
intelektual (intellectual capital), modal mental dan spiritual (mental and spiritual capital), modal
emosional (emotional capital), dan modal motivasi (motivation capital). Kapasitas mental atau daya otak
(mentality) sebagai salah satu bentuk modal insani akan melahirkan kreativitas. Sedangkan kecakapan,
keberanian, dan motivasi akan melahirkan keinovasian. Itulah sebabnya, seseorang yang memiliki modal
insani akan produktif dalam menghasilkan nilai tambah. Gambar 6.1, menggambarkan rangkaian peran
investasi sumber daya manusia dalam membentuk modal insani, untuk menciptakan keunggulan dan
daya saing.

Investasi sumber daya manusia dalam bentuk pendidikan, pelatihan, pengalaman, dan praktik-praktik
kerja akan membentuk modal insani berupa ilmu pengetahuan, kecakapan, kepribadian, serta pola pikir
kreatif dan perilaku inovatif. Modal insani membentuk kepribadian kreatif dan inovatif. Modal insani
yang semakin tinggi maka kinerja sumber daya manusia akan semakin tinggi, dan daya saing sumber
daya manusia juga semakin tinggi. Orang kreatif dan inovatif yang menghasilkan sesuatu yang baru dan
berbeda disebut entrepreneur, yaitu seseorang yang produktif dalam menghasilkan nilai tambah.
Kemampuan dalam menghasilkan nilai tambah disebut produktivitas. Oleh sebab itu, orang kreatif dan
inovatif merupakan orang produktif, dan orang produktif adalah orang yang berkualitas. Sesuai dengan
paradigma baru produktivitas (P) sama dengan kualitas (Q) atau P= Q maka nilai tambah adalah kualitas,
dan kualitas adalah keunggulan, dan keunggulan adalah daya saing. Oleh sebab itu, sumber daya
manusia kreatif dan inovatif = sumber daya yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan sesuatu
yang baru dan berbeda = sumber daya manusia produktivitas = sumber daya manusia yang memiliki

Instrumen Tes untuk Mengukur Kreativitas Untuk mengukur sejauh mana kreativitas yang dimiliki
seseorang, dapat digunakan suatu alat tes. Salah satu alat tes untuk mengukur kemampuan dan perilaku
kreatif dikemukakan oleh Eugene Raudsepp dalam artikelnya yang berjudul "Seberapa Kreativitaskah
Anda' yang disunting oleh A Dale Timpe (1992: 40–44). Tes ini berfungsi untuk mengukur apakah Anda
mempunyai bakat, sikap, motivasi, dan minat yang membentuk kreativitas. Dalam tes ini setiap
pernyataan ditunjukkan dengan sebuåh huruf tentang tingkat sejauh mana Anda setuju atau tidak setuju
dengan memilih: A = Sangat Setuju; B= Setuju; C= setengah-setengah atau tidak tahu; D = Tidak setuju; E
= Sangat Tidak Setuju. Berikan jawaban Anda seteliti dan sejujur mungkin. Usahakan untuk tidak
"membuat terkaan kedua". Berikut pernyataan-pernyataan untuk mengetes kemampuan dan perilaku
kreatif menurut Eugene Raudsepp

Anda mungkin juga menyukai