Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FARMASI FISIKA

INKOMPATIBILITAS OBAT

Dosen : Wa Ode Masrida, S.Farm., M.Pharm. Sci

OLEH

NAMA : YEDHIT KURNIAWAN SJAHRUL


NIM : 917312906201011

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunianya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.”.
Tujuan membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah farmasi fisika yang
dibimbing oleh Wa Ode Masrida, S.Farm., M.Pharm. Sci. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan berguna, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Demikian makalah ini dibuat, kami menyadari di dalam penyusunan dan pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan,  maka dari itu kritik dan saran sangat kami harapkan
demi mencapai kesempurnaan makalah ini agar lebih baik lagi dan atas kritik dan sarannya kami
ucapkan terimakasih.
                                                              

                                                                                     Kendari,  November 2021


                                                                                                                 
                                                                                           
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1 Pengertian Inkompatibilitas...................................................................................................6
2.2 Macam-Macam Inkompatibilitas...........................................................................................6
2.3 Contoh Obat yang Inkompatibel............................................................................................7
BAB III............................................................................................................................................9
PENUTUP.......................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................9
3.2 Saran.......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Inkompatibilitas merupakan pencampuran antara dua reaksi atau lebih di antara obat-obatan
ataupun bahan kimia obat dan menimbulkan ketidakcocokan atau ketidaksesuaian. Atau bisa
dikatakan terjadinya suatu inkompatibilitas disebabkan karna terjadinya suatu interaksi obat yang
tidak diinginkan/dikehendaki. Interaksi obat adalah kejadian di mana suatu zat mempengaruhi
aktivitas obat.

Efek-efeknya bisa meningkatkan atau mengurangi aktivitas obat,atau menghasilkan efek baru
yang tidak dimiliki sebelumnya. Interaksi ini bisa terjadi tidak hanya antara satu obat dengan
obat lain Tetapi, interaksi bisa saja terjadi antara obat dengan makanan, obat dengan herbal,
obat dengan mikronutrien, dan obat injeksi dengan kandungan infus. Karena kebanyakan
interaksi obat memiliki efek yang tak dikehendaki,umumnya interaksi obat dihindari karena
kemungkinan mempengaruhi prognosis.

Namun, ada juga interaksi yang sengaja dibuat, misal pemberian probenesid dan penisilin
sebelum penisilin dibuat dalam jumlah besar. Contoh interaksi obat yang kini digunakan
untuk memberikan manfaat adalah pemberian bersamaan antara karbidopa dan levodopa
(tersedia sebagai karbidopa/levodopa). Levodopa adalah obat anti Parkinson dan untuk
menimbulkan efek harus mencapai otak dalam keadaan tidak termetabolisme. Bila diberikan
sendiri, levodopa dimetabolisme di jaringan tepi di luar otak, sehingga mengurangi efektivitas
obat dan malah meningkatkan risiko efek samping.

Namun, karena karbidopa menghambat metabolisme levodopa di perifer, lebih banyak


levodopa mencapai otak dalam bentuk tidak termetabolisme sehingga risiko efek samping
lebih kecil. Interaksi obat bisa ditimbulkan olehberbagai proses, antara lain perubahan dalam
farmakokinetika obat tersebut, seperti Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, dan Ekskresi (ADME)
obat. Kemungkinan lain, interaksi obat merupakan hasil dari sifat-sfat farmakodinamik obat
tersebut, misal, pemberian bersamaan antara antagonis reseptor dan agonis untuk reseptor yang
sama.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah:


1. Apa yang dimaksud dengan inkompatibilitas?
2. Apa saja macam-macam inkompatibilitas dan pengentasannya?
3. Apa saja contoh obat yang inkompatibel?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah:


1. Untuk mengetahui pengertian inkompatibilitas.
2. Untuk mengetahui macam-macam inkompatibilitas serta cara pengentasannya.
3. Untuk mengetahui contoh obat yang inkompatibel.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inkompatibilitas 

Inkompatibilitas adalah suatu fenomenafisika kimia seperti presipitasi terkait


konsentrasi, dan reaksi asam basa dengan manifestasi produk hasil reaksi berupa perubahan
status fisik atau keseimbangan protonasi- deprotonasi. Inkompatibilitas ini terjadi diluar tubuh
(sebelum obat diberikan/diminum) antara obat yang tidak dapat dicampur (inkompatibel).
Pencampuran obat yang demikian ini menyebabkan terjadinya interaksi langsung secara fisika
atau kimia, yang hasilnya mungkin terlihat sebagai pembentukan endapan, perubahan warna, dan
lain-lain, atau mungkin juga tidak terlihat dan interaksi ini biasanya akan berakibat in aktivasi
obat.

Obat dapat berinteraksi dengan makanan, zat kimia yang masuk dari lingkungan atau
dengan obat lain. Interaksi antara obat dengan obat didefinisikan sebagai modifikasi efek dari
suatu obat karena kehadiran obat yang lain, baik diberikan sebelumnya atau bersama-sama
Warna zat adalah termasuk dalam sifat fisika sediaan obat. Adanya inkompatibilitas tidak selalu
merubah warna sediaan obat karena inkompatibilitas dapat terjadi secara kimia yaitu
inkompatibilitas farmakokinetika ataupun farmakodinamika. Inkompatibilitas yang terjadi akan
mempengaruhi kualitas obat sediaan parenteral serta efek terapeutiknya.

2.2 Macam-Macam Inkompatibilitas 

Inkompatibilitas farmasetis dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :

a. Inkompatibilitas fisika
Inkompatibilitas fisika atau tak tercampuraya obat secara fisika adalah peristiwa
terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan pada waktu mencampurkan obat atau
bahan obat secara fisika tanpa ada perubahan susunan kimianya. Bahan obat yang
dicampurkan tidak menghasilkan suatu campuran yang homogen dan efek yang tidak sesuai
dengan tujuan terapi.
Obat tidak dapat larut (insolubility), Obat tidak dapat campur (immiscibility), Terjadinya
pengendapan secara fisika (precipitation), Terjadinya pencairan zat padat (liquifaction),
Pemadatan (solidification), Adsorpsi (adsorption).
Adapun pengentasan dalam inkompatibilitas Fisika yaitu:
1. Modifikasi urutan pencampuran
2. Penambahan pelarut
3. Pergantian btk eksipien/bhn aktif (Asetosal tdk boleh dlm larutan karena akan terurai
menjadi as. salisilat + as. Asetat
4. Memperbesar volume
5. Emulsifikasi (cairan-cairan tdk mau gabung + emulgator)
6. Pembuatan suspensi (suspensi : padatan – cairan, sukar larut + suspending agent)
7. Penambahan / pengurangan bahan
8. Pemisahan obat (obat 1 diminum dl, sedang bbrp jam obat 2 baru diminum)

b. Inkompatibilitas kimia
Inkompatibilitas kimia atau tak tercampurkan obat secara kimia adalah peristiwa
terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan pada waktu mencampurkan obat atau
bahan obat karena reaksi kimia sehingga terjadi perubahan susunan kimia. Bahan obat yang
dicampurkan tiak memberikan hasil yang homogen dan efek yang tidak sesuai dengan tujuan
terapi. Beberapa peristiwa yang terjadi pada inkompatibilitas kimia antara lain reaksi
pengendapan, Asam dengan basa, Oksidasi atau reduksi, Terjadinya perubahan warna,
Terjadinya peruraian, Reaksi dengan sediaan galenik

Inkompatibilitas farmasetis dapat terjadi baik pada sediaan padat seperti sediaan pulveres, pulvis,
kapsul, pil, supositoria maupun sediaan semi padat seperti unguenta dan sediaan cair.

2.3. Contoh Obat yang Inkompatibel

Inkompatibilitas Fisika Sediaan Pulveres dan Pulvis


Pada prinsipnya sediaan pulveres dan pulvis harus memenuhi persyaratan yaitu
halus, kering dan homogen, sehingga dapat dihasilkan suatu sediaan yang memenuhi
persyaratan dan keadaannya tetap utuh sesuai dengan tertulis dalam suatu resep.
Inkompatibilitas fisika yang sering terjadi pada sediaan pulveres dan pulvis adalah :

1. Melelehnya atau melembabnya campuran serbuk, akibat terjadinya proses.


a. Penurunan titik lebur campuran serbuk
b. Penurunan tekanan uap relatif
c. Bebasnya air hablur

2. Terjadinya adsorbsi
Inkompatibilitas kimia pada sediaan pulveres dan pulvis terjadi akibat pengaruh dari sifat asam
atau basa dari obat. Faktor yang berperan dalam reaksi antara lain adalah derajat keasaman atau
kebasahan, kelembaban. Inkompatibilitas farmasetis yang terjadi pada sediaan pulveres dan
pulvis dapat diatasi dengan cara:
1. Memodifikasi cara pencampuran bahan.
2. Mengganti bahan yang menyebabkan inkompatibilitas dengan bahan lain.
3. Pemisahan obat secara langsung ataupun tidak langsung.
Contoh:
a. Penurunan titik lebur campuran serbuk
b. Penurunan tekanan uap relatif Disebabkan oleh:
 Higroskopisitas tergantung dari tekanan uap relative
 Derajat kelembaban rata-rata
 Kotoran-kotoran yg ada (CaCl2/MgCl2)
c. Adsorbsi
Terjadinya proses adsorbsi sering diikuti oleh suatu reaksi kimia (terjadi
penukaran ion).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa :

1. Inkompatibilitas adalah suatu fenomenafisika kimia seperti presipitasi terkait


konsentrasi, dan reaksi asam basa dengan manifestasi produk hasil reaksi berupa
perubahan status fisik atau keseimbangan protonasi- deprotonasi.

2. Interaksi obat adalah kejadian di mana suatu zat mempengaruhi aktivitas obat.

3. Inkompatibilitas fisika atau tak tercampuraya obat secara fisika adalah peristiwa
terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan pada waktu mencampurkan obat
atau bahan obat secara fisika tanpa ada perubahan susunan kimianya.

4. Inkompatibilitas kimia tak tercampurkan obat secara kimia adalah peristiwa


terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan pada waktu mencampurkan obat
atau bahan obat karena reaksi kimia sehingga terjadi perubahan susunan kimia.

3.2 Saran

Berdasarkan makalah ini, diharapkan kepada seluruh mahasiswa agar dapat memahami
mengenai sifat-sifat fisik molekul obat. Agar untuk penerapannya dalam bidang farmasi tidak
terjadi kesalahan karena telah memahami prinsip dari inkompabilitas obat.
DAFTAR PUSTAKA

Anief M., 2007, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Depkes RI, 1980, Materia Medika, Edisi IV., Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.

Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta. 29 – 31.

Anda mungkin juga menyukai