Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

ISLAM DI BELGIA

Disusun Oleh :

Nama : Husni Darmawan


Kelas : XII 2
B. Studi : S K I

MADRASAH ALIYAH NURUL HUDA RUKTI ENDAH


SEPUTIH RAMAN LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
A. Sejarah
Ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran di daerah semenanjung
Arab, bangsa-bangsa Eropa justru mulai bangkit dari tidurnya yang panjang, yang
kemudian banyak dikenal dengan Renaissance. Kenbangkitan tersebut bukan saja
dalam bidang politik, dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan
Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi. Harus diakui bahwa justru dalam bidang ilmu dan teknologi itulah
yang mendukung keberhasilan negara-negara baru Eropa.
Kaum muslimin memasuki benua Eropa adalah sejak adanya permintaan
bantuan oleh Graf Yulian seorang bangsawan Ghotia Barat yang berkuasa di Geuta
Afrika Utara kepada gubernur Afrika Utara Musa bin Nushair agar membantu
keluarga “Witiiza” menghadapi tentara Rederik yang memberontak merebut
singgasana Witiiza pada tahun 710 M.
Perkembangan Islam di Eropa juga banyak membentuk sejarah dalam dunia
ke Islaman di zaman sekarang, dan biasa menjadi sejarah dan pelajaran bagi kaum
Islam untuk lebih berhati-hati dan menjadi semangat perjuangan.

Masjid Agung Brussel - Belgia yang terletak di kawasan elit dalam taman
Cinquantenaire Park kota Brussel dan tak jauh dari markas besar Uni Eropa itu
pada awalnya tidak diperuntukkan sebagai masjid melainkan sebagai paviliun
pameran kebudayaan negeri negeri timur, selesai dibangun tahun 1879 dan setahun
kemudian di digunakan sebagai gedung eksebisi nasional Belgia. Di tahun tersebut
komunitas muslim Belgia belum lagi dikenal.
Di tahun 1967 Raja Saudi Arabia, Raja Faisal bin Abdul Aziz melakukan
lawatan resmi ke Belgia dan Raja Belgia, Raja Baudouin menghadiahkan gedung
pameran taman Cinquantenaire Park kota Brussels yang sudah lama kurang
perawatan dan tak terpakai itu kepada Raja Faisal bin Abdul Aziz. Kini, Masjid
Agung Brussels dan Pusat Kebudayaan Islam Belgia setiap hari disesaki oleh para
jemaah yang beribadah disana. Di bulan ramadhan dan dua hari besar Islam, masjid
ini benar benar penuh sesak oleh jemaah hingga ke halaman masjid. Tenda tenda
yang dipasang oleh pengurus masjid tak mampu untuk menampung jemaah yang
ditaksir mencapai 7000 jemaah. Sangat kontradiktif dengan masa awal penggunaan
masjid itu ditahun 1978 yang hanya di isi oleh tak lebih dari dua shaf jemaah setiap
sholat fardhu.

B. Berkembang Pesat di Tengah Dominasi


Di beberapa kota, jumlah umat Islam lebih banyak dari pemeluk Protestan
dan Yahudi. Disetujuinya rancangan peraturan yang melarang pemakaian cadar di
tempat umum oleh parlemen Belgia membawa dimensi baru dalam kehidupan umat
Muslim setempat. Belgia akan menjadi negara pertama yang secara resmi melarang
pemakaian cadar. Busana khas Muslimah ini memang telah menjadi sasaran
tembak kalangan anti-Muslim sejak beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya, sebuah Komite di parlemen menyepakati kebijakan ini melalui
voting pada akhir bulan lalu. Nantinya, setelah diratifikasi, rancangan peraturan itu
barulah diundangkan. Di situ, tercantum pengenaan sanksi bagi yang melanggar,
yakni denda sebesar 25 euro atau hukuman kurungan selama tujuh hari.
Kelompok anti-Islam menyambut gembira perkembangan ini. Sejatinya,
upaya untuk mengegolkan kebijakan diskriminatif tersebut telah dilakukan sejak
2004. Adapun di tataran komunal, muncul pelarangan-pelarangan dari otoritas
sekolah dan tempat kerja di sejumlah distrik terhadap pemakaian cadar atau jilbab.
Sulit dimungkiri, munculnya masalah itu karena kekhawatiran yang berlebihan.
Anggota parlemen sayap kiri Denis Ducarme menegaskan, peraturan itu bertujuan
untuk mengeliminasi ancaman dari kaum radikal Muslim. Ia mengatakan, aturan
tegas ini memberikan sinyal yang kuat bagi kelompok Islam tertentu.
Dia berpendapat, ketidakmampuan untuk mengidentifikasi seseorang bisa
menimbulkan konsekuensi keamanan yang sangat serius. Denis juga menilai, cadar
merupakan penjara berjalan bagi kaum wanita dan mengekang kebebasan mereka.
Senada dengan pernyataan tersebut, Ketua Promotor RUU, Daniel Bacquelaine,
menduga bahwa cadar bisa saja digunakan untuk menggelar demonstrasi kekerasan
dengan menutupi wajah mereka. Ia memperkirakan hanya sekian ratus wanita di
Islam pun menjadi agama dengan perkembangan paling pesat. Data pada
situs riseofislam menyebutkan, pada tahun 1990-an, jumlah umat Muslim baru
sekitar 285 ribu jiwa. Namun, pada tahun 1998, angkanya telah meningkat pesat
hingga menjadi 350 ribu jiwa. Sejalan dengan itu, tumbuh pula tempat-tempat
ibadah dan kegiatan keagamaan. Ada sekitar 300 masjid, mushala, ataupun pusat
keislaman di seluruh Belgia. Pemerintah pun, sesuai undang-undang, tidak
menghalangi umat beragama, termasuk Muslim, untuk membangun tempat ibadah
atau sarana pendidikan.
Islam yang terus bertumbuh kembang menyebabkan perubahan secara
demografi. Di banyak wilayah, penduduk Muslim sudah lebih banyak ketimbang
pemeluk Protestan dan Yahudi. Majalah terkemuka LExpress dalam sebuah
artikelnya bahkan berani memprediksikan bahwa dalam 20 tahun ke depan, Islam
bisa menjadi agama dominan di Ibu Kota Brussel.

C. Letak Geografis
Belgia salah satu negara kerajaan di Eropa Barat. Di sebelah utara berbatasan
dengan Belanda, dan di timur berbatasan dengan Jerman dan Luksemburg, sedang
di selatan berbatasan dengan Perancis. Luas wilayahnya 20.507 kilometer persegi.
Jumlah penduduknya 9.840.000 jiwa. Negara itu beribukota Brussell, dan
merupakan negara paling kecil di benua Eropa.

D. Islam dan kaum Muslimin di Belgia


Menurut sensus tahun 1989 jumlah kaum Muslimin Belgia mencapai 234.815
jiwa. Kaum muslimin Belgia umumnya tinggal di kota-kota besar seperti Brussell,
Charleroi dan lain-lain. Mayoritas kaum muslimin Belgia adalah kaum emigran
dari beberapa negara Islam dan Arab. Menurut hasil penelitian setiap seribu warga
muslim terdapat tiga atau empat muslim asli Belgia. Diperkirakan kaum muslimin
pertama datang ke Belgia setelah Perang Dunia II.

E. Struktur Komunitas Muslim Belgia


Hampir 90 % muslimin Belgia sebagai pekerja imegran (asing). Hanya 5 %
yang berstatus sebagai mahasiswa. Selebihnya, 60 % rata-rata usia mereka berkisar
25 tahun kebawah. Kondisi ekonomi mereka cukup baik, jika dibanding dengan
saudara mereka di negaeri asalnya. Pendapatan mereka rata-rata perbulan antara
1300 s/d 1600 dollar US (sekitar empat juta rupiah). Jumlah pendapatan itu belum
termasuk tunjangan keluarga, tunjangan pensiun dan lain-lainnya. Fenomena
pengangguran di sebagian kalangan kaum muda di negeri itu, sering dijadikan
alasan kelompok rasialis untuk memusuhi Islam dan kaum muslimin.

F. Kedudukan Islam dalam UU Belgia


Pada tanggal 24/4/1984 M, pihak Kerajaan mengeluarkan satu keputusan
yang mengakui Islam sebagai salah satu dari tiga agama resmi di Belgia. Dari surat
keputusan tersebut warga muslim Belgia mendapatkan beberapa hal positif
diantaranya:
1. Islam sebagai salah satu bidang studi resmi yang diajarkan di sekolah -Sekolah
milik Pemerintah Belgia.
2. Pihak Pemerintah berkewajiban menyiapkan dana dan tenaga pengajar Agama
Islam pada setiap sekolah yang ada pelajar muslimnya.
3. Kaum muslimin diperbolehkan membangun tempat peribadatan berupa masjid,
musholla atau Islamic Centre. Jumlah masjid dan Islamic Centre yang
bertebaran di berbagai kota di Belgia sekitar 300 buah (di kota Broxelle saja
terdapat 40 buah masjid, musolla dan Islamic Centre ).
4. Kaum muslimah diperbolehkan menggunakan foto berjilbab pada kartu tanda
pendudu (ktp), passport dan surat surat resmi lainnya.
5. Kaum muslimin dibenarkan melaksanakan pemakaman jenazah secara Islam.
Namn, hingga sekarang belum disediakan tanah khusus buat pekuburan Islam.
Akibatnya, tidak sedikit warga Muslim yang meninggal langsung diterbangkan
ke negara asalnya untuk dimakamkan ).

G. Yayasan Sosial dan Lembaga-lembaga Islam di Belgia


Di antara yayasan sosial dan lembaga keIslaman atau rganisasi-organisasi
pelajar dan mahasiswa yang terkenal di Belgia adalah:
1. Persatuan Pelajar dan Pemuda Muslim Eropa.
2. Persatuan Pelajar Muslim Eropa (Muslim Student Union)
3. Jamaah Dakwah dan Tablig.
4. Haiatul Igostah Al-Islamiyah (Islamic Relief Organisation)
5. Islamic Centre Brussel.
6. Lembaga Para Imam Mesjid (Dibawah naungan Rabitah Alam Islamy) .
7. Persatuan Mesjid Belgia.

H. Tantangan dan hambatan yang dihadapi Komunitas Muslim Belgia


Pertama, tantangan yang paling berat yang dihadapi muslim Belgia adalah
adanya kebijakan politik rasial. Ini merupakan tantangan besar bagi kaum muslimin
Belgia. Masalah jilbab, terlepas dari pengakuan resmi pihak kerajaan , masih
menjadi masalah di kalangan siswi muslimah. Sebab, masih sering mendapat
perlakuan tidak adil di sekolah maupun tempat kuliah. Para orang tua dan wali
murid sering mengajukan protes dan demonstrasi ke pihak sekolah dan university
yang melakukan tindakan diskriminatif terhadap para siswi muslimah.
Kedua, jumlah sekolah milik pemerintah yang mengajarkan bidang studi
agama Islam (menurut data tahun 1993) sebanyak 468 buah sekolah dengan jumlah
tenaga pengajar sekitar 348 orang guru. Sedangkan jumlah siswanya mencapai
24.051 siswa/i. Pada awalnya pihak Islamic Centre dan Yayasan Dakwah
dipercayakan untuk mendatangkan tenaga guru agama dari negara -negara Arab
dan Islam, khususnya mereka yang telah menyelesaikan studinya di S1 pada
jurusan agama, tapi sekarang izin itu telah dicabut dan mengharuskan tenaga
pengajar agama dari kaum muslimin warga Belgia atau mereka yang telah memiliki
izin tinggal resmi (ressident permit) dari Kerajaan .Sementara kemampuan mereka
dalam mengajaar agama Islam belum memadai .
Ketiga, minimnya pengetahuan agama yang dimiliki para Imam masjid serta
sempitnya wawasan keIslaman yang ada pada sebagian para da’i, terutama yang
menyangkut fiqh realitas (Fiqhul Waaqi’), yang sering menimbulkan kesalah
pahaman antara pihak penguasa dan komunitas Islam berkaitan dengan konsep
politik pembauran yang dicanangkan pihak Kerajaan,
Keempat, Tiadak adanya yayasan resmi yang mewakili kaum muslimin di
pemerintahan dan tidak memiliki wakil kaum muslimin di parlemen yang dapat
menyuarakan hak mereka.

Anda mungkin juga menyukai