Anda di halaman 1dari 40

RANCANG BANGUN ALAT BANTU TREKER

BEARING RODA DEPAN TRUK HINO RANGER

SKRIPSI

Skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar sarjana

Disusun oleh:

RAMDANI
172110023

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK & ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS GLOBAL JAKARTA
2021
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa berdasarkan hasil


penelusuran berbagaikarya ilmiah, gagasan dan masalah ilmiah yang diteliti dan
diulas di dalam Naskah Skripsi ini adalah asli dari pemikiran saya. Tidak terdapat
karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademik disuatu PerguruanTinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip
dalam naskah ini dan disebutkan dalamsumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah Skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Skripsi dibatalkan, serta diproses sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat
2 dan pasal 70).

Jakarta, 1 Juni 2021


Mahasiswa,

\Materai Rp. 6000


{Tanda tangan}

Ramdani
NIM. 172110023

i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Ramdani
NIM : 172110023
Program Studi : Teknik Mesin
Judul Skripsi : Rancang Bangun Alat Bantu Treker Bearing Roda
Depan Truk Hino Ranger

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,
Universitas Global Jakarta.

DEWAN PEMBIMBING

Pembimbing 1 : Ade Sunardi, ST.,MT (…….tanda tangan…..)

Pembimbing 2 : Mohamad Zaenudin S.Pd., M.Sc.Eng (……. tanda tangan…..)

Ditetapkan di : …………………….
Tanggal : …………………….

ii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Ramdani
NIM : 172110023
Program Studi : Teknik Mesin
Judul Skripsi : Rancang Bangun Alat Bantu Treker Bearing Roda
Depan Truk Hino Ranger

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Global Jakarta.

DEWAN PENGUJI

Penguji 1 : ………………………………… (………. tanda tangan……….)

Penguji 2 : ………………………………… (………. tanda tangan……….)

Penguji 3 : ………………………………… (………. tanda tangan……….)

Ditetapkan di : …………………….
Tangal : …………………….

iii
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat- Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Teknik Jurusan Teknik Mesin pada Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1) Bapak Ade Sunardi, ST.,MT., selaku dosen pembimbing I yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini;
2) Bapak Mohamad Zaenudin S.Pd., M.Sc.Eng, selaku dosen pembimbing II
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahka n
saya dalam penyusunan skripsi ini;
3) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukunga n
material dan moral; dan
4) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 1 Juni 2021


Penulis

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Global Jakarta, saya yang bertanda


tangan di bawah ini :

Nama : Ramdani
NPM : 172110023
Program Studi : Teknik Mesin
Jenis Karya Ilmiah : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Global Jakarta Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (None-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Rancang Bangun Alat Bantu Treker Bearing Roda Depan Truk Hino Ranger

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/ Non-
eksklusif ini Universitas Global Jakarta berhak menyimpan, mengalih-med ia /
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta,1 Juni 2021


Yang menyatakan

Ramdani
NIM. 172110023

v
ABSTRAK

Rancang bangun adalah penggambaran dan pembuatan sketsa atau


pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh
dan berfungsi Treker bearing adalah alat bantu teknik yang berfungsi untuk
melepaskan bearing (silinder dinamis) dari porosnya maupun komponen alat
seperti roda gigi, poros engkol dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk
merancang alat bantu treker untuk melepas bearing roda depan truk Hino Ranger.
Konsep desain alat ini dibuat dengan menggunakan autocad 2007. Penelitian ini
dilakukan di PT Hino Bypassindo Jayaindah, Rawasari dari tanggal 1 mei 2021
sampai 31 mei 2021.

Kata kunci: Rancang bangun, treker bearing, autocad, Hino Ranger

vi
ABSTRACT

Design is the depiction and sketching or arrangement of several separate


elements into one complete and functional unit. Bearing trackers are technical aids
that function to remove bearings (dynamic cylinders) from their shafts as well as
tool components such as gears, crankshafts and others. This study aims to design a
treker tool to remove the front wheel bearings of Hino Ranger trucks. The design
concept of this tool was created using autocad 2007. This research was conducted
at PT Hino Bypassindo Jayaindah, Rawasari from May 1, 2021 to May 31, 2021.

Keywords: Design, bearing treker, autocad, Hino Ranger

vii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI........................................................i


HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING.................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ............................................ iii
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH.......................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKADEMIS .........................v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................2
1.5 Batasan Masalah.............................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 4
2.1 Landasan Teori ...............................................................................................4
2.1.1 Pengertian Rancang Bangun ...................................................................4
2.1.2 Bearing ....................................................................................................4
2.1.3 Klasifikasi Bearing..................................................................................4
2.1.4 Klasifikasi Rolling Bearing .....................................................................5
2.1.5 Dasar Perhitungan .................................................................................13
2.1.6 Pelumasan..............................................................................................17
2.1.7 Tujuan Pelumasan Pada Bearing...........................................................17
2.1.8 Metode Pelumasan Pada Bearing ……………………………………18

2.1.9 Treker ....................................................................................................19


2.1.10 Treker Bearing ....................................................................................19
2.1.11 Mekanisme Kerja Alat ........................................................................21
2.1.12 Kelebihan dan Kekurangan Treker Bearing........................................21

viii
2.1.13 AutoCad ..............................................................................................21
2.1.14 Truk Hino Ranger................................................................................22
2.2 Tinjauan Penelitian Yang Berkaitan ............................................................24
2.32 Rumusan Hipotesis.....................................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 25
3.1 Diagram Alir Penelitian ...............................................................................25
3.2 Perancangan Alat..........................................................................................26
3.2.1 Alat dan Bahan ....................................................................................26
3.2.2 Material ................................................................................................26
3.2.3 Cara Pembuatan Alat ...........................................................................27
3.3 Lokasi & Obyek Penelitian ..........................................................................28
3.4 Metodologi Pengembangan..........................................................................28
3.6 Tenik Pengumpulan Data .............................................................................29

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Contoh Bantalan Luncur ........................................................... 5


Gambar 2.2. Bantalan Gelinding ................................................................. 5
Gambar 2.3. Single-row deep groove ball bearings ........................................ 6
Gambar 2.4. Single-row angular contact ball bearings ……………………….. 7
Gambar 2.5. Double-row angular contact ball bearings ….……………………... 7
Gambar 2.6. Magneto bearings …...…………………………………………… 8
Gambar 2.7 Four-point contact ball bearings ............................................... 8
Gambar 2.8 Self-aligning ball bearings ........................................................ 9
Gambar 2.9 Duplex bearings ....................................................................... 9
Gambar 2.10 Cylindercal roller bearings ....................................................... 10
Gambar 2.11 Needle Roller Bearings ............................................................. 10
Gambar 2.12 Tapered Roller Bearings ........................................................... 11
Gambar 2.13 Spherical Roller Bearings ....................................................... 12
Gambar 2.14 le-Direction Thrust Ball Bearings ................................................ 12
Gambar 2.15 Double-Direction Thrust Ball Bearings ...................................... 13
Gambar 2.16 Spherical thrust roller bearings ................................................. 13
Gambar 2.17 tegangan geser ......................................................................... 14
Gambar 2.18 bagian dari ulir daya ................................................................. 15
Gambar 2.19 Diagram benda bebas: gerakan maju alat bantu (kiri) dan gerakan
mundur alat bantu (kanan) ......................................................... 15
Gambar 2.20 Treker Bearing Ulir Konvensional Dua Lengan .......................... 20
Gambar 2.21 Treker Bearing Ulir Konvensional Tiga Lengan ......................... 20
Gambar 2.22 Treker Bearing Ulir Magnet Konvensional ................................ 20
Gambar 2.23 Truk Hino FG 235 JU ............................................................... 22
Gambar 2.24 Truk Hino FLX 260 JW (8x2) .................................................... 23
Gambar 2.25 Truk Hino FL 260 JW .............................................................. 23
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian …………………………………………... 25
Gambar 3.2 Sketsa Treker Bearing Roda Depan Hino Ranger ………………... 27
Gambar 3.3 Bagian Badan Treker Bearing Roda Depan Hino Ranger ………… 27
Gambar 3.4 Bagian Penggerak Treker Bearing Roda Depan Hino Ranger ……. 28
Gambar 3.5 Bagian Pipa Penghubung Treker Bearing Roda Depan Hino
Ranger ……………………………………………………………. 28

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sebuah industri, kelancaran proses produksi tidak lepas dari berbagai
peralatan pendukung yang bekerja dengan baik. Tetapi peralatan yang bekerja
secara continue sewaktu-waktu dapat mengalami kerusakan pada komponen
tertentu. Untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi pada peralatan, maka perlu
penerapan preventive maintenance yang baik dan benar. Jika cara ini dilakukan
dengan teratur, maka secara efektif dapat mencegah terjadinya kerusakan.
Perancangan adalah sebuah proses sehingga seseorang tidak dapat langsung
mengharapkan suatu rancangan sebelum berbagai tahapan proses perancangan
dilakukan. Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik
dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset,
pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. (Batan
dan M. Londen, 2012)
Bearing merupakan salah satu komponen mesin yang kurang menjadi
perhatian khusus dibeberapa industri. Bearing adalah suatu elemen mesin yang
berfungsi mengurangi gesekan yang terjadi diantara bagian mesin yang berputar
dengan yang diam. Kerusakan pada bearing disebabkan beberapa faktor,
diantaranya kesalahan memasang dan melepas bearing dari poros. Pada saat
memasang dan melepas bearing dibutuhkan banyak peralatan khusus sehingga
harus mengganti peralatan, begitu pula dengan waktu yang cukup lama dibutuhka n
untuk memasang atau melepas bearing. (U. Ridhani, dkk, 2016)
Berdasarkan pengalaman peneliti selama bekerja di bidang otomotif. Treker
pelepas bearing yang umum digunakan dipasaran adalah treker kaki tiga yang
digunakan untuk melepas bearing pada roda truk. Keuntungan treker ini adalah
treker ini dapat digunakan untuk melepas bearing roda depan dan belakang semua
jenis truk. Kelemahan treker kaki tiga ini adalah pengait pada treker harus dipasang
pada velg, sedangkan pada kejadian tertentu misalnya pada kejadian kecelakaan
dan velg mengalami kerusakan, treker ini tidak dapat digunakan karena tidak ada
tempat untuk mengaitkan pengait dengan velg.

1
2

Maka dari itu perlu adanya pengembangan alat treker untuk melepas
bearing tanpa harus mengaitkan treker ke velg roda truk agar menjadi lebih mudah
dan efisien. Dengan melihat kelemahan diatas maka penelitian ini membahas
tentang merancang dan membangun sebuah kunci treker bearing yang pada
penggunaannya dikaitkan pada Hub. Treker ini punya kelemahan yaitu treker hanya
dapat digunakan untuk melepas bearing roda depan pada truk Hino Ranger. Treker
adalah kunci khusus untuk mengendurkan atau mengencangkan momen dari
sejumlah komponen kendaraan yang tidak dapat dijangkau dengan kunci
sembarangan. (Batan dan M. Londen, 2012)

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagi berikut :
1. Bagaimana efisiensi kerja alat treker bearing baru dibandingkan dengan treker
kaki tiga ?
2. Bagaimana membuat alat treker bearing yang dapat mempermudahkan dalam
melakukan pelepasan bearing roda depan truk Hino Ranger?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui efisiensi kerja alat treker bearing baru dibandingkan dengan
treker bearing kaki tiga.
2. Untuk membuat alat treker bearing yang dapat mempermudahkan dalam
melakukan pelepasan bearing roda depan truk Hino Ranger.

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan adanya tujuan dari pembuatan alat tersebut, maka manfaat yang
diperoleh alat bantu produksi ini yaitu :
1. Dapat mempermudah pelepasan bearing roda depan pada truk Hino Ranger.
2. Dapat mengurangi resiko slag pada baut pengait.
3. Dapat meningkatkan efisiensi waktu pengerjaaan sehingga waktu yang
diperoleh lebih cepat dan mudah.
3

1.5 Batasan Masalah


Dalam penyusuan laporan akhir ini, tentu saja harus dibatasi harus sesuai
dengan kemampuan, situasi, kondisi, biaya, dan waktu yang ada atau tersedia agar
masalah itu dapat tepat pada sasarannya, maka penulis membatasi ruang
lingkupnya, yang nantinya diharapkan hasilnya sesuai dengan apa yang diinginka n.
Dalam hal ini penulis membatasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Perencanaan alat treker ini menggunakan material yang berasal dari per daun
(leaf spring) bekas.
2. Perencanaan komponen alat ini dilakukan pada tanggal 1 Mei 2021 sampai
dengan 31 Mei 2021 di Hino Bypassindo Jayaindah, Rawasari.
3. Pengujian alat hanya dilakukan dengan observasi terhadap roda depan truk
Hino Ranger.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pengertian Rancang Bangun
Menurut pressman (2009) perancangan atau rancang merupakan serangkain
prosedur untuk menterjemahkan hasil analisa dan sebuah sistem ke dalam Bahasa
pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-
komponen sistem di implementasikan.

Menurut pressman (2009) pengertian pembangunan atau bangun sistem


adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaik i
sistem yang telah ada secara keseluruhan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa rancang bangun adalah penggambaran dan


pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu
kesatuan yang utuh dan berfungsi. Dengan demikian pengertian rancang bangun
merupakan kegiatan menerjemahkan hasil analisa kedalam bentuk paket
seperangkat lunak kemudian menciptakan sistem tersebut atau memperbaiki sistem
yang sudah ada.

2.1.2 Bearing
Bearing adalah sebuah elemen mesin yang berfungsi untuk membatasi gerak
relative, menumpu poros atau bidang permukaan, dan memberi kemungkinan poros
berputar serta sebuah bidang permukaan meluncur. Hal ini merupakan izin sebuah
Gerakan relative antara hubungan permukaan-permukaan bagian saat membawa
beban.

2.1.3 Klasifikasi Bearing


Berdasarkan gerakannya terhadap poros, bearing dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Sliding contact bearing (bantalan luncur)


Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan
pelumas.

4
5

Gambar 2.1 Contoh Bantalan Luncur


https://www.daviddarling.info/images/journal_bearing.jpg

2. Rolling contact/ anti friction bearing (bantalan gelinding)


Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melaui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat.

Gambar 2.2 Bantalan Gelinding


(Sumber : http://img.directindustry.com/images_di/photo-g/spherical-ball-
bearing-54665.jpg)

Berdasarkan arah pembebannya terhadap poros, bearing juga dibagi menjadi:


1. Radial bearing (bantalan radial)
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu
2. Axial bearing (bantalan aksial)
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros
3. Bantalan gelinding khusus
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus
sumbu poros.

2.1.4 Klasifikasi Rolling Bearing


1. Single-row deep groove ball bearings
Single-row deep groove ball bearings adalah jenis bentalan gelind ing
yang paling umum. Penggunaannya sangat luas. Alur raceway pada cincin
bagian dalam dan luar memiliki busur lingkaran dengan radius sedikit lebih
6

besar daripada bola. Selain beban radial, beban aksial dapat dikenakan dikedua
arah. Karena torsinya yang rendah, maka sangat cocok untuk aplikasi dimana
kecepatan tinggi dan kehilangan daya rendah diperlukan. Selain bantalan tipe
terbuka, bantalan ini sering memiliki pelindung baja atau segel karet yang
terpasang pada satu atau kedua sisi dan dilumasi terlebih dahulu oleh gemuk.
Juga, snap ring terkadang digunakan pada pinggiran. Untuk kandang, yang
paling umum adalah yang terbuat dari baja tekan.

Gambar 2.3 Single-row deep groove ball bearings


Sumber : Rolling Bearings Catalogue, NSK LTD-HEADQUARTERS, Tokyo,
Japan

2. Single-row angular contact ball bearings


Bantalan individu jenis ini mampu menerima beban radial dan juga
beban aksial dalam satu arah. Tersedia empat sudut kontak 15 o , 25o , 30o , dan
40o . Semakin besar sudut kontak, semakin tinggi kapasitas beban axial. Untuk
operasi kecepatan tinggi, bagaimanapun, sudut kontak yang lebih kecil lebih
disukai. Biasanya, dua bantalan ini digunakan dalam pasangan duplex, dan
jarak antara keduanya harus disesuaikan dengan benang. Kandang baja tekan
biasanya digunakan, namun untuk bantalan presisi tinggi dengan sudut
kontak kurang dari 30 kandang resin poliamida sering digunakan.
7

Gambar 2.4 Single-row angular contact ball bearings


Sumber: Rolling Bearings Catalogue, NSK LTD-HEADQUARTERS, Tokyo,
Japan

3. Double-row angular contact ball bearings


Double-row angular contact ball bearing pada dasarnya adalah dua
bantalan kontak sudut baris tunggal. Kontak sudut yang dipasang saling
membelakangi, selain itu bantalan tersebut hanya memiliki satu cincin bagian
dalam dan satu cincin luar, masing- masing memliki bantalan-bantalan bola.
Mereka dapat mengambil beban aksial dikedua arah.

Gambar 2.5 Double-row angular contact ball bearings


Sumber: Rolling Bearings Catalogue, NSK LTD-HEADQUARTERS, Tokyo,
Japan

4. Magneto bearings
Alur dalam bantalan magneto sedikit lebih dangkal daripada bantalan
alur dalam. Karena cincin luar hanya memiliki bahu di satu sisi, ring luar
dapat dilepas. Hal ini sering menguntungkan untuk pemasangan. Secara
umum, dua bantalan tersebut digunakan dalam pasangan duplex. Bantalan
magneto adalah bantalan kecil dengan diameter lubang 4 hingga 20 mm.
8

Terutama digunakan untuk magnetos kecil, girosko, instrumen, dll. Kandang


kuningan yang ditekan umumnya digunakan.

Gambar 2.6 Magneto bearings


Sumber: Rolling Bearings Catalogue, NSK LTD-HEADQUARTERS, Tokyo,
Japan

5. Four-point contact ball bearings


Cincin bagian dalam dan luar bantalan bola kontak 4 titik dapat
dipisahkan karena cincin bagian dalam terbelah dalam bidang radial. Mereka
dapat mengambil beban aksial dari kedua arah. Bola memiliki sudut kontak
35o dengan setiap cincinnya. Hanya satu bantalan jenis ini yang dapat
menggantikan kominasi bantalan kontak sudut tatap muka atau bolak-balik.
Rumah kuningan mesin yang umumnya digunakan.

Gambar 2.7 Four-point contact ball bearings


Sumber: Rolling Bearings Catalogue, NSK LTD-HEADQUARTERS, Tokyo,
Japan

6. Self-aligning ball bearings


Cincin bagian dalam dari jenis bantalan ini memiliki dua jalur dan
cincin luar memiliki satu bola. Raceway dengan pusat kelengkunga n
bertepatan dengan sumbu bantalan. Oleh karena itu, sumbu cincin bagian
dalam bola, dan sangkar dapat dibelokan sampai batas tertentu disekitar pusat
bantalan. Karena itu dikoreksi secara otomatis. Bantalan ini sering memilik i
lubang runcing untuk pemasangan menggunakan lengan adaptor.
9

Gambar 2.8 Self-aligning ball bearings


Sumber: Rolling Bearings Catalogue, NSK LTD-HEADQUARTERS, Tokyo,
Japan

7. Duplex bearings
Kombinasi dua bantalan radial disebut pasangan duplex. Biasanya,
mereke dibentuk menggunakan bantalan permukaan cincin luar bersama-
sama (tipe DF), saling membelakangi (tipe DB) atau dua wajah depan dalam
arah yang sama (tipe DT). Bantalan duplex DF dan DB mampu mengamb il
beban radial dan beban aksial dikedua arah. Tipe DT digunakan ketika ada
beban aksial yang kuat dalam satu arah dan perlu untuk membebankan beban
secara merata pada setiap bantalan.

Gambar 2.9 Duplex bearings


Sumber: Rolling Bearings Catalogue, NSK LTD-HEADQUARTERS, Tokyo,
Japan

8. Cylindercal roller bearings


Dalam bantalan jenis ini, roller silindris berada dalam kontak linier
dengan raceway. Mereka memiliki kapasitas beban radial yang tinggi dan
cocok untuk kecepatan tinggi. Ada beberapa jenis yang ditunjuk NU, NJ,
NUP, N, NF, untuk bantalan baris tunggal, dan NNU, NN untuk bantalan
baris ganda tergantung pada desain atau tidak adanya rusuk samping. Cincin
luar dan dalam dari semua jenis dapat dipisahkan. Beberapa bantalan rol
silindris tidak memiliki rusuk pada cincin bagian dalam atau luar, sehingga
10

cincin dapat bergerak secara aksial relatif satu sama lain. Ini dapat digunakan
sebagai bantalan ujung bebas. Bantalan rol silinder, dimana cincin bagian
dalam atau luar memiliki dua rusuk dan cincin lainnya memiliki satu, mampu
mengambil beberapa beban aksial dalam satu arah. Bantalan rol silinder baris
ganda memiliki kekakuan radial yang tinggi dan digunakan terutama untuk
peralatan mesin presisi. Baja tekan atau kandang kuningan mesin umumnya
digunakan, tetapi terkadang kandang poliamida yang dicetak juga digunakan.

Gambar 2.10 Cylindercal roller bearings


Sumber: Rolling Bearings Catalogue, NSK LTD-HEADQUARTERS, Tokyo,
Japan

9. Needle Roller Bearings


Needle Roller Bearings mengandung banyak rol ramping dengan
panjang 3 hingga 10 kali diameternya. Sebagai hasil rasio diameter luar
bantalan dengan diameter lingkaran tertulis kecil, dan mereka memilik i
kapasias beban radial yang agak tinggi. Ada banyak jenis yang tersedia, dan
banyak yang tidak memiliki cincin bagian dalam. Jenis cangkir yang ditarik
memiliki cincin luar baja tekan dan tipe padat memiliki cincin luar mesin.
Ada juga rakitan sangkar dan rol tanpa cincin. Sebagian besar bantalan
memiliki sangkar baja tekan, tetapi ada juga yang tanpa kandang.

Gambar 2.11 Needle Roller Bearings


Sumber: Rolling Bearings Catalogue, NSK LTD-HEADQUARTERS, Tokyo,
Japan
11

10. Tapered Roller Bearings


Bantalan jenis ini menggunakan rol kerucut yang dipandu oleh rusuk
muka belakang pada kerucut. Bantalan ini mampu menerima beban radial
tinggi dan juga beban aksial dalam satu arah. Dalam seri HR, roller
ditingkatkan dalam ukuran dan jumlah sehingga memberikan kapasitas beban
yang lebih tinggi. Mereka umumnya dipasang berpasangan dengan cara yang
mirip dengan bola kontak sudut baris tunggal bantalan. Dalam hal ini, jarak
bebas internal yang tepat dapat diperoleh dengan menyesuaikan jarak aksial
antara kerucut atau cangkir dari dua bantalan yang berlawanan. Karena dapat
dipisahkan, rakitan kerucut dan cangkir dapat dipasang secara independen.
Tergantung pada sudut kontak, bantalan rol tirus dua baris, dan empat baris
juga bersedia. Kandang baja tekan umumnya digunakan.

Gambar 2.12 Tapered Roller Bearings


Sumber: Rolling Bearings Catalogue, NSK LTD-HEADQUARTERS, Tokyo,
Japan

11. Spherical Roller Bearings


Bantalan ini memiliki rol berbentuk tong diantara cincin bagian
dalam, yang memiliki dua jalur, dan cincin yang memiliki satu jalur
melingkar. Karena pusat kelengkungan permukaan raceway lingkar luas
bertepatan dengan sumbu bentalan, mereka menyelaraskan diri dengan
cara yang mirip dengan bantalan bola yang menyelaraskan diri. Oleh
karena itu, jika ada defleksi poros atau rumahan atau ketidaksejajar a n
sumbunya, itu secara otomatis dikoreksi sehingga gaya yang berleb iha n
tidak diterapkan pada bantalan, bantalan rol bulat dapat menerima, tidak
hanya beban radial yang berat, tetapi juga bebarapa beban aksial
dikeduanya. Mereka memiliki kapasitas pembawa beban radial yang
12

sangat baik dan cocok untuk digunakan dimana ada beban berat atau
benturan.
Beberapa bantalan memiliki lubang runcing dan dapat dipasang
langsung pada poros runcing atau poros silinder menggunakan adaptor
atau lengan penarik. Baja tekan dan kandang kuningan mesin digunakan.

Gambar 2.13 Spherical Roller Bearings


Sumber: Rolling Bearings Catalogue, NSK LTD-HEADQUARTERS, Tokyo,
Japan

12. Single-Direction Thrust Ball Bearings


Bantalan bola dorong satu arah terdiri dari cincin bantalan seperti ring
dengan alur raceway. Cincin yang terpasang pada batang disebut shaft washer
(atau cincin bagian dalam) sedangkan yang terpasang pada rumahan disebut
housing washer (atau cincin luar).

Gambar 2.14 Single-Direction Thrust Ball Bearings


Sumber: Rolling Bearings Catalogue, NSK LTD-HEADQUARTERS, Tokyo,
Japan

13. Double-Direction Thrust Ball Bearings


Dalam bantalan bola dorong arah ganda ada tiga cincin dengan yang di
tengah (cincin tengah) dipasang pada poros. Ada juga bantalan bola dorong
dengan ring jok yang sejajar di bawah ring rumahan untuk mengkompens as i
ketidaksejajaran poros atau kesalahan pemasangan. Sangkar baja tekan
biasanya digunakan pada bantalan yang lebih kecil dan sangkar mesin pada
bantalan yang lebih besar.
13

Gambar 2.15 Double-Direction Thrust Ball Bearings


Sumber: Rolling Bearings Catalogue, NSK LTD-HEADQUARTERS, Tokyo,
Japan

14. Spherical thrust roller bearings


Bearing ini mempunyai jalur bulat di ring rumahan dan roller berbentuk
barel miring yang diatur disekelilingnya. Karena jalur di ring rumahan
berbentuk bola, bantalan ini menyelaraskan diri. Mereka memiliki kapasitas
beban aksial yang sangat tinggi dan mampu menerima beban radial sedang
ketika beban aksial diterapkan.sangkar baja tekan atau sangkar kuninga n
mesin biasanya digunakan.

Gambar 2.16 Spherical thrust roller bearings


Sumber: Rolling Bearings Catalogue, NSK LTD-HEADQUARTERS, Tokyo,
Japan

2.1.5 Dasar Perhitungan


1. Dasar perhitungan kekuatan bahan (tegangan geser)
Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang
berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada
penampangnya tidak terjadi momen. Tegangan ini banyak terjadi pada
konstruksi.
14

Gambar 2.17 tegangan geser


Sumber: polsri.ac.id

Rumus yang digunakan untuk mengetahui besarnya tegangan geser adalah:

𝑊
Ʈɡ = 𝜋.𝑑1.𝑘.𝑝 .𝑧 ≤ Ʈɡi …………………(Literatur 4: 298)

Keterangan :
Ʈɡ = Tegangan geser (N/ mm2 )
W = Beban yang diterima baut (N)
d1= diameter dalam ulir (mm)
p = pitch.
Ʈɡi = Tegangan geser izin (N/ mm2 )

2. Perhitungan parameter inklinasi bidang ulir (lead angle)

𝑙
Tan λ = 𝜋.𝑑𝑚 ……………………......(Literatur 1: 374)

Keterangan:
l = lead.
dm= diameter rata-rata.
15

Gambar 2.18 bagian dari ulir daya


(Sumber: Literatur 1: 373)

Jika kita buka satu lilitan ulir dan dibuat menjadi garis lurus, maka hasilnya
akan berbentuk seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.19 Diagram benda bebas: gerakan maju alat bantu (kiri) dan gerakan
mundur alat bantu (kanan)
(Sumber: Literatur 1: 373)

Untuk gerakan maju, F bekerja kearah kanan dan untuk gerakan


mundur, F bekerja kearah kiri (Gambar 2.20). Gaya gesek adalah hasil kali
koefesien gesek dengan gaya normal N, dan bekerja melawan arah gesekan.
Sistem berada dalam kesetimbangan dibawah gaya-gaya yang bekerja
tersebut. Oleh karena itu, untuk gerakan maju kita mendapatkan:

𝛴 𝐹𝑥 = 𝐹 − 𝜇 𝑁 𝑐𝑜𝑠 𝜆 − 𝑁 𝑠𝑖𝑛 𝜆 = 0…………………(Literatur 1: 373)


𝛴 𝐹𝑥 = 𝑃 − 𝜇 𝑁 𝑠𝑖𝑛 𝜆 − 𝑁 𝑐𝑜𝑠 𝜆 = 0…………………(Literatur 1: 373)

Dengan cara yang sama,untuk gerakan mundur,kita mendapatkan


𝛴 𝐹𝑥 = −𝐹 − 𝑁 𝑠𝑖𝑛 λ + 𝜇 𝑁 𝑐𝑜𝑠 𝜆 = 0 …………………(Literatur 1: 374)
𝛴 𝐹𝑥 = 𝑃 − 𝜇𝑁 𝑠𝑖𝑛 𝜆 − 𝑁 𝑐𝑜𝑠 𝜆 = 0 …………..………(Literatur 1: 374)
16

Karena kita tidak mempunyai minat terhadap gaya normal N, kita


mengelimirnya dari persamaan–persamaan tersebut dan menyelesa ika n
hasilnya untuk mendapatkan F. Untuk gerakan maju didapat :

𝑃 (𝑠𝑖𝑛 𝜆+ 𝜇 𝑐𝑜𝑠 λ)
F= …………..………(Literatur 1: 374)
𝑐𝑜𝑠 λ−μ sin λ

Dan untuk gerakan mundur,

𝑃 (𝜇 𝑐𝑜𝑠 𝜆−𝑠𝑖𝑛 λ)
F= …………..………(Literatur 1: 374)
𝑐𝑜𝑠 λ+μ sin λ

Selanjutnya, pembagi dan yang dibagi dari persamaan – persamaan ini


dibagi dengan cos λ dan pakailah persamaan tan λ =/ πdm. Kemudian kita
akan mendapatkan, masing – masing,

1
𝑃 [( )+ 𝜇 ]
F= 𝜋𝑑𝑚
𝜇1 …………..………(Literatur 1: 374)
1−( )
𝜋𝑑𝑚

1
𝑃 [ 𝜇− ( )]
F= 𝜋𝑑𝑚
𝜇1 …………..………(Literatur 1: 374)
1+( )
𝜋𝑑𝑚

Akhirnya,dengan memperhatikan bahwa daya putar adalah hasil kali gaya F


dan radius rata – rata , untuk gerakan maju kita dapat menulis

𝑃𝑑𝑚 1+𝜋𝜇𝑑𝑚
T= 2
( 𝜋𝑑𝑚 −𝜇𝑙 ) …………..………(Literatur 1: 374)

Di mana T adalah daya putar yang diperlukan untuk dua maksud :


melawan gesekan ulir dan gerakan maju.
Daya putar yang diperlukan untuk gerakan mundur, dari persamaan (𝑓),
didapat berupa:

𝑃𝑑𝑚 𝜋𝜇𝑑𝑚 −1
T= ( ) …………..………(Literatur 1: 374)
2 𝜋𝑑𝑚+ 𝜇𝑙
17

2.1.6 Pelumasan
Pelumas adalah senyawa yang ditempatkan diantara dua buah permukaan
yang bergerak dan bergesekan satu sama lain, yang ditujukan untuk mengura ngi
gesekan dan keausan serta menjamin kelancaran kerja dan umur dari bagian-bagia n
mesin. Tindakan menempatkan pelumas diantara dua permukaan yang saling
bergesekan disebut pelumasan.

2.1.7 Tujuan Pelumasan Pada Bearing


Tujuan utama dari pelumasan adalah mengurangi gesekan dan keausan di
dalam bantalan yang dapat menyebabkan kegagalan dini. Tujuan lain dari
pelumasan adalah:

1. Pengurangan gesekan dan keausan


Kontak logam langsung antara cincin bantalan, elemen gelinding dan
sangkar, yang merupakan komponen dasar bantalan, dicegah oleh lapisan oli
yang mengurangi gesekan dan keausan pada kontak.
2. Perpanjangan kehidupan kelelahan
Umur kelelahan gelinding bantalan sangat bergantung pada viskositas dan
ketebalan film antara permukaan kontak gelinding. Ketebalan film yang berat
memperpanjang umur kelelahan, tetapi akan diperpendek jika viskositas oli
terlalu rendah sehingga ketebalan film tidak mencukupi.
3. Disipasi panas dan pendingin gesekan
Pelumasan sirkulasi dapat digunakan untuk menghilangkan panas gesekan
atau panas yang dipindahkan dari luar untuk mencegah bantalan dari panas
berlebih dan oli memburuk.
4. Lainnya
Pelumasan yang memadai juga membantu mencegah material asing masuk
ke bantalan dan melindungi dari korosi atau karat.
18

2.1.8 Metode Pelumasan Pada Bearing


Pelumasan pada bantalan bermacam – macam metodenya, tergantung
kategori bantalan tersebut luncur atau gelinding. Pada bantalan luncur, aplikasi
pelumasannya antara lain :

1. Pelumasan tangan : beban ringan, kecepatan rendah, atau kerja kontinu

2. Pelumasan tetes : untuk beban ringan dan sedang

3. Pelumasan sumbu : sistem penyerapan sumbu

4. Pelumasan percik : biasa untuk mekanisme torak dan silinder

5. Pelumasan cincin : dipakai untuk beban sedang

6. Pelumasan pompa : untuk kerja kecepatan tinggi dan beban besar

7. Pelumasan gravitasi : untuk kecepatan keliling sebesar 10-15 [m/s]

8. Pelumasan celup : cocok untuk bantalan poros tegak

Sedangkan pada bantalan gelinding, aplikasi pelumasannya terbagi atas :

1. Pelumasan gemuk (grease)

Gemuk atau grease adalah pelumas semi padat atau cairan sangat
kental, yang merupakan koloid padat-cair yang terbuat dari cairan minyak
dasar (base oil) dan padatan pengental (thickening agent). Sifat semi padat ini
menjadikan gemuk memiliki kemampuan khas dan berbeda dari pelumas cair,
yaitu dapat menempel di dekat permukaan gesek, sehingga dapat berfungs i
melumasi sekaligus menjadi penyekat (seal). Sifat semipadat tersebut
menyebabkan gemuk tidak merembes keluar dari permukaan gesek dan dapat
mencegah kontaminan masuk ke dalam permukaan gesek. Oleh karena itu
gemuk dapat diaplikasikan pelumasan secara praktis dan ekonomis, yaitu
pada sistem pelumasan yang sederhana tanpa sirkulasi (Pirro, 2001;
Lansdown, 2007).
2. Pelumasan minyak/cair
Oli pelumas yang digunakan untuk bantalan gelinding biasanya adalah
oli mineral yang sangat halus atau oli sintetik yang memiliki kekuatan lapisan
19

oli yang tinggi serta ketahanan oksidasi dan korosi yang unggul. Ketika
memilih minyak pelumas, viskositas pada kondisi operasi adalah penting.
Jika viskositas terlalu rendah, lapisan oli yang tepat tidak terbentuk dan
keausan yang tidak normal dapat terjadi. Di sisi lain, jika viskositas terlalu
tinggi, resistensi kental yang berlebihan dapat menyebabkan pemanasan atau
kehilangan daya yang besar. Secara umum, oli dengan viskositas rendah
harus digunakan pada kecepatan tinggi.

2.1.9 Treker
Treker adalah alat bantu yang digunakan untuk mempermudah melepaskan
komponen alat seperti bearing, roda gigi, poros engkol, spi dan lain-lain. Cara kerja
dari alat ini yaitu memanfaatkan fungsi gerak batang ulir untuk menekan dan
pengait sebagai komponen untuk menahan tekanan dari batang ulir pada komponen
yang hendak dilepaskan. Umumnya alat ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu
poros ulir, badan treker dan pengait yang berjumlah dua atau tiga buah, serta pengait
dengan tipe silinder magnet.

2.1.10 Treker Bearing


Treker bearing adalah alat bantu teknik yang berfungsi untuk melepaskan
bearing (silinder dinamis) dari porosnya maupun komponen alat seperti roda gigi,
poros engkol dan lain-lain. Cara kerja dari alat ini yaitu memanfaatkan fungsi gerak
batang ulir yang mengubah gaya putar menjadi gaya tekan atau tarik secara linear
untuk menekan dan pengait sebagai komponen untuk menahan tekanan dari batang
ulir pada komponen yang hendak dilepaskan.
Pada umumnya bentuk treker biasanya berkaki dua atau tiga dengan batang
ulir terletak pada sentris secara simetris dengan pengait (gambar 2.20). Bila diputar,
ulir akan mendororng as bagian tengah dimana bearing terpasan. Alat ini banyak
digunakan pada dunia otomotif khusus kegitan perbengkelan.
Terdapat dua jenis treker bearing yang umum beredar di pasaran saat ini yaitu :
1. Treker Bearing Ulir Konvensional
Treker jenis ini adalah treker yang telah banyak beredar di kalangan
konsumen pengguna treker secara umum, dimana sistem kerjanya
20

menggunakan batang ulir sebagai penggerak dengan dua atau tiga pengait
sebagai alat untuk melepaskan komponen seperti bearing.

Gambar 2.20 Treker Bearing Gambar 2.21 Treker Bearing


Ulir Konvensional Dua Lengan Ulir Konvensional Tiga Lengan
Sumber : Sutikno,2010 Sumber : Sutikno,2010

2. Treker Bearing Ulir Magnet Konvensional


Perbedaan treker ulir magnet ini dengan treker ulir konvensio na l,
terletak pada prinsip kerja alat pembuka atau pelepas komponennya. Dimana
pada treker jenis ini tidak menggunakan lengan pengait melainka n
menggunakan silinder yang terbuat dari magnet sebagai alat utama pembuka
atau pelepas komponennya.

Gambar 2.22 Treker Bearing Ulir Magnet Konvensional


Sumber : Sutikno,2010
21

2.1.11 Mekanisme Kerja Alat


Alat bantu treker bearing yang akan dibuat ini didesain khusus untuk melepas
bearing roda depan truk Hino Ranger. Treker ini terdiri dari dua bagian utama yaitu
bagian badan treker dan bagian poros ulir. Mekanisme kerja alat ini memanfaa tka n
fungsi gerak batang ulir yang mengubah gaya putar menjadi gaya tekan atau tarik
secara linear untuk menekan. Badan treker dikaitkan dengan baut yang sudah ada
pada tutup Hub sebagai komponen untuk menahan tekanan dari batang ulir pada
komponen yang hendak dilepaskan.

2.1.12 Kelebihan dan Kekurangan Treker Baru


 Kelebihan
1. Penggunaannya lebih praktis, karena tidak memerlukan bantuan
orang lain.
2. Lebih efisien, karena waktu yang digunakan lebih cepat.
3. Tidak bergantung pada bentuk lubang velg, karena treker melekat
pada Hub yang berada pada tromol.
 Kekurangan
1. Hanya dapat digunakan untuk melepas bearing roda depan truk
Hino Ranger.

2.1.13 AutoCAD
AutoCAD merupakan sebuah aplikasi (software) yang digunakan untuk
menggambar, mendesain gambar, menguji material dimana program tersebut
mempunyai kemudahan dan keunggulan untuk membuat gambar secara tepat dan
akurat. AutoCAD merupakan sebuah program yang biasa digunakan untuk
tujuan tertentu dalam menggambar dan merancang dengan bantuan computer
dalam pembentukan model serta ukuran dua dan tiga dimensi atau lebih dikenali
sebagai Computer Aided Drafting and Design Program (CAD).
Program ini dapat digunakan dalam semua bidang kerja terutama pada
bidang perancangan dan memerlukan ketrampilan khusus pengetahuan gambar
kerja (Ramadhan, 2015:17). Pengetahuan menggambar 3 dimensi dapat terbantu
dengan penggunaan software tersebut. Hal ini dikarenakan pada program tersebut
tidak hanya dapat menggambar 2 dimensi dengan segala kebutuhan dan ketentuan
yang berlaku namun juga membuat objek secara 3 dimensi untuk memberika n
22

penggambaran objek yang dirancang dan dapat menjadi acuan oleh pihak
pelaksana. Menurut Suliyanto (2010:196) AutoCAD merupakan Interactive
Learning yang dapat digunakan sebagai penyampaian isi materi dan interaksi
dalam pembelajaran.

2.1.14 Truk Hino Ranger


Hino ranger atau yang dikenal sebagai Hino 500 adalah sebuah truk angkutan
barang ataupun truk anguktan kendaraan yang digunakan para pengusaha pada
sektor kontruksi dan angkutan tambang dan juga menjadi andalan pengusaha
sebagai transportasi barang dan logistik.

Jenis – jenis Hino Ranger

1. Truk HINO FG 235 JU

Gambar 2.23 Truk Hino FG 235 JU


Sumber : Hino.co.id

Truk hino FG 235 JU ini digunakan untuk angkutan kendaraan (vehic le


carrier) dengan berat total kendaraan 15.100 kg dan berat kosong 5.780 kg. Yang
memuat kapasitas solar sebanyak 200 liter, dengan sistem listrik accu 12V -65
Ahx2. Dengan menggunakan suspensi rigid axle dengan pegas daun semi eliptic.
23

2. Truk Hino FLX 260 JW (8X2)

Gambar 2.24 Truk Hino FLX 260 JW (8x2)


Sumber : Hino.co.id

Truk Hino FLX 260 JW (8x2) ini digunakan untuk angkutan barang
logistik dengan berat total kendaraan 32.000 kg dan berat kosong 8.390 kg. Yang
memuat kapasitas solar sebanyak 200 liter. Dengan menggunakan suspensi
Rigid Axle dengan Pegas Daun Semi Elliptic & Tipe Trunnion Suspensi.

3. Truk Hino FL 260 JW

Gambar 2.25 Truk Hino FL 260 JW


Sumber : Hino.co.id

Truk Hino FL 260 JW ini digunakan untuk angkutan barang kontruksi


dengan berat total kendaraan 26.000 kg dan berat kosong 7.300 kg. Yang
memuat kapasitas solar sebanyak 200 liter. dengan sistem listrik accu 12V -65
Ahx2. Dengan menggunakan suspensi Rigid Axle dengan Pegas Daun Semi
Elliptic & Tipe Trunnion Suspensi.
24

2.2 Tinjauan Penelitian Yang Berkaitan


Penelitian tentang perancangan alat treker untuk mempermudah pelepasan
dan pemasangan bearing ini telah dilakukan oleh banyak peneliti. Amfirs, dkk
(2019) melakukan penelitian tentang rancang bangun treker hidrolik pelepas
bearing kruk as pada sepeda motor. Penelitian ini menyimpulkan tentang tekanan
fluida yang dihasilkan treker hidrolik pelepas bearing dan waktu yang dibutuhka n
untuk melepas bearing kruk as motor. Ridhani, dkk (2016) melakukan penelitia n
tentang rancang bangun alat mounting dan dismounting bearing dengan
menggunakan hydraulic jack. Penelitian ini menyimpulkan bahwa alat mounting
dan dismounting bearing dapat memasang dan melepas bearing dengan aman dan
mudah. Slamet (2010) melakukan penelitian tentang analisis pengembangan desain
konsep treker bearing dengan menggunakan metode quality function deployment
(QFD). Hasil dari pengaplikasian metode QFD didapatkan konsep treker yang
diinginkan konsumen dengan spesifikasi teknis sebagai berikut; prinsip kerja dari
gerakan utama treker memanfaatkan prinsip pneumatik, desain gagang pegangan
dibuat menyerupai gagang pistol, jenis bahan pelapis gagang pegangan
menggunakan bahan dari karet, mekanisme badan treker bearing yang dapat
bergerak berputar (dinamis), dapat dioperasikan pada sistem udara mampat tekanan
sedang.

2.3 Rumusan Hipotesis


Treker bearing baru lebih efisien dibandingkan dengan treker bearing kaki
tiga yang sudah ada dipasaran.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian


Untuk menggambarkan proses penelitian, maka peneliti membuat diagram
alir seperti pada gambar 3.1.

Mulai

Identifikasi Masalah

Studi
Literatur

Membuat Konsep Rancang Bangun

Survai Alat
dan Bahan

Merakit Komponen

Uji Treker

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

25
26

3.2 Perancangan Alat


3.2.1 Alat dan Bahan

 Las listrik
 Palu
 Tang
 Kunci ring 24
 Bor tangan
 Gerinda tangan
 Gerinda sikat
 Amplas
 Pilox
 Lubricant
 Jangka sorong
 Per daun truk Hino Ranger
 Dongkrak botol 15 ton
 Pipa 2 inchi dan pipa 1 inchi

3.2.2 Material
Material dasar dari pembuatan treker bearing ini adalah per daun dan
dongkrak botol 15 ton. Per daun dan dongkrak dibuat dari besi baja, untuk per daun
dibuat dengan besi baja yang melewati 4 tahapan proses, mulai dari proses heating,
shearing, quenching, dan assembly, awalnya raw material atau bahan mentahnya
berupa besi batangan padat.
27

3.2.3 Cara pembuatan alat

Alat treker bearing ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian tempat pengait
dan bagian penggerak.

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.


2. Membuat sketsa treker bearing dengan menggunakan autocad.

Gambar 3.2. Sketsa Treker Bearing Roda Depan Hino Ranger

3. Melakukan pengukuran dan pemotongan bahan


 Bagian badan treker
a. Dipotong per daun menjadi persegi panjang dengan ukuran 15 x 10 cm
menggunakan gerinda tangan.
b. Dibuat lubang pada sudut-sudutnya menggunakan bor tangan.

Gambar 3.3. Bagian Badan Treker Bearing Roda Depan Hino Ranger

 Bagian penggerak
a. Dipotong dongkrak botol ukuran 10 ton menggunakan gerinda tangan,
diambil bagian atas dongkrak atau bagian ulir pada dongkrak.
b. Pada bagian ulir disambung dengan kepala baut ukuran 24
menggunakan las listrik.
28

Gambar 3.4. Bagian Penggerak Treker Bearing Roda Depan Hino Ranger

4. Kedua bagian (pengait dan penggerak) dihubungkan dengan pipa berukuran


2 inchi dan 1 inchi menggunakan las listrik.

Gambar 3.5. Bagian Pipa Penghubung Treker Bearing Roda Depan Hino
Ranger

5. Treker bearing yang sudah dibuat, dicat dengan menggunakan pilox.

3.3 Lokasi & Obyek Penelitian


Penelitian ini dilakukan di PT Hino Bypassindo Jayaindah, Rawasari,
Jakarta Pusat. Obyek penelitian ini adalah treker bearing yang digunakan untuk
melepas bearing roda depan Truk Hino Ranger.

3.4 Metodologi Pengembangan


Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research
and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2012: 407) penelitian dan
pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilka n
29

produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Nana Syaodih


Sukmadinata (2006: 169) mendefinisikan penelitian dan pengembangan merupakan
pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnaka n
produk yang telah ada. Jadi penelitian pengembangan merupakan metode untuk
menghasilkan produk tertentu atau menyempurnakan produk yang telah ada serta
menguji keefektifan produk tersebut.
Peneliti menemukan masalah dari keseharian peneliti saat bekerja sebagai
mekanik. Setelah menemukan masalah, peneliti menentukan konsep alat yang akan
dibuat. Tahap selanjutnya adalah mendesain alat, dalam mendesain alat peneliti
menggunakan aplikasi autocad dan kemudian mengumpulkan materi. Setelah
semua materi terkumpul, peneliti mulai membuat alat bantu treker bearing dengan
bahan-bahan dan konsep yang sudah disiapkan. Tahap selanjutnya adalah
pengujian, dengan menguji treker bearing yang baru didesain dengan treker bearing
kaki tiga yang sudah ada dipasaran. Pengujian dilakukan untuk membandingka n
kedua alat tersebut untuk dilihat kecepatan waktu dan kemudahan dalam memakai
alat tersebut.

3.5 Tenik Pengumpulan Data


Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan metode non-
probability sampling (pengambilan sampel non-acak). Non-probability sampling
(pengambilan sampel non-acak) adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
dipilih secara acak. Elemen populasi yang dipilih sebagai sampel dapat disebabkan
oleh kecelakaan atau karena faktor lain yang telah direncanakan oleh peneliti.
Creswell (2014). Penelitian ini melakukan data primer yang didapatkan dari hasil
pengamatan peneliti.

Anda mungkin juga menyukai