Anda di halaman 1dari 2

5.

Alur Percakapan dalam Sebuah Diskusi yang Terfasilitasi

Pada dasarnya alur percakapan dalam sebuah diskusi kelompok yang terfasilitasi dapat
dianalogikan sebagai sebuah perjalanan yang dilakukan bersama. Ketika merencanakan
perjalanan, kita akan mendiskusikan tujuan, titik berangkat saat ini, lalu kemudian
mengekplorasi berbagai pilihan jenis transportasi, biaya, dan logistic lainnya, baru
kemudian diakhiri dengan keputusan tentang pilihan cara mencapai tujuan yang terbaik
berdasarkan berbagai kriteria dan penilaian yang dimiliki.
Demikian pula dengan alur percakapan dalam sebuah diskusi yang terfasilitasi.
Umumnya, alur percakapan diskusi adalah:
• Di awal, dilakukan perkenalan antara peserta dan fasilitator dan juga di antara
peserta. Setelah itu peserta mendapat penjelasan mengenai konteks dan tujuan
pertemuan, lalu peserta diminta menyampaikan ekspektasi/harapan dari
kehadirannya di dalam pertemuan tersebut. Pada bagian awal ini disepakati pula
aturan diskusi yang dapat membuat setiap orang merasa aman, nyaman dan
bersedia terlibat.
• Berikutnya, percakapan dalam diskusi dilakukan untuk membangun kesadaran
peserta mengenai situasi/isu yang ada pada saat ini, termasuk juga
mengeksplorasi berbagai kekuatan/keunikan yang dimiliki kelompok, juga
aspirasi kelompok yang berhubungan dengan konteks dan tujuan pertemuan.
Jika menggunakan model percakapan ORID, maka pertanyaan tingkat pertama
(O) dan tingkat kedua ( R ) banyak digunakan di sini. Selain itu, metode fasilitasi
yang umumnya digunakan adalah cara-cara untuk curah ide.
• Selanjutnya, peserta didorong untuk mengeksplorasi berbagai opsi peluang,
tantangan/resiko yang harus diantisipasi, berbagai manfaat dan kerugian yang
dapat terjadi, untuk kemudian didorong menemukan pola dan hubungan dari
beragam respons yang telah dikemukakan. Pada bagian ini peserta mulai
memberikan makna dan menginterpretasikan berbagai informasi dengan
berbagai sudut pandang yang telah ada. Umumnya, pada bagian ini, banyak
digunakan pertanyaan pada tingkat ketiga (I), jika menggunakan model
percakapan ORID.
• Terakhir, fasilitator menggugah peserta untuk memutuskan solusi dan atau
langkah-langkah yang akan dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut dan
komitmen. Jika menggunakan model percakapan ORID, maka akan banyak
digunakan pertanyaan tingkat keempat (D).

TOT Teknik Fasilitasi Dalam Rangka Pengelolaan Usaha Ekonomi Produktif


Masyarakat Desa di Sekitar Kawasan Konservasi (September 2021) 43
Di dalam realitanya, alur dan proses diskusi kelompok yang terfasilitasi dapat terjadi
dalam satu pertemuan, namun lebih seringnya terjadi dalam beberapa kali pertemuan
terpisah. Jika, Anda berada pada situasi dimana pertemuan kelompok dilakukan
berseri, pastikan di akhir setiap pertemuan dibacakan kesimpulan dari pertemuan hari
tersebut dan disepakati rencana aksi yang akan dilakukan peserta sebelum pertemuan
berikutnya. Upayakan juga agar di pertemuan berikutnya, terdapat konsistensi
kehadiran yang lebih besar dari peserta yang sama.

Secara visual dan singkat, alur dalam diskusi kelompok yang terfasilitasi dapat
digambarkan dengan menggunakan Model Berlian sebagai sebuah peta, seperti di
bawah ini.

Gambar 2 Alur percakapan diskusi kelompok yang terfasilitasi

TOT Teknik Fasilitasi Dalam Rangka Pengelolaan Usaha Ekonomi Produktif


Masyarakat Desa di Sekitar Kawasan Konservasi (September 2021) 44

Anda mungkin juga menyukai