Anda di halaman 1dari 5

KISI KISI B INDO 2021

1. Sistematika laporan percobaan


1) Judul
 cerminan dari objek percobaan
 dirumuskan dalam bentuk kalimat secara singkat, padat, komunikatif, dan
jelas
 harus objektif dan sesuai dengan masalah yang diteliti
2) Objek percobaan
 benda atau aspek yang akan diteliti
 penentuan objek harus dilakukan sebelum kegiatan percobaan dilakukan
3) Pelaku Percobaan
 pihak (bisa perseorangan atau badan/lembaga tertentu) yang melakukan
kegiatan percobaan.
4) Tempat dan Waktu Percobaan
 berisi tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan percobaan
 biasanya terdapat pada bagian awal teks laporan percobaan
5) Tujuan
 informasi secara lengkap dan objektif yang ingin diketahui oleh pelaku
percobaan
 diharapkan dapat dipahami, dimanfaatkan, atau ditindaklanjuti oleh
khalayak umum.
6) Bahan/Alat
 berisi bahan-bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan percobaan
 dapat dipaparkan atau dibuat daftar
7) Langkah
 urutan proses secara runtut yang harus dilakukan dalam kegiatan
percobaan
8) Hasil Laporan Percobaan
 hasil yang ditemukan dan terjadi dalam percobaan
9) Simpulan
 inti sari dari hasil percobaan dan pembahasan, sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan sebelum percobaan dilakukan
10) Daftar Pustaka
 daftar rujukan atau referensi yang digunakan untuk menyusun laporan
percobaan
 dapat berupa buku, jurnal, majalah, artikel dari media cetak atau internet

2. Menyimpulkan teks laporan percobaan

3. Kebahasaan sinonim antonim


D

4. Metode penyampaian pidato


1. Pidato Memoriter
Merupakan metode pidato yang dilakukan secara hafalan. Pembicara
menuliskan pidatonya terlebih dahulu. Kemudian, pidato tersebut dihafalkan
kata sampai kalimatnya sesuai dengan catatan.
2. Pidato Manuskrip
Pidato manuskrip merupakan metode pidato dengan membaca naskah.
Pembicara yang menggunakan metode manuskrip membawa naskah. Naskah
tersebut dibaca seutuhnya.
3. Pidato Impromptu
Pidato impromptu disebut juga metode pidato dadakan. Pidato impromptu
digunakan pada acara tidak resmi. Pembicara dalam pidato impromptu
ditunjuk secara mendadak. Biasanya, pembicara tersebut
adalah orang sudah mahir dalam berpidato.
4. Pidato Ekstemporan
Pidato ekstemporan merupakan metode pidato dengan membawa catatan
sebagai kerangka pidato. Pembicara pada pidato ekstemporan membawa
catatan kecil. Catatan tersebut digunakan sebagai pengingat urutan isi yang
akan disampaikan. Catatan tersebut hanya berisi garis besar isi pidato.

5. Menyusun teks pidato


6. Jenis jenis cerpen
a. Cerpen Anak
Cerpen anak adalah cerita pendek yang ditulis untuk bacaan anak mengenai
kehidupan anak, melukiskan perasaan dan menggambarkan pemikiran-
pemikiran anak cerpen anak Dapat dibaca di majalah, maupun tabloid anak,
misalnya majalah Bobo tabloid Tabloid Fantasi.
Cerpen anak juga dimuat di halaman khusus anak sejumlah surat kabar dan
majalah umum. Selain itu, cerpen anak sudah dibukukan dalam kumpulan
cerpen anak.

Pada dasarnya cerpen anak merupakan cerita sederhana dengan


menggunakan kalimat yang sederhana pula. Oleh karena itu, cerpen anak
mudah dipahami. Kalimat yang digunakan dalam cerpen anak cenderung
pendek pendek. Cerita berisi kehidupan sehari-hari yang dialami anak.

Banyak pesan moral yang terkandung dalam cerpen anak. Dengan membaca
cerpen anak, diharapkan anak-anak bisa mengambil contoh suri tauladan
dari tokoh-tokoh yang terdapat di dalam cerpen tersebut.

b. Cerpen Remaja
Cerpen remaja merupakan cerpen yang bercerita tentang kehidupan remaja.
Cerpen remaja dimuat di media massa tertentu, khusus remaja, atau majalah.
Majalah yang biasa membuat cerpen remaja adalah majalah remaja.

Cerpen remaja berkisah tentang kehidupan dunia remaja. Topik yang


menarik untuk diangkat dalam cerpen remaja di antaranya persahabatan,
percintaan, atau konflik dengan orang tua.

c. Cerpen Keluarga
Cerpen keluarga merupakan cerpen yang menceritakan kehidupan atau
persoalan dalam keluarga. Cerpen keluarga biasanya dimuat di surat kabar,
tabloid wanita, atau buku kumpulan cerpen.

7. Kebahasaan cerpen. Majas.


Penggunaan gaya bahasa atau majas
Gaya bahasa sering disebut dengan majas. Gaya bahasa pada cerpen
berperan dalam memperindah dan meningkatkan efek makna dalam bacaan.
Gaya bahasa biasanya memperkenalkan atau membandingkan suatu benda
dengan benda lainnya. Penggunaan gaya bahasa akan menimbulkan makna
konotasi.
1) Gaya bahasa perbandingan, seperti metafora dan personifikasi.
a) Metafora merupakan gaya bahasa yang membandingkan suatu benda
dengan benda lain secara langsung. Majas metafora biasanya disertai kata-
kata seperti, bagaikan, dan bak.
 Contoh: Tangannya lembut bagaikan sutra.
b) Personifikasi adalah gaya bahasa yang melukiskan benda mati yang
diungkapkan seperti manusia.
 Contoh: Laki-laki itu terdiam, lalu sunyi menguasai ruang.

2) Gaya bahasa pertentangan, seperti hiperbola, litotes, dan ironi.

a) Hiperbola adalah gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan keadaan


secara berlebihan.
 Contoh: Seperti diburu waktu, aku kebanjiran kata-kata untuk segera
ditumpahkan ke mesin ketik.
b) Litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan sesuatu
sekecil-kecilnya untuk merendahkan diri.
 Contoh: ”Berikan sedikit isi amplop ini kepadanya,” ucap Abak
sambil memberikan amplop tebal kepadaku.
c) Ironi adalah gaya bahasa sindiran yang paling halus. Gaya bahasa ini
dipakai dengan cara menggunakan kata-kata yang mengandung arti
kebalikan dengan yang dimaksud.
 Contoh: Pandai sekali kamu sampai kamu tidak bisa mengerjakan soal
dengan benar. (maksudnya tidak pandai)

3) Gaya bahasa pertautan, seperti metonimia dan eufemisme.

a) Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan benda yang dimaksud


dengan sebuah nama (merek dagang).
 Contoh: Ayah mengendarai kijang ke kantornya.
b) Eufemisme adalah gaya bahasa yang menggantikan kata yang lebih halus
sehingga lebih sopan.
 Contoh: Sejak ditinggal kekasihnya, anak itu menjadi kurang ingatan.
(agak gila)

4) Gaya bahasa perulangan, seperti repetisi.


Repetisi adalah majas yang menggunakan perulangan sebagai ciri khasnya.
Majas repetisi sering digunakan dalam memberi pidato, ceramah, atau
berbicara di depan umum.
 Contoh: Uni Ida terus menangis, menangis, dan menangis setelah
kepergian penagih utang bersepeda kumbang.

8. Menganalisa teks cerpen


9. Membuat teks tanggapan
10.Konjungsi teks tanggapan
1) Konjungsi antarkalimat pertentangan: akan tetapi, namun, biarpun
demikian, sekalipun demikian, walaupun demikian, meskipun demikian, dan
sungguhpun demikian.
2) Konjungsi antarkalimat waktu: kemudian, sesudah itu, setelah itu,
sebelum itu, dan selanjutnya.
3) Konjungsi antarkalimat penambahan: tambahan pula, lagi pula, dan selain
itu.
4) Konjungsi antarkalimat pembalikan: sebaliknya.
5) Konjungsi antarkalimat keadaan: sesungguhnya dan sebenarnya.
6) Konjungsi antarkalimat penguatan: malahan dan bahkan.
7) Konjungsi antarkalimat keeksklusifan dan keinklusifan: kecuali itu.
8) Konjungsi antarkalimat konsekuensi: dengan demikian.
9) Konjungsi antarkalimat akibat: oleh karena itu dan oleh sebab itu.

Teka teki silang


1. F
2. F
3. F
4. F
5. F
6. F
7. F
8. F
9. F
10.f

Anda mungkin juga menyukai