Anda di halaman 1dari 21

SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan

Kelompok 2

1. Pengisian SPT
A. Formulir Wajib Pajak Badan

SPT merupakan surat pemberitahuan tahunan yang wajib dilaporkan oleh


setiap wajib pajak. SPT digunakan untuk memberitahukan perhitungan pajak
mulai dari objek pajak dan/atau bukan objek pajak, serta kewajiban sesuai
dengan peraturan undang-undang yang berlaku. Bagi wajib pajak dengan nomor
pokok wajib pajak (NPWP) diwajibkan untuk melaporkan SPT setiap akhir tahun
pajak. Pelaporan SPT pajak penghasilan (PPh) harus dilakukan baik oleh orang
pribadi maupun badan atau perusahaan. Batas akhir pelaporan SPT yaitu tanggal
31 maret untuk orang pribadi dan 30 April untuk badan atau perusahaan.
Bagi seseorang yang memiliki suatu usaha ataupun sebuah perusahaan
maka tidak hanya membayarkan kewajiban pajaknya akan tetapi juga melaporkan
SPT Tahunan PPh Badan. Jenis formulir SPT tahunan pajak penghasilan badan
adalah formulir 1771. Jenis formulir tersebut berlaku bagi badan usaha seperti PT
(Perseroan Terbatas, CV (Comanditer Venture), UD (Usaha Dagang), Yayasan,
Organisasi, atau Perkumpulan.
Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Dirjen Pajak No.19/PJ/2009 dijelaskan
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu
tahun pajak atau bagian tahun pajak yang salah satunya meliputi SPT Tahunan
PPh Wajib Pajak Badan formulir 1771. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan
1771 atau formulir 1771 adalah formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan (PPh)
yang digunakan oleh WP Badan dalam melaporkan penghasilan, biaya dan
perhitungan PPh terutang dalam jangka waktu satu tahun pajak.

Adapun jenis-jenis formulir SPT Tahunan WP Badan adalah sebagai berikut :

- Formulir 1771
Melalui formulir tersebut wajib pajak badan dapat memberitahukan identitas diri,
penghasilan kena pajak, PPh terutang, kredit pajak, PPh kurang/lebih bayar, angsuran
PPh Pasal 25 tahun berjalan, kompensasi kerugian fiskal, PPh final, serta penghasilan
lain yang bukan objek pajak.
Merujuk Peraturan Dirjen Pajak No.PER-19/PJ/2014, formulir ini terdiri atas
formulir Induk SPT Tahunan PPh badan 1771 yang terdiri atas 2 halaman. Formulir
ini wajib diisi untuk melaporkan perhitungan PPh terutang.

- Lampiran 1771 I

LAMPIRAN ini merupakan formulir isian untuk memberitahukan laporan


keuangan komersial dan penghitungan penghasilan neto fiskal. Informasi yang
harus diisi pada lampiran ini diantaranya penghasilan neto komersial dalam dan
luar negeri, PPh yang dikenakan pajak final, penghasilan yang tidaktermasuk
objek pajak, serta penyesuaian fiscal

- Lampiran 1771 II

LAMPIRAN ini merupakan formulir yang diisi untuk memberitahukan perincian


harga pokok penjualan (HPP), biaya usaha secara komersial, dan biaya dari luar
usaha. Informasi yang harus diisi pada lampiran ini diantaranya nominal pe
mbelian bahan atau barang dagangan, biaya transportasi, biaya sewa, persedian
awal dan akhir.

- Lampiran 1771 III


LAMPIRAN ini merupakan formulir yang diisi untuk melaporkan kredit pajak
dalam negeri. Melalui formulir ini wajib pajak dapat memberitahukan rincian
kredit PPh pasal 23 dan PPh pasal 22 yang diterima perusahaan selama tahun
pajak yang bersangkutan

- Lampiran 1771 IV

LAMPIRAN ini merupakan formulir yang digunakan untuk melaporkan jumlah


penghasilan yang dikenakan PPh final, jumlah PPh final yang dibayarkan dan
jumlah penghasilan yang bukan merupakan objek PPh selama tahun pajak yang
bersangkutan.

- Lampiran 1771 V
LAMPIRAN ini merupakan formulir yang digunakan untuk melaporkan daftar
pemegang saham/pemilik modal dan jumlah dividen yang dibagikan serta daftar
susunan pengurus dan komisaris. Melalui formulir ini wajib pajak dapat
memerinci nama, alamat, NPWP, besaran modal yang diseetor serta jumlah
dividen yang diberikan
- Lampiran 1771 VI
LAMPIRAN ini merupakan formulir yang digunakan untuk melaporkan daftar
penyertaan modal pada perusahaan afiliasi, daftar utang dari pemegang saham
dan/atau perusahaan afiliasi, daftar piutang kepada pemegang saham dan/atau
perusahaan afialisi

- Lampiran Khusus dan Dokumen Lain


SELAIN lampiran pokok yang menjadi satu kesatuan dalam formulir 1771,
terdapat pula formulir lampiran khusus 1A hingga 8A yang perlu diisi oleh wajib
pajak. Lampiran khusus tersebut berisi infomasi diantaranya daftar penyusutan
dan amortisasi, serta daftar cabang utama perusahaan.

B. Pengisian SPT Tahunan Wajib Pajak Badan


Dokumen yang Harus Dipersiapkan Sebelum Mengisi SPT Tahunan Badan
Untuk mempermudah pengisian data SPT PPh Badan 1771, sebaiknya Anda
mempersiapkan dokumen-dokumen berikut ini.

1. SPT Tahunan PPh Badan 1771.

2. SPT Masa PPN, termasuk semua faktur pajak masukan dan faktur pajak
keluaran pada masa Januari sampai dengan Desember.

3. SPT Masa PPh Pasal 21 mulai dari masa pajak Januari sampai dengan Desember.

4. Bukti pemotongan PPh Pasal 23 mulai dari masa pajak Januari sampai
dengan Desember.

5. Bukti pemungutan PPh Pasal 22 dan SSP Pasal 22 impor masa pajak Januari
sampai dengan Desember.

6. Bukti pemotongan PPh Pasal 4 Ayat 2 masa pajak Januari sampai dengan
Desember. Apabila termasuk wajib pajak dengan kewajiban berdasarkan PP nomor 46
Tahun 2013 (PPh Final 1%), maka siapkan Bukti Pembayaran PPh Pasal 4 Ayat 2
masa Januari sampai dengan Desember.

7. Bukti pembayaran PPh Pasal 25 masa pajak Januari sampai dengan Desember.

8. Bukti Pembayaran atas STP (Surat Tagihan Pajak) PPh Pasal 25 masa
pajak Januari sampai dengan Desember.

9. Laporan Keuangan (rugi laba dan neraca), termasuk laporan keuangan hasil
audit akuntan publik, serta data pendukungnya, seperti:
o Buku besar pendukung Laporan Keuangan.

o Buku besar pembantu pendukung laporan keuangan.


o Rekening koran/tabungan perusahaan.
o Bukti penerimaan dan pengeluaran (kwitansi, bon, nota, dan lain-lain).
o Arsip akte pendirian dan/atau akte perubahannya.
o Lampiran SPT Tahunan PPh Badan, seperti Daftar Penyusutan,
Perhitungan Kompensasi Kerugian, daftar nominatif biaya entertainment,
biaya promosi, dan lain-lain.

Dalam pengisian SPT Tahunan Badan ada beberapa hal yang harus perhatikan,
berikut enam hal yang harus diperhatikan saat melakukan pelaporan SPT Tahunan
PPh Badan berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan:

1. Isi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas. Benar dalam arti secara
perhitungan, penulisan, penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, dan sebenarnya sesuai keadaan. SPT harus diisi dengan lengkap
karena memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan
unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT. SPT harus diisi jelas
artinya asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang
dilaporkan dalam SPT tidak boleh ada yang ditutupi.

2. Isi SPT dengan bahasa Indonesia, dengan satuan mata uang rupiah atau mata
uang asing apabila mendapatkan izin dari Kementerian Keuangan.

3. SPT harus ditandatangani dan SPT disampaikan ke KPP, tempat WP dikukuhkan.

4. Isi SPT Tahunan PPh badan 1771 melalui software SPT elektronik (e-SPT) yang
harus diunduh dahulu atau melalui menu e-Form pada DJP Online untuk selanjutnya
membuat file CSV SPT 1771 dan melakukan e-Filing SPT Tahunan PPh Badan pada
aplikasi e-Filing Pajak yang resmi.
5. Perpanjang jangka waktu pelaporan SPT Tahunan PPh badan dalam jangka
waktu paling lama sekitar dua bulan dengan melakukan pemberitahuan secara tertulis
atau cara lain sesuai ketentuan Ditjen Pajak.

6. WP juga harus mencantumkan lampiran dan dokumen tambahan yang


dibutuhkan dalam pelaporan SPT, dimana ini diatur dalam PER-02/PJ/2019 tentang
Tata Cara Penyampaian, Penerimaan, dan Pengolahan SPT beserta lampirannya.

2. Pembayaran SPT Tahunan WP Badan

- Batas waktu pembayaran SPT Tahunan WP Badan

a. Batas waktu penyampaian SPT-nya adalah paling lama 4 bulan setelah akhir Tahun Pajak

○ Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.

b. Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh harus dibayar
lunas sebelum SPT PPh disampaikan.

- Denda dan Sanksi atas keterlambatan pelaporan SPT Pajak

Atas keterlambatan pembayaran pajak, dikenakan sanksi denda administrasi bunga 2%


(dua persen) sebulan dari pajak terutang dihitung dari jatuh tempo pembayaran. Hal ini diatur
dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Undang-undang ini dikenal sebagai UU sapu jagad atau biasa disebut omnibus laa karena
berisi perubahan pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan sebelumnya, mulai dari
tentang ketenagakerjaan, investasi, hingga perpajakan dan lainnya.

Keterlambatan dihitung dari tanggal batas waktu pembayaran sampai dengan tanggal
pembayaran dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan.

Kantor Pajak akan mengeluarkan Surat Tagihan Pajak (STP) atas keterlambatan bayar
pajak dan Sobat Klikpajak harus melunasi dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal diterbitkan.
Sesuai dengan ketentuan resmi dari Direktorat Jendral Pajak, keterlambatan atas
pelaporan SPT Tahunan PPh WP Badan dikenakan denda sebesar Rp1.000.000 (satu juta rupiah).

- Jatuh Tempo atau Batas Waktu Pembayaran Pajak jika Bertepatan dengan Hari
Libur

Apabila tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak bertepatan dengan:

● Hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional (termasuk penyelenggaraan
Pemilihan Umum dan cuti bersama), maka pembayaran dan penyetoran pajak dapat
dilakukan pada hari kerja selanjutnya.

3. Pelaporan dan Pengarsipan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan


SETIAP tahun wajib pajak orang pribadi maupun badan harus menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) tahunan. Hal itu telah diatur dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2009
tentang Perubahan Keempat atas UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (UU KUP). Bagi wajib pajak, SPT berfungsi sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak terutang untuk melaporkan hal-hal
berikut ini:
A. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak;
B. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak;
C. Harta dan kewajiban; dan
D. Pembayaran dari pemotong/pemungut tentang pemotongan dan pemungutan pajak orang
pribadi atau badan lain dalam satumasa pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Pemenuhan kewajiban pelaporan SPT tahunan PPh badan itu dilakukan dengan mengisi
Formulir 1771. Ketentuan formulir SPT tersebut diatur dalam Peraturan Dirjen Pajak No.
PER-30/PJ/2017 tentang Perubahan Keempat atas PER-34/PJ/2010.

Ketentuan Umum Pelaporan SPT Tahunan PPh Badan


Berikut merupakan poin-poin penting terkait ketentuan pelaporan SPT tahunan PPh
badan berdasarkan ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan:
1. wajib pajak harus melakukan pengisian SPT dengan benar, lengkap, dan jelas. Benar
adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Sementara itu, lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan
dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT. Adapun yang
dimaksud dengan jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan
unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT.
2. wajib pajak harus melakukan pengisian SPT dalam bahasa Indonesia, dengan
menggunakan huruf latin dan satuan mata uang rupiah atau mata uang asing apabila
mendapatkan ijin dari Kementerian Keuangan.
3. wajib pajak diwajibkan menandatangani SPT dan harus melakukan penyampaian SPT ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di mana wajib pajak terdaftar atau dikukuhkan.
4. cara mengisi SPT tahunan PPh badan 1771 dapat melalui software SPT elektronik (eSPT)
yang harus diunduh dahuluatau melalui menu e-Form pada DJP Online untuk selanjutnya
membuat file CSV SPT 1771 dan melakukan e-Filing SPT tahunan PPh badan pada
aplikasi e-Filing Pajak yang resmi.
5. wajib pajak dapat memperpanjang jangka waktu pelaporan SPT tahunan PPh badan
dalam jangka waktu paling lama sekitar dua bulan dengan cara melakukan pemberitahuan
secara tertulis atau cara lain sesuai ketentuan Ditjen Pajak.
6. selain SPT, wajib pajak juga harus mencantumkan lampiran dan dokumen tambahan yang
dibutuhkan dalam pelaporan SPT. Hal ini telah diatur dalam PER-02/PJ/2019 tentang
Tata Cara Penyampaian, Penerimaan, dan Pengolahan SPT beserta lampirannya.

Batas Pelaporan SPT Tahunan PPh Badan


Bagi wajib pajak badan usaha atau perusahaan biasanya menggunakan SPT 1771 yang
diberlakukan untuk Badan Usaha seperti Perseroan Terbatas (PT), Commanditer Venture (CV),
Usaha Dagang (UD), organisasi, yayasan dan perkumpulan. Untuk periode batas pelaporan SPT
Tahunan pada jenis badan usaha tersebut adalah setiap tanggal 30 April. Untuk tahun pajak 2018,
batas akhir pelaporan SPT tahunan PPh badan berarti akan berakhir pada tanggal Selasa, 30
April 2019.

Batas Akhir Pelaporan SPT Tahunan PPh Badan Bisa Dimundurkan


Pelaporan batas akhir SPT tahunan PPh badan dapat dimundurkan dari jatuh tempo
seharusnya. Hal ini hanya bisa dilakukan dengan 3 kondisi yaitu:
A. Adanya kondisi luar biasa sehingga Ditjen Pajak mengeluarkan kebijakan untuk
memundurkan batas akhir pelaporan SPT Tahunan;
B. Wajib pajak mengajukan permohonan penundaan pelaporan SPT Tahunan;
C. Laporan keuangan wajib pajak untuk satu tahun tidak sama dengan satu tahun kalender.
Khusus untuk kondisi ini wajib pajak harus mengirimkan surat pemberitahuan ke Menteri
Keuangan pada tahun sebelumnya. Berdasarkan tiga ketentuan tersebut maka batas akhir
pelaporan SPT Tahunan tidak selalu menggunakan batas akhir seperti yang ditetapkan
yaitu pada tanggal 30 April.
Sanksi Bagi Wajib Pajak yang Tidak Lapor SPT Tahunan PPh Badan
Apabila wajib pajak tidak melakukan pelaporan SPT tahunan atau terlambat melaporkan
SPT tahunan tersebut, maka wajib pajak dapat dikenai sanksi melalui Surat Tagihan Pajak (STP).
Sanksi tidak melakukan pelaporan pajak tersebut adalah denda sebesar Rp1.000.000 untuk wajib
pajak badan. Oleh karena itu, wajib pajak disarankan untuk sesegera mungkin melakukan
pelaporan SPT tahunan PPh badan sehingga dapat terhindar dari sanksi pajak di atas.
Langkah-Langkah Pelaporan dan pengarsipan SPT Wajib Pajak Badan secara
online
1. Langkah awal untuk melapor e-Filing di Klikpajak, Anda harus masuk atau login
terlebih dahulu pada akun Klikpajak yang sudah Anda daftarkan. Jika Anda lupa
password.
2. Setelah Anda berhasil masuk pada akun Klikpajak, maka pilih 'Lapor Pajak' seperti
tampilan gambar di bawah ini,

3. Setelah berhasil masuk ke halaman ‘Lapor Pajak’, maka akan muncul tampilan seperti
gambar di bawah ini :

Apabila kami menemukan pajak terkait yang sudah lunas dan tersimpan di Klikpajak,
kami akan memunculkan pajak tersebut. Pilihlah pajak yang ingin Anda laporkan dalam
pelaporan SPT Anda, lalu klik ‘Lapor pajak terkait’. (Langkah ini hanya muncul apabila
Anda melakukan pembayaran di Klikpajak).

4. Setelah itu Masukan file Pelaporan CSV. Jika CSV Anda terbaca oleh sistem, akan
tampil seperti gambar dibawah ini
5. Setelah itu masukkan PDF laporan keuangan di field yang tersedia. Nama file PDF
wajib sama dengan nama file CSV yang ingin dilaporkan dibelakangnya diikuti dengan
kode ‘LK
6. Lampiran PDF yang terdapat pada tab Lampiran lainnya bersifat opsional dan dapat
diupload menggunakan nama file PDF yang sama dengan nama file CSV yang ingin
dilaporkan diikuti dengan kode masing-masing sesuai ketentuan

7. Setelah Anda yakin dengan data pajak yang ingin Anda laporkan, maka pilih
‘Laporkan’ pada button yang berwana hijau. Anda akan dibawa ke halaman Status
efilling. setelah pelaporan Anda sudah berhasil maka akan muncul Pelaporan Anda
sedang diproses oleh DJP dan tinggal menunggu Bukti Pelaporan Elektronik (BPE)

8. Jika status lapor berhasil maka SPT dan telah menerima NTTE, akan otomatis pindah
dibagian Arsip Pajak. BPE juga akan Anda terima di email yang terdaftar di Klik Pajak.
Anda bisa melihat status lapor dengan cara mengklik Arsip Pajak, lalu pilih Pajak sudah
lapor. Maka akan tampil seperti contoh gambar berikut ini

9. Sebagai informasi, BPE juga dapat diunduh di dalam aplikasi dengan masuk ke bagian
Arsip Pajak lalu mengklik titik tiga disebelah pojok kanan lalu pilih unduh bukti lapor
seperti pada contoh berikut. Pelaporan SPT Masa Anda telah selesai

Anda mungkin juga menyukai