Agus Mulyadi
Agus Mulyadi
Skripsi
Oleh :
AGUS MULYADI
NIM : 60800111009
NIM : 60800111009
Syukur Alhamdullillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “Analisis
Bantaeng”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana
pada Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains Dan Teknologi
banyak hambatan dan rintangan yang penulis hadapi terutama karena keterbatasan-
keterbatasan yang penulis miliki, namun kesemuanya itu telah dapat diatasi berkat
bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu pada kesempatan yang sangat
berbahagia ini, penulis menyampaikan ucapan Terima Kasih terutama kepada semua
Dengan penuh rasa hormat, penulis mengucapkan Terimah Kasih kepada bapak
Rektor UIN Alauddin Makassar dan Dekan Fak. Sains & Teknologi UIN Alauddin
Makassar beserta Staf yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Terkhusus kepada Ayahanda tercinta Sabang Said dan Ibunda Tercinta Sitti
Aminah, atas segala pengorbanan, baik tenaga maupun materi, serta dukungan dan
3. Kepada adinda tercinta Ayu Puspitasari., S.Kep atas do’a serta dorongan
semangatnya.
4. Ketua dan Sekretaris jurusan serta seluruh dosen Teknik Perencanaan Wilayah &
5. Dewan Pembimbing (bapak Prof. Dr. Ir. Tommy S.S Eisenring., M.Si dan bapak
Juhanis, S.Sos., MM ) yang telah membimbing dengan penuh rasa ikhlas dalam
6. Dewan Penguji (bapak Nur Syam Aksa, S.T., M.Si, ibu Risma Handayani, S.IP.,
M.Si dan bapak Dr.Wahyuddin, M.Ag) yang telah memberikan masukan yang
ini berlangsung.
penulis dan menjadi saudara seperjuangan yang insya allah akan tetap bersama.
9. Sahabat yang telah banyak membantu dalam penulisan tugas akhir (skripsi) ini,
Akbar, Zaky, Yogie, Amir, Firman, Maman, dan Fadlullah, serta sahabat yang
senangtiasa menyediakan waktunya menemani menyelesaikan tugas akhir ini,
10. Buat senior dan junior Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota UIN.
11. Buat seluruh yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
Sebagai insan biasa yang tak pernah luput dari kesalahan dan kehilafan, penulis
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Besar harapan penulis jika skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
Agus Mulyadi
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pertumbuhan ekonomi ketika sumber daya tersebut dapat di kelola dengan baik
sesuai dengan apa yang paling diminati masyarakat sehingga pemanfaatan sumber
daya alam tersebut tidak akan menghabiskan waktu ataupun materi akibat
salah satu pemanfaatan sumber daya alam yang dapat bernilai ekonomi tinggi bagi
suatu daerah yang mengelola sumber daya alam menjadi suatu tempat wisata yang
dapat menarik pengunjung baik dari dalam maupun dari luar negeri, disamping
rasa bangga terhadap bangsa sehingga akan tumbuh masyarakat yang lebih peduli
terhadap suatu bangsa. Pariwisata adalah hal yang diminati oleh setiap individu,
Dalam era globalisasi sekarang ini, bidang pariwisata merupakan salah satu
satu sumber penghasil devisa yang cukup andal, juga merupakan sektor yang
berbagai kebijakan yang mendukung kearah kemajuan sektor ini. Salah satu
obyek-obyek wisata yang ada sebagai daya tarik utama bagi wisatawan.
menjaga kelestarian alam yang Allah SWT ciptakan apa yang ada di bumi ini
karena segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan tidak ada yang sia-sia melainkan
mensyukuri dan menjaga nikmat alam, dengan firman dalam surah Shad/38 ayat
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya tanpa hikmah yang demikian itu anggapan orang-orang kafir, Maka
celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.
Patutkah kami menganggap orang-orang yang beriman dann mengerjakan
amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi?
Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan
orang-orang yang berbuat ma’siat ?. (QS Shad [38]: 27-28)
Menurut Tafsir al-Misbah, Kami tidak menciptakan langit dan bumi beserta
semua yang ada di antara keduanya dengan sia-sia. itu hanya sangkaan orang-orang
Dari itu, mereka akan memperoleh siksa yang pedih berupa api neraka.
Apakah sesuai dengan (kebijakan) dan keadilan kami, menganggap sama antara
orang-orang Mukmin yang berbuat baik dan orang-orang yang membuat kerusakan
di muka bumi. Dan apakah patut bagi kami menganggap sama antara orang-orang
yang taku akan siksa kami dan orang-orang yang keluar dari ketentuan hukum kami.
Kabupaten Bantaeng memiliki potensi di sektor pariwisata. Kabupaten
upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata
yang terwujud antara lain dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman
flora dan fauna, kemajemukan tradisi dan seni budaya, dan peninggalan purbakala.
Bissapu sekitar 5 km dari kota Bantaeng dapat ditempuh kendaraan dengan waktu
15 menit dan melewati jalan menanjak dan berkelok-kelok. Air Terjun Bissapu
jatuh dari ketinggian kurang lebih 100 meter. Air terjun bissappu memiliki
potensi yang sangat besar karena air terjun bissappu satu – satunya air terjun
tertinggi yang ada di Kabupaten bantaeng, namun potensi wisata ini belum di
ke tempat wisata ini, para wisatawan lebih cenderung mengunjungi obyek wisata
yang bersifat modern. panorama alam disekitar kawasan air terjun bissappu yang
terdiri dari tebing dan banyak ditumbuhi pepohonan yang berusia ratusan tahun,
membuat hawa di daerah itu semakin sejuk dan dingin. Di dalam kawasan hutan
banyak terdapat satwa liar,seperti kera, juga burung aneka ragam, dimana kicauan
kembangkan karena kawasan wisata ini terletak tidak jauh dari ibu kota
Kabupaten bantaeng sehingga akses untuk menuju ke tempat wisata ini sangat
mudah di jangkau oleh wisatawan, selain akses yang mudah di jangkau kawasan
wisata ini juga memiliki daya Tarik tersendiri di karenakan kondisi alam yang
masih alami, akan tetapi kawasan wisata air terjun bissappu masih perlu di benahi
karena minimnya fasilitas wisata yang tersedia dan kondisi fasilitas yang wisata
Dari uraian diatas perlu disadari oleh pemerintah daerah dalam hal ini
mengembangkan suatu objek wisata mengingat bahwa objek wisata Air Terjun
Bissapu adalah salah satu tempat wisata yang mempunyai potensi yang sangat
dalam hal ini adalah strategi terkait dengan pengembangan objek wisata Air
Terjun Bissapu agar dapat lebih berdaya saing dalam menarik wisatawan.
wisata air terjun bissapu ini. Sehingga dengan demikian pemerintah dalam hal ini
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dapat mengambil langkah yang strategis dari
sebagai berikut :
1. Potensi apa saja yang dapat di kembangkan pada obyek wisata air terjun
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
kedepannya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dari penelitian ini meliputi kondisi obyek wisata,
dan kondisi sosial ekonomi masyarakat serta persepsi stakeholder dalam upaya
pengembangan obyek wisata dengan menggunakan analisis SWOT.
F. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Bab ini memuat tentang Batasan Pengertian Judul, Tinjauan Pustaka, Faktor-
Pemanfaatannya.
Bab ini memuat tentang Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel, Jenis dan
Lokasi Studi, Potensi Obyek Wisata, Prasarana dan Sarana, Opini Masyarakat,
Wisata,
BAB V PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Umum
Istilah pariwisata berasal dari dua suku kata, yakni pari dan wisata. Pari
bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini
sinonim dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris. Atas dasar itu, maka kata
pariwisata adalah adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh
lain dengan maksud bukan untuk berusaha (bisnis) atau mencari nafkah di
tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang
dalam waktu tidak lebih dari satu tahun secara terus menerus untuk kesenangan,
aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar dan mendapat pelayanan secara
berganti diantara orang-orang disuatu Negara itu sendiri (luar negeri) yang
meliputi kediaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu, suatu negara,
atau benua) untuk sementara waktu dalam mencari keputusan yang beraneka
pekerjaan tetap.
mereka untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan sementara, mereka
Negara yang sama dalam jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan
2). Bisnis atau mengunjungi kaum keluarga, rapat, bisnis, atau misi
tertentu
berkeliling dengan kapal pesiar, namun tidak termasuk para pesiar yang
memasuki negara legal, contohnya orang yang hanya tinggal di ruang transit
pelabuhan udara.
No. 9 tahun 1969, yaitu setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk
dan persinggahan sementara di luar tempat tinggalnya untuk jangka waktu lebih
berarti berkembang dan tumbuh menjadi besar serta bertambah baik dan
semakin sempurna. Perkembangan ini dalam bentuk wujud mutu dalam artian
memperbaiki dan meningkatkan sesuatu yang telah ada menjadi lebih baik dari
mampu memberikan daya saing terhadap daerah tujuan wisata (DTW) yang
lainnya baik dari segi pelayanan atraksi wisata maupun obyek wisata yang ada
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan selera wisatawan. Wisata berasal dari
untuk memenuhi kebutuhan fisik atau untuk bersosialisasi dan interaksi yang
mencari suasana baru yang sama sekali berlainan dengan kehidupan sehari-hari,
suasan bahagia.
kawasan wisata yaitu suatu kawasan yang mempunyai luas tertentu yang
pariwisata.
seseuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar
orang-orang mau berkunjung ke tempat tersebut. Salah satu unsur yang sangat
wisata yang seolah memiliki pengertian yang sama, namun memiliki perbedaan
secara prinsipil. Menurut (Yoeti, 1996 : 172) menjelaskan bahwa diluar negeri
terminilogi objek wisata tidak di kenal, di ana hanya mengenai atraksi wisata
yang mereka sebut dengan nama Tourism Attraction sedangkan di negara
Adapun pengertian objek wisata, yaitu semua hal yang menarik untuk
di lihat dan di rasakan oleh wisatawan yang dj sediakan atau bersumber pada
alam saja, sedangkan pengertian dari pada atraksi wisata, yaitu sesuatu yang
menarik untuk di lihat, dirasakan, dinikmati, dan dimiliki oleh wisatawan, yang
Mengenai pengertian objek wisata, maka dapat dilihat dari beberapa sumber
perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta ejarah
bangsa dan tempat keadaan dalam yang mempunyai daya tarik untuk di
kunjungi.
objek wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya
Suatu daerah yang menjadi DTW (daerah tujuan wisata) yang baik agar
objek tersebut dapat diminat pengunjung harus memiliki 3 (tiga) kriteria, yaitu:
a). Something to see adalah objek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang
bisa dilihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain
objek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu menyedot
relax yang berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat
makan, terutama makanan yang khas dari tempat tersebut sehingga mampu
c). Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja, yang pada
umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga dapat di
Dari ketiga hal di atas merupakan unsur-unsur yang kuat untuk daerah tujuan
wisata sedangkan untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata harus ada
a) Harus mampu bersaing dengan objek wisata yang ada dan serupa dengan objek
dan pengembangan.
c) Harus mempunyai saran dan prasarana yang memadai serta mempunyai ciri-
Sebagai sarana tempat obyek wisata yang dilengkapi dengan fasilitas serta
dapat memberikan pelaynan yang layak sehingga dapat memenuhi keinginan para
pemakai dan memberikan kenyamanan, privacy dan rasa santai sehingga waktu
memelihara/merawat fasilitas pengunjung yang ada agar tetap bersih, indah dan
5. Jenis Pariwisata
Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau kawasan yang ditinggalkan nenek
a. Wisata Alam
danau, sungai, pulau, air terjun, sumber air panas, kolam mandi, dan lain-lain.
b. Wisata Budaya
adat, makam para raja-raja obyek-objek wisata bersejarah, bentuk tua dan
lainnya.
c. Wisata Remaja
yang besar. Biasanya untuk rekreasi, berkemah, dan lain sebagainya untuk
mengisi liburan.
d. Wisata pendidikan
e. Wisata Petualangan
pegunungan, hutan , sungai dan laut. Serta dapat dikatkan dengan trekking,
f. Wisata Leasure
perayaan adat.
h. Agrowisata
peternakan. Wisata ini juga dapat terkait dengan wisata pendidikan atau sosial
budaya.
hal ini wisatawan, baik dari segi segala tingkat usia maupun status; apakah
demuanya dapat memanfaatkan obyek wisata alam tersebut. Olehnya itu wisata
bermacam-macam itu, karena itu pada dasarnya sifat pelayanan obyek wisata
a. Edukatif
pendidikan dan pembinaan, yang ditekankan pada usia anak-anak dan remaja
b. Universal
pelayanannya bersifat umum (dari mana saja asalnya dan segala tingkatan
umur).
c. Inovatif
d. Komunikatif
e. Rekreatif
orang melakukan wisata. Hal ini menjadikan obyek wisata alam sebagai tempat
masyarakat lokal sebagai aspek penting dari pelestarian budaya dan sejarah
bagi masyarakat.
masyarakat lokal yang dapat berupa tarian tradisional, musik, drama, seni
bela diri, dengan arsitektur lokal yang merupakan atraksi budaya penting
bagi wisatawan.
tidak ingin mencari kerja karena mereka dibutuhkan oleh para wisatawan
wanita.
sudut sosial budaya kegiatan pariwisata seperti seni, upacara adat, dapat
pengertian yaitu:
1) Sebagai salah satu bentuk pariwisata yang timbul akibat adanya reaksi
pariwisata konvensional.
(Sumantoro, 2001)
Dalam kaitan dengan nilai – nilai ideal dari kepariwisataan bagi Islam
QS. Al-An’am/6:11.
Terjemahnya :
muamalah sebagai wujud dari aspek kehidupan sosial budaya dan sosial
sesungguhnya.
lebih baik dari pada mengambil kebaikan. Sejalan dengan itu, mengambil
terhadap kegiatan wisata itu. Di dalam hal ini berlaku kaidah menghindari
kepariwisataan itu dijalankan dengan cara yang baik untuk mencapai tujuan
dilakukan dengan cara-cara menyimpang dari kemauan syariat, maka hal itu
ditolak.
hal ini, agama apa pun mengharamkannya. Lebih dari itu, pariwisata dapat pula
mencapai nilai-nilai kehidupan yang luhur dan tinggi. Hal ini merupakan
9. Perencanaan Kepariwisataan
sesuatu hal dari keadaannya yang masa kini. Peningkatan kualitas dan kuantitas
keadaan yang baru sama sekali, atau hanya menyempurnakan segala sesuatu
tingkatan nasional, regional atau level kawasan. Namun demikian, dengan sedikit
a. Pendekatan Keterpaduan Perencanaan dari bawah dan dari atas (top down and
bottom up planning)
pertama perencanaan dari atas kebawah (top down planning) sebagai penurunan
sektor lain serta wilayah dengan lebih luas lagi, secara regional atau nasional
pendekatan intersektoral dan holistic atau disebut juga metode perancanaan secara
komperehesif ini dapat digunakan dari awal perencanaan mulai dengan tahapan
mendatang.
d. Pendekatan Masyarakat
produk dan pasar, tetapi lebih dari itu merupakan proses dialog antar wisatawan
sebagai guest dan masyarakat lokal sebagai host. Kegiatan pengembangan yang
karakter masyarakat lokal secara fisik dan sosial budaya merupakan sumber daya
rekreasi atau taman hiburan dan integrasi guna lahan public dan privace
berskala komunitas.
Perencanaan tapak/fasilitas
menganalisa kerja dan efektifitas suatu tempat rekreasi atau sistem taman
hiburan.
masyarakat daerah.
Kelayakan : Standar harus dapat dibuat dalam periode perencanaan dan dana
yang tersedia.
Relevansi : Standar harus relevan pada masyarakat dan jika suatu saat
standar bersifat timelass dan berlaku untuk semua tempat, maka artinya
standar tersebut akan menjadi tidak peka terhadap perubahan pesat yang
Standar pembangunan yang sudah diatur dalam suatu rencana tata guna
berbagi zona guna lahan beserta standar minimum untuk setiap zona.
wisatawan serta manfaatnya ditinjau dari segi kepentingan sosial ekonomi dan
lingkungan hidup masyarakat pada daerah pengembangan, Schumer (1974)
antara lain:
ganggguan manusia
1. Dimensi Strategi
a. Tujuan
langsung dengan strategi yang akan digunakan oleh sebuah organisasi atau
b. Kebijakan
tekanan bersifat sementara: lain yang dilakukan melalui strategi tahap akhir.
daya yang cukup untuk setiap dorongan untuk berhasil terlepas dari rasio biaya
Ketiga, strategi berkaitan tidak hanya dengan tak terduga, tetapi juga
sama lain., terdistorsi oleh sifat atau emosi manusia, atau dimodifikasi oleh
imajinasi dan tujuan aksi balasan lawan cerdas. Tindakan rasional atau
untuk membangun postur yang begitu kuat (dan berpotensi fleksibel) cara
saatnya tiba.
eselon grand, teater, daerah, pertempuran, Infantri dan artileri strategi, jadi
Setiap strategi harus lebih atau kurang lengkap dalam dirinya sendiri,
masing harus dibentuk sebagai elemen kohesif tingkat strategi yang lebih
tinggi. Meskipun, mencapai total kohesi antara semua organisasi yang besar,
strategi akan menjadi tugas yang luar biasa untuk setiap petugas kepala
executive, sangat penting bahwa ada satu wadah yang sistematis untuk
pengujian setiap komponen strategi dan melihat bahwa itu memenuhi prinsip.
2. Definisi Strategi
Salusu dan Young (Salusu, 2015) menawarkan suatu definisi yang lebih
sederhana, yaitu:
sekaligus konsultan manajemen tersohor dan penulis buku The End of Nation
State mengatakan :
Dewasa ini istilah strategi sudah digunakan oleh semua jenis organisasi
dan ide-ide pokok yang terdapat dalam pengertian semula tetap dipertahankan
karena manajemen puncak menyatakan secara garis besar apa yang menjadi
apa yang ingin dicapai. Yang jelas menonjol dalam dalam faktor pertama ini
ialah bahwa strategi merupakan keputusan dasar yang dinyatakan secara garis
besar.
yang
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian. Penelitian ini dilakukan selama 6 (enam) bulan yakni antara bulan
bahwa kawasan tersebut memiliki potensi dan daya tarik wisata yang apabila
1. Jenis Data
langsung pada lokasi penelitian, jenis data tersebut terdiri dari: Data
wisata air terjun, opini masyarakat dan pengunjung kawasan wisata air
terjun.
kunjungan wisatawan.
2. Sumber Data
data primer dan sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait
sebagai berikut:
a. Data penggunaan lahan kawasan wisata air terjun, kondisi fisik kawasan
b. Data kondisi fisik objek wisata, Jumlah penduduk Desa Bonto Lojong,
Bantaeng.
1. Metode Wawancara
terkait.
2. Metode Observasi
kawasan wisata
3. Telaah Pustaka
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
lannjut Hatch dab Forhady (Sugiono 2006:60) memaparkan secara teoritis variabel
“variasi” antara satu orang dengan lainnya atau satu objek dengan objek yang lain.
NO Variabel Indikator
- Guest House/Penginapan
- Area Parkir
- Restoran/Rumah Makan
- Kawasan Hijau
3 Aksesibilitas - Jalan
- jarak Tempuh
- Brosur dll
F. Metode Analisis Data
lokasi penelitian.
Analisis ini sebagai alat dalam melihat seberapa besar potensi yang
ada untuk dinikmati para wisatawan yang meliputi atraksi, amenitas atau
a. Analisis SWOT
empat unsur yang selalu dimiliki dan dihadapi, yaitu secara internal
keunggulan lain yang relative terhadap pesaing yang berasal dari dalam dan
kinelja efektif suatu sistem, dan secara ekstemal akan berhadapan dengan
Faktor - faktor strategis internal dan ekstemal diberi bobot dan nilai
berjumlah = l (satu) :
Sedangkan nilai bobot menurut Freddy Rangkuti (200] : 22 24) dan Diklal
Skala mulai dari 4 (sangat kuat), 3 (kuat), 2 (kurang kuat) sampai dengan l
internal dan eksternal. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana
kekuatan dan kelemahan (internal) yang dimiliki. Hasil dari interaksi faktor
strategi.
a. Masukan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan pada tabel IFAS dan kolom
tersebut jumlahnya tidak melebihi dari skor total 100, Faktorfaktor itu diberi
skor pembobotan bagi kawasan pariwisata yang bersangkutan. Nilai total ini
kawasan pariwisata ini dengan objek wisata lainnya dalam kelompok wisata
yang sama. Tabel Model Analisis Faktor Strategi Internal (IFAS) dapat dilihat
Rangkuti 2001,22).
bersangkutan.
(Jumlah
(Jumlah nilai (Jumlah bobot
Jumlah bobot
peluang) X nilai peluang)
peluang)
2. Ancaman :
(Jumlah
(faktor-faktor yang perkalian bobot
(Professional (Professional
menjadi ancaman) dengan nilai
Judgement) Judgement)
pada setiap
faktor dari
ancaman)
(Jumlah (Jumlah bobot
(Jumlah nilai
Jumlah bobot X nilai
ancaman)
ancaman) ancaman)
Sumber : Diklat Spama 2000
4 3 2 1
ini. Pemetaan didasarkan pada analogi sifat yang dimiliki dari faktor-
faktor strategis. Kekuatan memiliki sifat positif, kelemahan bersifat
utamanya.
wisata atau kawasan pariwisata dapat dilihat pada gambar l berikut ini:
berikut:
wisatawan), aset (objek dan daya tarik wisata, prasarana dan sarana
yaitu :
4. Kuadran IV : Diversifkasi
meminimalisir ancaman.
berikut:
Tabel 3.4 Model Matrik Analisis SWOT
alternative strategi yang dihasilkan minimal 4 (empat) strategi sebagai hasil dari
besamya.
mengatasi ancaman.
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
Sektor pariwisata di Kabupaten Bantaeng
terdapat beberapa tempat wisata yang mempunyai Potensi apa saja yang dapat di kembangkan
potensi yang sangat besar apabila di kelola dan di pada objek wisata air terjun bissappu di
kembangkan secara maksimal. Kabupaten Bantaeng.?
Bagaimanakah strategi pengembangan objek
Objek wisata air terjun bissappu memiliki wisata air terjun bissappu berdasarkan potensi
potensi yang sangat besar dalam aspek yang di miliki.?
karakteristik, kondisi wilayah dan infrastruktur
pendukung pariwisata, namun objek wisata ini
belum dikelola secara maksimal dan efektif
disebabkan Karena faktor fasilitas pendukung dan METODE PENELITIAN
sarana penunjang pariwisata belum terpenuhi
secara masimal. Pengumpulan data
Observasi/survey lapangan
TEORI ANALISIS Pengolahan data
Analisis data
Pariwisata Potensi objek wisata Telaah pustaka
Konsep pengembangan SWOT
Strategi
tersebut adalah:
3. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan baik itu sendiri maupun secara
4. Obyek wisata adalah suatu tempat yang mempunyai daya tarik tertentu.
5. Daya tarik dalam terkait dengan apa yang menjadi ciri khas kawasan obyek
dan lain-lain.
7. Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan
hal ini meliputi kondisi geografis dan administrasi, iklim, topografi, hidrologi,
a. Letak Geografis
Tabel 4.1
Luasan Wilayah Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Bantaeng Tahun 2016
Persentase Luas
No Kecamatan Luas (Km2) Wilayah (%)
1 2 3 4
2 Uluere 67,29 17
3 Sinoa 43 10,86
bukit pengunungan, lembah dataran dan pesisir pantai. Dengan dua musim dan
perubahan iklim setiap tahunnya yang dikenal didaerah ini dengan nama musim
barat antara bulan Oktober sampai dengan bulan Maret dan musim timur antara
setahun, jumlah hari hujan berdasarkan data tahun 2012 mencapai rata-rata
4,42 hari per bulan dengan jumlah hari hujan dalam setahun sebanyak 53 hari
169,33 mm.
b. Topografi
tanah dari permukaan laut. Kondisi kemiringan tanah merupakan salah satu
sebaiknya tidak lebih dari 15% agar memudahkan pembangunan sarana dan
kondisi suatu lahan, maka akan semakin mudah terjadi erosi terhadap
daerah dataran rendah dengan ketinggian rata-rata kurang dari 100 - 200 m
Sebagai daerah dengan luas yang relative terbatas atau hanya kurang
lebih 0,8% dari luas Provinsi Sulawesi Selatan, maka Kabupaten Bantaeng
Tabel 4.2
Di Kabupaten Bantaeng
Tompobulu, Gantarangkeke,
Turung Asu 7,40 Pa’jukukang
Tompobulu, Gantarangkeke,
Kalamassang 14,20 Pa’jukukang
Tompobulu, Gantarangkeke,
Kaloling 17,10 Pa’jukukang
Tompobulu, Gantarangkeke,
Biangkeke 20,45 Pa’jukukang
d. Geologi
wilayah datar, pantai, perbukitan dan pegunungan. Jenis tanah yang terdapat
hilir sangat penting. Kestabilan debit air dipengaruhi oleh musim penghujan
lingkungan perairannya.
one plan one mamagement. Agar sistem hidrologi sungai terlindung baik
kestabilan volume debit air maupun kualitas airnya, maka daerah hulu sungai
peningkatan, demikian juga dengan kondisinya. Pada tahun 2013 panjang jalan
kabupaten telah mecapai 565,70 km. Sedangkan panjang jalan provinsi pada
tahun 2013 sepanjang 18,77 km. Jadi panjang jalan di Kabupaten Bantaeng
fungsional dengan kawasan industri kecil dan industri rumah tangga serta
hidup;
- Pengelolaan dan perawatan benda cagar budaya dan situs adalah tanggung
2009.
nilai sejarah yang tinggi. Adapun objek wisata yang terdapat di wilayah
terjun Bialo, air terjun Bissappu, pesta adat di kecamatan Pa’jukukang, makam
ruang wisata dengan gradasi yang cukup lengkap dan sebagai kawasan pariwisata
sangat strategis sebagai kawasan ekonomi dan pariwisata Sulawesi selatan yang
langsung berhubungan dengan alur laut internasional (Gowa, Takalar, Jeneponto,
membentuk daya saing dan daya tarik yang kuat dan lengkap dalam skala global
kekuatan pariwisata Bantaeng secara terpadu dan akumulatif. Posisi KPPS sangat
ideal sebagai Catching Line dari potensi pasar wisata Sulawesi Selatan, dimana
Kabupaten Bantaeng sebagai salah satu titik tangkap dari maksud tersebut.
hingga pesisir.
disemua lini dengan kapasitas manfaat wisata yang cukup baik. Dukungan
infrastruktur yang cukup baik dan telah memiliki rencana tata ruang wilayah
kabupaten yang direncanakan dan megakomodasi ruang secara utuh. Hal ini dapat
(Kec.Bissapu)
2. Makam Kuno Latenri Ruwa Hutan Wisata Gunung Loka Pantai Seruni
32,84 km2 atau 8,3% dari luas keseluruhan Kabupaten Bantaeng. yang
Jai, Bonto Manai, Bonto Lembang, Bonto Sunggu, Bonto Rita, Bonto
Atu, Bonto Salluang, Bonto Langkasa, Bonto Cinde, Bonto Loe, Bonto
Jaya. dimana Desa Bonto Jaya merupakan desa dengan wilayah yang
Luas
Desa/Kelurahan %
No (Km2)
yang terkecil yaitu Desa Bonto Lembang dan Desa yang terluas di Kecamatan
100-200 meter dari permukaan air laut. Bentuk permukaan datar sampai
bergelombang, hal tersebut dapat terlihat dari kemiringan lereng dengan kisaran
0–2%, 2-15% dan 15-30%. Kemiringan lereng tersebut menjadi dasar dalam
gromosol, latosol, regosol, andosil dan mediteran. Kondisi jenis tanah tersebut
merupakan lahan yang dapat ditanami jenis komoditas tertentu dan memerlukan
perlakuan khusus.
d. Hidrologi
bersumber dari air tanah dalam dengan memanfaatkan sumur gali dan sumur
pompa (artesis).
e. Klimatologi
kemarau dan musim hujan. Adapun jumlah hari hujan dan curah hujan di
Kecamatan Bissappu yaitu 185 hari dan 508 mm/tahun. Musim hujan di
a. Letak Geografis
yang cukup besar di bidang pariwisata, dan itu dikarenakan di Desa ini
terdapat sebuah objek wisata yang cukup berpotensi dan mempunyai daya
saing dengan tempat wisata yang lain yang adan di Kabupaten Bantaeng
dan Desa ini letaknya tidak terlalu jauh dari ibukota Kabupaten Bantaeng,
ketinggian 100-200 meter dari permukaan air laut. Bentuk permukaan datar
Bissappu tersusun atas 3 jenis tanah yaitu alluvial, regosol, latosol, gromosol,
andofil dan mediteran, Adapun jenis tanah yang dimiliki oleh Desa Bonto
d. Klimatologi
Keadaan iklim Desa Bonto Salluang secara umum beriklim tropis basah,
dimana temperature suhu udara rata - rata 23oC. Sedangkan jika ditinjau dari
aspek musim, Desa Bonto Salluang memilik 2 musim yaitu musim hujan pada
e. Hidrologi
Kondisi hidrologi atau keadaan air pada Desa Bonto Salluang dapat
dibagi menjadi dua sumber air bersih yaitu air permukaan dan air tanah. Dalam
memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat sehari-hari, sumber air minum yang
sungai.
2. Aspek Kependudukan
a. Jumlah Penduduk
dari 922 jiwa penduduk adalah laki-laki dan 994 jiwa adalah perempuan,
jumlah itu terdapat 454 kepalah keluarga. Secara terperinci penduduk dan jenis
b. Pendidikan
seumur hidup.
Penduduk Desa Bonto Salluang dilihat dari tingkat pendidikan bila
kemajuan yang berarti karena penduduk yang mengetahui baca tulis sudah
tinggi ( hampir sama). Bila di bandingka dengan yang buta huruf. Hal ini
taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD) dan sebuah sekolah menengah
dasar.
c. Sosial Ekonomi
andalan daerah ini. Medan yang cukup datar hingga berbukit untuk sampai di
kawasan Wisata Air Terjun Bissappu dengan jalur yang cukup mendaki yang
harus melalui jalan berbatu untuk sampai di Desa Bonto Salluang. Namun hawa
yang cukup sejuk sepanjang perjalanan seolah telah membayar rasa lelah
sebagian kecil yang bekerja sebagai PNS, Guru, Wiraswasta, dan lain-lain.
sehari-hari. Ditinjau dari aspek sosial budaya atau adat istiadat masyarakat
Kecamatan Bissappu khususnya Desa Bonto Salluang, masih erat atau kental
modernisasi telah mempengaruhi masyarakat yang dapat kita lihat dari cara
tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi dan ramah. Secara umum, hampir
a. Fasilitas Pemerintahan
kantor desa. Kantor desa ini dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan
seperti tempat pertemuan atau rapat, tempat menerima tamu desa, dan
sebagainya.
b. Fasilitas Pendidikan
c. Fasilitas Kesehatan
perdagangan dan jasa sebagai sarana peningkatan daya beli dan taraf hidup
dan jasa yang ada di Desa Bonto Salluang yaitu, Kios/warung yang tersebar di
setiap dusun.
e. Fasilitas Peribadatan
Dengan latar belakang penduduk Desa Bonto Salluang yang beragama islam,
sehingga di Wilayah tersebut tidak ada fasilitas peribadatan selain masjid atau
musholla. Fasilitas peribadatan yang ada di Desa Bonto Salluang yaitu 4 masjid
dan 6 mushallah.
f. Fasilitas Olahraga
masyarakat. Fasilitas olahraga yang ada di Desa Bonto Salluang yaitu Lapangan
Desa Bonto Salluang. Sarana perdagangan dan jasa sebagai sarana peningkatan
daya beli dan taraf hidup masyarakat demi menjaga kelangsungan hidup
mereka.
a. Jaringan Jalan
penduduk serta kendaraan dimana konstruksi jaringan jalan yang ada sebagian
besar sudah beraspal dengan lebar rata-rata 3-5 meter. Dilihat dari kondisinya,
terdapat beberapa ruas yang mengalami kerusakan baik berat maupun ringan.
setiap harinya. Air dibutuhkan untuk keperluan pertanian, industri dan lain-lain.
penelitian berasal dari sumber air tanah atau sumur gali, sumu pompa (artetis)
c. Jaringan Listrik
menggunakan 220 volt serta kapasitas daya pada umumnya menggunakan 450-
d. Jaringan Drainase
drainase yang ada di Desa Bonto Salluang yaitu hanya drinase primer.
e. Jaringan Telekomunikasi
Bonto Salluang memakai telepon selular. Hal ini didukung dengan adanya
jaringan seluler yang baik seperti telkomsel, indosat, XL, dan lain sbagainya.
f. Jaringan Persampahan
dukung obyek. Oleh karena itu dibutuhkan data jumlah kunjungan wisatawan
(trend) yang muncul juga dampak negative yang akan ditimbulkan oleh
melakukan kunjungan di lokasi kawasan wisata tersebut dari tahun 2012 - 2016
1. 2012 3.072 -
2. 2013 2.688 -384
3. 2014 2.448 -240
4. 2015 1.968 -480
5. 2016 1.152 -816
Sedangkan pada tahun 2016 jumlah wisatawan yang berkunjung yaitu 1.152
jiwa. Dari data diatas dapat disimpulkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke
lokasi wisata air terjun bissappu dari tahun 2012 - 2016 terus mengalami
penurunan.
Salah satu aspek yang sangat penting dalam aspek fisik yaitu
kondisi topografi karena hal itu merupakan aspek dasar untuk melakukan
bissappu di kelilingi dengan tebing yang cukup tinggi sekitar kurang lebih
wisata seperti.
1). Flying fox
Jika di lihat dari aspek fisik dasar kawasan air terjun bissappu yang
mempunyai kemiringan lereng yang cukup curang dan akses jalan yang
cukup jauh untuk sampai di lokasi air terjun, maka kawasan ini sangat
di kawasan wisata ini seperti halnya flying fox, dengan adanya atraksi
wisata tambahan yang ada di kawasan wisata air terjun bissappu maka
wisata air terjun bissappu yang di kelilingi tebing yang cukup tinggi
b. Aspek Klimatologi
basah, dimana temperatur suhu udara maksimum 230 C dan suhu minimum
200 C. Kondisi iklim dengan curah hujan yang sangat tinggi dapat
Jenis Tanah yang menutupi wilayah Desa Bonto Salluang yaitu jenis
tanah mediteran dan vodsolik violet. Jenis tanah seperti ini sangat cocok
maupun tanaman jangka panjang. tanaman yang paling cocok untuk tanah
seperti ini yaitu tanaman jangka panjang seperti kopi, cokelat, dan cengkeh..
d. Aspek Hidrologi
karena sumber air bersih di Desa Bonto salluang berasal dari air permukaan
seperti sungai dan sumur, serta sumber air tanah seperti sumur bor dan mata
air tanah.
e. Penggunaan Lahan
hutan, hal ini diakibatkan oleh sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan
pencaharian petani. Selain dari sektor pertanian dan perkebunan yang mengisi
pola lahan di desa ini adalah perumahan dan permukiman serta beberapa
sauatu kawasan.
2. Atraksi Wisata
Daya tarik wisata yang ada di Desa Bonto Salluang cukup besar
indah, jarak yang harus ditempuh untuk sampai ke tempat ini sekitar 5 km dari
kota bantaeng, dan membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk menuju ke sana,
pada umumnya tempat wisata ini sering di manfaatkan untuk rekreasi oleh
Kabupaten Bantaeng, hampir mencapai 100 meter yang di kelilingi oleh tebing
yang cukup tinggi dan tidak heran jika tempat wisata ini mempunyai daya tarik
karakteristik air terjun bissappu yaitu, wisata alam yang di sekitar kawasan air
terjun bissappu yang terdiri dari tebing dan banyak di tumbuhi pepohonan yang
berusia ratusan tahun, sehingga membuat hawa di daerah itu semakin sejuk dan
dingin juga banyak terdapat satwa liarseperti, kera, juga burung yang beraneka
ragam yang di mana kicauan burung untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut :
masyarakat si sekitar kawasan objek wisata air terjun bisssappu dapat dikatakan
pengaruh dari wisatawan dapat diterima dengan baik. Pada dasarnya sosial
budaya masyarakat di sekitar objek wisata air terjun bissappu merupakan modal
yang sangat besar dalam pembangunan, adat istiadat yang kaya dan berpotensi
sektor pariwisata. Sosial budaya masyarakat di sekitar kawasan wisata air terjun
bissappu memiliki latar belakang budaya yang sama oleh karena itu secara tidak
wilayah tersebut.
4. Ketersediaan Infrastruktur
a. Kondisi Jalan
wisatawan obyek wisata air terjun bissappu dikarenakan kondisi jalan di daerah
wisata air terjun bissappu sudah dalam kondisi baik, hal ini terlihat dari kondisi
dengan lama (lama tinggal) dan tidak langsung pulang pada saat mengunjungi
Ketersediaan air bersih yang ada di sekitar kawasan wisata air terjun
bissappu sudah mendapat suplai air bersih dari instalasi pengelolaan air (IPA)
yang berkapasitas 40 liter per detik, sama halnya dengan jaringan lisrik dan
komunkasi yang ada di kawasan air terjun bissappu sudah dapat terlayani dan di
dukung dengan adanya jaringan seluler yang baik seperti telkomsel, indosat dan
XL.
c. Transportasi
pariwisata, baik di darat, laut dan udara. Usaha pembangunan yang semakin
kelola sedemikian rupa sehingga para wisatawan tetap segar bugar rohani dan
jasmaninya.
1. Moda transportasi
tersedianya angkutan umum roda empat dan roda dua untuk lebih menunjang
arus pergerakan dari dan menuju objek wisata air terjun bissappu.
lokasi tujuan.
dikatakan cukup baik, jarak antara objek wisata dengan ibu kota Kabupaten
tempuh dengan waktu perjalanan 10-15 menit, didukung oleh kondisi jalan
darat yang cukup lancar karena sudah terdapat pelayanan angkutan umum
roda dua dan roda empat yang bisa digunakan masyarakat dan wisatawan
5. Fasilitas Pendukung
pariwisata air terjun bissappu. Menurut data dan informasi, di kawsan air terjun
mushallah, dan area parkir yang tidak cukup luas dan hanya bisa menampung
perkembangan potensi yang tersedia pada objek wisata air terjun bissappu.
- Sarana penunjang antara lain : area parkir, gazebo, penataan taman, ruang
1. Analisis SWOT
salah satu metode analisis yang di gunakan untuk mengkaji dan menentukan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Sesuai data dan informasi, serta
a. Kekuatan (Strength)
Beberapa factor potensi yang di miliki objek wisata air terjun bissappu
1) Ketersediaan infrastruktur.
kepariwisataan, kondisi yang ada saat ini sudah di anggap cukup baik
dan dapat menjadi salah satu upaya dalam pengembangan wisata itu
sendiri.
bukan hanya dari atraksi wisata itu sendiri, melainkan faktor lain
budaya dan ciri khas yang ada di wilayah tersebut, di kawasan objek
3) Kondisi wilayah dan keadan fisik sangat alamiah dan masih terjaga
keadaan alam yang masih subur dan kondisi hutan di sekitar kawasan
wisata masih terjaga, dan masih banyak spesies satwa liar seperti kera,
dan burung yang beraneka ragam yang bias kita jumpai saat
b. Kelemahan (Weakness)
itu sendiri Karena salah satu faktor yang mempengaruhi kegiata wisata
sourvenir.
pengelolaan kepariwisataan.
Mayoritas kondisi masyarakat yang ada di sekitar kawasan
bissappu.
c. Peluang (Oppurtunities)
1) Kebijakan pemerintah
daya alam yang dapat di manfaatkan seperti padi, jagung, coklat, dan
jalan yang baik dan tersedianya moda transportasi umum roda empat
penduduk.
tempat wisata dan lingkungan yang ada di sekitarnya, kondisi ini yang
pencemaran lingkungan
globalisasi.
2 30 2 60
Potensi wisata belum dikelola dengan
3 maksimal. 10 2 20
Dari hasil analisis diatas, dapat ditarik kesimpulan yaitu faktor-faktor internal dalam
dengan jumlah skor hasil pehitungan dari Bobot dan Riset/Nilai yaitu 370,
120. Maka hasil perhitungan dari kekuatan-kelemahan, IFAS yaitu 370 – 120 = 250.
Tabel 4.9 Faktor Strategis Eksternal Peluang (opportunities)
Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Bissappu
Dari hasil analisis, dapat ditarik kesimpulan dari faktor-faktor eksternal dalam
dari suatu objek wisata, Untuk mengetahui letak kuadran strategi yang dianggap
menunjukkan nilai positif (+) sehingga strategi pengembangan objek wisata air
terjun bissappu berada di kuadran I yaitu di antara strategi kekuatan dan peluang
wisatawan ), aset (objek dan daya Tarik wisata, prasarana dan sarana
wisatawan dengan waktu lebih cepat, peningkatan kualitas yang menjadi faktor
pengembangan wisata air terjun bissappu, yaitu berupa SO, WO, ST, dan WT. Dari
beberapa alternative strategi yang dihasilkan, maka ada 4 alternative strategi yang
pariwisata.
pelatihan.
mengatasi ancaman.
miliki.
wisata.
lingkungan.
Wisata air terjun bissappu merupakan salah satu kawasan wisata yang
memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri yang sangat potensial untuk
Terjemahnya:
Berdasarkan ayat tersebut diatas segala sesuatu yang ciptakan Allah baik
yang ada di langit maupun yang ada dibumi termasuk didalamnya kawasan
pegunungan tidaklah dalam keadaan sia-sia. Allah SWT menciptakan lautan dan
daratan memiliki manfaat. Salah satu pemanfaatan yang dapat dilakukan oleh
kawasan wisata dapat termanfaatkn dengan baik dan terhindar dari kerusakan
berikut:
Terjemahnya:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S Al-A’raf [7] : 56)
agar senantiasa menjaga segala sesuatu di muka bumi dalam hal ini kawasan wisata
dengan potensi yang ada agar terhindar dari kerusakan akbiat ulah manusia
sebagai khalifah di muka bumi, sebagaimana yang disebut dalam QS Al-Baqarah: ayat
30.
Terjemahnya:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya
aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." ." (Q.S Al-Baqarah [2] : 30)
Arti khalifah di sini adalah: “seseorang yang diberi kedudukan oleh Allah
ini adalah sebagai khalifah (pemimpin) dan sebagai wakil Allah dalam memelihara
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Kondisi Topografi
sekitar 100 meter yang ada di kawasan air terjun bissappu yang sangat
Di tinjau dari segi keadaan alam maka, obyek wisata air terjun bissappu
c. Budaya
Salah satu potensi yang terdapat di kawasan air terjun bissappu yaitu
kesenian dan tarian adat dan musik tradisional yang masih di lakukan
hingga saat ini, dan potensi tersebut akan memberikan dampak positif
pengembangan pariwisata.
B. Saran
1. Untuk Pemerintah
b. Obyek wisata air terjun bissappu mempunyai potensi yang cukup besar
2. Untuk Masyarakat
Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Bantaeng 2011, Rencana Induk
Dinas Permukimana dan Tata Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Yogyakarta.
Mintzberg, Lampel, Quinn, Ghoshal :2003. “The Strategy Process” edisi keempat. New
Jakarta.
Pinata, I Gede dan I Ketut Surya Diarta. 2009. “Pengantar Ilmu Pariwisata”
Yogyakarta.
Salusu, J. 1996. “Pengambilan Keputusan Stratejik” Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Tika, Zainuddin, 2012. “Bantaeng Butta Toa”. Lembaga Kajian & Penulisan
Paramitha, Bandung.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1998-1999.
Jalur (SPMB-PTAIN) dan tercatat sebagai Alumni Mahasiswa Program Studi Sarjana
(S1) pada Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan