Anda di halaman 1dari 15

TUGAS USULAN PENELITIAN

1) Cari jurnal tahun 2020-2021 sebagai acuan penulisan skripsi. Referensi jurnal bisa di

cari disini:

Tambahan: www.mdpi.com
2) Review semua jurnal acuan yang akan digunakan sebagai sumber referensi penulisan

skripsi (seperti contoh Tabel di bawah).


3) Berdasarkan review artikel jurnal, gambarkan model penelitian yang akan diteliti.

4) Tentukan fenomena praktis dan fenomena empiris / teoritis. Fenomena praktis membahas

mengenai permasalahan yang terjadi di lapangan. Sementara fenomena empiris

membahas mengenai variabel yang akan digunakan sebagai model penelitian dan

perbedaan hasil peneliti terdahulu (research gap).

5) Tulislah rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian dengan pola kalimat

seperti di contoh.

6) Sebagai contoh, lihat lampiran di bawah ini sebagai acuan membuat tugas usulan

penelitian.
LAMPIRAN: CONTOH PEMBUATAN USULAN PENELITIAN SKRIPSI

Literature Review Model Niat Berwirausaha

No. Artikel Jurnal Model Penelitian Hasil Uji Hipotesis


1 Investigating the relationship H1: Educational support tidak berpengaruh
between educational support secara signifikan terhadap entrepreneurial
and entrepreneurial intention intentions.
in Vietnam: The mediating H2a: ES berpengaruh secara signifikan terhadap PA.
role of entrepreneurial self- H2b: ES berpengaruh secara signifikan terhadap SN.
efficacy in the theory of H2c: ES berpengaruh secara signifikan terhadap
planned behaviour PBC.
H3a: PA berpengaruh secara signifikan terhadap
Greeni Maheshwari & Khanh ESE.
Linh Kha (2021) H3b: PA secara signifikan memediasi hubungan
antara ES dan ESE.
Publish on: H3c: PA dan ESE secara signifikan memediasi
The International Journal of hubungan antara ES and EI.
Management Education H4a: SN berpengaruh secara signifikan terhadap
ESE.
H4b: SN secara signifikan memediasi hubungan
antara ES dan ESE.
H4c: SN dan ESE secara signifikan memediasi
hubungan antara ES dan EI.
H5a: PBC berpengaruh secara signifikan terhadap
ESE.
H5b: PBC secara signifikan memediasi hubungan
antara ES dan ESE.
H5c: PBC dan ESE secara signifikan memediasi
hubungan antara ES dan EI.
H6: ESE tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap EI.
2 Family economic education, H1: Family economic education berpengaruh secara
peer groups and students’ signifikan terhadap entrepreneurial intention.
entrepreneurial intention: the H2: Family economic education berpengaruh secara
mediating role of economic signifikan terhadap economic literacy.
literacy H3: Peer group berpengaruh secara signifikan
terhadap entrepreneurial intention.
Suratno, Bagus Shandy H4: Peer group berpengaruh secara signifikan
Narmaditya, Agus Wibowo terhadap economic literacy.
(2021) H5: Economic literacy berpengaruh secara signifikan
terhadap entrepreneurial intention.
Publish on: H6: Economic literacy secara signifikan memediasi
Heliyon 7 (2021) e06692 hubungan antara family economic education dan
entrepreneurial intention.
H7: Economic literacy secara signifikan memediasi
hubungan antara peer groups dan
entrepreneurial intention.
3 What Factors Affect the Hypothesis 1 (H1).
Entrepreneurial Intention to (i) self-motivation berpengaruh secara signifikan
Start-Ups? The Role of terhadap entrepreneurial intention.
Entrepreneurial Skills, (ii) family support berpengaruh secara signifikan
Propensity to Take Risks, and terhadap entrepreneurial intention.
Innovativeness in Open (iii) peer influence berpengaruh secara signifikan
Business Models terhadap entrepreneurial intention.
(iv) institutional support berpengaruh secara
Muhammad Farrukh signifikan terhadap entrepreneurial intention.
Shahzad, Kanwal Iqbal Khan,
Saima Saleem dan Tayyiba Hypothesis 2 (H2).
Rashid (2021) (i) Entrepreneurial skills secara signifikan
memediasi hubungan antara self-motivation dan
Publish on: entrepreneurial intention.
J. Open Innov. Technol. (ii) Entrepreneurial skills secara signifikan
Mark. Complex. 2021, 7, 173 memediasi hubungan antara family support dan
entrepreneurial intention.
(iii) Entrepreneurial skills secara signifikan
memediasi hubungan antara peer influence dan
entrepreneurial intention.
(iv) Entrepreneurial skills secara signifikan
memediasi hubungan antara institutional support
dan entrepreneurial intention.

Hypothesis 3 (H3).
(i) Propensity to take risks secara signifikan
memediasi hubungan antara self-motivation dan
entrepreneurial intention.
(ii) Propensity to take risks secara signifikan
memediasi hubungan antara family support dan
entrepreneurial intention.
(iii) Propensity to take risks secara signifikan
memediasi hubungan antara peer influence dan
entrepreneurial intention.
(iv) Propensity to take risks secara signifikan
memediasi hubungan antara institutional support
dan entrepreneurial intention.

Hypothesis 4 (H4).
(i) Innovativeness secara signifikan memediasi
hubungan antara self-motivation dan
entrepreneurial intention.
(ii) Innovativeness secara signifikan memediasi
hubungan antara family support dan
entrepreneurial intention.
(iii) Innovativeness secara signifikan memediasi
hubungan antara peer influence dan
entrepreneurial intention.
(iv) Innovativeness secara signifikan memediasi
hubungan antara institutional support dan
entrepreneurial intention.
4 Factors Influencing H1: Attitude positively berpengaruh secara signifikan
Entrepreneurial Intention of terhadap entrepreneurial intention.
University Students in China: H2: Subjective norms tidak berpengaruh secara
Integrating the Perceived signifikan terhadap entrepreneurial intention.
University Support and H3: PBC berpengaruh secara signifikan terhadap
Theory of Planned Behavior entrepreneurial intention.
H4: Perceived university support berpengaruh secara
Yushun Su, Zeren Zhu, signifikan terhadap PBC.
Jingwen Chen, Yuanqing Jin, H5: Perceived university support berpengaruh secara
Ting Wang, Chien-Liang Lin signifikan terhadap attitude.
dan Danying Xu (2021)

Publish on:
Sustainability 2021, 13, 4519
USULAN MODEL PENELITIAN

Sikap
H3 Kewirausahaan
(Entrepreneurial H1
Attitude)
Dukungan
Pendidikan
(Educational
Support)
Norma Subjektif

H4 (Subjective Niat Berwirausaha


Norms) H2 (Entrepreneurial
Intention)

Dukungan
Keluarga H5
(Family Support)

H6

Kelompok Teman
Sebaya
(Peer Groups)
FENOMENA PRAKTIS

Menurut Laporan Daya Saing Global yang diterbitkan oleh Forum Ekonomi Dunia,

resesi ekonomi yang mendalam yang disebabkan oleh pandemi penyakit coronavirus 2019

(COVID-19) terus berlanjut dan sangat mempengaruhi pembangunan sosial ekonomi.

Laporan tersebut juga mengungkapkan empat jalur stimulus dan transformasi ekonomi di era

pascapandemi; Jalur tersebut meliputi optimalisasi sumber daya manusia, penciptaan

lapangan kerja baru, dan penerapan pelatihan keterampilan skala besar. Laporan tersebut

dengan jelas menunjukkan pentingnya kewirausahaan inovatif (Klaus Schwab & Zahidi,

2020). Kewirausahaan menarik perhatian para sarjana dan pembuat kebijakan dalam

beberapa waktu terakhir karena memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi

negara dengan membawa inovasi ke pasar dan menciptakan lapangan kerja (Shane &

Venkataraman, 2000).

Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-

Bangsa berpendapat bahwa mahasiswa harus menjadi kekuatan utama yang menciptakan

posisi pekerjaan baru daripada hanya mencari pekerjaan secara pasif (Su et al., 2021). Oleh

karena itu, memberikan bimbingan kewirausahaan kepada mahasiswa adalah arah kebijakan

Pemerintah Indonesia. Pemerintah telah mengadakan Gerakan Nasional 1000 Start-up

Digital. Gerakan ini diikuti oleh lebih dari 85 ribu calon start-up founder dan lebih dari 1.160

start-up. Gerakan ini juga telah melibatkan lebih dari 400 mentor dan 300 penggerak lokal

dari berbagai sektor industri. Gerakan ini diharapkan mampu meningkatkan niat mahasiswa

untuk berwirausaha.

Namun demikian, meskipun upaya membangun lingkungan kewirausahaan bagi

mahasiswa telah dilakukan, mahasiswa di negara berkembang masih memiliki tingkat

kewirausahaan yang jauh lebih rendah dibandingkan mahasiswa di negara maju (Li & Zeng,

2018). Selain itu, kewirausahaan di negara berkembang melibatkan lebih sedikit keterampilan
teknis dan inovasi untuk peningkatan kualitas kegiatan kewirausahaan (Li & Zeng, 2017).

Sementara itu, di Indonesia sendiri jumlah wirausahanya masih sangat rendah. Indonesia

membutuhkan sedikitnya 2 persen penduduknya menjadi wirausahawan untuk menjadi

negara maju. Saat ini, Indonesia baru memiliki 0,18 persen saja, dan jumlah itu lebih rendah

dibandingkan dengan jumlah wirausahawan di beberapa negara yang tingkat

perekonomiannya tinggi. Maka wajar jika perekonomian di Indonesia masih lambat. Menurut

sebuah laporan oleh Xinhua News Agency (Xinhua News Agency, 2020), mempromosikan

infrastruktur kewirausahaan untuk kemajuan sosial adalah kebijakan utama yang didorong

oleh pemerintah nasional (Su et al., 2021). Mengingat pengaruh sosial ekonomi yang besar

dari bisnis dimulai oleh lulusan pendidikan tinggi yang berkontribusi terhadap penciptaan

kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan inklusi sosial (Lüthje & Franke et al., 2003).

Oleh karena itu, penting untuk meneliti factor-faktor apa saja yang mempengaruhi niat

berwirausaha khususnya di kalangan mahasiswa yang merupakan calon maupun lulusan

pendidikan tinggi.

FENOMENA EMPIRIS

Literatur mengakui banyak anteseden atau prediktor entrepreneurial intention, sebagai

ciri kognitif dan psikologis (Siu, Lo, & Chung, 2013; Isiwu & Onwuka, 2017), dukungan

formal atau struktural (Goyanes, 2015), dukungan sosial atau informal (Engle et al.,2011),

dukungan edukasi (Youssef et al., 2021), dan lain-lain. Namun, meskipun penelitian ekstensif

selama beberapa dekade, ada berbagai faktor di berbagai negara yang mempengaruhi niat

kewirausahaan. Niat berwirausaha didefinisikan sebagai perilaku yang direncanakan untuk

memulai bisnis (Adam & Fayolle, 2015). Meskipun niat awal mahasiswa mungkin tidak akan

berubah menjadi perilaku nyata setelah mereka lulus tetapi pemahaman pembentukan niat

wirausaha adalah langkah pertama menuju proses kewirausahaan dan langkah pertama ini

dapat dicapai dengan memahami siswa EI ketika mereka belajar.


Teori perilaku terencana (TPB) yang dikembangkan oleh Ajzen (1991) telah menjadi

model yang paling banyak digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku individu

dan TPB banyak digunakan di bidang kewirausahaan serta untuk memprediksi niat dan

perilaku orang. Menurut model asli yang dikembangkan oleh Ajzen (1991), TPB terdiri dari

tiga konstruksi independen (sikap pribadi, norma subjektif dan kontrol perilaku yang

dirasakan) yang menjelaskan perilaku individu dan hubungan ini dimediasi oleh niat. Banyak

peneliti yang menggunakan TPB untuk menentukan niat kewirausahaan. Beberapa peneliti

telah menggunakan model asli seperti yang dikembangkan oleh Ajzen (1991) atau telah

memodifikasi variabel dengan menambahkan lebih banyak konstruksi ke model asli.

Pada penelitian ini hanya akan menggunakan dua anteseden dari TPB yang

mempengaruhi niat yaitu sikap (attitude) dan norma subjektif (subjective norms). Studi

Maheshwari (2021) menunjukkan bahwa sikap positif mahasiswa memainkan peran paling

penting dalam memengaruhi niat kewirausahaan mereka karena mahasiswa akan merasa lebih

percaya diri untuk memulai bisnis baru dengan nilai sikap kewirausahaan yang tinggi.

Sedangkan sikap negatif akan berpengaruh buruk terhadap niat berwirausaha siswa. Sikap

kewirausahaan (entrepreneurial attitude) didefinisikan sebagai sikap individu terhadap

kewirausahaan yang berupa keyakinan pribadi dalam perilaku atau tindakan tertentu, seperti

jiwa wirausaha (Su et al., 2021). Sementara norma subjektif terdiri dari ekspektasi atau

harapan dari kelompok sosial seperti orang tua, keluarga dan teman-teman tentang perilaku

kewirausahaan individu (Kautonen et al., 2015). Menjadi seorang pengusaha adalah

keputusan besar, dan, dengan demikian, individu mungkin akan mencari saran dan dukungan

dari orang-orang di sekitar mereka ketika membuat keputusan seperti itu; oleh karena itu,

pandangan orang-orang di sekitar individu mempengaruhi keputusannya untuk terlibat dalam

perilaku kewirausahaan (Moog et al., 2015).


Sealain itu, dukungan pendidikan (educational support), keluarga (family support),

dan teman kelompok sebaya (peer groups) juga memiliki pengaruh terhadap niat mahasiswa

untuk berwirausaha. Henderson dan Robertson (2000) mengatakan bahwa dengan adanya

pendidikan kewirausahaan dan dukungan kewirausahaan yang ditawarkan oleh universitas,

mahasiswa memperoleh pengetahuan yang relevan untuk mengembangan karir mereka. Para

ahli telah menemukan hubungan positif antara dukungan keluarga dan niat kewirausahaan

(Kolvereid, 1996). Dukungan keluarga selalu memberikan kekuatan bagi individu dan

membantu mereka untuk mengembangkan sikap kewirausahaan (Xu et al., 2020). Melalui

bantuan anggota keluarga, individu dapat memperoleh dorongan tambahan, rekomendasi, dan

bantuan lainnya untuk mengejar karir kewirausahaan mereka (Shen et al., 2017). Hal ini

merupakan faktor penting ketika seorang mahasiswa berpikir tentang alternatif profesional

dan memilih profesi kewirausahaan yang membuat mereka lebih percaya diri sehingga dapat

menghasilkan ide-ide baru (Zellweger et al., 2011). Kekuatan sosial teman sebaya juga diakui

berdampak positif pada transformasi kewirausahaan siswa. Setelah keluarga, dukungan teman

sebaya merupakan kekuatan pendorong terpenting kedua dan melibatkan orang-orang dengan

minat dan tujuan yang sama (Lingappa et al., 2020). Calon wirausahawan akan termotivasi

untuk berwirausaha ketika teman sebaya mereka telah memiliki pengalaman dalam memulai

bisnis baru. Hal ini akan mengarah pada kesuksesan dan menciptakan lebih banyak niat

wirausaha (Nanda & Sørensen, 2010).

Penelitian mengenai model niat mahasiwa untuk berwirausaha telah diteliti oleh

beberapa peneliti sebelumnya. Namun demikian, modifikasi TPB dengan menambah

beberapa variabel (seperti dukungan pendidikan, dukungan keluarga dan kelompok teman

sebaya) juga telah diteliti oleh peneliti sebelumnya, masih terdapat beberapa hasil penemuan

yang berbeda. Dalam konteks TPB, Siu dan Lo (2013) dan Iakovleva et al. (2011)

menemukan hubungan signifikan di antara norma subjektif dan niat berwirausaha. Sementara
peneliti lain seperti Su et al. (2021); Nguyen (2017); Nguyen et al. (2019) menemukan

hubungan yang tidak signifikan di antara keduanya. Selain itu, hubungan tidak signifikan

juga ditemukan pada hubungan dukungan pendidikan terhadap niat berwirausaha.

Maheshwari & Kha (2021) dan Liu et al. (2019) menemukan hubungan tidak signifikan di

antara keduanya. Sedangkan hubungan signifikan di antara dukungan pendidikan dan niat

berwirausaha juga telah ditemukan pada penelitian Al-Jubari (2019) dan Liñán et al. (2016).

Berdasarkan ulasan di atas, maka penelitian ini mencoba untuk menganalisis kembali

model niat berwirausaha. Terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi penelitian ini yaitu:

(1) Meskipun Indonesia telah memiliki 85 ribu calon start-up founder dan lebih dari 1.160

start-up, jumlah ini belum mampu mewujudkan Indonesia sebagai negara maju, (2)

ketrampilan dan kemampuan mahasiswa sebagai calon maupun lulusan pendidikan tinggi

belum mampu bersaing dengan kualitas yang dimiliki oleh mahasiswa di negara maju, (3)

Model penelitian niat berwirausaha masih perlu dikaji ulang mengingat masih terdapat hasil

penemuan yang berbeda pada beberapa peneliti sebelumnya.

Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

sebagai berikut: (1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi niat mahasiswa untuk

berwirausaha? (2) Indikator apa saja yang mengukur niat mahasiswa untuk berwirausaha?

dan (3) Indikator apa saja yang mengukur sikap, norma subjektif, dukungan pendidikan,

dukungan keluarga, kelompok teman sebaya pada mahasiswa di Daerah Istimewa

Yogyakarta?

Gap Research
Hipotesis Hasil Peneliti

Dukungan Pendidikan  Tidak signifikan Maheshwari & Kha (2021); Liu et al.
(2019)
Niat Berwirausaha Signifikan Al-Jubari (2019); Liñán et al. (2016)

Norma Subjektif  Tidak signifikan Su et al. (2021); Nguyen (2017);


Nguyen et al. (2019)
Niat Berwirausaha
Signifikan Siu dan Lo (2013)
Iakovleva et al. (2011)

Rumusan Masalah

1. Apakah sikap kewirausahaan berpengaruh terhadap niat berwirausaha pada

mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta?

2. Apakah norma subjektif berpengaruh terhadap niat berwirausaha pada mahasiswa di

Daerah Istimewa Yogyakarta?

3. Apakah dukungan pendidikan berpengaruh terhadap sikap kewirausahaan pada

mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta?

4. Apakah dukungan pendidikan berpengaruh terhadap norma subjektif pada mahasiswa

di Daerah Istimewa Yogyakarta?

5. Apakah dukungan keluarga berpengaruh terhadap niat berwirausaha pada mahasiswa

di Daerah Istimewa Yogyakarta?

6. Apakah kelompok teman sebaya berpengaruh terhadap niat berwirausaha pada

mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta?

Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh sikap kewirausahaan terhadap niat berwirausaha pada

mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Untuk menganalisis pengaruh norma subjektif terhadap niat berwirausaha pada

mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta.


3. Untuk menganalisis pengaruh dukungan pendidikan terhadap sikap kewirausahaan

pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta.

4. Untuk menganalisis pengaruh dukungan pendidikan terhadap norma subjektif pada

mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta.

5. Untuk menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap niat berwirausaha pada

mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta

6. Untuk menganalisis pengaruh kelompok teman sebaya terhadap niat berwirausaha

pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi, dan pertimbangan bagi

mahasiswa, masyarakat, univesitas dan pemerintah dalam menentukan langkah dan

tindakan untuk mewujudkan entrepreneur yang berkualitas yang mampu menciptakan

perusahaan rintisan untuk menyerap pengangguran di Indonesia. Selain itu,

diharapakan generasi muda khususnya kalangan mahasiswa mampu menjadi

entrepreneur yang berkualitas dan mampu bersaing secara global.

2. Manfaat Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang

meneliti tentang pengaruh dukungan pendidikan, sikap kewirausahaan, norma

subjektif, dukungan keluarga, dan kelompok teman sebaya terhadap entrepreneurial

intention pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga mendapatkan

hasil yang jauh lebih baik dan lebih mendalam mengenai subjek penelitian yang sama.
Penelitian ini menyediakan generalisasi temuan terkait dengan entrepreneurial

intention di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai