2
p-ISSN : 1907 – 6037 e-ISSN : 2502 – 3594 DOI: http://dx.doi.org/10.24156/jikk.2021.14.2.140
1Program Studi Magister Ilmu Keluarga dan perkembangan Anak, Sekolah Pascasarjana,
IPB University, Bogor 16880, Indonesia
2Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia,
*)E-mail: octaviniant_aspary@apps.ipb.ac.id
Abstrak
Jakarta memiliki 28.819 kader PKK sampai tingkat Rukun Tetangga (RT) dan 70.902 kelompok dasawisma
sebagai role model keluarga sejahtera bagi masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh karakteristik pekerja sosial dan pasangan, interaksi suami-istri, dan kesejahteraan subjektif terhadap
kualitas perkawinan pekerja sosial di Provinsi Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Contoh
penelitian ini adalah pekerja sosial yang berprofesi sebagai kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
(PKK) tingkat kelurahan pada 10 kecamatan di Jakarta Timur. Sebanyak 100 pekerja sosial yang terdiri atas
kelompok lama menikah ≤10 tahun dan >10 tahun dipilih menggunakan teknik disproportional random sampling.
Data dikumpulkan dengan metode self-report dan dianalisis dengan SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences) dan SmartPLS (partial least squares). Uji t menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
pendapatan keluarga, pendidikan, interaksi suami-istri, kesejahteraan subjektif, dan kualitas perkawinan pada
kedua kelompok lama menikah. Rata-rata indeks interaksi suami-istri dan kualitas perkawinan lebih tinggi dari
kesejahteraan subyektif. Pendidikan dan pendapatan keluarga berpengaruh secara signifikan terhadap interaksi
suami-istri. Kesejahteraan subjektif dan interaksi suami-istri berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
perkawinan. Interaksi suami-istri melalui kesejahteraan subjektif berpengaruh secara tidak langsung terhadap
kualitas perkawinan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh lama menikah terhadap kualitas
perkawinan.
Kata kunci: interaksi suami-istri, kesejahteraan subjektif, kualitas perkawinan, pekerja sosial, PKK
Jakarta has 28,819 PKK cadres up to the Rukun Tetangga (RT) level and 70,902 dasawisma groups who act as a
role model for the prosperous family in the community. This study aimed to analyze the effect of the social
workers and spouse characteristic, husband-wife interaction, and subjective welfare on the marital quality of
social workers in Jakarta Province. This research used quantitative methods. The sample of this research was
social workers who worked as cadres of Family Empowerment and Welfare (Kader PKK) at the village level in 10
sub-districts in East Jakarta. A total of 100 social workers were selected using a disproportional random sampling
technique. The sample was divided into 2 groups based on the length of marriage: ≤10 years and >10 years. Data
were collected using the self-report method and analyzed using SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences) and SmartPLS (partial least squares). The T-test showed that there was no significant difference
between family income, education, husband-wife interaction, subjective welfare, and marital qualitye in the two
groups. The average index scores of husband-wife interaction and marital quality were higher than that of
subjective welfare. Education and family income had a significant effect on husband-wife interaction. Subjective
welfare and husband-wife interactions had a significant effect on the marital quality. Husband-wife interaction had
an indirect effect on the marital quality through subjective welfare. The results showed that there was no effect
between the length of marriage and the marital quality.
Keywords: husband-wife interaction, marital quality, PKK, social worker, subjective welfare
Proses interaksi suami-istri ditandai dengan Selanjutnya, DKI Jakarta memiliki pekerja
adanya rasa saling ketergantungan di antara sosial PKK terbanyak sehingga menjadikan
pasangan (DeVellis, Lewis, & Sterba, 2003). PKK sebagai mitra strategis pemerintah melalui
Rasa ini ditandai dengan tingkat love (nurturing) Instruksi Gubernur Nomor 2 Tahun 2019
atau tingkat cinta terhadap pasangan; tentang Sinkronisasi dan Integrasi Pelayanan
domineering (Hostile-Dominance) atau tingkat Kesejahteraan Keluarga Satu Pintu melalui TP
dominasi terhadap pasangan; directing PKK Provinsi DKI Jakarta yang artinya hasil
(Friendly Dominance); hostility atau pendataan PKK akan dijadikan rujukan untuk
keharmonisan komunikasi antar pasangan; tiga Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
submissive (Hostile-Submission) atau cara antara lain Dinas Pemberdayaan Perlindungan
mengungkapkan emosi terhadap pasangan, Anak dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP),
dan respect atau perilaku saling menghargai Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan
antar pasangan (Chuang, 2005). Suami Pertanian (DKPKP), dan Dinas Kesehatan
ataupun istri yang merasa dihargai, bernilai, (DINKES) di DKI Jakarta. Menjadi pekerja
dan diperhatikan mencerminkan interaksi sosial di Jakarta menjadi tantangan besar
suami-istri yang ideal (Anderson & Sabatelli, karena rasio gini naik sebesar 0,004 poin yang
2011). Bradbury, Fincham, dan Beach (2000) menunjukkan bahwa terjadi kenaikan
menemukan bahwa komunikasi antar pasangan ketimpangan sosial (BPS, 2019) dan 118 dari
dan kesamaan kepribadian menjadi salah satu 264 kelurahan masih tergolong wilayah kumuh
faktor yang menentukan kepuasan perkawinan. (Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional, 2019).
Riyanti et al. (1998) mengungkapkan peranan
penting dalam kualitas sebuah perkawinan Penelitian yang berkaitan dengan pekerja sosial
ditentukan oleh kesejahteraan subjektif atau umumnya berfokus pada peningkatan kapasitas
yang dikenal dengan Family Subjective Quality pekerja sosial untuk membantu kesuksesan
of Life (SQL) yang menunjukkan kepuasan program tertentu, namun belum ada penelitian
pribadi dan keluarga serta rasa syukurnya yang fokus pada kondisi internal keluarga atau
terhadap kehidupan keluarga. Menurut kualitas perkawinan keluarga pekerja sosial itu
Iskandar (2012), kesejahteraan rumah tangga sendiri. Penelitian Komariah, Prijana, dan
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu tingkat Winoto (2018) menemukan bahwa pengurus
pendidikan, usia, pekerjaan, ukuran rumah PKK memiliki pengetahuan tentang kesehatan
tangga, status perkawinan, siklus hidup, dan khususnya kesehatan lingkungan dan
tempat tinggal. Penelitian Anindya dan menyadari dampaknya terhadap keluarga.
Soetjiningsih (2017) juga memperkuat adanya Sementara itu, penelitian Syam et al. (2015)
menitikberatkan pada pengurus PKK yang
142 ASPARY, PUSPITAWATI, & KRISNATUTI Jur. Ilm. Kel. & Kons.
Dari Kota Administrasi Jakarta Timur, dipilih Data kemudian melalui proses editing, coding,
secara purposif 10 kelurahan, kemudian dari scoring, entry, cleaning, dan analisis data. Nilai
setiap kelurahan terpilih dikumpulkan data skor keempat variabel penelitian
untuk kerangka contoh berupa jumlah pengurus ditransformasikan dalam bentuk indeks dengan
yang telah menikah selama ≤10 tahun dan >10 cut off rendah (<60), sedang (60-80), dan tinggi
tahun dengan karakteristik keluarga utuh (>80) (Wanyama, 2017). Pengolahan dan
dengan atau tanpa anak. Dari kerangka contoh analisis data menggunakan program Microsoft
yang sudah dibuat, dipilih masing-masing 50 Excel, Statistical Package for Social Science
orang secara disproporsional random sampling (SPSS), dan SEM Smart PLS. Uji yang
berdasarkan kelompok lama menikah sehingga dilakukan antara lain uji t dan uji hubungan
secara total penelitian ini melibatkan 100 Structural Equation Modeling (SEM).
responden.
HASIL
Interaksi suami-istri adalah derajat hubungan
antara suami-istri yang diukur menggunakan Karakteristik Keluarga
alat ukur yang dikembangkan oleh Chuang
(2005). Jumlah butir pertanyaan dikembangkan Pada data demografis ditemukan bahwa profesi
dari 6 dimensi (love/derajat cinta, yang banyak digeluti oleh hampir seluruh (92%)
directing/sikap dominasi, note pekerja sosial adalah ibu rumah tangga. Pada
domineering/sikap emosi, note kedua kelompok pekerja sosial dan pasangan,
hostility/keharmonisan komunikasi, note lebih dari 50 persen tamat SMA. Rata-rata usia
submissive/sikap saling menuruti, dan pekerja sosial pada kelompok lama menikah
respect/saling menghargai) dengan total ≤10 tahun adalah 30,68 tahun dengan lama
pertanyaan 24 butir. Kuesioner menggunakan bergabung di PKK rata-rata 1,58 tahun.
skala Likert (1-4), yaitu 1=tidak pernah; Sementara itu, pada kelompok lama menikah
2=jarang; 3=sering; 4=selalu. Uji validitas dan >10 tahun rata-rata usia pekerja sosial adalah
reliabilitas pada kuesioner ini menunjukkan nilai 47,94 tahun dengan lama gabung rata-rata
Cronbach’s alpha 0,820. adalah 9,52 tahun.
Vol. 14, 2021 KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF DAN KUALITAS PERKAWINAN PEKERJA SOSIAL 143
Tabel 1 Karakteristik pekerja sosial dan menikah >10 tahun (66%) memiliki love
pasangan berdasarkan data (nurturing) terkategori tinggi. Hal ini
demografi dan aktivitas sosial mengindikasikan bahwa kedua kelompok
Lama Lama pekerja sosial dapat menunjukkan rasa
Satua p-
Karakteristik menikah menikah cintanya dengan baik dan akan menyebabkan
n value
≤10 th >10 th semakin tinggi interaksi suami-istri yang
Pekerja mendorong tingginya kualitas perkawinan.
sosial
Usia tahun 30,68 47,94 0,000
**
Directing (Friendly Dominance). Hasil kajian
Lama tahun 1,58 9,52 0,000 menunjukkan lebih dari setengah pekerja sosial
gabung ** lama menikah ≤10 tahun (54%) dan pekerja
Lama tahun 12 12 0,272 sosial lama menikah >10 tahun (60%) memiliki
pendidikan directing (friendly dominance) terkategori tinggi.
Pasangan Hal ini mengindikasikan bahwa pekerja sosial
Usia tahun 34,72 52,34 0,000 dapat menyampaikan sesuatu yang diharapkan
** dengan cukup baik kepada pasangan dan akan
Lama tahun 12 12 0,426 menyebabkan semakin tinggi interaksi suami-
pendidikan
istri yang mendorong tingginya kualitas
Pendapatan Rp 8.772.3 6.048.3 0,346
keluarga/bul 33 63 perkawinan.
an
Keterangan: **nyata pada p≤ 0,01; *nyata pada p≤ 0,05 Respect (Friendly Submissive). Lebih dari
(n=50); Pendapatan/bulan >Rp6.000.000=Sangat Tinggi setengah pekerja sosial dengan lama menikah
(BPS, 2019) ≤10 tahun (62%) dan >10 tahun (70%) memiliki
respect (friendly submissive) yang berada pada
Rata-rata usia pasangan pada kelompok lama kategori tinggi. Hal ini memberikan indikasi
menikah ≤10 tahun adalah 34,72 tahun dan bahwa pekerja sosial dan pasangan memiliki
pada kelompok lama menikah >10 tahun hubungan yang saling menghormati satu sama
adalah 52,34 tahun. Rata-rata pendapatan lain dan akan menyebabkan semakin tinggi
keluarga per bulan kelompok lama menikah interaksi suami-istri yang mendorong tingginya
≤10 tahun adalah Rp8.772.333 dan kelompok kualitas perkawinan.
lama menikah >10 tahun Rp6.048.363. Tidak
terdapat perbedaan signifikan antara lama Note Domineering (Hostile-Dominance).
pendidikan pekerja sosial dan pasangan serta Hasil kajian memperlihatkan bahwa lebih dari
pendapatan kedua kelompok pekerja sosial setengah pekerja sosial lama menikah ≤10
berdasarkan lama menikah (Tabel 1) tahun (54%) dan pekerja sosial lama menikah
>10 tahun (56%) memiliki note domineering
Interaksi Suami-Istri (hostile dominance) terkategori sedang. Hal ini
mengindikasikan bahwa sikap terbuka terhadap
Hasil penelitian mengungkapkan, 6 dari 10 emosi yang dirasakan terhadap pasangan
pekerja sosial pada kelompok lama menikah tergolong cukup baik.
≤10 tahun berada pada interaksi suami-istri
kategori sedang, sedangkan lebih dari Note Hostility. Hasil kajian memperlihatkan 70
setengah (54%) pekerja sosial kelompok lama persen pekerja sosial lama menikah ≤10 tahun
menikah >10 tahun berada pada kategori tinggi. dan 74 persen pekerja sosial lama menikah >10
Rata-rata indeks interaksi suami-istri pekerja tahun memiliki note hostility terkategori tinggi.
sosial kelompok lama menikah ≤10 tahun Hal ini mengindikasikan bahwa keharmonisan
adalah 80,4 dan rata-rata interaksi suami-istri komunikasi antara pekerja sosial dan pasangan
yang diperoleh pekerja sosial kelompok lama tergolong baik dan akan menyebabkan semakin
menikah >10 tahun adalah 80,6. Hal ini juga tinggi interaksi suami-istri yang mendorong
menunjukkan bahwa hubungan timbal balik tingginya kualitas perkawinan.
pada kelompok lama menikah >10 tahun lebih
baik dibandingkan dengan kelompok lama Note Submissive (Hostile-Submission). Hasil
menikah ≤10 tahun walaupun hasil uji beda kajian menunjukkan lebih dari setengah pekerja
tidak menunjukkan perbedaan signifikan pada sosial dengan lama menikah ≤10 tahun (62%)
variabel interaksi suami istri (Tabel 2). dan >10 tahun (54%) memiliki note submissive
terkategori sedang. Hal ini mengindikasikan
Love (Nurturing). Hasil kajian memperlihatkan bahwa sikap saling menuruti keinginan antara
lebih dari setengah para pekerja sosial dengan pekerja sosial dan pasangan berada pada
lama menikah ≤10 tahun (68%) dan lama kategori cukup baik.
144 ASPARY, PUSPITAWATI, & KRISNATUTI Jur. Ilm. Kel. & Kons.
Tabel 2 Sebaran pekerja sosial berdasarkan kategori indeks variabel interaksi suami-istri dan lama
menikah
Lama menikah ≤10 th Lama menikah >10 th
% % % % % %
LN 2 30 68 89,4±11,3 2 32 66 85,9±13,8 0,160
FD 8 38 54 78,0±12,3 6 34 60 79,1±11,0 0,650
FS 0 38 62 87,2±10,7 4 26 70 86,4±13,7 0,750
NHD 6 54 40 63,2±11,3 4 56 40 64,0±11,5 0,710
NHT 0 30 70 89,7±10,6 0 26 74 90,5±10,6 0,710
NHS 12 62 26 72,4±14,6 8 54 38 75,9±14,3 0,240
Total INT 0 60 40 8,4±4,9 0 46 54 80,6±6,0 0,808
Keterangan: % = persentase sebaran pekerja sosial lama nikah ≤10 tahun dan >10 tahun (n=50), **nyata pada p≤ 0,01; *nyata
pada p≤ 0,05. INT=interaksi suami-istri, LN=love (nurturing), FD=directing (friendly dominance), FS=respect (friendly
submission), NHD=note domineering (hostile dominance), NHT=note hostility, NHS=note submissive (hostile submission)
Kesejahteraan Fisik. Hasil kajian Kualitas perkawinan pada lebih dari setengah
menunjukkan bahwa sebanyak 46 persen pada (54%) pekerja sosial kelompok lama menikah
masing-masing kelompok pekerja sosial lama ≤10 tahun dan lebih dari setengah (60%)
menikah ≤10 tahun dan >10 tahun memiliki pekerja sosial kelompok lama menikah >10
kesejahteraan fisik terkategori sedang dengan tahun sama-sama berada pada kategori tinggi.
nilai rata-rata berturut-turut 61,1 dan 63,3. Hal Dari ketiga dimensi pada variabel kualitas
tersebut mengindikasikan bahwa pekerja sosial perkawinan, marital adjustment menunjukkan
masih harus meningkatkan partisipasi dalam rata-rata indeks paling rendah dibandingkan
kegiatan-kegiatan yang mendorong keterlibatan dengan marital happiness dan marital
pada aktivitas-aktivitas sosial. satisfaction pada kedua kelompok lama
menikah. Rata-rata indeks kualitas perkawinan
Kesejahteraan Psikologis. Hasil kajian yang diperoleh pekerja sosial kelompok lama
menunjukkan bahwa sebanyak 40 persen menikah ≤10 tahun adalah 81,5 dan rata-rata
pekerja sosial lama menikah ≤10 tahun dan 46 indeks kualitas perkawinan yang diperoleh
persen pekerja sosial lama menikah >10 tahun pekerja sosial kelompok lama menikah >10
memiliki kesejahteraan psikologis terkategori tahun adalah 83,9.
Vol. 14, 2021 KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF DAN KUALITAS PERKAWINAN PEKERJA SOSIAL 145
Tabel 3 Sebaran pekerja sosial berdasarkan kategori indeks variabel kesejahteraan subjektif dan lama
menikah
Lama menikah ≤10 th Lama menikah >10 th
% % % % % %
KF 46 44 10 61,1±15,3 46 42 12 63,3±15,5 0,480
KP 22 38 40 75,6±17,0 14 40 46 79,3±15,6 0,260
KS 22 54 24 71,2±13,5 22 40 38 75,3±15,4 0,160
Total
26 56 18 68,9±12,9 20 54 26 72,1±12,6 0,210
KSU
Keterangan: % = persentase sebaran pekerja sosial lama menikah ≤10 tahun dan >10 tahun (n=50), **nyata pada p≤ 0,01;
*nyata pada p≤ 0,05. KSU=kesejahteraan subjektif, KF=kesejahteraan fisik, KP=kesejahteraan psikologis, KS=kesejahteraan
sosial.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada Marital Adjustment. Hasil kajian menunjukkan
variabel kualitas perkawinan antara dua bahwa marital adjustment atau penyesuaian
kelompok baik pada indeks kualitas perkawinan perkawinan pada 60 persen pekerja sosial lama
total maupun per dimensi pada hasil uji beda menikah ≤10 tahun dan 66 persen pekerja
(Tabel 4). sosial lama menikah >10 tahun berada pada
kategori sedang. Hal ini mengindikasikan
Marital Happiness. Hasil kajian menunjukkan bahwa pekerja sosial cukup puas dengan
bahwa marital happiness atau kebahagiaan penyesuaian perkawinannya.
perkawinan pada 66 persen pekerja sosial lama
menikah ≤10 tahun berada pada kategori Pengaruh Karakteristik Pekerja Sosial dan
sedang dan masing-masing 50 persen pekerja Pasangan, Interaksi Suami-Istri, dan
sosial lama menikah >10 tahun berada pada Kesejahteraan Subjektif terhadap Kualitas
kategori sedang dan tinggi. Hal ini Perkawinan
mengindikasikan bahwa pekerja sosial bahagia
dengan perkawinannya. Hasil analisis uji pengaruh menemukan empat
pengaruh langsung positif signifikan antar
Marita Satisfaction. Hasil kajian menunjukkan variabel penelitian dan satu pengaruh tidak
bahwa marital satisfaction atau kepuasan langsung positif signifikan. Nilai R-Square pada
perkawinan pada 56 persen pekerja sosial lama hasil uji pengaruh menunjukkan nilai 0,546.
menikah ≤10 tahun dan 100 persen pekerja Artinya, model penelitian ini menjelaskan
sosial lama menikah >10 tahun berada pada sebesar 54,6 persen variabel penelitian
kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa memengaruhi kualitas perkawinan dan sisanya
pekerja sosial merasa puas dengan 45,4 persen dipengaruhi oleh variabel yang
perkawinannya. tidak dibahas dalam penelitian ini (Gambar 1).
Tabel 4 Sebaran pekerja sosial berdasarkan kategori indeks variabel kualitas perkawinan lama
menikah
Lama Menikah ≤10 th Lama Menikah >10 th
% % % % % %
MH 2 66 32 80,9±11,2 0 50 50 82,2±11,3 0,590
MS 0 44 56 82,0±10,0 0 0 100 84,6±10,3 0,210
MA 6 60 34 78,1±12,7 4 66 30 76,5±12,3 0,500
Total KPE 2 44 54 81,5±9,5 4 40 60 83,0±9,9 0,420
Keterangan: % = persentase sebaran pekerja sosial lama menikah ≤10 tahun dan >10 tahun (n=50), **nyata pada p≤ 0,01;
*nyata pada p≤ 0,05. KPE=kualitas perkawinan, MH=marital happiness, MS=marital satisfaction, MA=marital adjustment.
146 ASPARY, PUSPITAWATI, & KRISNATUTI Jur. Ilm. Kel. & Kons.
INT +
(1,000)
Lamagabung
(0,886)
KAR PS INT
Usia PS -0,095 (0,005) 0,285*
MH
(0,945)
(0,863)
0,295*
0,032 KPE MS
0,222* -0,095
KF KS
(0,784) KP (0,873)
Keterangan:
(0,908)
Pengaruh Langsung
Pengaruh Tidak Langsung
KAR PS=Karakteristik Pekerja Sosial; KAR Pas=Karakteristik Pasangan; INT+=Interaksi Suami-Istri; KSU=Kesejahteraan
Subjektif; KF=Kesejahteraan fisik; KP=Kesejahteraan Psikologis; KS=Kesejahteraan Sosial; KPE= Kualitas Perkawinan;
MH=Kebahagiaan Perkawinan; MS=Kepuasan Perkawinan; MA=Penyesuaian Perkawinan; *) antar variabel berpengaruh positif
signifikan.
Gambar 1 Model SEM pengaruh karakteristik pekerja sosial, karakteristik pasangan, interaksi suami
istri, kesejahteraan subjektif terhadap kualitas perkawinan
Karakteristik pasangan yang terdiri atas Sementara itu, interaksi suami-istri (ꞵ=0,536;
pendapatan dan pendidikan (ꞵ=0,222; t>1,96) t>1,96) memiliki pengaruh langsung positif
berpengaruh langsung positif signifikan signifikan terhadap kesejahteraan subjektif.
terhadap interaksi suami-istri. Interaksi suami-istri (ꞵ=0,285; t>1,96) juga
memiliki pengaruh langsung positif signifikan
Tabel 5 Pengaruh langsung, tidak langsung, terhadap kualitas perkawinan. Kemudian,
dan total antar variabel penelitian kesejahteraan subjektif (ꞵ=0,551; t>1,96)
Variabel TE DE TIE memiliki pengaruh langsung positif signifikan
Karakteristik pekerja terhadap kualitas perkawinan. Kesimpulannya,
sosial variabel interaksi suami-istri dan kesejahteraan
Interaksi suami-istri -0,095 -0,095 subjektif memiliki pengaruh langsung positif
Kesejahteraan signifikan terhadap kualitas perkawinan.
subjektif 0,058 -0,051
Kualitas perkawinan 0,037 0,032 0,005 Pengaruh tidak langsung positif signifikan
Karakteristik pasangan ditemukan pada interaksi suami-istri (ꞵ=0,295;
Interaksi suami-istri 0,222* 0,222* t>1,96) dan kualitas perkawinan melalui
Kesejahteraan kesejahteraan subjektif. Pengaruh tidak
subjektif 0,071 0,119 langsung menunjukkan bahwa pengaruh
Kualitas perkawinan 0,081 -0,021 0,103 interaksi suami-istri terhadap kualitas
perkawinan dijelaskan oleh kesejahteraan
Interaksi suami-istri
subjektif. Dekomposisi efek pada penelitian
Kesejahteraan
subjektif 0,536* 0,536*
dapat dilihat pada Tabel 5.
Kualitas perkawinan 0,580* 0,285* 0,295*
PEMBAHASAN
Kesejahteraan subjektif
Kualitas perkawinan 0,551* 0,551* Karakteristik pasangan yang terdiri atas
Keterangan: *signifikansi pada t>1,96; DE: Direct Effect
indikator pendidikan dan pendapatan
(pengaruh langsung), IE: Total Indirect Effect (total
pengaruh tidak langsung), TE: Total Effect (pengaruh total) berpengaruh positif signifikan terhadap interaksi
Vol. 14, 2021 KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF DAN KUALITAS PERKAWINAN PEKERJA SOSIAL 147
suami-istri. Seperti penelitian yang dilakukan masih perlu ditingkatkan. Namun, nilai rata-rata
oleh Chan dan Elder (2001), status pendidikan indeks kesejahteraan fisik paling rendah di
dan ekonomi berpengaruh terhadap kondisi dan antara ketiga dimensi tersebut. Niedzwiedz et
interaksi keluarga. Adams dan Butler (1967) al. (2016) menyatakan bahwa tingkat
juga menjelaskan bahwa derajat pengetahuan keterlibatan individu di kegiatan sosial
pasangan berpengaruh terhadap pola interaksi berasosiasi dengan rendahnya risiko serta
suami-istri. Begitupun penelitian Marzuki (2019) perasaan sendirian dan berasosiasi dengan
yang menunjukkan bahwa kemampuan kepala kesehatan rumah tangga. Wilson (2004)
rumah tangga dalam mencukupi kebutuhan menyatakan bahwa individu yang bekerja pada
ekonomi berpengaruh terhadap hubungan organisasi sosial memiliki dampak terhadap
suami-istri. kesehatan dan kesejaheraan kehidupannya.
Littlepage, Obergfell, dan Zanin (2003) serta
Interaksi suami-istri dan kesejahteraan subjektif Zhang dan Zhang (2015) menunjukkan bahwa
berpengaruh langsung positif signifikan kekerabatan dan keakraban keluarga semakin
terhadap kualitas perkawinan. Hasil penelitian tinggi jika keluarga tersebut melakukan
ini selaras dengan penelitian yang dilakukan partisipasi atau kegiatan sosial. Morrow-Howell
oleh Dewi et al. (2019) yang menemukan et al. (2003) juga menjelaskan bahwa
bahwa semakin tinggi interaksi suami-istri, bertambah usia dan semakin banyaknya
maka tinggi pula kualitas perkawinan keterlibatan dalam kegiatan sosial akan
pasangan. Haring-Hidore et al. (1985) juga meningkatkan kesehatan fisiknya. Keaktifan
mengindikasikan bahwa perkawinan sangat pekerja sosial pada kegiatan-kegiatan positif di
berasosiasi positif dan signifikan dengan PKK perlu ditingkatkan agar kesejahteraan fisik,
kesejahteraan subjektif. Carr et al. (2014) kesejahteraan psikologis, dan kesejahteraan
mengungkapkan bahwa terdapat asosiasi sosialnya dapat meningkat.
antara kebahagiaan perkawinan dengan
kualitas perkawinan. Nilai R-Square pada hasil Sementara itu, ditemukan pula pengaruh tidak
uji pengaruh model interaksi suami-istri dan langsung interaksi suami-istri terhadap kualitas
kesejahteraan subjektif terhadap kualitas perkawinan melalui kesejahteraan subjektif
perkawinan menunjukkan nilai moderat yaitu secara signifikan dengan nilai koefisien beta
0,546. Hal tersebut menjelaskan model dapat sebesar 0,295. Hasil ini bermakna bahwa
menjelaskan secara moderat variabel-variabel mendapatkan kualitas perkawinan yang baik
yang memengaruhi kualitas perkawinan dan bukanlah hal yang mudah dan diperlukan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain, seperti upaya untuk meraihnya. Salah satunya adalah
modal sosial (Dewi et al., 2019) dan relasi dengan merasa puas dan merasa sejahtera
gender (Schulz et al., 2004) yang tidak dibahas dengan kehidupan diri dan keluarga yang
dalam penelitian. sedang dijalani. Penjabaran hasil penelitian di
atas sejalan dengan penelitian Iskandar (2012)
Pada variabel interaksi suami-istri, terdapat tiga yang mengungkapkan bahwa interaksi
dimensi yang skornya perlu ditingkatkan yaitu perkawinan menjadi salah satu yang
directing, note domineering, dan note memengaruhi kesejahteraan rumah tangga.
submissive. Directing adalah sikap dalam
mengarahkan pasangan untuk melakukan Yousefi et al. (2009) juga menunjukkan bahwa
sesuatu yang baik. Note domineering adalah ketergantungan suami dan istri adalah faktor
dominasi yang dilakukan pasangan dengan penting dari kesejahteraan subjektif individu
cara yang melibatkan emosi untuk seperti kesejahteraan psikologis dan rasa
mendapatkan tujuan tertentu. Note submissive bahagia seseorang. Kualitas perkawinan sendiri
adalah sikap saling menuruti keinginan atau digunakan untuk memberikan penjelasan
harapan dari pasangan. Merujuk pada Carson mengenai persepsi subjektif individu terhadap
(1969) dan Kiesler (2983) dalam Chuang kepuasan dan kebahagiaan perkawinannya
(2005), hubungan yang komplementer atau (Adamczyk & Segrin, 2015). Yuliana dan
yang saling melengkapi terjadi ketika terdapat Valentina (2016) juga menyatakan bahwa cara
timbal balik dengan penuh rasa hormat pasangan berinteraksi dan menyelesaikan
terhadap dimensi yang memerlukan kontrol diri, masalah akan menentukan kepuasan
dalam penelitian ini seperti dimensi directing, perkawinannya.
note domineering, dan note submissive.
Hasil uji beda pada variabel karakteristik
Pada variabel kesejahteraan subjektif, semua pekerja sosial dan pasangan, interaksi suami-
dimensi yang terdiri atas kesejahteraan fisik, istri, kesejahteraan subjektif, dan kualitas
kesejahteraan psikologis, dan kesejahteraan perkawinan tidak menampakkan adanya
sosial berada pada kategori sedang sehingga perbedaan yang signifikan antara dua
kelompok pekerja sosial berdasarkan lama
148 ASPARY, PUSPITAWATI, & KRISNATUTI Jur. Ilm. Kel. & Kons.
menikah. Sebuah perkawinan cenderung persen untuk kelompok pekerja sosial lama
mengalami penurunan kualitas secara bertahap menikah >10 tahun. Artinya, pekerja sosial
dimulai dari tahun pertama perkawinan, memiliki pola interaksi dan komunikasi yang
kemudian 0-5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun baik dengan pasangannya. Sementara itu,
(Carrere et al., 2000). Pernyataan ini tidak kesejahteraan subjektif masih berada pada
terbukti pada pekerja sosial sebagai subjek kategori sedang yang berarti pekerja sosial
penelitian. merasa cukup puas dengan perkawinannya
dengan pasangan. Lebih lanjut, kedua variabel
Penelitian yang dilakukan oleh Hansen et al. tersebut harus ditingkatkan lagi agar pekerja
(2018) menemukan bahwa loyalitas bergabung sosial dapat memenuhi syarat yang baik
di organisasi sosial dapat membawa sebagai role model atau panutan dalam hal
keuntungan untuk individu seperti kesehatan, pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.
dukungan sosial, dan percaya diri. Pernyataan
tersebut didukung oleh hasil penelitian bahwa Hasil pada penelitian ini tidak sejalan dengan
mayoritas pekerja sosial pada kelompok lama penelitian yang telah dilakukan oleh Carrere et
menikah kurang dari 10 tahun tergolong al. (2000) yang menjelaskan bahwa kualitas
dewasa awal (20-40 tahun) dan telah perkawinan akan turun seiring dengan
bergabung di PKK selama 1,58 tahun, bertambahnya usia perkawinan. Penelitian ini
sedangkan pekerja sosial pada kelompok lama hanya meneliti pekerja sosial yang berprofesi
menikah lebih dari 10 tahun tergolong dewasa sama yaitu pengurus PKK di DKI Jakarta
madya (40-60 tahun) dan telah bergabung di sehingga tidak dapat dilakukan uji beda untuk
PKK selama 9,52 tahun. Hasil penelitian memahami pengaruh antar variabel pada
menunjukkan bahwa pekerja sosial lama kelompok pekerja sosial lainnya.
menikah >10 tahun memiliki kesejahteraan
subjektif yang lebih baik dibandingkan pekerja SIMPULAN DAN SARAN
sosial lama menikah ≤10 tahun. Profesi yang
banyak digeluti oleh para pekerja sosial adalah Berdasarkan temuan penelitian, tidak ada
ibu rumah tangga. Hal tersebut sejalan dengan perbedaan signifikan antara kedua kelompok
temuan penelitian Kartikasari et al. (2019) yang pekerja sosial berdasarkan usia pernikahan.
menyebutkan bahwa ibu rumah tangga lebih Pada uji pengaruh ditemukan bahwa faktor
banyak mengikuti kegiatan kerelawanan seperti yang memengaruhi secara langsung positif
menjadi kader. signifikan variabel kualitas perkawinan adalah
interaksi suami-istri dan kesejahteraan
Rata-rata pendapatan keluarga per bulan subjektif. Artinya, semakin tinggi interaksi
kedua kelompok pekerja sosial berdasarkan suami-istri dan kesejahteraan subjektif, maka
lama menikah tergolong sangat tinggi yaitu semakin tinggi kualitas perkawinan pekerja
kelompok lama menikah ≤10 tahun adalah sosial. Karakteristik pasangan yang terdiri atas
Rp8.772.333 dan rata-rata pendapatan per pendidikan dan pendapatan juga berpengaruh
tahun kelompok lama menikah >10 tahun positif signifikan terhadap interaksi suami-istri.
adalah Rp6.048.363. Pendapatan tersebut Artinya, semakin tinggi pendidikan dan
berada di atas Rp6.000.000 per bulan yang pendapatan pasangan, maka interaksi suami-
terkategori keluarga berpendapatan tinggi istri menjadi semakin baik. Sementara itu,
(BPS, 2019). Temuan tersebut sejalan dengan pengaruh tidak langsung positif signifikan
penelitian Lee (2019) yang menyatakan bahwa ditemukan antara variabel interaksi suami-istri
melakukan hal sosial berasosiasi dengan dan kualitas perkawinan melalui variabel
pendapatan yang berarti orang cenderung kesejahteraan subjektif. Artinya, perlu upaya
bahagia dan menjadi relawan jika puas dengan sadar untuk meningkatkan interaksi suami-istri
pendapatannya. Data yang diungkapkan dan kesejahteraan subjektif untuk mendapatkan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh kualitas perkawinan yang baik. Interaksi suami-
Kusminah (2018), tugas PKK adalah menjadi istri sangat menentukan kualitas perkawinan.
role model untuk menyebarkan informasi Maka dari itu, pekerja sosial perlu lebih terbuka
kepada masyarakat di sekitarnya termasuk di dalam menyampaikan saran untuk pasangan,
dalamnya adalah informasi tentang lebih bersikap lemah lembut, dan terbuka ketika
pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga. menerima masukan dari pasangan. Pada
dasarnya, pekerja sosial bisa berkarir di luar
Data penelitian menunjukkan bahwa hanya rumah namun dengan tetap meningkatkan
interaksi suami-istri yang terkategori tinggi, interaksi suami-istri dan kesejahteraan subjektif
yaitu 80,4 persen untuk kelompok pekerja dirinya. Pekerja sosial PKK kelurahan juga
sosial lama menikah ≤10 tahun dan 80,6 berpotensi untuk bisa menjadi mitra strategis
Vol. 14, 2021 KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF DAN KUALITAS PERKAWINAN PEKERJA SOSIAL 149
Illness, 1(1), 256-287. Littlepage, L., Obergfell, E., & Zanin, G. (2003).
doi:10.1002/9780470753552.ch10. Family Volunteering: An Exploratory Study
of the Impact On Families. Indianapolis, IN:
Dewi, E. M., Puspitawati, H., & Krisnatuti, D.
Purdue University Indianapolis.
(2019). the effect of social capital and
husband-wife interaction on marital quality Marzuki, S. N. (2019). Relevansi kesejahteraan
among familiesin early years and middle ekonomi keluarga dengan peningkatan
years marriage. Journal of Family perceraian di Kabupaten Bone. Al-Risalah:
Sciences, 3(1), 30-40. Jurnal Hukum Keluarga Islam (Ahwal Al-
doi:10.29244/jfs.3.1.30-40. Syakhsiyah), 2(2).
Hansen, T., Aartsen, M., Slagsvold, B., & Megapolitan.antaranews.com. (2017). Harapan
Deindl, C. (2018). Dynamics of Presiden Jokowi Kepada Para Kader PKK.
volunteering and life satisfaction in midlife Retrieved from
and old age: Findings from 12 European https://megapolitan.antaranews.com/berita
countries. Social Sciences, 7(5), 78. /33043/harapan-presiden-jokowi-kepada-
doi:10.3390/socsci7050078. para-kader-pkk.
Haring-Hidore, M., Stock, W. A., Okun, M. A., & Morrow-Howell, N., Hinterlong, J., Rozario, P.
Witter, R. A. (1985). Marital status and A., & Tang, F. (2003). Effects of
subjective well-being: A research volunteering on the well-being of older
synthesis. Journal of Marriage and the adults. The Journals of Gerontology Series
Family, 47(4), 947-953. B: Psychological Sciences and Social
doi:10.2307/352338. Sciences, 58(3), S137-S145.
doi:10.1093/geronb/58.3.S137.
Iskandar, A. (2012). Kebijakan dan
implementasi pemberdayaan masyarakat Niedzwiedz, C. L., Richardson, E. A., Tunstall,
melalui pabrik garam. Jurnal Sosial H., Shortt, N. K., Mitchell, R. J., & Pearce,
Humaniora, 3(1), 9-21. J. R. (2016). The relationship between
doi:10.30997/jsh.v3i1.351. wealth and loneliness among older people
across Europe: Is social participation
Kartikasari, A., Anggraeni, M. D., Latifah, L., &
protective? Preventive Medicine, 91(1), 24-
Setiawati, N. (2019). The community
31. doi:10.1016/j.ypmed.2016.07.016.
health volunteers description in exclusive
breastfeeding promotion and improved Riyanti, D., Prabowo, H., & Puspitawati, I.
knowledge through training based on the (1998). Psikologi Umum 2. Jakarta, ID:
concept of "Insufficient Milk Supply". Universitas Gunadarma.
In IOP Conference Series: Earth and
Schulz, M. S., Cowan, P. A., Pape-Cowan, C.,
Environmental Science: IOP Publishing,
& Brennan, R. T. (2004). Coming home
255(1), 012-026.
upset: Gender, marital satisfaction, and the
Komariah, N., Prijana, P., & Winoto, Y. (2018). daily spillover of workday experience into
Upaya pemberdayaan perempuan melalui couple interactions. Journal of Family
pelatihan literasi informasi kesehatan pada Psychology, 18(1), 250. doi:10.1037/0893-
ibu-ibu kader PKK di Kecamatan 3200.18.1.250.
Jatinangor Kabupaten Sumedang.
Syam, N. K., Nandang, H. M. Z., Al Farisi, S., &
Dharmakarya, 7(1), 26-31.
Day, J. I. (2015). Pelatihan parenting:
Kusminah, I. L. (2018). Penyuluhan 4r (Reduce, Komunikasi pengasuhan anak usia dini
Reuse, Recycle, Replace) dan kegunaan bagi orang tua, pendidik dan Kader PKK di
bank sampah sebagai langkah Desa Nagrog Cicalengka. Prosiding
menciptakan lingkungan yang bersih dan SNaPP: Sosial, Ekonomi dan Humaniora,
ekonomis di Desa Mojowuku Kab. 5(1), 165-172.
Gresik. JPM17: Jurnal Pengabdian doi:10.1177/0265407510382061.
Masyarakat, 3(01), 22-28.
Umberson, D., Williams, K., Powers, D. A., Liu,
doi:10.30996/jpm17.v3i01.1165.g1003.
H., & Needham, B. (2006). You make me
Lee, M. A. (2019). Volunteering and happiness: sick: Marital quality and health over the life
Examining the differential effects of course. Journal of Health and Social
volunteering types according to household Behavior, 47(1), 1-16.
income. Journal of Happiness doi:10.1177/002214650604700101.
Studies, 20(3), 795-814.
Vol. 14, 2021 KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF DAN KUALITAS PERKAWINAN PEKERJA SOSIAL 151