Anda di halaman 1dari 20

USULAN

PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT STIMULUS

KOMUNIKASI EFEKTIF PADA PASANGAN YANG MENIKAH MUDA


DI DESA PLALANGAN KECAMATAN KALISAT KABUPATEN
JEMBER

BIDANG UNGGULAN: EKSPLORASI BUDAYA PANDHALUNGAN


BERBASIS NILAI-NILAI MULTI ETNIS

TIM PENGUSUL:

Dr. Nurlaela Widyarini, S.Psi., M.Si 0029057501


Ria Wiyatfi Linsiya, S.Psi., M.Psi., Psikolog 0719019204
Dr. Fitriana Putri, M.Si 0704028101
Ainun Nur Fitriyana 1810811020
Asiva Salma 2010811090

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
NOVEMBER 2022

i
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER……………………………………………………………….…………i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

RINGKASAN ............................................................................................................................ 1

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 2

BAB 2. RESTRA PENGABDIAN PERGURUAN TINGGI .................................................... 4

BAB 3.SOLUSI DAN PERMASALAHAN .............................................................................. 5

BAB 4. METODE PELAKSANAAN ....................................................................................... 8

BAB 5. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN ...................................................................... 11

BAB 6. ANGGARAN ............................................................................................................. 12

BAB 7. JADWAL .................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

PERSETUJUAN ATAU PERNYATAAN MITRA ................................................................ 15

GAMBARAN IPTEK .............................................................................................................. 16

PETA LOKASI ........................................................................................................................ 17

iii
RINGKASAN

Berdasarkan data laporan pernikahan BP2AKB di Kecamatan Kalisat tercatat sebagai


kecamatan dengan pernikahan dini tertinggi berdasarkan usia istri di Kabupaten Jember
sepanjang tahun 2020 sebanyak 221 kasus. Desa Plalangan merupakan desa yang memiliki
jumlah kasus pernikahan dini tertinggi berdasarkan usia perempuan yaitu sebanyak 43 kasus
di Kecamatan Kalisat. Kemampuan untuk menjalin komunikasi yang efektif dengan pasangan
dapat meningkatkan kemampuannya beradaptasi terhadap tugas dan peran baru di keluarga
maupun masyarakat.
Usulan pengabdian kepada masyarakat ini mendasarkan diri pada orientasi
keunggulan Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 2020-2024, yaitu inovasi
model sosial dan ipteks untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Fokus bidang
pengabdian ini adalah eksplorasi budaya Pandhalungan berbasis nilai-nilai multi etnis di
masyarakat. Topik yang diusulkan dalam kegiatan pengabdian adalah pelatihan komunikasi
efektif pada pasangan yang menikah muda di Desa Plalangan, Kecamatan Kalisat, Kabupaten
Jember.
Peserta pelatihan merupakan pasangan yang menikah muda, di Desa Plalangan
Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember dan sekitarnya. Berdasarkan identifikasi awal, terdapat
33 pasangan yang menikah muda. Pelatihan komunikasi efektif didasarkan pada Relationship
Rules Theory (DeVito, 2017; Shimanoff, 1985) yang menekankan pada keterbukaan,
kemampuan mendengarkan dan menyampaikan pesan verbal-non verbal. Disamping itu,
materi kesehatan reproduksi menjadi materi penguat untuk meningkatkan pengetahuan akan
kesehatan reproduksi pasangan.

Kata Kunci: kesehatan reproduksi, komunikasi efektif, pernikahan usia dini,

1
BAB 1. PENDAHULUAN

Pernikahan dini di Jawa Timur menempati urutan ketiga tertinggi di Indonesia,


sebagaimana dilansir oleh hasil survei sosial ekonomi nasional (SUSENAS) Tahun 2020
dengan persentase 10,85 persen dari total 64.211 kasus (Huda, 2022). Gerakan Peduli
Perempuan (GPP) Jember juga menyampaikan bahwa terdapat peningkatan perkara usia
pernikahan yang tidak sesuai dengan UU Pernikahan pada tahun 2018-2020, yaitu terdapat 132
perkara pada tahun 2018, 332 perkara pada tahun 2019 dan sebanyak 1.442 perkara pada tahun
2020. Dalam laporan tersebut juga tercatat terdapat tiga kecamatan di wilayah utara Kabupaten
Jember yang menjadi pusat pernikahan usia dini yakni Kecamatan Kalisat, Sukowono, dan
Ledokombo (Mahrus Sholih, 2021). Berdasarkan data laporan pernikahan BP2AKB di
Kecamatan Kalisat tercatat sebagai kecamatan dengan pernikahan dini tertinggi berdasarkan
usia istri di Kabupaten Jember sepanjang tahun 2020 sebanyak 221 kasus. Desa Plalangan
merupakan desa yang memiliki jumlah kasus pernikahan dini tertinggi berdasarkan usia
perempuan yaitu sebanyak 43 kasus di Kecamatan Kalisat.
Pernikahan usia muda atau juga disebut dengan pernikahan dibawah 21 tahun yang
mana pada tahap perkembangan masuk dalam kategori remaja. Pernikahan sebelum usia ini,
memiliki risiko secara fisik, psikologis maupun sosial. Remaja perempuan lebih rentan
terhadap infeksi karena tidak dapat tidak dapat menegosiasikan hubungan suami dan istri yang
lebih aman dengan pasangan. Ibu yang lebih muda cenderung memiliki kemampuan mengasuh
anak yang kurang terampil dibandingkan dengan ibu yang melahirkan pada usia yang telah
matang, kecemasan terhadap peran baru baik dalam keluarga maupun masyarakat (Elnakib et
al., 2022; Hynek, Abebe, Liefbroer, Hauge, & Straiton, 2022; Pelayo, 2015)
Kasus perceraian di Kabupaten Jember juga cukup tinggi. Berdasarkan data yang
diungkap Dr. Linda Dwi Eriyanti Ketua Pusat Studi Gender Universitas Jember angka
perceraian di Jember juga masih tergolong tinggi yakni 5.998 kasus selama tahun 2020
(redaksi, 2021) dan salah satu faktor yang menyebabkan perceraian adalah ketidakharmonisan
(Badruzaman, 2021). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi & Sundhana (2013)
menunjukan semakin efektif komunikasi antar pasangan maka pernikahannya semakin
harmonis. Hal tersebut sesuai dengan yang ditemukan oleh Surya (dalam Dewi & Sudhana,
2013) bahwa tanpa adanya hubungan interpersonal yang baik antara suami dan istri
menyebabkan akan sulit terwujudnya suatu pernikahan yang harmonis. Komunikasi yang
harmonis antara suami dan istri mendorong keharmonisan dan stabilitas perkawinan (Esere,
dkk., dalam Udo Immanuel, 2020).

2
Kegagalan untuk berkomunikasi membuat pasangan sulit untuk menyelesaikan
masalah, baik masalah keuangan, emosional atau lainnya. Selain itu, kurangnya komunikasi
dapat mengakibatkan keterasingan dari pasangan. Tanpa komunikasi yang saling timbal balik
maka akan sulit untuk mempertahankan ikatan yang kuat. Perbedaan cara pandang tidak dapat
merupakan hal yang wajar, namun ketika pasangan tidak mampu menyampaikan maksud dan
harapan, membahas isu-isu tertentu yang dinilai penting dalam pernikahan mendorong
munculnya konflik antar pasangan. Untuk itu, penting kiranya memiliki kemampuan
berkomunikasi agar pasangan yang menikah pada usia muda dapat semakin adaptif dalam
menjalankan tugas dan peran dalam keluarga.

3
BAB 2. RESTRA PENGABDIAN PERGURUAN TINGGI
Usulan pengabdian kepada masyarakat ini mendasarkan diri pada orientasi keunggulan
Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 2020-2024, yaitu inovasi model
sosial dan ipteks untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Fokus bidang pengabdian
ini adalah eksplorasi budaya Pandhalungan Berbasis Nilai-nilai Multi Etnis di masyarakat.
Topik yang diusulkan dalam kegiatan pengabdian adalah pelatihan komunikasi efektif pada
pasangan yang menikah muda di Desa Plalangan, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember.
Adapun kesesuaian antara kegiatan pengabdian yang diusulkan dengan Renstra Pengabdian
Kepada Masyarakat UM Jember 2020-2024 adalah sebagai berikut:

Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat UM Peta Jalan: Eksplorasi Budaya Pandhalungan Berbasis Nilai-nilai
Jember 2020-2024 Multi Etnis Masyarakat

Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat UM


Jember dan Rencana Induk Penelitian dan Pengabdian Isu Strategis: Kajian Kearifan Lokal pada Masyarakat
kepada Masyarakat Fakultas Psikologi UM Jember 2020-2024

Pelatihan Komunikasi Efektif Pasangan yang Menikah Muda di


Topik Pengabdian Kepada Masyarakat
Desa Plalangan Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember

4
BAB 3.SOLUSI DAN PERMASALAHAN
1. Relationship Rules Theory
Relationship Rules Theory merupakan teori yang dapat digunakan untuk memahami
komunikasi antar pasangan. Teori ini memiliki asumsi dasar bahwa seluruh bentuk hubungan,
termasuk hubungan dengan pasangan memiliki aturan tertentu. Dengan memahami aturan ini,
maka komunikasi dapat berlangsung dengan efektif sesuai dengan peran yang dimiliki dan
dipahami oleh kedua belah pihak. Teori ini dapat membantu pasangan untuk membuat
klarifikasi beberapa aspek hubungan. Pertama, aturan-aturan yang disepakati dapat membantu
mengidentifikasi komunikasi dalam relasi seperti apa yang berhasil atau mengganggu. Dengan
demikian, pasangan dapat melihat aturan yang ada dalam sebuah hubungan, mengidentifikasi
dengan lebih baik alasan mengapa sebuah hubungan dinilai bermasalah (yaitu, aturan apa yang
dilanggar) dan bagaimana hal itu dapat diperbaiki (yaitu, aturan apa yang perlu diperkuat dan
dihormati oleh kedua belah pihak). Kedua, jika pasangan memahami aturannya, maka
pasangan akan lebih mampu menguasai keterampilan sosial dibutuhkan dalam
mengembangkan dan memelihara hubungan (DeVito, 2017; Shimanoff, 1985).
Berdasarkan teori ini, maka aturan merupakan komponen utama dalam komunikasi.
Dalam hal ini, aturan menyediakan semacam struktur yang mendefinisikan pasangan atay
keluarga sebagai unit kohesif dan yang membedakannya dari keluarga sejenis lainnya. Aturan
keluarga mencakup tiga masalah utama komunikasi interpersonal, antara lain: Pertama, materi
yang dibicarakan. Hal ini mencakup banyak hal, namun tiap pasangan memiliki materi yang
menjadi prioritas untuk dibicarakan. Umumnya dapat diwakili dengan pertanyaan: “Apa yang
bisa Anda bicarakan? Dan apa yang tidak dapat Anda bicarakan dengan pasangan?”. Kedua,
cara menyampaikan atau mengkomunikasikan materi tersebut dengan pasangan. Pada
umumnya dapat diwakili dengan pertanyaan: “bagaimana cara Anda menyampaikan materi
atau sesuatu yang Anda ingin sampaikan kepada pasangan?”. Ketiga, keterbukaan dengan
dalam menyampaikan materi kepada pasangan (DeVito, 2017).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran aturan dalam komunikasi pada pasangan
memiliki fungsi performatif, mengurangi konflik, dan memandu jalinan modalitas. Fungsi
performatif, maksudnya adalah bahwa aturan memengaruhi cara mereka berkomunikasi
dengan pasangannya berdasarkan pengamatan gaya komunikasi satu sama lain. Fungsi kedua
adalah aturan mengurangi konflik. Mirip dengan temuan penelitian sebelumnya, sebagian
besar aturan komunikasi muncul dari konflik sebelumnya atau perilaku yang tidak diinginkan
Oleh karena itu, konflik relasional menjadi sumber konstruksi aturan komunikasi. Penelitian
menunjukkan bahwa setelah pasangan berargumen, salah satu cara untuk mengurangi

5
ketegangan ini adalah dengan mengatur aturan komunikasi untuk interaksi di masa mendatang.
Fungsi ketiga, yaitu aturan memandu jalinan modalitas, artinya pasangan dapat menyatukan
berbagai saluran komunikasi dengan interaksi langsung ke dalam komunikasi relasional
mereka (Foster Campbell, 2022)

2. Aspek Komunikasi Interpersonal dan Pernikahan Usia Muda


Tim Pengabdian kepada Masyarakat merumuskan beberapa aspek penting dalam
komunikasi interpersonal. Selain materi tentang komunikasi interpersonal dengan pasangan,
tim memandang perlu untuk menyampaian materi tentang kesehatan reproduksi. Hal ini
didasasrkan pada kenyataan bahwa pada pernikahan yang kurang matang, pembicaraan
mengenai kesehatan reproduksi menjadi bagian yang tabu untuk dibicarakan. Kesehatan
reproduksi Kesehatan reproduksi merupakan konsep yang holistik terkait dengan reproduksi.
Hal Hal ini berarti kesehatan reproduksi bukan sekedar tidak adanya keluhan terkait dengan
organ reproduksi, namun juga berhubungan dengan keadaan mental dan sosial seseorang
berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi (Shaeffer, 2006). Mengacu pada
Relationship Rules Theory, terdapat beberapa komponen komunikasi interpersonal pada
pasangan yang penting untuk dikuasai (DeVito, 2017; Shimanoff, 1985), yaitu:
a. Keterbukaan (self disclosure). Kesediaan untuk menyadari apa yang menjadi penting
untuk dibicarakan dengan pasangan dan pada saat yang sama juga menyadari apa yang
menjadi hal penting dari pasangan untuk dikomunikasikan.
b. Kemampuan mendengarkan. Kemampuan untuk memberikan perhatian dan memahami
pesan yang disampaikan oleh pasangan. Dalam hal ini terdapat lima keterampilan,
yaitu (1) perhatian dan konsentrasi (receiving), (2) belajar untuk memahami
(understanding), (3) mengingat (remembering), (4) Evaluasi (evaluation), dan (5)
memberikan tanggapan (respons).

6
c. Menyampaikan pesan secara verbal. Kemampuan untuk menyampaikan pesan secara
langsung pada pasangan. Dalam hal ini, diperlukan kemampuan untuk memilih Bahasa
yang tepat dan intonasi yang sesuai sehingga pesan dapat diterima sesuai dengan yang
dimaksud.
d. Menyampaikan pesan non verval. Kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan
memberikan tanda atau isyarat tubuh. Misalnya ekspresi raut muka, posisi tubuh,
intonasi dan penekanan suara. Aspek krusialnya adalah bahwa pesan yang non verbal
dipilih untuk mendukung pesan verbal yang dimaksud. Sikap mendukung, yaitu
dimana komunikasi interpersonal dengan pasangan akan efektif apabila individu
bersikap terbuka untuk mendukung pasangannya dengan bersikap deskriptif tanpa
adanya evaluasi yang membuat pasangan merasa nyaman untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaannya, bersikap spontan dalam menanggapi stimulus dan bersikap
professional dalam hal menerima segala kritik dan saran yang diberikan oleh pasangan.

7
BAB 4. METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat akan dilakukan melalui tahapan
berikut ini:
1. Tahap Pra Kegiatan Pengabdian
Sebelum dilaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, maka tim akan
melakukan persiapan administrative dan penyediaan bahan.
a. Tahap administrative.
Pada tahap ini tim akan melakukan koordinasi dengan Kepala Desa Plalangan
dan jajarannya. Koordinasi diperlukan untuk menentukan waktu, lokasi, dan
perijinan pelibatan kelompok sasaran serta kebutuhan administrarif lain yang
akan digunakan dalam kegiatan pengabdian.
b. Tahap melengkapi bahan-bahan pelatihan
Bahan pelatihan yang perlu disiapkan dalam kegiatan pengabdian kepada
masyarakat antara lain:
1) Survey pre-test dan post-test
2) Modul pelatihan
3) Alat media peraga
2. Tahap Pelaksanaan Pengabdian
Peserta Pelatihan. Karakteristik peserta dalam dalam pelatihan ini adalah sebagai
berikut:
a. Pasangan yang menikah muda : laki-laki dan perempuan berusia kurang dari 21 tahun
b. Berdomisili di Desa Plalangan Kecamatan Kalisat dan sekitarnya Kabupaten Jember.
c. Tinggal satu rumah dengan pasangan.
Tabel 1. Pasangan Menikah Muda di Desa Plalangan Kecamatan Kalisat

No. Tahun Nama Pasangan / Usia saat Menikah


Menikah Laki-laki Usia Perempuan Usia
1. 2019 Y.N 20 A 19
2. 2019 M. 20 A 18
3. 2019 M.S.S 20 D.P 18
4. 2019 M.A 20 U.H 19
5. 2019 M.G 19 S.I 20
6. 2019 M.M 20 Y.C.L 17
7. 2020 S 19 N.I 19
8. 2020 A.A.S 19 A.L 18
9. 2021 M.A 20 S 19
10. 2021 M.A 19 S.H 20
11. 2022 M.M 19 S.M 20
12. 2019 A.K 19 H 18
13. 2019 W.H 20 L.P 18

8
14. 2019 A.R 19 N 18
15. 2019 M.S 19 F.N.S 19
16. 2019 A.W 19 M.U 19
17. 2020 M.S 20 L.H 19
18. 2020 M.D.Z 19 S.R 19
19. 2020 M.F 20 L.M.P 19
20. 2020 Y 19 D.A.S 20
21. 2020 R.E 19 A 19
22. 2020 M.F.H 20 S.N.N 20
23. 2021 M.A.A 20 F.W 20
24. 2021 M.A.A 20 W.R 20
25. 2021 D.A 20 S.F 20
26. 2021 M.I.F 20 D.F 19
27. 2021 I.S 19 N.A.S 19
28. 2021 A 19 S.H 19
29. 2021 Y.S.D.C 20 S.F 20
30. 2022 M.I.E 20 L.A 20
31. 2022 G.A 20 H.H 19
32. 2022 M.Y.A 19 S.N.F 20
33. 2022 M.S 20 D 19

Pelaksanaan. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat didasarkan berupa


Pelatihan Komunikasi Efektif yang dirancang dengan mempertimbangkan pada teori dan
kompetensi tim pengabdian. Adapun kompetensi tim pengabdian sebagai berikut:
NO NAMA TIM KOMPETENSI
1 Dr.Nurlaela Widyarini, S.Psi., M.Si Psikologi Komunitas
1 Ria Wiyatfi Linsiya, S.Psi., M.Psi Psikologi Klinis
2 dr. Fitriana Putri, M.Si Kedokteran

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarat akan dilakukan sebagai berikut:


TAHAPAN URUTAN KEGIATAN YANG MEDIA PELAKSANA
DILAKUKAN
Pembukaan 1 Sambutan dari Kepala Desa dan -
Perwakilan Tim Pengabdian
Pre-Tes 2 Mengukur komunikasi efektif Lembar Pre-Test Asiva Salma
sebelum pelatihan Ainun Nur Fitriyana
Analisis situasi dan 3 Mengenali topik pembicaraan yang Panduan diskusi Dr. Nurlaela
permasalahan menjadi kendala untuk kelompok terarah Widyarini, S.Psi.,
komunikasi dikomunikasikan M.Si
pasangan 4 Mengenali pola komunikasi
pasangan yang selama ini Ria Wiyatfi Linsiya,
digunakan S.Psi., M.Psi
Pelatihan 5 Pengenalan Kesehatan Reproduksi Materi 1 dr. Fitriana Putri,
M.Si
6 Mendengarkan Efektif Materi 2 Dr. Nurlaela
7 Menyampaikan Pesan: Komunikasi Widyarini, S.Psi.,
Verbal M.Si

8 Menyampaikan Pesan: Komunikasi Materi 3 Ria Wiyatfi Linsiya,


Non Verbal S.Psi., M.Psi
Post-Test 9 Mengukur komunikasi efektif pasca Lembar Post-Test Asiva Salma
pelatihan dan evaluasi pelaksanaan Ainun Nur Fitriyana
kegiatan
Penutup 10 Penutupan oleh Kepala Desa dan - -
Perwakilan Tim Pengabdian

9
3. Tahap Pelaporan. Menyusun laporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan
menekankan pada evaluasi ketercapaian dari rencana.

10
BAB 5. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

Luaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah


1. Artikel yang dipublikasikan dalam Buletin Udayana Mengabdi (Terakreditasi
Kemristekdikti Peringkat Sinta 4).
2. Status capaian: Dimuat pada tahun 2023.

No Jenis Luaran Indikator


Capaian
Kategori Sub kategori Wajib Tambahan TS
1. 1) Internasional bereputasi
Artikel ilmiah dimuat di jurnal
Nasional Terakreditasi x published

2. 1) Internasional Terindeks
Artikel ilmiah dimuat di prosiding
Nasional
Lokal
3. 2) Internasional
Invited speaker dalam temu ilmiah
Nasional
Lokal
4. 2) Internasional
Visiting Lecturer
Nasional
Lokal
5. 3) Paten
Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
Paten Sederhana
Hak Cipta
Merek Dagang
Rahasia Dagang
Desain Manual
Indikasi Geografis
Perlindungan
Varietas
Perlindungan
Topografi
6. 4)
Teknologi Tepat Guna
7. 4)
Model/Purwarupa/Desain/Karya/Rekayasa
8. 5)
Buku (ISBN)
9. 6)
Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)

11
BAB 6. ANGGARAN

Item Keterangan Satuan Volume Harga Total (Rp)


Satuan
(Rp)
Bahan
Konsumsi Rapat dengan asisten Kotak 5 kotak x 3 25.000 375.000
peneliti kegiatan rapat

Pulsa koordinasi Koordinasi tim Paket pulsa 5 orang x paket 100.000 500.000
pulsa

Konsumsi kegiatan Konsumsi kegiatan Kotak 100 kotak 25.000 2.500.000


pengabdian

Merchandise perangkat Merchandise paket 4 paket 200.000 800.000


desa perangkat desa

Transportasi kegiatan Transportasi perijinan Paket Sewa kendaraan 600.000


dan kegiatan x 2 kegiatan 300.000

Foto copy Alat Pre-Post Test lembar 20 lembar x 70 200 280.000


Pelatihan
Paket alat tulis Alat tulis bagi peserta Paket 70 paket 50.000 350.000

Luaran Penelitian
Biaya publikasi Biaya publikasi di Paket 1 500.000 500.000
Jurnal
Penggandaan laporan laporan kemajuan dan Paket 4 25.000 100.000
akhir
Total
6.000.000

12
BAB 7. JADWAL
No Kegiatan Bulan Ke-
01 02 03 04 05 06
1 Tahap 1 : Persiapan Kegiatan Pengabdian
Perijinan
Pembuatan Materi Pelatihan
2 Tahap 2: Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian
3 Tahap 3: Analisis Hasil Kegiatan Pengabdian
4 Penyusunan Laporan
5 Publikasi

13
DAFTAR PUSTAKA
Badruzaman, D. (2021). Pengaruh Pernikahan Usia Muda terhadap Gugatan Cerai di
Pengadilan Agama Antapani Bandung. Muslim Heritage, 6(1), 70–89.
https://doi.org/10.21154/muslimheritage.v6i1.2653
DeVito, J. A. (2017). Essentials of Human Communication. (N. Toner, Ed.) (Nineth Edi).
Pearson Education, Inc.,. Retrieved from https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-
better-mfi-results
Dewi, N. R., & Sudhana, H. (2013). Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Pasutri
dengan Keharmonisan dalam Pernikahan. Jurnal Psikologi Udayana, 1(1), 22–30.
https://doi.org/10.24843/jpu.2013.v01.i01.p03
Elnakib, S., Elsallab, M., Wanis, M. A., Elshiwy, S., Krishnapalan, N. P., & Naja, N. A. (2022).
Understanding the impacts of child marriage on the health and well-being of adolescent
girls and young women residing in urban areas in Egypt. Reproductive Health, 19(1), 1–
14. https://doi.org/10.1186/s12978-021-01315-4
Foster Campbell, J. (2022). Rules for Mediated Romance: A Digital Exploration of How
Couples Negotiate Expectations. Journal of Computer-Mediated Communication, 27(3),
1–26. https://doi.org/10.1093/jcmc/zmac007
Huda, M. (2022). Dalam Setahun, Persentase Pernikahan Dini di Jatim Meningkat, Ini
Sebabnya. Regional.Kompas.Com.
Hynek, K. A., Abebe, D. S., Liefbroer, A. C., Hauge, L. J., & Straiton, M. L. (2022). The
association between early marriage and mental disorder among young migrant and non-
migrant women: a Norwegian register-based study. BMC Women’s Health, 22(1), 1–11.
https://doi.org/10.1186/s12905-022-01836-5
Mahrus Sholih. (2021). Tren Pernikahan Dini Meningkat, Kelurahan Ini Paling Banyak.
Marheni, A. K. . (2019). Komunikasi Interpersonal Dalam Pernikahan. Counsecling and
Personal Development, 1(1), 11.
Pelayo, V. (2015). Child Marriage : Addressing the Challenges and Obstacles in the Post-2015
Agenda. Independent Study Project (ISP) Collection.
redaksi. (2021). Selama Tahun 2020, Sebanyak 5998 Perempuan di Jember Menjanda.
Lenteratoday.Com.
Shaeffer, S. (2006, June). Culture, religion and adolescent reproductive and sexual health.
Adolescence Education Newsletter, 9(1), 1–24. Retrieved from www.unescobkk.org/arsh
Shimanoff, S. B. (1985). Rules governing the verbal expression of emotions between married
couples. Western Journal of Speech Communication, 49(3), 147–165.
https://doi.org/10.1080/10570318509374191
Udo Immanuel, E. (2020). Measuring Communication in Close Relationships: an Initial
Development of Dyadic Communication Assessment Scale. Practicum Psychologia,
10(1), 1–12.

14
GAMBARAN IPTEK

Gambaran IPTEK yang akan diterapkan pada mitra berupa Pelatihan Komunikasi
Efektif pada pasangan yang menikah muda. Tim pengabdian mengembangkan modul pelatihan
yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang ingin memanfaatkan modul tersebut pada
kelompok sasaran yang serupa.

16
PETA LOKASI

17

Anda mungkin juga menyukai