Oleh
Azzah Shafiyyah
2065061001
Kita harus memahami ligkungan di sekitar kita, seperti apa saja komposisi tim di
dalamnya, proses kerjanya
Kita harus paham seperti apa desain yang bagus, paham akan teori, prinsip dan kita bisa
mengimplementasikannya
Kita tau bagaimana cara agar kita dapat bekerja dengan lebih efektif
Whats good? : dari segi tamplian, seperti gradient dari transisi gambarnya dengan
backgroundnya yang hitam, sudah menjelaskan di mana user berada, pada genre apa film
tersebut, lalu ditampilkan film-film lain dengan 3 pattern.
Whats bad? : pada bagian navigation bar di bagian atas yang menampilkan genre dari film
tersebut kurang terlihat karena background imagenya berwarna putih dan warna dari font
tersebut juga putih jadi membuat user awam kurang paham bahwa ada tulisan tersebut
Sebuah good design harus bisa menjawab following description, ketika kita buka suatu
aplikasi, kita tahu kita sedang berada di mana, ada apa saja di dalamnya, dan selanjutnya kita
bisa pergi ke halaman yang mana
Video 2 : Membuat visual design yang bagus untuk UI Designer pemula
1. Shape, Simple
Bagaimana kita membuat ilustrasi, gambar ataupun banner yang detail atau
simple. Kalu simple misalnya berbentuk kotak atau segitiga. Kalau detail
segitiga bentuknya tiga dimensi ada shadownya, gradient, lightning. Jika di UI
design itu ada dua kombinasi kita harus bikin di simple shape. harus simple
shape jangan sampai terlalu detail. Seperti pada contohnya tempat obat dan pil
dan sebenarnya bikin nya benar2 simple dari simple step yang tiap ronde
berbeda beda dan bergambar kotak semua kita cari yang simple tapi mudah
untuk dikenali. Alasannya yang pertama agar user lebih mudah untuk melihat
pola yang simple yang kedua dilihat dari sisi technical kalau misalkan semakin
simple ilustrasi nya size nya semakin kecil dan lot nya semakin cepat berarti
performance partnya semakin bagus. Ada bagian performa dan mudah dikenali
dari user sehingga kita tidak perlu membuat aplikasi yang detail seperti melihat
lukisan.
2. Color, Universal(luas)
Pada saar kita ingin menentukan sendiri warnanya tidak seperti pada perusahaan
Start Up besar UX design kita harus membuat warna nya.
Yang pertama kita harus paham kalau color itu mempunyai universal
understanding contohnya lampu merah kuning dan hijau disemua negara
itu sudah pasti sama jadi user tidak perlu belajar banyak terkait maksud
dari warna ini.
Contoh lain ada medal ada gold silver dan bronze jangan sampai warna
bronze jadi warna biru nanti user bingung ini medali apa ya gold silver
bronze atau yang lainnya. Universal color boleh dipakai tapi jangan
sampai ketukar seperti contohnya delete kita tandai dengan warna
hijau.ketika pada apps yang kita buat you want to delete berwarna hijau.
Delete kan identik dengan merah dan negatif sedangkan hijau adalah
positif.
Pahami bahwa Color itu ada meaningnya, lebih ke brand visual seperti
hitam itu artinya apa hijau itu apa kuning itu apa itu ada sisi ekspresi dan
meaningnya itu seperti apa.
Pastikan accessibility, jangan sampai kita pilih warna jangan sampai kita
pilih warna yang menurut kita secara visual tetapi tidak kontras dengan
teksnya.
Color Combination
Pada saat kita meng combin biasanya kita coba coba bagus nya seperti
apa tetapi pada design biasanya pada color combination ada 5 cara yang
bisa kita pakai.
Misalnya di Monochromatic Kita fix salah satu yang akan kita pakai ada
yang lebih terang dan gelap.
Typography Readability, dimana kita harus memastikan memilih font
yang mudah untuk dibaca. Pastikan saat pemilihan font kita dan kita
tidak mempunya font sendiri, maka kita bisa mengikuti font yang ada
pada sistem operasi yang dimiliki. Contohnya pada google dia memiliki
font Roboto dan di apple terdapat font Sun Francisco. Hirarki merupakan
hal yang paling penting saat mendesign UI yang ditentukan oleh posisi,
spasi, kontras, dan skala.
Contoh untuk hirarki :
Pertanyaan
Pernahkan narasumber mengalami perbedaan scope saat mendesign?
Pembahasan
Ketika kita ingin lebih mendetailkan sesuatu dalam projek kita harus sadar bahwa dalam
membangun sebuah produk itu bukan hanya bergantung pada designer tetapi juga ada
engineer. Yang dimana kedua bagian ini harus memiliki kolaborasi yang pas agar
berjalannya penciptaan sebuah produk yang berkualitas.
Video 3 : Designing User Interface in a Fast-Paced Environment
1) Navigation
Top Navigation, Bottom Navigation, dan Tab Navigation.
2) Content Structuring
Card, Section
Gambar 4 Card
3) Input Area
textfield, radio button, checkbox
Gambar 5 Textfield
Gambar 6 Radio Button, Checkbox
4) Dialog
Memberitahu design untuk memilih pilihan dalam aplikasi.
popup/modal
Gambar 7 Popup/Modal
5) Action
Primary button : merupakan action yang harus dilakukan user untuk menyelesaikan
task, Secondary Button, dan toggle
Gambar 9 Toggle
Pattern bisa berupa halaman atau bahkan aliran. Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk
membuat design pattern UI Anda sendiri.
Atur satu file sumber untuk perpustakaan Anda sendiri (figma/miro file)
Kembangkan file dengan hierarki yang jelas
Pastikan perpustakaan dapat digunakan dan mudah dikembangkan
Berevolusi menjadi panduan gaya atau bahkan sistem desain Anda untuk
proyek/produk tertentu
Dalam pembuatan suatu produk atau sistem terutama dalam pembuatan desain UI,
diperlukan pemerhatian terhadap kebutuhan pelanggan/pengguna/user yang mana
menjadi acuan develop atau designer UI untuk menentukan desain seperti apa yang baik
dan sesuai. Dengan mengetahui informasi-informasi tersebut, UI designer dapat memulai
pekerjaannya dengan menentukan tingkatan-tingkatan tiap item yang akan digunakan
sesuai dengan fungsionalnya, penempatan ruang kosong atau space pada setiap item,
pemposisian tiap item untuk memudahkan pemahaman user dalam menggunakannya.
Pemilihan kontras dan warna untuk kenyamanan user dalam penggunaan sistem atau UI
yang digunakan. Dalam pembuatan UI perlu adanya penyediaan solusi pada setiap
permasalahanpermasalahan umum yang dihadapi pengguna untuk membantu designer
menghindari permasalahan tersebut berulang kali sehingga munculnya solusi yang dapat
diterapkan dengan lebih baik dan cepat. Setiap pembuatan UI juga perlu didasari atas
arsitektur dan pemrograman yang digunakan pada produk yang disediakan pada setiap
fase yang ada. Permasalahan-permasalahan tersebut umumnya dapat diselesaikan dengan
penambahan ragam dialog yang sesuai dan mudah untuk diterapkan dan jika diperlukan
designer UI pun dapat menyediakan library pada setiap kegiatannya agar pendesainan
dapat lebih cepat, dan lebih mudah untuk ditingkatkan ke tahap yang lebih baik lagi. Dari
saya pribadi, mungkin perlu lebih memahami pola-pola pekerjaan tiap job dan
hubungannya satu dengan yang lain agar dapat menciptakan Design UI yang maksimal
serta lebih memahami apa saja yang menjadi penghalang dalam menerapkan pola-pola
tersebut. Selain itu sepertinya saya perlu mengetahui mengetahui cara-cara improvisasi
serta cara menyikapi yang baik terhadap perubahan-perubahan yang tidak terduga dalam
pembuatan desain UI yang digunakan.