Materi Beda Pajak Dan Pungutan Lainnya
Materi Beda Pajak Dan Pungutan Lainnya
PERTEMUAN MINGGU 7
BAB 7 PERPAJAKAN
MATERI POKOK : Perbedaan pajak dengan pungutan resmi lainnya
Pertama, ada retribusi. Pungutan ini dikenakan kepada masyarakat atau warga yang
menggunakan fasilitas yang disediakan negara. Retribusi dikelola oleh Pemerintah Daerah dan
uangnya digunakan untuk pelayanan umum yang berkaitan dengan jenis retribusi. Pembayaran
retribusi ini tergantung pada kemauan si pembayar, artinya pungutan retribusi hanya dikenakan
pada orang yang menikmati atau menerima jasa retribusi tersebut. Jenis retribusi daerah ada tiga
bagian , yaitu:
Pajak dan retribusi keduanya sama-sama pungutan yang dibebankan kepada masyarakat demi
tercapainya kesejahteraan. Bedanya, manfaat dari pajak tidak bisa kita rasakan secara langsung
karena hasil pemungutannya dialokasikan untuk fasilitas atau sarana dan prasarana masyarakat
seperti perbaikan jalan, beasiswa, subsidi dan sebagainya. Sementara pada retribusi, kita dapat
merasakan balas jasanya secara langsung Squad. Contohnya sampah di rumah kita bisa diangkut
setiap hari oleh para petugasnya sebagai bentuk balas jasa dari retribusi kebersihan (sampah)
yang kita bayar.
Perbedaan Retribusi Daerah dan Pajak Daerah
Apabila Anda menggunakan fasilitas umum seperti layanan parkir atau berkunjung ke
kawasan wisata daerah tertentu, Anda biasanya akan dibebankan biaya tertentu dengan lembaran
karcis atau tiket yang diterima sebagai tanda untuk bisa masuk. Pada lembaran karcis biasanya
terdapat tulisan biaya retribusi daerah serta peraturan daerah terkait. Lalu, apakah retribusi
daerah ini berbeda dengan pajak daerah?
Pajak daerah maupun retribusi daerah pada dasarnya merupakan komponen pendapatan
daerah. Akan tetapi, kedua hal ini memiliki perbedaan. Perbedaannya dapat terlihat jelas pada
waktu pembayaran. Pajak dibayarkan pada jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun sekali.
Kemudian, manfaatnya pun tidak langsung Anda rasakan. Sedangkan, manfaat dari retribusi
dibayarkan setiap kali Anda menggunakan fasilitas umum, langsung dapat dirasakan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah:
Pajak Daerah merupakan kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi
maupun badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. (Baca juga:
Pajak Daerah: Pengertian dan Jenisnya)
Retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian
izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan pribadi atau badan.
Contoh yang paling dapat Anda rasakan adalah mengenai pajak parkir dan retribusi parkir.
Pajak parkir merupakan pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik
yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha
termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. Seperti pemilik usaha yang
menyediakan lahan parkir tempat perbelanjaan atau pihak swasta lainnya. Tarif pajak parkir
maksimal sebesar 30%. Dengan demikian, tidak semua yang dibayarkan oleh pengguna tempat
parkir yang menjadi hak pemerintah daerah setempat.
Retribusi parkir adalah pungutan atas pelayanan tempat khusus parkir yang disediakan,
dimiliki, dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah setempat. Biasanya tempat penyelenggaraan
parkir ini di tepi jalan umum yang telah ditetapkan oleh peraturan daerah setempat. Dengan
demikian, nominal yang dibayarkan oleh pengguna jasa parkir sepenuhnya menjadi hak
pemerintah daerah setempat.
Sebagai pemenuhan kewajiban sebagai seorang warga negara, sudah sebaiknya taat
membayar pajak daerah maupun retribusi daerah untuk kesejahteraan bersama.
2. CUKAI
Kedua ada cukai. Cukai adalah iuran rakyat atas pemakaian barang tertentu. Barang yang
terkena cukai hanya barang yang memiliki karakteristik khusus. Sifat atau karakteristik
barang yang terkena cukai di antaranya adalah:
3. BEA
Bea sendiri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bea masuk dan bea keluar. Bea
masuk adalah pungutan yang dilakukan oleh negara (berdasarkan undang-undang pabean)
pada barang-barang impor. Kebalikannya, bea keluar adalah pungutan yang dilakukan oleh
negara (berdasarkan undang-undang pabean) pada barang ekspor. Sama seperti cukai, negara
melakukan pungutan ini bukan tanpa tujuan.
Salah satu tujuan pengenaan bea terhadap barang-barang tersebut adalah untuk
mengurangi impor. Walaupun impor merupakan transaksi penting antarnegara, bukan berarti
impor tidak memberi dampak buruk. Makanya, impor perlu diatur untuk melindungi
produksi dalam negeri, salah satunya adalah dengan mengenakan bea masuk. Bea keluar juga
dikenakan untuk melindungi SDA dalam negeri sekaligus menjamin bahan baku mentah
untuk industri dalam negeri.
4. SUMBANGAN
Nah, setelah mempelajari pungutan-pungutan resmi selain pajak, sekarang kita lihat
kesimpulan perbedaan pajak dan pungutan resmi lain. Check tabel di bawah ya!