Anda di halaman 1dari 190

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “C”

DI RUMAH SAKIT SINAR KASIH TORAJA


TAHUN 2020

DISUSUN OLEH :
SEPLIN INDRAYANI DALAME
NIM : 15401.17.030

AKADEMI KEBIDANAN SINAR KASIH TORAJA


KABUPATEN TANAH TORAJA
TAHUN 2020
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “C”
DI RUMAH SAKIT SINAR KASIH TORAJA
TAHUN 2020

Laporan Tugas Akhir


Diajukan Sebagai Salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Di Akademi Kebidanan Sinar Kasih Toraja

DISUSUN OLEH :
SEPLIN INDRAYANI DALAME
NIM : 15401.17.030

AKADEMI KEBIDANAN SINAR KASIH TORAJA


KABUPATEN TANA TORAJA
TAHUN 2020

i
ii
LEMBAR PENGESAHAN

iii
iv
BIODATA PENULIS

A. Identitas Penulis

1. Nama : Seplin Indrayani Dalame

2. Nim : 15401.17.030

3. Tempat/Tanggal Lahir : Toini, 29 September 1998

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Suku/Bangsa : Toraja/Indonesia

6. Agama : Kristen

7. Alamat : Poso

B. Riwayat Pendidikan

1. Tamat TK Bethesda Kasiguncu Tahun 2004

2. Tamat SDN 5 Kasiguncu pada Tahun 2010

3. Tamat SMPN 1 Poso Pesisir Tahun 2013

4. Tamat SMK Kesehatan Palindondaya 2016

5. Melanjutkan pendidikan di Akbid Sinar Kasih Toraja Tahun 2017 sampai

sekarang.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunianya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) yang berjudul “Asuhan

Kebidanan Komprehenshif Pada NY.”C” Tahun 2020” dengan baik dan lancar.

Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan dalam penyelesaian

tugas akhir pendidikan Akademi Kebidanan Sinar Kasih Toraja.

Pada penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini penulis tidak lepas dari

berbagai hambatan dan kesulitan namun berkat bantuan bimbingan dan kerjasama

berbagai pihak hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Melalui kesempatan

ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada

Dr. Matius Rantesalu, S.Kep, Ns., M.Kes dan Linda, S.ST., M.Kes sebagai

pembimbing I dan pembimbing II atas segala arahan, perhatian dan bimbingan

dengan penuh ketulusan dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga tak lupa penulis

sampaikan kepada:

1. Dr. Erni Yetti Riman, SKM., M.Kes selaku Ketua Yayasan Sinar Kasih Toraja

2. dr. Zadrak Tombeg, Sp.A selaku Direktur Utama Akademi Kebidanan Sinar

Kasih Toraja

3. Edwinn Sallipadang S.Ked., M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit Sinar Kasih

Toraja atas kesediaannya memberikan izin untuk serta arahan dan bimbingannya

kepada penulis.

vi
4. Lenni Sello, S.ST., M.Keb selaku Direktur Akademi Sinar Kasih Toraja yang

telah memberikan bantuan kepada penulis selama menempuh pendidikan

5. Dosen dan staf pengelola Akademi Kebidanan Sinar Kasih Toraja atas ilmu yang

diturunkan kepada penulis selama menempuh jenjang pendidikan di Akademi

Kebidanan Sinar Kasih Toraja atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis

selama ini.

6. Kepada kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Heus Dalame dan ibunda Mariani

Togao atas jasa-jasa dan kasihnya yang tak terhingga kepada penulis serta

dukungan dalam doa, moril, dan materi. Tidak ada pencapaian yang dicapai oleh

penulis tanpa pengorbanannya selama ini.

7. Kepada semua pihak yang ikut membantu, namun tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Tugas Akhir (LTA) ini

masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun dari setiap pembaca demi kesempurnaan Laporan Tugas

Akhir (LTA) .

Makale, 01 Agustus 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ iv

BIODATA PENULIS ............................................................................................ v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 3

1.3. Tujuan .................................................................................................... 3

1.4. Manfaat .................................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6

2.1. Konsep Dasar Kehamilan ...................................................................... 6

2.2. Konsep Dasar Persalinan ....................................................................... 28

2.3. Konsep Dasar Nifas ............................................................................... 47

2.4. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir .............................................................. 59

2.5. Konsep Dasar Keluarga Berencana ........................................................ 73

2.6. Standar Asuhan Kebidanan .................................................................... 86

viii
BAB III STUDY KASUS ...................................................................................... 91

3.1. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil ................................................................ 91

3.2. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin.............................................................. 105

3.3. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas .................................................................. 125

3.4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir ...................................................... 138

3.5. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana ................................................. 153

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................... 163

4.1. Kehamilan ............................................................................................... 163

4.2. Persalinan ................................................................................................ 164

4.3. Nifas ........................................................................................................ 166

4.4. Bayi Baru Lahir ....................................................................................... 167

4.5. Keluarga Berencana ................................................................................ 167

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 169

5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 169

5.2. Saran ........................................................................................................ 170

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

2.1.5. Imunisasi TT pada ibu Hamil ............................................................. 27

3.1.1. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu ............................. 92

3.2.1. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu ............................... 106

3.2.6 Catatan Perkembangan Asuhan Persalinan 60 Langkah ........................ 118

3.3.6. Catatan Perkembangan Kunjungan Masa Nifas .................................... 134

3.4.1. Penilaian Apgar Score .......................................................................... 140

3.4.6. Catatan Perkembangan Kunjungan Bayi Baru Lahir ............................ 150

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Permohonan Responden Dalam Pengambilan Kasus

Lampiran 2 : Persetujuan Responden Dalam Pengambilan Kasus

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi LTA

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Asuhan Komprehensif yaitu manajemen kebidanan mulai dari ibu

hamil, bersalin, sampai bayi lahir sehingga persalinan dapat berlangsung

dengan aman dan bayi yang dilahirkan selamat dan sehat sampai dengan masa

nifas. continuity of care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin

hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang

berkelanjutan yang berkaitan dengan tenaga professional kesehatan,

pelayanan kebidanan dilakukan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama

semua trimester, kelahiran, sampai 6 minggu pertama postpartum. Tujuannya

adalah untuk membantu upaya percepatan penurunan AKI. (21)

Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2017 angka

kematian ibu (AKI) di dunia yaitu 295.000 jiwa baik selama kehamilan

atau sesudah persalinan. Mayoritas dari kematian ini (94%) terjadi di

rangkaian sumber daya rendah.(18)

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Tahun 2018 menunjukkan angka kematian ibu dan bayi mengalami

penurunan dimana Tahun 2016 sebanyak 4.912 dan pada Tahun 2017

sebanyak 4.167. Sedangkan angka kematian Bayi pada Tahun 2016

sebanyak 32.009 dan Tahun 2017 sebanyak 23.972.(17)

1
2

Pada tahun 2016, AKI Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 153

kasus atau 103.000/100.000 kelahiran hidup. Adapun penyebab kematian

ibu adalah perdarahan, pre eklampsia-eklampsia, abortus, persalinan

macet dan infeksi. Sedangkan AKB mancapai 838 kasus atau 5.65/1.000

kelahiran hidup. Adapun penyebab tertinggi kematian Bayi adalah

pertumbuhan janin yang lamba, kekurangan gizi pada janin, kelahiran

premature dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).(19)

Berdasarkan data RS Sinar Kasih Toraja pada bulan Maret 2019

sampai Juni 2020 didapat jumlah antenatal care sebanyak 1.295 ibu

hamil, intranatal care sebanyak 421 ibu, postnatal care sebanyak 421

ibu, jumlah bayi baru lahir sebanyak 420 yang lahir hidup dan 1 bayi

yang meninggal akibat KJDR. Dan untuk angka kematian ibu tidak ada

yang tercatat.(8)

Adapun upaya pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu

dan angka kematian bayi yaitu dengan meningkatkan kualitas pelayanan

yang mendukung kesehatan ibu dan bayi melalui : Pelayanan Obstetri

dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) yang siap selama 24

jam 7 hari, penerapan rumah sakit sayang Ibu Bayi dengan

melakasanakan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui, pemanfaatan

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA), pelayanan konseling

Keluarga Berencana (KB), serta pencegahan penularan HIV, sifilis, dan

Hepatitis B dari ibu ke anak. (20)


3

Bidan mempunyai peran dalam menurunkan Angka Kematian Ibu

(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Peran tersebut mencakup

pemeriksaan yang berkesinambungan yaitu asuhan kehamilan, persalinan,

bayi baru lahir, nifas dan kontrasepsi.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan suhan

Kebidanan komprehensif dengan judul “Asuhan kebidanan Komprehensif

pada Ny.C di Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja Tahun 2019”

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yaitu,

“Bagaimana Penerapan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.C di

Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja Tahun 2019 ?”

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Tujuan Umum

Mampu Menerapkan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.C di

RS Sinar Kasih Toraja

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengumpulan data subjektif, objektif dan analisa data

dalam bentuk pengkajian pada Ny.C di RS Sinar Kasih Toraja

b. Menegakkan diagnosa secara tepat pada Ny.C di RS Sinar

Kasih Toraja
4

c. Melakukan perencanan pada Ny.C di RS Sinar Kasih Toraja

d. Melakukan penatalaksanaan pada Ny.C di RS Sinar Kasih

Toraja

e. Mengevaluasi tindakan yang diberikan pada Ny.C di RS Sinar

Kasih Toraja

f. Mekalakukan pendokumentasian pada Ny.C di RS Sinar Kasih

Toraja

1.4. MANFAAT

1.4.1. Manfaat Teoritis

Dapat memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan serta dijadikan

pedoman dalam penerapan asuhan kebidanan komprehensif.

1.4.2. Manfaat aplikatif

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan dapat menjadi bahan masukkan bagi instansi

kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan

pelaksaanaan asuhan kebidanan komprehensif.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menjadi bahan masukkan bagi pihak

pendidikan untuk menambah bahan bacaan yang dapat dijadikan

acuan bagi mahasiswi kebidanan dalam melaksanakan asuhan

kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.


5

c. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat turut aktif membantu tenaga

kesehatan dalam melakukan asuhan kebidanan ibu hamil, bersalin,

nifas dan bayi baru lahir.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki

janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada

umumnya di dalam rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 40

minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi

terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses

reproduksi yang perlu perawatan khusus agar dapat berlangsung

dengan baik, karena kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun

janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil

yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko

tinggi.(13)

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa

dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal

akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau

9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3

trimester, di mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,

6
7

trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan

trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).(6)

2.1.2. Perubahan Fisiologis kehamilan

Perubahan-perubahan tubuh atau organ-organ reproduksi wanita

yang disebabkan oleh kehamilan, antara lain (5):

a. Uterus

Dengan adanya kehamilan, maka uterus tumbuh membesar

primer maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi

intrauterin. Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram

menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 minggu).

b. Endometrium

Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat

hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim. Endometriunm

menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup bulan

30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.

c. Vagina/Vulva

1) Pada vagina dan vulva terjadi pula hipervaskularisasi/livide

dikenal sebagai tanda chadwik.

2) Warna merah kebiruan (tanda Chadwik) pada vagina dan

vulva tersebut merupakan hipervaskularisasi yang terjadi

akibat pengaruh estrogen dan progesterone.


8

3) Artinya, karena pengaruh estrogen, terjadi perubahan pada

vagina dan vulva.

4) Ovarium (Indung Telur) :

1) Ovulasi terhenti.

2) Masih terdapat corpus luteum graviditas sampai

terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran

estrogen dan progesterone.

d. Mammae/Payudara

1) Terjadi hiperpigmentasi sistem duktus dan jaringan

interstisial payudara.

2) Hormon laktogenik plasenta (diantaranya

somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan

pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan

produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel

lemak dan kolostrum.

3) Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit

serta hipertrofi Montgomery, terutama daerah areola dan

papilla akibat pengaruh melanofor.

4) Mammae membesar dan tegang, tetapi tidak keluar ASI

pada awal kehamilan.

5) Pada kehamilan 12 minggu, keluar cairan putih, jernih

mirip kolostrum.
9

6) Kolostrum ada, tetapi pengeluaran susu belum berjalan

karena adanya prolactine-inhibiting hormone (yang

dikeluarkan oleh hipothalamus).

7) Putting susu membesar dan menonjol.

8) Pada masa pasca-partum: plasenta dilahirkan, mempengaruhi

hormon estrogen, progesterone dan somatotropin pada

hypothalamus hilang, yang menyebabkan prolaktin

dikeluarkan, sehingga laktasi mulai terjadi.

e. Metabolisme

1) Mekanisme kerja system edokrin meningkat menyebabkan

kelenjar gondok tampak lebih nyata (hipertrofi tiroid) yang

ditunjukkan dengan peninkatan BMR (Basal Metabolic Rate)

10-20% (terutama triwulan terakhir).

2) Dengan kata lain, tingkat metabolic basal (basal metabolic

rate: BMR) pada wanita hamil meninggi hingga 15-20%

terutama pada trimester akhir.

3) Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi.

4) Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari

(sewaktu hamil) dan 2800 kal/hari (sewaktu ibu menyusui).

5) Karbohidrat: seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu

makan kuat, sering kencing, dan kadang kala disertai

glukosuria.
10

6) Khusus untuk metabolisme karbiohidrat, pada kehamilan

normal, terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah.

7) Kebutuhan protein minimal 1 gram protein/kgBB /hari

untuk menunjang pertumbuhan janin.

8) Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan

asam amnino.

9) Penigkatan aktivitas enzim-enzim metabolisme terjadi juga

pada wanita yang sedang hamil.

10) Metabolisme lemak juga terjadi.

11) Metabolisme mineral: kebutuhan kalsium, fosfor, zat besi,

magnesium, cuprum meningkat.

12) Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus

mengandung banyak protein

13) Keseimbangan asam alkali (asic-base balance) sedikit

mengalami perubahan konsentrasi alkali.

f. Peningkatan Berat Badan

1) Kenaikan berat badan pada saat hamil yang normal, pada

wanita yang memiliki ukuran rata-rata biasanya berkisar

antara 12,5-15 kg (sekitar 1-1,5 kg/bulan).

2) Kenaikan berat badan ini (yang normal) terutama berasal

dari pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai

organ/cairan intrauterine.el
11

3) Kenaikan berat badan yang melebihi 15-17,5 kg

menyebabkan penumpukan lemak pada janin dan ibu.

4) Kenaikan berat badan yang terlalu banyak ditemukan pada

keracunan kehamilan (pre-eklampsia dan eklampsia).

5) Berat badan yang tidak bertambah merupakan pertanda

buruk (terutama jika kenaikan berat badan total kurang dari

5 kg) dan hal ini bisa menunjukkan adanya petumbuhan

janin yang lambat.

6) Kadang kenaikan berat badan disebabkan oleh penimbunan

cairan akibat jeleknya aliran darah tungkai pada saat wanita

hamil berdiri.

7) Hal ini bisa diatasi dengan cara berbaring miring kiri

selama 30-45 menit sebanyak 2-3 kali/hari.

g. Sistem Respirasi

1) Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan

meningkatnya pembentukan hormon progesteron

menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya.

2) Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena

memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk

janin.

3) Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%.

4) Selain itu diafragma juga terdorong ke k ranial.

5) Lingkar dada wanita hamil agak membesar.


12

6) Usia kehamilan lebih dari 32 minggu, uterus membesar,

menekan usus-usus dan mendesak diafragma sehingga

menimbulkan rasa sesak dan nafas pendek.

7) Dengan kata lain, wanita hamil kadang mengeluh sesak dan

pendek nafas.

8) Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah

dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah

(kongesti).

9) Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan

parsial akibat kongesti ini.

10) Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.

11) Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam.

h. Sistem Sirkulasi Darah/Kardiovaskuler

1) Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung

setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat

sampai 30-50%.

2) Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan

mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu.

3) Resistensi perifer juga menurun, sehingga sering tampak

adanya varises di tungkai.

4) Karena curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada

saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70

kali/menit menjadi 80-90 kali/menit).


13

5) Setelah mencapai 30 minggu, curah jantung agak menurun

karena rahim yang membesar menekan vena yang membawa

darah dari tungkai ke jantung.

6) Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan

terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke

rahim.

7) Volume darah ibu meningkat ± 25%, puncaknya pada

kehamilan 32 minggu.

8) Volume eritrosit meningkat (18%) tetapi volume plasma

meningkat jauh lebih besar (30%), yang disebut sebagai

anemia fisiologik.

9) Pengenceran darah (hemodelusi), curah jantung meningkat

sampai 30%, yang dimulai kehamilan 16 minggu bisa

menyebabkan gagal jantung (decompensasi cordis) pada

wanita yang berpenyakit jantung.

10) Dengan kata lain, volume darah akan ertambah banyak,

kira-kira 25%, dengan puncaknya pada kehamilan 32

minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang

meningkat sebanyak ±30%.

11) Jumlah leukosit meningkat sampai 10.000-15.000/m3 akibat

rekasi antigen-antibodi fisiologik yang terjadi pada

kehamilan.
14

12) Jumlah trombosit meningkat sampai 300.000, tromboplastin

penting untuk hemostasis yang baik pada kehamilan dan

persalinan.

13) Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat

sampai 50%, tetapi jumlah sel darah merah yang

mengangkut oksigen hanya meningkat sebesar 25-30%.

i. Sistem Gastrointestinal / Sistem Pencernaan

1) Bulan-bulan pertama kehamilan, hormone estrogen meningkat

yang dapat menyebabkan nausea (mual).

2) Ada yang mengalami muntah (terutama pagi hari), yang

disebut mengalami Morning Sickness.

3) Mual dan muntah tersebut merupakan efek samping dari

peningkatan kadar estrogen dan hCG.

4) Reabsorbsi makanan baik, namun menimbulkan obstipasi.

5) Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan

usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit (kontiipasi).

6) Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus

diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.

7) Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di

dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena

makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena

relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang


15

memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke

kerongkongan.

8) Hal tersebut terjadi karena pada wanita hamil terjadi juga

adanya perubahan peristaltic dengan gejala sering kembung,

konstipasi, lebih sering lapar atau perasaan ingin makan

terus (mengidam) dan juga akibat peningkatan asam

lambung.

9) Selain itu, wanita hamil sering mengalami hipesalivasi

(produksi air ludah meningkat).

j. Sistem Urinaria (Ginjal, Kandung Kemih, Ureter)

1) Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat.

2) Sirkulasi darah ginjal meningkat menyebabkan wanita hamil

sering mengalami poliuri (banyak berkemih).

3) Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai

30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada kehamilan

16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat

ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim

yang membesar).

4) Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika

berbaring dan menurun ketika berdiri.

5) Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena

itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika

mereka mencoba berbaring/tidur.


16

6) Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang

lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur miring.

7) Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena

yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan

aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas

ginjal dan curah jantung.

8) Berkaitan dengan kandung kemih: pada bulan-bulan pertama

kehamilan, kandung kemih (vesika urinaria) tertekan dengan

uterus yang mulai membesar, sehingga menyebabkan sering

kencing.

9) Laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%.

10) Dengan makin tuanya kehamilan (pada kehamilan

pertengahan), uterus keluar dari rongga panggul, rasa

keinginan sering berkemih menjadi menghilang.

11) Namun pada hamil tua, dimana kepala janin trurun ke

dalam rongga panggul menyebabkan menekan vesika

urinaria kembali, sehingga wanita mengalami sering kencing

lagi.

12) Ureter juga membesar dan tonus otot-otot saluran kemih

menurun akibat pengaruh estrogen dan progesteron.

13) Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran

uterus, yang menyebabkan hidroureter dan mungkin

hidronefrosis sementara.
17

14) Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin

meningkat, namun hal ini masih dianggap normal.

k. Kulit

1) Terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena

hormone hipofisis, yaitu MSH (Melanosphore Stimulating

Hormon) meningkat, yang dapat menimbulkan beberapa

keluhan kulit.

2) Topeng kehamilan (Melasma atau Kloasma Gravidarum)

adalah bintik-bintikpigmen kecoklatan yang tampak di kulit

kening/dahi, pipi, hidung dan leher.

3) Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeiling putting

susu. Sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya

tampak garis gelap atau umbilikus sampai simfisis berwarna

gelap (disebut linea nigra).

4) Striae Gravidarum adalah kulit perut wanita hamil tampak

retak/biru, dimana setelah partus/melahirkan tampak

berwarna putih, yang disebut Striae Albicantes.

5) Bisa terdapat juga linea alba/linea grisea.

6) Spider angioma (pembuluh darah kecil yang member

gambaran seperti laba-laba) bia muncul di kulit, biasanya di

atas pinggang.

7) Sedangkan pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding

tipis seringkali tampak di tungkai bawah.


18

l. Tulang dan Gigi

1) Persendian panggul akan terasa longgar, karena ligament-

ligamen melunak (softening).

2) Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian.

3) Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi

kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal pada tulang-

tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan

ini.

4) Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan

kalsium.

5) Apa yang disebut gingivitis kehamilan adalah gangguan

yang disebabkan oleh faktor lain, misalnya hygiene yang

buruk disekitar mulut.

m. Kelenjar Endokrin

1) Kelenjar tiroid: dapat membesar sedikit

2) Kelenjar hipofise: dapat membesar terutama lobus anterior

3) Kelenjar adrenal: tidak begitu berpengaruh

n. Hormon

1) Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormone di dalam

tubuh.

2) Plasenta menghasilkan sejumlah hormone untuk membantu

tubuh dalam mempertahankan kehamilan.


19

3) Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG,

yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang

pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk

memperthankan kehamilan.

4) Plasenta juga menghasilkan hormon yang menyebabkan

kelenjar tiroid menjadi lebih aktif.

5) Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung

yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat

berlebihan dan perubahan suasana hati selain itu juga bisa

terjadi pembesaran kelenjar tiroid.

6) Tetapi hipertiroidisme (overaktivitas kelenjar tiroid) hanya

terjadi pada kurang dari 1% kehamilan.

7) Plasenta juga menghasilkan melanocyte-stimulating hormone

yang menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon

yang menyebabkan peningkatan kadar hormon adrenal di

dalam darah.

8) Penigkatan kadar hormon ini kemungkinan menyebabkan

tanda peregangan berwarna pink pada kulit perut.

9) Selama kehamilan diperlukan lebih banyak insulin yang

dihasilkan oleh pancreas.

10) Karena itu penderita diabetes yang sedang hamil bisa

mengalami gejala diabetes yang lebih buruk.


20

2.1.3. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

a. Kebutuhan Oksigen

Pada kehamilan terjadi perubahan pada system respirasi

untuk dapat memenuhi kebutuhan O2, di samping itu terjadi

desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar.

Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2

yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam. Hal ini

akan berhubungan karena selain mencukupi kebutuhan O2 ibu,

juga harus mencukupi kebutuhan O2 janin.

b. Kebutuhan Nutrisi

Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa

hamil, banyak diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar

dari pada sebelum hamil. Untuk memenuhi penambahan BB

maka kebutuhan zat gizi harus dipenuhi melalui makanan sehari-

hari dengan menu seimbang.

Kenaikan BB yang berlebihan atau BB turun setelah

kehamilan triwulan kedua harus menajadi perhatian, besar

kemungkinan ada hal yang tidak wajar sehingga sangat penting

untuk segera memeriksakan ke dokter.

c. Personal Hygiene

Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena

badan yang kotor banyak mengandung kuman. Pada ibu hamil

karena bertambahnya aktifitas metabolisme tubuh maka ibu hamil


21

cenderung menghasilkan keringat yang berlebih, sehingga perlu

menjaga kebersihan badan secara ekstra disamping itu juga

menjaga kebersihan badan juga dapat untuk mendapatkan rasa

nyaman bagi tubuh.

d. Pakaian

Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian

yang longgar, nyaman dipakai, tanpa atau pita yang menekan

bagian perut atau pergelangan tangan karena akan menganggu

sirkulasi darah. Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan berkmbang.

e. Eliminasi (BAB dan BAK)

1) Buang Air Besar (BAB)

Pada ibu hamil sering terjadi obstipasi. Hal tersebut

dapat dikurangi dengan minum banyak air putih, gerak badan

yang cukup, makan-makanan yang berserat seperti sayuran

dan buah-buahan.

2) Buang Air Kecil (BAK)

Masalah BAK tidak mengalami kesulitan, bahkan

cukup lancar dan malahan justru lebih sering BAK karena ada

penekanan kandung kemih oleh pembesaran uterus.

f. Seksual

Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan

hubungan seksual. Hubungan seksual yang disarankan pada ibu

hamil adalah:
22

1) Posisi diatur untuk menyesuaikan dengan pembesaran perut.

2) Pada trimester III hubungan seksual suapaya dilakukan dengan

hati-hati karena dapat menimbulkan kontraksi uterus sehingga

kemungkinan dapat terjadi partus premature, fetal bradicardia

pada janin sehingga dapat menyebabkan fetal distress tetapi

tidak berarti dilarang.

3) Hindari hubungan seksual yang menyebabkan kerusakan

janin.

4) Hindari kunikulus (stimulasi oral genetalia wanita) karena

apabila meniupkan udara ke vagina dapat menyebabkan

emboli udara yang dapat menyebabkan kematian.

5) Pada pasangan berisiko, hubungan seksual dengan memakai

kondom supaya dilanjutkan untuk mencegah penularan

penyakit seksual.

g. Mobilisasi dan Body Mekanik

Mobilisasi adalah kemampuan sesorang untuk bergerak

bebas, mudah dan teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan hidup sehat.

Manfaat mobilisasi adalah: sirkulasi darahmenjadi baik,

nafsu makan bertamabah, pencernaan lebih baik dan tidur lebih

nyenyak. Exercise / Senam Hamil


23

h. Istirahat / Tidur

Istrirahat / tidur dan bersantai sangat penting bagi wanita

hamil dan menyusui. Jadwal ini harus diperhatikan dengan baik,

karena istirahat dan tidur secara teratur dapat meningkatkan

kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan

dan pertumbuhan janin dan juga membantu wanita tetap kuat dan

mencegah penyakit, juga dapat mencegah keguguran, tekanan

darah tinggi, bayi sakit dan Masalah-masalah lain.

i. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk menigkatkan kekebalan

seorang secara aktif terhadap suatu antigen. Vaksinasi dengan

tetanus toksoid (TT), dianjurkan untuk dapat menurunkan angka

kematian bayi karena infeksi tetanus. Vaksinasi toksoid tetanus

dilakukan dua kali selama hamil. Imunisasi TT sebaiknya

diberikan pada ibu hamil dengan umur kehamilan antara tiga

bulan sampai satu bulan sebelum melahirkan dengan jarak

minimal empat minggu.

j. Traveling

Pilihlah tempat hiburan yang tidak terlalu ramai karena

dengan banyaknya kerumunan orang maka udara terasa panas, O 2

menjadi kurang sehingga dapat menyebabkan sesak nafas dan

pingsan. (12)
24

2.1.4. Tanda dan Gejala Kehamilan

a. Presumptif (Kemungkinan Kecil)

1) Amenore (pada sekitar 80% pasien) atau sedikit bercak

perdarahan yang penyebabnya tidak diketahui pada awal

kehamilan (pada sekitar 20% pasien)

2) Nusea dan vomitus

3) Sering kencing (frekuensi) dan rasa ingin kencing (urgensi)

4) Pembesaran payudara dan nyeri tekan payudara

5) Rasa mudah lelah dan fatigue

6) Quickening (goyang bayi)

7) Penipisan dan pelunakan kuku jari tangan

8) Pigmentasi kulit yang bertamabah.

b. Probable (Kemungkinan Besar)

1) Pembesaran uterus

2) Tanda Goodell (pelunakan serviks)

3) Tanda Chadwick (membrane mukosa vagina, serviks dan

vulva yang berwarna kebiruan)

4) Tanda Hegar (pelunakan segmen bawah uterus)

5) Kontraksi Braxton Hicks (kontraksi uterus tanpa nyeri yang

terjadi berulang kali selama kehamilan

6) Ballottement (gerakan pasif janin sebagai respons terhadap

ketukan yang dilakukan pada bagian bawah uterus atau

serviks)
25

7) Hasil tes laboratorium yang menunjukkan kehamilan

8) Hasil USG yang memperlihatkan cincin sakus gestasional

yang khas (terlihat pada usia kehamilan 4 hingga 6 minggu)

9) Garis bentuk janin yang dapat diraba.

c. Positif (Pasti)

1) Denyut jantung janin yang terdeteksi pada usia kehamilan 17

hingga 20 minggu

2) Hasil USG yang positif pada kehamilan 6 minggu

3) Gerakan janin yang dapat dirasakan oleh pemeriksaan pada

kehamian sesudah 16 minggu

4) Terlihatnya janin dan garis bentuk janin.(4)

2.1.5. Asuhan Kehamilan

Upaya kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian

antenatal care (ANC) atau perawatan antenatal (PAN) sekurang-

kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu

sebagai :

a. Trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu): satu kali

b. Trimester II (usia kehamilan 12-24 minggu): satu kali

c. Trimester III (usia kehamilan 24-36 minggu): dua kala.(4)

Menurut IBI 2016, Kualitas pelayanan antenatal yang

diberikan akan mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janinnya, ibu

bersalin dan bayi baru lahir serta ibu nifas untuk mewujudkan
26

generasi yang berkualitas. Dalam melakukan pemeriksaan antenatal,

tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas

sesuai standar (10T), yakni (22) :

1) Timbang berat badan dan tinggi badan (Rukiah, 2013)

Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu

berdasarkan masa tubuh (BMI : Body Masa Indeks) dimana metode

ini untuk menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama

masa kehamilan, karena merupakan hal yang penting mengetahui

BMI wanita hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan

yang normal 11,5-16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran

panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil

antara lain >145 cm.

2) Ukur tekanan darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai

dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu

untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darahsistolik

140 mmHg atau diastolic 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan

dapat mengindikasi potensi hipertensi

3) Nilai status Gizi (Ukur lingkar lengan atas/LILA)

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga

kesehatan di trimester 1 untuk skrining ibu hamil berisiko KEK.

Kekurangan energy kronis disini maksudnya ibu hamil yang

mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa


27

bulan/tahun) dimana LILA <23,5 cm ibu hamil dengan KEK akan

dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

4) Ukur tinggi fundus uteri

5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6) Skrinig Status Imunisasi Tetanus

Tabel 2.1.5.
Imunisasi TT pada ibu Hamil

Antigen interval Lama %


perlindungan perlindungan
TT1 Pada kunjungan antenatal - -
pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur 99
hidup
Sumber: Saifudin (2013)

7) Pemberian Tablet Tambah darah (Tablet besi)

8) Pemeriksaan Laboratorium (rutin dan khusus)

a) Pemeriksaan golongan darah

b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)

Klasifikasi anemia menurut Rukiah (2013) :

Hb ≥11,0gr% : tidak anemia

Hb 9-10 gr% : anemia ringan

Hb 7-8 gr% : anemia sedang

Hb ≤7,0 gr% : anemia berat


28

9) Tatalaksana/penanganan khusus

10) Temu Wicara (Konseling)

2.2. Konsep Dasar Persalinan

2.2.1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran

plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau

melalui jalan lain, serta berlangsung dengan bantuan atau tanpa

bantuan (kekuatan ibu sendiri).3

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangung selama 18 jam produk

konsepsi dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur, progresif,

sering dan kuat yang nampaknya tidak saling berhubungan bekerja

dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi.(14)

2.2.2. Tanda dan Gejala Persalinan

a. Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat (3)

1) Lightening

Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa

bahwa keadaannya menjadi lebih enteng.


29

2) Pollikasuria

Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan

epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari

kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke

dalam pintu atas panggul.

3) False labor

Tiga atau empat minggu sebelum persalinan, calon ibu

diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya

merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks.

4) Perubahan cervix

Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix yang

tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak, kemudian

menjadi lembut, dan beberapa menunjukkan telah terjadi

pembukaan dan penipisan.

5) Energy sport

Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-

kira 24-28 jam sebelum persalinan mulai.

6) Gastrointestinal Upsets

Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda

seperti diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek

penurunan hormon terhadap system pencernaan.


30

b. Tanda-tanda Persalinan

1) Timbulnya kontraksi uterus

Biasanya juga disebut dengan his persalinan yaitu his

pembukaan yang mempunyai sifat sebagai berikut:

a) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian

depan

b) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan

c) Sifatnya teratur, interval makin lama pendek dan

kekuatannya makin besar

d) Mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan

serviks

e) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan

kontraksi.

2) Penipisan dan pembukaan serviks

Ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dan darah

sebagai tanda pemula.

3) Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)

Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis

cervicalis keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan

sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin pada

bagian segmen bawah rahim hingga beberapa capillary darah

terputus.
31

4) Premature Rupture of Membrane

Adalah keluarnya cairan banyak dengan tiba-tiba dari

jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput

janin robek. Ketuban pecah kalau pembukaan lengkap atau

hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan yang

lambat sekali.

2.2.3. Tahapan Persalinan

a. Pesalinan kala I (9)

Persalinan kala I adalah pembukaan yang berlangsung

anatara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Ditandai

dengan:

1) Penipisan dan pembukaan serviks

2) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada

serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit)

3) Keluarnya lendir bercampur darah

kala pembukaan di bagi atas dua fase yaitu:

a) Fase laten

Pembukaan serviks berlangsung lambat, di mulai dari

pembukaan 0 sampai pembukaan 3 cm berlangsung kira-kira

8 jam.
32

b) Fase aktif

Dari pembukaan 3 cm sampai pembukaan 10 cm,

berlangsung kira-kira 7 jam.

Di bagi atas:

(1) Fase akselerasi : dalam waktu dua jam, pembukaan 3

cm menjadi 4 cm.

(2) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat, dari pembukaan 4 cm menjadi

9 cm.

(3) Fase deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2

jam pembukaan jadi 10 cm,

Kontraksi menjadi lebih kuat dan sering pada fase aktif.

Keadaan tersebut dapat dijumpai pada primigravida maupun

multigravida fase laten, fase aktif dan fase deselarasi terjadi

lebih pendek.

b. Kala II (pengeluaran)

Di mulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi

lahir. Pada primigravida berlangsung 2 jam dan pada

multigravida berlangsung 1 jam.

Pada kala pengeluaran, his terkoodinir, kuat, cepat dan

lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun

masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot

dasar panggul yang secara reflekstoris menimbulkan rasa


33

mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti

mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka.

Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva

membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan

maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah

simpisis dan dahi, muka, dagu melewati perineum. Setelah his

istirahat sebentar, maka his akan mulai lagi untuk

mengeluarkan anggota badan bayi.

c. Kala III (pelepasan uri)

Adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri.

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Saifudin, 2001).

1) Tanda dan gejala kala III adalah : perubahan bentuk dan

tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang, semburan darah

tiba-tiba.

2) Fase-fase dalam pengeluaran uri (kala III)

fase-fase dalam pengeluaran uri meliputi:

a) Fase pelepasan uri

(1) Schultze : lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini

paling sering terjadi (80%). Yang lepas duluan adalah

bagian tengah, kemudian seluruhnya.

(2) Duncan : lepasnya uri mulai dari pinggir, uri lahir akan

mengalir keluar antara selaput ketuban pinggir plasenta.


34

b) Fase pengeluaran uri

(1) Kustner, dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada

simfisis, tali pusat di tegangkan maka bila tali pusat

masuk (belum lepas), jika diam atau maju (sudah lepas).

(2) Klein, saat ada his rahim kita dorong sedikit, bila tali

pusat kembali (belum lepas), diam atau turun (sudah

lepas).

(3) Strassman, tegangkan tali pusat dan ketok fundus bila

tali pusa bergetar (belum lepas), tidak bergetar ( sudah

lepas), rahim menonjol diatas simfisis, tali pusat

bertambah panjang, rahim budar dan keras, keluar darah

secara tiba-tiba.

d. Kala IV (observasi)

Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2

jam pertam post partum.

observasi yang dilakukan pada kala IV adalah:

1) Tingkat kesadaran

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital, tekanan darah, nadi dan

pernapasan

3) Kontraksi uterus

4) Perdarahan : dikatakan normal jika tidak melebihi 500 cc.


35

2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persalinan

a. Pessage (jalan lahir)

1) jalan lahir dibagi atas:

a) Bagian keras: tulang-tulang panggul (rangka panggul)

b) Bagian lunak: otot-otot, jaringan dan ligament-ligament

2) Anatomi jalan lahir

a) Jalan lahir keras : pelvis/panggul

(1) Os.Coxae, terdiri dari : os.Illium, os.Ischium, os.pubis

(2) Os.sacrum : Promontorium

(3) Os.coccygis

Tulang panggul dipisahkan oleh pintu atas panggul

menjadi dua bagian :

(a) Pelvis major : bagian di atas pintu atas panggul dan

tidak berkaitan dengan persainan.

(b) Pelvis minor : menyerupai suatu saluran yang

menyerupai sumbu melengkung ke depan.

b) Jalan lahir lunak : segmen bawah rahim, serviks, vagina,

introitus vagina, dan vagina, muskulus dan ligamentum

yang menyelubungi dinding dalam dan bawah panggul.

3) Bidang-bidang Hodge

Adalah bidang semu sebagai pedoman untuk

menentukan kemajuan persalinan, yaitu seberapa jauh

penurunan kepala melalui pemeriksaan dalam.


36

Bidang Hodge :

a) Hodge I : promontorium pinggir atas simpisis

b) Hodge II : hodge I sejajar pinggir bawah simfisis

c) Hodge III : hodge I sejajar ischiadika

d) Hodge IV : hodge I sejajar ujung coccygeus

Ukuran-ukuran panggul :

(1) Distansia spinarum (24-26 cm)

(2) Distansia cristarium (28-30 cm)

(3) Conjugate externa (18-20 cm)

(4) Lingkar panggul (80-90 cm)

(5) Conjugate diagonalis (12,5 cm)

b. Passenger (janin dan plasenta)

1) Janin

Persalinan normal terjadi bila kondisi janin adalah

letak bujur, presentasi belakang kepala, sikap fleksi dan

tafsiran berat janin <4000 gram.

2) Plasenta

Plasenta berada di segmen atas rahim (tidak

menghalangi jalan lahir). Dengan tuanya plasenta pada

kehamilan yang bertambah tua maka menyebabkan turunya

kadar estrogen dan progesteron sehingga menyebabkan

kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan

kontraksi.
37

c. Power (kekuatan)

Yaitu faktor kekuatan ibu yang mendorong janin

keluar dalam persalinan terdiri dari dari :

1) His (kontraksi otot rahim)

His yang normal mempunyai sifat :

a) Kontraksi dimulai dari salah satu tanduk rahim

b) Fundal dominan, menjalar ke seluruh otot rahim

c) Kekuatannya seperti memeras isi rahim dan otot rahim

yang berkontraksi tidak kembali ke panjang semula

sehingga terjadi refleksi dan pembentukan segmen bawah

rahim.

2) Kontraksi otot dinding perut

3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan

4) Ketegangan dan kontraksi ligamentum.(9)

2.2.5. Sebab-sebab yang menimbulkan Persalinan

Sebab mulainya persalianan belum diketahui dengan jelas.

sepertinya banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama

sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan

adalah (3) :

a. Penurunan kadar progesteron

Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim,

sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama


38

kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan

estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar

progesteron menurun sehingga timbul his.

b. Teori Oxitosin

Oxsitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst

posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron

dapat mengubah sesitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi

kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar progesteron

menurun sehingga oxitosin bertamabah dan meningkatkan

aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi

sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.

c. Ketegangan Otot-otot

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi

sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan

Bladder dan lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang

bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.

Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan

makin teregang otot-otot dan otot-otot makin rentan.

d. Pengaruh Janin

Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga

memegang peranan karena pada anencephalus kehamilan sering

lebih lama dari biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus.


39

Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin,

dan induksi (mulainya) persalinan.

e. Teori Prostaglandin

Kosentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan

15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian

prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot

rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin dapat

dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini juga

didukung dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik

dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu hamil,

sebelum melahirkan atau selama persalinan.

2.2.6. Asuhan persalinan Normal

Asuhan persalinan normal yaitu (24) :

1) Mengamati tanda dan gejala kala II

2) Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan

esensial untuk menolong persalian dan menatalaksanakan

komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Menyiapkan antitoksin 10

unit dan alat suntik steril sekali pakai dalam partuset.

3) Memakai celemek plastik

4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci

tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian


40

keringkan tangan dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih

atau kering.

5) Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan

untuk periksa dalam.

6) Memasukkan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan tangan

yang memakai sarung tangan DTT dan steril, pastikan tidak

terjadi kontaminasi pada alat sintik)

7) Membersikan vulva dan perineum, dengan hati-hati dari depan

kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang di

basahi air DTT

8) Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan

lengkap. Bila selaput ketuban suda pecah dan pembukaan sudah

lengkap maka lakukan amniotomi.

9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara menyelupkan tangan

yang masi menggunakan sarung tangan kedalam larutan klorin

0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik

dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah

sarung tangan dilepaskan.

10) Memeriksa DJJ setelah kontraksi atau saat relaksasi uterus untuk

memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)

11) Memberitahuakan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman

dan sesuai dengan keinginannya.


41

12) Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila

ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, dan ibu

keposisi stenga duduk atau posisi lain yang diinginkan dan

pastikan ibu merasa nyaman)

13) Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada

dorongan kuat untuk meneran.

14) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut

ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6

cm.

15) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong

ibu.

16) Membuka tutup partuset dan perhatikan kembali kelengkapan

alat dan bahan

17) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

18) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka

vulva maka lindungi perineum dengan 1 tangan yang dilapisi

dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan

kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu

lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau

bernafas cepat dan dangkal

19) Menggunakan kasa/kain bersih untuk membersikan muka janin

dari lendir dan darah.


42

20) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil

tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan

proses kelahiran bayi.

21) Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan.

22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara

biparetal. Anjurkan ibu untuk meneran saat berkontraksi. Dengan

lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu

depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan ke

arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum

ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku seblah bawah.

Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memgang lengan

dan siku seblah atas.

24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas

berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua

mata kaki (masukkan telunjuk antara kaki dan pegang masing-

masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.

25) Melakukan penilaian sepintas, apakah bayi menangis kuat dan

atau bernafas tanpa kesulitan, apakah bayi bergerak dengan

aktif.

26) Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh

lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersikan verniks. Ganti


43

handuk basah dengan handuk atau kain yang kering. Biarkan

bayi di atas perut ibu.

27) Jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.

Mendorong isi talipusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali

tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

28) Pegang tali pusat yang telah di jepit (lindungi perut bayi), dan

lakukan pengguntingan tali pusat di antara dua klem tersebut.

29) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu, luruskan bahu bayi

sehingga bayi menempel di dada atau perut ibu. Usahakan

kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih

rendah dari puting payudara ibu.

30) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di

kepala bayi.

31) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi

dalam uterus (janin tunggal).

32) Memberitahu ibu bahwa ibu akan di suntik oksitosin agar uterus

berkontraksi dengan baik.

33) Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin

10 unit (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral

(lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin)

34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm

dari vulva
44

35) Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas

simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.

36) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah

sampai tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang atas

(dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri)

jika plasentah tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan

penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi

berikutnya dan ulangi prosedur diatas. Jika uterus tidak segera

berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk

melakukan stimulasi puting susu.

37) Melakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga

plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik

tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas,

mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso

kranial). Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem

hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan

plasenta.

38) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta

dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput

ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada

wadah yang telah disediakan.

39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

massase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan


45

massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi (fundus teraba keras).

40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi

dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan

plasenta kedalam kantong plastik.

41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.

Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan pendarahan. Bila

ada robekan yang menimbulkan pendarahan aktif, segera lakukan

penjahitan.

42) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

pendarahan pervaginam.

43) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada

ibu paling sedikit 1 jam.

44) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi

suda berhasi menyusui.

45) Setelah satu jam lakukan penimbangan atau pengukuran bayi,

beri tetes mata anti biotic profilaksis, dan vitamin k1, 1 mg di

paha kirianterolateral

46) Setelah 1 jam pemberian fit. K1 berikan suntikan imunisasi

hepatitis B di paha kana anterolateral.

47) Meletakkan bayi didalam jakauan ibu agar sewaktu-waktu bisa

di susukan. Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi


46

belum berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan biarkan

sampai bayi berhasil menyusu.

48) Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah pendarahan

pervaginam

49) Mengajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus

dan menilai kontraksi.

50) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

51) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15

menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30

menit selama jam ke-2 pasca persalinan.

52) Memeriksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas

dengan baik (40-60 x/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-

37,5)

53) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin

0,5% untuk dekontaminasi (10 menit) cuci dan bilas peralatan

setelah di dekontaminasi.

54) Membuang bahan-bahan yang yang terkontaminasi ke tempat

sampah yang sesuai.

55) Membersikan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersikan sisa

cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian

yang bersih dan kering.


47

56) Memastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.

Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan

yang diinginkannya.

57) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.

58) Celupkan kain kotor kedalam larutan klorin 0,5%. Balikkan

bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%

selama 10 menit.

59) Mencuci kedia tangan dengan sabun di air yang mengalir.

60) Lengkapi partograf dan periksa tanda vital.

2.3. Konsep Dasar Nifas

2.3.1. Pengertian Nifas

Menurut Abidin (2011) Masa nifas atau puerperium adalah

masa setelah partus selesai sampai pulihnya kembali alat-alat

kandungan seperti sebelum hamil. Lamanya masa nifas yaitu 6-8

minggu.(16)

Menurut Mochtar (2010) Masa nifas (puerperium) adalah

masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat

kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas 6-8

minggu.(15)
48

2.3.2. Perubahan Fisiologi Dan Psikologi Masa Nifas

a. Perubahan Fisiologis Masa Nifas (1)

1) Perubahan system reproduksi

a) Uterus

Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang

berkontraksi posisi fundus uteri berada kurang lebih

pertengahan antara umbilicus dan simfisis, atau sedikit

lebih tinggi. Dua hari kemudian, kurang lebih sama

dengan mengkerut, sehingga dalam dua minggu telah turun

masuk ke dalam rongga panggul dan tidak dapat lagi

diraba diluar.

b) Vagina dan perineum

Vagina dan lubang vagina pada permulaan

puerperium merupakan suatu saluran yang berdinding tipis.

Secara berangsur angsur luasnya berkurang tetapi jarang

sekali dapat kembali seperti semula atau seperti ukuran

seorang nulipara. Rugae timbul kembali pada minggu

ketiga. Hymen tampak sebagai tonjolan jaringan yang

kecil, yang dalam proses pembentukan berubah menjadi

kurunkula mitiformis yang khas pada wanita multipara.

2) Perubahan system pencernaan

Setiap wanita dapat merasa lapar dan siap menyantap

makanan dua jam setelah persalinan. Kalsium amat penting


49

untuk gigi pada kehamilan dan masa nifas, dimana pada saat

ini terjadi penurunan kosentrasi ion kalsium karena

meningkatnya kebutuhan kalsium pada ibu, terutama pada

bayi yang dikandungya untuk proses pertumbuhan janin juga

pada ibu dalam masa laktasi.

3) Perubahan system perkemihan

Pelvis, ginjal dan ureter yang meregang dan berdilatasi

selama kehamilan kembali normal pada akhir minggu

keempat setelah melahirkan.

Kurang lebih 40% wanita nifas mengalami proteinurin

yang nonpatologis sejak pasca melahirkan sampai dua hari

postpartum.

4) Perubahan system musculoskeletal

Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang

pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-

angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang

uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena

ligamen rotundum menjadi kendor. Stabilisasi secara

sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan. Sebagai

akibat besarnya uterus pada saat hamil, dinding abdomen

masih lunak dan kendur untuk sementara waktu. Pemulihan

dibantu dengan latihan.


50

5) Perubahan system endokrin

Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3

jam postpartum. Progesteron turun pada hari ke 3

postpartum. Kadar prolaktin dalam darah berangsur-angsur

hilang.17

6) Perubahan tanda-tanda vital

a) Suhu badan

24 jam postpartum suhu badan akan naik sedikit

(37,5°C-38°C) sebagai akibat kerja keras waktu

melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan, apabila

keadaan normal suhu badan akan biasa lagi.

b) Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali

permenit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan

lebih cepat.

c) Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah

akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan.

Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan

terjadinya pre-eklampsia postpartum.

d) Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan

keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila suhu dan denyut


51

nadi tidak normal pernafasan juga akan mengikutinya

kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernafasan.

7) Perubahan system kardiovaskuler

Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar

300-400 cc. bila kelahiran melalui section sesaria kehilangan

darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri dari volume

darah dan hemokonsentrasi. Apabila pada persalinan

pervaginam hemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali

normal setelah 4-6 minggu.

8) Perubahan system hematologi

Pada hari pertama postpartum, kadar fibrinogen dan

plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental

dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan factor

pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat dimana

jumlah sel darah putih dapat mencapai 15000 selama

persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama

dari masa postpartum. Jumlah sel darah putih tersebut masih

bisa naik lagi sampai 25000 atau 30000 tanpa adanya

kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan

lama. Jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit akan

sangat bervariasi pada awal-awal masa postpartum sebagai

akibat dari volume darah, volume plasenta dan tingkat

volume darah yang berubah-ubah. Penurunan volume dan


52

peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan

peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7

postpartum dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu

postpartum.

b. Perubahan Psikologis Msa Nifas

1) Fase Taking In

Fase ini merupakan ketergantungan yang berlangsung

dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan.

Pada saat ini focus perhatian ibu terutama pada bayinya

sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering

berulang diceritakannya. Kelelahannya membuat ibu perlu

cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti

mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi

pasif terhadap lingkungannya.

2) Fase Taking Hold

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah

melahirkan. Pada fase taking hold, ibu merasa khawatir akan

ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam

merawat bayi. Selain itu perasaan yang sangat sensitive

sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya kurang

hati-hati. Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan karena

saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima


53

berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya

sehingga tumbuh rasa percaya diri.

3) Fase Letting Go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab

akan peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah

melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan

ketergantungan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan

bayinya meningkat pada fase ini.

2.3.3. Kebutuhan Dasar Masa Nifas

a. Nutrisi

Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk

keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas

terutama bila menyusui akan meningkat 25%, karena berguna

untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk

memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi

semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa.

b. Kebutuhan cairan

Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses

metabolisme tubuh. Minumlah cairan cukup untuk membuat

tubuh ibu tidak dehidrasi. Asupan tablet tambah darah dan zat

besi diberikan selama 40 hari postpartum. Minum kapsul Vitamin

A (200.000 unit).
54

c. Kebutuhan Ambulasi

Sebagian besar pasien dapat melakukan ambulasi segera

setelah persalinan usai. Aktivitas tersebut amat berguna bagi

semua sistem tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih,

sirkulasi dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu mencegah

thrombosis pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu

dan ketergantungan peran sakit menjadi sehat.

d. Kebutuhan eliminasi BAK/BAB

1) Miksi

a) Pada persalinan normal masalh berkemih dan buang air

besar tidak mengalami hambatan apa pun.

b) Miksi hendaknya dilakukan sendiri secepatnya, kadang-

kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter

uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi

musculus spinchter selama persalinan, juga karena adanya

edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan.

c) Bila dalam 3 hari ibu tidak dapat berkemih, dapat

dilakukan rangsangan untuk berkemih dengan

mengkompres vesica urinaria dengan air hangat, jika ibu

belum bisa melakukan maka ajarkan ibu untuk berkemih

sambil membuka kran air, jika tetap belum bisa

melakukan juga maka dapat dilakukan kateterisasi.


55

2) Defekasi

a) Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali bila ibu

takut dengan luka episiotomi

b) Bila sampai 3-4 hari belum buang air besar, sabaiknya

dilakukan dengan memberikan obat rangsangan per oral

atau rectal, jika masih belum bisa dilakukan klisma untuk

merangsang buang air besar sehingga tidak mengalami

sembelit dan menyebabkan jahitan terbuka.

e. Kebersihan diri (personal hygiene)

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi

dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu

untuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur

minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur

serta lingkungan dimana ibu tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar

dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan

antiseptic dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari

arah depan ke belakang, jaga kebersihan diri secara keseluruhan

untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.

f. Kebutuhan istirahat dan tidur

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur

yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1

jam pada siang hari. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk

mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu untuk kembali


56

ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan. Kurang

istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beebagai hal, di

antaranya mengurangi jumlah ASI yang diproduksi,

memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak

perdarahan, serta menyebabkan depresi dan ketidakmampuan

untuk merawat bayi dan dirinya.

g. Kebutuhan seksual

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri

begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau

dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah

merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai,

melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

h. Kebutuhan perawatan payudara

1) Sebaiknya perawatan mammae telah dimulai sejak wanita

hamil supaya puting lemas, tidak keras, dan kering sebagai

persiapan untuk menyusui bayinya

2) Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :

pembalutan mammae sampe tertekan, pemberian obat estrogen

untuk supresi LH seperti tablet Lynoral dan Pardolel

3) Ibu menyusui harus menjaga payudaranya untuk tetap bersih

dan kering

4) Menggunakan bra yang menyokong payudara


57

5) Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang

keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui,

kemudian apabila lecetnya sangat berat dapat diistirahatkan

selama 24 jam.

i. Latihan senam nifas

Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan

menjaga kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik

dilakukan pada ibu setelah melahirkan. Ibu tidak perlu takut

untuk bergerak, karena dengan ambulasi dini (bangun dan

bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim

untuk kembali ke bentuk semula. (17)

2.3.4. Kunjungan Masa Nifas

Menurut Saifudin (2013), kunjungan masa nifas dan tujuannya

adalah sebagai berikut (22) :

a. 8 jam setelah persalinan

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan: rujuk

bila perdarahan berlanjut

3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri
58

4) Pemberian ASI awal

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

b. 6 hari setelah persalinan

1) Memastikan involusio uterus berjalan normal : uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan

abnormal, tidak ada bau

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal

3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan

istirahat

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi

sehari-hari.

c. 2 minggu setelah persalinan

Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)

d. 6 minggu setelah persalinan

1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau

bayi alami

2) Memberikan konseling untuk KB secara dini.


59

2.4. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

2.4.1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi Baru Lahir normal adalah bayi yang lahir dalam

presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada

usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat

badan lahir 2500 - 4000 gram, dengan nilai apgar > 7 dengan atau

tanpa cacat bawaan.

Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran

dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke

kehidupan ekstra uterin. Tiga factor yang mempengaruhi perubahan

fungsi dan proses vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan

toleransi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling

dramatik dan cepat berlangsung adalah pada system pernafasan,

sirkulasi, kemampuan menghasilkan glukosa. (2)

Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah sebagai berikut :

a. Berat badan 2500-4000 gram

b. Panjang badan 48-52 cm

c. Lingkar dada 30-38 cm

d. Lingkar kepala 33-35 cm

e. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit

f. Pernafasan ± 40-60 kali/menit

g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan

cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa


60

h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna

i. Kuku agak panjang dan lemas

j. Genetalia

1) Perempuan : labya mayora sudah menutupi labia minora

2) Laki-laki : testis sudah turun, skrotum sudah ada

k. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

l. Refleks moro atau gerak memeluk bila dikagetkan akan

memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk

m. Reflek graps atau menggenggam sudah baik

n. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam

pertama.(22)

2.4.2. Adaptasi Bayi Baru Lahir, meliputi Adaptasi Sistem Tubuh

bayi baru lahir

a. Perubahan Sistem Pernafasan(2)

1) Perkembangan paru-paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari paring

yang bercabang-cabang membentuk struktur percabangan

bronkus. Proses ini berlanjut setelah kelahiran sampai usia 8

tahun, sampai jumlah bronchiolus dan alveolus dan akan

sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan

bukti gerakan nafas sepanjang trimester kedua dan ketiga.


61

2) Awal adanya nafas

Dua faktor yang berperan pada rangsangan pertama nafas

bayi :

a) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik

lingkungan dua rahim yang merangsang pusat pernafasan

di otak.

b) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena

kompresi paru-paru selama persalinan yang merangsang

masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis.

3) Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk

mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan

alveolus paru-paru untuk pertama kali. Produksi surfaktan

dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan

meningkat sampai paru-paru matang sekitar 30-40 minggu

kehamilan. Surfaktan ini berfungsi mengurangi tekanan

permukaan paru-paru dan membantu menstabilkan dinding

alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernafasan. Tanpa

surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap

pernafasan, yang menyebabkan sulit bernafas.

4) Dari cairan menuju udara

Bayi cukup bulan, mempunyai cairan di dalam paru-

parunya. Pada saat bayi melalui jalan lahir selama


62

persalinan, sekitar 1/3 cairan ini akan diperas keluar paru-

paru.

5) Fungsi pernafasan dalam kaitannya dengan fungsi

kardiovaskuler

Oksigenasi sangat penting dalam mempertahankan

kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh

darah paru-paru akan mengalami vasokonstriksi.

b. Perubahan Sistem Peredaran Darah

Setelah lahir darah bayi baru lahir harus melewati paru-

paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui

tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat

sirkulasi yang baik pada bayi baru lahir terjadi dua perubahan

besar :

1) Penutupan Foramen ovale pada atrium jantung

2) Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan

aorta.

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh

darah, adalah :

a) Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik

meningkat dan tekanan atrium kanan menurun.

b) Pernafsan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah

paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan.


63

c. Perubahan Sistem Pengaturan Suhu

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya,

sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan

lingkungan. Suhu dingin menyebabkan air ketuban menguap

lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi.

Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat

terjadi melalui mekanisme berikut:

1) Evaporasi adalah cara kehilangan panas karena menguapnya

cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir

karena tubuh tidak segera dikeringkan.

2) Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung

antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.

3) Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi

terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin.

4) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi

ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperatur tubuh

lebih rendah dari temperatur tubuh bayi.

d. Mekanisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak diperlukan glukosa dalam

jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat pada saat

lahir, seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa

darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan

turun cepat dalam waktu 1-2 jam.


64

e. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem imunitas bayi belum matang, sehingga

menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan

alergi. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba dan deteksi

dini infeksi menjadi sangat penting. Kekebalan alami dari struktur

kekebalan tubuh yang mencegah infeksi.

f. Perubahan Sistem Ginjal

Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir hingga masukan

cairan meningkat, mungkin air kemih akan tampak keruh

termasuk berwarna merah muda. Hal ini disebabkan oleh kadar

ureum yang tidak banyak berarti Sistem imunitas bayi belum

matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap

berbagai infeksi dan alergi. Oleh karena Itu, pencegahan

terhadap mikroba dan deteksi dini infeksi menjadi sangat

penting. Kekebalan alami dari struktur kekebalan tubuh yang

mencegah infeksi.

g. Perubahan Sistem Reproduksi

Anak laki-laki tidak mengahasilkan sperma sampai

pubertas, tetapi anak perempuan mempunyai ovum atau sel telur

dalam indung telurnya. Kedua jenis kelamin mungkin

memperlihatkan pembesaran payudara, kadang-kadang disertai

sekresi cairan pada puting pada hari 4-5, karena adanya gejala

berhentinya sirkulasi hormon ibu. Anak perempuan mungkin


65

mengalami menstruasi untuk alasan yang sama , tetapi kedua

kejadian ini hanya berlangsung sebentar.

h. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir,

tetapi tumbuh melalui proses hipertropi. Tumpang tindih atau

molase dapat terjadi pada waktu lahir karena tulang pembungkus

tengkorak belum seluruhnya mengalami osifikasi. Molase ini

dapat menghilang beberapa hari setelah melahirkan. Ubun-ubun

besar akan tetap terbuka hingga usia 18 bulan.

i. Perubahan Sistem Neurologi

Sistem Neurologi belum matang pada saat lahir. Refleks

dapat menunjukkan keadaan normal dari integritas sistem saraf

dan sistem muskuloskeleat.

j. Perubahan Sistem Intergumentary

Pada bayi baru lahir cukup bulan kulit berwarna merah

dengan sedikit verniks kaseosa. Sedangkan pada bayi prematur

kulit tembus pandang dan banyak verniks. Pada saat lahir

verniks tidak semua dihilangkan, karena diabsorpsi kulit bayi dan

hilang dalam 24 jam. Bayi baru lahir tidak memerlukan

pemakaian bedak atau krim, karena zat-zat kimia dapat

mempengaruhi Ph kulit bayi.


66

2.4.3. Bayi Baru Lahir Bermasalah

a. Kelainan-kelainan pada bayi baru lahir.(2)

1) Labioskizis dan labiopalaktoskizis

Labioskizis dan labiopalatoskizis adalah anomaly

perkembangan 1 dari 1000 kelahiran. Kelainan bawaan

ini berkaitan dengan riwayat keluarga, infeksi virus pada ibu

hamil trimester I.

Celah bibir dan celah langit-langit adalah suatu

kelainan bawaan yang terjadi pada bibir bagian atas serta

langit-langit lunak dan langit-langit keras mulut. Celah bibir

(labioskizis) adalah suatu ketidaksempurnaan pada

penyambung bibir bagian atas, yang biasanya berlokasi tepat

dibawah hidung. Celah langit-langit (palatoskizis) adalah

suatu saluran abnormal yang melewati langit-langit mulut

menuju kesaluran udara di hidung.

2) Sindroma Pierre Robin

Sindroma Pierre Robin adalah sekelompok kelainan-

kelainan yang terutama ditandai adanya rahang bawah yang

sangat kecil dengan lidah yang jatuh ke belakang dan

mengarah ke bawah. Penyebab pasti belum dikethui, bisa

merupakan bagian dari sindroma genetic.

Gejalanya berupa: rahang yang sangat kecil dengan

dagu yang tertarik ke belakang, lidah tampak besar


67

(sebenarnya ukurannya normal tapi relative besar jika

dibandingkan dengan rahang yang kecil) dan terletak jauh di

belakang orofaring, lengkung langit-langit yang tinggi, celah

langit-langit lunak, tercekik/tersedak oleh lidah.

b. Trauma Pada Bayi Baru Lahir

1) Perlukaan kulit

Kelainan ini mungkin timbul pada persalinan yang

menggunakan alat-alat seperti cunam atau vakum.

2) Eritema, Ptekiae, Abrasi, Ekimosis dan Nekrosis lemak

subkutan

Jenis persalinan yang sering menyebabkan kelainan

ini yaitu presentasi muka dan persalinan yang diselesaikan

dengan ekstraksi cunam dan ekstraksi vakum. Kelainan

ini memerlukan pengobatan khusus dan menghilang pada

minggu pertama.

3) Perdarahan Subaponeurotik

Perdarahan ini terjadi di bawah aponeurosis akibat

pecahnya vena-vena yang menghubungkan jaringan di luar

dengan sinus-sinus di dalam tengkorak. Perdarahan terjadi

pada persalinan yang diakhiri dengan alat, dan biasanya

tidak mempunyai batas tegas, sehingga kadang- kadang

kepala berbentuk asimetris.


68

4) Trauma muskulus sternokleidomastoideus

Kelainan ini didapat pada persalinan sungsang karena

usaha untuk melahirkan kepala bayi. Kepala serta leher bayi

cenderung miring ke arah otot yang sakit dan jika keadaan

dibiarkan, otot sembuh, tetapi dalam keadaan lebih pendek

dari normal.

5) Caput Succedenum

Caput succedaneum adalah oedema dari kulit kepala

anak yang terjadi karena tekanan dari jalan lahir kepada

kepala bayi/anak.

6) Cephal Hematoma

Cepal haematoma adalah pengumpulan darah dibawah

periosteum biasanya terjadi Pada os parietale. Haematom ini

dapat terjadi pada persalinan yang normal.

7) Fraktur klavikula

Fraktur klavikula adalah keadaan patah akibat dari

kompresi kranium terhadap promontorium sacrum ibu, atau

mungkin pula akibat tekanan yang ditimbulkan oleh tangan

asisten di dalam vagina atau ketika kepala bayi di dorong

ke atas ke luar dari saluran lahir pada persalinan seksio

sesarea.
69

8) Fraktur humerus

Fraktur humerus terjadi pada persalinan letak sungsang,

presentasi vertex dengan kesukaran mengeluarkan

bahu/pundak.

9) Trauma Flexus Brachialis

Cedera flexus brachialis sering terjadi dan ditemukan

pada hampir 1 dalam 500 kelahiran aterm. Cedera tersebut

biasanya terjadi setelah suatu persalinan yang sulit namun

kadang kala sesudah persalinan yang tampaknya mudah,

bayi yang mengalami kelumpuhan lengan.

10) Perdarahan sub konjuntiva

Mungkin tampak meskipun tidak terkait yang akan

hilang selama 1-2 minggu.

11) Perdarahan Retina

Berhubungan erat dengan asfiksia atau peninggian

tekanan intra cranial pada bayi. Perdarahan bersifat

sementara dan dapat hilang dengan sendirinya.

c. Neonatus berisiko tinggi

1) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah

satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara

benar dapat menyebabkan kematian. Penyebab dari bayi

yang lahir dengan berat badan rendah hingga saat ini


70

belum diketahui namun dari banyak kasus penyakit ibu,

aktivitas ibu, dan status soaial ibu termasuk komplikasi pada

saat hamil berhubungan dengan kejadian BBLR.

Berat badan lahir rendah adalah Bayi baru lahir dengan

berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Menurut beratnya

dibedakan menjadi :

a) Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500

gram

b) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir

1000-1500 gram

c) Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER) berat lahir

<1000 gram.

2) Ikterus

Ikterus adalah menguningnya sklera, kulit atau jaringan

lain akibat penimbunan bilirubin dalam tubuh atau akumulasi

bilirubin dalam darah lebih dari 5 mg/dl dalam 24 jam,

yang menandakan terjadinya gangguan fungsional dari hepar,

system biliary atau sistem haematologi.

d. Kegawatdaruratan pada bayi baru lahir

1) Perdarahan tali pusat

Perdarahan tali pusat dapat disebabkan oleh trauma,

ikatan tali pusat yang longgar, atau kejanggalan

pembentukan thrombus yang normal. Kemungkinan lain


71

sebab perdarahan adalah penyakit perdarahan pada

neonatus dan infeksi lokal maupun sistemik.

2) Asfiksia Neonatorum

Asfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan

berupa berkurangnya kadar oksigen (O2) dan berlebihnya

kadar karbon dioksida (CO2) secara bersamaan dalam darah

dan jaringan tubuh akibat gangguan pertukaran antara

oksigen (udara) dalam alveoli paru-paru dengan karbon

dioksida dalam darah kapiler paru-paru.

Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak

dapat bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir.

3) Sindrom Gangguan Nafas

Sindrome gawat nafas/respiratory distress Syindrome

(RDS) adalah Suatu penyakit paru-paru pada bayi baru lahir,

terutama pada bayi premature, dimana suatu membrane yang

tersusun atas protein dan sel-sel mati melapisi alveoli

(kantung udara tipis dalam paru-paru) sehingga membuat

kesulitan untuk terjadinya pertukaran gas.

e. Neonatus, bayi dan anak dengan penyakit yang lazim terjadi

Diare merupakan penyakit yang lazim ditemui pada bayi

maupun anak-anak. Menurut WHO, diare merupakan buang

air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu
72

hari, dan biasanya berlangsung selama dua hari lebih. Jenis

diare dibagi tiga; diare cair akut : Tinja sering/cair, tanpa

darah, berakhir <7 hari, muntah, demam. Disentri ; terdapat

darah dalam tinja, sedikit-sedikit/ sering, sakit perut, sakit pada

saat BAB, kerusakan mukosa usus. Diare persisten ; Berakhir 14

hari atau lebih, dapat dimulai dari diare akut atau disentri.

Diare pada anak harus segera ditangani karena bila tidak

segera ditangani, diare dapat menyebabkan tubuh dehidrasi yang

bisa berakibat fatal.

Infeksi virus adalah penyebab yang sering ditemukan

pada kasus bayi dengan diare, virus yang paling banyak

menimbulkan diare adalah rotavirus. Menurut WHO rotavirus

turut berkontribusi sebesar 15-25% diare pada usia 6-24

bulan.(3).

2.4.4. Kunjungan pada Bayi Baru Lahir

Pelayanan kesehatan menurut Kemenkes RI (2015),

adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh

tenaga kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama

periode 0-28 hari setelah lahir, baik difasilitas kesehatan

maupun melalui kunjungan rumah. Frekuensi jadwal

pelaksanaan pelayanan kesehatan neonateus meliputi :

a. Kunjungan neonatus ke-1 (KN 1)


73

Dilakukan kurun waktu 6-48 jam setelah lahir,

dilakukan pemeriksaan pernapasan, warna kulit, dan gerakan

aktif atau tidak, ditimbang, ukur panjang badan, lingkar

lengan, lingkar dada, pemberian salep mata, Vitamin K1,

hepatitis B, perawatan tali pusat, pencegahan kehilangan

panas bayi.

b. Kunjungan neonatus ke-2 (KN 2)

Dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 sampai hari

ke-7 setelah lahir, dilakukan pemeriksaan fisik, penampilan

dan perilaku bayi, nutrisi, eliminasi, personal hygiene, pola

istirahat, kemanan, tanda-tanda bahaya yang terjadi.

c. Kunjungan Neonatus ke-3 (KN 3)

Dilakukan pada kurun waktu hari ke-8 sampai

dengan hari ke-28 setelah lahir, dilakukan pemeriksaan

pertumbuhan dengan berat badan, tinggi badan dan

nutrisinya. (22)

2.5. Konsep Dasar Keluarga Berencana

2.5.1. Pengertian

Keluarga berencana merupakan usaha suami-istri untuk mengukur

jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud

termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan

keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah mencegah sperma


74

laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau

mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat)

dan berkembang di dalam rahim.(7)

2.5.2. Tujuan Keluarga Berencana

a. Tujuan umum

Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka

mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)

yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera

dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya

pertambahan penduduk.

b. Tujuan khusus

Meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi dan kesehatan

keluarga berencana dengan cara pengaturan jarak kelahiran. (7)

2.5.3. Jenis-jenis Alat Kontrasepsi

a. Metode sederhana tanpa alat (Kontrasepsi Alamiah) (10)

1) Metode kalender

a) Mekanisme kerja

Metode kalender menggunakan prinsip pantang

berkala, yaitu tidak melakukan persetubuhan pada masa

subur istri. Untuk menentukan masa subur istri digunakan

tiga patokan, (1) ovulasi terjadi 14±2 hari sebelum haid


75

yang akan datang, (2) sperma dapat hidup dan membuahi

selama 48 jam setelah ejakulasi, dan (3) ovum dapat

hidup 24 jam setelah ovulasi.

b) Cara menentukan masa aman

Pertama, dicatat dicatat lama siklus haid selama

tiga bulan terakhir, tentukan lama siklus haid terpendek

dan terpanjang. Kemudian siklus haid terpendek dikurangi

18 hari, dan siklus haid terpanjang dikurangi 11 hari. Dua

angka yang diperoleh merupakan rentang masa subur.

Dalam jangka waktu subur tersebut pasangan suami istri

harus pantang melakukan hubungan seksual, sedangkan

diluar waktu tersebut merupakan masa aman.

2) Metode pantang berkala

a) Prinsipnya adalah tidak melakukan hubungan seksual pada

masa subur

b) Patokan masa subur adalah sebagai berikut.

(1) Ovulasi terjadi 14±2 hari sebelum haid yang akan

datang

(2) Sperma dapat hidup dan membuahi selama 48 jam

setelah ejakulasi

(3) Ovum dapat hidup selama 24 jam setelah ovulasi.

Jadi, koitus harus dihindari selama 72 jam, yaitu 48 jam

sebelum ovulasi dan 24 jam setelah ovulasi.


76

3) Metode suhu basal

Cara lain untuk menetukan masa aman ialah dengan

suhu basal tubuh. Menjelang ovulasi suhu basal tubuh akan

turun dan kurang lebih 24 jam setelah ovulasi suhu basal

akan naik lagi sampai lebih tinggi daripada suhu sebelum

ovulasi.

Oleh karena itu, dianjurkan agar tidak melakukan

hubungan seksual sampai terlihat suhu tubuh tetap tinggi tiga

hari (pada waktu pagi berturut-turut).

4) Metode lendir serviks

Metode ovulasi didasarkan pada pengenalan terhadap

perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi yang

menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas

maksimal dalam masa subur.

Pada saat seorang wanita merasakan sensasi pada

vulva dan keberadaan lendir sepanjang hari ketika ia

melakukan aktivitas hariannya, catat hasil pengamatannya

sebelum hari berakhir. Selama pencatatan siklus yang pertama

tidak boleh melakukan hubungan seksual agar familiar terhadap

sensasi dan adanya lendir.


77

5) Metode Simtomtermal

a) Setelah darah haid berhenti, hubungan seksual dapat

dilakukan pada malam hari pada hari kering dengan

berselang hari selama masa tak subur.

b) Masa subur mulai ketika ada perasaan basah atau

munculnya lendir, ini adalah aturan awal.

c) Pantang melakukan hubungan seksual sampai hari puncak

dan aturan perubahan suhu telah terjadi.

d) Apabila aturan ini tidak mengidentifikasi hari yang sama

sebagai hari akhir masa subur, selalu ikuti aturan yang

paling konservatif, yaitu aturan yang mengidentifikasi masa

subur yang paling panjang.

6) Koitus interuptus

Alat kelamin pria (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi

sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan

dapat dicegah.

b. Metode sederhana dengan alat (Mekanis/Barier)

1) Kondom

Menurut riwayatnya, kondom sudah digunakan di

Mesir sejak tahun 1350 seblum Masehi. Baru abad ke-18,

sarung ini mendapat nama “kondom” yang pada waktu itu

dipakai dengan tujuan mencegah penularan penyakit kelamin.


78

Mekanisme kerja : menghalangi masuknya sperma ke

dalam vagina, sehingga pembuahan dapat dicegah.

a) Barier Intavagina (kondom untuk wanita)

Kondom untuk wanita hanya berfungsi mencegah

kehamilan, tetapi juga merupakan alat yang efektif

melawan HIV, gonore, klamidia dan trikomoniasis; apabila

digunakan dengan benar.

b) Spermisida

Adalah bahan kimia (biasanya nonoksinol) yang digunakan

untuk menonaktifkan atau membunuh sperma.

c. Metode modern (Kontrasepsi Hormonal)

1) Kontrasepsi Oral

a) Efektif dan reversibel

b) Harus diminum setiap hari

c) Pada bulan pertama pemakaian, efek samping berupa mual

dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera

akan hilang

d) Efek samping yang serius sangat jarang terjadi

e) Dapat digunakan oleh semua perempuan usia reproduksi,

baik yang sudah mempunyai anak maupun belum

f) Dapat dimulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak

hamil

g) Tidak dianjurkan pada ibu menyusui


79

h) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.

2) Suntik/Injeksi

a) Sangat efektif

b) Aman

c) Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi

d) Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata empat bulan

e) Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi

ASI.

3) Subkutis/Implant

a) Efektif lima tahun untuk norplant dan tiga tahun untuk

jedena, Indoplant, atau Implanon

b) Nyaman untuk digunakan

c) Dapat digunakan oleh semua perempuan dalam usia

reproduksi

d) Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan

e) Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut.

f) Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur,

perdarahan bercak, dan amenore

g) Aman dipakai pada masa laktasi

4) Intra-Uterine Devices (IUD /AKDR)

Sampai sekarang belum ada orang yang yakin

bagaimana mekanisme kerja AKDR dalam mencegah

kehamilan. Ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda


80

asing yang menimbulkan reaksi radang setempat, dengan

sebutan leukosit yang dapat melarutkan blastosis atau sperma.

2) Metode operasi

1) Tubektomi (Metode Operasi Wanita-MOW)

Tubektomi pada wanita adalah setiap tindakan yang

dilakukan pada kedua saluran telur wanita yang

mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan mendapat

keturunan lagi. Kontraseps ini hanya digunakan untuk jangka

panjang, walaupun kadang-kadang masih dapat dipulihkan

kembali seperti semula.

2) Vasektomi (Metode Operasi pada Pria-MOP)

Vasektomi merupakan tindakan bedah minor dan

kadang memerlukan insisi yang kecil / tanpa insisi sehingga

hanya meliputi daerah superficial.

2.5.4. Keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi

a. Spermisida (7)

1) Keuntungan :

a) Efektif seketika (busa dan krim)

b) Tidak mengganggu produksi ASI

c) Sebagai pendukung metode lain

d) Tidak mengganggu kesehatan klien

e) Tidak mempunyai pengaruh sistemik


81

f) Mudah digunakan

g) Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual

h) Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik

2) Kerugian :

a) Iritasi vagina atau iritasi penis dan tidak nyaman

b) Gangguan rasa penas di vaginal

c) Tablet busa vaginal tidak larut dengan baik

b. Cervical Cup

1) Keuntungan :

a) Bisa dipakai jauh sebelum berhubungan

b) Mudah dibawa dan nyaman

c) Tidak mempengaruhi siklus haid

d) Tidak mempengaruhi kesuburan

2) Kerugian :

a) Tidak melindungi dari HIV/AIDS

b) Butuh fitting sebelumnya

c) Ada wanita yang tidak bisa muat (fitted)

d) Kadang pemakaian dan membukanya agak sulit

e) Bisa copot saat berhubungan

f) Kemungkinan reaksi alergi

c. Suntik

1) Keuntungan :

a) Dapat digunakan oleh ibu yang menyusui


82

b) Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum

melakukan hubungan seksual

c) Darah menstruasi menjadi lebih sedikit dan membantu

mengatasi kram saat menstruasi.

2) Kerugian :

a) Dapat mempengaruhi siklus menstruasi

b) Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa

wanita

c) Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual

d) Harus mengunjungi dokter/ klinik setiap 3 bulan sekali

untuk mendapatkan suntikan berikutnya.

d. Kontrasepsi IUD

1) Keuntungan :

Hanya perlu pasang 5-10 tahun sekali, tergantung dari tipe

alat yang digunakan. Alat tersebut harus dipasang atau

dilepas oleh dokter

2) Kerugian :

Perdarahan dan rasa nyeri. Kadangkala IUD/AKDR dapat

terlepas.

e. Implant

1) Keuntungan :

a) Dapat mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka

waktu 3 tahun
83

b) Dapat digunakan oleh wanita yang menyusui

c) Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum

melakukan hubungan seksual.

2) Kerugian :

a) Dapat mempengaruhi siklus menstruasi

b) Tidak melindungi terhadap pneyakit menular seksual

c) Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa

wanita.

f. Kontrasepsi darurat hormonal

1) Keuntungan :

a) Memengaruhi hormon

b) Digunakan paling lama 72 jam setelah terjadi hubungan

seksual tanpa kontrasepsi

2) Kerugian :

Mual dan muntah

g. Pil

1) Keuntungan :

a) Mengurangi risiko terkena kanker rahim dan kanker

endometrium

b) Mengurangi darah menstruasi

c) Dapat mengontrol waktu untuk terjadinya menstruasi

d) Untuk pil tertentu dapat mengurangi timbulnya jerawat

ataupun hirsutism (rambut tumbuh menyerupai pria)


84

2) Kerugian :

a) Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual

b) Harus rutin diminum setiap hari

c) Saat pertama pemakaian dapat timbul pusing dan spotting

d) Efek samping yang mungkin dirasakan adalah sakit

kepala, depresi, letih, perubahan mood dan menurunnya

nafsu seksual

e) Kekurangan untuk pil tertentu harganya bisa mahal dan

memerlukan resep dokter untuk pembeliannya.

h. Kondom

1) Keuntungan :

a) Bila digunakan secara tepat maka kondom dapat

digunakan untuk mencegah kehamilan dan penularan

penyakit menular seksual (PMS)

b) Kondom tidak mempengaruhi kesuburan jika digunakan

dalam jangka panjang

c) Mudah didapat dan tersedia dengan harga yang

terjangkau.

2) Kerugian :

a) Memerlukan latihan dan tidak efisien

b) Karena sangat tipis maka kondom mudah robek bila

tidak digunakan atau disimpan sesuai aturan


85

c) Beberapa pria tidak dapat mepertahankan ereksinya saat

menggunakan kondom

d) Setelah terjadi ejakulasi, pria harus menarik penisnya dari

vagina, bila tidak, dapat terjadi risiko kehamilan atau

penularan penyakit menular seksual

e) Kondom yang terbuat dari latex dapat menimbulkan

alergi bagi beberapa orang.

i. Sterilisasi

1) Keuntungan :

a) Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan

dengan cara kontrasepsi lain

b) Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali

tindakan saja

c) Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil

dan merupakan cara kontrasepsi yang permanen

d) Lebih ekonomis, karena hanya memerlukan biaya untuk

satu kali tindakan saja

2) Kerugian :

a) Tubektomi

(1) Rasa sakit /ketidaknyamananan dalam jangka pendek

setelah tindakan

(2) Ada kemungkinan mengalami risiko pembedahan.

b) Vasektomi :
86

(1) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin

memiliki anak

(2) Harus ada tindakan pembedahan minor.

2.6. Standar Asuhan Kebidanan

Dalam menjalankan kewenangannya memberi pelayanan kesehatan

masyarakat, seorang bidan tentu melakukan tahapan-tahapan dalam praktik

layanan. Mulai dari diagnose, implementasi pelayanan hingga evaluasi.

Agar semua tahapan tersebut dilakukan dengan tepat, ada sejumlah acuan

atau standar yang harus diperhatikan seorang bidan. Acuan itu dituangkan

dalam keputusan Menteri Kesehatan Nomor 938/Menkes/SK/VII/2007

tentang Standar Asuhan Kebidanan.

2.6.1. Standar I : Pengkajian

Dalam pengkajian, bidan mengumpulkan semua informasi

yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan

dengan kondisi klien. Data yang dikumpulkan harus tepat, akurat

dan lengkap. Terdiri dari data subjektif (hasil Anamnesa atau Tanya

jawab dengan yang diperiksa, biodata, keluhan utama, riwayat

obstetric, riwayat kesehatan dan latar belakang social budaya). Serta

data objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan

penunjang).

Adapun data-data yang dikumpulkan dalam tahap pengkajian yaitu :

a. Identitas klien
87

b. Alasan datang

c. Riwayat penyakit sekarang.

d. Riwayat kesehatan lalu

e. Riwayat keluarga

f. Riwayat haid untuk mengetahui kondisi alat reproduksi

g. Riwayat obstetrik dan ginekologi

h. Riwayat seksual

i. Riwayat KB/kontrasepsi

Pada tahap pertama ini juga dilakukan pemeriksaan fisik

untuk memperoleh data objektif seperti pemeriksaan umum,

pengukuran tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik khusus serta

pemeriksaan penunjang lewat tes laboratorium, rontgen atau USG.

2.6.2. Standar II : Perumusan Diagnosa atau Masalah Kebidanan

Dalam konteks ini bidan menganalisa data yang diperoleh pada

pengkajian, menginterprestasikannya secara akurat dan logis untuk

menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat. Adapun

kriteria perumusan yaitu : diagnosa atau Masalah diagnose sesuai

dengan nomenklatur kebidanan. Masalah dirumuskan sesuai dengan

kondisi klien serta dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan

secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.

Adapun standar nomenklatur diagnosa kebidanan yaitu :

a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi


88

b. Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan

c. Memiliki cirri khas kebidanan

d. Didukung oleh keputusan klinis dalam praktik kebidanan

e. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.

2.6.3. Standar III : Perencanaan

Pada perencanaan, bidan merencanakan asuhan kebidanan

berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan. Criteria

perencanaan yaitu :

a. Rencana tindakan disusun berdasarkan proritas masalah dan

kondisi klien

b. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga

c. Mempertimbangkan kondisi psikologi dan sosial budaya

klien/keluarga

d. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat untuk klien

e. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber

daya serta fasilitas yang ada.

2.6.4. Standar IV : Implementasi

Dalam standar ini bidan melaksanakan rencana asuhan

kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman


89

berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan

secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. Kriteria Implementasi :

a. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-

spiritual-kultural

b. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dan klien

dan atau keluarga (Inform consent)

c. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based

d. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan

e. Menjaga privacy klien/pasien

f. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi

g. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan

h. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan

sesuai

i. Melakukan tindakan sesuai standar

j. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

2.6.5. Standar V : Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan

untuk melihat efektivitas dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai

dengan perubahan perkembangan kondisi klien. Criteria evaluasi :

a. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan

kondisi klien
90

b. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien

dan/keluarga

c. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar hasil evaluasi

ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klen/pasien.

2.6.6. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas

mengenai keadaan atau kejadian yang ditemukan dan dilakukan

dalam memberikan asuhan kebidanan. Kriteria pencatatan asuhan

kebidanan :

a. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada

formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/Status paien/buku KIA)

b. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan “SOAP”

c. “S” adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa

d. “O” adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

e. “A” adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan Masalah

kebidanan

f. “P” adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan,

dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan11


BAB III
STUDY KASUS

3.1. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil

Nama Pengkaji : Seplin Indrayani Dalame

Hari / Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2019

Waktu Pengkajian : 11.00 Wita

Tempat Pengkajian : LAB Kampus AKBID Sinar Kasih Toraja

3.1.1. STANDAR I PENGKAJIAN

a. DATA SUBJEKTIF

1) Identitas Istri/Suami

Nama : Ny “C” / Tn “E”

Umur : 22 Tahun / 29 Tahun

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Agama : Kristen / Kristen

Pendidikan : S1 / SMA

Alamat : Mengkendek

2) Keluhan Utama

Tidak ada keluhan

3) Riwayat Kehamilan Sekarang

Ini adalah kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran

(G1 Po Ao). Hari Pertama haid terakhir (HPHT) tanggal 8

91
92

Februari 2019, dan Tapsiran Persalinan (TP) tanggal 15

November 2019. Ibu pertama kali merasakan pergerakan

janinnya pada umur kehamilan ±5 bulan. Ibu telah mendapat

Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap. Ibu mengkonsumsi

obat tablet penambahan darah (Fe) dan Vitamin C, serta tidak

ada kekawahtiran khusus yang dialami Ibu.

4) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu :

Tabel 3.1.1.
Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu

Tgl/ usia Jeni Tempat penyu JK


Tahun kehamila sp perlinan/ lit BB/ Keadaa Nifas
lahir n pers
P penolong n
anak alin PB
an Anak

2019 Kehamilan Sekarang

5) Riwayat Penyakit/ Kesehatan dulu dan sekarang

Tidak ada riwayat penyakit seperti ; TBC, asma, malaria,

Diabetes Melitus (DM), PMS, HIV/AIDS.

6) Riwayat Psikososial, Ekonomi dan Spritual

Status pernikahan sah, menikah 1 kali dengan suami sekarang

pada tahun 2019, lama pernikahan ± 1 tahun. Ibu dan keluarga

sangat bahagia dengan kehamilan sekarang, jenis kelamin yang

diharapkan perempuan. Tidak ada adat istiadat yang khusus

yang mengambil keputusan dalam keluarga ada Suami. Ibu


93

ingin bersalin di Rumah Sakit dan ditolong oleh Bidan,

didampingi oleh Suami dan Keluarga. Penghasilan suami ±

1.000.000/bulan. Penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi

kebutuhan keluarganya. Ibu dan Suami melaksanakan Ibadah

sesuai dengan agama yang dianut.

7) Aktivitas Sehari–hari

a) Nutrisi

Pola makan 3-4 kali/hari dengan jenis makanan nasi, lauk-

pauk, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Tidak ada perubahan

porsi makan selama hamil dan sebelum hamil, tidak ada

alergi terhadap makanan.

b) Eliminasi

BAB 1 kali/hari dengan konsistensi lembek

BAK ± 8 kali/hari warna kekuningan

c) Pola Istirahat dan Tidur

Tidur malam : ± 8 jam

Tidur siang : ± 1 jam

d) Kebiasaan Hidup sehari-hari

Mengurus rumah tangga seperti memasak, menyapu dan

lain-lain. Ibu tidak mengkonsumsi obat-obatan/Jamu.

e) Personal Hygiene

Ibu mandi 2 kali sehari, mengganti pakaian dalam dan luar

sehabis mandi atau jika kotor dan basah.


94

b. DATA OBJEKTIF

1) Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Komposmentis

Tanda-tanda Vital (TTV)

Tekanan darah : 100/60 mmHg

Nadi : 86 kali/menit

Pernapasan : 24 kali/menit

Suhu : 36,5 ºC

2) Antropometri

Tinggi badan : 153 cm

BB sebelum hamil : 45 kg

BB sekarang : 57 kg

LILA : 24 cm

3) Pemeriksaan Fisik

a) Kepala

Rambut : Tidak mudah rontok

Muka : Tidak Cloasma. Tidak ada oedema

Mata : Konjungtiva merah muda, selera tidak ikterus

Hidung : Tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada polip

Telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran

cairan

Mulut/Gigi: Tidak ada stomatitis, gusi merah muda, tidak ada

caries
95

b) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah bening

dan vena jugularis

c) Dada

Tidak ada retraksi dinding dada, bunyi pernapasan normal,

bunyi jantung teratur

d) Payudara

Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, areola

hyperpigmentasi, ada pengeluaran colostrum saat dipencet,

tidak ada benjolan.

e) Abdomen

Tidak ada bekas luka operasi, terdapat Linea Nigra dan

Striae Gravidarum, bentuk perut membesar sesuai masa

kehamilan.

TFU (Mc Donald) : 29 cm

Leopold I : 3 JrbPX, teraba bundar dan tidak melenting

menandakan bokong teraba difundus

Leopold II : Pada abdomen kiri Ibu teraba datar, keras,

lebar seperti papan menandakan Punggung

Janin (PUKI), dan pada abdomen kanan Ibu

teraba bagian kecil ada sela kosong

menandakan ekstremitas janin


96

Leopold III : Teraba keras, bulat dan melenting

menandakan kepala pada bagian terendah

janin (Presentase kepala)

Leopold IV : Pada bagian terendah janin kedua jari-jari

tangan masih bertemu menandakan kepala

bergerak atas panggul (BAP)/Konvergen, DJJ

128 kali menit.

f) Ekstremitas

Telapak tangan pucat, tidak ada Varices pada kaki, tidak

ada odema pada kaki dan tangan, Refleks Patella positif.

g) Genitalia

Tidak terkaji karena Ibu tidak bersedia

4) Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium : Darah : Hb 11,2 gr%

Urine : Protein (Negatif)

Glukosa (Negatif)

3.1.2. STANDAR II PERUMUSAN DIAGNOSA/MASALAH

KEBIDANAN

Ibu : G1 P0 A0 Gestasi 37 Minggu 5 Hari Keadaan Ibu baik

Janin : Tunggal, PUKI, Presentase kepala, BAP, hidup

keadaan janin baik


97

3.1.3. STANDAR III PERENCANAAN

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

b. Anjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang

c. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

d. Anjurkan ibu agar tetap menjaga kebersihan diri

e. Beritahu ibu tanda-tanda bahaya dalam kehamilan

f. Beritahu ibu tanda-tanda awal persalinan

g. Diskusikan dengan Ibu persiapan persalinan

h. Anjurkan ibu untuk datang kunjungan ulang

3.1.4. STANDAR IV IMPLEMENTASI

Tanggal 30 Oktober 2019, pukul 11.30 Wita

a. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan, di tandai dengan tanda-

tanda vital dalam batas normal TD:100/60 mmHg, N:86 kali/menit

P:24 kali/menit, S:36ºC. , pada Palpasi Leopold 3 JrbPX, PUKI,

Presentase kepala, BAP, DJJ : 128 kali/menit, keadaan Ibu dan

janin baik.

(Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan yang

dilakukan).

b. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan

seimbang seperti nasi, sayur-sayuran, lauk pauk dan buah-buahan.

(Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan


98

c. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Seperti tidur malam

±7 jam, tidur siang ±1 jam untuk meningkatkan kesehatan

jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan dan

perkembangan janin.

(Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang diberikan)

d. Menganjurkan Ibu agar tetap menjaga kebersihan diri dengan

mengganti pakaian dalam dan luar setiap kali basah dan kotor

agar Ibu merasa nyaman.

(Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang

diberikan).

e. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya dalam kehamilan. Seperti:

1) Sakit kepala yang hebat

2) Penglihatan kabur

3) Mual muntah berlebihan

4) Demam tinggi

5) Bengkak pada wajah dan tungkai

6) Kejang

7) Pergerakan janin berkurang

8) Nyeri perut yang hebat

9) Ketuban pecah dini (KPD)

10) Perdarahan pervaginam


99

(Hasil : Ibu mengetahui 10 tanda bahaya dalam kehamilan dan

bersedia datang ke fasilitas kesehatan terdekat jika salah satunya

dirasakan Ibu)

f. Memberitahu ibu tanda awal persalinan, seperti sakit perut tembus

belakang, adanya lendir bercampur darah dari jalan lahir.

(Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui tanda awal persalinan)

g. Mendiskusikan dengan Ibu persiapan persalinan, seperti:

1) Tempat persalinan

2) Donor Darah

3) Penolong persalinan

4) Persiapan Ibu dan Bayi

5) Biaya

6) Pendamping persalinan

(Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui hal-hal yang akan

dipersiapakan dalam persiapan persalinan dan akan mendiskusikan

hal tersebut dengan Suami dan keluarganya)

h. Menganjurkan Ibu untuk dating kunjungan ulang.

(Hasil : Ibu bersedia untuk datang kunjungan ulang)


100

3.1.5. STANDAR V EVALUASI

Tanggal 30 Oktober 2019, pukul 12.00 Wita

a. Keadaan umum ibu dan janin baik ditandai dengan Tanda-tanda

Vital dalam batas normal

b. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan

seperti anjuran untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi,

istirahat yang cukup dan tetap menjaga kebersihan diri

c. Ibu mengerti mengetahui tanda-tanda bahaya dalam kehamilan

dan tanda-tanda awal persalinan

d. Ibu bersedia untuk datang kunjungan ulang.


101

3.1.6. STANDAR VI: PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

Nama Pengkaji : Seplin Indrayani Dalame

Hari/Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2019

Waktu Pengkajian : 11.00 Wita

Tempat Pengkajian : Lab Kampus AKBID Sinar Kasih Toraja

Identitas Istri/Suami

Nama : Ny “C” / Tn “E”

Umur : 22 Tahun / 29 Tahun

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Agama : Kristen / Kristen

Pendidikan : S1 / SMA

Suku / Bangsa : Toraja/Indonesia / Toraja/Indonesia

Alamat : Mengkendek / Mengkendek

SUBJEKTIF (S)

Ini kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran (G1 Po Ao). Hari

Pertama haid terakhir (HPHT) tanggal 8 Februari 2019. Ibu merasakan

pergerakan janinnya pada umur kehamilan 5 bulan. Ibu sudah

mendapat Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap. TT pertama

tanggal 22 Mei 2019, TT kedua tanggal 20 Juni 2019.


102

OBJEKTIF (O)

Keadaan umum Ibu baik, kesadaran Komposmentis, Tapsiran

Persalinan (TP) tanggal 15 November 2019. TTV: Td : 100/60 mmHg,

N:86 kali/menit, P:24 kali/menit, S : 36º C. LILA 24 cm, TB : 153

cm, BB sebelum hamil : 45 kg, BB sekarang: 57 kg, Leopold I

3JrbPX, Leopold II:PUKI, Leopold III :kepala, Leopold IV :BAP, DJJ

: 128 kali/menit.

ANALISA (A)

Diagnosa Ibu : G1 P0 A0 Gestasi 37 Minggu 5 Hari

Keadaan Ibu baik

Janin : tunggal, PUKI, Presentase kepala, BAP, hidup

keadaan janin baik

PELAKSANAAN (P)

Tanggal 30 Oktober 2019, pukul 11.30 Wita

a. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan, di tandai dengan tanda-

tanda vital dalam batas normal TD:100/60 mmHg, N:86 kali/menit

P:24 kali/menit, S:36ºC. , pada Palpasi Leopold 3 JrbPX, PUKI,

Presentase kepala, BAP, DJJ : 128 kali/menit, keadaan Ibu dan

janin baik.

(Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan yang

dilakukan).
103

b. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan

seimbang seperti nasi, sayur-sayuran, lauk pauk dan buah-buahan.

(Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan

c. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Seperti tidur

malam ±7 jam, tidur siang ±1 jam untuk meningkatkan kesehatan

jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan dan

perkembangan janin.

(Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang

diberikan)

d. Menganjurkan Ibu agar tetap menjaga kebersihan diri dengan

mengganti pakaian dalam dan luar setiap kali basah dan kotor

agar Ibu merasa nyaman.

(Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang

diberikan).

e. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya dalam kehamilan. Seperti:

1) Sakit kepala yang hebat

2) Penglihatan kabur

3) Mual muntah berlebihan

4) Demam tinggi

5) Bengkak pada wajah dan tungkai

6) Kejang

7) Pergerakan janin berkurang

8) Nyeri perut yang hebat


104

9) Ketuban pecah dini (KPD)

10) Perdarahan pervaginam

(Hasil : Ibu mengetahui 10 tanda bahaya dalam kehamilan dan

bersedia datang ke fasilitas kesehatan terdekat jika salah satunya

dirasakan Ibu)

f. Memberitahu ibu tanda awal persalinan, seperti sakit perut tembus

belakang, adanya lendir bercampur darah dari jalan lahir.

(Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui tanda awal persalinan)

g. Mendiskusikan dengan Ibu persiapan persalinan, seperti:

1) Tempat persalinan

2) Donor Darah

3) Penolong persalinan

4) Persiapan Ibu dan Bayi

5) Biaya

6) Pendamping persalinan

(Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui hal-hal yang akan

dipersiapakan dalam persiapan persalinan dan akan mendiskusikan

hal tersebut dengan Suami dan keluarganya)


105

3.2. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

No Register : 84 - 04 - 02

Nama Pengkaji : Seplin Indrayani Dalame

Hari/Tanggal : Selasa, 05 November 2019

Waktu Pengkajian : 19.30 Wita

Tempat Pengkajian : RS Sinar Kasih Toraja

3.2.1. STANDAR I PENGKAJIAN

a. DATA SUBJEKTIF

1) Identitas Istri/Suami

Nama : Ny “C” / Tn “E”

Umur : 22 Tahun / 29 Tahun

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Agama : Kristen / Kristen

Pendidikan : S1 / SMA

Suku/Bangsa : Toaraja/Indonesia

Alamat : Mengkendek

2) Keluhan Utama

Nyeri perut tembus belakang

3) Riwayat kehamilan sekarang

Ini kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran (G1 Po Ao).

Hari Pertama haid terakhir (HPHT) tanggal 8 Februari 2019.

Ibu merasakan pergerakan janinnya pada umur kehamilan 5


106

bulan. Ibu sudah mendapat Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

lengkap. TT pertama tanggal 22 Mei 2019, TT kedua tanggal 20

Juni 2019.

4) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu

Tabel 3.2.1.
Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu

Tgl/tahun Usia Jenis Tempat Pen JB BB/ Keadaan Nifas


lahir anak keham persalin persalinan/p yulit K PB Anak
ilan an enolonog
2019 Kehamilan Sekarang

5) Riwayat Penyakit menular/ penyakit keturunan lalu dan

sekarang

Tidak ada riwayat penyakit seperti ; TBC, asma, malaria,

Diabetes Melitus (DM), PMS, HIV/AIDS.

6) Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar

a) Nutrisi

Makan terakhir pukul 18:00 wita

Minum terakhir pukul 19:00 wita

b) Istirahat/Tidur

tidak teratur

c) Pola Eliminasi dalam 24 jam terakhir

BAB ± 1 kali

BAK ± 6 kali
107

b. DATA OBJEKTIF

1) Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis

2) Tanda-tanda Vital

a) Tekanan darah : 100/70 mmHg

b) Nadi : 88 kali /menit

c) Pernapasan : 24 kali/menit

d) Suhu : 36,5 ºC

3) Pemeriksaan Fisik

a) Muka

Tidak ada oedema dan tidak ada cloasma

b) Mata

Konjungtiva merah muda, sclera putih

c) Ekstremitas

Tidak ada oedema, tidak ada Varices, Refleks Patella

(positif)

d) Abdomen

Tidak ada bekas luka operasi, ada Linea Nigra

TFU (Mc Donald) : 28 cm

Leopold I : 3JrbPX, teraba lembek, lunak dan tidak

melenting menandakan bokong teraba difundus

Leopold II : Disebelah kiri perut ibu teraba datar, keras,

lebar seperti papan menandakan punggung

janin (PUKI) sedangkan disebelah kanan perut


108

ibu teraba bagian kecil ada sela kosong

menandakan ekstremitas janin.

Leopold III : Pada bagian terendah janin teraba bulat, keras

dan melenting menandakan kepala (Presentase

kepala)

Leopold IV : Pada bagian terendah janin kedua jari-jari

tangan sudah tidak bertemu menandakan

kepala bergerak atas panggul (BAP)/ Divergent

e) Auskultasi : DJJ 134 kali/menit

f) Genitalia Interna

VT Pertama tanggal 05 November 2019 pukul 20.00 wita

(1) Keadaan Vulva dan vagina : Tidak ada kelainan

(2) Portio : Lunak dan tipis

(3) Pembukaan : 6 cm

(4) Ketuban : Ketuban utuh

(5) Presentase : Kepala

(6) Penurunan : H III

(7) Penumbungan : Tidak ada

(8) Kesan Panggul : Normal

(9) Molase : Tidak ada

(10) Pelepasan : Lendir dan darah


109

3.2.2. STANDAR II PERUMUSAN DIAGNOSA / MASALAH

KEBIDANAN

Diagnosa Ibu : G1 P0 A0 Gestasi kehamilan 38 Minggu 4 Hari

Inpartu Kala I Fase aktif, keadaan Ibu baik

Janin : Tunggal, PUKI, Presentase kepala, BDP, hidup

keadaan janin baik

3.2.3. STANDAR III PERENCANAAN

Tanggal 05 November 2019

a. Sampaikan hasil pemeriksaan pada Ibu dan keluarga

b. Hadirkan orang yang dianggap penting oleh Ibu selama

persalinan

c. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih

d. Anjurkan ibu untuk makan dan minum diantara kontraksi

e. Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman

f. Siapkan alat partus, larutan klorin dan tempat plesenta

g. Jaga privasi pasien

h. Pantau kemajuan persalinan, HIS, DJJ, Nadi setiap 30 menit

Tekanan darah dan suhu setiap 1 jam, pembukaan dan penuruan

setiap 4 jam
110

3.2.4. STANDAR IV PENATALAKSANAAN

Tanggal 05 November 2019, pukul 20.10 wita

a. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga keadaan

umum ibu baik, kesadaran komposmentis Tanda-tanda Vital dalam

batas normal, TD : 100/70 mmHg, N : 88 kali/menit, P : 24

kali/menit, S : 36,5 º C

(Hasil : ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan)

b. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh Ibu

(Hasil : Ibu didampingi oleh Suami dan keluarga)

c. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih

(Hasil : Ibu sudah berkemih)

d. Menganjurkan ibu makan dan minum di antara kontraksi

(Hasil : Ibu mengerti dan melakukannya)

e. Menganjurkan ibu memilih posisi yang nyaman

(Hasil : Ibu memilih posisi setengah duduk)

f. Menyiapkan alat partus, larutan klorin dan tempat plasenta

(Hasil : Telah disiapkan)

g. Menjaga privasi ibu dengan menutup sampiran saat melakukan

pemeriksaan

(Hasil : sampiran sudah ditutup)

h. Memantau kemajuan persalinan HIS, Nadi, DJJ setiap 30 menit,

TD dan suhu setiap 2 jam, pembukaan setiap 4 jam


111

Jam 20.30 wita : HIS 4 kali 10 menit, durasi 40 detik, DJJ:132

kali/menit, Nadi : 84 kali/menit

Jam 21.00 wita : HIS 4 kali 10 menit, durasi 40 detik, DJJ:128

kali/menit, Nadi : 80 kali/menit

Jam 21.30 wita : HIS 4 kali 10 menit, durasi 40 detik, DJJ:128

kali/menit, Nadi : 82 kali/menit

Jam 22.00 wita : HIS 4 kali 10 menit, durasi 40 detik, DJJ:130

kali/menit, Nadi : 80 kali/menit

Jam 22.30 wita : HIS 4 kali 10 menit, durasi 35-40 detik, DJJ:138

kali/menit, Nadi : 86 kali/menit

Jam 23.00 wita : VT kedua, pembukaan 8 cm, portio lunak dan

tipis, ketuban utuh, penurunan H II, tidak ada

penumbungan tali pusat, tidak ada molase.

Pelepasan lendir dan darah. TD: 100/70 mmHg,

N : 84 kali/menit, P : 24 kali/menit, S : 36,8 ºC,

HIS 4 kali 10 menit durasi 40-45 detik, DJJ:

132 kali/menit

Jam 23.30 wita : HIS 4 kali 10 menit, durasi 40-45 detik, DJJ:128

kali/menit, Nadi : 80 kali/menit

Jam 24.00 wita : HIS 4 kali 10 menit , durasi 40-45 detik, DJJ:132

kali/menit, Nadi : 82 kali/menit

Jam 24.30 wita : HIS 5 kali 10 menit, durasi 45-50 detik, DJJ:136

kali/menit, Nadi : 84 kali/menit


112

Jam 01.00 wita : VT ketiga, pembukaan lengkap (10 cm) portio

tipis, ketuban jernih, presentase kepala,

penurunan H I , tidak ada penumbungan tali

pusat, tidak ada molase, kesan panggul, normal,

pelepasan lendir dan darah. TD: 100/60 mmHg, N

: 86 kali/menit, P : 24 kali/menit, S : 36,8 ºC, HIS

5 kali 10 menit durasi 45-50 detik, DJJ: 138

kali/menit.

3.2.5. STANDAR V EVALUASI

Tanggal 06 November 2019, pukul 01.35 wita

a. Kemajuan persalinan berjalan dengan baik ditandai dengan

pembukaan lengkap (10 cm) pada pukul 01.00 wita.

H IV, His 5 kali 10 menit durasi 40-45 detik

b. Keadaan janin baik, DJJ kuat dan teratur, 138 kali/menit

c. Keadaan umum Ibu baik


113

3.2.6. STANDAR VI PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

No Register : 84 - 04 - 02

Nama Pengkaji : Seplin Indrayani Dalame

Hari/Tanggal : Selasa, 05 November 2019

Waktu Pengkajian : 19.00 Wita

Tempat Pengkajian : RS Sinar Kasih Toraja

Identitas Istri/Suami

Nama : Ny “C” / Tn “E”

Umur : 22 Tahun / 29 Tahun

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Agama : Kristen / Kristen

Pendidikan : S1 / SMA

Suku/Bangsa : Toaraja/Indonesia

Alamat : Mengkendek

SUBJEKTIF (S)

Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah tembus belakang dirasakan

sejak tanggal 05 November 2019, pukul 10.00 wita. Ada pelepasan

lendir bercampur darah, nyeri yang dirasakan hilang timbul. Hari Pertama

Haid Terakhir (HPHT) tanggal 08 Februari Hari Pertama Haid

Terakhir (HPHT) tanggal 08 Februari 2019 dan Tapsiran Persalinan

(TP) tanggal 15 November 2019.


114

OBJEKTIF (O)

Keadaan umum Ibu baik, kesadaran Komposmentis

TTV : TD : 100/70 mmHg

N : 86 kali/menit

P : 24 kali/menit

S : 36º C

Palpasi TFU (mc Donald) 28 cm

Leopold I : 3JrbPX

Leopold II : PUKI,

Leopold III : Kepala

Leopold IV : BDP

ANALISA (A)

Diagnosa Ibu : G1P0 A0 Gestasi 38 Minggu 4 Hari, Keadaan Ibu

baik Inpartu Kala I Fase aktif, keadaan Ibu baik

Janin : Tunggal, PUKI, Presentase kepala, BDP, hidup

keadaan janin baik

PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal 05 November 2019, pukul 20.0 wita

a. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga keadaan

umum ibu baik, kesadaran komposmentis Tanda-tanda Vital dalam


115

batas normal, TD : 120/80 mmHg, N : 88 kali/menit, P : 24

kali/menit, S : 36,5 º C

(Hasil : ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan)

b. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh Ibu

(Hasil : Ibu didampingi oleh Suami dan keluarga)

c. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih

(Hasil : Ibu sudah berkemih)

d. Menganjurkan ibu makan dan minum di antara kontraksi

(Hasil : Ibu mengerti dan melakukannya)

e. Menganjurkan ibu memilih posisi yang nyaman

(Hasil : Ibu memilih posisi setengah duduk)

f. Menyiapkan alat partus, larutan klorin dan tempat plasenta

(Hasil : Telah disiapkan)

g. Menjaga privasi ibu dengan menutup sampiran saat melakukan

pemeriksaan

(Hasil : sampiran sudah ditutup)

h. Memantau kemajuan persalinan HIS, Nadi, DJJ setiap 30 menit,

TD dan suhu setiap 2 jam, pembukaan setiap 4 jam

Jam 20.30 wita : HIS 4 kali 10 menit, durasi 40 detik, DJJ:132

kali/menit, Nadi : 84 kali/menit

Jam 21.00 wita : HIS 4 kali 10 menit, durasi 40 detik, DJJ:128

kali/menit, Nadi : 80 kali/menit


116

Jam 21.30 wita : HIS 4 kali 10 menit, durasi 40 detik, DJJ:128

kali/menit, Nadi : 82 kali/menit

Jam 22.00 wita : HIS 4 kali 10 menit, durasi 40 detik, DJJ:130

kali/menit, Nadi : 80 kali/menit

Jam 22.30 wita : HIS 4 kali 10 menit, durasi 35-40 detik, DJJ:138

kali/menit, Nadi : 86 kali/menit

Jam 23.00 wita : VT kedua, pembukaan 8 cm, portio lunak dan

tipis, ketuban utuh, penurunan H II, tidak ada

penumbungan tali pusat, tidak ada molase.

Pelepasan lendir dan darah. TD: 100/70 mmHg,

N : 84 kali/menit, P : 24 kali/menit, S : 36,8 ºC,

HIS 4 kali 10 menit durasi 40-45 detik, DJJ:

132 kali/menit

Jam 23.30 wita : HIS 4 kali 10 menit, durasi 40-45 detik, DJJ:128

kali/menit, Nadi : 80 kali/menit

Jam 24.00 wita : HIS 4 kali 10 menit , durasi 40-45 detik, DJJ:132

kali/menit, Nadi : 82 kali/menit

Jam 24.30 wita : HIS 5 kali 10 menit, durasi 45-50 detik, DJJ:136

kali/menit, Nadi : 84 kali/menit

Jam 01.00 wita : VT ketiga, pembukaan lengkap (10 cm) portio

tipis, ketuban jernih, presentase kepala,

penurunan H I, tidak ada penumbungan tali pusat,

tidak ada molase, kesan panggul, normal,


117

pelepasan lendir dan darah. TD: 100/60 mmHg, N

: 86 kali/menit, P : 24 kali/menit, S : 36,8 ºC, HIS

5 kali 10 menit durasi 45-50 detik, DJJ: 138

kali/menit.
118

Tabel 3.2.6.
Catatan Perkembangan 60 Langkah APN

Nama : Ny “C” SOAP


Umur : 22 Tahun
Tanggal/jam S : Ibu merasa nyeri perut tembus belakang, nyeri
06 November 2019 semakin bertambah dan ingin BAB
Jam 01.00 wita O : Kontraksi uterus baik, HIS 5 kali 10 menit durasi
45 - 50 detik, DJJ : 138 kali/menit, terdengar jelas
dan teratur. Pembukaan 10 cm adanya dorongan
kuat dan meneran, tekanan pada anus meningkat,
periueum menonjol, vulva dan sfingter ani
membuka ketuban pecah warna jernih, TTV: TD
:100/60 mmhg, N :82 kali/menit, P : 22 kali/menit,
S : 36,8OC, pelapasan lendir dan darah.
A : Partus Kala II
P :
1. Melihat tanda dan gejala Kala II : dorongan
meneran, tekanan pada anus, periueum menonjol,
vulva membuka
2. Memastikan kelengkapan alat dan bahan obat-
obatan esensial
3. Pakai celemek
4. Cuci tangan dan keringkan
5. Gunakan sarung tangan DTT pada satu tangan
6. Memastikan oksitosin sudah dalam spuit
7. Memastikan oksitosin sudah dalam spuit
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap
9. Dekontaminasi sarung tangan kedalam larutan
0,5% dan lepaskan secara terbaik
10. Dengarkan DJJ
11. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap
12. Meminta keluarga membantu ibu menyiapkan
posisi meneran yang baik dan nyaman
13. Melaksanakan bimbingan meneran saat ada
kontraksi
14. Anjurkan Ibu untuk berjongkok atau setengah
duduk
15. Letakkan kain diatas perut Ibu
16. Letakkan duk steril yang telah dilipat dibokong
Ibu
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali
kelengkapannya
119

18. Gunakan sarung tangan DTT pada kedua tangan


19. Setelah vulva membuka 5-6 cm lindungi
perineum
20. Periksa adanya lilitan tali pusat
21. Tunggu kepala melakukan putaran paksi luar
22. Pegang kepala secara biparetal, lahirkan bahu
depan dengan gerakan kepala kearah bawah
untuk melahirkan bahu belakang
23. Menyangga kepala, lengan dan siku
24. Menyusui bagian atas bayi berlanjut kepunggung
bokong tungkai dan kaki, pegang mata kaki
Jam 01.20 wita 25. Bayi lahir spotan, jenis kelamin perempuan bayi
lahir segera menangis, bergerak aktif, warna
kulit kemerahan, tonus otot baik
26. Keringkan tubuh bayi
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan
tidak ada janin kedua
28. Jepit tali pusat 3 cm dari umbilicus dan dorong
isinya ke arah bayi, pindahkan dan jepit 3 cm
dari umbilikus, potong tali pusat
29. Meletakkan bayi diatas perut ibu dan selimuti
dengan kain bersih dan kering
Jam 01.25 wita S : Ibu lelah dan nyeri perut bagian bawah
O : Kontraksi uterus baik, teraba bulat, keras. TFU
setinggi pusat, perdarahan ± 10 cc, tali pusat
bertambah panjang, kandung kemih kosong,
keadaan umum baik ibu baik, kesadaran
komposmentis
A : Manajemen aktif Kala III
P :
30. Memposisikan bayi diatas payudara Ibu agar
bayi dapat mencari putting susu Ibu sementara
kita menilai
31. Raba abdomen untuk memastikan tidak ada
janin kedua
32. Menjelaskan pada Ibu apa yang diharapkan
termasuk injeksi
33. Memberi oksitosin 10 unit secara IM pada paha
bagian lateral Ibu kira-kira 1/3 dari pada iliaka
34. Menempatkan klem pada tali pusat kira-kira 5
cm dari vulva, dorong isinya kearah Ibu
35. Pantau tanda-tanda pelepsan plasenta
36. Minta keluarga untuk membantu Ibu untuk
mengambil posisi tegak setengah duduk untuk
120

melahirkan plasenta
37. Letakkan tangan pada abdomen Ibu diatas
sympisis pubis untuk menahan bagian bawah
dari uterus sementara tangan yang lainnya
memegang klem yang dekat dari vulva
38. Segera setelah tanda-tanda plasenta terlepas dan
uterus mulai berkontraksi, anjurkan Ibu untuk
tidak meneran sementara Ibu mulai lakukan
peregangan tali pusat terkendali sambil
melakukan dorso cranial
39. Membantu melahirkan plasenta dengan
peregangan yang lembut dengan sedikit ke arah
posterior dan anterior
40. Ketika plasenta muncul di vulva, jemput
plasenta lalu putar, searah jarum jam
Jam 01.40 wita 41. Plasenta lahir spontan, Segera setelah plasenta
lahir, lakukan masase uterus hingga uterus teraba
bulat dan keras
42. Sementara tangan kiri melakukan masase uterus
dan tangan lainnya memeriksa kelengkapan
plasenta baik bagian maternal maupun fetal lalu
masukkan plasenta kedalam wadah
43. Periksa vagina dan perineum untuk memastikan
tidak ada laserasi yang masih mengeluarkan
darah
44. Bersihkan tangan dalam larutan klorin dengan
sarung tangan masih terpakai lalu buka secara
terbalik
45. Periksa kembali uterus untuk memastikan bahwa
uterus berkontraksi dengan baik
46. Periksa dan pastikan bahwa bayi sudah
menyusui ke Ibunya dan bahwa tanda-tanda vital
Ibu normal
Jam 01.50 wita S : Ibu merasa lelah, tapi ibu bahagia atas kelahiran
bayinya, dalam kondisi normal dan sehat
O : Keadaan umum Ibu baik, kesadaran komposmentis
A : Pemantauan Kala IV
P :
47. Lakukan masase uterus untuk merangsang uterus
berkontraksi dengan baik, yaitu teraba bulat dan
keras
48. Evaluasi tinggi fundus uteri
49. Biarkan bayi melakukan kontak kulit di dada Ibu
± 1 Jam
121

50. Lakukan penyuntikan Vit C pada paha kiri bayi


dan imunisasi HB0 pada paha kanan bawah
lateral
51. Observasi keadaan Ibu setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua
Pasca persalinan
Jam 02.05 wita TD : 90/60 mmHg, N: 80 kali/menit, P: 20 kali/menit,
S: 36,7ºC TFU setinggi pusat, kontraksi uterus
baik teraba bulat dan keras, kandung kemih
kosong, perdarahan ±10 CC
Jam 02.20 wita TD : 90/60 mmHg, N: 80 kali/menit, P: 22 kali/menit,
S: 36,7ºC TFU setinggi pusat, kontraksi uterus
baik teraba bulat dan keras, kandung kemih
kosong, perdarahan ±10 CC
Jam 02.35 wita TD : 90/60 mmHg, N : 80 kali/menit, P : 20
kali/menit, S: 36,7ºC TFU setinggi pusat,
kontraksi uterus baik teraba bulat dan keras,
kandung kemih kosong, perdarahan ± 10 CC
Jam 02.50 wita TD : 90/60 mmHg, N: 80 kali/menit, P: 20 kali/menit,
S: 36,7ºC TFU setinggi pusat, kontraksi uterus
baik, teraba bulat dan keras, kandung kemih
kosong, perdarahan ± 10 CC
TD : 100/60 mmHg, N: 82 kali/menit, P : 22
Jam 03.20 wita kali/menit, S: 36,9ºC TFU setinggi pusat,
kontraksi uterus baik, teraba bulat dan keras,
kandung kemih kosong, perdarahan ± 10 CC
TD : 100/60 mmHg, N: 82 kali/menit, P: 22
kali/menit, S: 36,9ºC TFU setinggi pusat,
Jam 03.50 wita kontraksi uterus baik, teraba bulat dan keras,
kandung kemih kosong, perdarahan ± 10 CC
52. Evaluasi jumlah perdarahan Jumlah perdarahan ±
60 cc
53. Periksa kembali bayi untuk memastikan bayi
dalam keadaan baik
54. Rapikan alat
55. Buang sampah yang terkontaminasi ketempat
sampah yang sesuai
56. Bersihkan Ibu dan bantu Ibu memakai pakaian
bersih dan kering
57. Memastikan Ibu merasa nyaman dan dapat
menyusui bayinya
58. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan
klorin 0,5%
59. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan
122

klorin 0,5%, lepaskan secara terbaik, cuci tangan


60. Lengkapi patograf
123
124
125

3.3. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas

No Register : 84 - 04 - 02

Nama Pengkaji : Seplin Indrayani Dalame

Hari/Tanggal : Rabu, 06 November 2019

Waktu Pengkajian : 02.30 Wita

Tempat Pengkajian : RS Sinar Kasih Toraja

3.3.1. STANDAR I PENGKAJIAN

a. DATA SUBJEKTIF

1) Identitas Istri/Suami

Nama : Ny “C” / Tn “E”

Umur : 22 Tahun / 29 Tahun

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Agama : Kristen / Kristen

Pendidikan : S1 / SMA

Suku/Bangsa : Toraja/Indonesia

Alamat : Mengkendek

2) Keluhan utama

Nyeri luka jahitan disekitar jalan lahir dirasakan sejak ibu

selesai mendapatkan jahitan sekitar jalan lahir

3) Riwayat Kehamilan sekarang

Ini kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran (G1 P0 A0).

Hari Pertama haid terakhir (HPHT) tanggal 8 Februari 2019.


126

Ibu merasakan pergerakan janinnya pada umur kehamilan ±5

bulan. Ibu sudah mendapat Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

lengkap. TT pertama tanggal 22 Mei 2019, TT kedua tanggal

20 Juni 2019.

4) Riwayat Persalinan

Ibu melahirkan pada tanggal 06 November 2019, pukul 01.20

wita. Bayi lahir spontan langsung menangis, tonus otot (positif),

wrna kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan, BB:2600 gram,

PB:48 cm, perdarahan kala III ±100 cc perdarahan Kala IV ±

60 cc, perdarahan total ± 160 cc.

5) Pola Eliminasi

Setelah bersalin BAK ± 3 kali dan belum BAB

b. DATA OBJEKTIF

1) Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis

TTV ; TD : 100/60 mmHg

N : 84 kali/menit

P : 22 kali/menit

S : 36,9º C

2) Pemeriksaan Fisik

a) Kepala

Rambut : Bersih, tidak mudah rontok, tidak ada nyeri tekan

Muka : Tidak ada oedema


127

Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih

Mulut : Tidak ada stomatitis, gusi merah muda

b) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan

vena jugularis

c) Dada

Payudara simetris kiri dan kanan, areola mammae

hyperpigmentasi putting susu menonjol, tidak ada benjolan,

ada pengeluaran colostrums

d) Abdomen

Tidak ada bekas operasi, TFU 1 jrbpst, kontraksi uterus baik

teraba bulat dan keras, kandung kemih kosong

e) Genitalia

Ada pengeluaran lochea rubra berwarna merah segar,

tampak luka jahitan perineum.

3.3.2. STANDAR II PERUMUSAN DIAGNOSA

MASALAH KEBIDANAN

Diagnosa Ibu : P1A0 Post partum hari pertama dengan Nyeri Luka

jahitan perineum
128

3.3.3. STANDAR III PERENCANAAN

a. Beritahu keadaan umum dan TTV, TFU, perdarahan dan

kontraksi uterus

b. Beritahu Ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas

c. Jelaskan tentang pemberian ASI awal

d. Anjurkan Ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

e. Ajarkan pada Ibu cara perawatan payudara

f. Ajarkan Ibu cara perawatan luka jahitan perineum

g. Beritahu pada ibu cara mengurangi rasa nyeri luka jahitan perineum

3.3.4. STANDAR IV IMPLEMENTASI

Tanggal 06 November 2019, pukul 02.50 wita

a. Memberitahu keadaan umum Ibu dan Tanda-tanda vital, TFU,

perdarahan dan kontraksi uterus.

(Hasil : diobservasi pada setiap kunjungan)

b. Memberitahu Ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas, seperti:

1) Perdarahan pervaginam yang banyak

2) Adanya pengeluaran Lochea yang berbau busuk

3) Sakit kepala yang hebat dan terus menerus

4) Pembengkakan pada wajah dan tungkai

5) Demam tinggi

6) Payudara merah, panas, dan terasa sakit


129

(Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui tanda-tanda bahaya masa

Nifas dan akan segera memeriksa kepelayanan kesehatan terdekat

jika salah satunya terjadi)

c. Menjelaskan tentang pemberian ASI awal dengan memberikan ASI

selama 6 bulan untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi.

(Hasil : Ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI awal)

d. Menganjurkan Ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

seperti nasi, sayur-sayuran, lauk pauk dan buah-buahan.

(Hasil : Ibu mengerti dan bersedia)

e. Mengajarkan cara perawatan payudara dengan cara :

1) bersihkan putting susu

2) kompres hangat dan pijat

3) kosongkan payudara secara rutin

4) selalu memegang payudara dengan tangan yang bersih

(Ibu mengerti dan mengetahui cara perawatan payudara)

f. Mengajarkan Ibu cara perawatan luka jahitan perineum dengan;

1) Kompres dingin area luka jahitan

2) Jaga kebersihan tangan, selalu cuci tangan dengan sabun atau

antibakteri sebelum membersihkan area vagina dan perineum

3) Menggnti pembalut secara berkala untuk menghindari infeksi

(Hasil : ibu mengerti dan mengetahui cara perawatan luka jahitan

perineum)
130

g. Memberitahu ibu cara untuk mengurangi rasa nyeri luka jahitan

perineum, yaitu dengan teknik relaksasi.

(Hasil : ibu mengerti dan mengetahui)

3.3.5. STANDAR V EVALUASI

Tanggal 06 November 2019, pukul 03.10 wita

a. Keadaan umum Ibu baik, kesadaran komposmentis, Tanda-tanda

Vital dalam batas normal : TD : 100/60 mmHg, N : 84 kali/menit,

P : 22 kali/menit, S : 36,9ºC, TFU setinggi pusat, kontraksi uterus

baik teraba bulat dan keras

b. Ibu sudah bisa melakukan aktivitas ringan seperti berjalan,

duduk, miring kiri dan kanan


131

3.3.6. STANDAR VI PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

No Register : 84 - 04 - 02

Nama Pengkaji : Seplin Indrayani Dalame

Hari/Tanggal : Rabu, 06 November 2019

Waktu Pengkajian : 02.30 Wita

Tempat Pengkajian : RS Sinar Kasih Toraja

Identitas Istri/Suami

Nama : Ny “C” / Tn “E”

Umur : 22 Tahun / 29 Tahun

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Agama : Kristen / Kristen

Pendidikan : S1 / SMA

Suku/Bangsa : Toraja/Indonesia

Alamat : Mengkendek

SUBJEKTIF (S)

Nyeri luka jahitan disekitar jalan lahir dirasakan sejak ibu selesai

mendapatkan jahitan sekitar jalan lahir

OBJEKTIF (O)

Keadaan umum Ibu baik, kesadaran Komposmentis

TTV ; TD : 100/60 mmHg

N : 84 kali/menit
132

P : 22 kali/menit

S : 36,9º C

TFU 1jrbpst, kontraksi uterus baik teraba bulat dan keras, perdarahan

dalam batas normal, dan pengeluaran lochea rubra (berwarna merah

segar dan berbau amis), tampak luka jahitan perineum

ANALISA (A)

P1A0 Post partum Hari pertama dengan Nyeri luka jahitan perineum

PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal 06 November 2019, pukul 02.50 wita

a. Memberitahu keadaan umum Ibu dan Tanda-tanda vital, TFU,

perdarahan dan kontraksi uterus.

(Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan)

b. Memberitahu Ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas, seperti:

1) Perdarahan pervaginam yang banyak

2) Adanya pengeluaran Lochea yang berbau busuk

3) Sakit kepala yang hebat dan terus menerus

4) Pembengkakan pada wajah dan tungkai

5) Demam tinggi

6) Payudara merah, panas, dan terasa sakit

(Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui tanda-tanda bahaya masa

Nifas dan akan segera memeriksa kepelayanan kesehatan terdekat

jika salah satunya terjadi)


133

c. Menjelaskan tentang pemberian ASI awal dengan memberikan ASI

selama 6 bulan untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi.

(Hasil : Ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI awal)

d. Menganjurkan Ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

seperti nasi, sayur-sayuran, lauk pauk dan buah-buahan.

(Hasil : Ibu mengerti dan bersedia)

e. Mengajarkan cara perawatan payudara dengan cara :

1) bersihkan putting susu

2) kompres hangat dan pijat

3) kosongkan payudara secara rutin

4) selalu memegang payudara dengan tangan yang bersih

(Ibu mengerti dan mengetahui cara perawatan payudara)

f. Mengajarkan Ibu cara perawatan luka jahitan perineum dengan;

1) Kompres dingin area luka jahitan

2) Jaga kebersihan tangan, selalu cuci tangan dengan sabun atau

antibakteri sebelum membersihkan area vagina dan perineum

3) Menggnti pembalut secara berkala untuk menghindari infeksi

(Hasil : ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan)

g. Memberitahu ibu cara untuk mengurangi rasa nyeri luka jahitan

perineum, yaitu dengan teknik relaksasi.

(Hasil : ibu mengerti dan mengetahui)


134

Tabel 3.3.6.
Catatan Perkembangan Kunjungan Masa Nifas

Nama : Ny “C” SOAP


Kunjungan I : 8 Jam
Tanggal/Jam S : Nyeri luka jahitan sekitar jalan lahir
06 November 2019 O : Keadaan umum Ibu baik, TD : 100/70 mmHg,
Jam 08.20 Wita N:80 kali/menit, P:18 kali/menit, S:36,5º C TFU
1 JrbPst, kontraksi uterus baik teraba bulat dan
keras. Pengeluaran Lochea rubra berwarna merah
segar dan berbau amis
A : Post partum 8 jam
P :
1. Mengobservasi TFU, TTV, kontraksi uterus,
dan pengeluaran lochea
2. Menganjurkan pada Ibu untuk menjaga
kebersihan genitalianya dengan mengganti
pembalut dan pakaian dalam setiap kali basah
dan kotor
3. Menganjurkan Ibu untuk makan makanan yang
bergizi
4. Menganjurkan Ibu untuk tetap menyusui bayinya
5. Memberikan konseling tentang pemakaian alat
kontrasepsi
135

Nama : Ny “C” SOAP


Kunjungan II : Hari ke-6
Tanggal/Jam S : Ibu mengatakan ASI belum lancar,

11 November 2019 O : Keadaan umum Ibu baik, kesadaran komposmentis,


TTV; TD: 100/70 mmHg, N :80 kali/menit, P:
20kali/menit, S:36,8º C TFU 2 jari diatas simpisis,
pengeluaran lochea sanguilenta berwarna merah
kekuningan.
A : Post partum hari ke-6

P :

1. Memberitahu Ibu hasil pemeriksaan keadaan

umum Ibu baik

2. Menganjurkan Ibu untuk tetap mengkonsumsi

makanan yang bergizi dan seimbang

3. Mengajarkan Ibu cara perawatan payudara

4. Menganjurkan Ibu untuk istirahat yang cukup

dan menyusui bayinya sesering mungkin.


136

Nama : Ny “C” SOAP


Kunjungan III : Hari ke-14
Tanggal/Jam S : Ibu merasa lebih baik, eliminasi lancar
19 November 2019 O : Keadaan umum Ibu baik, kesadaran
Jam 13.45 Wita komposmentis. TTV; TD: 100/70 mmHg, N:78
kali/menit, P:20 kali/menit, S:36,5º C TFU
tidak teraba, Pengeluaran Lochea serasa warna
kekuningan
A : Post partum hari ke-14
P :
1. Memberitahu Ibu hasil pemeriksaan ku baik
2. Menganjurkan Ibu untuk tetap mengkonsumsi
makanan yang bergizi dan seimbang
3. Memastikan Ibu menyusui dengan baik dan
tetap memberikan ASI pada bayi sampai 6
bulan
4. Memberikan konseling pada Ibu mengenai
penggunaan alat kontrasepsi
Hasil: ibu
137

Nama : Ny “C” SOAP


Kunjungan IV : Hari ke-42
Tanggal/Jam S : Tidak ada Masalah atau penyulit yang dirasakan
17 Desember 2019 ibu
Jam 13.00 Wita O : Keadaan umum Ibu baik, kesadaran
komposmentis. TTV; TD: 100/80 mmHg, N: 80
kali/menit, P:18 kali/menit, S : 36,9 ºC
Pengeluaran Lochea alba
A : Post partum hari ke-42
P :
1. Memberitahu Ibu hasil pemeriksaan, keadaan
umum Ibu baik
2. Memastikan Ibu istirahat yang cukup, Ibu
istirahat pada saat bayinya tidur
3. Menganjurkan Ibu untuk tetap menyusui
bayinya sampai umur 6 bulan
4. Menganjurkan ibu untuk dating ke pelayanan
fasilitas terdekat jika ada keluhan selama
penggunaan alat kontrasepsi
138

3.4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

No Register : 84 - 04 - 15

Nama Pengkaji : Seplin Indrayani Dalame

Hari/Tanggal : Rabu, 06 November 2019

Waktu Pengkajian : 01.20 Wita

Tempat Pengkajian : RS Sinar Kasih Toraja

3.4.1. STANDAR I PENGKAJIAN

a. DATA SUBJEKTIF

Identitas Bayi

Nama : By Ny “C”

Tanggal/jam lahir : 06 November 2019, Pukul 01.20wita

Jenis Kelamilan : Perempuan

Identitas Ibu/Ayah

Nama : Ny “C” / Tn “E”

Umur : 22 Tahun / 29 Tahun

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Agama : Kristen / Kristen

Pendidikan : S1 / SMA

Suku/Bangsa : Toraja/Indonesia

Alamat : Mengkendek
139

1) Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama dan tidak pernah

keguguran (G1POAO). Hari Pertama haid terakhir (HPHT)

tanggal 8 Februari 2019, dan Tapsiran Persalinan (TP) tanggal

15 November 2019. Pada kehamilan Trimester I Ibu sering

mulai muntah dipagi hari, pada Trimester II Ibu mudah mulai

merasa lelah dan Trimester III tidak ada keluhan. Ibu sudah

mendapat Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap. TT pertama

tanggal 22 Mei 2019, TT kedua tanggal 20 Juni 2019.

2) Riwayat Persalinan Sekarang

Ibu melahirkan pada tanggal 06 November 2019, pukul 01.20

wita. Bayi lahir spontan langsung menangis, tonus otot (positif),

wrna kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan, BB:2600 gram,

PB:48 cm, ditolong oleh Bidan, tidak ada komplikasi selama

persalinan berlangsung.
140

b. DATA OBJEKTIF

1) Pemeriksaan Khusus

Tabel 3.4.1.
Penilaian APGAR SCORE

NILAI JUMLAH
Yang
dinilai Menit
0 1 2 5 menit II
I
Anggota
Warna Badan pucat/
Badan Merah jambu 2 2
kulit biru
biru
Denyut <100x/ >100x/
Tak teraba 2 2
jantung menit menit
Sikap
Menggerakkan
Tonus otot Terkulai anggota 1 2
anggota
ditekuk
Muka
Reaksi Tidak ada Bersin 1 2
menyeringai

Pengisapan Tak Lambat Teratur


1 2
pernapasan bernafas tak teratur menangis

JUMLAH 7 10

2) Pemeriksaan Umum

a) Suhu : 36,9º C

b) Pernapasan : 44 kali/menit

c) HR : 140 kali/menit

d) Keaktifan : Bergerak aktif

e) Tangisan : Kuat dan keras


141

3) Pemeriksaan Fisik

a) Kepala : Rambut hitam, tidak ada molase, ada caput

suksadeneum

b) Muka : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan

c) Mata : Simetris kiri dan kanan, tidak ada perdarahan pada

konjungtiva, sclera putih (tidak ikterus)

d) Hidung : Simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran

cairan, tidak ada pernapasan cuping hidung

e) Mulut : Bibir merah muda, tidak kering, tidak ada

kelainan pada bibir dan palatum, reflex penghisapan dan

menelan baik

f) Telinga : Simetris kiri dan kanan, letak telinga normal,

daun telinga lunak dan normal, mudah kembali saat

ditekuk, tidak ada pengeluaran cairan

g) Leher : Tidak ada keterbatasan gerak, tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena

jugularis

h) Dada : Tidak ada retraksi dada, gerakan dada sesuai

dengan irama nafas

i) Perut : Bentuk bulat, tidak ada kelainan

j) Tali pusat : Tidak ada perdarahan, tali pusat masih basah

k) Punggung : Tidak ada benjolan pada tulang belakang


142

l) Ekstremitas : Tangan simetris kiri dan

kanan, jari-jari tangan lengkap, kaki simetris kiri dan

kanan, jari-jari kaki lengkap, tidak ada fraktur

m) Genitalia : Labia mayora menutupi labia minora

n) Anus : Ada lubang anus yang ditandai dengan pengeluaran

mekonium

4) Refleks

a) Refleks morro (positif)

Terlihat lengan bayi ekstensi, jari-jari menggenggam,

kepala menoleh kebelakang ketika mengubah posisi bayi

tiba-tiba

b) Refleks rooting (positif)

Terlihat kepala bayi memutar kearah pipi yang di

gerakkan ketika menyentuh sudut mulut bayi garis tengah

bibir

c) Refleks tonic neck (positif)

Terlihat kepala memutar mutar di dalam posisi terlentang

akan tampak gerakan berlawanan.

d) Refleks craft/plantar (positif)

Terlihat jari-jari mengatup membentuk genggaman ketika

telapak tangan bayi dibentuk/disentuh.


143

e) Refleks sunching (positif)

Terlihat bayi menghisap bila bibirnya disentuh dengan

ujung jari.

f) Refleks babinsky (positif)

Terlihat jari-jari membuka ketika telapak tangan dan kaki

digoyangkan/disentuh.

5) Antropometri

a) Lingkar Kepala : 31 cm

b) Lingkar dada : 32 cm

c) Lingkar lengan atas : 12 cm

d) Berat badan : 2600 gram

e) Panjang badan : 48 cm

6) Eliminasi

a) Miksi : Bayi sudah miksi

b) Mekonium : sudah ada pengeluaran mekonium

3.4.2.STANDAR II PERUMUSAN DIAGNOSA / MASALAH

KEBIDANAN

Diagnosa : NCB/ SMK/ Lahir spontan Neonatus hari pertama

3.4.3. STANDAR III PERENCANAAN

a. Sampaikan hasil pemeriksaan pada Ibu dan keluarga

b. Anjurkan Ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi


144

c. Anjurkan Ibu agar tetap memberikan ASI pada bayi sampai

berusia 6 bulan

d. Ajarkan Ibu cara merawat tali pusat yang benar dan menjaga

kebersihannya

e. Anjurkan Ibu untuk mengganti pakaian bayi jika basah dan

kotor

f. Beritahu Ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir

3.4.4. STANDAR IV PENATALAKSANAAN

Tanggal 06 November 2019, pukul 01.40 wita

a. Memberitahu Ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bayinya TTV ;

HR ; 140 kali/menit, P : 44 kali/menit, S : 36,5º C

(Hasil : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan bayinya)

b. Menganjurkan Ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi untuk

melancarkan ASI ibu

(Hasil : Ibu mengerti dan akan mengkonsumsi makanan yang

bergizi)

c. Menganjurkan Ibu agar tetap memberikan ASI pada bayi sampai

berusia 6 bulan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

(Hasil : Ibu mengerti dan bersedia meberikan ASI pada

bayinya)

d. Mengajarkan pada Ibu cara merawat tali pusat yang benar dan

menjaga kebersihannya untuk menghindari infeksi tali pusat.


145

(Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui cara perawatan tali pusat)

e. Menganjurkan Ibu untuk mengganti pakaian bayi setiap kali

basah dan kotor agar bayi merasa nyaman.

(Hasil : Ibu mengerti dan akan mengganti pakaian bayi jika

basah dan kotor)

f. Memberitahu Ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir seperti :

1) Bayi tidak mau menetek

2) Lemas

3) Kejang

4) pusat kemerahan

5) Demam tinggi

6) Sesak nafas

7) Bayi merintih dan meringis

8) Diare

9) Kulit terlihat kuning

(Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui tanda-tanda bahaya bayi

baru lahir, dan akan segera memeriksa kepelayanan kesahatan

terdekat jika salah satunya terjadi)

3.4.5. STANDAR V EVALUASI

Tanggal 06 November 2019, pukul 02.15 wita

a. Ibu mengetahui keadaan bayinya dan merasa senang

b. Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi


146

c. Ibu bersedia memberikan ASI kepada bayi

d. Ibu mengerti dan mengetahui cara merawat tali pusat

e. Ibu bersedia mengganti pakaian bayinya jika basah dan kotor

f. Ibu mengerti dan mengetahui tanda-tanda bahaya bayi baru lahir


147

3.4.6. STANDAR VI PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

No Register : 84 - 04 - 02

Nama Pengkaji : Seplin Indrayani Dalame

Hari/Tanggal : Rabu, 06 November 2019

Waktu Pengkajian : 01.20 Wita

Tempat Pengkajian : RS Sinar Kasih Toraja

Identitas Bayi

Nama : By Ny “C”

Tanggal/jam lahir : 06 November 2019, Pukul 01.20 wita

Jenis Kelamin : Perempuan

SUBJEKTIF (S)

OBJEKTIF (O)

Keadaan umum Ibu baik, kesadaran Komposmentis

TTV ;

Suhu : 36,9ºC

Pernapasan : 44 kali/menit

HR : 140 kali/menit

Keaktifan : Bergerak aktif

Tangisan : Kuat dan keras


148

ANALISA (A)

NCB/ SMK/ Lahir spontan Neonatus hari pertama

PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal 06 November 2019, pukul 01.40 wita

a. Memberitahu Ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bayinya TTV ;

HR ; 140 kali/menit, P : 44 kali/menit, S : 36,5º C

(Hasil : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan bayinya)

b. Menganjurkan Ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi untuk

melancarkan ASI ibu

(Hasil : Ibu mengerti dan akan mengkonsumsi makanan yang

bergizi)

c. Menganjurkan Ibu agar tetap memberikan ASI pada bayi sampai

berusia 6 bulan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

(Hasil : Ibu mengerti dan bersedia meberikan ASI pada

bayinya)

d. Mengajarkan pada Ibu cara merawat tali pusat yang benar dan

menjaga kebersihannya untuk menghindari infeksi tali pusat.

(Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui cara perawatan tali pusat)

e. Menganjurkan Ibu untuk mengganti pakaian bayi setiap kali

basah dan kotor agar bayi merasa nyaman.

(Hasil : Ibu mengerti dan akan mengganti pakaian bayi jika

basah dan kotor)


149

f. Memberitahu Ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir seperti :

1) Bayi tidak mau menetek

2) Lemas

3) Kejang

4) pusat kemerahan

5) Demam tinggi

6) Sesak nafas

7) Bayi merintih dan meringis

8) Diare

9) Kulit terlihat kuning

(Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui tanda-tanda bahaya bayi

baru lahir, dan akan segera memeriksa kepelayanan kesahatan

terdekat jika salah satunya terjadi)


150

TABEL 3.4.6
Catatan Perkembangan Kunjungan Bayi Baru Lahir

Nama : By Ny "C" SOAP


Kunjungan I : 6-48 Jam
Tanggal/Jam S : Ibu mengatakan bayi menghisap dan menelan
06 November 2019 dengan baik, bayi sudah miksi, ada
Jam 08.20 Wita pengeluaran mekonium
O : Ku baik
TTV; S : 36,4ºC
P : 42 kali/menit
HR : 148 kali/menit
A : Neonatus 6 jam
P :
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
b. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
pada bayi sampai bayi berusia 6 bulan.
c. Menganjurkan pada ibu agar tetap menjaga
kebersihan tali pusat.
d. Memberitahu tanda-tanda infeksi tali pusat,
seperti demam dan kejang.
e. Menyarankan ibu untuk membawa bayinya ke
posyandu untuk mendapat imunisasi BCG (0-1
bulan), polio (1-4 bulan), DPT-Hib (2-4 bulan),
campak (9 bulan).
151

Nama : By Ny “C” SOAP


Kunjungan II : Hari ke 3-7
Tanggal/Jam S : ibu mengatakan bayi bergerak aktif, tangisan
11 November 2019 kuat, menyusu dengan baik, BAB dan
Jam 13.00 wita BAK lancar
O : keadaan umum bayi baik, menangis kuat,
bergerak aktif, HR:138 kali/menit, P:44
kali/menit, S: 36,8oC, tali pusat kering.
A : Neonatus Hari ke-6
P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya
2. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin
3. Menganjurkan pada ibu untuk tetap
mengganti pakaian bayi bila basah dan
kotor
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga
kehangatan bayinya.
152

Nama : By Ny “C” SOAP


Kunjungan II : Hari ke-8-28
Tanggal/Jam S : ibu mengatakan bayi bergerak aktif dan bayi
03 Desember 2019 menangis setiap kali lapar
Jam 09.00 wita O : Keadaan umum bayi baik, HR:136 kali/menit,
P:40 kali/menit, S:36,8oC
A : Neonatus Hari ke-28
P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya
2. Memantau pertumbuhan bayi, dengan
menimbang BB: 3100 gram
3. Menganjurkan ibu untuk tetap membawa
bayi ke posyandu atau puskesmas untuk
mendapatkan imunisasi lengkap.
153

3.5. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

No Register : -

Nama Pengkaji : Seplin Indrayani Dalame

Hari/Tanggal : Sabtu, 30 November 2019

Waktu Pengkajian : 15.00 Wita

Tempat Pengkajian : Bidan Praktek Swasta (BPS) Rut Tandiongan

3.5.1. STANDAR I PENGKAJIAN

a. DATA SUBJEKTIF

1) Identitas Ibu/Ayah

Nama : Ny “C” / Tn “E”

Umur : 22 Tahun / 29 Tahun

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Agama : Kristen / Kristen

Pendidikan : S1 / SMA

Suku/Bangsa : Toraja/Indonesia

Alamat : Mengkendek

2) Tujuan kunjungan

Ibu berencana menjadi akseptor KB Implant

3) Riwayat persalinan sekarang

Ibu melahirkan pada tanggal 06 November 2019, pukul 01.20

wita. Bayi lahir spontan langsung menangis, tonus otot

(positif), wrna kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan,


154

BB:2600 gram, PB:48 cm, perdarahan kala III ± 100 cc

perdarahan Kala IV ± 60 cc, perdarahan total ± 160 cc.

4) Riwayat Reproduksi

a) Riwayat menstruasi

Menarche pada umur 14 tahun, siklus haid ± 28 hari, lama

haid 3-4 hari, tidak ada keluhan saat haid.

b) Riwayat kontrasepsi

Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.

b. DATA OBJEKTIF

1) Pemeriksaan umum

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Nadi : 82 kali/menit

Pernafasan : 20 kali/menit

Suhu : 36,7 OC

2) Pemeriksaan fisik

Kepala : rambut tidak mudah rontok, tidak ada nyeri tekan

Muka : tidak ada cloasma dan oedema

Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih

Mulut/gigi : bibir lembab, tidak ada stomatitis, gusi merah

muda

Hidung : tidak ada polip dan secret

Telinga : tidak ada serumen dan pengeluaran cairan


155

Leher : tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, kelenjar

limfe, dan vena jugularis

Payudara : tidak ada benjolan dan nyeri tekan

Ekstremitas : tidak ada varices, rfleks patella (positif) kiri dan

kanan, tidak ada oedema

Abdomen : TFU sudah tidak teraba, kandung kemih kosong

3.5.2. STANDAR II PERUMUSAN DIAGNOSA/MASALAH

KEBIDANAN

P1A0 Calon Akseptor KB Implant

3.5.3. STANDAR III PERENCANAAN

a. Jelaskan pada hasil pemeriksaan

b. Jelaskan efek samping KB implant

c. Berikan HE tentang keuntungan kontrasepsi Implant

d. Lakukan tindakan pemasangan Implant

e. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi

atau jika ada keluhan


156

3.5.4. STANDAR IV IMPLEMENTASI

Tanggal 30 november 2019, pukul 15.30 wita

a. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa keadaan ibu saat

ini baik dan dalam kondisi normal

(Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan)

b. Menjelaskan efek samping dari KB Implant, seperti ;

1) Nyeri kepala

2) Mual

3) Perdarahan pervaginam (spotting)

4) Pertambahan BB

(Hasil : ibu mengerti dan mengetahui efek samping KB implant)

c. Memberikan HE tentang keuntungan kontrasepsi Implant, seperti ;

1) Daya guna tinggi

2) Perlindungan jangka panjang (5 tahun)

3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

5) Tidak mengganggu kegiatan senggama

6) Tidak mengganggu ASI

7) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan

8) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

(Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui keuntungan dari KB

implant)

d. Melakukan tindakan pemasangan Implant dengan cara;


157

1) Lakukan tindakan antiseptic pada lengan atas yang akan di

pasang implant

2) Lakukan anastesi local (lidocain 1%) pada daerah insesi, mula-

mula disuntikan sejumlah kecil kemudian anastesi diperluas

sampai ke-6 atau 2 daerah, sepanjang 4 cm. penyuntikan

anastesi dilakukan tepat dibawah kulit, sehingga lapisan luar

kulit akan terangkat dari lapisan bawahnya dan memudahkan

pemasangan Implant

3) Tusukkan ujung trokar, dan perlahan-lahan trokar dimasukkan

sampai mencapai garis batas dekat pangkal trokar kurang lebih

4-4,5 cm. trokar dimasukkan sambil melakukan tekanan ke atas

tanpa merubah sudut permukaan

4) Masukkan Implant dengan batang pendorong, raba lengan

dengan jari untuk memastikan implantnya sudah berada pada

tempatnya dengan baik

5) Ubah trokar sehingga implant berikutnya berada 15 O dari

Implant sebelumnya. Letakkan jari tangan pada Impalnt

sebelumnya, masukkan kembali trokar sepanjang pinggir tangan

sampai ke garis batas dekat pangkal trokar. Selanjutnya ulangi

prosedur sebelumnya sampai Implant terpasang semua

6) Setelah semua Implant terpasang, lakukan penekanan pada

tempat bekas penusukan dengan kasa steril untuk mengurangi

perdarahan
158

(Hasil : Ibu sudah menggunakan KB implant)

e. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi tanggal

07 Desember 2019 untuk mengetahui keadaan ibu atau kalau ada

komplikasi.

(Hasil : Ibu bersedia untuk dating kunjungan ulang)

3.5.5. STANDAR V EVALUASI

Tanggal 30 november 2019, pukul 16.00 wita

a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu sudah menggunakan

KB Implant

b. Ibu mengerti dan mengetahui efek samping dari KB implant

c. Ibu mengerti dan mengetahui keuntungan kontrasepsi Implant

d. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang


159

3.5.6. STANDAR VI PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

No Register :-

Nama Pengkaji : Seplin Indrayani Dalame

Hari/Tanggal : Sabtu, 30 November 2019

Waktu Pengkajian : 15.00 Wita

Tempat Pengkajian : Bidan Praktek Swasta (BPS) Rut Tandiongan

Identitas Istri / Suami

Nama : Ny “C” / Tn “E”

Umur : 22 Tahun / 29 Tahun

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Agama : Kristen / Kristen

Pendidikan : S1 / SMA

Suku/Bangsa : Toraja/Indonesia

Alamat : Mengkendek

SUBJEKTIF (S)

Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi, ibu mengatakan

ingin menggunakan KB Implant

OBJEKTIF (O)

Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, TTV; TD:

100/70 mmHg, N: 82 kali/menit, P: 20 kali/menit, S: 36,7oC.


160

ANALISA (A)

P1A0 Calon Akseptor KB Implant

PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal 30 november 2019, pukul 15.30 wita

a. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa keadaan ibu saat

ini baik dan dalam kondisi normal

(Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan)

b. Menjelaskan efek samping dari KB Implant, seperti ;

1) Nyeri kepala

2) Mual

3) Perdarahan pervaginam (spotting)

4) Pertambahan BB

(Hasil : ibu mengerti dan mengetahui efek samping KB implant)

c. Memberikan HE tentang keuntungan kontrasepsi Implant, seperti ;

1) Daya guna tinggi

2) Perlindungan jangka panjang (5 tahun)

3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

5) Tidak mengganggu kegiatan senggama

6) Tidak mengganggu ASI

7) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan

8) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan


161

(Hasil : Ibu mengerti dan mengetahui keuntungan dari KB

implant)

d. Melakukan tindakan pemasangan Implant dengan cara;

1) Lakukan tindakan antiseptic pada lengan atas yang akan di

pasang implant

2) Lakukan anastesi local (lodocain 1%) pada daerah insesi, mula-

mula disuntikan sejumlah kecil kemudian anastesi diperluas

sampai ke-6 atau 2 daerah, sepanjang 4 cm. penyuntikan

anastesi dilakukan tepat dibawah kulit, sehingga lapisan luar

kulit akan terangkat dari lapisan bawahnya dan memudahkan

pemasangan Implant

3) Tusukkan ujung trokar, dan perlahan-lahan trokar dimasukkan

sampai mencapai garis batas dekat pangkal trokar kurang lebih

4-4,5 cm. trokar dimasukkan sambil melakukan tekanan ke atas

tanpa merubah sudut permukaan

4) Masukkan Implant dengan batang pendorong, raba lengan

dengan jari untuk memastikan implantnya sudah berada pada

tempatnya dengan baik

5) Ubah trokar sehingga implant berikutnya berada 15 O dari

Implant sebelumnya. Letakkan jari tangan pada Impalnt

sebelumnya, masukkan kembali trokar sepanjang pinggir tangan

sampai ke garis batas dekat pangkal trokar. Selanjutnya ulangi

prosedur sebelumnya sampai Implant terpasang semua


162

6) Setelah semua Implant terpasang, lakukan penekanan pada

tempat bekas penusukan dengan kasa steril untuk mengurangi

perdarahan

(Hasil : Ibu sudah menggunakan KB implant)

e. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi tanggal

07 Desember 2019 untuk mengetahui keadaan ibu atau kalau ada

komplikasi.

(Hasil : Ibu bersedia untuk dating kunjungan ulang)


BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menyajikan pembahasan dengan membandingkan

antara teori dengan manajemen asuhan kebidanan secara Continuity of Care

pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB yang

diterapkan pada Ny “C” G1P0A0 usia 22 tahun, di Rumah Sakit Sinar Kasih

Toraja. Untuk menilai apakah ada kesenjangan antara teori dan kasus.

4.1. Kehamilan

Asuhan kebidanan secara Continuity of Care pada Ny.C dimulai

dari kehamilan trimester III. Selama kehamilan Ny.C, memeriksakan

kehamilannya sebanyak 6 kali yaitu satu kali pada Trimester I, dua kali

pada trimester II, dan tiga kali pada trimester III. Frekuensi kunjungan

ini sesuai dengan teori Lockhart 2014, yaitu ibu hamil melakukan

kunjungan sebanyak 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada

trimester I, satu kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III.

Saat dilakukan pengkajian, didapatkan bahwa Ny.C sudah

mendapatkan imiunisasi TT sebanyak 2 kali. TT1 diberikan pada kunjungan

antenatal pertama, TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3

tahun. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun. TT4

diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun. TT5 diberikan 1

tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun/seumur hidup. (PP IBI, 2016).

163
164

Penambahan berat badan Ny.C selama kehamilan mengalami

kenaikan 12 kg dari berat badan sebelum hamil 45 kg sampai berat

badan ibu sekarang 57 kg. Kenaikan berat badan pada saat hamil yang

normal, pada wanita yang memiliki ukuran rata-rata biasanya berkisar

antara 11,5-16 kg. (Rukiyah, 2013)

Pengukuran tinggi badan pada Ny.C adalah 153 cm, dalam hal ini

tinggi badan Ny.C tidak berisiko. ukuran normal tinggi badan yang baik

untuk ibu hamil antara lain yaitu >145 cm, tidak ada kesenjangan dengan

teori. (Rukiah, 2013)

Pada LILA Ny.C adalah 24 cm, angka tersebut masih dalam batas

normal. Ukuran LILA normal pada ibu hamil ≥23,5 cm (PP IBI, 2016)

Pemeriksaan Laboratorium pada ANC pertama yang dilakukan di

Laboratorium Akbid Sinar Kasih Toraja nilai hemoglobin darah (Hb) yaitu

11,2 gr%. Hb normal yaitu ≥11,0 gr%. (Rukiah, 2013)

Berdasarkan data-data yang terkumpul dari data subjektif dan

objektif tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus pada

Ny.C.

4.2. Persalinan

Ibu datang di Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja pukul 19.30 wita, dengan

keluhan nyeri perut tembus belakang.


165

a. Kala I

Kala I pada Ny.C dihitung mulai ibu ada pembukaan sampai

dengan pembukaan lengkap yaitu dari pukul 20.00 wita sampai dengan

01.00 wita yang berlangsung selama 5 jam. pada Primigravida kala I

berlangsung 13-14 jam.(Rosyati, 2017)

b. Kala II

Setelah pembukaan lengkap pukul 01.00 wita, ibu merasa ingin

meneran tampak perineum menonjol, vulva membuka dan adanya tekanan

pada anus. Saat kepala tampak 5-6 cm di depan vulva anjurkan ibu untuk

meneran. Bayi baru lahir pukul 01.20 wita dan adanya laserasi pada jalan

lahir. Kala II pada Primigravida berlangsung 2 jam. (Rosyati, 2017).

c. Kala III

Pada pukul 01.25 wita ibu memasuki kala III, ibu merasa masih

mules, setelah bayi lahir, menyuntikan oksitosin 1/3 paha atas ibu

bagian luar. Setelah itu melakukan penegangan Tali Pusat Terkendali

(PTT). Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu ada semburan

darah tiba-tiba, tali pusat memanjang, plasenta lahir lengkap pukul

01.40 wita. Kala III berlangsung selama 15 menit.

Kala III Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya

plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Rosyati, 2017).

d. Kala IV

Selama kala IV keadaan umum ibu baik, terdapat laserasi jalan

lahir derajat 1 dimana mengenai kulit perineum, tinggi fundus uteri


166

setinggi pusat, kontraksi uterus baik, jumlah darah yang keluar selama

proses persalinan adalah ±160 cc. Dikatakan normal jika perdarahan

tidak melebihi 500 cc (Rosyati, 2017)

Berdasarkan data-data mulai dari kala I sampai kala IV tidak ditemukan

adanya kesenjangan antara teori dan kasus.

4.3. Nifas

Ibu melahirkan pukul 01.20 wita, melahirkan spontan. Tidak ada

kelainan atau komplikasi selama persalinan berlangsung. Kala I sampai kala IV

berlangsung dengan baik.

Kunjungan yang dilakukan penulis pada Ny.C dilakukan sebanyak 4

kali. Pada kunjungan pertama 8 jam postpartum. Hasil pemeriksaan :

kontraksi uterus baik, TFU 1 jari dibawah pusat, lochea rubra. Kunjungan

kedua hari ke-6 hari postpartum, hasil pemeriksaan : TFU 2 jari diatas

simfisis, lochea sanguilenta. Kunjungan ketiga pada hari ke-14 postpartum,

hasil pemeriksaan : TFU tidak teraba lagi, terdapat lochea serosa. Pada

kunjungan keempat hari ke-42 postpartum, hasil pemeriksaan : TFU sudah

kembali seperti semula sebelum hamil, lochea alba. Pada masa nifas

dilakukan kunjungan sebanyak 4 kali , kunjungan pertama 8 jam, kunjungan

kedua hari ke-6, kunjungan ke tiga hari ke-14, kunjungan keempat, hari ke-42

(saifuddin 2013).

Berdasarkan data kunjungan pada masa nifas tidak ditemukan adanya

kesenjangan antara teori dan kasus.


167

4.4. Bayi Baru Lahir

By Ny.C lahir pada tanggal 06 November 2019 pukul 01.20 wita

di Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja. Bayi lahir spontan, menangis kuat,

warna kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan, berat badan bayi 2600

gram, panjang bayi 48 cm, pergerakan aktif, ada lubang anus, dan tidak

ada cacat bawaan. Hal ini tidak ada kesenjangan teori dimana bayi baru

lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37 minggu

sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram dan

panjang badan 48-52 cm tanpa ada cacat bawaan (Marmi, 2012).

Pada tanggal 06 November 2019 jam 02.30 wita, memberikan

suntik imunisasi HB0 pada paha bagian luar untuk imunisasi dasar. Pada

asuhan persalinan normal imunisasi HB0 diberikan saat bayi berumur 6-

48 jam. (Kemenkes RI, 2015)

Berdasarkan asuhan yang diberikan bayi baru lahir tidak ditemukan

adanya kesenjangan antara teori dan kasus.

4.5. Keluarga Berencana

Keluarga berencana merupakan usaha suami-istri untuk mengukur

jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk

kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga

(Purwoastuti, 2015).

Pada Ny.C telah dilakukan konseling diawal kunjungan nifas yaitu

konseling tentang penggunaan alat kontrasepsi, dalam konseling tersebut ibu


168

memilih menggunakan KB Implant, dan ibu sudah yakin dengan memilih

menggunakan KB implant. KB implant di gunakan pada hari ke 25 pasca

persalinan, pada tanggal 30 November 2019.

Alat kontrasepsi implant dapat digunakan oleh semua perempuan

dalam usia reproduksi, Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur,

perdarahan bercak, dan amenore, aman dipakai pada masa laktasi

(Sulistyawati, 2014).

Berdasarkan asuhan pada keluarga berencana tidak ada kesenjangan

antara teori dan kasus.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di uraikan

maka dapat di simpulkan sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data asuhan kebidanan

komprehensif padaNy “C” di Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja. Pada ibu

hamil, bersalin, bayi baru lahir nifas, dan KB, peneliti mendapat data

dengan menggunakan 6 standar Asuhan kebidanan yang di dapat dari data

subjektif dan objektif

b. Berdasarkan pengkajian penulis menegakkan diagnosa dalam asuhan

kebidanan komprehensif pada Ny “C” di Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja.

Pada ibu hamil peneliti mengangkat diagnosa yaitu Ny “C“ G1P0A0 umur

kehamilan 37 minggu 5 hari keadaan ibu baik, pada ibu bersalin peneliti

mengangkat diagnosa yaitu pada kala I di temukan diagnose kebidananNy

“C” Kala I kurang lebih 5 jam, Kala II kurang lebih 30 menit, Kala III

kurang lebih 15 menit, Kala IV 2 jam.Yaitu Ny “C” G1P0A0 umur 22

tahun umur kehamilan 37 minggu 5 hari, dengan mengobservasi tanda –

tanda vital kontraksi uterus, tinggi fundus uteri, dan pendarahan. Pada

bayi baru lahir diagnosa yang di peroleh yaitu By Ny”C” umur 1 jam bayi

cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan lahir normal, pada ibu nifas

diagnoasa yang di peroleh yaitu P1A0 post partum hari pertama dengan

169
170

nyeri luka jahitan perineum, serta akseptor KB peneliti menegakkan

diagnosa Ny “C” P1A0 calon akseptor KB Implant .

c. Menyusun perencanaan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny “C” di

Rumah Sakit Sinar Kasih Taraja.

d. Melaksanakan implementasi asuhan kebidanan komprehensif pada Ny “C”

di Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja sesuai dengan Rencana yang ada dan

di sesuai kan dengan waktu pelaksanaan.

e. Mengevaluasi hasil dan penerapan asuhan kebidanan komprehensif pada

NY “C” di Rumah Sakit Sinar Kasih Toraja ibu merasa nyaman dengan

tindakan yang telah di berikan selama hamil, bersalin, bayi baru lahir,

Nifas, dak keluarga berencana dan ibu memahami sebagian besar dari

penjelasan yang telah di berikan.

f. Melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

5.2. Saran

a. Bagi Klien

Penulis berharap dapat menambah wawasan, pengetahuan dan

pengalaman ibu tentang masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru

lahir serta KB sehingga dapat menjalani tahapannya tanpa adanya

komplikasi.

b. Bagi Keluarga

Penulis berharap keluarga bisa ikut serta dalam memberikan asuhan

kepada ibu dalam memberikan dukungan secara menyeluruh bagi


171

setiap siklus seorang wanita, serta dapat mendeteksi secara dini

penyulit dan komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan bayi.

c. Bagi Tenaga Kesehatan

Penulis berharap tenaga kesehatan dapat menerapkan asuhan kebidanan

secara komprehensif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan program yang

telah disusun oleh pemerintah. Selain itu, tenaga kesehatan juga

diharapkan untuk mendeteksi secara dini terhadap Masalah yang

kemungkinan muncul sehingga Masalah tersebut dapat dicegah melalui

tindakan promotif dan preventif.


DAFTAR PUSTAKA

1. Akademi Kebidanan Wijaya Husada Bogor, 2014. Buku Ajar Asuhan

Kebidanan Nifas. pp.61-73

2. Jamil SN, Sukma F, Hamidah, 2017. Asuhan Kabidanan Pada Neonatus,

Bayi,Balita dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. pp.8, 32-54

3. Kurniarum A, 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. pp.3-7, 79-96, 105-30

4. Lockhart A, Saputra L, 2014. Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis &

Patologis. Binarupa Aksara Publisher. pp.15, 143-45

5. Maryunani A, 2010. Biologi Reproduksi Dalam Kebidanan. Cetakan pertama

Jakarta: Trans Info Media. pp.294-311

6. Prawirohardjo S, 2016. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta: PT Bin Pustaka.

7. Purwoastuti E, Walyani ES. 2014. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan

Keluarga Berencana. Yogyakarta: PustakaBaruPress. pp.184, 207-11

8. RM RS Sinar Kasih Toraja, 2020

9. Rosyati H, 2017. Asuhan Kebidanan Persalian. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan

Kesehatan Universitas Muhammadiyah. pp.3-7

10. Sulistyawati A, 2014. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.

pp.49-121

11. Suryani R, Tiurna R, 2014. Prinsip-prinsip Dasar Praktik Kebidanan. Jakarta

:Dunia cerdas. pp.119-28


12. Tyastuti S, Wahyuningsih HP, 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan

Asuhan Kebidanan Kehamilan. Pusdik SDM Kesehatan. pp.47-60

13. Walyani ES, 2015. Perawatan Kehamilan Dan Menyususui Anak Pertama Agar

Bayi Lahir Dan Tumbuh Sehat. Yogyakarta : Pustaka Baru Pres. pp.1

14. Walyani ES, Purwoastuti E, 2019. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.

Yogyakarta : Pustaka Baru Pres. pp.4

15. Wahyuningsih HP, 2018. Bahan Ajar Kebidanan Asuhan Kebidanan Nifas dan

Menyusui. pp.4

16. Walyani ES, Purwoastuti E, 2015. Asuhan kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.

Yogyakarta : Pustaka Baru Pres. pp.1, 68, 103-124

17. https://www.scribd.com/document/392803090/Dr-Kirana-Paparan-Dirjen-

Kesmas-Utk-Kars-6-Agust-2018

18. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality

19. https://www.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI

_2016/27_Sulsel_2016.pdf

20. https://www.persi.or.id/images/regulasi/edaran-kemenkes/edaran-hk02022020.pdf

21. http://eprints.ukmc.ac.id/3154/4/KB-2019-1632012-chapter1.pdf

22. http://ecampus.poltekkes-

medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/464/1/1526614440229_LTA%20Fitry%20

S.pdf

23. http://repository.ump.ac.id/4276/2/Yunita%20Winda%20Sari%20BAB%20I.pdf

24. http://elarning.fkkumj.ac.id/pluginfile.php?file=%2F8618%Fcourse%2Foverviewfiles%2F

Asuhan%Kebidanan%20Persalinan.pdf&amp;forcedowload=1

Anda mungkin juga menyukai