Anda di halaman 1dari 13

TEORI MUSIK

A. KOMPONEN MUSIK

Pengertian suara dalam hal ini adalah frekuensi yang dapat ditangkap oleh indra dengar
manusia yaitu berkisar dari 20 hertz sampai 20.000 hertz. jadi apapun jenis getaran atau
frekuensi yang bisa kita tangkap atau kita dengar oleh telinga kita itu masuk dalam pengertian
suara.
Teori musik menjelaskan bagaimana suara dinotasikan atau dituliskan dan
bagaimana suara tersebut ditangkap dalam benak pendengarnya. Dalam musik, gelombang
suara biasanya dibahas tidak dalam panjang gelombangnya maupun periodenya, melainkan
dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik biasanya dijelaskan dalam tala
(Inggris: pitch, yaitu tinggi nada), durasi (berapa lama suara ada), intensitas, dan timbre
(warna bunyi).

B. KAIDAH PENULISAN NOTASI

1. BENTUK NOT BALOK


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka tahun 1989, not
berarti tanda nada yang tentu pada musik; titi nada. Sedangkan menurut Kamus Musik (Pono
Banoe), not berarti lambang yang melukiskan nada secara visual. Notasi Balok berarti
tulisan musik dengan mempergunakan 5 garis datar guna menunjukkan tinggi rendahnya
suatu nada.
Not balok digunakan untuk keperluan bermain musik, jadi untuk pemain musik, not
balok merupakan sesuatu hal yang bisa dibilang sebagai makanan sehari – hari. Bentuknya
yang terbilang aneh (beberapa orang menyebutnya sebagai gambar kecambah), kadang –
kadang membuat seseorang bingung membacanya, karena dianggap tidak semudah membaca
not angka.
Padahal jika seorang pemusik sudah bisa membaca not balok, maka pasti lebih mudah
baginya untuk bermain musik berdasarkan not balok, daripada not angka. Secara umum
bentuk not balok adalah kepala not yang berbentuk elips, memiliki tangkai, dan memiliki
bendera di ujung tangkai, seperti gambar berikut:
Dalam bentuk umum di atas, kepala not digambarkan sebagai bulatan elips yang penuh, jika
ada bulatan elips yang berrongga, berarti not balok tersebut memiliki nilai panjang pendek
lain. Penentu panjang pendek not, selain bergantung pada gambar rongga kepala, juga
digambarkan pada tangkai dan jumlah bendera.

B. MEDIA PENULISAN NOT BALOK


a. Garis Paranada
Not balok tidak akan berbunyi nada tanpa media penulisan yang tepat. Untuk bisa dibaca
& dimainkan, not balok harus ditulis pada media yang disebut Garis Paranada. Garis
paranada untuk musik melodis menggunakan 5 garis yang memuat 4 spasi. Namun untuk
musik ritmis, jumlah garis umumnya mengikuti jumlah nada ritmis yang digunakan.

b. Nada not balok


Apabila not balok sudah ditulis pada garis paranada, maka not tersebut sudah bisa dibaca
nadanya. Dalam membaca nada not balok yang perlu diperhatikan adalah kunci yang
digunakan. Ada banyak kunci yang digunakan dalam bermain musik, namun pada umumnya
hanya ada 2 (dua) macam, yaitu kunci G untuk nada treble dan kunci F untuk nada bass.
Berikut nada pada garis paranada dengan kunci G

Nada yang berada pada spasi, dari spasi paling bawah adalah F, A, C, & E. Cara gampang
untuk mengingatnya, adalah nada dalam spasi paranada kunci G, FACE=muka.
Atau cara lain untuk mengingat posisi pada garis paling bawah & paling atas adalah
dengan menggunakan hafalan E-F-G, yang berarti, garis paling bawah E, paling atas F,
pada kunci G.
Sedangkan nada pada garis paranada dengan kunci F, adalah sebagai berikut:

Posisinya pada dasarnya sama seperti pada kunci G, hanya saja pada kunci F, semua nada
TURUN satu tingkat atau istilah nada FACE-nya turun satu level. Cara paling gampang
untuk mengingat posisi nada pada kunci F adalah dengan menggunakan hafalan FGA, yang
berarti, pada kunci F, garis paling bawah G, paling atas A.
Tidak selamanya nada yang digunakan dalam lagu, hanya C, D, E, F, G, A, dan B.
Namun ada kalanya nada-nada tersebut naik setengah atau turun setengah. Untuk menaikkan
setengah atau menurunkan setengah nada, ada tanda yang disebut tanda kress ( # ) dan tanda
mol ( b ). Tanda Kress ( # ) untuk menaikkan setengah nada, sedangkan tanda mol ( b ) untuk
menurunkan setengah nada. Tanda ini diletakkan di depan (di sebelah kiri) not balok yang
akan dinaikkan atau diturunkan nadanya.

NAMA DAN NILAI NOT BALOK


A. POHON NOT
Sesuai dengan arti not balok di Kamus Besar Bahasa Indonesia pada bahasan di atas,
yaitu not yang tidak dilambangkan dengan angka, tetapi dengan garis-garis dan tanda-tanda
lain. Garis – garis yang dimaksud adalah garis paranada, sedangkan tanda – tanda lain yang
dimaksud adalah, penuh tidaknya kepala not, ada tidaknya tangkai not, serta berapa banyak
jumlah bendera yang ada pada tangkai not.
Pada bahasan ini, yang dimaksud dengan nama not adalah sebutan not tersebut, dan
untuk nilai not berarti menjelaskan panjang pendeknya bunyi not tersebut jika dimainkan.
Agar lebih mudah untuk belajar nama dan nilai not balok, sebaiknya cermati dahulu Pohon
Not (Note Tree) berikut ini.

Seperti pada gambar Pohon Not di atas, diketahui bahwa tidak semua not memiliki
bentuk seperti yang dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, yaitu memiliki kepala not
dengan utuh, memiliki tangkai, dan memiliki bendera. Pada gambar di atas, ada not yang
hanya terdiri dari kepala not dengan bentuk berrongga tanpa ada tambahan lain-lain. Namun
ada juga not yang terdiri dari kepala not berrongga dengan tangkai saja tanpa bendera. Ada
juga not yang memiliki lebih dari dari satu bendera.
Khusus untuk not dengan kepala berrongga yang memiliki tangkai, aturan yang
berlaku,TIDAK BOLEH memiliki Bendera.

B. NAMA DAN NILAI NOT BALOK


Berikut keterangan nama & nilai dari bentuk masing-masing not:
Not di atas tidak terbatas hanya sampai not seperenambelas (1/16) atau Sixteeth Note
(semiquaver), tetapi ada lagi hingga mungkin not sepertigapuluhdua (1/32) atau bahkan not
seperenampuluhempat (1/64). Semua itu tergantung berapa banyak bendera pada tangkai.
Semakin banyak bendera, maka jumlah not pada 1 (satu) ketukan atau beat, bakal semakin
banyak.
Berdasarkan bagan di atas, maka dapat diuraikan berbagai kemungkinan nilai
hitungan/ketukan dari masing-masing setiap bentuk not dan tanda diam. Selanjutnya perhatikan
uraian berikut ini:
Dengan demikian setiap not memiliki bentuk yang berbeda-beda .Sedangkan setiap bentuk
not memiliki nilai yang berbeda-beda pula (tidak mutlak), penggunaan bentuk dan nilai not
dalam ritmik tergantung pada tanda birama yang digunakan.
Sebagai tahap pertama pembahasan nama-nama, bentuk, dan nilai not, dalam rangka
pembelajaran ritme harus dikuasai dengan baik karena pada pembahasan materi selanjtunya
diharapkan siswa mampu membaca ritmik dengan penambahan titik dan penggunaan tanda
legatura.

1) Fungsi Titik dan Tanda Legatura


Titik (.) dan tanda legatura (lihat contoh) merupakan bagian dari ritme. Penggunaan
titik dan tanda legatura banyak ditemukan dalam berbagai bentuk penulisankarya-karya musik
Penggunaan kedua tanda tersebut hanya berhubungan dengan durasi atau atau nilai not dan tanda
diam (istirahat). Khusus untuk tanda titik harus diperhatikan, karena kadang-kadang siswa
kesulitan terutama pada saat menemukan not atau tanda diam yang bertitik.
Setiap bentuk not dan tanda diam dapat ditambah titik. Fungsi titik adalah menambah
nilai setengah dari not atau tanda diam. Sedangkan fungsi legatura adalah untuk
menghubungkan dua not atau lebih dan nilai not yang mendapat tanda tersebut ditambahkan
ke-not sebelumnya. Lihat contoh:
a. Not bertitik
Legatura atau busur hubung berfungsi menghubungkan dua not, contoh
Pemahaman terhadap fungsi titik dan tanda legatura dapat mengaplikasikan ke dalam
bentuk ritmik, langkah selanjutnya diharapkan siswa mampu memberikan ketukan
sesuai dengan nilai notnya.
NAMA & NILAI TANDA DIAM
A. POHON DIAM/ISTIRAHAT (REST TREE)
Di dalam musik dikenal juga dengan adanya notasi yang menunjukkan tanda waktu
istirahat atau disebut juga tanda diam, atau disebut juga Rest. Tanda diam ini memiliki nilai
yang sama dengan not bunyi, hanya saja memiliki bentuk yang berbeda-beda. Fungsi dari
tanda diam ini adalah menunjukkan saat-saat di mana instrument harus diam tidak bermain.
Untuk lebih memahami tentang tanda diam, ada baiknya sebagai pengantar silakan
cermati dahulu Pohon Istirahat (Rest Tree), berikut ini:

B. NAMA DAN NILAI TANDA DIAM


Berikut keterangan nama & nilai dari bentuk masing-masing tanda istirahat/diam:
Aturan lama diam, sama seperti aturan nilai not bunyi. Tanda diam di atas tidak terbatas pada
Tanda Diam Seperenambelas (1/16), namun seperti not bunyi, pada tanda diam, juga berlaku,
semakin banyak jumlah kepala garis seperti cacing lurus, berarti lama diam semakin pendek.

Birama

Birama (menurut Kamus musik-Pono Banoe) adalah ruas-ruas yang membagi kalimat
lagu ke dalam ukuran-ukuran yang sama, ditandai dengan lambang hitungan atau bilangan
tertentu. Namun berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka tahun
1989, Ritma/ritme/irama/ritmik/ritmis, berarti berirama. Jadi Birama adalah aksen/ketukan
yang berulang-ulang secara teratur pada sebuah lagu, berfungsi untuk menentukan irama.
Ritme atau ketukan pada tiap bar mempunyai jarak waktu yang konstan. Dalam arti,
ketukan tidak semakin cepat, ataupun tidak semakin melambat, namun konstan, selama
belum ada keterangan untuk perubahan tempo.
Tanda birama berbentuk pecahan yang mempunyai pembilang (A) dan penyebut (B).
Pembilang menyatakan jumlah ketukan atau jumlah not normal pada setiap ruas birama
(Bar), sedangkan penyebut menyatakan satuan nilai not yang dijadikan patokan tempo.

berarti ada A not 1/B dalam satu bar yang dijadikan patokan tempo. Dalam penulisan ruas
birama (Bar), dibatasi garis antar birama seperti contoh di bawah:

Contoh penjelasan birama serta penulisan pada not balok:


Birama 4/4
Birama ¾

Birama 2/2

Birama 6/8

Birama 12/16

Aturan birama tersebut juga berlaku sama pada tanda diam, jadi yang dijadikan
patokan tempo adalah nilai not atau nilai lama diam. Sedangkan notasi yang mengisi garis
paranada tidak harus not yang sesuai patokan tempo. Maksudnya jika birama tersebut
contohnya 3/8, bukan berarti harus diisi dengan not 1/8 semua dalam 1 (satu) bar, namun di
dalam bar tersebut diisi dengan not-not lain yang senilai dengan not 1/8 jika digabung
maupun dipecah.
Jika aplikasi not dalam lagu, tempo bersifat konstan, maka jika kita mendengar
sebuah lagu, terkesan ada yang berubah-ubah, itu adalah ritme atau irama atau disebut juga
sinkop. Ritme inilah yang akhirnya membentuk keindahan sebuah lagu atau repertoire.
Ritme dalam sebuah lagu merupakan gabungan dari berbagai not yang diramu
bersama-sama tanda diam, termasuk di dalamnya nada.

Tempo

Menurut Kamus Musik – Pono Banoe, Tempo berarti Waktu; kecepatan; kecepatan dalam
ukuran langkah tertentu. Menurut Allen Winold di dalam bukunya yang berjudul
Introduction to MUSIC THEORY, mengatakan bahwa tempo adalah kecepatan beat di
dalam musik. Tempo menggunakan ukuran jumlah ketukan dalam satu menit, atau beat per
minute (bpm). Terdapat beberapa macam tempo yang digunakan di dalam musik,
dikelompokkan menjadi Tempo Pelan (Slow Tempos), Tempo Sedang (Moderat Tempos),
dan Tempo Cepat (Fast Tempos).
Tempo Pelan atau Slow Tempos, memiliki kecepatan antara 58 - 63 langkah/beat setiap
menit. Beberapa jenis tempo yang termasuk tempo pelan adalah largo, lento, adagio, dan
grave. Tempo Sedang atau Moderate Tempos, memiliki kecepatan antara 88 - 96
langkah/beat setiap menit. Beberapa tempo yang termasuk tempo sedang adalah andante dan
moderato. Tempo Cepat atau Fast Tempos, memiliki kecepatan di atas 100 langkah/beat
setiap menit.
Berikut tabel tempo beserta nilai kecepatan, berdasarkan Kamus Musik – Pono Banoe.
Clef

Menurut kamus music (Pono Banoe), Clef berarti daun kunci. Lambang (simbol) guna
menetapkan notasi nada dalam suatu baloknot.
Dalam musik modern tertulis, setiap nada diwakili oleh huruf, dan ada 7 huruf yang
digunakan yaitu A, B, C, D, E, F, dan G. jika kita teruskan mengurut dari A ke G maka kita
akan kembali ke A berikutnya misalnya A-B-C-D-E-F-G-A-B-C dst. Jarak antara A ke A lagi
disebut oktaf (octave).
Musik memiliki rentang/range yang luas dari tinggi hingga rendah, jadi penulisannya tidak cukup
hanya menggunakan satu jenis clef atau kunci, namun menggunakan kunci G untuk range tengah ke
atas (tinggi) dan kunci F untuk range tengah ke bawah (rendah)

Chord Mayor

Chord Mayor terdiri dari 3 nada dari tangga nada mayor yang dibunyikan bersama-
sama. Rumus pembentuk chord mayor adalah 1-3-5, maksudnya, chord mayor dibentuk dari
nada pertama, nada ketiga, dan nada kelima dari tangga nada mayor yang dimaksud. Chord
mayor disimbolkan dengan huruf Kapital.
Guna mengenal lebih lanjut tentang chord mayor, berikut tabel chord mayor
berdasarkan masing-masing tangga nada mayor.

Anda mungkin juga menyukai