Anda di halaman 1dari 14

Mario Hermawan Setiadi (16) | XII MIPA 5

Pembelajaran Berbasis Aktivitas 1


Menganalisis Struktur Teks Editorial

A. Tujuan Pembelajaran

Pada pembelajaran ini, kalian akan melakukan aktivitas membaca teks editorial dan berlatih menyelesaikan
permasalahan untuk menganalisis struktur teks editorial secara kritis, kreatif, penuh rasa ingin tahu dan
tanggung jawab. Pembelajaran ini bermanfaat untuk memperoleh suatu informasi akurat dan rangsangan
pemikiran kritis terhadap pembahasan tertentu mengenai penomena terkini yang terjadi di sekitar lingkungan
kalian.

B. Aktivitas Pembelajaran

1 Bacalah teks editorial berikut secara cermat untuk menentukan informasi dan strukturnya!

Covid-19 sebagai Pesan Kehidupan

Apa boleh buat, Covid-19 hingga sekarang masih tampil sebagai horor, tak kelihatan, bak
hantu, dan menimbulkan kengerian luar biasa. Membicarakan virus korona (coronavirus) identik
dengan membahas perihal kematian, demam, dan sesak napas. Karena itulah berhadapan dengan
Covid-19 publik pun ketakutan setengah mati, panik, dan berada di dalam situasi dan kondisi yang
menyeramkan.
Lalu, karena tak ada kepastian kapan Covid-19 sirna, maka orang pun hidup dalam
ketidakmenentuan. Covid-19 juga menimbulkan stigma buruk. Siapa pun yang terinfeksi Covid-19
dijauhi. Jenazah orang yang meninggal akibat virus itu ditolak dikuburkan di permakaman
kampung. Ini menunjukkan kepada kita Covid-19 nyaris senantiasa dihubungkan dengan keburukan
atau kenegatifan. Siapa pun yang terinfeksi Covid-19 otomatis terisolasi, berjarak dengan orang
lain, dan dipaksa berjarak dengan kehidupan. Dengan kata lain, kini telah terjadi penjauhan dan
pemisahan antarmanusia. Tak ada keintiman. Tak ada kedekatan.
Apakah hanya itu yang diakibatkan oleh serangan Covid-19? Tentu saja tidak. Masih
banyak. Hanya, ketakutan agaknya menjadi sesuatu yang melekat dan tidak hilang-hilang. Novelis
India, Arundhati Roy, bertanya, “Siapa yang melompat ke bus atau mengirim anak mereka ke
sekolah tanpa merasa takut?” Mungkin tidak ada yang tak takut. Keberanian telah rontok.
Bagaimana tidak rontok jika setiap hari yang terinfeksi kian bertambah, yang meninggal makin tak
terhitung, dan yang tersembuhkan sangat sedikit?
Akan tetapi menganggap serangan Covid-19 tak melahirkan kebiasaan-kebiasaan baru yang
positif juga salah besar. Setelah serangan Covid-19 kian merebak, kita mulai terbiasa mencuci
tangan dengan sabun, mengenakan masker, memakai hand sanitizer, melakukan penjarakan sosial
dan penjarakan fisik. Mengapa semua itu dilakukan? Karena hanya dengan melakukan semua itu
penyebaran coronavirus bisa diputus. Hanya dengan melakukan semua itu orang termungkinkan
bebas dari infeksi Covid-19.
Apakah setelah pandemi Covid- 19 tindakan-tindakan yang berkait dengan penghalauan
virus akan hilang? Bisa hilang, bisa juga tidak. Bisa kembali ke kenormalan. Bisa juga tidak.
Karena itulah, tak salah jika serangan Covid-19 bisa memunculkan peradaban baru. Peradaban baru
itu merupakan respons trengginas publik untuk mendapatkan kehidupan dan menolak kematian.
Jadi, sangat masuk akal selain pesan kematian, serangan Covid-19 juga memberikan pesan
kehidupan untuk manusia. Ada sisi negatif, tetapi ada juga sisi positif.
Jadi, sebaiknya sekarang ini serap saja semua sisi positif Covid- 19. Kita singkirkan hal-hal
negatif dan mulai mengampanyekan ungkapan-ungkapan positif perihal Covid-19. Semua energi
positif dari semesta itu akan berperan penting dalam penanggulangan serangan Covid-19 ataupun
penanganan pascapandemi. Paling tidak jika tidak tenggelam dalam ketakutan, kita akan memiliki
harapan untuk hidup. Harapan itulah yang bakal mempercepat kita terbebas dari pandemi dan hal-
hal lain yang menyengsarakan dan menakutkan.

Sumber:
https://www.suaramerdeka.com/nelws/opini/225089-covid-19-sebagai-pesan-kehidupan Rabu, 8
April 2020 | 00:01 WIB

2 Mengidentifikasi informasi penting

No Informasi Penting Kutipan Teks

Apa boleh buat, Covid-19 hingga sekarang masih


Stigma ketakutan masyarakat terhadap
1
Covid-19 tampil sebagai horor, tak kelihatan, bak hantu, dan
menimbulkan kengerian luar biasa. Membicarakan
virus korona (coronavirus) identik dengan membahas
perihal kematian, demam, dan sesak napas. Karena
itulah berhadapan dengan Covid-19 publik pun
ketakutan setengah mati, panik, dan berada di dalam
situasi dan kondisi yang menyeramkan.

“Siapa pun yang terinfeksi Covid-19 dijauhi.


Jenazah orang yang meninggal akibat virus itu
ditolak dikuburkan di permakaman kampung. Ini
menunjukkan kepada kita Covid-19 nyaris
senantiasa dihubungkan dengan keburukan atau
Dampak negatif bagi orang yang
2 kenegatifan. Siapa pun yang terinfeksi Covid-19
terinfeksi Covid-19 dalam
kehidupannya otomatis terisolasi, berjarak dengan orang lain, dan
dipaksa berjarak dengan kehidupan. Dengan kata
lain, kini telah terjadi penjauhan dan pemisahan
antarmanusia. Tak ada keintiman. Tak ada
kedekatan.”

“Setelah serangan Covid-19 kian merebak, kita

Kebiasaan positif yang lahir setelah mulai terbiasa mencuci tangan dengan sabun,
3
merebaknya COVID-19 mengenakan masker, memakai hand sanitizer,
melakukan penjarakan sosial dan penjarakan fisik.”

“Mengapa semua itu dilakukan? Karena hanya


dengan melakukan semua itu penyebaran
Alasan lahirnya kebiasaan positif
4 coronavirus bisa diputus. Hanya dengan melakukan
setelah merebaknya COVID-19
semua itu orang termungkinkan bebas dari infeksi
Covid-19.”
“Apakah setelah pandemi Covid- 19 tindakan-
tindakan yang berkait dengan penghalauan virus
akan hilang? Bisa hilang, bisa juga tidak. Bisa
kembali ke kenormalan. Bisa juga tidak. Karena
itulah, tak salah jika serangan Covid-19 bisa
Dampak COVID-19 terhadap kebiasaan
5 dalam peradaban kehidupan sehari-hari memunculkan peradaban baru. Peradaban baru itu
masa pasca pandemi merupakan respons trengginas publik untuk
mendapatkan kehidupan dan menolak kematian.
Jadi, sangat masuk akal selain pesan kematian,
serangan Covid-19 juga memberikan pesan
kehidupan untuk manusia. Ada sisi negatif, tetapi
ada juga sisi positif.”

“Jadi, sebaiknya sekarang ini serap saja semua sisi


positif Covid- 19. Kita singkirkan hal-hal negatif
dan mulai mengampanyekan ungkapan-ungkapan
positif perihal Covid-19. Semua energi positif dari
Sikap yang harus dilakukan untuk semesta itu akan berperan penting dalam
menanggulangi serangan COVID-19 penanggulangan serangan Covid-19 ataupun
6
pada masa kini, maupun pada masa
pasca pandemi penanganan pascapandemi. Paling tidak jika tidak
tenggelam dalam ketakutan, kita akan memiliki
harapan untuk hidup. Harapan itulah yang bakal
mempercepat kita terbebas dari pandemi dan hal-hal
lain yang menyengsarakan dan menakutkan.”

2
3 Mengklasifikasikan informasi penting yang sudah ditemukan menjadi bagian struktur teks editorial

Alasan (Mengapa informasi penting


No Struktur Informasi Penting
tersebut merupakan bagian struktur)

Stigma ketakutan masyarakat Informasi mengenai stigma ketakutan


1 Pengenalan Isu
terhadap Covid-19 masyarakat terhadap Covid-19
merupakan pengenalan persoalan
utama yang selanjutnya dibahas oleh
penulis dalam paragraf dan juga
struktur selanjutnya, yaitu mengenai
kengerian Covid-19. Oleh karena itu,
informasi ini termasuk dalam struktur
pengenalan isu.

1. Dampak negatif bagi orang 1. Informasi mengenai dampak negatif


yang terinfeksi Covid-19 dalam ini merupakan bagian dari tanggapan
kehidupannya penulis yang berupa argumen penulis
mengenai dampak negatif Covid-19.
Pada informasi ini, dijelaskan bahwa
orang yang terinfeksi Covid-19 akan
otomatis terisolasi dan dijauhi dari
kehidupan masyarakat.

2. Kebiasaan positif yang lahir 2. Informasi mengenai kebiasaan


setelah merebaknya Covid-19 positif ini merupakan bagian dari
tanggapan penulis yang berupa
argumen penulis mengenai kebiasaan
positif pasca merebaknya pandemi,
yaitu seperti mencuci tangan,
memakai masker, dan lain hal.

2 Argumentasi
3. Alasan lahirnya kebiasaan 3. Informasi mengenai alasan lahirnya
positif setelah merebaknya Covid- kebiasaan positif ini merupakan
19 bagian dari tanggapan penulis yang
berupa argumen penulis mengenai
alasan lahirnya kebiasaan baik setelah
merebaknya Covid-19, yaitu untuk
memutus penyebaran Covid-19

4. Dampak Covid-19 terhadap 4. Inforrmasi mengenai dampak


kebiasaan dalam peradaban Covid-19 terhadap kebiasaaan sehari-
kehidupan sehari-hari masa pasca hari pasca pandemi ini merupakan
pandemi bagian dari tanggapan penulis yang
berupa argumen penulis mengenai
dampak Covid-19 terhadap peradaban
pasca pandemi. Peradaban dihadapi
dengan 2 kemungkinan, yaitu kembali
ke normal, atau beradaptasi dengan
pandemi demi mencegah penyebaran
virus di masa depan.
Sikap yang harus dilakukan untuk Inforrmasi mengenai sikap yang harus
menanggulangi serangan Covid- dilakukan pasca pandemi merupakan
19 pada masa kini, maupun pada bagian dari tanggapan penulis yang
3 Penegasan
masa pasca pandemi berupa argumen penulis mengenai
sikap yang harus dilakukan pasca
pandemi.

3 Mengidentifikasi kalimat fakta dan opini pada setiap bagian struktur

No Struktur Kalimat Fakta Kalimat Opini

1. “Membicarakan virus korona


(coronavirus) identik dengan
membahas perihal kematian, demam,
dan sesak napas.”

2. “Apa boleh buat, Covid-19 hingga


1. “Membicarakan virus korona sekarang masih tampil sebagai horor,
(coronavirus) identik dengan tak kelihatan, bak hantu, dan
1. Pengenalan Isu
membahas perihal kematian, menimbulkan kengerian luar biasa.”
demam, dan sesak napas.”
3. “Karena itulah berhadapan dengan
Covid-19 publik pun ketakutan
setengah mati, panik, dan berada di
dalam situasi dan kondisi yang
menyeramkan.”

1. “Siapa pun yang terinfeksi 1. “Ini menunjukkan kepada kita


Covid-19 dijauhi.” Covid-19 nyaris senantiasa
dihubungkan dengan keburukan atau
2. “Jenazah orang yang meninggal kenegatifan.”
akibat virus itu ditolak dikuburkan
di permakaman kampung.” 2. “Akan tetapi menganggap
2. Argumentasi
serangan Covid-19 tak melahirkan
3. “Siapa pun yang terinfeksi kebiasaan-kebiasaan baru yang
Covid-19 otomatis terisolasi, positif juga salah besar.”
berjarak dengan orang lain, dan
dipaksa berjarak dengan 3. “Karena itulah, tak salah jika
kehidupan.” serangan Covid-19 bisa
… memunculkan peradaban baru.”
4. “Setelah serangan Covid-19 4. “Jadi, sangat masuk akal selain
kian merebak, kita mulai terbiasa pesan kematian, serangan Covid-19
mencuci tangan dengan sabun, juga memberikan pesan kehidupan
mengenakan masker, memakai untuk manusia.”
hand sanitizer, melakukan
penjarakan sosial dan penjarakan 5. “Apakah setelah pandemi Covid-
fisik.” 19 tindakan-tindakan yang berkait
dengan penghalauan virus akan
5. “Karena hanya dengan hilang? Bisa hilang, bisa juga tidak.
melakukan semua itu penyebaran Bisa kembali ke kenormalan.”
coronavirus bisa diputus.”

1. “Jadi, sebaiknya sekarang ini serap


saja semua sisi positif Covid- 19.
Kita singkirkan hal-hal negatif dan
mulai mengampanyekan ungkapan-
ungkapan positif perihal Covid-19.”

2. “Semua energi positif dari semesta


itu akan berperan penting dalam
penanggulangan serangan Covid-19
Tidak terdapat kalimat fakta pada
3. Penegasan ataupun penanganan pascapandemi.”
bagian struktur penugasan
3. “Paling tidak jika tidak tenggelam
dalam ketakutan, kita akan memiliki
harapan untuk hidup.”

4. “Harapan itulah yang bakal


mempercepat kita terbebas dari
pandemi dan hal-hal lain yang
menyengsarakan dan menakutkan.”

4 Menyimpulkan hasil analisis yang sudah kalian lakukan dan menanggapi fungsi dan ciri teks
editorial dilihat dari aspek isi dan strukturnya

Simpulan dan Tanggapan


Dari analisis yang telah saya lakukan terhadap struktur teks diatas, saya dapat menyimpulkan
sebagai berikut :

1. Pada struktur pengenalan isu, struktur berisikan pengenalan persoalan utama yang selanjutnya
akan dibahas pada keseluruhan teks. Struktur ini tersusun atas kalimat opini dan kalimat fakta.
Namun, pada teks yang saya analisis, kalimat opini lebih mendominasi dibanding kalimat fakta
2. Pada struktur argumentasi, struktur berisikan pembahasan yang berisi tanggapan penulis
terhadap persoalan yang sebelumnya dikenalkan pada struktur pengenalan isu. Struktur ini tersusun
atas kalimat opini dan kalimat fakta. Komposisi kalimat opini dan kalimat fakta pada struktur ini
seimbang. Kalimat fakta pada struktur ini berfungsi untuk menguatkan argumen penulis.

3. Pada struktur penegasan, struktur berisikan kesimpulan dan saran sebagai penutup, yaitu berupa
pernyataan dalam menyelasaikan isu yang sudah dibahas sebelumnya. Selain itu, terdapat juga
harapan penulis pada struktur ini. Pada teks yang saya analisis, struktur ini hanya tersusun atas
kalimat opini.

Teks editorial diatas dapat dijadikan contoh bagi para penulis yang akan menyusun teks editorial.
Teks tersebut merupakan contoh dari sebuah teks editorial yang baik, benar, dan juga sesuai
dengan ketentuan yang seharusnya
Mario Hermawan Setiadi (16) | XII MIPA 5

Pembelajaran Berbasis Aktivitas 2


Menganalisis Kebahasaan Teks Editorial

A. Tujuan Pembelajaran

Pada pembelajaran ini, kalian akan melakukan aktivitas membaca teks editorial dan berlatih menyelesaikan
permasalahan untuk menganalisis kebahsaan teks editorial secara kritis, kreatif, penuh rasa ingin tahu dan
tanggung jawab. Pembelajaran ini bermanfaat untuk memperoleh suatu informasi akurat dan rangsangan
pemikiran kritis terhadap pembahasan tertentu mengenai fenomena terkini yang terjadi di sekitar lingkungan
kalian.

B. Aktivitas Pembelajaran

1 Bacalah teks editorial berikut secara cermat !

Agar Pembelajaran Daring Maksimal

Covid-19 menyerang dan belum ada tanda-tanda mereda. Ini mengakibatkan pembelajaran daring
menjadi tindakan pendidikan yang tidak terhindarkan. Pembelajaran daring jelas menghapus
kerumunan dan meniadakan kelas fisik sehingga menjadi cara terbaik untuk memutus rantai
penyebaran virus di kampus atau di sekolah-sekolah. Pembelajaran daring jelas mampu mendukung
penjarakan sosial dan penjarakan fisik sehingga akan meminimalkan penyebaran virus korona di
kampus dan sekolah.

Sayang, pembelajaran daring tidak bebas dari kendala. Salah satu yang kerap muncul adalah hal-hal
yang berkait dengan koneksi antara pengajar dan peserta didik. Koneksi tidak lancar akibat
mahasiswa atau peserta didik tidak memiliki kuota yang cukup untuk mengikuti pembelajaran lewat
internet. Dalam kondisi semacam itu, komunikasi pun tidak lancar. Karena itulah, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan mengimbau semua perguruan tinggi agar memberi
bantuan subsidi pulsa kepada mahasiswa.
Tidak hanya itu, perguruan tinggi juga diimbau memberikan bantuan logistik dan kesehatan kepada
para mahasiswa. Ini imbauan yang sebaiknya diwujudkan oleh perguruan tinggi swasta ataupun
negeri. Dalam situasi yang penuh serangan wabah, tentu memberikan bantuan apa pun, terutama
kesehatan, akan meringankan beban mahasiswa. Tidak sekadar belajar, mahasiswa juga butuh
penunjang pembelajaran. Logistik yang cukup dan kesehatan yang terjaga akan melancarkan
pembelajaran.

Hanya, yang juga harus diperhatikan adalah metode pembelajarannya. Jangan sampai mahasiswa
hanya diajar melalui chatting. Mengeksplorasi apa pun yang disediakan internet untuk mengajar
sangatlah dianjurkan. Menggunakan video juga efektif karena mahasiswa bisa menatap pengajar
dan sebaliknya secara real time. Ini akan menjadikan pembelajaran tidak terlalu berbeda dari sistem
bertemu langsung. Konsekuensi sistem semacam ini membutuhkan jatah kuota pulsa yang lebih
banyak.

Apa lagi yang bakal terjadi jika kuota pulsa cukup? Dari kisah para pengajar, diketahui
pembelajaran daring ternyata justru lebih interaktif daripada pertemuan pengajar-peserta didik di
kelas. Mereka yang biasanya pasif mengikuti kuliah, dengan pembelajaran daring jadi aktif bertanya
atau merespons apa pun yang diajarkan oleh para pengajar. Hambatan-hambatan psikologis di kelas
konvensional bisa hilang ketika mahasiswa dan peserta didik mengikuti pembelajaran daring.

Tentu diperlukan perbaikan yang terus-menerus pembelajaran daring agar menghasilkan lulusan
yang berkualitas. Para pengajar dan dosen harus kian mengeksplorasi segala kemungkinan sistem
pembelajaran daring agar mahasiswa-peserta didik bisa belajar dengan mudah dan bernilai guna.
Jangan sampai mahasiswa atau peserta didik terepotkan oleh metode pembelajaran yang
dimunculkan oleh pengajar. Jika itu yang terjadi, maka kualitas belajar maksimal tak akan
diperoleh. Ini bahaya bagi dunia pendidikan kita.

Sumber:https://www.suaramerdeka.com/news/opini/224404-agar-pembelajaran-daring-maksimal
Jumat, 3 April 2020 | 00:10 WIB

2 Mengidentifikasi unsur kebahasaan teks editorial berjudul “Agar Pembelajaran Daring


Maksimal”

a. Kalimat Retoris

No. Kutipan Teks Penanda Retoris


1 “Apa lagi yang bakal terjadi jika kuota Pada kalimat setelahnya, kalimat tersebut
pulsa cukup?” tidak terlalu menjelaskan jawaban dari
pertanyaan ini, karena sudah kita ketahui
bersama bahwa apabila kuota pulsa cukup,
sudah pasti semuanya akan maksimal,
terutama dalam kegiatan pembelajaran daring

b. Kata Populer

No Kata Populer Makna


Kutipan Teks
1 Ini mengakibatkan pembelajaran daring Daring Dalam jaringan;
menjadi tindakan pendidikan yang tidak terhubung melalui
terhindarkan. Pembelajaran daring jelas internet
menghapus kerumunan dan meniadakan
kelas fisik sehingga menjadi cara terbaik
untuk memutus rantai penyebaran virus
di kampus atau di sekolah-sekolah.
2 Pembelajaran daring jelas menghapus Cara Suatu jalan untuk
kerumunan dan meniadakan kelas fisik melakukan sesuatu
sehingga menjadi cara terbaik untuk
memutus rantai penyebaran virus di
kampus atau di sekolah-sekolah.
3 Tentu diperlukan perbaikan yang terus- Lulusan Orang (siswa) yang
menerus pembelajaran daring agar sudah lulus dari ujian
menghasilkan lulusan yang berkualitas.
4 Jangan sampai mahasiswa atau peserta Peserta Didik Orang yang berada
didik terepotkan oleh metode dalam pembinaan
pembelajaran yang dimunculkan oleh (asuhan) suatu pihak
pengajar.

5 Mereka yang biasanya pasif mengikuti Pengajar Orang yang mengajar


kuliah, dengan pembelajaran daring jadi (seperti guru, dosen).
aktif bertanya atau merespons apa pun
yang diajarkan oleh para pengajar.
c. Kata Ganti Petunjuk

No. Kutipan Teks Kata Ganti Petunjuk


1 “Ini mengakibatkan pembelajaran daring menjadi tindakan
pendidikan yang tidak terhindarkan.”

“Ini imbauan yang sebaiknya diwujudkan oleh perguruan


tinggi swasta ataupun negeri. Dalam situasi yang penuh
serangan wabah, tentu memberikan bantuan apa pun,
terutama kesehatan, akan meringankan beban mahasiswa.”
Ini
“Ini akan menjadikan pembelajaran tidak terlalu berbeda
dari sistem bertemu langsung.”

“Konsekuensi sistem semacam ini membutuhkan jatah


kuota pulsa yang lebih banyak.”

“Ini bahaya bagi dunia pendidikan kita.”

2 “Dalam kondisi semacam itu, komunikasi pun tidak lancar.”

“Karena itulah, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan


Kebudayaan mengimbau semua perguruan tinggi agar
memberi bantuan subsidi pulsa kepada mahasiswa.”
Itu
“Tidak hanya itu, perguruan tinggi juga diimbau
memberikan bantuan logistik dan kesehatan kepada para
mahasiswa.”

“Jika itu yang terjadi, maka kualitas belajar maksimal tak


akan diperoleh. Ini bahaya bagi dunia pendidikan kita.”
d. Konjungsi (kausalitas, pertentangan, tujuan)

No. Kutipan Teks Konjungsi Kausalitas

1 “Pembelajaran daring jelas menghapus kerumunan dan


meniadakan kelas fisik sehingga menjadi cara terbaik
untuk memutus rantai penyebaran virus di kampus atau di
sekolah-sekolah.”
Sehingga
“Pembelajaran daring jelas mampu mendukung penjarakan
sosial dan penjarakan fisik sehingga akan meminimalkan
penyebaran virus korona di kampus dan sekolah.”

2 “Karena itulah, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan


Kebudayaan mengimbau semua perguruan tinggi agar Karena
memberi bantuan subsidi pulsa kepada mahasiswa.”

3 “Jika itu yang terjadi, maka kualitas belajar maksimal tak


Maka
akan diperoleh.”
4 “Jika itu yang terjadi, maka kualitas belajar maksimal tak
Jika
akan diperoleh.”
5 “Karena itulah, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan
Kebudayaan mengimbau semua perguruan tinggi agar
memberi bantuan subsidi pulsa kepada mahasiswa.”

“Tentu diperlukan perbaikan yang terus-menerus


pembelajaran daring agar menghasilkan lulusan yang Agar
berkualitas.”

“Para pengajar dan dosen harus kian mengeksplorasi segala


kemungkinan sistem pembelajaran daring agar mahasiswa-
peserta didik bisa belajar dengan mudah dan bernilai guna.”
3 Berdasarkan hasil analisis yang sudah kalian lakukan, bagaimanakah fungsi dan ciri teks editorial
dilihat dari aspek kebahasaan?

Simpulan
Dari analisis yang telah saya lakukan terhadap kebahasaan teks diatas, saya dapat menyimpulkan
sebagai berikut :

Teks editorial memiliki beberapa ciri-ciri kebahasaan, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Teks editorial menggunakan kalimat retoris, yaitu kalimat tanya yang tidak memerlukan
jawaban. Penggunaan kalimat retoris bertujuan untuk membuat pembaca merenungkan isu yang
dibahas, serta diharapkan dapat merubah pandangannya terhadap permasalahan yang sedang
dibahas dalam teks

2. Teks editorial menggunakan kata-kata populer. Kata-kata populer disini bertujuan untuk
memudahkan pembaca dalam memahami isi teks dan mencerna dengan baik fakta serta argumen
redaksi yang tertuang dalam teks

3. Teks editorial menggunakan kata petunjuk. Kata petunjuk disini bertujuan untuk merujuk pada
suatu permasalahan yang sudah dibahas pada kalimat atau paragraf sebelumnya. Penggunaan kata
ini dapat mempermudah pembaca dalam memahami teks, karena tidak perlu membaca kata-kata
yang menjelaskan isu utama apa yang dibahas pada tiap paragrafnya

D. Teks editorial menggunakan konjungsi kausalitas. Konjungsi kausalitas disini bertujuan untuk
menjelaskan hubungan sebab-akibat antar kalimat, maupun antar paragraf. Konjungsi ini
digunakan dalam menjelaskan akibat dari permasalahan yang dibahas, ataupun manfaat dari suatu
tindakan yang direkomendasikan penulis, maupun dampak buruk suatu hal dalam argumentasinya
pada teks editorial.

Anda mungkin juga menyukai