Anda di halaman 1dari 3

Judul Jurnal:

High-Performance Liquid Chromatography Analytical Method Validation For


Glutaraldehyde And Benzalkonium Chloride In Disinfectants
Jurnal :

Int J App Pharm

Volume Dan Halaman :

Vol 10, Special Issue 1

Tahun :

2018

Penulis :

Baitha Palanggatan Maggadani, Harmita*, Maizura Isfadhila

Reviewer :

Afrida Fajri

Tanggal :

7 Juli 2021

Latar Belakang :

Disinfektan adalah bahan kimia yang dapat menghancurkan atau menghambat


pertumbuhan mikroorganisme berbahaya dalam keadaan non-spora atau vegetatif . Mereka
adalah senyawa yang beragam dengan berbagai struktur kimia. Glutaraldehida dan benzalkonium
klorida adalah dua contoh zat aktif yang digunakan sebagai disinfektan. Glutaraldehida
digunakan sebagai larutan berair 2%, terutama di rumah sakit sebagai sarana umum untuk
mensterilkan peralatan medis . Benzalkonium klorida juga banyak digunakan dalam desinfektan
di rumah sakit, peternakan, dan makanan & minuman dengan konsentrasi 0,13%. Ini adalah
surfaktan kationik dan banyak digunakan sebagai desinfektan karena kemampuannya untuk
mendenaturasi protein. Di rumah sakit, larutan 10% dari benzalkonium klorida biasanya
diencerkan menjadi 0,05-0,1% dan digunakan untuk berbagai jenis desinfeksi,

Dimana kadar glutaraldehid dan benzalkonium klorida ditentukan dengan titrasi di mana
pengukuran titik akhir dapat menjadi tidak akurat. Oleh karena itu, akan diinginkan untuk
mengembangkan metode yang lebih cepat, lebih mudah, dan lebih akurat untuk menentukan
konsentrasi glutaraldehid dan benzalkonium klorida menggunakan kromatografi cair kinerja
tinggi (KCKT).
Beberapa uji HPLC kuantitatif untuk benzalkonium klorida telah dilaporkan, tetapi
mereka memakan waktu (10-20 menit) dan menggunakan panjang gelombang deteksi yang
relatif panjang mulai dari 240 hingga 270 nm yang mengurangi sensitivitasnya. Analisis
glutaraldehid dengan kromatografi gas dan HPLC telah dibandingkan dan menunjukkan bahwa
HPLC menghasilkan linearitas, pengulangan, dan kesalahan yang baik. Namun, pemisahan
glutaraldehid memakan waktu (10-15 menit). Oleh karena itu, diinginkan untuk mengembangkan
suatu pengujian untuk benzalkonium klorida dan glutaraldehida yang lebih cepat, selektif, dan
akurat menggunakan HPLC dengan deteksi sinar tampak ultraviolet (UV).

Tujuan Penelitian :

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan metode analisis kromatografi cair kinerja
tinggi (KCKT) benzalkonium yang selektif, akurat, dan lebih cepat. klorida dan glutaraldehid
dalam disinfektan menggunakan deteksi ultraviolet (UV).

Metode Penelitian :

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis kromatografi cair kinerja tinggi
(KCKT)/ High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) dimana Glutaraldehid tidak
memiliki kromofor, sehingga pertama kali diderivasikan menggunakan 2,4 dinitro fenilhidrazin.
Asetonitril:air (75:25) digunakan sebagai fase gerak untuk glutaraldehid dan asetonitril-asetat pH
4 (75:25) untuk benzalkonium klorida, keduanya pada laju alir 1,2 mL/menit. Pengujian yang
dioptimalkan divalidasi sehubungan dengan akurasi, presisi, linieritas, selektivitas, batas
kuantitasi (LOQ), dan batas deteksi (LOD).

Hasil Penelitian :

Standar glutaraldehid dan benzalkonium klorida dari berbagai konsentrasi


menghasilkan kurva kalibrasi melalui regresi linier dengan koefisien korelasi 0,9995 (Gbr. 1
dan 2). Kedua koefisien korelasi ini memenuhi syarat (≥0.999). LOD untuk larutan
benzalkonium klorida adalah 14,5 g/mL dan LOQ adalah 48,5 g/mL. Dalam kasus
glutaraldehid, LOD adalah 0,492 g/mL dan LOQ adalah 1,640 g/mL.

Hasil dari injeksi 20 L glutaraldehida dalam larutan matriks desinfektan plasebo dan
juga injeksi bersama DNPH menunjukkan tidak ada gangguan pada waktu retensi
glutaraldehid standar. Demikian juga, tidak ada gangguan yang ditemukan setelah analisis
benzalkonium klorida dalam matriks desinfektan plasebo. Hal ini menunjukkan bahwa metode
yang digunakan selektif terhadap senyawa glutaraldehid dan benzalkonium klorida.

Penelitian ini menggunakan metode simulasi atau spiked-placebo untuk menentukan


akurasi dan presisi. Dalam metode simulasi, standar ditambahkan ke plasebo (matriks
desinfektan) pada berbagai konsentrasi dan kemudian dianalisis. Secara analitis, kadar yang
ditentukan kemudian dibandingkan dengan kadar yang diketahui ditambahkan ke plasebo
untuk memperoleh nilai pemulihan (% R). Pada konsentrasi glutaraldehid 8, 10, dan 12 g/mL,
perolehan kembali masing-masing adalah 99,049%, 99,415%, dan 99,565%. Untuk
benzalkonium klorida pada 80, 100, dan 120 g/mL, perolehannya masing-masing adalah
100,94%, 99,928%, dan 99,974%. Hasil ini memenuhi persyaratan kisaran 98-102%.

Presisi umumnya diukur sebagai koefisien variasi atau RSD standar dari analisis
berulang dari standar kontrol kualitas yang baru disiapkan. Secara umum, nilai 2% atau kurang
dapat diterima, tetapi nilai ini fleksibel tergantung pada konsentrasi alkil yang dianalisis,
jumlah sampel yang diuji, dan kondisi di laboratorium. Presisi dilakukan dengan menghitung
RSD sampel analisis rangkap tiga yang digunakan untuk penentuan akurasi. Data yang
diperoleh di sini memenuhi persyaratan 2%.

Kesimpulan :

Metode analisis HPLC untuk benzalkonium klorida dan glutaraldehid dalam disinfektan
Deteksi sinar UV pada penelitian ini berhasil menghasilkan metode yang selektif, akurat, dan
lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai