Tahun :
2018
Penulis :
Reviewer :
Afrida Fajri
Tanggal :
7 Juli 2021
Latar Belakang :
Dimana kadar glutaraldehid dan benzalkonium klorida ditentukan dengan titrasi di mana
pengukuran titik akhir dapat menjadi tidak akurat. Oleh karena itu, akan diinginkan untuk
mengembangkan metode yang lebih cepat, lebih mudah, dan lebih akurat untuk menentukan
konsentrasi glutaraldehid dan benzalkonium klorida menggunakan kromatografi cair kinerja
tinggi (KCKT).
Beberapa uji HPLC kuantitatif untuk benzalkonium klorida telah dilaporkan, tetapi
mereka memakan waktu (10-20 menit) dan menggunakan panjang gelombang deteksi yang
relatif panjang mulai dari 240 hingga 270 nm yang mengurangi sensitivitasnya. Analisis
glutaraldehid dengan kromatografi gas dan HPLC telah dibandingkan dan menunjukkan bahwa
HPLC menghasilkan linearitas, pengulangan, dan kesalahan yang baik. Namun, pemisahan
glutaraldehid memakan waktu (10-15 menit). Oleh karena itu, diinginkan untuk mengembangkan
suatu pengujian untuk benzalkonium klorida dan glutaraldehida yang lebih cepat, selektif, dan
akurat menggunakan HPLC dengan deteksi sinar tampak ultraviolet (UV).
Tujuan Penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan metode analisis kromatografi cair kinerja
tinggi (KCKT) benzalkonium yang selektif, akurat, dan lebih cepat. klorida dan glutaraldehid
dalam disinfektan menggunakan deteksi ultraviolet (UV).
Metode Penelitian :
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis kromatografi cair kinerja tinggi
(KCKT)/ High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) dimana Glutaraldehid tidak
memiliki kromofor, sehingga pertama kali diderivasikan menggunakan 2,4 dinitro fenilhidrazin.
Asetonitril:air (75:25) digunakan sebagai fase gerak untuk glutaraldehid dan asetonitril-asetat pH
4 (75:25) untuk benzalkonium klorida, keduanya pada laju alir 1,2 mL/menit. Pengujian yang
dioptimalkan divalidasi sehubungan dengan akurasi, presisi, linieritas, selektivitas, batas
kuantitasi (LOQ), dan batas deteksi (LOD).
Hasil Penelitian :
Hasil dari injeksi 20 L glutaraldehida dalam larutan matriks desinfektan plasebo dan
juga injeksi bersama DNPH menunjukkan tidak ada gangguan pada waktu retensi
glutaraldehid standar. Demikian juga, tidak ada gangguan yang ditemukan setelah analisis
benzalkonium klorida dalam matriks desinfektan plasebo. Hal ini menunjukkan bahwa metode
yang digunakan selektif terhadap senyawa glutaraldehid dan benzalkonium klorida.
Presisi umumnya diukur sebagai koefisien variasi atau RSD standar dari analisis
berulang dari standar kontrol kualitas yang baru disiapkan. Secara umum, nilai 2% atau kurang
dapat diterima, tetapi nilai ini fleksibel tergantung pada konsentrasi alkil yang dianalisis,
jumlah sampel yang diuji, dan kondisi di laboratorium. Presisi dilakukan dengan menghitung
RSD sampel analisis rangkap tiga yang digunakan untuk penentuan akurasi. Data yang
diperoleh di sini memenuhi persyaratan 2%.
Kesimpulan :
Metode analisis HPLC untuk benzalkonium klorida dan glutaraldehid dalam disinfektan
Deteksi sinar UV pada penelitian ini berhasil menghasilkan metode yang selektif, akurat, dan
lebih cepat.