ABSTRAK
ABSTRACT
93
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 10 No. 2 Desember 2014
medium was used. The trace elements and metals were analyzed using Neutron Activation
Analysis. The irradiation was done with dose of 3 kGy at a Multipurpose Panoramic Batch
Irradiator (IRPASENA) and the dose rate was 1.140 kGy/h. The result shows that the
microbial diversity in smoked foods consist of aerob bacteria, coliform and Staphylococcus spp.
At a dose of 3 kGy no aerob bacteria, coliform and Staphylococcus spp found in smoked
chicken meat. On the otherhand, at a dose of 3 kGy the total number of aerob bacteriaand
coliforms declined 2 and 1 decimals, respectively. Some trace elements and metal were found
in smoked foods.The zink content in smoked chicken and smoked beef jerky were 261.734
and 206.058 ppm, respectively. The zink content in both samples exceeded the normal level.
No Salmonella was detected in all samples observed. Nuclear technique is very helpful to
analysis the trace elements, heavy metal and could inhibit the bacterial growth in those
samples.
Keywords : traditional food, SNI, coliform bacteria, Staphylococcus, irradiation, NAA, TPC
94
Keanekaragaman Bakteri Serta Kandungan Unsur Mikro
dan Logam yang Dianalisa Secara Teknik Nuklir pada
Beberapa Makanan Olahan Asap ISSN 1907-0322
(Harsojo, dkk.)
95
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 10 No. 2 Desember 2014
mempatenkan makanan olahan yang berasal Sistem Managemen Keamanan Mutu kurang
dari Indonesia, dapat diajukan banding diperhatikan oleh pembuatnya. Tampaknya
dengan adanya hasil-hasil penelitian pembuatan makanan olahan ini masih skala
makanan olahan. Daging ayam umumnya rumah tangga yang belum mengenal seluk
diolah sesuai dengan selera konsumen beluk perizinan saat itu. Pada dosis iradiasi
seperti dibuat abon, sate dan lain-lain, pada 3 kGy terlihat jumlah bakteri aerob pada
penelitian ini daging ayam tersebut telah daging ayam asap dandendeng sapi asap
diolah menjadi daging ayam asap yang (kontrol) tidak ditemukan adanya
merupakan makanan tradisional dari daerah pertumbuhan bakteri aerob demikian juga
Bali-Nusa Tenggara Barat. Dendeng sapi pada penyimpanan sampai dengan dua
yang digunakan sebagai pembanding juga minggu untuk daging ayam asap. Pada
merupakan daging olahan yang berasal dari dendeng sapi asap pada dosis 3 kGy dengan
Bali-Nusa Tenggara Barat. Makanan penyimpanan 2 minggu tidak ditemukan
tradisional tersebut belum banyak dikenal adanya bakteri aerob. Pada penelitian ini
masyarakat umum secara luas, kecuali penyimpanan dilakukan paling lama 2
kemungkinan di kalangan tertentu saja. minggu karena menurut penjual perputaran
Hasil penelitian ini menunjukkan pangan paling lama 7 hari telah habis.
keanekaragaman bakteri pada makanan Sedangkan pada dendeng sapi asap terlihat
olahan asap ini terdiri dari bakteri aerob, adanya penurunan sebesar dua desimal
koli dan Staphylococcus spp. Pada menjadi 3,6 x 102 cfu/g. Bila mengacu pada
keanekaragaman ini tidak ditemukan SNI [4] maka terlihat bahwa jumlah bakteri
Salmonella dalam makanan olahan asap yang aerob pada daging ayam asap maupun
diteliti. dendeng sapi asap masih memenuhi
Jumlah bakteri aerob pada daging persyaratan yang diizinkan (1,0 x 105 cfu/g).
ayam dan dendeng sapi asap disajikan pada Pada dendeng sapi asap yang tidak diiradasi
Tabel 1. Hasil yang diperoleh merupakan setelah penyimpanan satu minggu terjadi
rata-rata tiga kali ulangan dan menunjukkan penurunan jumlah bakteri aerob dan
hasil yang hampir sama walaupun penelitian kemudian pada penyimpanan duaminggu
ini berhubungan dengan mikroorganisme. ada kecenderungan jumlah bakteri aerob
Pada Tabel 1 terlihat bahwa pada minggu ke naik kembali. Hal ini kemungkinan
nol (kontrol) tidak ditemukan adanya bakteri disebabkan bakteri tersebut mengalami
aerobpada daging ayam asap, sedangkan shock setelah pengemas dibuka, dan
pada dendeng sapi terlihat adanya bakteri selanjutnya melakukan adaptasi dengan
aerob sebesar 5,0 x 104 cfu/g. Hal ini situasi baru dan kemudian mulai
mungkin disebabkan pada daging ayam berkembang biak selama nutrisi di dalam
(kontrol) telah dilakukan Sistem Manajemen bahan masih ada. Pada dendeng sapi asap
Keamanan Mutu yang baik dan benar setelah diiradiasi dan disimpan selama 1
sedang pada pembuatan dendeng sapi minggu terjadi kenaikkan jumlah bakteri
Tabel 1. Jumlah bakteri aerob pada daging ayam asap vs dendeng sapi asap (cfu/g)
Dosis iradiasi Penyimpanan Daging ayam Dendeng sapi SNI [4]
(kGy) (minggu) asap asap
0 - 5,0 x 104
0 1 1,0 x 102 1,8 x 103
2 6,0 x 10 7,7 x 103
1,0 x 105
0 - 3,6 x 102
3 1 - 3,0 x 103
2 - -
Keterangan : - = tidak tumbuh
96
Keanekaragaman Bakteri Serta Kandungan Unsur Mikro
dan Logam yang Dianalisa Secara Teknik Nuklir pada
Beberapa Makanan Olahan Asap ISSN 1907-0322
(Harsojo, dkk.)
aerob dan pada penyimpanan minggu ke tetapi pada penyimpanan satu minggu
dua tidak didapatkan bakteri aerob. Hal ini terlihat jumlah bakteri koli sebesar 3,0 x 10
disebabkan telah terjadi pemotongan rantai cfu/g. Ternyata bakteri koli tersebut tidak
DNA akibat iradiasi dan pada penyimpanan mampu berkembang karena pada
selanjutnya ternyata bakteri aerob tersebut penyimpanan dua minggu tidak terlihat
tidak dapat beradaptasi dengan substrat adanya pertumbuhan bakteri koli. Tidak
yang ada sehingga terjadi kematian. adanya bakteri koli pada penyimpanan nol
Kemungkinan lainnya adalah perbaikan sel minggu diperkirakan bakteri koli belum
yang rusak akibat iradiasi tidak sempurna sempat untuk tumbuh dan berkembang. Hal
sehingga menyebabkan kematian [11]. Hal ini terlihat setelah satu minggu
ini juga terjadi pada sampel daging ayam penyimpanan bakteri koli mulai tumbuh.
asap. Substrat tempat bakteri berada sangat Pada penyimpanan dua minggu tidak
berperan pada kemampuan pertumbuhan terlihat pertumbuhan, keadaan ini mungkin
bakteri. disebabkan nutrisi yang diperlukan terbatas
Tabel 2 menyajikan jumlah bakteri untuk pertumbuhannya sehingga bakteri
koli pada daging ayam dan dendeng sapi koli tidak mempunyai kesempatan tumbuh
asap. Bakteri koli merupakan bakteri dan berkembang dan adanya persaingan
indikator yang penggunaaannya sangat hidup diantara sesama bakteri koli akan
penting pada pangan karena mempunyai berpengaruh terhadap kelangsungan
banyak manfaat seperti lebih tahan pada kehidupannya [14]. Pada dendeng sapi asap
proses pengolahan dan selama penyimpanan terlihat cemaran awal bakteri koli adalah
pada suhu dingin 6o C [12,13]. Bakteri koli sebesar 9,0 x 103 cfu/g dan setelah disimpan
sangat tidak diharapkan keberadaannya selama satu minggu terjadi penurunan satu
dalam pangan karena kemungkinan bahan desimal. Pada penyimpanan dua minggu
tersebut telah tercemar oleh bakteri patogen tanpa diiradiasi (kontrol) tidak ditemukan
yang dapat berasal dari tinja manusia adanya bakteri koli. Pada perlakukan
maupun hewan berdarah panas lainnya. iradiasi 3 kGy dengan penyimpanan nol
Pendeteksian bakteri tersebut dalam pangan minggu bila dibandingkan dengan yang
perlu dilakukan untuk mengetahui tidak diiradiasi (kontrol) terlihat terjadi
kelayakan dikonsumsi. Hasil penelitian penurunan satu desimal (9,0 x 103 vs 2,6 x
HARSOJO [3,10] sebelumnya pada pangan 102 cfu/g). Pada penyimpanan dua minggu
sering ditemukan bakteri koli sehingga pada setelah diiradiasi dengan dosis 3 kGy tidak
setiap kali pengambilan sampel pangan terlihat pertumbuhan bakteri koli.
Tabel 2. Jumlah bakteri koli pada daging ayam asap vs dendeng sapi asap (cfu/g)
Dosis iradiasi Penyimpanan Daging ayam Dendeng sapi
(kGy) (minggu) asap asap
0 0 - 9,0 x 103
1 3,0 x 10 5,3 x 102
2 - -
3 0 - 2,6 x 102
1 - 2,3 x 102
2 - -
Keterangan : - = tidak tumbuh
perlu dilakukan pengujian adanya cemaran Jumlah bakteri Staphylococcus spp pada
bakteri koli tersebut. Pada Tabel 2 terlihat daging ayam dan dendeng sapi asap
bahwa pada kontrol untuk daging ayam asap disajikan pada Tabel 3. Bakteri
tidak ditemukan adanya bakteri koli akan Staphylococcusspp digolongkan ke dalam
97
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 10 No. 2 Desember 2014
Tabel 3. Jumlah bakteri Staphylococcus spp pada daging ayam vs dendeng sapi asap (cfu/g)
Dosis iradiasi Penyimpanan Daging ayam Dendeng sapi SNI [4]
(kGy) (minggu) asap asap
0 - 4,0 x 102
0 1 6,0 x 10 -
2 1,3 x 102 -
1,0 x 102
0 - -
3 1 - -
2 - -
Keterangan : - = tidak tumbuh
bakteri patogen karena memproduksi toksin, [4], akan tetapi bila diiradiasi dengan dosis 3
walaupun demikian oleh SNI [4] masih kGy tidak terlihat pertumbuhan bakteri
mengizinkan untuk ada dalam jumlah tersebut. Iradiasi memiliki keunggulan yang
maksimum sebesar 1,0 x 102 cfu/g. Bila baik untuk mengeliminasi bakteri pada
dibandingkan patogenitas Salmonella maka pangan sehingga aman untuk konsumen.
Staphylococcus spp tingkat patogenitasnya Adanya bakteri aerob, koli dan
masih di bawah. Di Amerika Serikat pernah Staphylococcus spp pada dendeng sapi asap
dilaporkan kasus keracunan makanan yang kemungkinan disebabkan adanya cemaran
disebabkan oleh Staphylococcus spp. Bakteri silang yaitu yang tadinya tidak mengandung
ini sering ditemukan dalam makanan dan bakteri kemudian karena perlakuan yang
kemungkinan berasal saat penanganan kurang higienis maka terjadi perpindahan
makanan tersebut. Disamping itu hasil-hasil cemaran ke tempat lain.
penelitian sebelumnya [3, 15] sering Pada penelitian ini tidak ditemukan
ditemukan adanya bakteri tersebut. Pada adanya Salmonella pada semua sampel.
Tabel 3 terlihat bahwa pada minggu ke nol Walaupun demikian belum berarti bawa
(kontrol) untuk dagingayam asap tidak daging ayam asap maupun dendeng sapi
ditemukan adanya bakteri Staphylococcus asap aman dikonsumsi disebabkan jumlah
spp akan tetapi dengan makin lamanya bakteri Staphylococcus spp berada diatas
penyimpanan terlihat adanya ambang yang diizinkan oleh SNI [4]. Kasus
kecenderungan peningkatan pertumbuhan keracunan makanan yang sering terjadi
bakteri Staphylococcus spp. Hal ini tidak pernah terungkap penyebabnya
kemungkinan disebabkan bakteri yang apakah oleh Salmonella maupun oleh
semula dorman kemudian dengan Staphylococcus. Menurut SPARRINGA dan
dilakukannya penyimpanan maka terjadi HARIYADI [16,17], di Indonesia belum
pertumbuhan bakteri tersebut sehingga banyak dilaporkan kejadian keracunan
melebihi ambang batas yang diizinkan SNI makanan sehingga suatu saat dapat
[4] sebesar 1,0 x 102 cfu/g. Pertumbuhan merupakan gunung es karena pangan
bakteri sangat dipengaruhi oleh kondisi dikonsumsi setiap hari.
lingkungannya. Pada saat kondisinya mulai Salmonella merupakan salah satu
sesuai dengan kebutuhan kehidupannya bakteri yang dapat disebar luaskan lewat
maka bakteri tersebut akan mulai hidup dan makanan dan bakteri Salmonella merupakan
tumbuh. Pada perlakuan iradiasi tampaknya bakteri yang paling patogen dibandingkan
mempunyai pengaruh yang sangat baik yaitu dengan bakteri lainnya [12].
tidak terlihat adanya pertumbuhan bakteri Pada Tabel 4 tersaji kandungan unsur
Staphylococcus spp. Pada dendeng sapi asap renik dan logam yang terdeteksi pada
terlihat adanya bakteri Staphylococcus spp makanan olahan tersebut.
sebesar 4,0 x 102 cfu/g. Jumlah bakteri Pada Tabel 4 tersaji bahwa pada
tersebut telah melebihi ambang batas SNI semua sampel setelah dianalisis dengan
98
Keanekaragaman Bakteri Serta Kandungan Unsur Mikro
dan Logam yang Dianalisa Secara Teknik Nuklir pada
Beberapa Makanan Olahan Asap ISSN 1907-0322
(Harsojo, dkk.)
Tabel 4. Kandungan unsur mikro dan logam dalam daging ayam asap vs dendeng sapi asap
Unsur mikro/logam Sampel (ppm) SNI [7]
(ppm) Daging ayam asap Dendeng sapi asap (ppm)
Rb 45,363 24,343
Br 11,386 9,810
Zn 261,734 206,058 40
Na 30.932,800 16.776,900
La 0,002 0,013
99
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 10 No. 2 Desember 2014
maupun olahan belum banyak diteliti 3. HARSOJO, The Effect of Irradiation and
maupun dipublikasi. Hal ini sangat berbeda Storage on Chicken Processed Food,
dengan polusi lingkungan yang berkaitan Life Improvement through Food
dengan logam berat akhir-akhir ini telah Technology, Proceeding
mulai menjadi bahan diskusi ilmiah. Teknik International Food Conference,
ini mempunyai keunggulan untuk Surabaya, 28th-29th 2011, 195-20
menganalisis sampel yang dapat dicapai (2011).
dalam orde nanogram (10-9 gram) bahkan
pikogram (10-12 gram). 4. BADAN STANDARISASI NASIONAL,
Batas maksimum cemaran mikroba
dalam pangan, SNI 7388:2009
KESIMPULAN (2009).
100
Keanekaragaman Bakteri Serta Kandungan Unsur Mikro
dan Logam yang Dianalisa Secara Teknik Nuklir pada
Beberapa Makanan Olahan Asap ISSN 1907-0322
(Harsojo, dkk.)
berat dalam sayuran, Jurnal Kualitas 15. HARSOJO dan DARSONO, Studi
Lingkungan Hidup, 5 (2), 88-95 mengenai kandungan logam berat
(2011). dengan analisis aktivasi neutron dan
mikroba pada jeroan serta daging
10. HARSOJO dan MELLAWATI, J., sapi, J. AIR, 9 (2) 129-137 (2013).
Determination of mineral contain
and bacteria contaminant on organic 16. SPARRINGA, R.A., Investigasi Kejadian
and nonorganic fresh vegetables, Luar Biasa (KLB) keracunan pangan
Indo. J. Chem. 2, 226-230 (2009). di Indonesia: Masalah dan saran
pemecahannya, Dibawakan pada
11. UENO, A.M., GOLDIN, E.M., COX, Pertemuan Ilmiah Perhimpunan
A.B., and LETT, J.T., Deficient Mikrobiologi Indonesia (2006).
repair and degradation of DNA in L
5178Y S/S cells after low doses of X- 17. HARIYADI, R.D., Keracunan Pangan
ray, Abstracts of Tweenty-First- Tak Hanya Sebabkan Diare, Harian
Annual Meeting of the Japan KOMPAS Desember 32 (2002).
Radiation Research Society,
Sapporo, September 15-17, 1978, J. 18. DARMONO, Logam dalam sistem
Radiation Research, 20 (1), 41 (1979). Biologi makhluk hidup, Penerbit
Universitas Indonesia, cet. pertama
12. PIERSON, M.D. and SMOOT, M.C., (1995).
Indicator Microorganisms and
Microbiological Criteria, Food 19. WAHYU, W., ASTINA, S. dan
Microbiology, Fundamentals and RAYMOND, J., Efek Toksik Logam
Frontiers, 2nd edition (Doyle, M., Pencegahan dan Penanggulangan
Beuchat, L.R., and Montville, T.J. Pencemaran, Penerbit Andi (2008).
editor), Press Washington, DC, 80
(2001). 20. ANONIM, Penjelasan fungsi vitamin
dan mineral,
13. SURIAWIRIA, U., Mikrobiologi air dan http://www.materisma.com/2014/03
dasar-dasar pengolahan buangan /penjelasan-fungsi-vitamin-dan
secara biologis, cet ke 3 Penerbit mineral.html.
Alumni, Bandung (2003).
21. DWILOKA, B., ZIA-UTHAG,
14. ANDINI, L.S., HARSOJO, dan WAHYUNDARI, J.D. dan
WISROWATI, E., Dekontaminasi MIRANDA, R., Kandungan Logam
radiasi pada suhu yang berbeda Berat Pada Daging dan Hati Ayam
terhadap Salmonella spp. pada Broiler yang Dijual Di Pasar
daging ayam, Dibawakan pada Tradisional Kota Semarang Setelah
Seminar Mikrobiologi (PERMI cab. Direbus dan Dibakar, Risalah
Semarang), 27-28 Agustus 2004 Seminar Ilmiah aplikasi Isotop dan
(2004). Radiasi, PATIR, Jakarta 12
Desember 2006, 33-42 (2007).
101
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 10 No. 2 Desember 2014
102