Anda di halaman 1dari 9

https://doi.org/10.22435/sel.v6i1.

1411
Pemanfaatan Bengkoang (Pachyrrhizus erosus) dan Tauge…( Zuriani Rizki & Hastuty Syahnitya )

PEMANFAATAN BENGKUANG (PACHYRRHIZUS EROSUS) DAN


TAUGE (VIGNA RADIATE) SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF UNTUK
PERTUMBUHAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN
STAPHYLOCOCCUS AUREUS

UTILIZATION MEDIA BENGKUANG (PACHYRRHIZUS EROSUS) AND


BEAN SPROUTS ( VIGNA RADIATE ) AS ALTERNATIVE MEDIA FOR
ESCHERICHIA COLI AND STAPHYLOCOCCUS AUREUS BACTERIAL
GROWTH

Zuriani Rizki1*, Hastuti Syahnita1


1
Akademi Analis Kesehatan
Jl. Tgk Mohd. Daud Bereueuh No.168 A Banda Aceh, Indonesia
*email : rzuriani@yahoo.com

ABSTRAK

Tingginya biaya media untuk mengkultur mikroba membuka jalan untuk membuat media
alternatif menggunakan bahan baku lokal dengan harga yang murah. Bahan baku lokal
yang dapat dijadikan media alami untuk pertumbuhan mikroorganisme diantaranya
adalah bengkuang dan tauge. Bengkuang merupakan media alami yang mengandung
sumber karbohidrat dan tauge merupakan media alami yang mengandung sumber
protein. Penelitian ini bertujuan mencari media alami yang berpotensi untuk
pertumbuhan mikroorganisme dengan harga yang murah. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif untuk melihat gambaran pertumbuhan bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus pada media alami bengkuang dan tauge.
Sampel dalam penelitian ini yaitu bengkuang dan tauge. Hasil penelitian menunjukkan
media alami bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan media alami tauge (Vigna radiate)
dapat digunakan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan bakteri Escherichia coli
dan Staphylococcus aureus. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan
sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan tentang media-media alami yang merupakan
sumber karbohidrat dan protein sebagai media alternatif pertumbuhan bagi bakteri.
Media bengkuang dan media tauge juga dapat di aplikasikan sebagai media alternatif
dalam penelitian laboratorium, terutama bidang mikrobiologi.

Kata kunci: media alami bengkuang (Pachyrrhizus erosus), media alami tauge (Vigna
radiate), Escherichia coli dan Staphylococcus aureus”.

ABSTRACT
The exorbitant costs of the microbial culture media paved a way for the production of
alternative media using cheap local raw materials. Local raw materials that can be used
as natural media for the growth of microorganisms include Pachyrrhizus erosus and
Vigna radiate. Pachyrrhizus erosus is a natural medium containing a source of
carbohydrates and Vigna radiate are a natural medium containing a source of protein.
This study aims to find natural media that has potential for the growth of microorganisms
with low prices. The research method used is descriptive method, which is to see a
description of the growth of Escherichia coli bacteria and Staphylococcus aureus on
natural media of Pachyrrhizus erosus and Vigna radiate. The research samples were
Pachyrrhizus erosus and Vigna radiate. The results showed that natural media
bengkuang (Pachyrrhizus erosus) and natural media of tauge (Vigna radiate) can be used

1
SEL Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 6 No.1, Juli 2019, 1-9

as alternative media for growth of Escherichia coli and Staphylococcus aureus bacteria.
Based on the results of the research it can be advised to do further research on natural
media which is a source of carbohydrates and protein as an alternative medium for
bacterial growth. Media bengkuang and tauge can also be applied as an alternative
media in laboratory research, especially in the field of microbiology.

Keywords: natural media bengkuang (Pachyrrhizus erosus), natural media tauge (Vigna
radiate), Escherichia coli, Staphylococcus aureus.

PENDAHULUAN media alami yang mengandung sumber


Media kultur digunakan di protein.
laboratorium untuk penanaman Zat makanan yang diperlukan untuk
mikroorganisme dan memberi nutrisi yang pertumbuhan mikroba harus mengandung
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan unsur oksigen, karbon, nitrogen, belerang,
pemeliharaan mikroorganisme.1 fosfor dan sumber mineral. Sebagian
Biaya yang sangat tinggi dari media mikroorganisme memerlukan kalium,
kultur telah mengurangi penggunaan media magnesium, kalsium, dan besi untuk
kultur yang siap pakai seperti Nutrient Agar membiakkannya biasanya dalam bentuk ion
di sekolah dan di laboratorium-laboratorium (K+, Mg2+, Ca2+, dan Fe2+). Mineral lain
dengan fasilitas yang terbatas.2 Tingginya (misalnya, Mn2+, Co2+, Cu2+, dan Zn2+) juga
biaya media untuk mengkultur mikroba dibutuhkan.5
membuka jalan untuk membuat media Bengkuang (Pachyrhizus erosus)
alternatif menggunakan bahan baku lokal merupakan akar yang mengandung pati.6
dengan harga yang murah.3 Bengkuang mengandung berbagai vitamin
Media alami yang pernah digunakan diantaranya A, B dan C. Umbi bengkuang
untuk mengkultur mikroba yaitu mentimun dalam 100 g memiliki kandungan air
dan kulit jeruk yang digunakan untuk sebesar 90,07 g, energi 38 kcal, protein 0,72
mengkultur produksi protein sel tunggal g, lemak total 0,09 g, karbohidrat 8,82 g,
menggunakan Saccharomyces cerevisia.4 serat 4,9 g, gula total 1,8 g.7 Sedangkan
Media alami lainnya yang mengandung zat tauge dalam 100 gram mengandung air 90,4
makanan yang diperlukan untuk g, energy 34 Kal, protein 3,7 g, lemak 1,2 g,
pertumbuhan mikroba diantaranya adalah karbohidrat 4,3 g, serat 1,1 g.8
bengkuang dan tauge. Bengkuang Bahan nutrisi yang digunakan untuk
merupakan media alami yang mengandung pertumbuhan mikroorganisme di
sumber karbohidrat dan tauge merupakan laboratorium disebut media kultur.

2
Pemanfaatan Bengkoang (Pachyrrhizus erosus) dan Tauge…( Zuriani Rizki & Hastuty Syahnitya )

Berdasarkan kebutuhannya nutrisi Akademi Analis Kesehatan Pemerintah


dibedakan menjadi dua yaitu makro elemen Aceh.
dan mikro elemen. Makro elemen meliputi Cara pembuatan media bengkuang dan
tauge serta cara penanaman stem
karbon (C), Oksigen (O), hidrogen (H),
Escherichia coli dan penanaman stem
nitrogen (N), sulfur (S), fosfor (P), kalium Staphylococcus aureus
(K), magnesium (Mg), kalsium (Ca), besi Bengkuang dan tauge dicuci bersih,
(Fe). Mikro elemen meliputi mangan (Mn), kemudian ditimbang masing-masing
zinc (Zn), kobalt (Co), molybdenum (Mo), sebanyak 100 gr dan dimasukkan kedalam
nikel (Ni), dan tembaga (Cu).9 beaker glass. Selanjutnya direbus dengan
Media bengkuang dan tauge dengan menggunakan akuades steril
merupakan media alami yang mengandung sebanyak 500 ml hingga mendidih, lalu
nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan disaring kedalam erlenmeyer dan diambil
mikroorganisme. Mikroorganisme yang air rebusannya. Campur masing-masing air
ingin dikultur pada media bengkuang dan rebusan bengkuang dengan 10 gr gulaku
tauge adalah Escherichia coli yang dan air rebusan tauge dengan 10 gr gulaku.
merupakan bakteri gram negatif batang dan Kemudian ditambahkan 10 gr agar-agar
Staphylococcus aureus yang merupakan swallow kedalam air rebusan bengoang dan
bakteri gram positif coccus. Penelitian ini air rebusan tauge dan dimasak sampai
bertujuan mengetahui apakah media alami homegen.
bengkuang dan tauge dapat digunakan Media yang telah selesai dimasak
sebagai media untuk pertumbuhan bakteri disterilkan di autoclave suhu 121°C,
Escherichia coli dan Staphylococcus tekanan 1 atm selama 15 Menit. Setelah
aureus. steril dimasukkan kedalam Petridist biarkan
pada suhu kamar. Siapkan stem kuman
METODE Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus. Masukkan kedalam NaCl fisiologis
Metode penelitian yang digunakan
samakan dengan Barium Sulfat Standar
adalah metode deskriptif yaitu untuk
(BSS). Tanam Escherichia coli dan
melihat gambaran pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dengan metode
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
spread plate pada media bengkuang.
pada media alami bengkuang dan tauge.
Inkubasi di inkubator suhu 37 °C selama 24
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret
jam. Hitung koloni menggunakan colony
s/d April 2017 dilaboratorium Mikrobiologi
counter metode total plate count (TPC).

3
SEL Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 6 No.1, Juli 2019, 1-9

Penanaman stam Escherichia coli dan Pengumpulan Data


penanaman stam Staphylococcus aureus
Data yang dikumpulkan adalah data
pada media kontrol Nutrient Agar (NA) .
primer yaitu hasil perhitungan jumlah
Media NA yang sudah steril
koloni bakteri yang tumbuh pada media
dimasukkan ke dalam petridish biarkan
media bengkuang, media tauge dan media
pada suhu kamar. Siapkan stem kuman
NA sebagai kontrol menggunakan Colony
Escherichia coli dan Staphylococcus
counter.
aureus. Masukkan kedalam NaCl fisiologis
(0,85%) steril, samakan dengan Barium HASIL
Hasil Perhitungan Jumlah Koloni
Sulfat Standar (BSS). Tanam Escherichia
Escherichia coli dan Staphylococcus
coli dan Staphylococcus aureus dengan aureus
metode spread plate pada media NA. Hasil penelitian tentang media alami
Kemudian inkubasi di inkubator suhu 37°C bengkuang dan tauge sebagai media
selama 24 jam. Hitung koloni yang tumbuh alternatif untuk pertumbuhan bakteri
menggunakan Colony caunter metode TPC. Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus


pada media alami bengkuang dan tauge.

Jumlah Koloni
No Nama
Sampel Bakteri Media Bengkuang Media Tauge Media NA (CFU)
(CFU) (CFU) (kontrol)
1 Escherichia
coli 300 108 204
2 Staphylococcus
aureus 216 72 132

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa Tabel 1 juga menunjukkan jumlah


koloni Escherichia coli yang tumbuh pada koloni Staphylococcus aureus yang tumbuh
media bengkuang menunjukkan jumlah pada media bengkuang juga menunjukkan
angka kuman paling tinggi yaitu 300 CFU. jumlah angka kuman paling tinggi yaitu 204
Sedangkan jumlah koloni Escherichia coli CFU. Sedangkan jumlah koloni
pada media tauge menunjukkan jumlah Staphylococcus aureus paling rendah yaitu
koloni paling rendah yaitu 108 CFU. 72 CFU terdapat pada media tauge.

4
Pemanfaatan Bengkoang (Pachyrrhizus erosus) dan Tauge…( Zuriani Rizki & Hastuty Syahnitya )

a b c

Gambar 1. Koloni Escherichia coli yang tumbuh pada media. Keterangan: a= media
bengkuang, b= media tauge, c=media Nutirent agar sebagai kontrol.

Berdasarkan gambar 1 terlihat sedang dan kecil. Warna koloni opak dan
bahwa ciri-ciri koloni Escherichia coli yang koloni yang tumbuh satu jenis, dengan
tumbuh pada media bengkuang yaitu pinggir rata dan lendir negatif. gambar 1
berbentuk bulat dengan ukuran sedang dan juga menunjukkan ciri-ciri koloni media
kecil. Warna koloni yang tumbuh pada yang tumbuh pada media Nutrient agar
media bengkuang berwarna opak dan satu sebagai media kontrol berbentuk bulat,
jenis, dengan pinggir rata dan lendir negatif. berukuran sedang dan kecil, berwarna opak,
Pada gambar 1 juga terlihat bahwa ciri-ciri koloni yang tumbuh satu jenis, pinggir rata
koloni yang tumbuh pada media tauge dan lendir negatif.
berbentuk bulat dengan ukuran besar,

d e f
`
Gambar 2. Koloni Staphylococcus aureus yang tumbuh pada media bengkuang.
`
Keterangan: d= media bengkuang, e= media tauge, f=media
Nutirent agar sebagai kontrol `
`
`
`
` 5
`
`
SEL Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 6 No.1, Juli 2019, 1-9

Berdasarkan gambar 2 terlihat fatty acids total monounsaturated 0,005 g,


bahwa koloni Staphylococcus aureus yang fatty acids total polyunsaturated 0,043 g).7
tumbuh pada media bengkuang berbentuk Pati tersusun dari dua macam
bulat, mempunyai ukuran sedang dan kecil, karbohidrat yaitu amilosa dan
warna koloni putih kekuningan, pinggir rata amilopektin.11 Karbohidrat merupakan
dan lendir negatif. gambar 2 juga makro elemen yang dibutuhkan untuk
menunjukkan koloni Staphylococcus pertumbuhan mikroba.9 Penelitian
aureus yang tumbuh pada media tauge perbandingan kadar lemak dan protein
berbentuk bulat, berukuran besar, sedang Saccharomyces pada biakan air ijuk, media
dan kecil, warna koloni putih kekuningan, ubi dan media nasi untuk peningkatan gizi
koloni yang tumbuh satu jenis, dengan menemukan peningkatan pertumbuhan
pinggir rata dan lendir negatif. Pada media saccharomyces pada media ubi lebih
Nutrient agar sebagai media kontrol koloni banyak dibandingkan media air ijuk dan
yang tumbuh berbentuk bulat dengan media nasi hal ini juga disebabkan
ukuran besar, sedang dan kecil, koloni kandungan pati yang tinggi pada media
berwarna opak dan satu jenis. Pingir koloni ubi.12
rata dengan lendir negatif. Jumlah koloni Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus yang tumbuh pada
PEMBAHASAN
media tauge lebih sedikit dibandingkan
Berdasarkan pengamatan terhadap
dengan jumlah koloni Escherichia coli dan
jumlah koloni Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus yang tumbuh media
Staphylococcus aureus yang tumbuh pada
bengkuang hal ini disebabkan media tauge
media bengkuang, media tauge dan media
tidak mengandung pati seperti yang terdapat
NA, pertumbuhan koloni pada media
pada media bengkuang. Kandungan
bengkuang menunjukkan jumlah koloni
karbohidrat dalam 100g bengkuang 8,82 g,7
paling tinggi hal ini disebabkan kandungan
sedangkan kandungan karbohidrat dalam
nutrisi yang dibutuhkan oleh bakteri
100 g tauge 4,3 g.8
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Koloni yang tumbuh pada media
mencukupi.
tauge ukurannya sebagian lebih besar
Bengkuang merupakan tanaman
dibandingkan koloni pada media
legum dari genus Pachyrhizus.10 Komposisi
bengkuang. Hal ini dapat disebabkan karena
bengkuang dalam 100 g mengandung zat
perbedaan kandungan protein.
pati (fatty acids total saturated 0,021 g,

6
Pemanfaatan Bengkoang (Pachyrrhizus erosus) dan Tauge…( Zuriani Rizki & Hastuty Syahnitya )

Kandungan protein yang terdapat Pada pewarnaan berbentuk batang


pada tauge dalam 100 gram lebih banyak pendek dan berwarna merah.18 Sedangkan
dibandingkan kandungan protein pada Staphylococcus aureus merupakan bakteri
bengkuang yaitu 3,7gram.8 sedangkan pathogen,19 sebagian besar memfermentasi
bengkuang hanya 0,72 gram.7 manitol. Morfologi khas membentuk klaster
Nutrisi yang dibutuhkan untuk anggur pada pewarnaan gram.20
pertumbuhan mikroorganisme yaitu karbon, Pertumbuhan koloni yang lebih kecil
nitrogen, unsur non logam (sulfur, fosfor), pada media NA disebabkan media tersebut
unsur logam (Ca++, Zn++, Na+, K+, Cu++, tidak mengandung kalori alami dan
Mn++, Mg++ dan Fe+2+3), vitamin, air, karbohidrat alami.
energi.13 Bakteri agar dapat berkembang
KESIMPULAN
biak harus mendapatkan nutrisi yang Media alami bengkuang
mengandung sumber karbon dan nitrogen.14 (Pachyrrhizus erosus) dan media alami
Karbon merupakan substrat utama untuk tauge (Vigna radiate) dapat digunakan
metabolisme bakteri, sehingga dapat jadikan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan
sebagai sumber nutrisi bakteri. Sumber bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
karbon dapat diperoleh dari karbohidrat, aureus. Pertumbuhan jumlah koloni
protein dan lemak.15
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Pada media NA yang digunakan Pada media alami bengkuang (Pachyrrhizus
sebagai kontrol, koloni Escherichia coli dan erosus) lebih banyak dari pada
Staphylococcus aureus yang tumbuh lebih Pertumbuhan jumlah koloni Escherichia
banyak dari pada media tauge tetapi lebih coli dan staphylococcus aureus pada media
sedikit dari pada media bengkuang. Bentuk alami tauge (Vigna radiate).
koloni lebih kecil-kecil dibandingkan media Terdapat perbedaan ukuran koloni
bengkuang dan tauge hal ini disebabkan Escherichia coli dan staphylococcus aureus
kandungan nutrisi pada media alami lebih antara media alami bengkuang dan media
mudah untuk dimanfaatkan oleh alami tauge dengan media sintetis NA.
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Koloni Escherichia coli dan Staphylococcus
dibandingkan media NA sebagai median aureus pada media alami bengkuang dan
instan. Escherichia coli merupakan bakteri media alami tauge ukuran koloninya besar
indikator pada air,16 Escherichia coli juga sedangkan media sintetis NA ukuran
merupakan indikator pencemaran tinja.17 koloninya kecil.

7
SEL Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 6 No.1, Juli 2019, 1-9

SARAN Effect of Jicama (Pachyrhizus erosus)


Extract on Streptozotocin-Induced
Sebaiknya dilakukan penelitian
Diabetic Mice. Prev Nutr Food Sci.
lanjutan tentang media-media alami yang 2015;20(2):88-93.
doi:10.3746/pnf.2015.20.2.
merupakan sumber karbohidrat dan protein
7. Agriculture USD of. National
sebagai media pertumbuhan alternatif bagi Nutrient Database for Standard
Reference.; 2018.
bakteri. Media bengkuang dan media tauge
8. Kementrian Kesehatan. Data
juga dapat di aplikasikan sebagai media Komposisi Pangan Indonesia.
Jakarta, Indonesia: Kementerian
alternatif dalam penelitian laboratorium,
Kesehatan Republik Indonesia; 2017.
terutama bidang mikrobiologi. 9. Pratiwi S. Mikrobiologi Farmasi.
Jakarta, Indonesia: Erlangga; 2008.
UCAPAN TERIMA KASIH 10. Evelyn SA. Development and
Quality Characteristics of Yam Bean
Terimakasih penulis ucapkan kepada (Pachyrhizus Erosus) Flour and Its
Kepala Loka Biomedis Aceh dan Direktur Performance in Bread. 2013;(May).
11. Krishna Radhika N, Sheela MN,
Akademi Analis Kesehatan Pemerintah Asha Devi A, Sreekumar J, Makesh
Aceh. Kumar T, Chakrabarti SK. Genetic
modification for designer starch from
DAFTAR PUSTAKA cassava. J Trop Agric. 2014;52(1):1-
6.
1. Uthayasooriyan M, Pathmanathan S, 12. Rizki Z, Fitriana F, Syahnita H.
Ravimannan N, Sathyaruban S. Perbandingan Kadar Lemak Dan
Formulation of alternative culture Protein Saccaromyces Pada Biakan
media for bacterial and fungal Air Ijuk, Media Ubi Dan Media Nasi
growth. Der Pharm Lett. Untuk Peningkatan Gizi. Sel.
2016;8(1):444-449. 2017;2(1):1-10.
2. Arulanantham R, Pathmanathan S, doi:10.22435/sel.v2i1.4634.1-9
Ravimannan N, Niranjan K. 13. Cappucino, J. G, Sherman N. Manual
Alternative culture media for Laboratorium Mikrobiologi Edisi 8.
bacterial growth using different Jakarta, Indonesia: EGC; 2014.
formulation of protein sources. J Nat 14. Nilawati, Muryati M. Artemia salina
Prod Plant Resour. 2012;2(6):697- pada pembuatan garam( The Effect
700. of Gradually Stirring On Halophilic
3. Deivanayaki, M., Antony IP. Bacteria Growth with Artemia.
Alternative vegetable nutrient source Biopropal Ind. 2014;5(1):29-35.
for microbial growth. Int J Biosci. 15. Bomed RM. Buku Ajar Mikrobiologi
2012;2(5):47-51. Panduan Mahasiswa Farmasi Dan
4. Mondal AK, Sengupta S, Bhowal J, Kedokteran. Jakarta, Indonesia:
Bhattacharya DK. Utilization of Fruit EGC; 2011.
Wastes in Producing Single Cell 16. Hakim L, Rini CS. Identification of
Protein. Int J Sci Environ Technol. Escherichia coli dan Salmonella sp.
2012;1(5):430-438. pada Kolam Renang Candi Pari.
5. Jawetz, Melnick A. Mikrobiologi Medicra (Journal Med Lab Sci.
Kedokteran. Jakarta: Salemba 2018;1(2):84-93.
Medika; 2008. 17. Elfidasari D, Sastrawati AM,
6. Park CJ, Han J-S. Hypoglycemic Nufadianti G, Samiah R, Setiowati V.

8
Pemanfaatan Bengkoang (Pachyrrhizus erosus) dan Tauge…( Zuriani Rizki & Hastuty Syahnitya )

Perbandingan Kualitas Es di Indones J Pharm Sci Technol.


Lingkungan Universitas Al Azhar 2017;4(2):50.
Indonesia dengan Restoran Fast Food doi:10.15416/ijpst.v4i2.13112
di Daerah Senayan dengan Indikator 19. Loon YK, Satari MH, Dewi W.
Jumlah Escherichia coli Terlarut. J Antibacterial effect of pineapple
Al-Azhar Indones Seri Sains dan (Ananas comosus) extract towards
Teknol. 2014;1(1):18-23. Staphylococcus aureus. Padjadjaran
18. Afrianti Rahayu S, Muhammad J Dent. 2018;30(1):1-6.
Hidayat Gumilar M. Uji Cemaran Air doi:10.24198/pjd.vol30no1.16099
Minum Masyarakat Sekitar 20. Irianto K. Mikrobiologi Medis
Margahayu Raya Bandung Dengan Pencegahan Pangan Lingkungan.
Identifikasi Bakteri Escherichia coli. Bandung, Indonesia: Alfabeta; 2013.

Anda mungkin juga menyukai