Anda di halaman 1dari 8

Biosfera Vol XX, No X Bulan Tahun : halaman DOI : 10.20884/1.mib.xxxx.xx.x.

xxx

PENGARUH BEBERAPA MEDIA KULTUR TERHADAP


PERTUMBUHAN BAKTERI SIMBION LARVA Oryctes rhinoceros L.
ARI DWI CAHYONO1 , MARHENI1 DAN AMEILIA ZULIYANTI SIREGAR1
1
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
Email : Aridwicahyo99@gmail.com

Abstract
Bacillus sp. and Achromobachter sp. is one of the bacteria that can be found in larvae from O. Rhinoceros, a cellulase
enzyme produced by symbionic bacteria in herbivorous insects that works in degrading organic matter. This study
aims to determine the effect of several culture media on the growth of O. rhinoceros symbiont larvae. This research
uses a Non Factorial Completely Randomized Design (CRD) consisting of 10 treatments and 3 replications. Media
types used were extracts from local beef, native chicken, broiler chicken and gibas goats. The results showed that the
best artificial media were media from local beef extract with a mean population of 9.4 x 107 Cfu / ml then extracted
native chicken meat with an average of 8.5 x 107, then extract broiler chicken meat with an average of 7.5 x 107 and
the lowest bacterial population was found in the media of gibas goat meat extract with an average of 5.8 x 107 Cfu /
ml. Artificial media with ingredients from local beef extracts are the most effective media to be used as growth media
for the symbionts of O. rhinoceros larvae.
Key Words : Bacteria, growth media, meat extract, O. rhinoceros
Abstrak
Bacillus sp. Dan Achromobachter sp. merupakan salah satu bakteri yang dapat ditemukan diusus larva dari
O. Rhinoceros, enzim selulase yang dihasilkan bakteri simbion pada serangga herbivor bekerja dalan mendegadasi
bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa media kultur terhadap pertumbuhan
bakteri simbion larva O. rhinoceros. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial yang
terdiri dari 10 perlakuan dan 3 ulangan. Jenis media yang digunakan yaitu ekstrak dari daging sapi lokal, ayam
kampung, ayam broiler dan kambing gibas. Hasil penelitian menunjukan bahwa media buatan yang terbaik yaitu
media dari ekstrak daging sapi lokal dengan rataan populasi sebesar 9,4 x 107 Cfu/ml kemudian ekstak daging ayam
kampung dengan rataan 8,5 x 107, lalu ekstrak daging ayam broiler dengan rataan 7,5 x 10 7 dan populasi bakteri
terendah terdapat pada media dari ekstrak daging kambing gibas dengan rataan sebesar 5,8 x 107 Cfu/ml. Media
buatan dengan bahan dari ekstrak daging sapi lokal merupakan media yang paling efektif untuk digunakan sebagai
media pertumbuhan bakteri simbion larva O. rhinoceros.
Kata kunci : Bakteri, media pertumbuhan, ekstrak daging, O. rhinoceros

Pendahuluan Media NA termasuk dalam kelompok media


semi alami, yang terdiri dari bahan alami dan di
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan tambahkan dengan senyawa kimia. Berdasarkan
dikembangkan pada suatu substrat yang disebut kegunaanya media NA (Nutrient Agar) termasuk
medium. Untuk mengembangbiakkan kedalam jenis media umum, karena media ini
mikroorganisme seperti jamur, bakteri, ataupun merupakan media yang peling umum digunakan
yang lainnya diperlukan media. Media adalah suatu untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri.
substansi yang terdiri dari campuran zat-zat Bedasarkan bentuknya media ini berbentuk padat,
makanan (nutrisi) yang diperlukan untuk karena mengandung agar sebagai bahan
pertumbuhan dan perkembangbiakan jasad renik pemadatnya. Media padat biasanya digunakan
(mikroorganisme). Media dapat berbentuk padat, untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni
cair dan semi padat (semi solid). Didalam bakteri (Munandar, 2016).
laboratorium mikrobiologi, kultur media sangat Dasar makanan yang paling baik untuk
penting untuk isolasi, pengujian sifat-sifat fisik dan pertumbuhan bakteri ialah medium yang
biokimia bakteria serta untuk diagnosa suatu mengandung zat-zat organik seperti rebusan
penyakit (Sutarma, 2000). daging, sayur-sayuran sisa-sisa makanan atau
Media merupakan substrat yang berguna ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. Medium
untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di
mikroorganisme yang dalam hal ini adalah bakteri. laboratorium ialah kaldu cair dan kaldu agar.
Media tersebut terdiri dari zat-zat hara (nutrisi) yang Medium ini tersusun dari pada : kaldu bubuk 3 g,
dibutuhkan bakteri untuk pertumbuhan dan pepton 5 g, dan air suling 1000 g. Jika diperlukan
perkembangbiakannya. Secara umum, semua medium padat, maka ditambahkan 15 g agar-agar
bakteri membutuhkan nutrisi berupa C, H, O, N, S, (Dwidjoseputro, 1987).
Media yang selama ini digunakan untuk
P, K, Na, Mg, Fe, Ca, Mn, dan sedikit Zn, Co, Cu, menumbuhkan bakteri merupakan media komersil,
dan Mo (Sutarma, 2000).
Judul Artikel ......................... Nama Author ................................

yang penggunaannya sangat terbatas. Mahalnya Penelitian ini menggunakan Rancangan


media juga menyebabkan kultur bakteri hanya dapat Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial dengan
dilakukan pada skala laboratorium. NA (Nutrient perlakuan sebagai berikut :
Agar) dibuat dari campuran ekstrak daging dan
pepton dengan menggunakan agar sebagai B0 : Bacillus sp. + MNA ( Kontrol )
B1 : Bacillus sp. + MAK + Agar + Pepton
pemadat (Dwidjoseputro, 1985). B2 : Bacillus sp. + MSL + Agar + Pepton
Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk B3 : Bacillus sp. + MAB + Agar + Pepton
membuat media buatan agar mendapatkan alternatif B4 : Bacillus sp. + MK + Agar + Pepton
penggunaan media pengganti instan yang B5 : Achromobacter sp. + MNA ( Kontrol)
terlampau mahal, media NA buatan adalah media B6 : Achromobacter sp. + MAK + Agar + Pepton
tanam bakteri yang terbuat dari ekstrak daging, B7 : Achromobacter sp. + MSL + Agar + Pepton
daging yang di gunakan untuk membuat media ini B8 : Achromobacter sp. + MAB + Agar + Pepton
adalah daging ayam broiler, ayam Kampung, B9 : Achromobacter sp. + MK + Agar + Pepton
kambing gibas, dan sapi lokal. sebagaian besar
Ket : MNA = Medaia NA Instan, MAK + Media
bakteri memerlukan sumber energi organik seperti daging ayam kampong, MSL = Media daging sapi lokal,
glukosa atau asam-asam amino. Bagi banyak MAB = Media Daging ayam broiler, MK = Media daging
bakteri kebutuhan berupa faktor tumbuh sudah kambing.
dapat dipenuhi oleh ekstark daging
(Hadioetomo, 1990). Parameter Pengamatan
Metode Penelitian Optical Density

Waktu dan Tempat Penelitian Penghitungan nilai Optical density (OD)


dilakukan dengan mengukur nilai absorbansi
Waktu penelitian dimulai pada bulan Juli masing-masing media Nutrien Broth Instan (NBC),
2019 hingga Agustus 2019 di Laboratorium Penyakit dan media buatan dari ekstrak daging yang telah di
Tanaman Fakultas Pertanian dan Laboratorium inkubasi selama 24 jam dengan nilai OD awal
MIPA Universitas Sumatera Utara. sebesrar 0,5. Hasil pengukuran nilai OD diukur
dengan menggunakan spektrofotometer dengan
Bahan dan Alat Panjang gelombang 600 nm.

Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini Jumlah Koloni


adalah daging ayam broiler, daging ayam Kampung,
daging kambing gibas, dan daging sapi lokal yang di Jumlah koloni di ukur secara langsung
dapatkan dari Pasar Pringgan Medan, agar batang, dengan metode Total Plate Counter (TPC) dengan
Nacl, Sulfida Indol Motility (SIM), Simmon’s Citrate menggunakan alat Colony Counter yang dilakuakn
Agar (SCA) media SCA, Triple Sugar Iron Agar di laboratorium Fakultas Matematika dan IPA
(TSIA), nutrient Agar (NA), nutrient Broth (NB), Universitas Sumatera Utara.
strain bakteri, alkohol, kapas, pH stik indicator dan
aquades. Diameter Koloni
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah ini adalah kompor, panci, pisau, kain kasa, Pengkuran diameter koloni dilakuakan
hot plate, masker, sarung tangan, water bottle, setelah bakteri di inkubasi selama 24 jam,
Spatula, tips, cawan petri, beaker glass, kaca pengukuran dilakuakan secara langsung
preparat, penjepit tabung reaksi, timbangan analitik, menggunakan alat jangka sorong digital.
gelas ukur, jarum inokulasi, lampu bunsen, pipet
tetes, rak tabung reaksi, pipet serologi, timbangan Total Populasi Bakteri
digital, mikropipet, batang pengaduk, kertas label,
tabung Erlenmeyer, tabung reaksi, incubator, Penghitungan Total Bakteri menggunakan
Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), Colony counter, metode Total Plate Count (TPC) yang merupakan
Spektrofotometer, autoklaf, water bath, mikroskop metode pendugaan jumlah mikroorganisme secara
compound, rotary shaker, gunting, handsprayer, keseluruhan dari suatu bahan. Analisis TPC
cling warp, alumunium foil, camera, printer dan alat menggunakan media Plate Count Agar (PCA)
tulis. dengan menanam 0,1 ml sampel dari pengenceran
ke dalam cawan petri, kemudian diinkubasi selama
24 jam (Zaki, 2012).

Analisis Data
Morfologi Koloni
Biosfera Vol XX, No X Bulan Tahun : halaman DOI : 10.20884/1.mib.xxxx.xx.x.xxx

Hasil isolat bakteri simbion yang diperoleh


dari larva O. rhinoceros di amati morfologi koloni Jumlah Koloni
bakteri Achromobacter sp. dan Bacillus sp. setelah
ditu,buhkan pada media tumbuh. Pada Tabel 2. Dapat dilihat hasil rataan
jumlah koloni bakteri pada tingkat pengenceran 10-6
Hasil dan Pembahasan menunjukkan bahwa jumlah koloni tertinggi pada
media buatan yairtu pada perlakuan B7 dengan nilai
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai rataan sebeesar 94 koloni, sedangkan jumlah koloni
Optical Density tertinggi pada media buatan adalah terendah yaitu pada perlakuan B3 dengan rataan 58
pada perlakuan B7 (bakteri Achromobacter sp. + koloni dan B4 dengan rataan 58 koloni.
Media dari daging sapi lokal) dengan nilai rataan
sebesar 1,23 sedangkan nilai terendah yaitu pada Tabel 2. Jumlah koloni bakteri Bacillus sp. dan
perlakuan B9 ( Bakteri Achromobacter sp. + Media Achromobacter sp. dengan jenis media.
daging kambing gibas) dengan nilai rataan sebesar
0,84.

Tabel 1. Optical Density kepadatan sel bakteri


Bacillus sp. dan Achromobacter sp. dengan
jenis media.

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom


yang sama tidak berbeda nyata menurut uji duncan pada taraf
5%.(U) Ulangan (B0) Bacillus sp. + Media Instan (B1) Bacillus sp.
+ Media daging ayam kampong, (B2) Bacillus sp. + Media daging
sapi lokal , (B3) Bacillus sp. + Media daging ayam broiler, (B4)
Bacillus sp. + Media daging kambing gibas, (B5) Achromobacter
sp. + Media NA instan, (B6) Achromobacter sp. + Media daging
ayam kampong, (B7) Achromobacter sp. + Media daging sapi
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom lokal, (B8) Achromobacter sp. + Media daging ayam broiler, (B9)
yang sama tidak berbeda nyata menurut uji duncan pada taraf Achromobacter sp. Media daging kambing gibas.
5%.(U) Ulangan (B0) Bacillus sp. + Media Instan (B1) Bacillus sp.
+ Media daging ayam kampong, (B2) Bacillus sp. + Media daging Pada penelitian menggunakan NA instan
sapi lokal , (B3) Bacillus sp. + Media daging ayam broiler, (B4)
Bacillus sp. + Media daging kambing gibas, (B5) Achromobacter dan ekstrak daging pada parameter jumlah koloni
sp. + Media NA instan, (B6) Achromobacter sp. + Media daging menunjukkan bahwa pada media NA instan dan
ayam kampong, (B7) Achromobacter sp. + Media daging sapi media buatan dari ekstrak daging sapi, dan Na dari
lokal, (B8) Achromobacter sp. + Media daging ayam broiler, (B9) ekstrak daging ayam kampung tidak berbeda nyata,
Achromobacter sp. Media daging kambing gibas.
akan tetapi sangat berbeda nyata terhadap media
Nilai absorbansi tertinggi diperoleh pada
dari ekstrak daging ayam broiler dan ekstrak daging
Media buatan dari daging sapi lokal yaitu dengan
kambing gibas hal ini di karenakan NA Instan
nilai absorbansi rata rata sebesar 1,23. Hal ini
merupakan media yang sudah teruji baik untuk
dipengaruhi oleh ketersedian nutrisi seperti protein
pertumbuhan bakteri, sehingga proses metabolisme
yang tinggi pada media buatan yang terbuat dari
bakteri berlangsung optimal, sedangkan media
ekstrak daging sapi. Nilai absorbansi terendah
yang terbuat dari daging sapi, ayam kampung,
diperoleh pada media yang terbuat dari ekstrak
ayam broiler, dan kambing gibas koloni yang
daging kambing gibas, yaitu dengan nilai absorbansi
terbentuk lebih sedikit karena media yang terbuat
rata-rata sebesar 0.84. Hal ini sesuai dengan
dari daging tersebut masih memiliki nutrisi yang
literatur Fardiaz (1992) yang menyatakan bahwa
kompleks sehingga pertumbuhannya tidak
daging sapi mudah rusak dan merupakan media
seoptimal pada media nutrient agar (Rahayu, 2015)
yang cocok bagi pertumbuhan mikroba, karena
menyatakan bahwa kandungan yang kompleks
tingginya kandungan air dan zat gizi seperti protein.
dalam media dapat menyebabkan pertumbuhan
Nilai absorbansi yang lebih tinggi
mikroorganisme membutuhkan waktu yang lebih
menunjukkan jumlah populasi bakteri yang tinggi
lama untuk menguraikan komponen-komponen
pula hal ini dikarenakan prinsip kerja dari alat
sederhana yang dapat diserap sel dan digunakan
spektrofotometer yaitu dengan melihat tingkat
untuk sintesis sel dan energi.
kekeruhan larutan berdasarkan penyerapan cahaya.
Pertumbuhan bakteri juga dipengaruhi oleh
Pecsok et al. (1976) menyatakan bahwa prinsip
kandungan zat besi pada bahan atau media yang
kerja spektrofotometer berdasarkan penyerapan
digunakan, pada tabel komposisi kimia daging per
cahaya atau energi radiasi oleh suatu larutan.
100 gr menunjukkan bahwa kandungan zat besi
Jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap
tertinggi terdapat pada daging sapi dan terendah
memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap
pada daging kambing sehingga mempengaruhi hasil
dalam larutan secara kuantitatif.
Judul Artikel ......................... Nama Author ................................

perhitungan total populasi bakteri. Hal ini sesuai Pada penelitian yang dilakukan,
dengan literatur Irianto (2007), yang menyatakan pertumbuhan bakteri pada media buatan dari
bahwa unsur makronutrient yang dibutuhkan oleh ekstrak daging sapi, ayam kampung, ayam broiler
bakteri ialah karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, dan kambing gibas memerlukan waktu inkubasi
belerang, fosfor, kalium, kalsium, magnesium dan yang lebih lama untuk dapat melihat pertumbuhan
besi (C, O, H, N, S, P, K, Ca, Mg, dan Fe). koloni dengan jelas jika dibandingkan dengan media
nutrient agar. Hal tersebut dapat dikarenakan oleh
Diameter Koloni kandungan nutrisi pada media dari ekstrak daging
sapi, ayam kampung, ayam broiler dan kambing
Pada Tabel 3. Dapat dilihat hasil rataan gibas.
diameter koloni bakteri menunjukkan bahwa Dengan kandungan nutrisi yang melimpah,
diameter koloni terbesar pada media buatan yaitu proses metabolisme bakteri akan berlangsung
perlakuan B5 dengan nilai rataan 3,97 mm, optimal sehingga proses pembelahan sel berjalan
sedangkaran ukuran diameter terkecil yaitu pada baik yang dapat menyebabkan ukuran koloni
perlakuan B1 dengan rataan 2,27 mm dan B3 semakin besar. Berdasarkan uraian diatas, media
dengan rataan 2,27 mm. alternatif dari ekstrak daging sapi, ayam kampung,
ayam broiler dan kambing gibas berpotensi
Tabel 3. Diameter koloni bakteri Bacillus sp. dan digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri.
Achromobacter sp. dengan jenis media. Media alternatif yang paling efektif adalah media
dari ekstrak daging sapi karena pertumbuhan
populasi bakteri dikatakan baik dan koloni cukup
besar serta mudah diamati. Medium yang
seluruhnya terdiri dari zat gizi yang ditentukan
secara kimiawi disebut medium sintetis. Medium
yang berisi bahan-bahan kimia yang komposisinya
tidak diketahui disebut medium kompleks
(Stanier et al., 1982).

Total Populasi Bakteri

Hasil penghitungan koloni berupa (cfu) per


Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom
ml/g. Perhitungan koloni dilakukan pada seri
yang sama tidak berbeda nyata menurut uji duncan pada taraf pengenceran 10-6 cfu. Koloni bakteri diletakkan
5%.(U) Ulangan (B0) Bacillus sp. + Media Instan (B1) Bacillus sp. pada cawan petri dalam kamar hitung, alat
+ Media daging ayam kampong, (B2) Bacillus sp. + Media daging penghitung diatur pada posisi nol dan koloni bakteri
sapi lokal , (B3) Bacillus sp. + Media daging ayam broiler, (B4)
Bacillus sp. + Media daging kambing gibas, (B5) Achromobacter
mulai dihitung dengan menggunakan jarum
sp. + Media NA instan, (B6) Achromobacter sp. + Media daging penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung.
ayam kampong, (B7) Achromobacter sp. + Media daging sapi Perhitungan jumlah koloni dari 30-300 koloni
lokal, (B8) Achromobacter sp. + Media daging ayam broiler, (B9) (Damongilala, 2009).
Achromobacter sp. Media daging kambing gibas .
Tabel 4. Hasil Rataan pertumbuhan bakteri
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa Bacillus sp. dan Achromobacter sp.
diameter koloni pada media NA instan terlihat lebih dengan jenis media.
besar dan jelas, berbeda dengan diameter koloni
pada media yang terbuat dari ekstrak daging sapi,
ayam kampung, ayam broiler dan kambing gibas hal
ini dikarenakan media nutrient agar merupakan
media yang sudah teruji baik untuk pertumbuhan
bakteri, sehingga proses metabolisme bakteri
berlangsung optimal, sedangkan pada media dari
ekstrak daging sapi, ayam kampung, ayam broiler,
dan kambing gibas masih memiliki nutrisi yang lebih
kompleks sehingga pertumbuhannya tidak
seoptimal pada media nutrient agar. Dalam kondisi
nutrisi yang baik waktu yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bakteri relatif cepat, sebaliknya jika
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom
nutrisi yang dibutuhkan tidak melimpah,sel-sel harus yang sama tidak berbeda nyata menurut uji duncan pada taraf
menyesuaikan dengan lingkungan dan 5%.(U) Ulangan (B0) Bacillus sp. + Media Instan (B1) Bacillus sp.
pembentukan enzim-enzim untuk mengurai substrat + Media daging ayam kampong, (B2) Bacillus sp. + Media daging
membutuhkan waktu yang lebih lama sapi lokal , (B3) Bacillus sp. + Media daging ayam broiler, (B4)
Bacillus sp. + Media daging kambing gibas, (B5) Achromobacter
(Madigan et al, 2011). sp. + Media NA instan, (B6) Achromobacter sp. + Media daging
ayam kampong, (B7) Achromobacter sp. + Media daging sapi
Biosfera Vol XX, No X Bulan Tahun : halaman DOI : 10.20884/1.mib.xxxx.xx.x.xxx

lokal, (B8) Achromobacter sp. + Media daging ayam broiler, (B9) koloni yang terbentuk kecil-kecil sehinnga sukar
Achromobacter sp. Media daging kambing gibas.
untuk diamati. Sehingga media dari ekstrak daging
sapi lebih direkomendasikan sebagai media
alternatif untuk pertumbuhan bakteri.
Berdasarkan hasil rataan populasi bakteri
Bacillus sp. dan Achromobacter sp. dengan jenis Morfologi Koloni Bakteri
media di atas menunjukkan bahwa jumlah populasi
bakteri tertingi terdapat pada media NA Instan baik Berdasarkan pengamatan morfologi koloni
itu pada bakteri Bacillus sp. dan Achromobacter sp. bakteri Achromobacter sp. dan Bacillus sp. dengan
akan tetapi hasil populasi bakteri pada NA instan melihat bentuk koloni, tepi koloni, elavasi koloni,
tidak berbeda nyata dengan pertumbuhan bakteri warna koloni, bentuk sel dan pewarnaan gram dari
pada media buatan dari ekstrak daging sapi, masing – masing bakteri.
populasi bakteri terendah terdapat pada media
dengan menggunakan daging ayam broiler dan Tabel 9. Morfologi koloni bakteri Achromobacter sp.
media dari daging kambing gibas. dan Bacillus sp.
Berdasarkan uraian di atas maka media
buatan atau media alternatif dari daging sapi lokal,
ayam kampung, ayam broiler, dan kambing gibas
dapat digunakan sebagai media alternatif
pertumbuhan bakteri Bacillus sp. dan
Achromobacter sp. di laboratorium.
Seperti yang dijelaskan diatas, jika dilihat Berdasarkan pengamatan morfologi koloni
dari jumlah populasi bakteri yang tumbuh pada bakteri simbion yang di isolasi dari perut larva O.
media buatan dari ekstrak daging sapi, ayam rhinocheros untuk jenis bakteri Bacillus sp. tepi
kampung, ayam broiler, dan kambing gibas, hasil koloni utuh, bentuk koloni bulat, elevasi koloni rata,
terbaik adalah pada media daging sapi lokal warna koloni putih pucat, bentuk sel basil, dan
menunjukka hasil optimal pada media buatan merupakan bakteri dengan gram positif sedangkan
tersebut. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan bakteri Achromobacter sp. tepi koloni utuh, bentuk
kandungan nutrisi pada setiap ekstrak daging yang koloni bulat, elevasi koloni rata, warna koloni krem,
di gunakan, kandungan protein yang tinggi pada bentuk sel basil, dan merupakan bakteri dengan
ekstrak daging sapi menjadi sumber nitrogen yang gram negatif.
dapat mendukung pertumbuhan bakteri. Menurut
Clausen (1985), salah satu nutrient yang dibutuhkan
dalam pertumbuhan mikroba yaitu nitrogen Nitrogen Tabel 10. Gambar Pengamatan Morfologi Bakteri
ini berfungsi sama seperti protein bagi manusia dan
hewan yaitu sebagai zat pembnagun dan
pertumbuhan tubuh. Jawetz (2005) menyatakan
bahwa Sumber nitrogen ini banyak terdapat pada
bahan baku yang tinggi protein, pertumbuhan
bakteri juga dapat dipengaruhi oleh kandungan
nutris, pH, temperatur, aerasi medium
komposisi kimia antara daging sapi lokal,
ayam kampung, ayam broiler, kambing gibas
menunjukan bahwa kandungan nutrisi terbanyak
terdapat pada daging sapi lokal, Daging sapi
mengandung nilai nutrisi biologis yang tinggi protein
dan mikronutrien penting (Suarsana, 2016).
Oleh karena itu pada media dari daging sapi
lokal, menunjukkan hasil cukup optimal dan tidak
berbeda nyata atau sebanding dengan media
nutrient agar Instan dalam hal pertumbuhan bakteri
syimbion yang di peroleh dari perut larva O. Simpulan
rhinoceros baik pada parameter kepadatan bakteri,
jumlah koloni, diameter koloni bakteri. Berdasarkan 1. Media buatan terbaik terdapat pada media
uraian diatas, media buatan yang terbuat dari ekstrak daging sapi lokal dengan populasi
daging ayam ras, ayam buras, kambing gibas da bakteri sebesar 9,0 x 107 CFU/ml, kemudian
sapi lokal berpotensi digunakan sebagai media media dengan populasi bakteri terendah
alternatif pertumbuhan bakteri. Media buatan yang terdapat pada media daging kambing gibas
paling efektif adalah media dari daging sapi lokal sebesar 7,1 x 107.
karena pertumbuhan populasi bakteri dikatakan baik
dan koloni cukup besar serta mudah diamati, 2. Pengamatan media buatan pada parameter
sedangkan pada media dari daging kambing gibas Optical density tertinggi terdapat pada media
Judul Artikel ......................... Nama Author ................................

ekstrak daging sapi lokal dengan rataan


sebesar 1,23, sedankan terendah terdapat pada Berlangga M, Paster BJ, Grandcolas P, Guererro R.
media ekstrak daging kambing dengan rataan 2011. Comparasion of the gut
sebesar 0,84. Microbiota from soldier and worker castes
of the terminate Reticulitermes Grassei.
3. Pengmatan media butan pada parameter International Microbiology. 14:83-93.
jumlah koloni tertinggi terdapat pada media
ekstrak daging sapi lokal dengan rataan Buddiani A, Putra RA, Minarsih H, Fitriani N, Santoso
sebesar 94 koloni, sedangkan yang terendah D. 2009. Kloning Gen Penyandi, 6-
pada media ekstrak daging ayam broiler dan Glukanase Kapang secara cepat dengan
kambing dengan rataan sebesar 58 koloni. tekhnik RT-PCR menggunakan prime
spesifik. Menara perkebunan. 77(1) : 45-
4. Pengmatan media buatan pada parameter 57
diameter koloni tertinggi terdapat pada media
ekstrak daging kambing gibas dengan rataan Cappucino J.G. and N. Sherman. 1987.
sebesar 3,7 mm, sedangkan yang terendah Microbiology, A Laboratory Manual. The
terdapat pada media ekstrak daging ayam Benjamin/Cummings Publishing
broiler dengan rataan sebesar 2,27 mm. Company Inc. California USA. P.127-
148.
5. Media NA insta memiliki kualitas yang sama
dengan media yang terbuat dari daging sapi Clausen E, Gildberg A, Raa J. 1985. Preparation
lokal dengan rataan populasi bakteri sebesar and Testing of an aotolysate of fish
9,0 x 107 CFU/ml. viscera as growth substrate for bacteria.
Journal of applied and Environmental
Ucapan Terima Kasih Microbiology 50 (6) : 1556-1557.

Pada kesempatan ini penulis berterimakasih Damongilala, L. J. 2009. Kadar Air dan Total Bakteri
kepada Dr. Ir. Marheni, MP. selaku ketua komisi pada Ikan Roa (Hemirhampus Sp.) Asap
pembimbing dan Ameilia Zuliyanti Siregar, S.Si., dengan Metode Pencucian Bahan Baku
M.Sc., Ph.D., selaku anggota komisi pembimbing Berbeda, Jurnal Ilmiah Sains 9 (2): 191-
yang telah banyak memberi ilmu, bimbingan dan 198.
saran sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan
terimakasih kepada kedua orangtua atas kasih Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (Depkes).
sayang, semua dukungan moril dan materil serta 1996. Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan
doa nya kepada penulis, serta kepada teman – Indonesia. Departemen Kesehatan RI
teman yang telah membantu penulis dalam Jakarta.
melaksanakan penelitian ini.
Direktorat Jendral Peternakan san Kesehatan
Daftar Referensi Hewan (Ditjen PKH). 2004. Statistik
peternakan 2004. Direktorat Jendral
Antriana N. 2014. Isolasi Bakteri Asal Saluran Peternakan. Departemen Pertanian RI.
Pencernaan Rayap Pekerja
(Macrotermes Spp.). Jurnal, Jurusan Dwidjoseputro. 1985. Dasar-dasar Mikrobiologi.
FMIPA Universitas Jember. Penerbit Djambatan

Arumsari S.A., Pangastuti., A. Susilowati., T. Dwidjoseputro, D. 1987. Pengantar Mikologi, Edisi


Purwoko dan D. Panutun. 2016. Kedua, Bandung, Alumni
Celluloytic and Hemicellulotyic Bacteria Dwidjoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi,
from the gut of Oryctes Djambaran, Jakarta.
rhinoceros Larva Biodiversitas. Vol 17
No 1. Dwidjoseputro. 2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi,
Djambatan, Jakarta
Atmaja, Q.I and Nugroho, P. 2015. Chitin
Deacetylase Production by Newly Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Republik
Thermophilic Isolat Bacillus sp Sp. SK II- Indonesia. 2010. Daftar Komposisi Bahan
5. Proceeding Seminar Biomaterial and Makanan. Jakarta : Bharata Karya
Enzyme Technology. Biology ITS: Aksara.
Surabaya

Benson, Harold J. 2002.Microbiological Application Ferdiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. PT.


Laboratory Manual in General Gramedia Pusataka utama. Jakarta. 320
Microbiolog. New York : Mc Graw Hill. hal.
Biosfera Vol XX, No X Bulan Tahun : halaman DOI : 10.20884/1.mib.xxxx.xx.x.xxx

Madigan, Michael T, David P, Clark, David Sthal,


Gandjar, I. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan Jhon M, Martinko. 2011. Brock
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Micribiology of Microorganism, San
Halaman 103, 113-114, 158-160, 163 Fransisco ;Benjamin Cummings
publishing.
Gunawan, L. W. 1987. Teknik Kultur Jaringan
Tumbuhan. Departemen Pendidikan dan Maysaroh, Ummi. 2018. Efektivitas Pemberian
Kebudayaan Direktorat Jenderal Bakteri Simbion Larva
Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Oryctes rhinoceros L. dan Bioaktivator
(PAU) Bioteknologi. Institut Pertanian Terhadap Tandan Kosong Sawit
Bogor Sebagai Dekomposer di Rumah Kaca.
Universitas Sumatera Utara.
Gross. 1995. Introgductary microbiology. London :
chaswaan hall University and Profesional. Munandar, K. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-
BIOLOGI Sekolah. Bandung: Refika
Hadioetomo R.S. 1993. Mikrobiologi dasar dalam Aditama.
praktek teknik dan prosedur dasar
laboratorium. Penerbit PT Gramedia, PECSOK, R.L.; L.D. SHILEDS; T. CAIRNS; and I.G.
Jakarta. Hal 103-104. MCWILLIAM 1976. Modern methods of
chemical analysis. 2nd ed. John Wiley &
Sons, Inc., New York
Haribi, Ratih. 2008. Mikrobiologi dasar, Jilid 1,
UNIMUS, Semarang Papoola KOK, Opayele AV. 2012. Morphometrics of
Macrotermes bellicosus (African mound
Harti. 2015. Mikrobiologi Kesehatan ; Peran termite) (Blattodea:Termitidae) and the
Mikrobiologi dalam Bidang Kesehatan, Impact of its Saliva Amylase on the
1st ed, Andi Offset, Yogyakarta, 149. Strength of Termitarium Soil. New York
Science Journal . 5(12):207-216
Haryani, A., Granduosa, R., Buwono, I, D. Dan
Santika, A. 2012. Uji Efektivitas Daun
Pepaya Untuk Pengobatan Infeksi Pelczar M J dan Chan E C S. 2000. Pembiakan
Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Mikroba, UI Press, Jakarta.
Mas Koki . J. Perikanan dan Kelautan, 3
(3) : 213-220 Pestariati, E. B. Wasito & D. Handijatno. 2003.
Pengaruh lama penyimpanan daging
Hemraj, V., Diksha and Avneet. 2013. A review on ayam pada suhu refrigerator terhadap
commonly used Biochemical test for jumlah total kuman, Salmonella Sp.,kadar
bakteria. Innovare. Journal Of Live protein dan derajat keasaman. JBP. 5(2) :
science. 1 (10). Hal 1-7. 49-53.

Hidayat. 2006. Mikrobiologi Industri. Andi Offset Pratiwi dan Sylvia T. 2008. Mikro Biologi Farmasi,
Yogyakarta. Erlangga, Jakarta.

Jawetz, E., Melnick, J.L & Adelberg, E,A. 2005. Radji, maksum. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi:
Mikrobiologi Kedokteran, diterjemahkan Panduan Mahasiswa Farmasi dan
oleh Mudihardi, E., Kuntaman, wasito, E. Kedokteran. Jakarta: EGC
B., Mertaniasih, N. M., Harsono, S.,
Alimsardjono, L., Edisi XXII, 327-335, Rahayu, A.T. 2015. Media Alternatif Untuk
362-363, Penerbit Salemba Medika, Pertumbuhan Bakteri Menggunakan
Jakarta. Sumber Karbohidrat Yang Berbeda.
Seminar Nasional XII Pendidikan Biology
Leboffe Mj dan Pierre BE. 2011. A photographic FKIP UNS 2015.
atlas for the microbiology laboratory.
Morton publishing Company Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi daging. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta
Lee, J. L. 1983. Microbiology. New York : Harper &
Row, Publihshers. Page 28 Suarsana. 2016. Konsumsi Daging Sapi Bali dan
Pengaruhnya Pada Profil Lipo protein
Machmud, M. 2001. Teknik Penyimpanan dan Plasma Tikus. Buletin Veteriner
Pemeliharaan Mikroba. Balai Penelitian Udayana, (darin), 8 (1) : 86-92.
Bioteknologi Tanaman Pangan. Bogor.
Suhardjo, Harper, J.L Deaton. J.B dan Driskel, A.J.
Judul Artikel ......................... Nama Author ................................

1986. Pangan, Gizi dan Pertanian. dengan bahan pengeyal yang


Jakarta UI Press berbeda.Jurnal Agritech 27(1):1-6.

Sridhar, RPN. 2006.Imvic Reaction. JJMMC. Tyasningsih, W. dan Suryanie. 1999.


Pembuatan Media
Stanier RY, Edward A Adelberg, John Ingraham. Pertumbuhan Beberapa Kuman dari
1976. Dunia Mikroba 1. Gunawan AG, Ekstrak Daging Sapi. Media Kedokteran
Angka SL, Ko GL, Haswoto, Bibiana L, Hewan. 15(4): 271-275. Fakultas
Penerjemah; Tjitrosomo SS, Editor: Kedokteran Hewan Universitas
Jakarta: Penerbit Bhatara Karya Airlangga. Surabaya.
Aksara; Terjemahan dari: Microbial
world 1. Usmiati, S. 2010. Pengawetan Daging Segar dan
Olahan. Balai Besar Penelitian dan
Suminto. 2008. Pertumbuhan Bakteri Probiotik Pengembangan Pascapanen Pertanian.
Alkaligenus Sp. Dan Flavobacterium Sp. Bogor.
Yang Diisolasi Dari Usus Udang Pada
Media Kultur Molase Dan Kaolin. Jurnal Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar jilid 1.
Saintek Perikanan Vol. 4, No. 1, 2008 : Erlangga. Jakarta.
21 – 27. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Diponegoro Waluyo, L. 2010. Teknik Metode Dasar dalam
Mikrobiologi. Malang: UPT Penerbitan
Sumpavapol P., Tongyonk S., Tanasupawa, Nipa, Universitas Muhammadiyah Malang.
C., Luxananil and Wonnop. 2010.
Bacillus sp siamensis , isolatd from Widiyanto T. 2006. Seleksi Bakteri Nitrifikasi Dan
salted crab in Thailand. International Denitrifikasi Untuk Bioremediasi Di
journal of Systematic and Evolutionary Tambak Udang. Disertasi. Sekolah
Microbiology. 60, 2364-2370. Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor,
121 hlm
Suriawiria, U. 1985. Pengantar Mikrobiologi Umum.
Angkasa. Bandung.224 W. Lay, Bibian. 1994. Analisis Mikroba di
Laboratorium. Jakarta : Raja Grafindo
Sutedjo, Mul Mulyati. 1991. Mikrobiologi Tanah. Persada
Jakarta: Rineka Cipta
Zaki, I. 2012. Pengaruh Lama Penyimpanan
Sutarma. 2000. Kultur Media Bakteri. Temu Teknis terhadap Kualitas Mikrobiologi Biskuit
Fungsional non Peneliti. Bayi dengan Substitusi Tepung Labu
Kuning (Cucurbita moschata) dan
Tiven, N. C., E. Suryanto dan Rusman. 2007. Tepung Ikan Patin (Pangasius Spp)
Komposisi kimia, sifat fisik sebagai MP-ASI, (Tesis), Universitas
danorganoleptik bakso daging kambing Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai