Anda di halaman 1dari 22

TABEL P & C PERUSAHAAN DENGAN INFORMASI PERUBAHAN DAN INTERPRETASINYA

PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
2 PENERAPAN 2.1 Perencanaan 1. Pelaku Usaha Perkebunan 1. Visi dan Misi Pelaku Usaha Perkebunan Sama dengan Permentan 11 2015
PRAKTEK Perkebunan memiliki rencana strategis yang mendukung usaha berkelanjutan
 Tanggal ditetapkan dan personil yang
PERKEBUNAN yang berisi Visi dan Misi yang disahkan oleh pimpinan Pelaku
menerbitkan.
Pelaku Usaha Pelaku Usaha Perkebunan Usaha Perkebunan.
YANG BAIK
Perkebunan harus yang mendukung usaha 2. Bukti sosialisi Visi dan Misi Perusahan Perusahaaan harus dapat menunjukkan
memiliki perencanaan berkelanjutan. Perkebunan yang mendukung usaha bukti sosialisi Visi dan Misi Perusahan
berkelanjutan kepada pekerja dan mitra
jangka pendek,  Metode sosialisasi, jika langsung
kerja.
menengah dan panjang disebutkan tanggal dan peserta
untuk memproduksi 2. Pelaku Usaha Perkebunan 1. Tersedia dokumen Struktur Organisasi Sama dengan permentan 11 2015
minyak sawit memiliki Struktur Organisasi Pelaku Usaha Perkebunan Kelapa Sawit
 Dijelaskan urutan struktur (Pimpinan
berkelanjutan. Pelaku Usaha Perkebunan yang disahkan oleh Pimpinan.
tertinggi sampai mandor/krani), tanggal
Kelapa Sawit
update-nya, dan personil yang
(I,B,P)
mengesahkan.
2. Dokumen Struktur Organisasi sesuai Sama dengan permentan 11 2015
dengan kegiatan operasional,
 Dijelaskan urutan struktur (Pimpinan
tertinggi dikegiatan operasional
tersebut sampai karyawan), tanggal
update-nya, dan siapa yang
mengesahkan.
3. Tersedia uraian tugas dan tanggung jawab Perusahaan harus memiliki uraian tugas
untuk setiap posisi dan level struktur dan tanggung jawab untuk setiap posisi
organisasi, termasuk menetapkan staff dan level struktur organisasi juga harus
secara khsusus sebagai wakil manajemen menetapkan staff secara khusus sebagai
untuk bertanggung jawab secara wakil manajemen untuk bertanggung
keseluruhan SRP (Sistem Rantai Pasok) jawab secara keseluruhan SRP (Sistem
Rantai Pasok).
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
 Dijelaskan nama, nomor, dan
revisi/tanggal dokumen uraian tugas
dan tanggungjawab.
 Disebutkan nama jabatan/posisi staf
yang bertanggungjawab untuk Sistem
Rantai Pasok
3. Pelaku Usaha Perkebunan 1. Dokumen Rencana Tahunan dan laporan Perusahaan harus memiliki Rencana
memiliki Perencanaan, tahunan yang secara lengkap Tahunan dan laporan tahunan yang
Monitoring dan Evaluasi menjelaskan kegiatan Pelaku Usaha secara lengkap menjelaskan kegiatan
Usaha Perkebunan. Perkebunan. Termasuk rencana pasokan Pelaku Usaha Perkebunan. Termasuk
buah dan sumber buah. rencana pasokan buah dan sumber
buah.
 Nama dokumen Rencana Tahunan
 Nama dokumen Laporan Tahunan
 Jelaskan ringkas cakupan isi laporan
tahunan tersebut dan mencakup
pasokan dan sumber buah.
2. Dokumen Rencana Strategis Jangka Perusahaan menyiapkan Dokumen
Menengah dan Jangka Panjang dan Rencana Strategis Jangka Menengah
pelaksanaan kegiatan internal audit/ dan Jangka Panjang dan pelaksanaan
penilaian mandiri tentang penerapan dari kegiatan internal audit/ penilaian mandiri
rencana tersebut. tentang penerapan dari rencana tersebut.
 Nama dokumen Strategis Jangka
Menengah dan Jangka Panjang
 Nama dokumen Laporan pelaksanaan
kegiatan internal audit / penilaian
mandiri
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
 Jelaskan ringkas cakupan isi laporan
tahunan tersebut.
3. Laporan Hasil Audit Keuangan Pelaku Perusahaan menyediakan laporan hasil
Usaha Perkebunan. audit keuangan pelaku usaha
perkebunan.
 Nama dokumen, periode waktu, nama
akuntan publik, dan hasilnya.
4. Pelaku Usaha Perkebunan 1. Tersedia mekanisme penerimaan tenaga Sama dengan permentan 11 2015
memiliki Sistem Manajemen kerja.
 Nama kebijakan/prosedur, nomor, dan
Sumber Daya Manusia
tanggal/revisi
(SDM) Pelaku Usaha
Perkebunan.  Jelaskan ringkas isi SOP/mekanisme-
nya
 Jelaskan penerimaan tenaga kerja
selama 1 tahun terakhir (jumlah tenaga
kerja yang diterima, apakah
persyaratannya sudah sesuai dengan
SOP/mekasnime-nya)
2. Tersedia dokumen sistem pengupahan Sama dengan permentan 11 2015
dan pemberian insentif.
 Jelaskan ringkas isi
SOP/PP/PKB/Memo Perusahaan/SPK
tentang pengupahan dan insentif
3. Tersedia dokumen sistem jenjang karier Sama dengan permentan 11 2015
dan penilaian prestasi kerja.
 Nama kebijakan/prosedur, nomor, dan
tanggal/revisi
 Jelaskan ringkas isi SOP/sistem-nya
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
 Jelaskan implementasinya 1 tahun
terakhir
4. Tersedia dokumen sistem pelatihan. Sama dengan permentan 11 2015
 Nama kebijakan/prosedur, nomor, dan
tanggal/revisi
 Jelaskan ringkas isi SOP/sistem-nya
5. Tersedia Dokumen Rencana 1. Luas realisasi pemanfaatan lahan sesuai Sama dengan permentan 11 2015
dan Realisasi pemanfaatan dengan luas HGU atau HGU dan HGB.
 Luas HGU/HGB, luas tanam,
lahan (HGU) untuk
infrastruktur (jalan, perumahan, pabrik,
pembangunan perkebunan
dll), area lindung, area penggunaan
unit pengolahan kelapa
lain, dll
sawit, kantor, perumahan
karyawan, sarana 2. Realisasi kapasitas pabrik sesuai dengan Sama dengan permentan 11 2015
pendukung dan kebutuhan izin usaha perkebunan.
lainnya.  Kapasitas terpasang sesuai dengan
IUP
 Kapasitas lapang (aktual)
3. Tersedia Laporan Tahunan Sama dengan permentan 11 2015
Perkembangan Perkebunan kepada
 Periode laporan, tanggal diterima
pemberi Izin Usaha Perkebunan setempat.
laporan, dan nama instansi penerima
laporan.
4. Tersedia dokumen untuk mengusahakan Perusahaan memiliki dokumen rencana
seluruh areal yang secara teknis dapat pembangunan perkebunan selama 6
ditanami setelah 6 (enam) tahun sejak tahun sejak diperolehnya hak atas tanah.
diperoleh hak atas tanah (untuk Pelaku
 Nama dokumen, tahun dan luas
Usaha Perkebunan yg memperoleh izin
penanamannya.
setelah UU Nomor 39 Tahun 2014)
2.2 Penerapan Teknis Budidaya Dan Pengolahan Hasil
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
2.2.1 Pembukaan 1. Pelaku Usaha Perkebunan 1. Tersedia SOP pembukaan lahan tanpa Sama dengan permentan 11 2015
Lahan harus memiliki Standard bakar termasuk penataan lahan.
 Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
Pembukaan lahan yg Operating Procedure (SOP)
memenuhi kaidah-kaidah pembukaan lahan termasuk  Jelaskan ringkas isi SOP yang
konservasi tanah dan air. penataan lahan. menyatakan pembukaan lahan tanpa
(I,B) bakar
2. Tersedia SOP pembukaan lahan dengan Sama dengan permentan 11 2015
yg memperhatikan kaidah-kaidah
 Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
konservasi tanah dan air.
 Jelaskan ringkas isi SOP yang
menyatakan pembukaan lahan dengan
yg memperhatikan kaidah-kaidah
konservasi tanah dan air
3. Tersedia SOP pembukaan lahan dengan Sama dengan permentan 11 2015
terasering apabila Pelaku Usaha
 Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
Perkebunan memiliki kemiringan lahan >
30%.  Jelaskan ringkas isi SOP yang
menyatakan pembukaan lahan dengan
terasering
2. Menerapkan kaidah 1. Pembuatan sistem drainase, terasering Sama dengan permentan 11 2015
konservasi tanah dan air bagi lahan dengan kemiringan tertentu,
 Jelaskan pembuatan parit/kanal/dll
dalam proses pembukaan penanaman tanaman penutup tanah
lahan baru dan operasional (cover crops) untuk meminimalisir erosi  Luas dan lokasi area terasering
perkebunan yang ditetapkan dan kerusakan/ degradasi tanah.
berdasarkan peraturan  Luas dan lokasi serta jenis tanaman
perundangan yang berlaku.. penutup tanah (cover crops)
2. Pembukaan lahan dan penanaman kelapa Perusahaaan harus menetapkan batas
sawit mempunyai jarak tertentu dengan tepi waduk/danau yang telah ditetapkan
tepi waduk/danau, yang telah ditetapkan pemerintah.
dengan pemerintah. Apabila waduk/danau
tersebut tepinya belum ditetapkan oleh
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
pemerintah, maka jarak antara Namun apabila ditemukan areal yang
pembukaan lahan dan atau penanaman menyerupai danau atau waduk yang
sawit dari tepi waduk/danau tersebut bersifat tidak terbentuk secara alami,
ditetapkan oleh SOP internal Pelaku maka ditetapkan berdasarkan SOP
Usaha Perkebunan. pelaku usaha perkebunan.
 Referensi peraturan / SOP
 Peta area waduk/danau (nama, skala,
dan referensi)
 Nama, lokasi, dan luas
 Jarak (m) antara pembukaan lahan
dan atau penanaman sawit dari tepi
waduk/danau.
 Tambahan untuk SOP, sebutkan nama
konsultan yang melakukan
penilaiannya.
3. Pembukaan lahan dan penanaman kelapa Perusahaaan harus menetapkan batas
sawit mempunyai jarak tertentu dengan tepi mata air yang telah ditetapkan
tepi mata air, dimana tepi mata air pemerintah.
tersebut telah ditetapkan dengan
Namun apabila ditemukan areal yang
pemerintah. Apabila mata air tersebut
menyerupai mata air yang tepinya belum
tepinya belum ditetapkan oleh pemerintah,
ditetapkan oleh pemerintah, maka jarak
maka jarak antara pembukaan lahan dan
antara pembukaan lahan dan atau
atau penanaman sawit dari tepi mata air
penanaman, ditetapkan berdasarkan
tersebut ditetapkan oleh SOP internal
SOP pelaku usaha perkebunan
Pelaku Usaha Perkebunan.
 Referensi peraturan / SOP
 Peta area mata air (nama, skala, dan
referensi)
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
 Nama, lokasi, dan luas
 Jarak (m) antara pembukaan lahan
dan atau penanaman sawit dari tepi
mata air.
 Tambahan untuk SOP, sebutkan nama
konsultan yang melakukan
penilaiannya.
4. Pembukaan lahan dan penanaman kelapa Perusahaaan harus menetapkan batas
sawit mempunyai jarak tertentu dengan tepi sungai yang telah ditetapkan
tepi sungai, dimana tepi sungai tersebut pemerintah.
telah ditetapkan dengan pemerintah.
Namun apabila ditemukan areal yang
Apabila sungai tersebut tepinya belum
menyerupai sungai dan atau sungai
ditetapkan oleh pemerintah, maka jarak
buatan yang tepinya belum ditetapkan
antara pembukaan lahan dan atau
oleh pemerintah, maka jarak antara
penanaman sawit dari tepi sungai tersebut
pembukaan lahan dan atau penanaman,
ditetapkan oleh SOP internal Pelaku
maka ditetapkan berdasarkan SOP
Usaha Perkebunan.
pelaku usaha perkebunan.
 Referensi peraturan / SOP
 Peta area sungai (nama, skala, dan
referensi)
 Nama, lokasi, dan luas
 Jarak (m) antara pembukaan lahan
dan atau penanaman sawit dari tepi
sungai.
 Tambahan untuk SOP, sebutkan nama
konsultan yang melakukan
penilaiannya.
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
5. Pembukaan lahan dan penanaman kelapa Perusahaaan harus menetapkan batas
sawit mempunyai jarak tertentu dengan tepi anak sungai yang telah ditetapkan
tepi anak sungai, dimana tepi anak sungai pemerintah.
tersebut telah ditetapkan dengan
Namun apabila ditemukan areal yang
pemerintah. Apabila anak sungai tersebut
menyerupai anak sungai dan atau sungai
tepinya belum ditetapkan oleh pemerintah,
buatan yang tepinya belum ditetapkan
maka jarak antara pembukaan lahan dan
oleh pemerintah, maka jarak antara
atau penanaman sawit dari tepi anak
pembukaan lahan dan atau penanaman,
sungai tersebut ditetapkan oleh SOP
maka ditetapkan berdasarkan SOP
internal Pelaku Usaha Perkebunan.
pelaku usaha perkebunan.
 Referensi peraturan / SOP
 Peta area anak sungai (nama, skala,
dan referensi)
 Nama, lokasi, dan luas
 Jarak (m) antara pembukaan lahan
dan atau penanaman sawit dari tepi
anak sungai.
 Tambahan untuk SOP, sebutkan nama
konsultan yang melakukan
penilaiannya.
6. Pembukaan lahan dan penanaman kelapa Perusahaaan harus menetapkan batas
sawit mempunyai jarak tertentu dengan tepi jurang yang telah ditetapkan
tepi jurang, dimana tepi jurang tersebut pemerintah.
telah ditetapkan dengan pemerintah.
Namun apabila ditemukan areal jurang
Apabila jurang tersebut tepinya belum
yang tepinya belum ditetapkan oleh
ditetapkan oleh pemerintah, maka jarak
pemerintah, maka jarak antara
antara pembukaan lahan dan atau
pembukaan lahan dan atau penanaman,
penanaman sawit dari jurang tersebut
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
ditetapkan oleh SOP internal Pelaku maka ditetapkan berdasarkan SOP
Usaha Perkebunan. pelaku usaha perkebunan.
 Referensi peraturan / SOP
 Peta area jurang (nama, skala, dan
referensi)
 Nama, lokasi, dan luas
 Jarak (m) antara pembukaan lahan
dan atau penanaman sawit dari tepi
jurang.
 Tambahan untuk SOP, sebutkan nama
konsultan yang melakukan
penilaiannya.
7. Pembukaan lahan dan penanaman kelapa Perusahaaan harus menetapkan batas
sawit mempunyai jarak tertentu dengan tepi pantai yang telah ditetapkan
tepi pantai, dimana tepi pantai tersebut pemerintah.
telah ditetapkan dengan pemerintah.
Namun apabila ditemukan areal pantai
Apabila pantai tersebut tepinya belum
yang tepinya belum ditetapkan oleh
ditetapkan oleh pemerintah, maka jarak
pemerintah, maka jarak antara
antara pembukaan lahan dan atau
pembukaan lahan dan atau penanaman,
penanaman sawit dari tepi pantai tersebut
maka ditetapkan berdasarkan SOP
ditetapkan oleh SOP internal Pelaku
pelaku usaha perkebunan.
Usaha Perkebunan.
 Referensi peraturan / SOP
 Peta area pantai (nama, skala, dan
referensi)
 Nama, lokasi, dan luas
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
 Jarak (m) antara pembukaan lahan
dan atau penanaman sawit dari tepi
pantai.
 Tambahan untuk SOP, sebutkan nama
konsultan yang melakukan
penilaiannya.
3. Memiliki bukti yang 1. Tersedia dokumen kegiatan pembukaan Sama dengan Permentan 11 2015
mendukung tidak adanya lahan tanpa bakar.
 Foto dan lokasi area pembukaan lahan
kegiatan pembakaran oleh
tanpa bakar
operasional Pelaku Usaha
Perkebunan di areal 2. Tersedia laporan tindakan  Periode laporan, tanggal diterima
konsesi perkebunan, seperti penanggulangan kebakaran. laporan, dan nama instansi penerima
riwayat pemunculan titik api laporan.
di area konsesi dan BAP
pembukaan lahan dengan 3. Tersedia Berita Acara Pemeriksaan (BAP)  Tanggal, lokasi, dan personil yang
sistem mekanis pembukaan lahan dengan sistem menandatangani
mekanis.
4. Tersedia SOP pembukaan lahan tanpa  Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
bakar
 Jelaskan ringkas isi SOP-nya yang
menyatakan pembukaan lahan tanpa
bakar
4. Pelaku Usaha Perkebunan 1. Tersedia rekaman dan peta penataan Sama dengan Permentan 11 2015
memiliki rekaman dan peta lahan meliputi penataan blok, pembuatan
 Rekaman penataan lahan yang
pembukaan dan penataan jalan kebun dan emplasement.
mencakup area tanam, jalan,
lahan
emplasement, dan area tidak ditanam
(jenis dan luas).
 Peta penataan lahan (nama, skala, dan
referensi)
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
2. Tersedia rekaman pembuatan sistem Sama dengan Permentan 11 2015
drainase, terasering bagi lahan dengan
 Jelaskan pembuatan parit/kanal/dll
kemiringan tertentu, penanaman tanaman
penutup tanah (cover crops) untuk  Luas dan lokasi area terasering
meminimalisir erosi dan kerusakan/
degradasi tanah.  Luas dan lokasi serta jenis tanaman
penutup tanah (cover crops)
3. Tersedia rekaman pembukaan lahan Sama dengan Permentan 11 2015
sesuai persyaratan dan kewajiban yang
 Izin lingkungan/AMDAL/RKL-RPL
tercantum dalam izin lingkungan atau
(Nomor, tanggal, luas, penerbit)
AMDAL/ RKL-RPL yang sesuai ketentuan
peraturan perundangan.  Persyaratan dalam izin tersebut
 Rekaman area pembukaan lahan
(lokasi, luas, tanggal, metode).
2.2.2 Perbenihan 1. Pelaku Usaha Perkebunan 1. Tersedia SOP penggunaan benih bina Sama dengan Permentan 11 2015
Pelaku Usaha memiliki SOP Perbenihan. (sejak tahun 1995 benih bina yang berasal
 Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
Perkebunan Perkebunan dari sumber benih yang telah mendapat
dalam melakukan pengakuan dari pemerintah dan  Jelaskan ringkas isi SOP-nya yang
penanaman harus bersertifikat dari instansi yang menyatakan sumber benih telah
berwenang). mendapat pengakuan dari pemerintah
menggunakan benih
dan bersertifikat dari instansi yang
unggul bersertifikat. berwenang.
(I,B) 2. Harus bisa menunjukkan mempunyai SOP Sama dengan Permentan 11 2015
Penggunaan benih dengan kualitas dan
 Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
umur sesuai ketentuan teknis.
 Jelaskan ringkas isi SOP-nya yang
menyatakan penggunaan benih
dengan kualitas dan umur sesuai
ketentuan teknis.
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
3. SOP Penangangan benih yang tidak Sama dengan Permentan 11 2015
memenuhi persyaratan.
 Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
 Jelaskan ringkas isi SOP-nya yang
menyatakan Penangangan benih yang
tidak memenuhi persyaratan
2. Pelaku Usaha Perkebunan 1. Tersedia sertifikat benih dari produsen Sama dengan Permentan 11 2015
memiliki dokumen benih bersertifikat yang diterbitkan oleh
 Nomor, tanggal, produsen/varietas,
pelaksanaan penyediaan Kementerian Pertanian.
dan jumlah benih
benih bersertifikat.
2. Tersedia dokumen pelaksanaan Sama dengan Permentan 11 2015
penyediaan kecambah mulai dari
 Kebutuhan kecambah (jumlah,
permohonan sampai kecambah diterima.
varietas/produsen)
 Dokumen pembelian kecambah
 Rekaman penerimaan kecambah
(waktu dan jumlah)
3. Penanganan benih yang Tersedia Berita Acara pemusnahan benih Sama dengan Permentan 11 2015
tidak memenuhi persyaratan. yang tidak memenuhi persyaratan.
 Tanggal, lokasi, jumlah, varietas,
metoda pemusnahan, alasan
dimusnahkan, dan personil yang
menandatangani
2.2.3 Penanaman pada 1. SOP Pedoman Teknis Tersedia SOP mulai dari perencanaan Sama dengan Permentan 11 2015
Lahan Mineral Penanaman Kebun Kelapa penanaman (jarak tanaman) sampai dengan
 Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
(I,B) Sawit di Lahan Mineral. penanaman bibit sesuai dengan praktek
peraturan perundangan terkait pedoman  Jelaskan ringkas isi SOP-nya yang
budidaya kelapa sawit. menyatakan perencanaan penanaman
(jarak tanaman) sampai dengan
penanaman bibit sesuai dengan
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
praktek peraturan perundangan terkait
pedoman budidaya kelapa sawit.
2. Tersedia dokumen 1. Tersedia dokumen rencana penanaman Sama dengan Permentan 11 2015
penerapan penanaman yang sesuai dengan SOP.
 Luas, lokasi, jumlah bibit
sesuai dengan standar atau
peraturan yang berlaku di 2. Tersedia dokumen realisasi penanaman Sama dengan Permentan 11 2015
Lahan Mineral. yang sesuai dengan SOP.
 Realisasi penanaman vs SOP (jarak
tanam, metode penanaman, dll)
2.2.4 Penanaman pada 1. SOP Pedoman Teknis atau Tersedia SOP penanaman di lahan gambut Sama dengan Permentan 11 2015
Lahan Gambut instruksi kerja untuk sesuai dengan praktek peraturan
 Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
(I,B) Penanaman Kebun Kelapa perundangan terkait pemanfaatan lahan
Sawit di Lahan gambut. gambut untuk budidaya kelapa sawit.  Jelaskan ringkas isi SOP-nya yang
menyatakan penanaman di lahan
gambut sesuai dengan praktek
peraturan perundangan terkait
pemanfaatan lahan gambut untuk
budidaya kelapa sawit.
2. Pengaturan Penurunan 1. Tersedia SOP tentang pengaturan Sama dengan Permentan 11 2015
Lapisan Tanah Gambut penurunan lapisan tanah gambut tinggi.
 Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
Tinggi.
 Jelaskan ringkas isi SOP-nya yang
menyatakan pengaturan penurunan
lapisan tanah gambut tinggi.
2. Tersedia alat untuk mengukur penurunan Sama dengan Permentan 11 2015
lapisan tanah gambut.
 Subsiden (jumlah dan lokasi).
3. Tersedia sarana dan prasana terkait Sama dengan Permentan 11 2015
pengelolaan penanaman di lahan gambut.
 Main/collection drain, pintu air,
piezometer, water level, dll.
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
3. Dokumentasi rekaman  Tersedia dokumen hasil identifikasi Perusahaan harus dapat menunjukan
penerapan penanaman di kedalaman gambut di areal HGU yang dokumen hasil identifikasi kedalaman
lahan gambut sesuai dilakukan oleh pihak internal atau gambut di areal HGU (hasil survey
dengan prosedur dan/ atau eksternal perusahaan.” lahan/hasil survey tanah) yang dilakukan
peraturan perundangan. oleh pihak internal atau eksternal
perusahaan.
 Nama dokumen, waktu pelaksanaan,
dan penilai, serta peta kedalaman
gambut
 Jelaskan ringkas hasil identifikasi,
setidaknya mencakup lokasi, luas,
kedalaman, dan rekomendasi.
 Tersedia hasil implementasi SOP terkait Perusahaan harus dapat membuktikan
penanaman dan perawatan kelapa sawit implementasi penamanan dan perawtaan
di lahan gambut. telah sesuai dengan SOP.
 Implementasi vs SOP (jarak tanam,
metode tanam, perawatan)
 Tersedia hasil monitoring subsidensi dan Sama dengan Permentan 11 2015
pengaturan tinggi muka air tanah.
 Hasil pengukuran setahun terakhir
(lokasi dan nilai)
 Tersedia dokumen identifikasi dan  Perusahaan harus dapat
pemetaan pada ekosistem gambut dengan menunjukkan dokumen
fungsi lindung yang dikeluarkan dari identifikasi dan pemetaan pada
penanaman.” ekosistem gambut dengan fungsi
lindung yang dikeluarkan dari
penanaman jika kedalaman
gambut tersebut > 3m.
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
 Perusahaan harus mempunyai
overlay peta HGU dengan peta
indikatif penundaan pemberian
ijin baru (PIPPIB) yang
termutakhir.
 Jika terbukti ada overlay dengan
kawasan yang harus ditunda
perijinannya maka perusahaan
harus mempunyai keputusan
untuk mengeluarkan dari areal
produktif atau bukti
penyelesaianya (progress
penyelesaiannya) dengan pihak.
yang berwenang.berwenang.
 Nama dokumen, waktu pelaksanaan,
dan penilai.
 Jelaskan ringkas hasil identifikasi yang
mencakup pemetaan pada ekosistem
gambut dengan fungsi lindung yang
dikeluarkan dari penanaman (lokasi,
luas, kedalaman gambut).
2.2.5 Pemeliharaan 1. Prosedur Pemeliharaan Tersedia SOP pemeliharaan tanaman sesuai Sama dengan Permentan 11 2015
Tanaman Tanaman dengan dengan praktek peraturan perundangan
 Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
(I,B) menerapkan Good terkait pemanfaatan lahan gambut untuk
Agriculture Practices (GAP) budidaya kelapa sawit.  Jelaskan ringkas isi SOP yang
kelapa sawit. menyatakan pemeliharaan tanaman
sesuai dengan praktek peraturan
perundangan terkait pemanfaatan
lahan gambut untuk budidaya kelapa
sawit.
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
2. Tersedia rekaman 1. Tersedia dokumen rencana Sama dengan Permentan 11 2015
penerapan pemeliharaan pemeliharaan tanaman, yang meliputi:
a) Interval dan objek pemantauan pokok
tanaman kelapa sawit yang a) konsolidasi tanaman;
sehat, terserang penyakit, abnormal,
sesuai dengan standar atau b) penyisipan tanaman;
tumbang, dll)
peraturan yang berlaku dan c) pemeliharaan piringan pohon;
prinsip pengelolaan d) pemeliharaan penutup tanah; b) Metode sisip
lingkungan, termasuk e) pemupukan berdasarkan analisa tanah c) Metode dan luasan
pemupukan sesuai dengan dan daun;
rekomendasi, pemeliharaan f) Pemeliharaan terasering dan tinggi muka d) Metode dan luasan
piringan, pemeliharaan air; e) Metode, interval, hasli analisa
tanaman penutup dan g) drainase; (laboratorium), dan rekomendasi
sanitasi kebun. h) tunas pasir (TBM)
f) Metode dan luasan (terasering);
Interval (tinggi muka air)
g) Interval
h) Metode, interval, luasan
2. dokumen pemeliharaan tanaman tahun Sama dengan Permentan 11 2015
berjalan dan 1 (satu) tahun sebelumnya,
Implementasi vs Rencana (jika tidak
yang meliputi:
sesuai rencana, dilengkapi
a) konsolidasi tanaman;
penjelasannya).
b) penyisipan tanaman;
c) pemeliharaan piringan pohon;
d) pemeliharaan penutup tanah;
e) pemupukan berdasarkan analisa tanah
dan daun;
f) pemeliharaan terasering dan tinggi muka
air;
g) drainase;
h) tunas pasir (TBM)
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
2.2.6 Pengendalian 1. Pelaku Usaha Perkebunan Tersedia SOP pengamatan dan Sama dengan Permentan 11 2015
Organisme memiliki SOP pengamatan pengendalian OPT yang dapat menjamin
 Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
Pelaku Usaha dan pengendalian OPT. bahwa:
Perkebunan Perkebunan a) Pengendalian OPT dilakukan secara  Jelaskan ringkas isi SOP yang
harus menerapkan terpadu (Pengendalian Hama Terpadu/ menyatakan point a – g (pengendalian
sistem Pengendalian PHT), yaitu memadukan berbagai teknik OPT, EWS, daftar pestisida,
pengendalian secara mekanis, biologis, penanganan limbah pestisida, tenaga
Hama Terpadu (PHT) fisik dan kimiawi; OPT terlatih, penyimpanan alat dan
sesuai Pedoman Teknis. b) Penerapan sistem peringatan dini (Early bahan OPT, dan tanaman inang
Warning Sistem/ EWS) melalui musuh alami).
(I,B) pengamatan OPT dilakukan secara
berkala;
c) Pestisida yang digunakan telah terdaftar
di Komisi Pestisida Kementerian
Pertanian;
d) Penanganan limbah pestisida dilakukan
sesuai petunjuk teknis Komisi Pestisida
untuk meminimalisir dampak negatif
terhadap lingkungan
e) Tenaga (regu) pengendali yang sudah
terlatih oleh institusi yang berwenang
dan disetujui oleh komisi pestisida
khusus untuk penggunaan pestisida
terbatas
f) Gudang penyimpanan alat dan bahan
pengendali OPT;
g) Jenis tanaman inang musuh alami.
2. Prosedur mitigasi 1. Tersedia SOP mitigasi penggunaan bahan Perusahaan harus dapat menunjukan
penggunaan pestisida untuk pestisida, mencakup: penanganan dan SOP mitigasi penggunaan pestisida
kegiatan penyemprotan pengelolaan pestisida, yaitu: untuk kegiatan penyemprotan hama/
hama/gulma yang sudah a) Penggolongan Pestisida; gulma yang sudah disetujui oleh
disetujui oleh manajemen b) Tata cara penggunaan Pestisida; manajemen Pelaku Usaha Perkebunan
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
Pelaku Usaha Perkebunan c) Penyimpanan Pestisida; yang berwenang dan terdapat bukti
yang berwenang dan d) Keracunan pestisida dan Gejalanya; penerimaan prosedur oleh pihak yang
terdapat bukti penerimaan e) Pertolongan pertama terhadap bertanggung jawab (Bukti Sosialisasi).
prosedur oleh pihak yang keracunan Pestisida.
 Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
bertanggung jawab.
 Jelaskan ringkas isi SOP yang
menyatakan mitigasi penggunaan
bahan pestisida point a – e
(penggolongan pestisida, tata cara
penggunaan pestisida, penyimpanan
pestisida, keracunan pestisida dan
gejalanya, dan pertolongan pertama
terhadap keracunan pestisida).
2. Tersedia bukti sosialisasi prosedur kepada Metode sosialisasi, jika langsung
pekerja terkait. disebutkan tanggal dan peserta
3. Rekaman atau dokumen 1. Tersedia rekaman jenis tanaman inang Jenis, lokasi, dan jumlah/luasan
pelaksanaan pengamatan musuh alami.
dan pengendalian OPT serta 2. Tersedia bukti implementasi prosedur Implementasi vs prosedur (jika tidak
penggunaan jenis pestisida pengamatan dan pengendalian OPT. sesuai prosedur, dilengkapi
yang terdaftar. penjelasannya).
a. Metode (mekanis, biologis, fisik dan
kimiawi).
b. Waktu, lokasi, dan hasilnya
c. Jenis pestisida, nomor registrasi, dan
masa berlaku
d. Jumlah limbah pestisida, lokasi
penyimpanan (TPS LB3), dan waktu
pengangkutan.
e. Tanggal pelatihan, penyelenggara,
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
dan peserta.
f. Lokasi
g. Jenis, lokasi, dan jumlah/luasan
3. Tersedia rekaman penggunaan Pestisida Jenis pestisida, nomor registrasi, masa
yang telah terdaftar di Komisi Pestisida berlaku, dan jumlah pemakaian.
Kementerian Pertanian dan izin pestisida
masih dalam masa berlaku.
4. Memiliki Komitmen tertulis Tersedia dokumen tertulis yang ditetapkan Perusahaan harus menunjukan
pihak manajemen Pelaku Pelaku Usaha Perkebunan terkait komitmen Komitmen tertulis terkait pengurangan
Usaha Perkebunan untuk dalam pengurangan bahan pestisida, dalam pestisida dalam kegiatan operasional
pengurangan pestisida kegiatan pemeliharaan tanaman. perkebunan.
dalam kegiatan operasional
Nama Kebijakan/Prosedur/Memo/dll,
perkebunan.
nomor, tanggal penerbitan, dan personil
yang menerbitkan.
5. Tersedia rekaman Tersedia rekaman penggunaan pestisida Perusahaan harus dapat menunjukan
penggunaan pestisida dan dan pengurangannnya dengan subtitusi rekaman penggunaan pestisida dan
pengurangannnya sampai bahan yang ramah lingkungan/ penggunaan pengurangannnya dengan subtitusi
batas tertentu dengan agens hayati untuk pemeliharaan tanaman bahan yang ramah lingkungan/
subtitusi bahan yang ramah perkebunan. penggunaan agens hayati untuk
lingkungan/ penggunaan pemeliharaan tanaman perkebunan.
agensia hayati untuk
 Penggunaan pestisida (jenis dan
pemeliharaan tanaman
jumlah)
perkebunan
 Penggunaan agens hayati/subtitusi
bahan yang ramah lingkungan (jenis
dan jumlah)
2.2.7 Pemanenan 1. Tersedia SOP Pemanenan 1. Tersedia SOP pelaksanaan pemanenan Sama dengan Permentan 11 2015
Pelaku Usaha Kelapa Sawit dan dokumen sesuai dengan praktek peraturan
 Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
Perkebunan melakukan penerapan kegiatan panen.
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
panen tepat waktu perundangan terkait pedoman budidaya  Jelaskan ringkas isi SOP yang
dengan cara yang baik kelapa sawit. menyatakan pelaksanaan pemanenan
dan benar dan mencatat (kriteria mutu, rotasi panen, dll).
produksi TBS.
(I,B) 2. Tersedia dokumen penerapan pemanenan Sama dengan Permentan 11 2015
kelapa sawit.
Implementasi vs SOP (jika tidak sesuai
prosedur, dilengkapi penjelasannya)
2. Tersedia Dokumen produksi Tersedia data produksi TBS tahunan. Sama dengan Permentan 11 2015
bulanan, triwulan, semester
Realisasi produksi TBS bulanan,
dan tahunan.
triwulan, semester dan tahunan (ton)
3. Tersedia Dokumen Proyeksi Tersedia data proyeksi produksi TBS tahun Sama dengan Permentan 11 2015
Produksi. mendatang.
Proyeksi produksi TBS tahun
mendatang (ton)
2.2.8 Pengangkutan 1. Tersedia SOP untuk 1. Tersedia SOP pelaksanaan pengangkutan Sama dengan Permentan 11 2015
Tandan Buah pengangkutan TBS dan TBS sesuai dengan pedoman budidaya
 Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
Segar (TBS) penerapannya. kelapa sawit.
Pelaku Usaha  Jelaskan ringkas isi SOP yang
Perkebunan harus menyatakan pelaksanaan
memastikan bahwa TBS pengangkutan TBS (sortasi di TPH,
yang dipanen harus waktu pengangkutan ke pabrik, dll)
segera diangkut ke
tempat pengolahan untuk 2. Bukti penerapan prosedur pelaksanaan Implementasi vs SOP (jika tidak sesuai
menghindari penurunan pengangkutan TBS. SOP, dilengkapi penjelasannya)
kualitas. 2. Tersedia rekaman atau Tersedia rekaman pelaksanaan Sama dengan Permentan 11 2015
(I,B) dokumen pelaksanaan pengangkutan TBS.
Surat Pengiriman Buah (Kebun), Tiket
pengangkutan TBS.
Timbang (PKS)
2.2.9 Penerimaan TBS 1. Tersedia SOP penerimaan Tersedia SOP penerimaan, pemeriksaan Sama dengan Permentan 11 2015
di Unit dan pemeriksaan/ sortasi dan sortasi TBS sesuai dengan kriteria
 Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
TBS. sortasi buah yang diterima.
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
Pengolahan  Jelaskan ringkas isi SOP yang
Kelapa Sawit menyatakan penerimaan, pemeriksaan
Pelaku Usaha dan sortasi TBS di pabrik.
Perkebunan memastikan
bahwa TBS yang 2. Dokumen penerimaan TBS Tersedia dokumen hasil sortasi TBS di Sama dengan Permentan 11 2015
diterima sesuai dengan yang sesuai dan tidak sesuai pabrik yang sesuai dengan SOP
 Nama rekaman, tanggal, asal TBS,
persyaratan yang telah dengan persyaratan. penerimaan TBS.
dan hasil sortasi.
ditetapkan.
(I,P) 3. Penerimaan TBS di PKS 1. Penerimaan TBS melalui Sortasi TBS Sama dengan Permentan 11 2015
sesuai dan tidak sesuai berdasarkan ketentuan Kementan.
Pernyatakan tertulis bahwa TBS melalui
dengan standar kualitas TBS
Sortasi TBS berdasarkan ketentuan
yang ditetapkan oleh
Kementan.
Kementan.
2. Dokumentasi dan implementasi Sama dengan Permentan 11 2015
penangananan hasil sortasi TBS.
Nama rekaman, tanggal, asal TBS, dan
hasil sortasi.
4. Akses pengiriman TBS dari 1. Tersedia program pemeliharaan jalan di Perusahaan harus dapat menunjukan
lokasi kebun (Tempat kebun. dan realisasi pemeliharaan akses jalan
Pemungutan Hasil/ TPH) 2. Tersedia rekaman hasil realisasi dan di kebun.
menuju tempat pengolahan evaluasi yang mendukung terjaganya
 perusahaan harus dapat menunjukan
(PKS) harus terpelihara kualitas TBS.
program pemeliharaan dan realisasi
untuk menjaga kualitas TBS
program pemeliharaan TPH dan
jalan.
 Perusahaan harus mempunyai target
waktu panen, kirim dan olah untuk
menjaga kualitas TBS.
1. Waktu, alat yang digunakan, dan
panjang jalan.
PENJELASAN/ *)
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER
INTERPRETASI
2. Realisasi vs program (jika tidak
sesuai program, dilengkapi
penjelasannya)
2.2.10 Pengolahan TBS 1. Pelaku Usaha Perkebunan Tersedia SOP proses pengolahan (mulai Sama dengan Permentan 11 2015
Pelaku Usaha memiliki SOP proses dari perencanaan produksi sampai
 Nama SOP, nomor, dan tanggal/revisi
Perkebunan harus pengolahan maupun proses pengukuran kualitas produk) sesuai dengan
merencanakan dan pemantauan dan pedoman penanganan pasca panen hasil  Jelaskan ringkas isi SOP yang
melaksanakan pengukuran kualitas Crude pertanian asal tanaman yang baik. menyatakan proses pengolahan (mulai
pengolahan TBS melalui Palm Oil (CPO). dari perencanaan produksi sampai
penerapan praktek pengukuran kualitas produk
pengolahan yang baik
(Good Management 2. Pelaku Usaha Perkebunan Tersedia dokumen proses pengolahan, Sama dengan Permentan 11 2015
Practices/ GMP). memiliki rekaman/ dokumen maupun pemantauan dan pengukuran
 Rekaman – rekaman pelaksanaan
(I,P) pelaksanaan SOP proses kualitas TBS menjadi produk.
proses
pengolahan maupun proses
pemantauan dan  Kalibrasi timbangan dan perlatan di
pengukuran kualitas Crude laboratorium.
Palm Oil (CPO).
 Hasil mutu CPO (FFA, kadar air,
kadar kotoran)
3. Tersedia dokumen Tersedia dokumen penggunaan air untuk Sama dengan Permentan 11 2015
penggunaan air untuk unit unit pengolahan kelapa sawit.  m3 air proses
pengolahan kelapa sawit.
 m3 air proses/ton TBS
 Bandingkan dengan izin penggunaan
yang ditentukan oleh pemerintah
daerah setempat

Anda mungkin juga menyukai