Anda di halaman 1dari 11

PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI ISPO

A. DASAR HUKUM:
1. PERPRES NO.44 Tahun 2020 Ttg. Sistem Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia
2. PERMENTAN NO.38 Tahun 2020 Ttg. Penyelenggaraan Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia

B. PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN


SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK:
(I) Perusahaan Perkebunan Yang melakukan Usaha Budidaya Perkebunan Dan Terintegrasi Dengan Usaha Industri
Pengolahan Hasil Perkebunan
(B) Perusahaan Perkebunan Yng Melakukan Usaha Budidaya Perkebunan
(P) Perusahaan Perkebunan Yang Melakukan Usaha Industri Pengolahan Hasil Perkebunan

C. TABEL P & C , KETENTUAN / PERATURAN YANG BERLAKU


Auditor Internal

PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER KETENTUAN & PERATURAN


NO
1 KEPATUHAN
1.1 Legalitas Lahan
LEGALITAS
USAHA 1.1.1 Izin Lokasi 1. Mempunyai Izin Lokasi yang 1. Tersedia dokumen Izin Lokasi dan/ atau Peraturan Menteri Agraria dan Tata
PERKEBUNAN Pelaku Usaha dikeluarkan oleh Bupati/ perpanjangannya harus dapat ditunjukkan Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Perkebunan mempunyai Walikota/ Gubernur/ Pejabat (untuk peroleh kebun yang dibuka setelah Nomor 17 Tahun 2019 tentang Izin
Izin Lokasi yang yang berwenang dengan Tahun 1993). Lokasi.
dikeluarkan oleh Bupati/ dilengkapi peta skala
2. Tersedia Izin Lokasi yang diterbitkan oleh Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Walikota/ Gubernur/ 1:100.000 atau 1:50.000.
instansi berwenang sesuai peraturan Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Pejabat yang berwenang
perundangan.
PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER KETENTUAN & PERATURAN
NO
dengan dilengkapi peta Nomor 17 Tahun 2019 tentang Izin
skala 1:100.000 atau Lokasi.
1:50.000 sesuai dengan 3. Tersedia peta izin lokasi dengan skala Kementerian KLH dapat menyediakan
RTWK/RTRWP sebelum 1:50.000 atau 1:100.000 untuk izin lokasi Peta Citra landsat.
dapat melaksanakan setelah Tahun 1993; atau dengan skala
kegiatannya. lainnya.
(I,B,P) 2. Tanah yang dapat ditunjuk Tanah dalam Izin Lokasi sesuai dengan Keterangan RTRW overlay dengan Izin
dalam Izin Lokasi merupakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pada Lokasi atau surat keterangan kesesuaian
tanah yang peruntukannya saat izin lokasi diterbitkan. lahan dikeluarkan oleh Instansi KLH.
sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah.
3. Pemegang Izin Lokasi wajib Tersedia dokumentasi pembebasan lahan Dokumen-dokumen proses pembebasan
membebaskan tanah dari hak pada masa waktu Izin Lokasi berlaku. lahan sesuai persyaratan yang terdapat
dan kepentingan pihak lain dalam pemenuhan komitmen Izin Lokasi.
sesuai peraturan perundang-
undangan.
1.1.2 Perolehan Lahan 1. Lahan perkebunan yang Tersedia Izin Pelepasan Kawasan Hutan Khusus bagi lahan perkebunan dari
Lahan perkebunan yang berasal dari kawasan hutan dari Instansi terkait untuk lahan yang berasal pelepasan kawasan hutan.
berasal dari kawasan produksi konversi wajib dari kawasan hutan yang dapat dikonversi.
hutan produksi konversi mempunyai Izin Pelepasan
wajib mempunyai Izin Kawasan Hutan dari KLHK
Pelepasan Kawasan atau BKPM.
Hutan dari KLHK atau
BKPM.
(I,B,P)

2. Lahan perkebunan yang  Tersedia Surat Penetapan Kawasan Surat pelepasan kawasan hutan
berasal dari kawasan hutan Hutan yang Berasal dari Lahan Pengganti diterbitkan oleh Kementerian KLH.
Produksi dan Hutan Produksi untuk lahan yang berasal dari kawasan
Terbatas wajib mempunyai Hutan Produksi dan Hutan Produksi
Surat Persetujuan Prinsip Terbatas.
PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER KETENTUAN & PERATURAN
NO
Tukar Menukar kawasan  Tersedia Surat Pelepasan Kawasan Hutan Surat pelepasan kawasan hutan
hutan. yang Dimohon untuk lahan yang berasal diterbitkan oleh Kementerian KLH.
dari kawasan hutan Produksi dan Hutan
Produksi Terbatas.
 Lahan pengganti kawasan hutan yang Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
ditetapkan menjadi bagian dari tukar dan Kehutanan Nomor P.96/2018 jo
menukar kawasan hutan, harus bebas dari P.50/2019 tentang Tata Cara
sengketa lahan. Pelepasan Kawasan Hutan Produksi

3. Lahan perkebunan yang 1. Tersedia kesepakatan melalui Padiatapa. Pengertian “ Padiatapa” (persetujuan
berasal dari tanah hak ulayat atas dasar informasi diawal tanpa
masyarakat hukum adat wajib paksaan) mengacu pada prinsip bahwa
diperoleh berdasarkan masyarakat adat memiliki hak untuk
musyawarah dan persetujuan memberikan atau tidak memberikan
dengan informasi yang persetujuan untuk tindakan yang akan
lengkap tanpa paksaan dari mempengaruhi mereka, terutama
masyarakat hukum adat tindakan yang mempengaruhi tanah,
pemegang hak ulayat wilayah dan sumber daya alam
mengenai penyerahan tanah tradisional mereka.
dan imbalannya sesuai Pembangunan proyek masuk dalam
dengan ketentuan perundang- wilayah masyarakat adat adat, harus:
undangan.”  Mendapat persetujuan masyarakat
adat. (menerima atau menolak)
 Menjamin hak-hak masyarakat serta
keberlangsungan usaha dan/atau
pembangunan proyek.
2. Kesepakatan dan tindaklanjutnya diawasi Dokumen :
oleh Pemerintah  Kesepakatan bersama antara
perusahaan dan masyarakat adat dan
diketahui oleh pemerintah.
 Dokumen kronologis ganti rugi lahan.
PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER KETENTUAN & PERATURAN
NO
3. Dokumen yang menunjukkan bahwa lahan Dokumen overlay peta areal konsesi/
perkebunan tidak berasal dari tanah hak pengembangan areal konsesi dari Dinas
ulayat sejauh keberadaannya diakui oleh KLH dan peta tanah hak ulayat.
peraturan perundangan yang berlaku
1.1.3 Hak Atas Tanah 1. Memiliki Hak atas Tanah 1. Tersedia Sertifikat Hak atas tanah (HGU, Kepemilikan Sertifikat Hak Atas Tanah
Memiliki Hak Atas Tanah (HGU, HGB, Hak Pakai) HGB, HP). (HGU, HGB, HP)
(HGU, HGB dan atau yang sah dengan luasan 2. Tersedia Surat Keputusan Hak atas Tanah Surat Keputusan Hak atas Tanah dari
Hak Pakai) yang sesuai sesuai peraturan per- dari instansi terkait. instansi terkait
dengan Peraturan undang2 an di bidang 3. Kesesuaian nama pemegang Hak Atas Surat Keputusan Hak atas Tanah dari
Perundangan yang pertanahan. Tanah (HGU, HGB, dan atau Hak Pakai) instansi terkait.
berlaku. dengan nama pelaku usaha perkebunan, Jangka waktu penyesuaian nama Hak
(I,B,P) dengan tetap memperhatikan jangka Atas Tanah apabila terjadi peralihan
waktu penyesuaian nama Hak Atas Tanah kepemilikan perusahaan.
apabila terjadi peralihan kepemilikan
perusahaan.
4. Kesesuaian jenis penggunaan dan atau Dokumen pemanfaatan lahan dari
pemanfaatan tanah (komoditi usaha Instansi terkait.
perkebunan), Hak Atas Tanah (HGU,
HGB, dan atau HP) dengan keputusan
pemberian haknya.
5. Kesesuaian lokasi dan luasan operasional Surat Keputusan Hak atas Tanah dengan
berada didalam areal HGU. lokasi dan luasan operasional.
6. Masa berlaku Hak Atas Tanah (HGU, Surat Keputusan Sertifikasi Hak atas
HGB, dan atau HP) pada saat pengajuan. Tanah dengan masa berlakunya.
2. Memiliki bukti rekaman 1. Tersedia dokumentasi Ganti Rugi Tanam Dokumen GRTT dengan Masyarakat
dokumentasi pembebasan Tumbuh (GRTT) sesuai ketentuan setempat yang terkait dengan
lahan yang telah dilakukan di perundang-undangan yang berlaku. kepemilikannya.
areal HGU. 2. Dokumen Berita Acara Pemeriksaan Dokumen Berita Acara Pemeriksaan
Lapangan dan Berita Acara Sidang Panitia Lapangan dan Berita Acara Sidang
A dan B (risalah panita A dan B) Panitia A dan B (risalah panita A dan B)
3. Pemeliharan batas-batas 1. Tersedia Peta Bidang Tanah (Kadasteral) Dokumen Peta Patok-Patok Lahan HGU
HGU yang ditetapkan oleh pejabat yang dari Instansi terkait.
PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER KETENTUAN & PERATURAN
NO
berwenang sesuai dengan Hak Atas
Tanah (HGU, HGB, HP).
2.Tersedia rekaman jumlah dan keberadaan
pilar batas HGU yang sesuai dengan Peta
Bidang Tanah (Kadasteral).
3.Tersedia mekanisme untuk pemeliharaan SOP pemeliharaan batas dan patok
pilar batas HGU/ HGB dan atau HP HGU.
4. Tersedia dokumen/ rekaman monitoring Dokumen monitoring pemeliharaan
pemeliharaan batas HGU. batas HGU + Peta HGU.
5. Tersedia petugas yang ditetapkan untuk Tim monitoring pemeliharaan batas
melakukan monitoring pemeliharaan batas HGU (SK. Manajmen Perusahaan)
HGU/HGB/HP.

1.1.4 Sengketa Lahan 1. Pelaku Usaha Perkebunan Jika tersedia sengketa lahan:  SOP Sengketa Lahan
Pelaku Usaha wajib menyelesaikan 1. Tersedia hasil identifikasi areal sengketa  Dokumen hasil identifikasi areal
Perkebunan wajib sengketa lahan yang ada di pada seluruh area operasionalnya yang sengketa lahan yang berada didalam
menyelesaikan sengketa dalam arealnya sesuai berada didalam HGU. HGU
lahan yang ada di dalam peraturan yang berlaku. 2. Tersedia peta lahan yang menjadi Peta lokasi, luas sengketa lahan.
areanya sesuai dengan sengketa.
peraturan perundangan. 3. Tersedia laporan proses penyelesaian Dokumen proses, kesimpulan
(I,B,P) sengketa, telah dilaporkan ke instansi penyelesaian sengketa lahan dan
terkait dan ada tanda terimanya. pelaporan ke instansi terkait dan bukti
peniriman dokumen.
2. Pelaku Usaha Perkebunan Tersedia dokumen proses penyelesaian Dokumen proses, kesimpulan
harus dapat membuktikan sengketa lahan (melalui musyawarah, penyelesaian sengketa lahan
bahwa sengketa lahan yang apabila tidak dapat diselesaikan maka (musyawarah, jalur hukum).
ada di arealnya telah ditempuh melalui jalur hukum).
disepakati penyelesaiannya.
1.1.5 Tanah Terlantar Pelaku Usaha Perkebunan 1. Tersedia hasil identifkasi pemanfaatan Dokumen Pemanfaatan Lahan dalam
Pelaku Usaha harus memastikan pemanfaatan lahan yang belum sesuai peruntukannya. areal HGU dan Dokumen Izin
Perkebunan harus peruntukan lahan dari Instansi terkait.
memanfaatkan hak atas
PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER KETENTUAN & PERATURAN
NO
tanah sesuai dengan lahan HGU sesuai 2. Tersedia dokumen laporan penggunaan Dokumen Pemanfaatan Lahan dalam
peruntukannya. peruntukannya. dan pemanfaatan tanah sesuai dengan areal HGU dan Dokumen Izin peruntukan
(I,B,P) keputusan pemberian hak atas tanah yang lahan dari Instansi terkait.
disampaikan kepada instansi terkait.
1.1.6 Tumpang Tindih Tersedia kesepakatan tertulis 1. Tersedia dokumen kesepakatan yang  Dokumen kesepakatan yang memuat:
Lahan dengan antara pemegang hak atas memuat: lokasi, luasan, periode, lokasi, luasan, periode, khususnya bagi
Usaha Lainnya tanah dengan usaha lainnya. khususnya bagi izin usaha pertambangan izin usaha pertambangan yang
Pelaku Usaha yang dikeluarkan setelah izin lokasi dikeluarkan setelah izin lokasi
Perkebunan memiliki perkebunan. perkebunan.
kesepakatan atas  Jika tidak ditemukan tumpang tindih,
tumpang tindih lahan maka indikator ini dinyatakan NOT
dengan usaha lainnya APPLICABLE (NA)
sesuai peraturan 2. Pelaku Usaha mengidentifikasi areal yang  Dokumen identifikasi areal yang
perundang-undangan. tumpang tindih dengan IUPHHK-HT tumpang tindih dengan IUPHHK-HT
(I, B, P) dan/atau IUPHHK-HA dan melaporkannya dan/atau IUPHHK-HA dan pelaporan
kepada pemberi izin. kepada pemberi izin.
 Jika tidak ditemukan tumpang tindih,
maka indikator ini dinyatakan NOT
APPLICABLE (NA)
1.2 Legalitas Usaha Perkebunan
1.2.1 Bentuk Badan 1. Pelaku Usaha Perkebunan 1. Tersedia dokumen Akta pendirian yang Dokumen Akta pendirian,
Hukum harus berbentuk Badan disahkan oleh Intansi pemerintah terkait Kemenhumkam, NIB
Pelaku Usaha Hukum dan sesuai dengan dengan nama
Perkebunan harus organisasi perkebunan. Bidang usaha dan
berbentuk Badan Hukum tipe kepemilikan Pelaku Usaha
dan mempunyai semua Perkebunan (PMA atau Lokal) sesuai
izin yang diperlukan dengan usaha yang saat ini dijalankan.
untuk dapat diakui 2. Tersedia Akta perubahan terakhir yang Dokumen perubahan Akta pendirian dan
sebagai bisnis yang disahkan oleh Intansi pemerintah terkait Perubahan dari Kemenhumkam, NIB
mempunyai dasar entitas dan sesuai dengan dengan nama
hukum. organisasi perkebunan.
PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER KETENTUAN & PERATURAN
NO
(I,B,P) 2. Memiliki NPWP yang sesuai 1. Tersedia Nomor Pokok Wajib Pajak Dokumen Nomor Pokok Wajib Pajak
dengan lokasi Pelaku Usaha (NPWP) yang sesuai obyek wajib pajak. (NPWP).
Perkebunan berada, Tanda
2. Tersedia Tanda Daftar Pelaku Usaha Dokumen Tanda Daftar Pelaku Usaha
Daftar Pelaku Usaha
Perkebunan (TDP) yang masih berlaku Perkebunan (TDP) dan NIB (PP No.24
Perkebunan (TDP) dan Surat
dan disahkan oleh intansi terkait. tahun 2018)
Ijin Tempat Usaha (SITU) dan
Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP).
3. Tersedia Surat Izin Tempat Usaha (SITU) Dokumen Surat Izin Tempat Usaha
yang masih berlaku dan disahkan oleh (SITU)
instansi terkait.
4. Tersedia Surat Izin Usaha Perdagangan Dokmen Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) yang masih berlaku sesuai dengan (SIUP)
usaha yang sedang dijalankan dan
disahkan oleh instansi terkait. Catatan :
Berdasarkan Permendag No.7/M-
DAG/PER/2/2017, dalam Pasal 7 Ayat
(1) dimana SIUP berlaku selama
Perusahaan melakukan usaha dan Ayat
(2) dihapus
3. Semua bangunan dengan Tersedia Izin Membangun Bangunan (IMB) Dokumen Izin Membangun Bangunan
kategori minimum bangunan untuk bangunan (rumah permanen/semi (IMB) untuk bangunan (rumah
semi permanen, wajib permanen, pabrik didalam HGU, kantor, permanen/semi permanen, pabrik di
memiliki Izin Mendirikan gudang, bengkel, dll) yang diperoleh dari dalam HGU, kantor, gudang, bengkel,
Bangunan (IMB) yang sesuai intansi pemerintah setempat. dan bangunan lainnya).
dengan Perda yang berlaku.
4. Bangunan PKS dan Fasilitasnya, 1. Tersedia dokumen Hak Guna Bangunan Harus ada Dokumen:
yang berada di luar HGU (HGB) untuk bangunan yang berada di  Hak Guna Bangunan (HGB)
mempunyai Sertifikat Hak Guna luar HGU  SK Hak atas Bangunan (SK Kepala
Bangunan yang dikeluarkan oleh
2. Tersedia SK Hak atas Bangunan (SK BPN)
Badan Pertanahan Nasional.
Kepala BPN) harus dapat ditunjukkan.
PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER KETENTUAN & PERATURAN
NO
3. Kesesuaian nama pemegang Hak Atas  Kesesuaian nama pemegang Hak Atas
Bangunan (HGB) dengan nama unit Bangunan (HGB) dengan nama unit
sertifikasi. sertifikasi
4. Kesesuaian jenis penggunaan atau  Kesesuaian jenis penggunaan/ atau
pemanfaatan bangunan (HGB) dengan pemanfaatan bangunan (HGB) dengan
keputusan pemberian haknya. keputusan pemberian haknya
5. Lokasi bangunan berada di dalam Hak  Lokasi bangunan harus dalam Hak
Atas Bangunan (HGB). Atas Bangunan (HGB)
6. Masa berlaku Hak Atas Tanah (HGU,  Masa berlaku Hak Atas Tanah (HGU,
HGB, HP) pada saat pengajuan. HGB, HP)
5. Membayar Pajak Bumi dan 1. Tersedia bukti pembayaran/setoran Pajak Dokumen/ Bukti pembayaran/setoran
Bangunan (PBB) setiap Bumi dan Bangunan (PBB) setiap 1 (satu) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) setiap
tahun, PPH dan PPN sesuai tahun terakhir. 1 (satu) tahun terakhir.
dengan ketentuan yang
2. Tersedia bukti pembayaran/setoran Pajak Dokumen/ Bukti pembayaran/setoran
berlaku. Melaporkan SPT
Penghasilan (PPh) 3 (tiga) bulan terakhir Pajak Penghasilan (PPh) 3 (tiga) bulan
pajak yang sesuai peraturan
dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) setiap terakhir dan Pajak Pertambahan Nilai
Perda setempat.
1 (satu) tahun terakhir. (PPN) setiap 1 (satu) tahun terakhir.
3. Tersedia bukti lapor Surat Pemberitahuan Dokumen/ Bukti lapor Surat
(SPT) kepada instansi terkait. Pemberitahuan (SPT) kepada instansi
terkait.
1.2.2 Izin Lingkungan Memiliki Izin Lingkungan yang Tersedia Izin Lingkungan yang diperoleh dari PP No.22 Tahun 2021 Ttg Izin
Mempunyai persyaratan dikeluarkan oleh pejabat yang pejabat yang berwenang, dan sesuai dengan lingkungan.
legalitas yang terkait berwenang sesuai peraturan nama Pelaku Usaha Perkebunan.  Bila belum dirubah ke PP tersebut,
dengan lingkungan perundangan. maka yang lama masih berlaku
sebelum melaksanakan sepanjang tidak melakukan perubahan.
kegiatannya.  Izin PP No. 22 => Tidak ada masa
(I,B,P) berakhirnya di banding PP yang lama.
1.2.3 Fasilitasi Mempunyai dokumen kerjasama 1. Tersedia dokumen Kesepakatan bersama Dokumen Kesepakatan bersama antara
Pembangunan Pelaku Usaha Perkebunan antara Pelaku Usaha Perkebunan dengan Pelaku Usaha Perkebunan dengan
kebun rakyat dengan masyarakat sekitar masyarakat sekitar yang diketahui oleh
kebun tentang fasilitasi dinas yang membidangi perkebunan.
PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER KETENTUAN & PERATURAN
NO
Pelaku Usaha pembangunan kebun masyarakat sekitar dan diketahui oleh
Perkebunan yang masyarakat. dinas yang membidangi perkebunan
mengajukan IUP-B atau
2. Tersedia dokumen realisasi luas area Pemenuhan indikator ini dapat dibuktikan
IUP dengan luas 250 ha
pembangunan kebun masyarakat minimal dengan dokumen realisasi luas area
atau lebih, berkewajiban
20% dari luas Izin Usaha Perkebunan pembangunan kebun masyarakat
memfasilitasi
(IUP/IUP-B) yang dimiliki. minimal 20% dari luas Izin Usaha
pembangunan kebun
Perkebunan (IUP/IUP-B) yang dimiliki
masyarakat sekitar
3. Kewajiban memfasilitasi pembangunan Permentan No.21/Prmentan/KB.410/6/
dengan luasan paling
kebun masyarakat seluas 20% dari luas 2017 Ttg. Pedoman Perizinan Usaha
kurang 20% dari luas
kebun inti tidak berlaku bagi Pelaku Usaha Perkebunan. Sebagai pengganti
areal IUP-B atau IUP
Perkebunan yang telah melakukan pola Permentan No.98/2013.
atau IUP, sesuai dengan
PIR-BUN, PIR-TRANS, PIR-KKPA atau
ketentuan peraturan
perundangan yang pola kerjasama inti plasma lainnya.
Sedangkan bagi Pelaku Usaha
berlaku.”
Perkebunan yang belum melakukan
(I,B, P )
kerjasama tersebut wajib melakukan
kegiatan produktif untuk masyarakat
sekitar yang diketahui oleh gubernur atau
bupati/walikota sesuai kewenangannya.
4. Badan hukum dalam bentuk koperasi tidak Badan hukum dalam bentuk koperasi
wajib memfasilitasi pembangunan kebun tidak wajib memfasilitasi pembangunan
masyarakat seluas 20%. kebun masyarakat seluas 20%.
5. Tersedia bukti laporan perkembangan Dokumen pelaporan perkembangan/
realisasi fasilitasi pembangunan kebun realisasi fasilitasi pembangunan kebun
masyarakat sekitar kepada instansi masyarakat sekitar kepada instansi
pemerintah terkait (Dinas Perkebunan). pemerintah terkait (Dinas Perkebunan)
1.2.4 Izin Perkebunan Mempunyai Izin Usaha  Dokumen Izin Usaha Perkebunan (IUP/ Dokumen Izin Usaha Perkebunan (IUP/
(I,B,P) Perkebunan (IUP). SPUP, IUP-B/ ITUBP, IUP-P/ ITUIP, Izin SPUP, IUP-B/ ITUBP, IUP-P/ ITUIP, Izin
usaha perkebunan yang diterbitkan oleh usaha perkebunan yang diterbitkan oleh
Kepala BKPM atas nama Menteri Kepala BKPM atas nama Menteri
Pertanian; Izin Tetap Usaha Perkebunan Pertanian; Izin Tetap Usaha Perkebunan
PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER KETENTUAN & PERATURAN
NO
(ITUP) dari Menteri Pertanian dapat (ITUP) dari Menteri Pertanian dapat
ditunjukkan. ditunjukkan
Catatan;
Untuk Izin Usaha Perkebunan yang
sudah diterbitkan oleh Lembaga OSS
sesuai dengan Permentan No 45 Tahun
2019
 IUP diterbitkan oleh instansi pemerintah Permentan No.21/Prmentan/KB.410/6/
yang berwenang sesuai dengan peraturan 2017 Ttg. Pedoman Perizinan Usaha
perundangan. Perkebunan.
Dokumen IUP.

 Luas IUP harus lebih besar atau sama Dokumen Izin Lokasi, IUP, HGU.
dengan luas HGU/HGB.
 Seluruh area operasional perkebunan Pemenuhan indikator ini dapat dibuktikan
termasuk didalam IUP. dengan peta IUP di overlay dengan HGU
perusahaan
 Lokasi IUP sesuai dengan Rencana Tata Dokumen dari Dinas KLH terkait dengan
Ruang Wilayah. RTRW overlay dan peta lokasi IUP.
 Jumlah unit dan kapasitas terpasang atau Dokumen/ SK Dari Instansi terkait
volume produksi produk dari Pabrik tentang jumlah unit dan kapasitas
Kelapa Sawit (PKS) sesuai dengan terpasang atau volume produksi produk
kapasitas yang tertera didalam IUP. dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sesuai
dengan kapasitas yang tertera didalam
IUP.
 Komoditi yang tertera dalam dokumen IUP Pemenuhan indikator ini dapat dibuktikan
sesuai dengan komoditi yang diusahakan. dengan kesesuaian komoditi yang
diusahakan dengan IUP
 Untuk IUP-P, ditunjukkan dengan  Bagi PKS yang tidak memiliki kebun
ketersediaan bahan baku TBS yang diolah harus dapat menunjukan perjanjian
di PKS paling rendah 20% dari kebun kerjasama dengan pemasok bahan
sendiri atau ditunjukkan dengan adanya baku minimal 5 tahun.
PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER KETENTUAN & PERATURAN
NO
perjanjian kerjasama pasokan bahan baku  Ketersedian pasokan bahan baku yang
TBS antara PKS dengan pekebun, diolah oleh PKS minimal 20% dari
minimal 5 (lima) tahun”. kebun sendiri atau dari pemasok yang
bermitra sesuai dengan perjanjian
kerjasama di atas.
 Rujukannya adalah Perubahan 1 dan 2
dari Permentan 98 tahun 2013.

Anda mungkin juga menyukai