Anda di halaman 1dari 22

Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan mampu;

1. Membedakan antara bukti audit dengan bukti yang


digunakan oleh profesi lain.
2. Menyebutkan empat keputusan tentang bukti yang
diperlukan untuk membuat program audit.
3. Menyebutkan karakteristik yang menentukan
persuasivitas bukti
4. Mengidentifikasi dan menerapkan delapan jenis bukti
yang digunakan dalam pengauditan.
5. Memahami tujuan pendokumentasian audit.
6. Menyusun dokumentasi audit terorganisasi.
Bukti audit apa yang
harus diperoleh?
AUDITOR
MEMBUAT Berapa banyak bukti
PERENCANA diperlukan?
AN AUDIT

Kapan audit
dilaksanakan?
Meliputi informasi yang dihasilkan, baik secara
internal maupun eksternal.
Meliputi informasi yang mendukung maupun
bertentangan dengan asersi manajemen.
Dipengaruhi oleh tindakan-tindakan manajemen.
Dapat dikembangkan dengan menggunakan ahli
dari luar.
Dapat diperoleh melalui prosedur-prosedur lain
yang lazim digunakan auditor.
Prosedur apa yang harus digunakan.
Berapa besar ukuran sampel yang harus diperoleh
untuk prosedur audit tersebut.
Unsur-unsur apa yang harus dipilih dari populasi.
Kapan prosedur tersebut diterapkan.
 Standar Audit (SA 500, Paragraf 6)
“Auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur audit yang tepat
sesuai dengan kondisi untuk memeperoleh bukti audit yang CUKUP dan
TEPAT”
 Kecukupan Bukti berkaitan dengan pertanyaan,
“Berapa Banyak” bukti audit harus dikumpulkan:
• Ukuran kuantitas bukti audit.
• Dipengaruhi oleh penilaian auditor tentang risiko
audit.
• Diukur dengan ukuran sampel yang dipilih auditor.
 Ketepatan Bukti berkaitan ukuran “kualitas bukti”
yaitu Relevansi dan Realibilitas.
 Ketepatan Bukti berkaitan ukuran “kualitas bukti” yaitu
Relevansi dan Realibilitas.
 Relevansi bukti.
• Bukti harus berkaitan atau relevan dengan tujuan
audit.
 Realibilitas Bukti. Memenuhi karakteristik sebagai
berikut:
• Independensi pembuat bukti
• Efektivitas pengendalian intern klien
• Pengetahuan langsung auditor
• Kualifikasi individu pemberi informasi
• Tingkat Obyektivitas
• Ketepatan waktu
1. Inspeksi
2. Observasi
3. Dokumentasi
4. Konfirmasi Eksternal
5. Penghitungan Ulang
6. Pelaksanaan Kembali
7. Prosedur Analitis
8. Permintaan Keterangan
Dua tipe bukti yang paling mahal untuk
mendapatkannya adalah:
1. Pemeriksaan Fisik, mahal karena harus mengikutkan
auditor pada saat pemeriksaan fisik, apalagi kalau
operasinya meliputi berbagai negara.
2. Konfirmasi, menjadi mahal karena auditor harus
mengikuti prosedur dengan teliti dari penyiapan,
pengiriman, penerimaan jawaban, tindak lanjut atas
konfirmasi yang tidak ada jawaban, dan jawaban
yang selisih
No Istilah Tipe Bukti
1 Periksa Inspeksi
2 Scan Prosedur Anlitis
3 Baca Inspeksi
4 Hitung Prosedur Anlitis
5 Hitung Ulang Penghitungan Ulang
6 Jumlahkan Menurun Penghitungan Ulang
7 Telusuri Inspeksi, Pelaksanaan Kembali
8 Bandingkan Inspeksi
9 Hitung Bukti Fisik
10 Observasi Observasi
11 Meminta Keterangan Pengajuan Pertanyaan
12 Mencocokan ke Dokumen Inspeksi
 TUJUAN
Membantu auditor dalam mendapatkan jaminan yang layak bahwa audit telah
dilaksanakan secara memadai sesuai dengan standar auditing. Secara lebih
spesifik dokumentasi audit memberikan:
1. Suatu dasar untuk merananakan audit
2. Suatu catatan tentang bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian
3. Data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat
4. Suatu dasar untuk mereview oleh supervisor dan partner

 PEMILIK FILE AUDIT


Pemilik file audit adalah auditor

 KERAHASIAAN FILE AUDIT


• Auditor wajib menjaga kerahasian file audit yang berisi data klien
 KERAHASIAAN FILE AUDIT
• Auditor wajib menjaga kerahasian file audit yang berisi data klien
• PRINSIP KERAHASIAN:
o Prinsip Kerahasiaan mewajibkan setiap Praktisi untuk tidak melakukan
tindakan-tindakan sebagai berikut:
(a) Mengungkap informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari
hubungan professional dan hubungan bisnis kepada pihak diluar KAP
atau jaringan KAP tempatnya bekerja tanpa adanya wewenang
khusus, keuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkannya
sesuai dengan ketentuan hokum atau peraturan lainnya yang
berlaku.
(b) Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari
hubungan professional dan hubungan bisnis untuk keuntungan
pribadi atau pihak ketiga.
o Setiap Praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan, termasuk dalam
lingkungan sosialnya.
o Setiap Praktisi harus mempertimbangkan pentingnya kerahasiaan
informasi terjaga dalam KAP atau Jaringan KAP tempatnya bekerja.

 JANGKA WAKTU PENGARSIPAN


• Pada umumnya tidak boleh kurang dari lima tahun, sejak tanggal yang lebih
akhir dari (i) laporan auditor entitas, atau (ii) laporan auditor konsolidasian

 ISI DAN PENGORGANISASIAN


• Bentuk, isi, luas dokumentasi audit tergantung factor-factor:
o Ukuran dan kompleksitas entitas
o Sifat prosedur audit dilakukan
o Risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi
o Signifikansi bukti audit yang diperoleh
o Sifat dan luas penyimpangan yang diidentifikasi
o Kebutuhan untuk mendokumentasikan suatu kesimpulan atau basis
untuk suatu kesimpulan yang belum dapat ditentukan dengan segera
dari dokumentasi pekerjaan audit yang diperoleh
o Metodologi dan perangkat audit yang digunakan

Contoh dokumentasi audit menakup:


o Program audit
o Analisis
o Memorandum iso
o Ikhtisar hal-hal signifikan
o Surat konfirmasi dan representasi
o Daftar uji
o Korespondesi hal-hal signifikan
Gambar 5-3
 ARSIP PERMANEN
• Berisi data historis dan data yang bersifat berkelanjutan, meliputi hal-hal-hal
sebagai berikut:
o Ringkasan atau copy dokumen-dokumen yang berlaku secara
berkelanjutan, misal AD, ART, akte pendirian.
o Analisis akun-akun tertentu dari tahun-tahun lalu yang berpengaruhi
kepada terhadap auditor.
o Informasi yang berkaitan dengan SPI.
o Hasil prosedur analitis dari tahun-tahun lalu.
 ARSIP TAHUN BERJALAN
• Meliputi semua dokumen yang bersangkutan dengan tahun berjalan atau
tahun yang diperiksa, yaitu:
o Program audit
o Informasi umum
o Working trial balance
o Jurnal penyesuaian dan reklasifikasi
o Daftar pendukung:
 Analisis
 Daftar saldo
 Rekonsiliasi jumlah-jumlah tertentu
 Uji kewajaran
 Ringkasan pelaksanaan prosedur
 Pemeriksaan dokumen pendukung
 Dokumen-dokumen dari luar
 PENYUSUNAN DOKUMEN AUDIT
• Setiap file audit harus memiliki identifikasi yang jelas, yang memuat informasi
nama klien, periode yang diaudit, uraian isi file, paraf pembuat kertas kerja,
tanggal pembuatan, dan kode indek kertas kerja.
• Dokumen audit harus diberi indek dan referensi silang
• Dokumen audit yang sudah rampung harus secara jelas menunjukkan
pekerjaan audit yang dilakukan.
• Dokumen audit harus berisi ccukup informasi untuk memenuhi kebutuhan
sesuai rencana.
• Kesimpulan yang diapai tentang suatu segmen audit harus diformulasikan
dengan jelas.
Gambar 5-4

Anda mungkin juga menyukai